Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 33

LAPORAN TUTORIAL SKENARIO 1

DIABETES EDUKATOR

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK TUTORIAL 2
 Muhammad Kahirul Mizan
 Alfauzi Adhe Destyanto
 Iqbal Muzizat Rianto
 Fatimmah Denalian
 Dwi Istiana
 Fani Melinda Eka Puti
 Yunita Larasati
 Novika Riswanti
 Angesti Sinta Kumalasari
 Harningsih Putri Mustikasari
 Salma Ayu Sholikhah
 Sarah Amalia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020
1. General Learning Objective:
After this tutorial, the student shall be able to understand the medical treatments,
complementary therapy and describe nursing care management for clients with uncontrolled
DM type 2.
SKENARIO 1
“Difficult to control”

A 62 years old man was diagnosed with DM type 2 since 5 years ago. The current result of
Fasting Blood Glucose (FBG) is 180 mg/dl, Blood Glucose 2 h Post Pandrial is 230 mg/dl, blood
pressure 170/100 mmHg, triglyseride 200 mg/dl, total cholesterol 314 mg/dl, HbA1C 7,8%, and
BMI 26. The result of monofilament test is normal. Ankle Brachial Index (ABI) is 1.05.

During the assessment, the patient said that he knew about diabetic managements. He said
that he must control his diet, stop smoking, perform regular exercise, and take medicine
routinely. However, the patient finds it difficult to accomplish these diabetic managements. He
often feel hungry, thirsty, and weak. The patient does not control the amount of food consumed
and he also still consumes sweet food such as cake, “gethuk”, “kolak”, and high cholesterol
foods such as jeroan. He also said that exercise is very challenging because he feels weak. He
used to take metformin 500mg 3x/day and glibenclamid 5mg 3x/day and boiled leafs of
“Kersen” or “Talok” (Muntingia calabura L.) every morning and evening, but now he has to
take Novorapid 10 IU 2x/day after breakfast and lunch. His wife says that she already remind her
husband to control his diet and exercise regularly, however the patient rarely follow her
suggestion.

The nurse assess the barriers of the patients to accomplish diabetes management. The nurse
plans goal setting intervention on diabetes management and regular phone call follow up every
week. The patient and his wife are scheduled to regular visit to diabetes clinic at least every
month.

2. Students task:
Make questions as much as possible related to the scenario!
3. Method of study:
Small Group Discussion (SGD) employing the seven jump
Seorang pria berusia 62 tahun didiagnosis menderita DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu. Hasil
saat ini dari Glukosa Darah Puasa (GDP) adalah 180 mg / dl (normalnya <100 mg/dl), Glukosa
Darah 2 jam Pasca Pandrial adalah 230 mg / dl (normalnya <140 mg/dl), tekanan darah 170/100
mmHg, triglyseride 200 mg / dl, total kolesterol 314 mg/dl (normalnya <200, HbA1C 7
kolesterol , 8%, dan BMI 26 (gemuk). Hasil tes monofilamen normal. Ankle Brachial Index
(ABI) adalah 1,05.
Selama pengkajian, pasien mengatakan bahwa dia tahu tentang manajemen diabetes. Dia
mengatakan bahwa dia harus mengendalikan pola makannya, berhenti merokok, melakukan
olahraga teratur, dan minum obat secara rutin. Namun, pasien merasa sulit untuk menyelesaikan
manajemen diabetes ini. Dia sering merasa lapar, haus, dan lemah. Pasien tidak mengontrol
jumlah makanan yang dikonsumsi dan ia juga masih mengkonsumsi makanan manis seperti kue,
"gethuk", "kolak", dan makanan kolesterol tinggi seperti jeroan. Dia juga mengatakan bahwa
olahraga sangat menantang karena dia merasa lemah. Dia biasa minum metformin 500mg 3x /
hari dan glibenclamid 5mg 3x / hari dan merebus daun "Kersen" atau "Talok" (Muntingia
calabura L.) setiap pagi dan sore, tetapi sekarang dia harus mengonsumsi Novorapid 10 IU 2x /
hari sesudahnya sarapan dan makan siang Istrinya mengatakan bahwa dia sudah mengingatkan
suaminya untuk mengontrol diet dan olahraga secara teratur, namun pasien jarang mengikuti
sarannya.
Perawat menilai hambatan pasien untuk mencapai manajemen diabetes. Perawat merencanakan
intervensi penetapan tujuan pada manajemen diabetes dan tindak lanjut panggilan telepon reguler
setiap minggu. Pasien dan istrinya dijadwalkan untuk kunjungan rutin ke klinik diabetes
setidaknya setiap bulan.
Seven Jump
A. STEP 1 : CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS
1. Pasca pandrial ?
 Fani :tes gula darah 2 jam setelah puasa 8 jam dan disuruh makan selang 2 jam dari
makan di cek gula darahnya, rentang normalnya <140. Ditambah pasien tidak boleh
beraktifitas berat sebelum dilakukannya tes kadar gula darah

Iqbal :Sebelum dicek gula darah pasien puasa 8 jam. tidak boleh mengkonsumsi
makanan dan obat. hanya mengkonsumsi air putih.

Fauzi : post pandrian adalah 2 jam setelah makan setelah itu cek gula darah. Rentang
diabetes >200 mg/dl

Putri : untuk menggambarkan kemampuan tubuh untuk mengontrol gula darah yang
terkait dengan sensitifitas insulin

2. Angkle brachial index itu apa ?


 Dwi :pemeriksaan pulsasi atau denyutan nadi pada brakial kaki. Berhubungan
dengan iskemik jaringan karna kekurangan oksigen dari jantung. Untuk menentukan
penatalaksanaan

Mizan : reaksi tekanan darah sistolik pd pergelangan kaki dan tangan, pemeriksaan
ini diukur dengan posisi terlentang menggunakan Doppler vaskuler

Sinta : rasio tekanan sistolik ankle dan brachial. Normalnya 0,90 dan 1,30. Kalo
indeksnya <0,90 bahwa ada darah yg kesulitan mencapai telapak kaki.

Timeh : tidk normal : 0,41-0,9


0,4 : sudah mengalami ulkus dan gangrene
3. HbA1c itu apa? Hubungannya dengan DM?
 Sarah : HbA1c :adalah tes rata rata gula darah selama 1-3 bulan yg terindikasikan
diabetes, diabetes. Tidak harus berpuasa, untuk mengetahui seberapa efektif
penatalaksanaan diabetes

Fauzi : untuk melihat banyaknya perlekatan gula protein dlm darah. Biasanya
digunakan untuk melihat efektifitas control diabetes.

Putri : untuk mengetahui kadar gula darah terkontrol. Tidak terkontrol ketika kadar
gula darah >6,5%

4. PP,ABI, HbA1c, tes monofilament


 Yuni : untuk menguji neufofati pada pasien

Fani : mendetesi dini penurunan sensori dikaki, sehingga meminimalkan risiko ulkus
dm

5. Glinclamid?
 Vika : obat yg digunakan dm type 2 untuk mengendalikan glukosa darah tinggi.
Glipenclamid merangsang tubuh mengeluarkan insulin lebih banyak dari biasanya.

Salma : Glibenclamide obat diabetes untuk menurunkan gula. Glibenclamide bekerja


dengan meningkatkan sekresi insulin oleh pancreas

6. Metformin, FBG?
 Timeh : obat yg berfungsi untuk mengurangi produksi glukosa dalam hati dan
memperbaiki ambilan glukosa di ambilan perifer.

Dwi : menekan sensitifiras insulin agar kerjanya sensitive terhadap glukosa


7. Tigliseserida & kolesterol, Novorapid?
 Tligserit dari lemak yang berasal dari makanan, nilai normal <100 kolesterol yang
dihasil kan oleh zat yang dihasilkan oleh tubuh.
Kolesterol : membangun jaringan dan sel. HDL kolesterol baik (membawa lemak
dari jaringan tubuh ke hati & LDL kolseterol baik

Iqbal : novorapid adalah obat untuk anti hiperglikemia berupa insulin. Rapid action,
punyak efeknya 1 sampai 2 jam

B. STEP 2 : PROBLEM DEFINITION


1. Apakah peran perawat selain memonitor setiap bulan
2. Mengapa pasien tetap saja tidak dapat mengontrol makanan yang dikonsumsi? Apa yang
perlu dikaji lagi?
3. Bagaimana pengaruh dan kegunaan daun kersen pada penderita dm
4. Apakah mengkonsumsi air rebusan daun kersen/talok talok disertai obat dm memiliki
efek samping jika bersamaan?
5. Kenapa tekanan darah pada pasien tersebut tinggi
6. Bagaimana cara perawat meningkatkan kesadaran tentag manajemen dm kepada pasien?
7. Apakah pada pasien yang diberikan obat metformin, glibenclamid, novorapid dan pasien
yang mengkonsumi daun talok itu beresiko menyebabkan pasien mengalami hipoglikemi
mengingat semua terapi tadi dilakukan bersamaan dan mempunyai fungsi menurunkan
kadar glukosa darah
8. Berdasarkan skenario reguler phone call follow up, topik apa saja yang dikomunikasikan
perawat sesuai dengan komunikasi terapeutik terkait manajemen dm pada pasien tsb?
9. Apakah intervensi yang diberikan perawat sudah tepat? Jika belum apa intervensi yang
lebih tepat lagi?
10. Apakah intervensi yang bisa perawat lakukan untuk mencapai manajemen diabetes pada
pasien?
11. Kiat kiat manajemen diabetes yang baik?
12. Apa saja menejemen dm dan bagaimana cara perawat memberikan edukasi yang tepat
terkait manajemen dm pada pasien tersebut?
13. Tujuan apa yang akan di capai dalam waktu dekat dan panjang?

C. STEP 3 : BRAINSTROMING
1. Apakah peran perawat selain memonitor setiap bulan
 Putri :
care giver : memberikan fasilitas pelayanan pada pasien homecare, menjelaskan
perawatan kaki, pengecekan gula darah, gejala dan keluhan yg dirasakan.
Educator : secara bertahap pasien diberikan edukasi mengenai tingkat awal dan lanjut
. awal itu pendidikan dasar dm dan dilanjutkan bertahap

Iqbal : educator : memberikan ilmu pd masyarakat awam untuk menjadikan


masyarakat itu sendiri dpt mengontrol gula darah. Ketika mengedukasi tidk boleh
menakut nakuti pasien.

Dwi : 3 upaya pencegahan. Primer : berdasarkan populasi sehat, memberikan


edukasi, sperti mengenal diabetes, lifestyle, emosional support, obat obatan yg harus
dikonsumsi, dan olahraga. Agar terhindar dri diabetes
Sekunder : sasaran populasi beresiko dan sudah menderita dm. perannya
mengskrring awal terkait gula darah, riwayat dm, life style dari life style apakah
beresiko.

2. Mengapa pasien ttp sja tidak dapat mengontrol makanan yg dikonsumsi? Apa yg perlu
dikaji
 Yuni : diakibatkan jumlah makanan yg dikonsumsi, jadwal dan jenis. Kita bisa
mengontrol kadar gula darah, lalu di evaluasi

Salma : dukungan sosial pd pasien. Apakah karna tidak ada dukungan keluarga atau
tidak, apakah makanan disediakan oleh keluarga. Lingkungan keluarga merokok atau
tidak, olahraga apakah sekedar diingatkan atau diajarkan
Fani : pengetahuan baik dan harus memiliki motivasi baik agar memengaruhi tingkat
kepatuhan dietnya. Pada scenario pengetahuan pasien sudah baik tetapi belum tertera
motivasi pasien seperti apa, karna akan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien

Pertanyaan tambahan Dwi :


Fatimah : menu diet dm sama dengan orang sehat. Yg perlu ditekankan itu jumlah kalori,
kemungkinan pasien tidak mematuhi jumlah kalorinya. Yg perlu ditekankan jumlah yang
masuk ke klien agar tdk ada peningkatan jumlah kolesterol dan glukosa

3. Bagaimana pengaruh dan kegunaan daun kersen pada penderita dm


 Sarah : mengandung senyawa organic flafonoid untuk mengontrol gula dara dan
memicu pancreas untuk memproduksi insulin.

Iqbal : Rebusan daun talok/kersen mengandung falavanoid sebagai antioksidan yang


dapat meregenerasi sel B pankreas yang tdinya menurun dan meningkatkan
sensitifitas insulin.
Tidak memiliki efek samping, justru rebusan daun kersen dapat membantu kinerja
obat metformin sbg perangsang sensitifitas insulin. (Semalam nemu jurnalnya). Dan
sudah diteliti terkait rebusan daun kersen

Fatimah : Pemberian kersen itu beepengaruh ya buat dm..pemberian 15 gram daun


kersen direbus air 200 mili, di rebus sampe.sisa air 100 mili diminum 2 kali.sehari

Dwi : cara mengkonsumsi daun dicuci dan direbus dan diperas nah cairannya yg
dikonsumsi. Diminum 2xsehari
4. apakah mengkonsumsi air rebusan daun kersen/talok talok disertai obat dm memiliki efek
samping jika bersamaan?

 Rebusan daun talok/kersen mengandung falavanoid sebagai antioksidan yang dapat


meregenerasi sel B pankreas yang tdinya menurun dan meningkatkan sensitifitas
insulin. Tidak memiliki efek samping, justru rebusan daun kersen dapat membantu
kinerja obat metformin sbg perangsang sensitifitas insulin. (Semalam nemu
jurnalnya). Dan sudah diteliti terkait rebusan daun kersen

5. kenapa tekanan darah pada pasien tersebut tinggi


 fauzi-- tekanan darah pada pasien tinggi bisa jadi diakibatkan oleh adanya
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak dari penyakit dm pasien itu
sendiri, hal ini diperkuat dengan nilai trigsliserida dan kolestrol pasien yang tinggi,
bmi , dan Hb1c nya yang juga inggi

vika : Diabetes yang terus dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah
dan peningkatan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penumpukan
lemak ini dapat meningkatkan risiko pembuluh darah menyempit karena tersumbat
hingga akhirnya mengeras. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aliran darah yang
kencang dari jantung jadi terhambat karema tidak semuanya bisa melewati pembuluh
yang sempit. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras lagi untuk memompa
darah. Inilah yang menyebabkan tekanan darah lama lama meningkat

6. bagaimana cara perawat meningkatkan kesadarab ttg manajemen DM kpd pasien?


 Salma : dengan cara melalui keluarga, karna yg lebih banyak bersama keluaga nya jdi
agar mendapat dukungan yang lebih baik dari keluarga mengenai manajemen diabetes
agar dpt lebih meningkatkan kesadaran

Fatimah : Untuk meningkatkan kesadaran pasien terhadap manajemen dm salah


satunya bisa dengan rencana kegiatan khusus, di kasus kan pasien gamau berolahraga
ya karena.merasa lemas. Nah kita sebagai perawat bisa melakukan program prestasi
olahraga dimana perawat dan keluarga memberikan reward bagi pasien yg mau
menjalankan olahraga. Ini tercantum dalam materi edukasi tingkat lanjut pada pasien
dengan dm kronis

Iqbal : bisa menambakan jadwal olahraga ringan rutin bersama keluarga agar pasien
termotivasi beraktivitas.

Sinta : dari keluarga bisa mendukung program pasien dengan mungkin kalau yang
malas olahraga bisa dijadwalkan misal 1minggu 2 kali tapi tetep bertambah minggu2
berikutnya secara bertahap agar membuat pasien terbiasa

7. apakah pada pasien yang diberikan obat metformin, glibenclamid, novorapid dan pasien
yang mengkonsumi daun talok itu beresiko menyebabkan pasien mengalami hipoglikemi
mengingat semua terapi tadi dilakukan bersamaan dan mempunyai fungsi menurunkan
kadar glukosa darah?
 Rebusan daun talok/kersen mengandung falavanoid sebagai antioksidan yang dapat
meregenerasi sel B pankreas yang tdinya menurun dan meningkatkan sensitifitas
insulin. Tidak memiliki efek samping, justru rebusan daun kersen dapat membantu
kinerja obat metformin sbg perangsang sensitifitas insulin. (Semalam nemu
jurnalnya). Dan sudah diteliti terkait rebusan daun kersen

8. berdasarkan skenario reguler phone call follow up, topik apa saja yg dikomunikasikan
perwat sesuai dwngan komunikasi terapeutik terkait manajemen dm pada px tsb?
 Fatimah : Topik yg perlu dibicarakan pastinya ttg nutrisi, kegiatan fisik seperti
olahraga, pengendalian penyakit penyerta seperti hipertensi dan kolestrol.tinggi,
bicarakan terkait penemuan mutakhir ttg dm seperti pengobatan non farmakologi,
pemeliharaan dan perawatan kaki

Putri : Topik yang di bicarakan secara terapetik menanyakan dulu terkait dengan
keluhan yang di rasakan lalu terkait penyulit apa saja yang di hadapi , lalu baru
masuk mengenai manajemen dm yaitu olahrga, diet, pendidikan kesehatan , dan yang
terakhir adalah farmko dan non farmako dengan perawat selain sebagai edukator juga
fasilitator

Yunita : Yg akan dibahas mengenai perilaku yg beresiko untuk dikurangi (merokok,


makan makanan manis yg berlebih), meningkatkan olahraga, aktivitas fisik, dan
kepatuhan minum obat

9. apakah intervensi yang diberikan perawat sudah tepat? Jika belum apa intervensi yg lebih
tepat lagi?
 Iqbal : Bisa diberikan edukasi mengenai 4 pilar penatalaksanaan DM:
•edukasi
•pola makan
•olahraga jasmani
•pemantauan farmako

Fauzi : pemberian edukasi tadi juga harus diberikan pada keluarga, perawat juga bisa
memberikan media munkin berupa catatan kepada pasien dan keluarga jadi ketika
pasien lupa pasien bisa membaca ulang catatan yang telah diberikan perawat tadi

Dwi : intervensi yang diberikan perawat terkait manajeme dm yang diberika perawat
sesuai kasus sudah tepat akan tetapi bisa ditambahkan terkait manajemen psikologis
pasien tsb. karena psikis pasien dm juga ddapat mempengaruhi tingkat penyembuhan

Sinta : Menambahkan terkait psikologis pasien juga jadi dilihat apakah pasien senang
dengan keputusan perawat dalam pengobatannya jika pasien merasa kurang bisa
didiakusikan dengn pasien, dan menjalani pengobatan apakah perasaan pasien

Fani : kan pasien sudah diedukasi sama perawat nam untuk pola makan bisa seperti
bahawa rumah tangga, contohnya menggunakan garam setengah sendok makan ,
bukan menggunakan bahasa seperti mengurani gula, mengurani garam saja tidak
dengan takaran rumah tangga yg mudah dimengerti
Salma : Hanya saja belum ada kepatuhan untuk menjalankan sehingga perlu adanya
monitoring dan follow up dari perawat agar pasien menjadi lebih patuh

10. kan diskenario perawat merencanakan intervensi penetapan tujuan pada manajemen
diabetes dan tindak lanjut panggilan telepon reguler setiap minggu. • Apakah
intervensi yang bisa perawat lakukan untuk mencapai manajemen diabetes pada px?
Sudah dijelaskan diatas
11. Kiat kiat manajemen diabetes yang baik : sudah dijelaskan diatas
12. Dwi : apa saja menejemen dm dan bgmn cara perawat memberikan edukasi yg tepat
terkait manajemen dm pada px tsb? Sudah dijelaskan diatas

13. Putri : tujuan apa yang akan di capai dalam waktu dekat dan panjang

 Yuni :
Tujuan jangka pendek
1. Tanda dan gejala dm berkurang
2. Mempertahankan rasa nyaman
3. Tercapainya pengendalian kadar glukosa darah

Tujuan jangka panjang untuk pasien dm yaitu mengurangi keparahan penyakit yg


memungkinkan terjadi komplikasi yg lebih parah

Fatimah : Tujuan jangka panjang :mencegah dan menghambat progesivitas penyakit


mikroangipati dan makroangiopati
Jangka pendek : menghilangkan keluhan, memperbaiki kualiyad hidup,
mengurangi.resiko komplikadi

fauzi-- dalam waktu dekat tentunya menurunkan kada gula darah, trigliserida,
kolestrol dan tekanan darah tinggi. untuk jangka panjang adalah menajaga kadar gula
darah, trigliserida dan kolestrol, serta tekanan darah agar stabil dengan cara
manajemen diet diabetes dan diet hipertensi, serta teratur minum obat dan olahraga
yang sesuai

14. Dwi : berdasarkan hasil pem. Penunjang apakah pasien mengarah kekomplikasi dm atau
tidak? Semisal iya bagaiaman cara perawat melakukan intervensi terkait komplikasi dm
pada px tsb?
 Fauzi : dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang, tekanan darah yg tinggi mungkin
terjadi karna arterosklerosis apabila menyumbat bagian otak maka akan
mengakibatkan stroke.

Salma : Untuk penunjang abi dan test monofilament hasil nya tidak mengarah ke
komplikasi karena normal sehingga pasien pada kasus tidak ada komplikasi terkait
sistem syaraf

Putri : Kalau dari trigliseridnya itu tinggi ya termasuknya dan juga kolestrol nah itu
dapat sudah jelas terjadi obesitas karena BMI nya juga dan juga HbA1c nya juga
menyatakan diabetses tak terkontrol di tambah kadar glukosa darah yang tinggi
otomatis resiko dari komplikasinya juga sangat memungkinkan seperti ulkus dll
Untuk intervensi yang harus di berikan itu menurut saya lakukan pasien patuh
manajemen diabetes agar mengurangi resiko komplikasi dan juga pengecekan seperti
ABI dan darah lengkap juga

15. Adakah terapi yang mendukung untuk meredakan hipertensi terhadap pasien DM? Baik
farmako maupun nonfarmako

 karena penumpukan kolesterol, jadi dibutuhkan aktivitas fisik untuk pembakaran


kalori, dan melakukan diet yang dianjurkan pada penderita DM.
D. STEP 4 : ANALYZING PROBLEM
1. Apakah peran perawat selain memonitor setiap bulan
 Putri :
care giver : memberikan fasilitas pelayanan pada pasien homecare, menjelaskan
perawatan kaki, pengecekan gula darah, gejala dan keluhan yg dirasakan.
Educator : secara bertahap pasien diberikan edukasi mengenai tingkat awal dan lanjut
. awal itu pendidikan dasar dm dan dilanjutkan bertahap

Iqbal : educator : memberikan ilmu pd masyarakat awam untuk menjadikan


masyarakat itu sendiri dpt mengontrol gula darah. Ketika mengedukasi tidk boleh
menakut nakuti pasien.

Dwi : 3 upaya pencegahan. Primer : berdasarkan populasi sehat, memberikan


edukasi, sperti mengenal diabetes, lifestyle, emosional support, obat obatan yg harus
dikonsumsi, dan olahraga. Agar terhindar dri diabetes
Sekunder : sasaran populasi beresiko dan sudah menderita dm. perannya
mengskrring awal terkait gula darah, riwayat dm, life style dari life style apakah
beresiko.

2. Mengapa pasien ttp sja tidak dapat mengontrol makanan yg dikonsumsi? Apa yg perlu
dikaji
 Yuni : diakibatkan jumlah makanan yg dikonsumsi, jadwal dan jenis. Kita bisa
mengontrol kadar gula darah, lalu di evaluasi

Salma : dukungan sosial pd pasien. Apakah karna tidak ada dukungan keluarga atau
tidak, apakah makanan disediakan oleh keluarga. Lingkungan keluarga merokok atau
tidak, olahraga apakah sekedar diingatkan atau diajarkan

Fani : pengetahuan baik dan harus memiliki motivasi baik agar memengaruhi tingkat
kepatuhan dietnya. Pada scenario pengetahuan pasien sudah baik tetapi belum tertera
motivasi pasien seperti apa, karna akan mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien
Pertanyaan tambahan Dwi :
Fatimah : menu diet dm sama dengan orang sehat. Yg perlu ditekankan itu jumlah kalori,
kemungkinan pasien tidak mematuhi jumlah kalorinya. Yg perlu ditekankan jumlah yang
masuk ke klien agar tdk ada peningkatan jumlah kolesterol dan glukosa

3. Bagaimana pengaruh dan kegunaan daun kersen pada penderita dm


 Sarah : mengandung senyawa organic flafonoid untuk mengontrol gula dara dan
memicu pancreas untuk memproduksi insulin.

Iqbal : Rebusan daun talok/kersen mengandung falavanoid sebagai antioksidan yang


dapat meregenerasi sel B pankreas yang tdinya menurun dan meningkatkan
sensitifitas insulin.
Tidak memiliki efek samping, justru rebusan daun kersen dapat membantu kinerja
obat metformin sbg perangsang sensitifitas insulin. (Semalam nemu jurnalnya). Dan
sudah diteliti terkait rebusan daun kersen

Fatimah : Pemberian kersen itu beepengaruh ya buat dm..pemberian 15 gram daun


kersen direbus air 200 mili, di rebus sampe.sisa air 100 mili diminum 2 kali.sehari

Dwi : cara mengkonsumsi daun dicuci dan direbus dan diperas nah cairannya yg
dikonsumsi. Diminum 2xsehari

4. apakah mengkonsumsi air rebusan daun kersen/talok talok disertai obat dm memiliki efek
samping jika bersamaan?

 Rebusan daun talok/kersen mengandung falavanoid sebagai antioksidan yang dapat


meregenerasi sel B pankreas yang tdinya menurun dan meningkatkan sensitifitas
insulin. Tidak memiliki efek samping, justru rebusan daun kersen dapat membantu
kinerja obat metformin sbg perangsang sensitifitas insulin. (Semalam nemu
jurnalnya). Dan sudah diteliti terkait rebusan daun kersen
5. kenapa tekanan darah pada pasien tersebut tinggi
 fauzi-- tekanan darah pada pasien tinggi bisa jadi diakibatkan oleh adanya
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak dari penyakit dm pasien itu
sendiri, hal ini diperkuat dengan nilai trigsliserida dan kolestrol pasien yang tinggi,
bmi , dan Hb1c nya yang juga inggi

vika : Diabetes yang terus dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah
dan peningkatan penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah. Penumpukan
lemak ini dapat meningkatkan risiko pembuluh darah menyempit karena tersumbat
hingga akhirnya mengeras. Kondisi ini disebut aterosklerosis. Aliran darah yang
kencang dari jantung jadi terhambat karema tidak semuanya bisa melewati pembuluh
yang sempit. Akibatnya, jantung harus bekerja lebih keras lagi untuk memompa
darah. Inilah yang menyebabkan tekanan darah lama lama meningkat

6. bagaimana cara perawat meningkatkan kesadarab ttg manajemen DM kpd pasien?


 Salma : dengan cara melalui keluarga, karna yg lebih banyak bersama keluaga nya jdi
agar mendapat dukungan yang lebih baik dari keluarga mengenai manajemen diabetes
agar dpt lebih meningkatkan kesadaran

Fatimah : Untuk meningkatkan kesadaran pasien terhadap manajemen dm salah


satunya bisa dengan rencana kegiatan khusus, di kasus kan pasien gamau berolahraga
ya karena.merasa lemas. Nah kita sebagai perawat bisa melakukan program prestasi
olahraga dimana perawat dan keluarga memberikan reward bagi pasien yg mau
menjalankan olahraga. Ini tercantum dalam materi edukasi tingkat lanjut pada pasien
dengan dm kronis

Iqbal : bisa menambakan jadwal olahraga ringan rutin bersama keluarga agar pasien
termotivasi beraktivitas.
Sinta : dari keluarga bisa mendukung program pasien dengan mungkin kalau yang
malas olahraga bisa dijadwalkan misal 1minggu 2 kali tapi tetep bertambah minggu2
berikutnya secara bertahap agar membuat pasien terbiasa

7. apakah pada pasien yang diberikan obat metformin, glibenclamid, novorapid dan pasien
yang mengkonsumi daun talok itu beresiko menyebabkan pasien mengalami hipoglikemi
mengingat semua terapi tadi dilakukan bersamaan dan mempunyai fungsi menurunkan
kadar glukosa darah?
 Rebusan daun talok/kersen mengandung falavanoid sebagai antioksidan yang dapat
meregenerasi sel B pankreas yang tdinya menurun dan meningkatkan sensitifitas
insulin. Tidak memiliki efek samping, justru rebusan daun kersen dapat membantu
kinerja obat metformin sbg perangsang sensitifitas insulin. (Semalam nemu
jurnalnya). Dan sudah diteliti terkait rebusan daun kersen

8. berdasarkan skenario reguler phone call follow up, topik apa saja yg dikomunikasikan
perwat sesuai dwngan komunikasi terapeutik terkait manajemen dm pada px tsb?
 Fatimah : Topik yg perlu dibicarakan pastinya ttg nutrisi, kegiatan fisik seperti
olahraga, pengendalian penyakit penyerta seperti hipertensi dan kolestrol.tinggi,
bicarakan terkait penemuan mutakhir ttg dm seperti pengobatan non farmakologi,
pemeliharaan dan perawatan kaki

Putri : Topik yang di bicarakan secara terapetik menanyakan dulu terkait dengan
keluhan yang di rasakan lalu terkait penyulit apa saja yang di hadapi , lalu baru
masuk mengenai manajemen dm yaitu olahrga, diet, pendidikan kesehatan , dan yang
terakhir adalah farmko dan non farmako dengan perawat selain sebagai edukator juga
fasilitator

Yunita : Yg akan dibahas mengenai perilaku yg beresiko untuk dikurangi (merokok,


makan makanan manis yg berlebih), meningkatkan olahraga, aktivitas fisik, dan
kepatuhan minum obat
9. apakah intervensi yang diberikan perawat sudah tepat? Jika belum apa intervensi yg lebih
tepat lagi?
 Iqbal : Bisa diberikan edukasi mengenai 4 pilar penatalaksanaan DM:
•edukasi
•pola makan
•olahraga jasmani
•pemantauan farmako

Fauzi : pemberian edukasi tadi juga harus diberikan pada keluarga, perawat juga bisa
memberikan media munkin berupa catatan kepada pasien dan keluarga jadi ketika
pasien lupa pasien bisa membaca ulang catatan yang telah diberikan perawat tadi

Dwi : intervensi yang diberikan perawat terkait manajeme dm yang diberika perawat
sesuai kasus sudah tepat akan tetapi bisa ditambahkan terkait manajemen psikologis
pasien tsb. karena psikis pasien dm juga ddapat mempengaruhi tingkat penyembuhan

Sinta : Menambahkan terkait psikologis pasien juga jadi dilihat apakah pasien senang
dengan keputusan perawat dalam pengobatannya jika pasien merasa kurang bisa
didiakusikan dengn pasien, dan menjalani pengobatan apakah perasaan pasien

Fani : kan pasien sudah diedukasi sama perawat nam untuk pola makan bisa seperti
bahawa rumah tangga, contohnya menggunakan garam setengah sendok makan ,
bukan menggunakan bahasa seperti mengurani gula, mengurani garam saja tidak
dengan takaran rumah tangga yg mudah dimengerti

Salma : Hanya saja belum ada kepatuhan untuk menjalankan sehingga perlu adanya
monitoring dan follow up dari perawat agar pasien menjadi lebih patuh

10. kan diskenario perawat merencanakan intervensi penetapan tujuan pada manajemen
diabetes dan tindak lanjut panggilan telepon reguler setiap minggu. • Apakah
intervensi yang bisa perawat lakukan untuk mencapai manajemen diabetes pada px?
Sudah dijelaskan diatas
11. Kiat kiat manajemen diabetes yang baik : sudah dijelaskan diatas
12. Dwi : apa saja menejemen dm dan bgmn cara perawat memberikan edukasi yg tepat
terkait manajemen dm pada px tsb? Sudah dijelaskan diatas

13. Putri : tujuan apa yang akan di capai dalam waktu dekat dan panjang

 Yuni :
Tujuan jangka pendek
1. Tanda dan gejala dm berkurang
2. Mempertahankan rasa nyaman
3. Tercapainya pengendalian kadar glukosa darah

Tujuan jangka panjang untuk pasien dm yaitu mengurangi keparahan penyakit yg


memungkinkan terjadi komplikasi yg lebih parah

Fatimah : Tujuan jangka panjang :mencegah dan menghambat progesivitas penyakit


mikroangipati dan makroangiopati
Jangka pendek : menghilangkan keluhan, memperbaiki kualiyad hidup,
mengurangi.resiko komplikadi

fauzi-- dalam waktu dekat tentunya menurunkan kada gula darah, trigliserida,
kolestrol dan tekanan darah tinggi. untuk jangka panjang adalah menajaga kadar gula
darah, trigliserida dan kolestrol, serta tekanan darah agar stabil dengan cara
manajemen diet diabetes dan diet hipertensi, serta teratur minum obat dan olahraga
yang sesuai

14. Dwi : berdasarkan hasil pem. Penunjang apakah pasien mengarah kekomplikasi dm atau
tidak? Semisal iya bagaiaman cara perawat melakukan intervensi terkait komplikasi dm
pada px tsb?
 Fauzi : dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang, tekanan darah yg tinggi mungkin
terjadi karna arterosklerosis apabila menyumbat bagian otak maka akan
mengakibatkan stroke.

Salma : Untuk penunjang abi dan test monofilament hasil nya tidak mengarah ke
komplikasi karena normal sehingga pasien pada kasus tidak ada komplikasi terkait
sistem syaraf

Putri : Kalau dari trigliseridnya itu tinggi ya termasuknya dan juga kolestrol nah itu
dapat sudah jelas terjadi obesitas karena BMI nya juga dan juga HbA1c nya juga
menyatakan diabetses tak terkontrol di tambah kadar glukosa darah yang tinggi
otomatis resiko dari komplikasinya juga sangat memungkinkan seperti ulkus dll
Untuk intervensi yang harus di berikan itu menurut saya lakukan pasien patuh
manajemen diabetes agar mengurangi resiko komplikasi dan juga pengecekan seperti
ABI dan darah lengkap juga

15. Adakah terapi yang mendukung untuk meredakan hipertensi terhadap pasien DM? Baik
farmako maupun nonfarmako

 karena penumpukan kolesterol, jadi dibutuhkan aktivitas fisik untuk pembakaran


kalori, dan melakukan diet yang dianjurkan pada penderita DM.

E. STEP 5 : LEARNING OBJECTIVE


1. Definisi DM Type 2
 Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika
telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular
mikroangiopati (kerusakan makrovaskuler atau gangguan pada pembuluh darah besar.
Biasanya, gejala klinis yang muncul adalah penyakit jantung koroner dan stroke).
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel
terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang
normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes
mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.
Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai oleh
kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas
dan atau fungsi insulin (resistensi insulin)

2. Patofisiologi
 8 organ terlibat : pancreas, otot, lemak, usus, ginjal, otak
Kegagalan sel beta pankreas :
Liver : resistensi insulin berat, gluconeogenesis meningkat
Otot : gangguan transport glukosa pada sel otot, obat : metformin
Lemak : peningkatan lipolosis dan asam lemak bebas yg mencetuskan resistensi insulin
Usus : peningkatan glukosa darah setelah makan, mennunakan obat akarbosa
Ginjal : adanya kerusakan di SLGT2 sehinggan terjadi kencing manis
Otak : adanya penekanan peningkatan nafsu makan di otak

Kesimpulan : DM tipe 2 reistensi insulin, gagal memasukkan glukosa kedalam sel karena
hanya sedikit jumlahnya sehingga pasokan nutrisi pada sel tidak masimal. Viksositas
darah mengental membuat iskemik karena kekurangan nutrisi.

Resistensi Insulin

Dua patofisiologi utama yang mendasari terjadinya kasus DMT2 secara genetik adalah
resistensi insulin dan defek fungsi sel beta pankreas. Resistensi insulin merupakan
kondisi umum bagi orang-orang dengan berat badan overweight atau obesitas. Insulin
tidak dapat bekerja secara optimal di sel otot, lemak, dan hati sehingga memaksa
pankreas mengkompensasi untuk memproduksi insulin lebih banyak. Ketika produksi
insulin oleh sel beta pankreas tidak adekuat guna mengkompensasi peningkatan resistensi
insulin, maka kadar glukosa darah akan meningkat, pada saatnya akan terjadi
hiperglikemia kronik. Hiperglikemia kronik pada DMT2 semakin merusak sel beta di
satu sisi dan memperburuk resistensi insulin di sisi lain, sehingga penyakit DMT2
semakin progresif. Secara klinis, makna resistensi insulin adalah adanya konsentrasi
insulin yang lebih tinggi dari normal yang dibutuhkan untuk mempertahankan
normoglikemia. Pada tingkat seluler, resistensi insulin menunjukan kemampuan yang
tidak adekuat dari insulin signaling mulai dari pre reseptor, reseptor, dan post reseptor.
Secara molekuler beberapa faktor yang diduga terlibat dalam patogenesis resistensi
insulin antara lain, perubahan pada protein kinase B, mutasi protein Insulin Receptor
Substrate (IRS), peningkatan fosforilasi serin dari protein IRS, Phosphatidylinositol 3
Kinase (PI3 Kinase), protein kinase C, dan mekanisme molekuler dari inhibisi transkripsi
gen IR (Insulin Receptor).

Disfungsi Sel Beta

Pankreas Pada perjalanan penyakit DMT2 terjadi penurunan fungsi sel beta pankreas dan
peningkatan resistensi insulin yang berlanjut sehingga terjadi hiperglikemia kronik
dengan segala dampaknya. Hiperglikemia kronik juga berdampak memperburuk
disfungsi sel beta pankreas. Sebelum diagnosis DMT2 ditegakkan, sel beta pankreas
dapat memproduksi insulin secukupnya untuk mengkompensasi peningkatan resistensi
insulin. Pada saat diagnosis DMT2 ditegakkan, sel beta pankreas tidak dapat
memproduksi insulin yang adekuat untuk mengkompensasi peningkatan resistensi insulin
oleh karena pada saat itu fungsi sel beta pankreas yang normal tinggal 50%. Pada tahap
lanjut dari perjalanan DMT2, sel beta pankreas diganti dengan jaringan amiloid,
akibatnya produksi insulin mengalami penurunan sedemikian rupa, sehingga secara
klinis DMT2 sudah menyerupai DMT1 yaitu kekurangan insulin secara absolut. Sel beta
pankreas merupakan sel yang sangat penting diantara sel lainnya seperti sel alfa, sel delta,
dan sel jaringan ikat pada pankreas. Disfungsi sel beta pankreas terjadi akibat kombinasi
faktor genetik dan faktor lingkungan. Jumlah dan kualitas sel beta pankreas dipengaruhi
oleh beberapa hal antara lain proses regenerasi dan kelangsungan hidup sel beta itu
sendiri, mekanisme selular sebagai pengatur sel beta, kemampuan adaptasi sel beta
ataupun kegagalan mengkompensasi beban metabolik dan proses apoptosis sel. Pada
orang dewasa, sel beta memiliki waktu hidup 60 hari. Pada kondisi normal, 0,5 % sel beta
mengalami apoptosis tetapi diimbangi dengan replikasi dan neogenesis. Normalnya,
ukuran sel beta relatif konstan sehingga jumlah sel beta dipertahankan pada kadar optimal
selama masa dewasa. Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah sel beta akan menurun
karena proses apoptosis melebihi replikasi dan neogenesis. Hal ini menjelaskan mengapa
orang tua lebih rentan terhadap terjadinya DMT2. Pada masa dewasa, jumlah sel beta
bersifat adaptif terhadap perubahan homeostasis metabolik. Jumlah sel beta dapat
beradaptasi terhadap peningkatan beban metabolik yang disebabkan oleh obesitas dan
resistensi insulin. Peningkatan jumlah sel beta ini terjadi melalui peningkatan replikasi
dan neogenesis, serta hipertrofi sel beta. Pada DMT2, sel beta pankreas yang terpajan
dengan hiperglikemia akan memproduksi reactive oxygen species (ROS). Peningkatan
ROS yang berlebihan akan menyebabkan kerusakan sel beta pankreas. Hiperglikemia
kronik merupakan keadaan yang dapat menyebabkan berkurangnya sintesis dan sekresi
insulin di satu sisi dan merusak sel beta secara gradual.

Faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam terjadinya penyakit DMT2.
Faktor lingkungan tersebut adalah adanya obesitas, banyak makan, dan kurangnya
aktivitas fisik. Peningkatan berat badan adalah faktor risiko terjadinya DMT2. Walaupun
demikian sebagian besar populasi yang mengalami obesitas tidak menderita DMT2.
Penelitian terbaru telah menelaah adanya hubungan antara DMT2 dengan obesitas yang
melibatkan sitokin proinflamasi yaitu tumor necrosis factor alfa (TNFα) dan interleukin-6
(IL-6), resistensi insulin, gangguan metabolisme asam lemak, proses selular seperti
disfungsi mitokondria, dan stres retikulum endoplasma

3. Penatalaksanaan DM Dilihat Dari Edukasi, Diet, Obat, Monitoring Gula Darah Mandiri,
Perawatan Kaki Aktivitas Fisik
 Edukasi
Edukasi yang diberikan adalah pemahaman tentang perjalanan penyakit, pentingnya
pengendalian penyakit, komplikasi yang timbul dan resikonya, pentingnya intervensi
obat dan pemantauan glukosa darah, cara mengatasi hipoglikemia, perlunya latihan
fisik yang teratur, dan cara mempergunakan fasilitas kesehatan. Mendidik pasien
bertujuan agar pasien dapat mengontrol gula darah, mengurangi komplikasi dan
meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri. Memberikan informasi secara
bertahap, melakukan pendekatan dengan menggunakan simulasi, mendiskusikan
pengobatan secara terbuka, berikan penjelasan sederhana untuk terpai pengobatan,
memberi motivasi, melibatkan keluarga, perhatikan psikologis pasien, menggunakan
audiovisual. Pemantauan glukosa darah mandiri bisa diberikan edukasi dan
pemantauan secara berkala
Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu. Pada penyandang diabetes
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan
jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa
darah atau insulin. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat 60-70%, lemak 20-25% danprotein 10-15%. Untuk
menentukan status gizi, dihitung dengan BMI (Body Mass Indeks). Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini,
dapat dihitung dengan rumus berikut: BB (kg) / TB (m) X TB (m)

Obat
obat hipoglikema oral untuk mengendalikan kadar gloukosa darah (metformin,
glikazon) meningkatkan kerja insulin (natiglinit)
Terapi obat pada pasien dm : hiperglikemi oral (memicu sekresi insulin :
glibenklamid). (Menambah sensitivitas insulin contoh :metformin) menghambat alfa
glukosa untuk menurunkan hiperglikemi pos prandial, insulin : digunakan pada
pasien yg tidak dapat mengendalikan kadar gula darah dengan obathiperglikemi oral
(short acing insulin)

Monitoring gula darah mandiri


Pasien disarankan untuk melakukan monitor kadar glukosa darah secara mandiri (self
monitoring of blood glucose = SMBG). Hal ini akan sangat membantu pasien untuk
bisa mengetahui kadar gula darahnya setiap waktu, sehingga pasien mengetahui naik
turunnya kadar gula darah, termasuk mengetahui apabila timbul komplikasi
hipoglikemik secara dini. Frekuensi SMBG tergantung dari masing-masing individu,
tergantung tipe diabetes, tipe terapi, kontrol glikemik yang adekuat, kewaspadaan
terhadap keadaan hipoglikemik, kesibukan pekerjaan pasien, dan penyakit akut.
Untuk memantau timbulnya komplikasi, perlu ditanyakan adanya gangguan
penglihatan, keadaan kaki, adanya infeksi, timbul rasa nyeri, kesemutan atau
penurunan sensasi raba, serta disfungsi seksual pada pria. Pada pemeriksaan fisik
perlu diperiksa vital sign, termasuk nadi, tekanan darah, suhu, dan respiratory rate.
Perlu juga diperiksa ketajaman penglihatan, detak jantung, keadaan kulit, keadaan
kaki, pemeriksaan saraf, dan berat badan

Perawatan kaki
Perawatan kaki DM merupakan perawatan kaki yang dilakukan pada penderita
diabetes untuk mencegah terjadinya ulkus (luka). Mencuci dan membersihkan kaki:
menyiapkan air hangat, cuci kaki menggunakan sabun yang lembut seperti sabun
mandi bayi, keringkan kaki dengan handuk bersi terutama sela jari kaki, oleskan lition
untuk menghindari kulit kering dan pecah-pecah (jangan mengoleskan di sela-sela jari
kaki), memotong kuku lurus mengikuti bentuk normal untuk menghndsri luka (jika
kuku kakikeras direndam dengan air hangat terlebih dahulu agar lunak)

Aktivitas fisik
Dianjurkan latihan secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30 menit,
yang sifatnya sesuai dengan Continous, Rhythmical, Interval, Progresive, Endurance
(CRIPE). Training sesuai dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah
raga ringan jalan kaki biasa selama 30 menit. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang
gerak atau bermalasmalasan.
Olahraga yang dianjurkan yaitu yoga hata untuk menyerap kelebihan glukosa
didalam darah. Gerakannya merangsang fungsi pancreas, akan meningkatkan
kemampuan pancreas memproduksi insulin.
Pertanyaan : bagaimana mengetahui kebutuhan porsi makanan untuk pasien dm?
 4 bagian piring : ¼ nasi/kentang, ¼ protein hewani (ayam), 2/4 sayuran
Makan 3x sehari dengan porsi tersebut, memberikan selingan snack dengan kalori
rendah

4. Target Pengendalian DM
 ADA 2015 : BMI 18,5- <23, sistol <140 mmhg, diastol <90 mmhg, GDPP 80-130,
gula darah perifer <180, Hba1c <7%, ldl <100 (laki-laki hdl >40, perempuan >50)
trigliserid < 150
5. Komplikasi DM
 mikrovaskuler (retinopati : gangguan pada mata karena tingkat glukosa terlalu tinggi
sehingga sel saraf mata yang kecil tidak mendapat nurisi yang cukup, nefropati
diabetikum : menyerang bagian nefron pada ginjal, neuropati : kehilangan sensasi
pada bagian perifer misalnya pada kaki, dan makrovaskuler (gangguan pembuluh
darah jantung :penyakit jantung coroner, PAD, akan muncul nyeri dan terjadi ulkus
iskemik pada kaki, stoke hemoragik
akut : hipoglikemi(kadar glukosa darah < 50 mg/dl dapat menyebabkan sel-sel otak
tidak mendapatkan pasokan energy sehingga menyebabkan kerusakan) diberikan
glukosa sederhana seoerti permen untuk meningkatkan glukosa darah, pemberian
dextrose, melakukan monitoring dan evaluasi, untuk pencegahan lakukan edukasi
tanda gejala hipoglikemi, anjurkan pemantauan gula darah secara mandiri, edukasi
obat-obatan (iqbal) hiperglikemia dapat menyebabkan ketoasidosis diabetic,
kemolakto asidosis.
pertanyaan : apakah ada jangka waktu tertentu untuk penderita diabetes yang
mengalami komplikasi?
Akut <6 bulan
Kronis >6 bulan
Melihat manajemen diabetes yang dilakukan, jika baik maka bisa kurang dari waktu
yang diprediksikan. Ketoasidosis diukur melalui pH darah dan bikarbonat untuk
mengetahui apakah ringan atau berat.ketoasidosis berat akan menimbulkan koma.
Pemeriksaan cairan dilakukan untuk mengetahui kehilangan elektonik yang dialami
pasien. Nilai bun, ureum keratin dicek untuk melihat apakah ada kerusakan pada
ginjal. Komplikasi kronik : luka pada kaki
6. Pengkajian DM
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,
sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a.    Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b.    Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c.    Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d.   Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e.    Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot, diszorientasi,
letargi, koma dan bingung.
f.     Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g.    Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h.    Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i.      Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada
pria.
7. Peran Perawat Dalam Manajemen Diabetes?
 Educator : memberikan pelatihan, pendidikan kesehatan, dukungan kepada pasien,
memodifikasi lingkungan pasien.
Menggunakan BHSP untuk memberi dukungan pasien agar perilaku berubah,
pencegahan, skrinning, meningkatkan kesadaran bagaimana masalah kesehatan yang
diderita pasien, pemantauan glukosa darah, mengidentifikasi hipoglikemia
8. EBN Terapi Komplementer Sesuai Pembagian
 Zikir

“Dhikr (Recitation) and Relaxation Improve Stress Perception and Reduce Blood
Cortisol Level in Type 2 Diabetes Mellitus Patients with ADM”

Menjelaskan mengenai zikir dikombinasikan dengan relaksasi akan menurunkan kadar


glukosa darah pada pasien dm. pasien diberikan zikir dan relaksasi selama 6 minggu (15
menit) didapatkan hasil adanya perubahan signifikan kadar glukosa darah setelah
diberikan zikir dan relaksasi. Penelitian ini relevan dan dapat diaplikasikan perawat,
keuntungan yang didapat, dapat diaplikasikan dengan mengedukasi pasien sehingga
mampu melakukan zikir dan relaksasi.

EFEKTIVITAS TERAPI DZIKIR TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH

PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II

Efektivitas terapi zikir pada kadar glukosa darah pasien dm tipe 2, dengan 17 responden.
Dengan kelompok intervensi dan kontrol. Tujuannya untuk mengetahui efektivitas terapi
dzikir pada dm tipe 2. (1) Berdasrkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kadar
glukosa darah 175,setelah dilakukan dzikir kadar glukosa darah menjadi 167,6.

(2) Hasil menunjukkan perbedaan signifikan pada masing-masing kelompok setelah


dilakukan intervensi pada antar kelompok
 Herbal

“EFEKTIFITAS PEMBERIAN AIR REBUSAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA)


TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS
TIPE II”

Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment pre and post with control group.
Penelitian yang dilakukan adalah memberikan perlakuan pada kelompok intervensi.
populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien diabetes mellitus yang datang berobat
di Puskesmas Batunyala Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah NTB.
Sampel penelitian adalah pasien Diabetes Mellitus tipe II yang diambil secara purposive
random sampling, yaitu sebanyak 22orang. Penelitian dilakukan dengan melakukan
pengecekan gula darah pada kelompok intervensi dan kontrol sebelum dilakukan
intervensi berupa pemberian air rebusan lidah buaya, kemudian akan dilakukan
pengecekan kembali setelah pemberian air rebusan lidah buaya. Responden akan
diberikan air rebusan lidah buaya sebanyak 75 gram yang dipotong kecil-kecil kemudian
direbus dengan air 3 gelas. Air rebusan tersebut diminum satu jam sebelum makan
selama 14 hari. Hasil uji T Dependen diperoleh P value (0.016) < (0,05) dan thitung
(2,899) > ttabel (1,812) maka Ho ditolak artinya ada perbedaaan kadar gula darah
sebelum dan sesudah intervensi pemberian air rebusan lidah buaya.

Complementary and alternative medicine : a review on the effects of ginger,


cinnamon and camellia sinensis leaf tea in diabetes

- Pengaruh konsumsi kayu manis pada kadar glukosa darah diabetes mellitus. Diberikan
kayu manis selama 6 hari dikonsumsi setiap pagi dan sore. Menunjukkan adanya
penurunan kadar gula darah pada pasien. Karena kayu manis mengandung flavonoid
untuk merangsang sel beta pancreas.

 Yoga
Yoga as complementary therapy for patients with type 2 diabetes : design and
rationale of the HA1C study
12 minggu melakukan yoga dengan berjalan, bersepeda. Hasil ditemukan penurunan
kadar glukosa darah karena stress berkurang sehingga penderita dapat menajalani
manajemen diabetes dengan baik

Pengaruh Latihan Yoga Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe
2 (NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 14, No. 1, Maret 2018)

Yoga memiliki mannfaat untuk menstabilkan kadar gula darah. Metodenya menggunakan
quasi experiment dengan pre post test. 40 pasien kelompok eksperimen, dan 40 pasien
kelompok kontrol. Dilakukan selama 3 hari dengan pengawasan. Terdapat perbedaan
signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana terdapat perbedaan
rerata pada kelompok eksperimen dan kontrol

 Hipnoterapi
PENGARUH PENERAPAN HIPNOSIS LIMA JARI UNTUK PENURUNAN
KECEMASAN PADA KLIEN DIABETES MELLITUS
Intervensi untuk mengatasi cemas dengan metode hypnosis 5 jari dapat membuat efek
menenangkan. Psikis pasien dm dapat mempengaruhi kadar glukosa darah, jika cemas
berlebih kadar glukosa darah akan meningkat. Hypnosis 5 jari akan merangsang system
limbic, hormone serotonin dan nor epineprin. Metode quasi experiment,dengan total
sampling jumlah sampel 47. Penelitian ini menggunakan instrument Hars. Mengatur
posisi senyaman mungkin tarik nafas dsan hembuskan dari mulut, bayangkan dalam
keadaan sehat. Setelah dilakukan hipnoterapi menjadi tidak cemas, adanya pengaruh
tingkat cemas dan stress klien dm. didapatkan p value 0,000 dimana hipnoterapi dapat
mengatasi cemas pada pasien dm. adanya perbedaan bermakna pada pasien dm yang
mengalami penurunan ansietas

“Pengaruh Hypnotherapy Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada


Penderita Diabetes Melitustipe-2 Di Klinik Miftahussyifa Kota Bengkulu“

Dari jurnal disimpulkan hipnoterapi dapat mengurangi cemas pasien, menigkatkan


kepatuhan pasien, meningkatkan sirkulasi darah untuk mengurangi luka kaki diabetic.
Terapi hypnosis bisa melatih motivasi untuk mengubah keyakinan dan perilaku pasien
sehingga akan meningkatkan gaya hidup lebih baik, mengurangi morbiditas psikologis.
Keuntungan : dapat dipraktikan secara mandiri oleh pasien.

 Bekam
Effect of Cupping Therapy on Glicemyc Control in type II DM. (2018)
-Penelitian ini untuk mengevaluasi efek terapi bekam pada kontrol glikemik pada pasien
Diabetes Melitus tipe 2 pasien diabetes dari Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit
Central Berket El-Sabaa untuk menentukan efek terapi bekam pada kontrol glikemik
pada pasien diabetes.
-Sampel Penelitian terdiri dari 15 pasien (11 wanita dan 4 pria) yang menjalani terapi
bekam satu kali sebulan selama 3 bulan dan latihan aerobik untuk tiga sesi setiap minggu
selama 3 bulan.
-Pertama, Peserta penelitian dibagi menjadi dua kelompok menjalani aerobic program
latihan dalam bentuk berjalan di atas treadmill dengan intensitas berkisar 60-75% dari
HRmax. Sesi dimulai dengan yang berikut: Fase pemanasan: 5-10 menit dalam bentuk
latihan pernapasan dan latihan peregangan. Fase latihan 15-20 menit berjalan di
treadmill. Fase pendinginan 5-10 menit sama dengan fase pemanasan. Jadi total sesi
adalah 40 menit.
Kedua, Terapi bekam: Peserta dalam penelitian hanya menjalani terapi bekam
satu sesi sebulan selama 3 bulan. Poin-poin ini digunakan dalam 3 sesi terapi bekam
selama 3 bulan:
• Point 1 adalah vertebra ketujuh leher (tulang tulang belakang).
• Titik 22 & 23 berada di atas kelenjar pankreas di bawah ujung tulang rusuk.
• Point 24 & 25 berada di awal bagian bawah dari belakang.
• Poin 7 & 8 ada di tengah belakang ke perut di sisi tulang belakang.
Hasil nya: bahwa peserta terapi bekam dengan latihan aerobik mengurangi terglikasi
Hemoglobin (HbA1C), glukosa darah puasa, pasca prandial glukosa darah pada pasien
diabetes mellitus tipe II lebih dari latihan aerobik saja.
Peranan Metode Pengobatan Islam Cupping Therapy Dalam Penurunan Kadar
Glukosa Darah

Metode pra experimental, sampel 32 orang. Cupping terapi berperan menstimulasi darah
sehingga dapat mengoptimalkan kerja pancreas. Penelitia pertama pada hari H, penelitian
kedua beberapa hari setelah. Ada pengurangan pada glukosa darah dengan p value 0,01
sehingga terdapat peerbedaan signifikan

 Akupuntur
Acupunture for Management of Type 2 Diabetes Mellitus in a Patient with
Myasthenia Gravis: A Case Report
Tujuannya untuk mengetahui bagaiamana pengaruh pemberian akupuntur. Dilakukan
selama 6 bulan dengan memantau glukosa, hba1c, tingkat stress pasien. Kombinasi sensu
dan sunsanli, untuk mengaktifkan peredaran darah sehingga mengurangi koagulasi darah
dan meningkatkan sirkulasi darah. Adanya penurunan kadar glukosa darah, namun jika
dilakukan rutin selama 3 bulan ada perbedaan signifikan pada kadar glukosa pasien.
Akupuntur tidak memiliki efek samping, pelaksaanaan akupuntur dengan perawat
tersertifikasi

Therapeutic effects of acupuncture on blood glucose level among patients with type-2
diabetes mellitus (Traditional Chinese Medicine Journal, 2019)

Untuk membandingkan efek akupuntur dan akupuntur palsu, terapi metformin dan
stimulasi akupoin. Dilakukan 10 minggu perawatan dengan pengobatan. Hasilnya tingat
GDP dan hba1c terdapat penurunan. Akupuntur asli lebih menurunkan GDP disbanding
kelompok akupuntur palsu. Akupuntur dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada
pasien diabetes mellitus. Perawat tersertifiksi dapat melakukan intervensi

9. IRK
 Imam as syafi rahmahullah : bahwa karena kekenyangan membuat lemah untuk
beribadah
 Al araf : 31 makan dan minumlah dan jangan berlebihan, sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebihan
 Qs. Al baqarah : dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan
 Hadits rasulullah SAW : tidak makan berlebihan

You might also like