Surat Edaran Arah Kebijakan Pembangunan 2019

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 21
Nomor Sifat Lampiran Hal GUBERNUR JAWA TENGAH Semarang, 27 Desember 2017 050/019604 srerer Kepada Yth 1. Ket Te Ih; a ope tua DPRD Provinsi Jawa Tengah; 2. Para Bupati/Walikota se-Jawa Tengah; 3. Para Kepala Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah. Prioritas Pembangunan serta Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Tahun 2019 Di- TEMPAT SURAT EDARAN Mendasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang disusun melalui pendekatan proses secara teknokratik, partisipatif, politik, atas bawah dan bawah atas serta orientasi substansi secara Holistik, Tematik, Integratif dan Spasial (HTIS). Mengingat RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 - 2023 masih berupa Rancangan Teknokratik dan akan ditetapkan 6 (enam) bulan setelah Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih dilantik, maka RKPD Tahun 2019 secara substansi memperhatikan RPJMN Tahun 2014 - 2019, berpedoman RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 - 2025 periode Tahap ke III, menjaga kesinambungan RPJMD Tahun 2013-2018 dan memperhatikan dinamika lingkungan strategis yang berkembang (antara lain rencana tata ruang dan wilayah, prinsip Sustainable Development Goals/SDGs Tahun 2016-2030 dan Proyek Strategis Nasional di Jawa Tengah). Sehubungan hal tersebut, terlampir disampaikan Arahan Kebijakan dan Prioritas Pembangunan serta Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Tahun 2019 untuk dilaksanakan dengan memperhatikan hal — hal sebagai berikut : 1. Rencana pembangunan disusun dalam program/kegiatan yang fokus pada prioritas dan sasaran, bermanfaat langsung bagi masyarakat, terpadu lintas sektor, menyelesaikan permasalahan pembangunan, berorientasi pada output, outcome, benefit dan impact yang terukur. 2. Penentuan program/kegiatan dan pengalokasian anggaran indikatif berbasiskan money follow programme priority yang efektif dan efisien untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan prinsip pembangunan berkelanjutan. 3. Mengutamakan penanganan isu-isu strategis yang meliputi kemiskinan, Pengangguran, kualitas dan daya saing sumberdaya manusia, daya saing perekonomian daerah, pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, infrastruktur, kesenjangan wilayah, dan tata kelola pemerintahan. 4, Meningkatkan inovasi dan kreasi dalam setiap program/kegiatan dengan mendasarkan hasil penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan upaya- upaya terobosan dalam penanganan isu strategis pembangunan daerah. 5. Penyelenggaraan Musrenbang agar dilakukan secara berjenjang, tepat waktu, dan cermat dalam menangkap aspirasi_publik dengan _mempedomani Permendagri Nomor 86 Tahun 2017. Untuk itu agar. e — planning diterapkan dalam menampung dan mengolah masukan seluruh stakeholders pembangunan termasuk partai politik, gender dan komunitas masyarakat berkebutuhan khusus/kelompok rentan. 6. Bagi Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pilkada Tahun 2018, guna menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah Kabupaten/Kota, maka untuk penyusunan RKPD Tahun 2019 berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD Kabupaten/Kota dan mengacu pada arah_kebijakan pembangunan provinsi dan pusat serta_memperhatikan kebijakan, program, sasaran serta capaian RPJMD periode sebelumnya. Demikian untuk menjadikan perhatian. AWA TENGAH Wah 1OWO, SH, M.IP Tembusan 1. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia; 2, Menteri PPN/Kepala Bappenas Republik Indonesia; 3. Wakil Gubernur Jawa Tengah; 4. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah; 5, Para Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah; 6. Para Ketua Fraksi DPRD Provinsi Jawa Tengah; 7. Para Ketua Komisi DPRD Provinsi Jawa Tengah; 8. Para Asisten Sekda Provinsi Jawa Tengah; 9, Inspektur Provinsi Jawa Tengah; 10. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah; 11. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah; 12. Kepala Badan Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah; 13. Ketua DPRD Kabupaten/Kota se Jawa Tengah; 14, Kepala Bappeda Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Lampiran : Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor + 050/019604 Tanggal —: 27 Desember 2017 ARAHAN KEBIJAKAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN SERTA PEDOMAN PENYELENGGARAAN MUSRENBANG RKPD TAHUN 2019 Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Daerah wajib menyusun rencana pembangunan tahunan. Rencana pembangunan tahunan dimaksud diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan disusun melalui pendekatan teknokratik, partisipatif, politik, atas bawah dan bawah atas serta berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Program Strategis Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, memperhatikan pelaksanaan pembangunan kabupaten/kota dan dinamika lingkungan strategis yang berkembang. Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018 akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah periode Tahun 2018-2023 dengan penetapan RPJMD Tahun 2018 - 2023 paling lambat 6 bulan setelah pelantikan, maka untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Daerah, penyusunan RKPD Tahun 2019 memperhatikan RPJMN 2015 - 2019 serta arah kebijakan dan isu strategis RKP 2019. RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 juga memuat arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 - 2025 periode Tahap ke III yang diarahkan pada “Pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat Jawa Tengah yang berlandaskan pada keunggulan sumber daya manusia yang berkualitas, pelayanan dasar yang makin luas, infrastruktur wilayah yang makin berkualitas dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta kemampuan IPTEK yang makin meningkat”. Selain itu juga memperhatikan capaian dan kendala dalam pelaksanaan RPJMD Tahun 2013-2018, dinamika lingkungan strategis yang berkembang saat ini dan tantangan yang akan datang; hasil review rencana tata ruang dan wilayah; prinsip Sustainable Development Goals/SDGs Tahun 2016-2030; dan tindak lanjut Proyek Strategis Nasional di Jawa Tengah. Keberhasilan pembangunan Jawa Tengah dibutuhkan sinergitas dan dukungan utamanya dari Pemerintah Pusat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. Mendasarkan hal tersebut, berikut disampaikan Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan serta Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) bagi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pedoman dalam proses penyusunan RKPD Tahun 2019, sebagai berikut : L Kebijakan Umum Perencanaan Pembangunan Daerah ‘a. Mempedomani Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. b. Mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. c. Bagi Kabupaten/Kota yang melaksanakan Pilkada Tahun 2018, guna menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah kabupaten/ kota, maka untuk penyusunan RKPD Tahun 2019 berpedoman pada arah kebijakan dan sasaran pokok RPJPD kabupaten/kota dan mengacu pada arah kebijakan pembangunan provinsi untuk keselarasan program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten/kota dengan pembangunan daerah provinsi serta memperhatikan capaian dan kendala pelaksanaan RPJMD periode sebelumnya. d. Rencana pembangunan disusun dalam program/kegiatan yang fokus pada prioritas dan sasaran, bermanfaat langsung bagi masyarakat, terpadu lintas sektor, menyelesaikan permasalahan pembangunan, berorientasi pada output, outcome, benefit dan impact yang terukur. fe. Meningkatkan kualitas belanja berbasis kinerja/ money follow programme priority yang efektif dan efisien untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan prinsip pembangunan berkelanjutan. f. Mengutamakan penanganan isu-isu strategis yang meliputi kemiskinan, pengangguran, kualitas dan daya saing sumberdaya manusia, daya saing perekonomian daerah, pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan, infrastruktur, kesenjangan wilayah dan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). g. Meningkatkan inovasi dan kreasi dalam setiap program/kegiatan dengan mendasarkan hasil penelitian dan pengembangan sebagai upaya terobosan dalam pénanganan isu strategis pembangunan daerah. h. Pembangunan berbasis kewilayahan dengan meningkatkan potensi dan keunggulan daerah, serta memperhatikan kondisi sosial, budaya dan ekonomi di setiap wilayah. i. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan pembangunan dari sumber Non Pemerintah (diantaranya kerjasama/ kemitraan/ keperantaraan dengan pihak swasta, masyarakat, Perguruan Tinggi atau lembaga pendanaan lainnya) untuk percepatan pencapaian sasaran pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. j. Meningkatkan pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan dan optimalisasi_ pemanfaatan aset daerah. k. Menjaring aspirasi publik seluas-luasnya dengan membuka informasi dan komunikasi publik melalui pelibatan seluruh stakeholder termasuk partai politik, gender dan komunitas masyarakat berkebutuhan khusus/kelompok rentan dengan mendorong peran aktif dan menjamin hak masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan kebijakan pembangunan daerah. |. Pemerintah Kabupaten/Kota agar meneruskan dan mensosialisasikan Surat Edaran Gubernur ini pada unsur Pemerintahan di bawahnya (Kecamatan, Desa dan Kelurahan). II, Arah dan Prioritas Pembangunan Daerah 2.1, Isu Strategis Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2019 Isu strategis pembangunan Jawa Tengah Tahun 2019 adalah sebagai berikut : 1. Kemiskinan Kemiskinan masih ‘menjadi isu pembangunan Jawa Tengah Tahun 2019, mengingat sampai dengan bulan Maret Tahun 2017 persentase kemiskinan Jawa Tengah masih cukup tinggi sebesar 13,01% dan masih di atas rata-rata nasional sebesar 10,64%, akan tetapi tren penurunan kemiskinan Jawa Tengah lebih baik (0,39%/tahun dalam période 2013-2017) dibanding tren penurunan tingkat kemiskinan Nasional (0,26%/tahun dalam periode 2013-2017). Apabila dilihat dari posisi relatif tingkat kemiskinan, terdapat 15 kab dengan tingkat kemiskinan di atas rata-rata Provinsi dan Nasional yang didominasi masyarakat miskin di wilayah perdesaan dengan pekerjaan utama di sektor pertanian. Perlu’ langkah-langkah percepatan dan strategis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan kompetensi dan ketrampilan petani, penciptaan nilai tambah hasil pertanian dengan hilirisasi/industrialisasi sektor pertanian dari on farm oriented menuju off farm oriented berbasis teknologi tepat guna dan potensi keunggulan lokal desa (/oca! wisdom), mendorong teiciptanya corporate farming dan mix farming, menciptakan berbagai inovasi di sektor pertanian dan pendampingan petani secara berkelanjutan. Sedangkan untuk pengangguran telah menunjukkan progres yang semakin baik, ditunjukkan dengan penurunan prosentase TPT dari 4,63% tahun 2016 menjadi 4,57% pada tahun 2017. Untuk itu agar program kegiatan juga terus dikembangkan dalam rangka penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Daya Saing Ekonomi Perekonomian Jawa Tengah tahun 2016 tumbuh sebesar 5,28 % dan sampai dengan triwulan III tahun 2017 perekonomian Jawa Tengah tercatat tumbuh sebesar 5,13%. Industri yang tumbuh masih didominasi oleh industri padat karya dengan tingkat serapan buruh berpendidikan dan ketrampilan rendah, serta mengolah bahan baku impor dan barang modal impor; Investasi yang mendasarkan ketersediaan burun dengan upah kerja yang murah masih mendominasi, investasi pada sektor jasa, pariwisata dan pengolahan atas sumber daya alam serta berteknologi tinggi masih rendah, sektor produksi masih didominasi pada skala UMKM dengan kondisi kurang efisien, lemah pada akses permodalan dan daya saing produk UMKM di pasar; kesenjangan wilayah dan antar kelompok yang masih belum baik. Kualitas dan Daya Saing Sumberdaya Manusia IPM Jawa Tengah Tahun 2016 sebesar 69,98 Angka ini masih dibawah angka nasional sebesar 70,18. Kondisi ini terutama ditunjukkan dari komponen rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah, serta pengeluaran per kapita (yang disesuaikan). Kondisi ini berkaitan juga dengan kualitas dan daya serap tenaga kerja yang terbesar adalah lulusan SD. Tantangan ke depan adalah bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar kerja global. Isu lain berkaitan sumber daya manusia adalah tantangan bonus demografi dimana usia produktif akan lebih besar dibandingkan usia non produktif, Tantangannya selain terkait dengan kualitas SDM juga terkait isu radikalisme, terorisme, dan ancaman NAPZA ancaman terbesarnya adalah penduduk usia produktif. Sehingga perlu upaya antisipasi melalui perkuatan mental dan spiritual masyarakat. Kedaulatan Pangan dan Energi Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Tantangannya tidak hanya terkait dengan ketersediaan dan ketercukupan pangan utama, tetapi juga bagaimana meningkatan keberagaman konsumsi pangan masyarakat, agar tercukupi Kebutuhan gizi masyarakat. Tantangan lain adalah bagaimana menyiapkan produk pangan kita berorientasi ekspor, dan mampu bersaing di pasar global nasional, baik produk pangan mentah maupun olahan. 4 Penyediaan energi untuk industri, perlu penguatan kehandalan sistem dan sistem pasokan bagi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dalam upaya mendorong investasi dan perlunya pemerataan ketersediaan listrik utamanya untuk Rumah Tangga Miskin, serta peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan yang masih rendah. Kesenjangan Wilayah Wilayah Jawa Tengah saat ini perkembangannya belum merata, yang ditunjukkan dengan Indeks Williamson sebesar 0,6 di tahun 2016. Daerah Kabupaten di bagian selatan Jawa Tengah dan Kabupaten yang berada di perbatasan Jawa Tengah dengan Jawa Timur dan Jawa Barat relatif kurang maju dibanding wilayah Pantura dan Pusat Pemerintahan di Semarang dan Pusat pertumbuhan Surakarta. Untuk itu membuka akses antar wilayah menjadi isu penting; terutama untuk menghubungkan daerah-daerahtertinggal dengan _pusat-pusat pertumbuhan, serta untuk meningkatkan kemudahan distribusi barang dan jasa. Penyediaan akses berupa prasarana jalan dan jembatan, dilengkapi dengan transportasi publik yang memadai. Selain itu tantangan lain adalah penyediaan sarana dasar seperti rumah layak huni, dengan dilengkapi fasilitas sanitasi, air bersih layak, dan listrik. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup Isu pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup menjadi isu yang cukup penting. Karena isu sumberdaya alam dan lingkungan hidup ini sudah menjadi isu global dan nasional, terutama_terkait dengan isu perubahan iklim. Selain itu, kerusakan ékosistem pesisir dan laut perlu menjadi, perhatian, untuk mempertahankan keberlanjutan pembangunan. Isu yang saat ini mencuat antara lain pencemaran lingkungan, pertambangan illegal dan dampaknya, kerusakan hutan dan lahan, konfik pengelolaan hutan, krisis air, sekaligus bencana kekeringan, dan lainnya. Tata kelola pemerintahan Tuntutan peningkatan kualitas profesionalisme dan pengembangan kompetensi SDM aparatur, sistem informasi manajemen pemerintahan dan pelayanan publik berbasis online yang terintegrasi dan paperless, peningkatan akuntabilitas kinerja dan reformasi birokrasi dalam rangka god governance dan clean goverment, peningkatan ketahanan ideologi Pancasila, pencegahan intoleransi umat beragama, radikalisme, terorism, ate speech dan hoax news dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan serta kondusivitas wilayah Jawa Tengah. 2.2. Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Jawa Tengah Tahun 2019 Mendasarkan RPJPD Tahun 2005 - 2025 dan isu stategis pembangunan, maka pembangunan Jawa Tengah Tahun 2019 diarahkan untuk -pencapaian daya saing wilayah dan masyarakat Jawa Tengah berlandaskan pada sumber daya manusia yang semakin berkualitas, pelayanan dasar yang makin luas dan kondusivitas wilayah yang makin mantap serta memperhatikan keberlanjutan lingkungan, dengan prioritas : 1. Penanggulangan kemiskinan, fokus pada : a. Penyediaan basic life access untuk penduduk miskin perkotaan dan perdesaan : akses rumah layak, layanan akses dasar menyeluruh air bersih, sanitasi, listrik; penanganan kawasan permukiman kumuh; akses pendidikan, kesehatan, dan pangan; perlindungan sosial bagi masyarakat; dan fasiitasi kepemilikan sertifikat lahan. Penguatan sustainable livelihood melalui : fasilitasi akses terhadap aset, modal, manajemen dan pasar; peningkatan start up wirausaha baru; peningkatan keterampilan dan kompetensi tenaga kerja; serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Perkuatan basis data, basis spasial, berbasis komunitas dan pendampingan yang kontinyu, serta pelibatan swasta dan pihak ainnya dalam mengatasi kemiskinan, 2. Penguatan daya saing ekonomi daerah, fokus pada : a. Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan_ melalui: peningkatan keterampilan petani dalam pengolahan produk untuk meningkatkan nilai tambah; pemberian bibit, benih, pupuk; asuransi petani; penyediaan alsintan; peningkatan prasarana__irigasi; pengembangan teknologi tepat guna di bidang pertanian dan perkebunan; pengembangan jejaring pemasaran berbasis kelompok (corporate farming), Meningkatkan produksi dan kualitas hasil perikanan melalui: peningkatan keterampilan nelayan; penyediaan prasarana dan sarana perikanan tangkap (kapal, TPI); pemberian benih dan pakan ikan; dan penyediaan lahan budidaya perikanan. Optimalisasi potensi sumber daya hutan melalui : peningkatan kualitas tata kelola kehutanan; penerapan SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dan SILK (Sistem Informasi Legalitas Kayu); peningkatan keterlibatan masyarakat sebagai mitra usaha kehutanan (hutan tanaman rakyat, hutan adat, hutan rakyat); penyediaan bibit tanaman hutan; peningkatan keterampilan masyarakat dalam pengolahan hasil hutan; serta pemanfaatan umber daya hutan non kayu. 4d.‘ Meningkatkan produksi dan produktivitas industri kecil, mikro, dan menengah melalui: peningkatan nilai tambah diversifikasi produk; mengembangkan inovasi teknologi; memfasilitasi akses modal dari perbankan dan lembaga keuangan non perbankan; peningkatan akses pasar dengan mengembangkan digital ekonomi; ‘pengembangan industri besar dengan pengembangan kawasan industri, serta kemitraan UMKM dan industri besar; peningkatan infrastruktur jaringan distribusi perdagangan antar daerah provinsi di Indonesia serta fasilitasi standarisasi dan sertifikasi produk UMKM. . Mendorong pariwisata berbasis masyarakat melalui : perbalkan - prasarana dan sarana, serta manajemen pengelolaan daerah wisata, dan meningkatkan kapasitas pelaku pariwisata; meningkatkan promosi wisata; meningkatkan kerjasama dengan pelaku wisata; ‘meningkatkan aksesibilitas menuju daerah tujuan wisata. f.Perbaikan iklim investasi yang semakin kondusif melalui: pemberian kemudahan perijinan investasi (perijinan satu pintu, waktu perijinan, dan prosedur perijinan); perbaikan sistem dan layanan perijinan; kebijakan investasi padat karya; pengembangan digital investment promotion, pengembangan investasi yang mengakomodasi produk- produk unggulan kabupaten/kota; mendorong perwujudan investasi hijau. 3. Kualitas Hidup dan Daya Saing SDM, fokus pada : ‘a. Perbaikan kualitas dan akses penyelenggaraan pendidikan melalui : peningkatan keterjangkauan biaya pendidikan; pengembangan kurikulum berbasis skill, knowledge, attitude, pengembangan learning culture, penguatan pendidikan kejuruan dan vokasi standar nasional dan/atau standar internasional; meningkatkan_ kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik; meningkatkan manajemen mutu penyelenggaraan pendidikan; mengoptimasi eran lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam mendukung pengembangan pendidikan; mengefektifkan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam membangun strategi peningkatan kualitas pendidikan; pengembangan teknologi_informasi_ dalam ~~ mendukung “ pengembangan pendidikan; dan peningkatan pengembangan pendidikan inklusi. b. Meningkatkan upaya promotif dan preventif lebih diprioritaskan, di samping tetap memperbaiki upaya kuratif dan rehabilitatif melalui peningkatan akses pelayanan kesehatan untuk seluruh lapisan masyarakat, peningkatan dan pemerataan prasarana dan sarana Kesehatan, peningkatan kualitas dan distribusi tenaga kesehatan serta peningkatan capaian wilayah Open Defecation Free (tidak buang air besar sembarangan). c. Mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki kompetensi, kualifikasi, dan berdaya saing tinggi melalui : penguatan program pendidikan ink and match berbasis demand-driven, mendorong_peningkatan keterampilan dan keahlian tenaga kerja berbasis kompetensi (standar, pelatihan, sertifikasi); sertifikasi kompetensi berstandar nasional dan/atau internasional bagi lulusan pendidikan vokasi; memperluas akses informasi pendidikan kejuruan dan vokasi dalam mendukung demand tenaga kerja ke depan; mendorong kebijakan pengembangan pusat-pusat ekonomi baru; mengembangan budaya inovatif; dan mendorong kebijakan afirmatif untuk pemanfaatan tenaga kerja lokal. 4. Pengelolaan Sumberdaya Alam - Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, fokus pada : : a. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup melalui : pengelolaan hutan dan lahan dengan rehabilitasi hutan dan lahan, perhutanan sosial, konservasi daerah hulu dan tangkapan air; pengembangan kelembagaan KTH (Kelompok Tani Hutan) dan perkuatan LMDH; Pengelolaan air dengan konservasi sumber air, pengendalian banjir, pengendalian pemanfaatan air tanah; pengelolaan Minerba dengan reklamsi lahan bekas pertambangan, perijinan dan pengawasan usaha pertambangan; pengendalian pencemaran tanah; pengelolaan wilayah pesisir dengan rehabilitasi kawasan mangrove, terumbu karang dan pesisir; pengelolaan lingkungan dengan pengendalian pencemaran air, tanah, dan udara, pengelolaan limbah secara komunal berbasis kawasan dan masyarakat, serta peningkatan Ruang Terbuka Hijau. b. Meningkatkan penanggulangan bencana berbasis pengurangan risiko bencana melalui peningkatan kapasitas dalam menghadapi resiko bencana dan menurunnya kerentanan bencana alam dengan memperkuat kebijakan dan kelembagaan penanggulangan bencana, pengembangan sistem informasi penganggulangan _bencana, penanganan tematik rawan bencana, efektivitas pencegahan dan mitigasi bencana, memperkuat kesiapsiagaan dan penanganan darurat, serta mengembangkan sistem rehabilitasi dan rekonstruksi bencana. 5. Ketahanan Pangan dan Energi, fokus pada : a. Mewujudkan ketahanan pangan masyarakat dan daya saing pangan melalui: peningkatan ketersediaan pangan dengan mempertahankan luasan lahan pertanian, penyediaan infrastruktur pengolahan, penyimpanan, meningkatkan kewirausahaan, manajeman dan bisnis petani serta distribusi pangan; peningkatan aksesibilitas pangan dengan menjaga stabilitas harga dan pasokan; peningkatan konsumsi pangan yang bergizi, beragam dan berimbang dengan pengembangan diversifikasi pangan, membangun kesadaran masyarakat terhadap pangan beragam, serta peningkatan kuantitas, nilai tambah dan keragaman produk pangan; peningkatan mutu pangan yang berkualitas serta memenuhi standar, sertifikat aman dan layak pasar; pengembangan dan penerapan inovasi teknologi paska panen. Mewujudkan pemerataan akses energi dan listrik melalui penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan dengan meningkatkan koordinasi dengan PLN sebagai penyedia jaringan listrik dan pengembangan listrik perdesaan; Pengembangan Listrik Murah dan Hemat; Pengembangan Energi Baru Terbarukan dengan pemanfaatan biogas, biomassa, gas rawa, mikro hidro dan tenaga surya. 6. Kesenjangan Wilayah, fokus pada : a. Penguatan infrastruktur konektivitas melalui: peningkatan kehandalan dan keselamatan jalan - jembatan yang menghubungkan pantura - pansela dan daerah perbatasan; pengembangan angkutan umum lintas regional, perkotaan - perdesaan; peningkatan sarana prasarana simpul dan pemaduan moda transportasi (terminal, pelabuhan, bandara, dan stasiun). Pemerataan prasarana sarana dasar dan ekonomi melalui penyediaan rumah umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah; peningkatan jaringan air minum layak berbasis kawasan dan masyarakat; meningkatkan kualitas dan kapasitas pasar, pusat perdagangan, dan pusat jasa lainnya. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah selatan, barat dan timur yang diwujudkan dengan penetapan kawasan peruntukan industri baru wewenang provinsi dalam RTRWP dan dukungan dana untuk pengembangannya serta meningkatkan peran dan fungsi perkotaan yang semula PKL menjadi PKWp. Mengoptimalkan potensi kelautan dengan penerapan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) 7. Tata Kelola Pemerintahan, fokus pada : a. Peningkatan pelayanan publik dengan membangun pemerintah yang melayani melalui upaya perkuatan keterbukaan _informasi, transparansi, serta mendorong_partisipasi publik; Perwujudan pemerintahan yang bersih dan akuntabel melalui pengembangan ASN yang inovatif, dan pemanfaatan. teknologi informasi dalam birokrasi;_ membangun sistem _manajemen pembangunan berbasis kinerja_ melalui penguatan proses perencanaan, penganggaran, pengendalian dan _evaluasi pembangunan daerah; meningkatkan pengawasan melalui perkuatan kapabilitas APIP dan perkuatan SPIP; meningkatkan pengendalian produk hukum, dan penegakkan perda; meningkatkan _ profesionalisme ASN melalui peningkatan kinerja, kompetensi, disiplin, dan penataan ASN; c. Perwujudan kelembagaan birokrasi yang profesional melalui perbaikan tata laksana organisasi; peningkatan efisiensi_ dan efektivitas kelembagaan dengan melakukan evaluasi berkala pada kinerja kelembagaan menuju struktur berbasis kinerja; peningkatan profesionalisme ASN dalam upaya - upaya clean and clear governmert. dari menerapkan “keperantaraan dan enterpreuneur" dalam tata kelola pemerintahan. d. Peningkatan kualitas kehidupan demokrasi_ dalam —_rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan serta kondusivitas wilayah Jawa Tengah. 2.3. Sasaran Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019 Skenario sasaran makro pembangunan Jawa Tengah tahun 2019 yaitu : a. Pertumbuhan Ekonomi diharapkan mencapai angka 5,4% dengan rentang nilai antara 5,2 - 5,6%. Kebijakan ekonomi di Jawa Tengah difokuskan pada upaya menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi dan dapat _memberikani pemerataan antar golongan pendapatan dan wilayah dengan membangun dan menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru berbasis sumberdaya lokal di daerah melalui : Peningkatan infrastruktur_pendukung sektor pertanian, kelautan dan perikanan; Optimalisasi. pengelolaan Sub Terminal Agribisnis_ (STA); Péngembangan dan revitalisasi pasar desa dan _kab./kota; Pengembangan berbagai kawasan industri yang didukung realisasi investasi yang menyerap tenaga kerja; Pengembangan destinasi pariwisata potensial kab./kota. Hal, tersebut juga perlu didukung dengan fasilitasi jaringan pemasaran produk unggulan daerah melalui kerjasama antar daerah kab/kota di provinsi dan antar daerah provinsi di Indonesia. Di samping itu juga dioptimalkan pendorongan ekspor pada produk unggulan daerah yang berdaya saing, penumbuhan sektor ekonomi rill dan menjaga tingkat pendapatan masyarakat. b. _ Kemiskinan diharapkan dapat menurun pada angka 12,01%, yang akan diupayakan melalui sinergitas dan keperantaraan program antara Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan masyarakat dengan prioritas dan fokus penanganan pada wilayah kabupaten dan desa dengan tingkat kemiskinan tinggi atau masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah dengan didukung Basis Data Terpadu dan Data Sektoral yang komprehensif. ¢. Tingkat Pengangguran Terbuka diharapkan turun menjadi sebesar 4,52%, dengan tantangan yang perlu diperhatikan adalah bonus demografi yang harus diimbangi dengan kualitas SDM utamanya usia produktif dan belum optimalnya serapan tenaga kerja. Kontribusi dari masing-masing Kabupaten/Kota sebagaimana terlampir. d.Indeks Pembangunan Manusia diharapkan mencapai sebesar 71,60 melalui peningkata kualitas Kesehatan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Kontribusi dari masing-masing _Kabupaten/Kota sebagaimana terlampir. Skenario sasaran makro pembangunan Jawa Tengah Tahun 2019 masih akan dibahas dalam proses tahapan perencanaan pembangunan. II. Pembangunan Kewilayahan Dalam rangka mewujudkan satu kesatuan wilayah, sektor dan sistem pembangundn di Jawa Tengah serta sebagai upaya pemerataan pembangunan, maka OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam perencanaan program pembangunan agar diperhatikan hal-hal sebagai berikut : yy 2) Sinergi program/kegiatan, sasaran dan lokus dalam upaya pengurangan kemiskinan mendasarkan basis data terpadu utamanya di 15 Kabupaten (Blora, Grobogan, Purworejo, Demak, Cilacap, Sragen, Klaten, Banyumas, Banjamegara, Pemalang, Rembang, Purbalingga, Brebes, Kebumen dan Wonosobo). Pembangunan kewilayahan berpedoman pada potensi serta rencana tata ruang dan wilayah, antara fain : a. Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi : . * Pengembangan kawasan agropolitan : Mangga Emas (Pemalang, Purbalingga, Brebes, Banyumas; Girisuka (Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar); Semar Boyong (Semarang, Boyolali, Magelang); Sobo Banjar (Wonosobo, Banjarnegara). * Kawasan Industri terpadu : Rembang, Demak — Semarang - Kendal, Brebes, Cilacap, Kebumen, + ‘Pengembangan industri kerajinan berbasis potensi lokal. b. Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya: Kawasan Keraton Surakarta, Masjid Agung Demak, Candi Gedong Songo, Candi Dieng dan Candi Sukuh - Cetho. uw 7 4) cc. Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup : Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Dataran Tinggi Dieng, Rawa Pening, Sindoro - Sumbing, Gunung Lawu dan Gunung Slamet. d. Peruntukan Pertambangan : Kawasan Majengan, Serayu - Pantai Selatan, Gunung Slamet, Sumbing - Sindoro - Sumbing, Merapi - Merbabu - Ungaran, Gunung Muria ~ Pantai Utara,, Kawasan Rembang, Kendeng, Lawu, Pegunungan Selatan dan Serayu - Pantai Utara. e. Kawasan Peruntukaf Wisata : Destinasi Pariwisata Nusakambangan - Baturraden dan sekitarnya, Semarang-Karimunjawa dan sekitarnya, Solo -Sangiran dan sekitarnya, Borobudur - Dieng dan sekitarnya, Tegal - Pekalongan dan sekitarnya, Rembang - Blora dan sekitarnya. f. Pengembangan infrastruktur diarahkan guna percepatan pertumbuhan ekénomi dan pengurangan disparitas wilayah Utara - Selatan sesuai potensi wilayah. Keterpaduan dan dukungan penanganan terhadap proyek strategis nasional di Jawa Tengah. Bantuan Keuangan Provinsi kepada Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa diprioritaskan diantaranya pada : : a. Diarahkan pada kegiatan-kegiatan langsung bermanfaat bagi masyarakat/daerah/wilayah, rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana alam, dapat mendorong perkonomian dan mempercepat pencapaian program strategis Provinsi/Nasional serta mempertimbangkan waktu pelaksanaan kegiatan selesai pada tahun berkenaan. b. Lokasi kegiatan diutamakan berada pada kawasan perbatasan lintas Provinsi, kawasan perbatasan lintas Kabupaten/Kota, kawasan rawan bencana alam, kawasan pasca bencana alam, kawasan pariwisata, perdesaan, kawasan kumuh, kawasan padat perkotaan, kawasan nelayan, kawasan pertanian, kawasan peternakan dan kawasan perkebunan. . cc. Peningkatan ruas jalan perbatasan, ruas jalan yang mempunyai akses langsung atau merupakan jalur alternatif jalan nasional/provinsi, peningkatan aksesibilitas daerah terisolir dan kemiskinan tinggi, ruas jalan pendukung sektor pariwisata, industri dan pertanian, serta Pengembangan sistem transportasi massal pada daerah perkotaan. d. Pemenuhan peningkatan kualitas, kapasitas dan jangkauan pelayanan kesehatan berupa pembangunan/rehabilitasi puskesmas, rumah sakit dan sarpras kesehatan lainnya. e. Peningkatan daya tarik/amenitas di obyek pariwisata unggulan dan pembangunan sarpras ekonomi kerakyatan berupa pasar tradisional. f. Peningkatan Ketahanan Masyarakat Desa. 5) Sinergitas kabupaten/kota dalam pencapaian skenario sasaran makro Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019, sebagai berikut : PERTUMBUHAN No| Kab/Kota EKONOME eyes pat (%) 1_| Kabupaten Gilacap 417 13,03 81 Kabupaten Banyumas 6,21 15,94 86 Kabupaten 3_| Purbalingga 577 17,81 3A Kabupaten 4_| Banjarnegara 5,54 16,84 25 5_| Kabupaten Kebumen 5,75 18,77 16 6_| Kabupaten Purworejo 5,74 12,74 3A Kabupaten 7_| Wonosobo 547 19,82 91 8_| Kabupaten Magelang 6,28 12,03 6,2 9. | Kabupaten Boyolali 5,94 11,30 28 10 | Kabupaten Klaten 5,89 13,54 12 11 | Kabupaten Sukoharjo 5,48 8,55 6 12 | Kabupaten Wonogiri 3,68 12,24 57 Kabupaten 13 | Karanganyar 5,05 11,62 16 14 | Kabupaten Sragen 615 13,44 19 15 | Kabupaten Grobogan 429 12,44 43 16 | Kabupaten Blora 452 12,50 61 17 | Kabupaten Rembang 5,29 17,22 1,9 18 | Kabupaten Pati 5,51 10,84 27 19 | Kabupaten Kudus 4,34 712 36 20 | Kabupaten Jepara 5,02 7,87 36 21 | Kabupaten Demak 5,49 13,03 94 22 | Kabupaten Semarang 5,87 7,49 54 Kabupaten 23 | Temanggung 5,69 41,22 2a 24 | Kabupaten Kendal 6,17 10,68 4,6 25 | Kabupaten Batang 5,72 10,54 34 Kabupaten 26 | Pekalongan 5,76 12,39 18 27 | Kabupaten Pemalang 511 17,34 81 28 | Kabupaten Tegal 5,99 9,83 56 29 | Kabupaten Brebes 6,25 19,21 19 30 | Kota Magelang 5,71 8,55 47 31_| Kota Surakarta 6,02 10,56 39 32_| Kota Salatiga 6,18 512 37 | 33 | Kota Semarang 5,93 4,83 58 34 | Kota Pekalongan 559 7,70 a7. 35 | Kota Tegal 5,82 7,89 72 5,4 : PROVINSI JAWA | (rentang nilai TENGAH antara 5,2 — 12,01 a ieee 5,6%) 13 Musrenbang RKPD Tahun 2019 Musrenbang RKPD merupakan forum antar pemangku kepentingan dalam rangka membahas Rancangan RKPD. Penyelenggaraan Musrenbang agar dilakukan secara berjenjang, tepat waktu, dan cermat dalam menangkap aspirasi publik dengan mempedomani Perméndagri Nomer 86 Tahun 2017. 1) Jadual Pelaksanaan Pelaksanaan Musrenbang RKPD Tahun 2019 diupayakan tepat waktu, sehingga tidak menunda rangkaian kegiatan perencanaan berikutnya. a. Tingkat Desa Tahapan pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Tingkat Desa dilaksanakan berpedoman pada Undang - Undang Nomor Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahin 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Jadual pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan program/kegiatan prioritas desa diinput melalui sistem informasi musrenbang desa/kelurahan dengan alamat —emusrenbang.sippd- Jatengprov.info dengan jadual sebagai berikut : + Jadual pelaksanaan Musrenbang Desa, Dokumentasi, berita acara dan usulan program/kegiatan hasil_ finalisasi/penajaman_usulan _ program/kegiatan prioritas desa diinput paling lambat bulan Januari Tahun 2018. * Musrenbang Kelurahan, diselenggarakan paling lambat Bulan Januari Tahun 2018. Jadual pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan program/kegiatan hasil Musrenbang Kelurahan diinput melalui sistem informasi musrenbang desa/kelurahan dengan alamat emusrenbang.sippd-jatengprov.info paling lambat bulan Januari Tahun 2018. b. Musrenbang Kecamatan, diselenggarakan paling lambat Minggu II Bulan Februari Tahun 2018. Jadual pelaksanaan, dokumentasi, berita acara dan usulan program/kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan diinput melalui sistem informasi musrenbang Kecamatan dengan alamat emusrenbang.sippd-jatengprov.info, dengan jadual sebagai berikut : + Jadual pelaksanaan Musrenbang Kecamatan diinput paling lambat bulan Januari Tahun 2018. © Dokumentasi, berita acara dan usulan program/kegiatan_hasil ‘Musrenbang Kecamatan diinput paling lambat bulan Februari Tahun 2018. ¢. Misrenbang Kabupaten/Kota, diselenggarakan paling lambat Minggu ke 4 Bulan Maret Tahun 2018. Jadual pelaksanaan Musrenbang Kabupaten/Kota diinput melalui alamat website emusrenbang.sippa- Jatengprov.info dan surat resmi perihal jadwal ~Musrenbang Kabupaten/Kota kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah paling lambat Minggu II Bulan Februari 2018, dengan alamat: Alamat kantor : Jalan Pemuda 127 - 133 Semarang Telepon + 024-3515591, 3515592 Faximilie + 024-3546802 Alamat Email: program.bappedajtg@gmail.com. d. Musrenbang Provinsi diselenggarakan paling lambat Minggu ke II Bulan April Tahun 2018 dengan rangkaian kegiatan utama meliputi Pembukaan Musrenbang, Forum Perangkat Daerah, Musrenbang Wilayah, Pra Musrenbang Provinsi, Musrenbang Provinsi dan Dialog Interaktif Legislatif - Eksekutif. 2) Peserta Agar penyelenggaraan Musrenbang dapat berlangsung efektif dan efisien dibutuhkan peran aktif seluruh pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dalam rangka penyusunan kebutuhan dan prioritas pembangunan daerah. Mempertimbangkan hal tersebut, maka peserta Musrenbang terdiri dari : a. Musrenbang Desa Musrenbang Desa/Finalisasi usulan program/kegiatan prioritas desa dikuti oleh _unsur Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/LPMD, Lembaga Adat, Tim Penggerak PKK, RT/RW, Karang Taruna, dan lembaga kemasyarakatan lainnya, Organisasi Keagamaan, Organisasi Wanita, unsur keterwakilan masyarakat, kelompok rentan termarginalkan, partai politik serta DPRD Kabupaten dan DPRD Provinsi sesuai daerah pemilihannya. b. Musrenbang Kelurahan Musrenbang Kelurahan dikuti olen unsur Pemerintah Kelurahan, Pemerintah Kecamatan dan Bappeda Kabupaten/Kota, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan/LPMK, Tim Penggerak PKK, RT/RW, Karang Taruna, dan lembaga kemasyarakatan lainnya, Organisasi Keagamaan, Organisasi Wanita, unsur keterwakilan masyarakat, kelompok rentan termarginalkan, Partai Politik serta DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD Provinsi sesuai daerah pemilihannya. 15 c. Musrenbang Kecamatan Musrenbang Kecamatan diikuti oleh Kepala Desa dan Lurah, delegasi Musrenbang Desa, Delegasi Kelurahan, Bappeda kabupaten/kota, pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi sesuai daerah pemilihannya, perwakilan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, tokoh masyarakat, Tim Penggerak PKK, Lembaga Kemasyarakatan Tingkat Kecamatan, keterwakilan perempuan dan kelompok rentan termarginalkan serta keterwakilan Partai Politik, d. Musrenbang Kabupaten/Kota Musrenbang Kabupaten/Kota diikuti oleh Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota, pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi sesuai daerah pemilihannya, unsur pemerintah pusat, unsur pemerintah provinsi, Kepala Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, Camat, unsur keterwakilan peserta Musrenbang Kecamatan, Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengkajian, Tim Penggerak PKK, Lembaga Keswadayaan Masyarakat, Organisasi Sosial, Organisasi Keagamaan, Organisasi Wanita, tokoh masyarakat, unsur dunia usaha/investor, BUMN/BUMD/Perusda, keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan termarginalkan, keterwakilan Partai Politik serta Kabupaten/Kota yang berbatasan. Musrenbang Pro\ Musrenbang Provinsi diikuti oleh Gubernur dan Wakil Gubernur, pimpinan dan anggota DPRD Provinsi, Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota, unsur Pemerintah Pusat, Bupati/Walikota, Kepala Perangkat Daerah Provinsi, Bappeda Kabupaten/Kota, instansi vertikal di Provinsi, Tim Penggerak PKK, Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengkajian, BUMN/BUMD/Perusda, Perbankan, Organisasi/Asosiasi Profesi, Asosiasi Dunia Usaha, Organisasi Sosial, Organisasi Keagamaan, Lembaga Keswadayaan Masyarakat, Organisasi Wanita, Lembaga Bentukan Pemerintah Pusat/Daerah, Lembaga Donor, keterwakilan perempuan dan kelompok rentan termarginalkan termasuk komunitas masyarakat berkebutuhan khusus, keterwakilan Partai Politik serta Provinsi yang berbatasan. V. Ketentuan Lain Penerapan e — planning dalam menampung dan mengolah masukan seluruh stakeholders pembangunan. Hasil Musrenbang Penyusunan RKPD Tahun 2019 dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan dan ditandatangani oleh wakil unsur yang menghadiri Musrenbang sebagai bahan penyempurnaan Rancangan Akhir RKPD Tahun 2019. : A. Usulan Program/Kegiatan Perangkat Daerah Provi i 1. Usulan Program/Kegiatan Perangkat Daerah Provinsi Tahun 2019 disampaikan kepada Gubernur cq. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah serta Kepala Biro Administrasi Pembangunan Daerah Setda Provinsi Jawa Tengah, dalam bentuk soft dan hard copy yang telah disahkan oleh Kepala Perangkat Daerah paling lambat tanggal 7 Maret 2018 dilengkapi dengan Kerangka Acuan Kerja/Kerangka Logis masing-masing kegiatan dengan Rencana Anggaran Biaya. Input data usulan melalui Aplikasi SIPPD dengan alamat sippd,jatengprov.go.id pada Minggu III Pebruari 2018 — Minggu I Maret 2018. 8. Dokumen Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah Tahun 2019 Perangkat Daerah .wajib menyusun dokumen rencana kerja (Renja) Perangkat Daerah Tahun 2019 yang memuat program dan kegiatan, lokasi kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran serta pagu indikatif dan prakiraan maju anggaran. Penyusunan Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 berpedoman pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2014, dengan sistematika utamanya meliputi : Bab I Pendahuluan Memuat gambaran umum penyusunan Renja Perangkat Daerah yang terdiri dari: Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan. Bab II Hasil Evaluasi Renja Perangkat Daerah Tahun Lalu, memuat: 1) Kajian terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu (n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (n-1) dan Capaian Renstra Perangkat Daerah; 2) Kajian capaian kinerjapelayanan Perangkat Daerah berdasarkan indikator yang ditentukan dalam SPM maupun indikator kinerja kunci; 3)_ Isurisu penting/strategis dalam penyelenggaraan Tupoksi; 4) Review terhadap rancangan awal RKPD yang _berisi perbandingan antara rancangan awal RKPD dengan analis kebutuhan; 5) Penelaahan usulan program dan kegiatan masyarakat yaitu hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan. Bab III Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah memuat : v7 1) Telaah terhadap arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang terkait dengan Tupoksi Perangkat Daerah; 2) Tujuan dan sasaran Renja Perangkat Daerah. - Bab IV Rencana Kerja dan Pemdanaan Perangkat Daerah berisi Perumusan program dan kegiatan disertai target kinerja dan pendanaan. - Bab IV Penutup Memuat catatan penting yang perlu mendapatkan perhatian, kaidah pelaksanaan dan rencana tindak lanjut. 3. Renja Perangkat Daerah Tahun 2019 ditetapkan oleh Kepala Daerah 1 (satu) bulan setelah RKPD ditetapkan. C. Usulan Kabupaten/Kota * Pemerintah Kabupaten/Kota diharapkan menyampaikan data sinkronisasi program kegiatan prioritas Kabupaten/kota (mendasarkan Rancangan RKPD Kabupaten/Kota Tahun 2019) dengan Prioritas Provinsi dan Nasional ditujukan kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah. + Usulan Program/Kegiatan serta Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/ Kota Tahun 2019 : = Input data usulan melalui Aplikasi SIPPD dengan alamat sippd.jatengprov.go.id pada Minggu I - I Maret 2018. - Usulan Kabupaten/Kota hasil input disampaikan kepada Gubernur cq. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Kepala Biro Administrasi Pembangunan Daerah Setda Provinsi Jawa Tengah paling lambat tangal 19 Maret 2018 dalam bentuk soft dan hard copy yang telah disahkan oleh Bupati/Walikota. D. Usulan Hibah dan Bantuan Sosial Usulan Hibah dan Bansos oleh Pemerintah/BUMN/BUMD/Badan dan Lembaga/Organisasi_ Kemasyarakatan/Kelompok Masyarakat Tahun 2019 disampaikan secara tertulis kepada Gubernur cq Sekretaris Daerah/Kepala Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah dengan tembusan BPKAD dan Bappeda, yang selanjutnya akan di input ke dalam aplikasi SIPPD dengan alamat sippd.jatengprov.go.id oleh Kepala Perangkat Daerah yang membidangi. 18 E. Pokok ~ Pokok Pikiran dan Usulan Program/Kegiatan Aspirasi DPRD Provinsi. ; Mendasarkan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017, Pokok-pokok pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah terhadap RKPD Tahun 2019, memuat : 1) Pokok - pokok pikiran dan usulan program/kegiatan DPRD memuat pandangan dan pertimbangan DPRD mengenai arah _prioritas pembangunan serta rumusan usulan kebutuhan program/kegiatan sebagai masukan dalam perumusan kebutuhan program dan kegiatan pada tahun rencana berdasarkan prioritas pembangunan daerah 2) Penyusunan RKPD pokok - pokok pikiran dan usulan program/kegiatan DPRD diselaraskan dengan prioritas dan sasaran pembangunan serta ketersediaan kapasitas rill potensi pendanaan. 3) Pokok-pokok pikiran dengan substansi arahan kebijakan pembangunan dan usulan program/kegiatan Tahun 2019, disampaikan kepada Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah pada tahapan Konsultasi Publik Rancangan Awal RKPD dan Musrenbang Provinsi. 4) Usulan program/kegiatan pembangunan pokok-pokok pikiran DPRD Provinsi Jawa Tengah dilaksanakan melalui aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah melalui masing masing Fraksi dengan alamat website: rembugan.jatengprov.go.id mulai bulan Januari ~ Mei 2018 (sebelum Penetapan Rancangan Akhir RKPD Tahun 2019). 19

You might also like