Anak Terlantar PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR

PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Irwan Sandi
irwanmap20@gmail.com
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
This study aims at determining the extent of success of Homeless Children Protection Policy
Implementation at the Social Service Office of Central Sulawesi. The type of this research is
descriptive qualitative. The informants are the caretaker of Head of Department of Central
Sulawesi Province, Programs Planning Section which is in charge of children, Department of
Social Welfare Central Sulawesi province in charge of the child, the Vice Chairman of Commission
IV DPRD Central Sulawesi that is in charge of children, the Chairman of the Children Protection
Institution Central Sulawesi as NGOs that concerns about children. The data collection techniques
in this research are observations, interviews, and documentations. The results of this research were
analyzed by using the theory of Van Meter Van Horn that is six indicator of the success of an
implementation including: 1) Basic Measures and Policy Objectives 2) Policy Resources 3)
Communication among Organizations 4) Characteristics of Implementing Agencies 5) Disposition
Implementor 6 ) Economy Condition, Social and Politic. The research results show that the
homeless children protection policy implementation at Dinas Social of Central Sulawesi Province
has not been fully successful as not all aspects are met, for axample WC is not good, bedroom is
very small. especially the lack of special programs for homeless children due to lack of budget
(material resources), especially the lack of special programs for homeless children due to lack of
budget (material resources).
Keywords: Policy implementation, homeless children, social services of central Sulawesi

Anak adalah amanah dan juga karunia terhadap perlindungan, pemeliharaan dan
dari Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa pembinaan anak, termasuk di anak terlantar.
harus di jaga karena dalam dirinya melekat Didalam pasal 28B UUD 1945 pasal 2 juga
disebutkan bahwa ³VHWLDS DQDN EHUKDN DWDV
harkat, martabat, dan hak-hak sebagai
kelangsungan hidup, tumbuh dan
manusia yang harus dijunjung tinggi (Sri berkembang serta berhak atas perlindungan
Widoyati Soekito, 2002: 76). Dimana anak GDUL NHNHUDVDQ GDQ GLVNULPLQDVL´ termasuk
adalah amanah, tunas, potensi dan generasi didalamnya anak terlantar.
penerus perjuangan dan cita-cita bangsa Pihak pertama yang berkewajiban
dalam pemenuhan hak-hak anak, seperti dalam memberikan perlindungan,
perlindungan hak-hak hidupnya untuk pemeliharaan dan pemenuhan kesejahteraan
sosial anak adalah keluarga atau orang tua
tumbuh kembang dan berprestasi secara
atau wali. Apabila orang tua, wali atau
optimal sesuai dengan harkat dan martabat keluarga tidak mampu memenuhi tanggung
kemanusiaan, perlindungan dari tindak jawabnya, maka negara berkewajiban
kekerasan dan diskriminasi. memberikan perlindungan, pemeliharaan dan
Dalam UUD 1945 pasal 34 tegas kesejahteraan.
dinyatakan bahwa "fakir miskin dan anak Perlindungan anak sendiri adalah
terlantar dipelihara oleh Negara". Artinya segala kegiatan untuk menjamin
pemerintah mempunyai tanggung jawab terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup,

150
151 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 150-160 ISSN: 2302-2019

tumbuh dan berkembang, berpartisipasi Berbicara tentang Perlindungan Anak,


secara optimal sesuai dengan harkat dan umumnya merujuk pada KHA (Konvensi
martabat kemanusiaan serta perlindungan +DN $QDN SDVDO \DLWX ³negara-negara
dari kekerasan dan diskriminasi. peserta akan mengambil semua langkah-
Sedangkan pengertian Anak terlantar langkah legislatif, administratif, sosial dan
adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang pendidikan untuk melindungi anak dari
karena sebab tertentu (karena beberapa semua bentuk kekerasan fisik dan mental,
kemungkinan: kemiskinan, salah seorang dari cidera atau penyalahgunaan, penelantaran
orang tua/ wali sakit, salah seorang/ kedua atau perlakukan salah atau eksploitasi,
orang tua/ wali pengasuh meninggal, termasuk penyalahgunaan seksual,
keluarga tidak harmonis, tidak ada pengasuh) sementara berada dalam asuhan orang tua,
sehingga tidak dapat terpenuhinya kebutuhan wali atau orang lain yang memelihara
dasar dengan wajar baik jasmani, rohani, DQDN´.
maupun sosial Fenomena di Indonesia sendiri terjadi
(http://kurniawanramsen.blogspot.co.id/2013/ peningkatan anak terlantar yang selalu
06/definisi-anak-terlantar.html). mengalami lonjakan drastis. Data di
Secara khusus Indonesia memiliki Kementerian Sosial mencatat pada tahun
aturan hukum yang ditujukan untuk 2014 ada 4,1 juta anak terlantar di Indonesia,
melindungi anak yaitu UU No. 35 Tahun Mensos merincikan diantaranya: 5.900 anak
2014 tentang Perubahan atas UU No. 23 yang jadi korban perdagangan manusia,
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang 3.600 anak bermasalah dengan hukum, 1,2
mendorong adanya perubahan kebijakan baru juta balita terlantar dan 34.000 anak jalanan
dibidang perlindungan dan kesejahteraan (http://www.antarajateng.com/detail/mensos-
anak tentunya telah disusun berisinergi jumlah-anak-terlantar-di-indonesia-
dengan kebijakan nasional dalam mencapai-41-juta.html, Diakses Pada Kamis
pemerintahan era Jokowi-JK yang memulai 28 Oktober 2015 Pukul 02.10 WITA).
pemerintahannya di tahun 2015. UU No. 35 Lembaga Perlindungan Anak (LPA)
Tahun 2014 pasal 1 ayat 6 tentang Sulawesi Tengah, mempublikasikan saat ini
Perlindungan Anak menjelaskan bahwa tercatat sedikitnya 54.235 anak terlantar yang
³DQDN terlantar adalah anak yang tidak tersebar di Sulawesi Tengah. Jumlah tertinggi
terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik terdapat di Kabupaten Poso, yakni sebanyak
ILVLN PHQWDO VSLULWXDO PDXSXQ VRVLDO´ 12.002 anak. Selanjutnya terdapat di
Negara dalam menjalankan Kabupaten Tojo Una-Una (8.065 anak),
perlindungan terhadap anak yaitu dengan Donggala (7.551 anak), Morowali (6.743
menghadirkan undang-undang perlindungan anak), Toli-Toli (4.987 anak), Parigi
anak ini, tidak hanya menjadi kewajiban Moutong (4.459 anak), Banggai Kepulauan
negara dan pemerintah saja, seperti pada (3.083 anak), Banggai (2.912 anak) dan Kota
Pasal 20 tentang perlindungan anak yaitu: Palu (1.913 anak).
³1HJDUD SHPHULQWDK PDV\DUDkat, keluarga, Jumlah ini diperkirakan masih akan
dan orang tua berkewajiban dan bertambah, karena saat ini masih sekitar
bertanggung jawab terhadap
SHQ\HOHQJJDUDDQ SHUOLQGXQJDQ DQDN´
Peran negara, pemerintah, masyarakat
terlebih lagi keluarga dan orang tua juga
wajib memenuhi perlindungan anak melalui
pendidikan, baik formal, informal dan
nonformal.
Irwan Sandi, Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial ««««««««««« 152

112.735 orang anak (56.895 perempuan- anaknya. dimana keluarga ini merupakan
55.840 laki-laki) pelajar yang siap masuk faktor yang paling penting yang sangat
dalam lapangan kerja. Banyaknya jumlah berperan dalam pola dasar anak. kelalaian
anak terlantar disebabkan karena tingkat orang tua terhadap anak sehingga anak
kemiskinan keluarganya.Ungakp Ketua LPA merasa ditelantarkan. anak-anak sebetulnya
Sulawesi Tengah, Sofyan Farid Lembah hanya membutuhkan perlindungan, tetapi
(http://ochansangadji.blogspot.co.id/2011/05/ juga perlindungan orang tuanya untuk
lebih-50-ribu-anak-di-sulteng terlantar.html) tumbuh berkembang secara wajar.
Provinsi Sulawesi Tengah sendiri 2. Faktor pendidikan
merupakan salah satu provinsi dimana Di lingkungan masyarakat miskin
masyarakatnya sangat kompleks dan pendidikan cenderung diterlantarkan karena
heterogen yang terdiri dari berbagai suku krisis kepercayaan pendidikan dan juga
bangsa seperti Bugis, Toraja dan Mandar ketidakadaan biaya untuk mendapatkan
yang berasal dari Sulawesi Selatan dan pendidikan.
Sulawesi Barat, Gorontalo, Manado, Jawa, 3. Faktor sosial, politik dan ekonomi
Arab, Tionghoa, dan Kaili yang merupakan Akibat situasi krisis ekonomi yang tak
suku asli dan terbesar di Sulawesi Tengah. kunjung usai, pemerintah mau tidak mau
Keberadaan anak terlantar pun tak memang harus menyisihkan anggaran untuk
luput dari permasalahan kompleks yang membayar utang dan memperbaiki kinerja
terjadi di provinsi Sulawesi Tengah. perekonomian jauh lebih banyak daripada
Diantaranya problema tentang anak terlantar anggaran yang disediakan untuk fasilitas
yang masih menjadi masalah krusial yang kesehatan, pendidikan, dan perlindungan
harus segera diselesaikan baik oleh sosial anak.
masyarakat, lembaga pemerhati anak, 4. Kelahiran diluar nikah
terkhusus pemerintah Provinsi Sulawesi Seorang anak yang kelahirannya tidak
Tengah, sebab hal ini merupakan bentuk dikehendaki pada umumnya sangat rawan
eksploitasi pada anak yang seyogiyanya anak untuk ditelantarkan dan bahkan diperlakukan
memperoleh hak pendidikan ataupun salah (child abuse). pada tingkat yang
pergaulan selayaknya anak-anak pada ekstrem perilaku penelantaran anak bisa
umumnya, sebab hakikatnya tugas anak berupa tindakan pembuangan anak untuk
adalah bermain dan belajar, bukan menutupi aib atau karena ketidak sanggupan
menghabiskan seluruh waktunya untuk orang tua untuk melahirkan dan memelihara
bekerja apalagi dipaksa menjadi tulang anaknya secara wajar.
punggung keluarga. Dengan melihat kondisi Pada Pasal 21 UU No. 35 Tahun 2014
banyaknya anak-anak terlantar khususnya di PHQJDWDNDQ ³1HJDUD GDQ 3HPHULQWDK
Provinsi Sulawesi Tengah, seolah undang- berkewajiban dan bertanggung jawab
undang perlindungan anak ini belum mampu menghormati dan menjamin hak asasi setiap
memberikan sentuhan perlindungan terhadap anak tanpa membedakan suku, agama, ras,
anak-anak, terutama anak terlantar maupun golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan
jalanan di provinsi Sulawesi Tengah. bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran
Banyak faktor yang menjadi penyebab DQDN GDQ NRQGLVL ILVLN GDQ PHQWDO´
mengapa si anak menjadi anak terlantar, Kemudian di tambahkan lagi dengan
antara lain: 3DVDO ³1HJDUD 3HPHULQWDK GDQ
1. Faktor keluarga pemerintah berkewajiban dan bertanggung
Keluarga adalah unit terkecil dalam jawab memberikan dukungan sarana,
masyarakat yang terdiri dari suami istri dan prasarana dan ketersediaan sumberdaya
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
153 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 150-160 ISSN: 2302-2019

manusia dalam penyelenggaraan dasar dan kesejahteraan, pendidikan, rekreasi


SHUOLQGXQJDQ DQDN´ dan budaya serta asuhan, perawatan dan
pembinaan.
'DQ SDGD 3DVDO ³1HJDUD Secara spesifik Pemerintah Provinsi
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah bertanggung jawab
menjamin perlindungan, Pemeliharaan, dan memikirkan soal keadaan tersebut agar
kesejahteraan anak dengan memperhatikan segera diselesaikan terkait persoalan anak
hak dan kewajiban orang tua, wali, atau terlantar di Provinsi Sulawesi tengah. Sebab
orang lain yang secara hukum bertanggung jika persoalan ini tidak segera diatasi, dapat
MDZDE WHUKDGDS DQDN´ ³1HJDUD dipastikan akan semakin banyak anak-anak
Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang terlantar di daerah-daerah yang ada di
mengawasi penyelenggaraan perlindungan Provinsi Sulawesi tengah.
DQDN´ 'DQ SDVDO ³1HJDUD 3HPHULQWDK Oleh sebab itu, peneliti berupaya
dan Pemerintah Daerah menjamin anak untuk melihat keberhasilan Implementasi
mempergunakan haknya dalam Kebijakan UU No. 35 Tahun 2014 Tentang
menyampaikan pendapat sesuai dengan usia Perlindungan Anak, yang dalam hal ini lebih
GDQ WLQJNDW NHFHUGDVDQ DQDN´ fokus menyoroti permasalahan anak terlantar
Anak-anak dalam hal ini khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah dalam melihat
anak terlantar seharusnya dilindungi dan upaya keberhasilan pemerintah dalam
dijamin hak-haknya sebagaimana anak pada mengimplementasikan UU No. 35 Tahun
umumnya dan perlu mendapat perlindungan 2014 Tentang Perlindungan Anak serta
khusus. Antara lain hak sipil dan implemntasi kebijakan dalam melindungi
kemerdekaan (civil right and freedoms), anak terlantar di Provinsi Sulawesi Tengah,
lingkungan keluarga dan pilihan khususnya terkait dengan judul penelitian
pemeliharaan (family environment and yaitu ³Implementasi Kebijakan Perlindungan
alternative care), kesehatan dasar dan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial Provinsi
kesejahteraan (basic health and welfare), Sulawesi Tengah´
pendidikan, rekreasi dan budaya (education,
leisure, and culture activities), dan Tinjauan Tentang Implementasi
perlindungan khusus (special protection). kebijakan
Inilah yang disebut dengan 5 hak dasar anak Pengertian implementasi kebijakan dan
(5 klaster anak). Saputra, H. (9 April 2007). faktor-faktor yang mempengaruhi
"Masalah Anak Jalanan " keberhasilan suatu implmentasi Van Meter
diunduhdari(http://www.harjasaputra.wordpr dan Van Horn juga mengemukakan beberapa
ess.com) Diakses Pada Rabu, 23 September hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan
2015). suatu implementasi, yaitu:
Perlindungan bagi anak terlantar (1) Ukuran dan tujuan kebijakan.
sangatlah penting karena negara bertanggung Standar dan sasaran kebijakan harus
Jawab untuk memenuhi kebutuhan dasar jelas dan terukur sehingga dapat direalisir.
fakir miskin dan anak-anak terlantar yaitu Apabila standar dan sasaran kebijakan kabur,
kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan, dan maka akan terjadi multiinterpretasi dan
dalam pelaksaan pemeliharaan anak-anak mudah menimbulkan konflik di antara para
terlantar di Indonesia dilakukan dengan agen implementasi.
memberikan hak-haknya secara normal (2) Sumberdaya.
layaknya anak-anak pada umumnya yaitu hak Implementasi kebijakan perlu
sipil dan hak kemerdekaan, lingkungan dukungan sumberdaya baik sumberdaya
keluarga dan pilihan pemeliharaan, kesehatan manusia (human resources) maupun
Irwan Sandi, Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial ««««««««««« 154

sumberdaya non-manusia (non-human PHQ\DWDNDQ EDKZD ³6HWLDS RUDQJ EHUKDN


resources). untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman
(3) Karakteristik agen pelaksana. atau perlakuan kejam tidak manusiawi,
Yang dimaksud karakteristik agen merendahkan derajat dan martabat
pelaksana adalah mencakup birokrasi, NHPDQXVLDDQ´ GDQ GDODP 3DVDO
norma-norma, dan pola-pola hubungan yang GLQ\DWDNDQ EDKZD ³ 6HWLDS DQDN EHUKDN DWDV
terjadi dalam birokrasi, yang semuanya itu perlindungan oleh orang tua, keluarga,
akan memengaruhi implementasi suatu PDV\DUDNDW GDQ QHJDUD´
program. Perlindungan anak tersebut berkaitan
(4) Sikap/ Kecenderungan (disposisi) agen erat untuk mendapatkan hak asasi mutlak dan
pelaksana mendasar yang tidak boleh dikurangi pun
Disposisi implementor ini mencakup atau mengorbankan hak mutlak lainnya untuk
tiga hal yang penting, yakni: (a) respons mendapatkan hak lainnya, sehingga anak
implementor terhadap kebijakan, yang akan tersebut akan mendapatkan hak-haknya
memengaruhi kemauannya untu sebagai manusia seutuhnya bila ia menginjak
melaksanakan kebijakan; (b) kognisi, yakni dewasa. Dengan demikian bila anak telah
pemahamannya terhadap kebijakan; dan (c) menjadi dewasa, maka anak tersebut akan
intensitas disposisi implementor, yakni mengetahui dan memahami mengenai apa
preferensi nilai yang dimiliki oleh yang menjadi hak dan kewajibannya baik
implementor. terhadap keluarga, masyarakat, bangsa dan
(5) Komunikasi antar Organisasi. negara.
Dalam banyak program, implementasi Menurut Pasal 1 Ayat 2 Undang
sebuah program perlu dukungan dan Undang No 35 Tahun 2014 tentang
koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu, Perlindungan dan Kesejahteraan Anak bahwa
diperlukan koordinasi dan kerjasama antar yang dimaksud perlindungan anak adalah
instansi bagi keberhasilan suatu program. segala kegiatan untuk menjamin dan
(6) Kondisi sosial, politik, dan ekonomi. melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
Variabel ini mencakup sumber daya hidup, tumbuh, berkembang, dan
ekonomi lingkungan yang dapat mendukung berpartisipasi, secara optimal sesuai harkat
keberhasilan implementasi kebijakan; dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
sejauhmana kelompok-kelompok perlindungan dari kekerasan dan
kepentingan memberikan dukungan bagi diskriminasi. Dalam Pasal 13 ayat (1)
implementasi kebijakan; karakteristik para PHQ\DWDNDQ EDKZD ³6HWLDS DQDN VHODPD
partisipan, yakni mendukung atau menolak; dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak
bagaimana sifat opini publik yang ada di lain manapun yang bertanggungjawab atas
lingkungan; dan apakah elit politik pengasuhan berhak mendapatkan
mendukung implementasi kebijakan. perlindungan dari perlakuan diskriminasi,
eksploitasi baik ekonomi maupun seksual,
Konsep Perlindungan Anak penelantaran, kekejaman, kekerasan, dan
Bangsa Indonesia sudah selayaknya penganiayaan, ketidakadilan dan prlakuan
memberikan perhatian terhadap perlindungan VDODK ODLQQ\D´
anak karena amanat UUD 1945 Pasal 28B (2) Anak Terlantar
PHQ\DWDNDQ EDKZD ³6HWLDS DQDN EHUKDN DWDV a. Defenisi Anak Terlantar
kelangsungan hidup, tumbuh kembang serta - Anak adalah seseorang yang belum
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan berusia 18 tahun termaksud anak yang
GLVNULPLQDVL´ NHPXGLDQ 3DVDO 88 1R masih dalam kandungan.
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
155 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 150-160 ISSN: 2302-2019

- Anak adalah orang yang dalam perkara d. Penyebab Anak Menjadi Anak
anak nakal telah mencapai umur 8 Terlantar
(delapan) tahun tetapi belum mencapai Faktor yang menjadi penyebab
umur 18 (delapan belas) tahun dan mengapa si anak menjadi anak terlantar,
belum pernah kawin. antara lain:
- Merujuk dari Kamus Umum Bahasa 1. Faktor keluarga
Indonesia mengenai pengertian anak Keluarga adalah unit terkecil dalam
secara etimologis diartikan dengan masyarakat yang terdiri dari suami istri dan
manusia yang masih kecil ataupun anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
manusia yang belum dewasa. anaknya (UU no 10 tahun 1992). dimana
- Sedangkan anak terlantar adalah anak keluarga ini merupakan faktor yang paling
yang karena suatu sebab orang tuanya penting yang sangat berperan dalam pola
melalaikan dan atau tidak mampu dasar anak. kelalaian orang tua terhadap anak
melaksanakan kewajibannya sehingga sehingga anak merasa ditelantarkan. anak-
kebutuhan anak baik jasmani, rohani anak sebetulnya hanya membutuhkan
maupun sosialnya tidak terpenuhi. perlindungan, tetapi juga perlindungan orang
- Yang dimaksud anak terlantar adalah tuanya untuk tumbuh berkembang secara
anak yang tinggal dalam keluarga wajar.
miskin usia sampai dengan 18 tahun 2. Faktor pendidikan
(http://kurniawanramsen.blogspot.co.id Di lingkungan masyarakat miskin
/2013/06/definisi-anakterlantar.html). pendidikan cenderung diterlantarkan karena
krisis kepercayaan pendidikan dan juga
b. Ciri-ciri Anak Terlantar ketidakadaan biaya untuk mendapatkan
Ciri-ciri anak terlantar adalah sebagai pendidikan.
berikut: 3. Faktor sosial, politik dan ekonomi
- Laki-laki atau perempuan berusia 5-18 Akibat situasi krisis ekonomi yang tak
tahun kunjung usai, pemerintah mau tidak mau
- Anak yatim piatu, baik masih memang harus menyisihkan anggaran untuk
mempunyai kedua orang tua membayar utang dan memperbaiki kinerja
- Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar perekonomian jauh lebih banyak daripada
- Anak yang terlahir dari pemerkosaan, anggaran yang disediakan untuk fasilitas
tidak ada yang mengurus dan tidak kesehatan, pendidikan, dan perlindungan
mendapatkan pendidikan. sosial anak.
4. Kelahiran diluar nikah
c. Klasifikasi Anak Terlantar Seorang anak yang kelahirannya tidak
Anak terlantar masuk dalam klasifikasi dikehendaki pada umumnya sangat rawan
masalah sosial non-patologis yang mengacu untuk ditelantarkan dan bahkan diperlakukan
pada masalah yang bersifat penyakit salah (child abuse). pada tingkat yang
sehingga relatif lebih mudah mengatasinya. ekstrem perilaku penelantaran anak bisa
Tetapi jika masalah ini tidak segera ditangani berupa tindakan pembuangan anak untuk
dengan seksama masalah ini dapat menjadi menutupi aib atau karena ketidak sanggupan
masalah sosial yang bersifat patologis yang orang tua untuk melahirkan dan memelihara
sulit untuk dipecahkan dan berhubungan anaknya secara wajar.
dengan kehidupan masyarakat itu sendiri.
Irwan Sandi, Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial ««««««««««« 156

e. Dampak dari Anak Terlantar sesuatu (Budiman 2011:90) bahwa penelitian


1. Dampak bagi individu (anak terlantar) deskriptif adalah penelitian yang dirancang
Anak merasa kasih sayang orang tua untuk memperoleh informasi status suatu
yang didapatkan tidak utuh, anak akan gejala saat penelitian dilakukan. Sedangkan
mencari perhatian dari orang lain atau bahkan penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas
ada yang merasa malu, minder, dan tertekan, Sosial Provinsi Sulawesi Tengah khususnya
dan tidak jarang yang akhirnya terjerat yang membidangi tentang anak. Adapun
dengan pergaulan bebas. Selain itu juga waktu yang digunakan dan dimanfaatkan
mengakibatkan anak kurang gizi, kurang secara efektif dalam melakukan penelitian ini
perhatian, kurang pendidikan, kurang kasih yaitu 3 (tiga) bulan. Adapun jenis data
sayang dan kehangatan jiwa, serta kehilangan terbagi dua yaitu data primer dan data
hak untuk bermain, bergembira, sekunder. Data primer merupakan data yang
bermasyarakat, dan hidup merdeka, atau diperoleh dari lapangan dengan cara
bahkan mengakibatkan anak-anak dianiaya mewawancarai informan di Kantor Dinas
batin, fisik, dan seksual oleh keluarga, teman, Sosial Provinsi Sulawesi Tengah. Melalui
orang lain lebih dewasa. mereka akan diperoleh data berupa kata-kata
2. Dampak bagi keluarga atau kalimat pernyataan atau memberikan
Dampak bagi keluarga yaitu keluarga jawaban. Sedangkan Data sekunder
menjadi tidak harmonis (khususnya orang merupakan data yang diperoleh dari studi
tua), keluarga menjadi tidak utuh, anak tidak pustaka dan sumber-sumber lain yang
diberikan haknya oleh orang tua (hak mendukung dari data primer. Pemilihan
memperoleh pendidikan, hak mendapatkan informan dilakukan secara purposive, yaitu
kasih sayang orang tua,dll), Tidak memilih orang-orang yang dianggap
berfungsinya kontrol keluarga terhadap anak mengetahui dan mampu memberikan
sehingga anak cenderung bebas dan informasi yang relevan dengan fokus
berperilaku sesuai keinginannya bahkan permasalahan yang akan diteliti dengan
sampai melanggar norma. jumlah informan yang dipilih dan dianggap
3. Dampak terhadap masyarakat mampu memberikan informasi yang relevan
Masyarakat memandang bahwa setiap terkait dengan permasalahan penelitian.
anak terlantar itu pastilah sama halnya
dengan anak nakal yang selalu melanggar HASIL DAN PEMBAHASAN
norma-norma yang ada di masyarakat. Selain
itu kontrol masyarakat secara kontinyu 1. Ukuran dan tujuan
kepada anak terlantar ini juga masih kurang Merupakan standar yang menjadi target
dan cenderung hanya mementingkan capaian dan sasaran dan untuk menilai sejauh
kepentingan masing-masing. mana ukuran serta dasar tujuan kebijakan
yang telah direalisasikan dalam suatu
METODE program. Standar dan sasaran kebijakan
tercakup dalam Implementasi Kebijakan
Jenis Penelitian Perlindungan Anak terlantar Pada Kantor
Jenis penelitian ini adalah penelitian Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah yaitu
deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Undang-undang No 35 Tahun 2014 Tentang
yakni mendeskripsikan dan menyajikan hasil Perlindungan dan Kesejahteraan Anak yang
penelitian secara keseluruhan dan lengkap merupakan revisi dari Undang-Undang No
sesuai hasil penelitian. Penelitian deskriptif 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
merupakam penelitian yang berusaha Dalam penelitian ini, ukuran dan tujuan
mendeskripsikan dan menginterpretasikan kebijakan pemerintah Dinas Sosial Provinsi
157 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 150-160 ISSN: 2302-2019

Sulawesi Tengah yang memiliki 26 program prasarana maupun sumber daya anggaran
PKMS (penyadang masalah kesejahteraan masih belum memadai sehingga belum bisa
sosial) yang menjadi target sasaran dan sepenuhnya menunjang keberhasilan
tujuan kebijakan dalam melindungi anak implementasi terkait program anak terlantar
terlantar khususnya di Sulawesi Tengah. sehingga diharapkan meningkatan kualitas
Sehingga kinerja Pemerintah Dinas Sosial sumber daya manusia dan sumber daya
Provinsi Sulawesi tengah sudah bagus dalam material serta sarana dan prasarana dapat
memahami dan menjalankan ukuran dan lebih di tingkatkan.
tujuan sasaran program pemerintah terkait 3. Karakteristik agen pelaksana
perlindungan anak khususnya anak terlantar Dalam hal ini, apakah lembaga
di Sulawesi tengah. implementor telah memiliki struktur yang
hirarki dan sistematis yang menggambarkan
2. Sumberdaya fungsi yang jelas sehingga setiap sub sistem
Sumber daya merupakan variabel yang didalam struktur dapat bekerja dan memiliki
juga memberikan pengaruh yang sangat besar pembagian tugas dan wewenang masing-
atas keberhasilan diimplementasikannya masing, sehingga program dalam upaya
suatu kebijakan. Sehingga dalam penelitian mengatasi anak terlantar di Sulawesi tengah
ini sumber daya manusia baik dari segi dapat berhasil. Hasil dilapangan
kualitas maupun kuantitas, sarana dan menunjukkan bahwa keberhasilan suatu
prasana, keuangan, logistik yang dapat program kebijakan harus dilaksanakan oleh
menunjang pemerintah Provinsi Sulawesi implementor yang punya tanggung jawab dan
Tengah dalam hal ini Dinas Sosial Provinsi komitmen terhadap pelaksanaan tugas dan
Sulawesi Tengah sebagai implementor dalam wewenang mulai dari struktur yang jelas,
upayanya mengatasi dan menekan jumlah seperti halnya komitmen pemerintah dinas
anak terlantar yang ada di Sulawesi Tengah. sosial yang setiap tahunnya sudah berjalan
Berkenaan dengan sumber daya manusia dengan baik yaitu dengan memberikan
dalam hal ini kemampuan pegawai yang bantuan kepada yayasan panti asuhan yang
didasarkan pada tingkat pendidikan yang menjadi mitra nya. Selain itu menjalin
dimiliki. Sementara sumber daya non koordinasi dan kerjasama kepada semua
manusia berkenaan dengan ketersediaan sektor yang mempunyai visi yang sama
sumber daya sarana dan prasarana hingga bekerja berdasarkan norma-norma
pendukung serta alat penunjang keberhasilan yang berlaku sehingga apa yang menjadi
suatu impelementasi mencakup dana/ tujuan tersebut dapat berhasil.
anggaran. Ini menunjukkan bahwa sumber
daya yang tersedia belum memadai baik dari 4. Sikap/ kecenderungan (disposisi) agen
kualifikasi pendidikan maupun sarana dan pelaksana
prasarana serta anggaran yang belum Pada penelitian ini, apakah personal
memadai. Melihat kenyataan dilapangan yang terlibat dalam mengatasi anak terlantar
bahwa anak terlantar yang tinggal di panti di Sulawesi Tengah memiliki pengetahuan,
sosial belum mendapatkan hak yang layak pemahaman, yang mendalam terhadap upaya
seperti tempat tidur yang harusnya di dalam 1 dan kebijakan pemerintah Dinas Sosial
kamar terdapat 3 anak, namun kenyataan bisa Provinsi Sulawesi Tengah yang terkait
di huni sampai 6 anak bahkan lebih sehingga dengan tugas-tugas dan fungsi berdasarkan
mereka tidur berdesak-desakan. Sehingga struktur birokrasi dan yang akan mereka
kesimpulan yang bisa diambil dari hasil kerjakan sehingga dapat menetukan sikap
wawancara diatas bahwa seluruh sumber untuk menerima, netral atau menolak
daya baik sumber daya manusia. Sarana dan terhadap kebijakan ini. Seperti pengertian
Irwan Sandi, Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial ««««««««««« 158

anak, klasifikasi anak maupun perda dan 6. Lingkungan ekonomi, sosial dan politik
undang-undnaga yang mengatur tentang Kondisi sosial, ekonomi dan politik
perlindungan dan kesejahteraan anak itu merupakan faktor yang mempengaruhi
sendiri. Berkaitan dengan hasil wawancara penerapan impelementasi program tersebut.
diatas menunjukkan sikap dukungan dari Sikap masyarakat dalam sebuah
berbagai element masyarakat terkait impelementasi program kebijakan dapat
kebijakan program. Dinas Sosial juag dalam dilihat dari respon masyarakat terhadap
hal ini mempunyai mitra yang bisa kebradaan program kebijakan tersebut.
mendukung keberhasilan program yang Mencakup seberapa besar dan bagaimana
terkait anak khsusunya anak telantar dengan kebijakan dapat mempengaruhi kondisi sosial
melibatkan koordinasi dan kerjasama dari ekonomi yang ada pada masyarakat dan
berbagai elemen organisasi pemerintah bagaimana tanggapan publik tentang
maupun non pemerintah. Ini salah satu kebijakan tersebut apakah ikut mendukung
bentuk dukungan dari berbagai pihak dalam keberhasilan kebijakan publik yang telah
mewujudkan keberhasilan program ditetapkan, lingkungan eksternal tersebut
pemerintah Dinas Sosial Provinsi Sulawesi adalah ekonomi, sosial, dan politik ada
Tengah. keluhan masyarakat terkait dampak dari
pelaksanaan program kebijakan tersebut.
5. Komunikasi antar organisasi Lingkungan ekonomi, sosial dan politik juga
Dalam penelitian ini, bagaimana merupakan faktor yang menentukan
koordinasi dan sub sistem yang terlibat keberhasilan suatu implementasi. Seperti
terhadap kelompok sasaran dalam anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah
pelaksanaannya sehingga memberikan selaku badan legislatif pembuat undang-
pengaruh baik terhadap hubungan kerja sama undang apakah memperhatikan kondisi anak
yang efektif dalam menyikapi segala bentuk terlantar dengan membuat dan mengesahkan
kejadian dalam pelaksanaan program Perda yang terkait dengan perlindungan anak
pemerintah, serta model dan bentuk terlantar di Sulawesi Tengah. Berdasarkan
komunikasi apa yang telah dilakukan, dan pendapat informan diatas menunjukkan
adakah frekuensi waktu tertentu yang telah bahwa peran masyarakat sudah cukup baik,
disepakati untuk melaksanakan pertemuan hal ini bisa diliat dari beberapa panti asuhan
koordinasi agar program dapat berhasil yang berdiri hingga saat ini, karena panti
dilaksanakan terkait mengatasi anak terlantar asuhan didirikan atas dasar masyarakat yang
di Sulawesi Tengah dalam hal ini apakah perduli terhadap nasib anak, begitu juga
sikap Dinas Sosial menjalin koordinasi dan bantuan yang hampir setiap harinya datang
kerjasama dengan pihak terkait dalam dari masyarakat yang diberikan kepada panti
menjalankan program kebijakannya terkait asuhan. Namun memang masih banyak
perlindungan anak khususnya anak terlantar ditemukan panti-panti asuhan maupun yang
mendapat penerimaan atau penolakan. Hasil yayasan yang berdiri secara illegal hanya
dilapangan. Kesimpulan yang dapat diambil bermaksud untuk mendapatkan bantuan dari
terkait komunikasi dan koordinasi antar lintas pemerintah.
sektor sudah berjalan dengan baik begitu
juga dengan program-program anak pada KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dinas sosial juga berjalan setiap tahunnya
dengan bantuan dan kerjasama dengan pihak- Kesimpulan
pihak yang terkait. Berdasarkan hasil penelitian pada
pembahasan bab sebelumnya terhadap
Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak
159 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 150-160 ISSN: 2302-2019

Terlantar Pada Kantor Dinas Sosial Provinsi Agus Purwanto, Erwan. dan Ratih
Sulawesi tengah, penulis memberikan Sulistyastuti, Dyah. 2012.
kesimpulan sebagai berikut : Implementasi kebijakan Publik; Konsep
Implementasi Kebijakan Perlindungan dan Aplikasinya di Indonesia,
Anak Terlantar Pada Kantor Dinas Sosial Jokjakarta.
Provinsi Sulawesi Tengah, hasil penelitian Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar
menunjukkan belum sepenuhnya berhasil. Kebijakan Publik, CV Alfabeta,
Hal ini dibuktikan dengan mengacu pada Bandung.
teori Van Meter Van Horn dengan 6 (enam) Ali, Faried. dan Syamsu Alam, Andi. 2011.
indikator keberhasilan implementasi yang Studi Kebijakan Pemerintahan, Mitra
meliputi: ukuran dan tujuan kebijakan, Wacana Media, Makassar.
sumber daya, karakteristik agen pelaksana, Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif,
sikap/ kecenderungan (disposisi) agen Komunikasi, Ekonomi, Kebiajakan
pelaksana, komunikasi antar organisasi, Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi
lingkungan ekonomi, sosial dan politik belum Kedua, Kencana, Alfabeta.
sepenuhnya berhasil. Erwan Agus Purwanto, Ph.D dan Dyah Ratih
Sulistyastuti. 2012. Implementasi
Rekomendasi kebijakan Publik; Konsep dan
Disarankan kepada pemerintah Dinas Aplikasinya di Indonesia, MAP-JIAN
Sosial Provinsi Sulawesi Tengah untuk lebih and Gava Media, Jogjakarta.
memperhatikan kualitas sumber daya, Harbani Pasolong. 2011. Teori Administrasi
utamanya sumber daya manusia maupun Publik, Alfabeta, Bandung.
sarana dan prasarana baik yang ada di panti http://dinsosprovsulteng.blogspot.co.id/ (di
sosial seperti WC yang tidak layak, kamar akses pada Senin, 30 November 2015
tidur yang sempit dan sebagainya. Serta pukul 11.05 WITA)
menyediakan sumberdaya anggaran untuk http://kurniawan-
program perlindungan anak terlantar. ramsen.blogspot.co.id/2013/06/definisi-
anak-terlantar.html Diakses Pada Hari
UCAPAN TERIMA KASIH Senin, 26 Oktober 2015, Pukul 14.00
Banyak pihak yang telah membantu WITA
dan memberikan dukungan dalam http://ochansangadji.blogspot.co.id/2008/05/l
penyusunan artikel ini, untuk itu maka ebih-50-ribu-anak-di-sulteng
terlantar.html, Diakses Pada Hari Rabu,
dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan 28 Oktober 2015, Pukul 19.30 WITA)
kepada Dr. Moh Irfan Mufti, M.Si dan Dr. http://WordPress.com, Odi Shalahuddin
Intam Kurnia, M.Si. yang telah rela Diakses Pada Hari kamis, 21 Mei 2015,
meluangkan waktunya untuk membimbing Pukul 12. 40 WITA
dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian http://www.antarajateng.com/detail/mensos-
artikel ini. jumlah-anak-terlantar-di-indonesia-
mencapai-41-juta.html, Diakses Pada
Kamis 28 Oktober 2005 Pukul 02.10
DAFTAR RUJUKAN
WITA
Abdul Wahab, Solichin. 2008. Analisis Huraerah, Abu. 2006. Kekerasan Pada Anak,
Kebijaksanaan: Dari formulasi ke Penerbit Nuansa, Bandung.
Implementasi Kebijaksanaan Negara, Islamy, M. Irfan. 2004. Prinsip-Prinsip
Jakarta. Perumusan Kebijaksanaan
Irwan Sandi, Implementasi Kebijakan Perlindungan Anak Terlantar Pada Dinas Sosial ««««««««««« 160

Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Proses Kebijakan Publlik. Bayu Media


Jakarta. Publishing, Malang.Winarno Budi.
Penyusunan Profil Anak Provinsi Sulawesi 2002. Teori dan Proses Kebijakan
tengah Tahun 2015 Publik, Media Pressindo, Yogyakarta.
Perda Provinsi Sulawesi tengah No 9 Tahun Zulkhair, Sholeh Soeaidy. 2001. Dasar
2011 Tentang Perlindungan dan Hukum Perlindungan Anak, CV.
Kesejahteraan Anak Novindo Pustaka Mandiri, Jakarta.
Rahardjo Adisasmita. 2011. Pengelolaan
Pendapatan dan Anggaran Daerah,
Graha Ilmu, Yokyakarta.
RENSTRA Dinas Sosial Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2011-2016
Saputra, H. (9 April 2007). "Masalah Anak
Jalanan [1]" diunduh dari
(http://www.harjasaputra.wordpress.co
m) Diakses Pada Rabu, 23 September
2015
Setia Tunggal, Hadi. 2000. Konvensi Hak-
hak Anak (Convention on The Rights of
The Child), Harvindo, Jakarta.
Soekito, Sri Widoyati. 2002. Anak dan
Wanita dalam hukum, Diadit Media,
Jakarta.
Subarsono, AG. 2010. Analisis Kebijakan
Publik, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Administrasi (Dilengkapi dengan
Metode R & D) Cetakan ke Tujuh
Belas, Alfabeta, Bandung.
Sunggono Bambang. 1994. Hukum dan
Kebijaksanaan Publik, Sinar Grafika,
Jakarta.
Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan
Publi,.AIPI. Bandung
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan Sosial
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 Tentang
Perlindungan Anak
Wibowo, E. Dkk. 2004. Hukum dan
Kebijakan Publik, YPAPI, Yogyakarta.
Widdo Joko 2012. Kebijakan Publik : Teori,
Proses, dan Studi Kasus, CAPS,
Cetakan Pertama, Yogyakarta.
Widodo Joko. 2007. Analisis Kebijakan
Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis

You might also like