3882 7349 1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF


DENGAN I-SPRING PRESENTER UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
1)
Herlin Rusyani, 2)Dody Hermana, 3)Nizar Alam Hamdani
1
Dosen Program Studi D3 Kebidanan STIKES Karsa Husada Kabupaten Garut.
Email: herlin1506@gmail.com
2
Dosen Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan STKIP Garut
Email: Doddy@yahoo.com
3
Dosen Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan STKIP Garut
Email: nizar_hamdani@yahoo.com

Abstract

The research is to find out the effectiveness of using interactive learning multimedia with I-
SPRING PRESENTER to improve motivation and civics education learning outcome in
STIkes Karsa Husada Garut.The taken population is nursing students, Diploma III Grade I,
STIkes Karsa Husada Garut. The specimen are 1 B grade as control class with 38 students
and 1 C grade as experiment class with 38 students.The research methodology used in this
research is experiment research method with quantitative approach. The used experiment
method form is by Quasi Experimental design with Non equivalent Control Group Design
form. Data collection instrument for learning motivation uses scale with five choice answer
opinions, while learning outcome is done by test. The research result data are previously
done by making normality test. Data analysis uses T test with SPSS (Statistical Product and
Service Solution) software version 17 and MS.excel 2010.The obtained research results are:
1. Motivation before using learning multimedia is low-value, however by interactive learning
multimedia, it is high-value, so there is learning motivation improvement. 2. Learning
outcome of experiment group is high, while control group is fair. Those show that students’
learning outcome improvement using interactive learning multimedia is better than those
using conventional learning.

Key words: Interactive Learning Multimedia, Motivation, Learning Outcome

A. PENDAHULUAN pelajar dan sebagainya. Kalau kita lihat


seakan rasa nasionalisme rakyat Indonesia
Sejak bergulirnya era reformasi, semakin memudar, masyarakat Indonesia
kebebasan pers semakin terbuka, walaupun seolah lebih banyak yang egois dan
dengan kebebasan pers tersebut ada mementingkan kepentingan pribadinya
dampak positif dan dampak negatifnya. dibandingkan kepentingan bangsa.
Salah satu dampak negatifnya karena pers Barangkali dalam hal ini
setiap hari banyak menyuguhkan berita- pendidikan kewarganegaraan sebagai
berita mengenai kriminalitas, kekerasan, pendidikan karakter yang merupakan mata
korupsi, perkelahian antar warga, tawuran pelajaran yang diwajibkan untuk

333
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

kurikulum di jenjang pendidikan dasar, menyenangkan, dan berbagai keluhan


menengah dan mata kuliah wajib untuk lainnya. Juga ada persepsi yang telah
kurikulum Pendidikan Tinggi, menjadi milik sejumlah mahasiswa bahwa
sebagaimana yang diamanatkan dalam ilmu-ilmu sosial itu merupakan ilmu yang
Pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun membosankan karena sajiannya bertele-
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tele. Ketika persepsi negatif itu merasuki
tidak atau kurang berhasil dalam pikiran mahasiswa, maka minat dan
menumbuhkan wawasan dan kesadaran motivasi belajarnya menjadi merosot.
bernegara, sikap serta perilaku yang cinta Akibatnya hasil belajar menjadi kurang
tanah air. maksimal.
Padahal melalui Pendidikan Dengan melihat kurangnya
Kewarganegaraan, warga negara Republik motivasi dan belum optimalnya hasil
Indonesia diharapkan mampu memahami, belajar mahasiswa, maka perlu dicari jalan
menganalisa, dan menjawab masalah- keluar untuk memecahkan persoalan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, tersebut. Hal yang harus dilakukan adalah
bangsa dan negaranya secara konsisten dan dengan menggunakan metode yang cocok
berkesinambungan dalam cita-cita dan dengan kondisi mahasiswa, agar
tujuan nasional seperti yang digariskan mahasiswa dapat berfikir kritis, logis dan
dalam Pembukaan UUD 1945 dapat memecahkan masalah dengan sikap
(Sumarsono,dkk, 2008:7). terbuka, kreatif dan inovatif.
Berdasarkan hal tersebut Dengan perkembangan ilmu
Pendidikan Kewarganegaraan tidak bisa pengetahuan dan teknologi yang semakin
dianggap remeh karena merupakan mata pesat, dimana penggunaan teknologi juga
kuliah yang diwajibkan, sehingga upaya– sudah merambah dunia pendidikan, kita
upaya untuk memperbaiki proses bisa memanfaatkan teknologi tersebut
pembelajaran Pendidikan untuk keberhasilan dalam proses
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi pembelajaran, salah satunya dengan
harus terus ditingkatkan. menggunakan multimedia pembelajaran
Sebagai ilmu sosial, tentunya interaktif dengan I-Spring Presenter.
Pendidikan Kewarganegaraan berbeda Dimana dengan penggunaan multimedia
dengan ilmu–ilmu terapan yang bersifat pembelajaran interaktif ini diharapkan
pasti. Hal ini akan menjadikan mahasiswa akan mendorong motivasi mahasiswa
terkadang merasa kesulitan atau malas untuk lebih menyukai pembelajaran yang
dalam mengikuti proses pembelajaran, disajikan, sehingga apabila motivasi
sehingga pembelajaran menjadi kurang belajarnya sudah tumbuh, diharapkan akan
bermakna. Hal ini ditunjukkan dengan mendorong prestasi belajar mahasiswa
kurang aktifnya mahasiswa dalam semakin baik dan semakin meningkat.
berinteraksi dalam proses pembelajaran. Adapun yang menjadi
Semua ini terjadi dikarenakan motivasi permasalahan utama adalah “Bagaimana
mahasiswa yang relatif rendah. Padahal meningkatkan motivasi dan hasil belajar
motivasi merupakan sesuatu yang mahasiswa dalam perkuliahan Pendidikan
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Kewarganegaraan?” Secara spesifik
Karena kurangnya motivasi permasalahan dalam meningkatkan
tersebut, banyak mahasiswa menganggap motivasi dan hasil belajar mahasiswa
proses pembelajaran Pendidikan diuraikan sebagai berikut:
Kewarganegaraan sebagai sesuatu yang
membosankan, monoton, kurang

334
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

1. Bagaimana meningkatkan motivasi serangkaian usaha untuk menyediakan


mahasiswa dalam pembelajaran kondisi-kondisi tertentu yang menjamin
pendidikan Kewarganegaraan. kelangsungan dan memberikan arah pada
2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki
mahasiswa dalam pembelajaran oleh subjek itu dapat tercapai.
pendidikan Kewarganegaraan. Secara umum, motivasi dibedakan
Untuk menghadapi permasalahan menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik
tersebut diatas, diupayakan agar dosen dan motivasi ekstrinsik. Menurut Sardiman
mampu mengorganisir perkuliahan secara (2007) motivasi intrinsik adalah motif-
inovatif dengan harapan kualitas proses motif yang menjadi aktif dan berfungsi
dan produk pembelajaran Pendidikan tidak perlu dirangsang dari luar karena
Kewarganegaraan ini dapat semakin baik dalam diri setiap individu sudah ada
dan mendorong ketertarikan mahasiswa dorongan untuk melakukan sesuatu.
terhadap mata kuliah ini. Dengan kata lain, individu terdorong untuk
bertingkah laku ke arah tujuan tertentu
B. KAJIAN LITERATUR tanpa adanya faktor pendorong dari luar.
1. Motivasi Belajar Motivasi intrinsik tidak memerlukan
Menurut Sardiman (2007:75) motivasi rangsangan dari luar tetapi berasal dari diri
dapat diartikan sebagai serangkaian usaha siswa. Siswa yang termotivasi secara
untuk menyediakan kondisi-kondisi intrinsik dapat terlihat dari kegiatannya
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas
melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, belajar karena butuh dan ingin mencapai
maka akan berusaha untuk meniadakan tujuan belajar yang sebenarnya.
atau mengelak perasaan tidak suka itu. Jadi Motivasi ekstrinsik berbeda dari
motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor motivasi intrinsik karena dalam motivasi
dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh ini keinginan siswa untuk belajar sangat
dalam diri seseorang. dipengaruhi oleh adanya dorongan atau
Sementara menurut Uno (2012:23), rangsangan dari luar. Dorongan dari luar
hakikat motivasi belajar adalah dorongan tersebut dapat berupa pujian, celaan,
internal dan eksternal pada siswa-siswa hadiah, hukuman dan teguran dari guru.
yang sedang belajar untuk mengadakan Motivasi belajar sangat penting di
perubahan tingkah laku, pada umumnya dalam proses belajar dan pembelajaran
dengan beberapa indikator atau unsur yang karena motivasi belajar mendorong
mendukung. Indikator tersebut dapat timbulnya tingkah laku dan mempengaruhi
diklasifikasikan sebagai berikut : (1) serta mengubah tingkah laku siswa.
adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) Fungsi motivasi dalam belajar adalah
adanya dorongan dan kebutuhan dalam mendorong manusia untuk melakukan
belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita suatu tugas atau perbuatan yang serasi
masa depan, (4) adanya penghargaan guna mencapai tujuan yang dikehendaki
dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan
menarik dalam belajar, (6) adanya yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga memungkinkan seorang siswa 2. Hasil Belajar
dapat belajar dengan baik. Menurut Sanjaya (2012:47) hasil
Jadi motivasi adalah keseluruhan belajar berkaitan dengan pencapaian dalam
daya penggerak baik dari dalam diri memperoleh kemampuan sesuai dengan
maupun dari luar dengan menciptakan tujuan khusus yang direncanakan. Tujuan

335
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

khusus atau tujuan pembelajaran Jadi pengertian dari Multimedia


merupakan kemampuan yang harus Pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dimiliki oleh anak didik setelah mereka digunakan untuk menyalurkan pesan
mempelajari bahasan tertentu dalam (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
bidang studi tertentu pula. serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
Sedangkan menurut Surya (2003:25), perhatian dan kemauan belajar sehingga
hasil pembelajaran ialah perubahan secara sengaja proses belajar terjadi,
perilaku individu. Individu akan bertujuan dan terkendali (Warsita,
memperoleh perilaku yang baru, menetap, 2008:154).
fungsional, positif, disadari, dan Bagi dosen membuat suasana kelas
sebagainya. yang menarik dan tidak membosankan
Gagne dan Briggs (dalam Jurnal adalah idaman, caranya yaitu dengan
Teknodik, 2005:141) membagi hasil membuat Multimedia pembelajaran
belajar menjadi 5 kategori yaitu (1) interaktif salah satunya dengan
keterampilan intelektual (intellectual menggunakan bantuan sofware I-Spring
skills),(2) strategi kognitif (cognitive Presenter. Menurut Hernawan (2014:1) I-
strategies), (3) informasi verbal (verbal Spring Presenter merupakan salah satu
information), (4) keterampilan motorik software atau tool yang dapat mengubah
(motor skills), dan (5) sikap (attitudes). file presentasi menjadi bentuk flash serta
Hasil belajar adalah suatu penilaian dapat mengintegrasikan dalam software
akhir dari proses dan pengenalan yang Microsoft Office Power Point.
telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan Masih menurut Hernawan (2014:1)
tersimpan dalam jangka waktu lama atau ada beberapa fitur I-Spring Presenter
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya yaitu:
karena hasil belajar turut serta dalam a. I-Spring Presenter bekerja sebagai
membentuk pribadi individu yang selalu add-ins Ms PowerPoint dan dapat
ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi menjadikan file Microsoft PowerPoint
sehingga akan merubah cara berpikir serta lebih menarik dan interaktif berbasis
menghasilkan perilaku kerja yang lebih flash dan dapat dibuka pada setiap
baik. Hasil belajar merupakan tingkat komputer.
ketercapaian tujuan pembelajaran yang b. I-Spring Presenter dapat menyisipkan
telah dirumuskan dalam bentuk berbagai bentuk media, sehingga
kompetensi baik pada ranah kognitif, media pembelajaran yang dihasilkan
afektif maupun psikomotor. akan lebih menarik, diantaranya
adalah dapat merekam dan
3. Multimedia Pembelajaran sinkronisasi video presenter,
Menurut Robin dan Linda (dalam menambahkan flash dan video
Darmawan, 2013:32) menyebutkan bahwa youtube, mengimpor atau merekam
Multimedia sebagai alat yang dapat audio, menambahkan informasi
menciptakan presentasi yang dinamis dan pembuat presentasi dan logo
interaktif yang mengombinasikan teks, perusahaan, serta membuat navigasi
grafik, animasi, audio dan video. dan desain yang unik.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai c. Mudah didistribusikan dalam format
proses penciptaan lingkungan yang flash, yang dapat digunakan
memungkinkan terjadinya proses belajar. dimanapun dan dioptimalkan untuk
web.

336
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

d. Membuat kuis dengan berbagai jenis interaktif dengan I-Spring Presenter telah
pertanyaan/soal yaitu: True/False, dilaksanakan dalam pembelajaran
Multiple Choice, Multiple response, pendidikan Kewarganegaraan dan
Type In, Matching, Sequence, kelengkapan pembelajarannya pun telah
numeric, Fill in the Blank, Multiple selesai disiapkan.
Choice Text (pro).
C. METODE PENELITIAN
4. Pendidikan Kewarganegaraan di Penelitian ini menggunakan metode
Perguruan Tinggi. kuasi eksperimen, dalam pembelajaran ini
jumlah keseluruhan mahasiswa adalah 118
Pendidikan Kewarganegaraan orang yang terdiri atas tingkat 1A, tingkat
diberikan di Perguruan tinggi dengan 1B dan tingkat 1C. Dari tiga kelas yang
tujuan agar mahasiswa memiliki wawasan ada dipilih satu kelas sebagai subjek
akan kesadaran berbangsa dan bernegara sampel, yaitu kelas 1C sebagai kelompok
untuk bela negara dan memiliki pola pikir, eksperimen dengan jumlah mahasiswa
pola sikap dan prilaku sebagai pola tindak sebanyak 38 orang dan kelas 1B sebagai
yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. kelas kontrol dengan jumlah mahasiswa 38
Segala hal tersebut diperlukan agar Negara orang.
Kesatuan Republik Indonesia tetap utuh Adapun perlakuan kepada kelas
dan tidak terpecah belah. eksperimen dan kelas kontrol diusahakan
Pendidikan Kewarganegaraan yang sama untuk metode penyampaian, metode
baik dan benar akan menghasilkan sikap pembelajaran, alat dan sumber
dan mental mahasiswa yang cerdas dan pembelajarannya. Adapun yang
memiliki rasa tanggung jawab yang penuh. membedakan hanya media
Dengan dihasilkannya mahasiswa yang pembelajarannya saja, dimana untuk kelas
berkompetensi dalam pendidikan eksperimen menggunakan multimedia
kewarganegaraan, maka akan pembelajaran dengan I-Spring Presenter,
meminimalisir masalah yang kompleks sedangkan kelas kontrol menggunakan
dalam permasalahan kesadaran dalam pembelajaran konvensional sampai tuntas
pendidikan bela negara dan bangsa (proses akhir pembelajaran atau tahapan
Indonesia akan menjadi lebih aman dan evaluasi).
tentram.
Karena demikian pentingnya D. HASIL DAN PEMBAHASAN
pendidikan Kewarganegaraan dalam Pada tahap pertama diberikan pretest
menumbuhkan karakter bangsa yang baik motivasi terhadap kelas eksperimen yang
dan demi keutuhan Negara Kesatuan berjumlah 38 mahasiswa. Kemudian
Republik Indonesia supaya tidak terpecah diakhir pembelajaran diberikan lagi
belah, maka keberhasilan pendidikan posttest motivasi. Adapun hasilnya dapat
Kewarganegaraan harus diupayakan secara dilihat pada tabel dibawah ini.
optimal.
Untuk mengantisifasi hal tersebut,
penggunaan multimedia pembelajaran

337
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Tabel 1

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference


T df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper
Motivasi 47.882 37 .000 76.842 73.59 80.09
sebelum
Motivasi 37.173 37 .000 133.684 126.40 140.97
sesudah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bisa dijadikan sebagai penarik kesimpulan
bahwa hasil pretest motivasi rata-rata bahwa pembelajaran dengan menggunakan
sebesar 76,842, dan setelah diberikan multimedia interaktif ini bisa dikatakan
pembelajaran dengan menggunakan efektif. Untuk mengetahui efektifitasnya
multimedia interaktif dengan I-Spring harus dibuktikan dengan pengujian
Presenter, motivasinya meningkat rata-rata perbedaan kedua rata-rata tersebut. Adapun
sebesar 133,684, hal ini menunjukkan hasilnya bisa dilihat dalam tabel dibawah
adanya peningkatan motivasi mahasiswa ini :
dalam pembelajaran. Namun hal ini belum

Tabel 2
Uji Perbedaan Motivasi Belajar
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Motivasi sesudah – Negative Ranks 0a .00 .00
Motivasi sebelum Positive Ranks 38b 19.50 741.00
c
Ties 0
Total 38
a. Motivasi sesudah < Motivasi sebelum
b. Motivasi sesudah > Motivasi sebelum
c. Motivasi sesudah = Motivasi sebelum

Test Statisticsb
Motivasi sesudah – Motivasi sebelum
Z -5.384a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test

338
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Dari tabel diatas, seluruh Mahasiswa kewarganegaraan, setelah itu diadakan


mengalami kenaikan motivasi belajar. Pada proses pembelajaran Pendidikan
tabel bagian kedua, diperoleh nilai z Kewarganegaraan. Dimana untuk kelas
sebesar -5,384 dengan Asym.Sig (2-tailed) eksperimen, proses pembelajaran
lebih kecil dari α, maka Ha diterima dan menggunakan multimedia pembelajaran
Ho ditolak. Karena pada pengujian ini nilai interaktif dengan I Spring Presenter,
Asym.Sig (2-tailed) = 0,000 lebih kecil dari sedangkan untuk kelas kontrol proses
α = 0,05, maka Ha diterima, sehingga pembelajaran dilaksanakan dengan cara
dapat disimpulkan bahwa : “Terdapat konvensional (ceramah biasa). Setelah
perbedaan peningkatan motivasi belajar dilaksanakan proses pembelajaran,
antara sebelum menggunakan multimedia kemudian diadakan posttest baik di kelas
pembelajaran dan setelah menggunakan eksperimen maupun di kelas kontrol.
multimedia pembelajaran . Adapun hasil pretest dan posttest kelas
Pada tahap berikutnya, peneliti eksperimen dapat dilihat pada tabel
melaksanakan pretest soal dibawah ini.

Tabel 3
Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Kelas Eksperimen
Hasil pretest kelas eksperimen Hasil posttest kelas eksperimen
N Valid 38 38
Missing 0 0
Mean 48.68 82.37
Median 50.00 80.00
Std. Deviation 10.180 7.141
Variance 103.627 50.996
Kurtosis 1.376 .629
Std. Error of Kurtosis .750 .750
Range 50 30
Minimum 20 70
Maximum 70 100

Dari tabel diatas dapat terlihat menggunakan multimedia pembelajaran


mahasiswa yang mendapat pembelajaran terhadap hasil belajar, terlebih dahulu
dengan menggunakan multimedia melakukan uji sebaran normalitas data
pembelajaran mengalami peningkatan dari dari kedua data tersebut. Dari hasil
rata-rata sebelumnya 48,68 menjadi 82,37. perhitungan uji normalitas didapatkan
Selanjutnya untuk mengetahui sebaran data seperti yang disajikan pada
besarnya pengaruh motivasi belajar dengan tabel berikut ini :

339
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Tabel 4
Uji Sebaran Normalitas Data Hasil Belajar dan Motivasi Belajar

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Motivasi .138 38 .067 .951 38 .099
Prestasi .239 38 .000 .913 38 .004
a. Lilliefors Significance Correction

Kriteria sebaran berdistribusi 0,004, karena salah satu datanya lebih kecil
normal jika nilai Sig lebih besar dari taraf dari α sehingga sebaran data salah satunya
signifikansi yang digunakan (α). Dalam berdistribusi tidak normal.
penelitian ini α yang digunakan sebesar Untuk pengujian selanjutnya karena
0,05, sebaran data hasil belajar dengan sebaran data salah satunya berdistribusi
menggunakan multimedia pembelajaran tidak normal, maka digunakan uji statistika
dan motivasi belajar Mahasiswa berturut- non parametric dalam hal ini digunakan
turut mempunyai nilai Sig = 0,099 dan korelasi Rank-Spearman.

Tabel 5
Uji Koefisien Korelasi

Correlations
Posttest Motivasi
eksperimen Multimedia
Spearman's Posttest Correlation Coefficient 1.000 .193
rho Eksperimen Sig. (2-tailed) . .245
N 38 38
Motivasi Correlation Coefficient .193 1.000
Multimedia Sig. (2-tailed) .245 .
N 38 38

Kriteria pengaruh dikatakan signifikan yang digunakan sebesar 0,05, sedangkan


jika nilai Sig (2 tailed) lebih kecil dari α nilai Sig (2 tailed) sebesar 0,0245 maka Ho

334
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat Teknologi Informasi dan


disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Komunikasi, Teori dan Aplikasi,
yang signifikan antara motivasi belajar Bandung : PT Remaja Rosdakarya
dengan menggunakan multimedia Hernawan, Hudiana, (2014), Modul
pembelajaran terhadap hasil belajar. Kuliah Pembuatan Multimedia
dengan bantuan Software I-Spring
E. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Presenter
Hasil penelaahan memberikan Sanjaya, Wina (2012), Media Komunikasi
gambaran sebagai berikut, pertama Pembelajaran, Jakarta : Kencana
penggunaan multimedia pembelajaran Prenada Media Group.
interaktif dengan I-Spring Presenter dapat Sardiman, A.M, (2007), Interaksi dan
meningkatkan motivasi mahasiswa Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta :
khususnya pada pembelajaran Pendidikan PT Raja Grafindo Persada
Kewarganegaraan. Hal ini didasarkan pada Sumarsono,dkk, (2008), Pendidikan
meningkatnya skor motivasi belajar Kewarganegaraan, Jakarta : PT
mahasiswa setelah diberikan pembelajaran Gramedia Pustaka Utama
dengan menggunakan multimedia Surya, Mohamad, H (2003), Psikologi
pembelajaran interaktif dengan I-Spring Pembelajaran dan Pengajaran,
Presenter. Kedua penggunaan multimedia Bandung : Yayasan Bhakti Winaya.
pembelajaran interaktif dengan I-Spring Uno, B.Hamzah (2012), Teori Motivasi
Presenter dapat meningkatkan hasil belajar dan Pengukurannya, Analisis di
mahasiswa. Dalam hal ini hasil belajar bidang Pendidikan, Jakarta : Bumi
yang menggunakan multimedia Aksara
pembelajaran interaktif mengalami Warsita, Bambang (2008), Teknologi
peningkatan secara signifikan. Pembelajaran, Landasan dan
Sehingga dari hasil tersebut aplikasinya, Jakarta : Rineka Cipta.
diharapkan pada mata kuliah lain dapat Undang-Undang Republik Indonesia No.
menggunakan multimedia pembelajaran 20 Tahun 2003 tentang Sistem
interaktif dengan I-Spring Presenter Pendidikan Nasional, (2010),
sebagai salah satu langkah untuk Bandung : Nuansa Aulia
meningkatkan motivasi dan hasil belajar Jurnal Teknodik (2005), Pustekom
mahasiswa. Departemen Pendidikan Nasional.

F. REFERENSI
Darmawan, Deni (2013), Pendidikan

335

You might also like