Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

GAMBARAN KADAR SERUM GLUTAMATE OXALOCETIC TRANSMINASE


(SGOT) DAN GLUTAMATE PYRUVAT TRANSMINASE (SGPT) PADA PASIEN
DIABETES MELITUS DI RSUD SYEKH YUSUF KAB.GOWA

Asni Hasanuddin1, Suharsih Thahir2, Dian Hardianti3


1
Prodi D-III Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur
Jl. Abdul Kadir No.70 Makassar
e-mail: asnihasanuddin87@gmail.com
2
Prodi D-III Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur
Jl. Abdul Kadir No.70 Makassar
e-mail: suharsih.sa@gmail.com
3
Prodi D-III Analis Kesehatan Universitas Indonesia Timur
Jl. Abdul Kadir No.70 Makassar
e-mail: hardiantidian@gmail.com

ABSTRAK

This study is based on the high levels of SGOT and SGPT in Diabetes Mellitus patients.
Indonesia is the country with the 4th largest number of people with diabetes mellitus in the
world after China, India, and the United States. Every year there are 3.2 million deaths
caused directly by Diabetes Mellitus. This study is a laboratory experimental research which
is dexritive. Samples in this study were taken by means of purposive sampling as many as
20 blood samples in RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa examined at the Laboratory of Syekh
Yusuf District Hospital. Gowa The results of studies conducted on 20 blood samples of
Diabetes Mellitus patients obtained 5 (25%) elevated SGOT and SGPT levels and, 15 (75%)
normal SGOT and SGPT levels. It is recommended for sufferers to avoid or pay attention to
their physical health or complications caused by Diabetes Mellitus. It is necessary to hold
extensive public health education, and increase awareness about healthy eating patterns
and exercise for a healthier way of life.

Keywords: SGOT and SGPT, Diabetes Melitus

PENDAHULUAN Menurut penelitian di berbagai


Diabetes Melitus sesuai Exper ct tempat di indonesia, Terjadi peningkatan
Committe on the Diagnosis and prevalensi Diabetes Melitus yang cukup
Classification of Diabetes mellitus tinggi, hal ini berhubungan dengan
kelompok merupakan penyakit metabolik adanya peningkatan taraf hidup atau
yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kemakmuran. Perubahan pola dan pola
gangguan pada kerja insulin (insulin makan makan yang berlebihan
resistance), sekresi insulin, atau menyebabakan gangguan metabolisme.
keduanya. Bila berlangsung terus Kasus diabetes mellitus ternyata tidak
menerus dapat menyebabkan kerusakan hanya ditemukan di Negara-Negara maju.
jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan Di Negara berkembang seperti Indonesia
berbagai organ khususnya mata, ginjal, pun juga ditemukan kasus serupa dengan
syaraf, jantung dan pembuluh darah prevalensi yang semakin meningkat setiap
(Hardjoeno, 2007). tahunnya. Dengan prevalensi diabetes

23
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

yang semakin meningkat setiap tahunnya. kebocoran enzim-enzim tersebut yang


Maka seharusnya upaya pencegahan seharusnya berada di hati akan berada
terhadap penyakit Diabetes mellitus ini pada serum Diabetes Melitus sendiri
semakin dihindari. Hal ini karena penyakit merupakan penyakit kronis yang akan
tersebut dapat mengundang kehadiran diderita seumur hidup sehingga
berbagai macam penyakit yang lebih progresifitas penyakit akan terus berjalan,
dikenal dengan komplikasi Diabetes pada suatu saat dapat menimbulkan Oleh
(Tandradan Hans, 2008). sebab itu penelitian ini di lakukan untuk
Berdasarkan surveilans rutin melihat gambaran kadar SGOT dan SGPT
penyakit tidak menular berbasis Rumah pada pasien Diabetes Melitus (Guyton
Sakit di Sulawesi Selatan tahun 2008, and Hall, 1997).
Diabetes Melitus termasuk dalam urutan Adapun rumusan masalah dari
ke empat penyakit tidak menular penelitian ini adalah Bagaimana
terbanyak yaitu sebesar 6,65% dan urutan gambaran kadar SGOT dan SGPT pada
kelima terbesar penyebab kematian yaitu pasien Diabetes Melitus?
sebesar 6,28%. Bahkan pada Tahun Berdasarkan rumusan masalah
2010, Diabetes Melitus menjadi penyebab tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
kematian tertinggi PTM di sulawesi adalah untuk mengetahui gambaran kadar
selatan yaitu sebesar 41,56% (Dinkes SGOT dan SGPT pada pasien Diabetes
Provinsi SulSel, 2012). Melitus di RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa
Kebanyakan kasus diabetes melitus dan menentukan kadar SGOT dan SGPT
yang ditemui adalah Diabetes Melitus tipe pada pasien Diabetes Melitus di RSUD
2 banyak ditandai adanya resisten insulin. Syekh Yusuf Kab.Gowa.
Sensitivitas insulin yang turun tidak akan
menyebabkan Diabetes Melitus secara METODE
langsung. Sel β pancreas penghasil Penelitian ini adalah penelitian
insulin masih mampu menstabilkan kadar Eksperimen laboratorik dan jenis
glukosa dalam darah yang berlebih penelitian yang digunakan adalah Studi
sehingga kadar glukosa dalam darah Deskritif.
menjadi normal. Namun, jika tidak di atasi Penelitian ini dilaksanakan pada
akan dapat berubah menjadi Diabetes bulan Juli 2016 di laboratorium RSUD
Melitus tipe 2 resistensi insulin banyak Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.
disebabkan oleh obesitas yang ditandai Dalam melakukan penelitian ini,
dengan kadar lemak yang tinggi dalam beberapa prosedur yang harus dilakukan
tubuh. adalah sebagai berikut.
Salah satu kemungkinan efek
samping obesitas adalah perlemakan hati, 1. Pra-Analitik
hal ini akan memacu meningkatnya kadar a. Persiapan pasien
SGOT (Serum Glutamic Oxalocetic 1) Puasa 10-14 jam termasuk
Transminase) dan SGPT (Serum Glutanic menghentikan merokok dan
Piruvic Transminase) (Soegondo, 2006). olahraga tetapi di perbolehkan
Glukoneogenesis, penurunan laju reaksi minum air putih
oksidasi dan peningkatan laju reaksi 2) Pasien dalam keadaan stabil,
esterifikasi pada hati Kerusakan hati dapat tidak ada perubahan berat
dipantau dengan analisis aktivitas enzim badan ,dan pola makan
dalam serum. Abnormalitas enzim dapat 3) Pasien tidak boleh stres oleh
memberikan informasi diagnostik yang penyakit akut
menunjukkan tingkat keadaan penyakit b. Persiapan sampel
hati (Banerjee, 2010). 1. Waktu pegambilan darah pasien
Kerusakan hati biasanya dinyatakan dalam posisi duduk yang sudah
dengan kenaikan konsentrasi SGPT. dilakukan selama 5 menit
Kerusakan sel-sel hati ini menyebabkan

24
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

2. Pada saat pengambilan darah, a. Pada layar tampak status


pemasangan turniquet container > tekan tombol air
sebaiknya tidak boleh lebih dari untuk memastikan bahwa
1 menit container di isi penuh.
3. Serum sebaiknya di pisahkan b. Tekan tombol limbah untuk
dari sel darah merah segera memastikan bahwa botol
mungkin. Sampel segera limbah telah di kosongkan
dites,tidak disempan atau c. Tekan tanda (>>) untuk
dibekukan. Bila digunakan melakukan perawatan harian
plasma sebaiknya d. Pilih Deproteinize probe
menggunakan antikoagulan e. Tekan (►), ikuti petunjuk
EDTA layar bila telah selesai
4. Bila sampel sampel terlihat iketerus Tekan (X).
, hemolisis, sebaiknya diulang 5. Persiapan Reagen :
karena dapat terjadi peningkatan a. Pilih gambar (botol reagen)
pada hasil palsu pada tes pada menu UMUM
b. Tekan tanda (↑ ↓) pada
2. Analitik layar
a. Pemeriksaan SGOT dan SGPT c. Buka penutup utama , lalu
dengan full otomatic masukkan cakram reagen
b. Metode : Kinetik IFCC pastikan tanda panah
c. Prinsip : Aminotransferasi (AST) mengarah kedepan
mengkatalis transminasi dari L d. Tutup penutup utama , alat
aspartate dan a-kataglutarate akan membaca reagen yang
membentuk L- glutamate dan tersedia dalam cakram.
oxaloacetate.Alanine 6. Mengecek kebutuhan kuvet
aminotransferase (ALT) a. Pilh gambar kuvet pada
mengkatalisis transminase dari L- menu UMUM .
alanine dan a- kataglutarate b. Tekan segmen kuvet yang
membentuk I – glutamate pyruvate, berwarnah merah , lalu buka
pyruvate yang terbentuk direduksi penutup mata .
menjadi laktat oleh enzym laktat c. Keluarkan kuvet, lalu
dehidrogenase (LDH) dan (NADH) masukkan segmen kuvet
terioksidasi menjadi NAD. yang baru
d. Cara kerja alat Cobas C111 d. Tekan tanda (↓ ↑) konfirmasi
1. Sebelum memulai operasional penggantian
alat periksa : e. Tutup penutup utama , lalu
a. Tempat penampungan tekan tanda ( X ) kembali
aquadest (Reservoar)Isi jika menu UMUM
kurang
b. Tempat penampungan limbah 7. Masukkan order sampel
(waste)> kosongkan a. Tekan menu tempat kerja ,
2. Tekan tombol power ke posisi 1, lalu oilih order, lalu tekan
tunggu beberapa saat tanda (+) pada layar, tekan
3. Pili umum : tanda ( A-Z) untuk memilih
a. Tekan log on, ketik (L) lalu huruf
tekan (√) b. Ketik nama pasien, lalu
b. Ketik pasword (1 2 3 4), lalu tekan tanda (√)
tekan (√) c. Pilih test yang diminta, lalu
4. Pada menu umum , tekan tekan tanda (√)
persiapan

25
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

d. Letakkan sampel di posisi a. Siapkan kalibrator (CFAS)


yang kosong pada sampel b. Pilih menu “tempat kerja” , lalu
area tekan kalibrasi [+]Untuk
e. Tekan tanda (!) untuk memulai
memulai pekerjaan c. Pilih tes yang akan dikalibrasi
8. Memonitor kerja alat
a. Pada menu UMUM, 3. Pasca analitik
perhatikan tombol sampel Interpretasi hasil :
tube, tekan tombol unit a. SGOT Pria < 37 U/l Wanita
melihat informasi pada < 37 U/I
sampel b. SGPT Pria <42 U/I Wanita
b. Perhatikan tombol reagen < 32 U/I
dan kuvet, jika berwarnah (Umar Bakri, 2013).
kuning berarti ada
reagen/kuvet yang hampir HASIL DAN DISKUSI
habis, ganti setelah segera
setelah alat standby, lalu Tabel 4.1 hasil pemeriksaan SGOT dan
lakukan kalibrasi, terhadap SGPT pada pasien Diabetes Melitus
reagen yang baru diganti. Hasil Pemeriksaan
9. Prosedur pergantian reagen Kode
a. Tekan tombol reagen pada No Sampel Glukosa SGOT SGPT
(mg/dl) (U/L) (U/L)
menu UTAMA, lalu tekan
reagen yang berwarnah 1 A 266 12 10
merah 2 B 210 17 `12
b. Tekan tanda ( ↑ ) untuk 3 C 245 12 10
mengeluarkan reagen yang 4 D 557 11 7
habis (ikuti petunjuk pada
5 E 289 17 17
monitor)
6 F 209 18 13
c. Tekan tanda (↓ ), scan
7 G 281 34 48
berkode pada botol , lalu
masukkan kecakram reagen . 8 H 231 54 49

d. Tekan (√) untuk konfirmasi, 9 I 245 12 12

selanjutnya kalibrasi reagen 10 J 299 32 45


yang baru diganti 11 K 215 25 24
10. Mengakhiri pekerjaan 12 L 355 26 20
a. Mengeluarkan cakram reagen 13 M 346 12 12
, pada menu UMUM pilih 14 N 499 44 61
tombl reagen, lalu tanda (↑↓) . 15 O 218 39 34
b. Buka penutup utama , lalu 16 P 394 22 28
keluarkan cakram reagen
17 Q 446 8 4
c. Letakkan cakram reagen pada
18 R 404 14 17
tempatnya, lalu tutup penutup
19 S 245 18 13
utama
d. Simpan cakram reagen pada 20 T 365 20 35

lemari es Data : Sekunder, Juli 2016


e. Pada menu UMUM , tekan lab
Kadar SGOT normal< 38
(untuk log of
Kadar SGPT normal < 41
system)Kemudian masukkan
Glukosa darah sewaktu normal 70-140
pasword (1 2 3 4) , lalu pilih
mg/dl.
shut down
Dari tabel diatas menunjukkan
f. Tekan o pada tombol power
sampel yang diambil pada pasien
11. Kalibrasi
diabetes melitus menunjukkan hasil

26
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

pemeriksaan SGOT dan SGPT yaitu 10 sehingga mempengaruhi kadar SGOT-


mg/dl sampai tertinggi 61 mg/dl. SGPT.
Ketika terjadi kerusakan sel atau
Tabel 4.2 Data Presentase SGOT Dan permeabilitas pada membran, enzim
SGPT Pada Pasien Diabetes Melitus dapat ditemukan dengan kadar yang
berlebih di ruang ekstraseluler, hal ini
NO Kategori N % dapat digunakan sebagai parameter
diagnosis. Enzim yang biasanya
1 Normal 15 75%
berhubungan dengan kerusakan hati
2 Tinggi 5 25% antara lain; SGOT, SGPT, GLDH, dan
3 Rendah - - LDH. (Murray, K .R, et al., 2009).
Data presentase hasil pemeriksaan Berdasarkan hasil pemeriksaan 20
SGOT dan SGPT pada pasien Diabetes sampel darah pada pasien diabetes
Melitus dapat dihitung menggunkan rumus melitus yang di periksa dilaboratorium
: RSUD Syekh Yusuf Kab.Gowa, dapat
diperoleh hasil 15 (75%) SGOT dan SGPT
= × 100% normal, dan 5 (25%) SGOT dan SGPT
Keterangan : tinggi, atau di rata-rata pasien diabetes
P = Presentase (%) kategori melitus 25% dipastikan mengalami
f = jumlah normal dan tinggi peningkatan SGOT dan SGPT .
N= jumlah sampel keseluruhan yang Mencermati hasil penelitian diatas,
diteliti menandakan adanya indikasi, dimana
pasien yang mengalami peningkatan
Penyelesaian : kadar SGOT dan SGPT dapat
Presentasi normal menyebabkan timbulnya penyakit baru
= × 100% = × 100% misalnya kegagalan berbagai organ
=
khususnya mata, ginjal, syaraf, jantung
= 75% ,pembuluh darah dan peningktan kadar
SGOT dan SGPT pada pasien Diabetes
Presentasi tinggi Melitus.
Tingginya Kadar SGOT dan SGPT
= × 100% = × 100% yang terdapat pada pasien Diabetes
Melitus, hal ini terjadi karena glukosa di
=25 % dalam darah meningkat. Sehingga tubuh
tidak dapat menggunakan insulin dengan
benar atau tidak sempurnah. Diabetes
Jadi, presentasi hasil pemeriksaan SGOT Melitus adalah hiperglikemia kronik yang
dan SGPT pada pasien Diabetes Melitus disertai kelainan hormonal yang
yaitu dimana terdapat 25% tidak normal mrnimbulkan berbagai komplikasi kronik
dan 75% normal. pada mata, ginjal, dan pembuluh darah.
Berkurangnya pemakaian glukosa oleh
selsel tubuh yang mengakibatkan naiknya
PEMBAHASAN
kosentrasi glukosa darah setinggi 300-
Pada penderita Diabetes Melitus
1200 mg/dl.
tipe 2 resisten insulin memiliki resiko
Tiga hal yang tak dapat di pisahkan
meningkatnya SGOT-SGPT karena tugas
dari gejala Diabetes melitus adalah
hati menjadi berat akibat salah satu
poliuria (banyak kencing), polidipsia
fungsinya untuk memproduksi glukosa
(banyak minum) dan polifagia (banyak
terhambat, Sebagaimana disebutkan
makan). Disebabkan karena organ dalam
sebelumnya bahwa pada keadaan
tubuh sudah tidak berfungsi baik.
resistensi insulin, kemampuan hati untuk
Pencegahan dapat dilakukan
memproduksi glukosa terganggu. Hal ini
melalui pendidikan kesehatan pada
dapat menyebabkan hati menjadi berat

27
Jurnal Media Laboran, Volume 9, Nomor 2, November 2019

tenaga medis dan membuka mata Guyton and Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi
masyarakat akan tentang bahaya diabetes Kedokteran dan Mekanisme
melitus, misalnya dengan merubah pola Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC
makan dengan lebih baik lagi, plahraga
teratur untuk mengendalikan gula darah Hardjoeno., 2007. Interprestai Hasil Tes
misalnya dengan jalankaki, bersepeda, Laboratorium Diagnosa. Cetakan.5
dan renang adapun mengkonsumsi obat ke Universitas Hasanuddin (lephas),
untuk mengatasi dan mengurangi Makassar.
produksi hormon indulin. Obat-obatan di Joyce LeFever Kee, Pedoman
sini dibagi menjadi dua, yaitu injeksi oral Pemeriksaan Laboratorium dan
dan injeksi atau suntikan dengan sistem Diagnostik, EGC, Jakarta, 2007.
diabetes.
Kee,L.J., 2007. Pedoman Pemeriksaan
Laboratorium & Diagnostik Edisi ke-
KESIMPULAN o6, Penerbit EGC, Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan di Laboratorium RSUD Koentjara ningrat. 1997. Metode-Metode
Syekh Yusuf Kab.Gowa pada tanggal 25 Penelitian:JakartaGramedia.
juli 2016 pada 20 sampel darah penderita
Diabetes Melitus dapat disimpulkan Kartono, Kartini. 1976.
bahwa diperoleh hasil 15 (75%) normal PengantarMetodologi Riset.
dan 5 (25%) peningktan Kadar SGOT dan Bandung
SGPT pada pasien Diabetes Melitus.
Murray,R.K.,et al. 2009. Biokimia Herper
DAFTAR PUSTAKA Edisi Ke-27. EGC. Jakarta

Metode Penelitian survei. Jakarta: LP3ES.


Askandar jolroprawira. DR ,dr, 2004 hidup
sehat dan bahagia bersama Diabetes
Purnamasari, Dyah. 2009. Diagnosis dan
PT gramedia Pustaka utama Jakarta.
Klasifikasi Diabetes Melitus.
Banerjee, A., 2010. The Challenges of
Sacher, A. Ronald & Pherson, A. Richard
Acute Coronary Syndromes (ACS) in
(2004). Klinis Hasil Pemeriksaan
Diabetic Patient.Perhimpunan Dokter
Laboratorium, Edisi 11. Jakarta. EGC
Spesialis Kardiovaskular Indonesia.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid
Direktorat, 2004, Laboratorium Kesehatan
1, 2, UGM 1986.
Departemen Kesehatan RI, pedoman
praktek laboratorium yang benar Tandra, dan Hans, 2008. Segala Sesuatu
(good laboratory practice), Cetaka yang Harus Anda Ketahui
ke-3, Jakarta. Penambahan Naf Terhadap Kadar
Glukosa darah
Dinas Kesehatan 2012. Provinsi Sulawesi
Selatan. Prevalensi Penderita Widyawati, 2011. Aspek Farmakologi
Diabetes Mellitus Kota Makassar Majalah Kedokteran Nusantara,, 40
3: 216-222
Ganong W. F. 2008. Fungsi endokrin
pankreas dan pengaturan
metabolisme karbohidrat. Dalam :
Buku ajar fisiologi kedokteran, edisi
20. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. h. 320-31

28

You might also like