Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 80
‘SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang NOMOR 115 /PMK.06/2020 TENTANG PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Dbahwa untuk melaksanakcan Ketentuan Pagal 41. Peraturan Pemerintah Nomor 27 lahun 2014 tentang Hengelotaan Barang, Milk Negsra/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomer 28 Tahun 2020 tentang Perubaan fatas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Barang Milk Negara/Daerah, serta Pasal 23 ayat (9) dan Pasal 24 Peraturan Presiden Nomor 32 Tatn 2020 tentang Pembiayaan Infrastruktur melalui Hake Pengelolaan ‘Terbatas, perlu menetaplan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemanfaatan Barang Milk Negara; 1. Pasal 17 ayat(8} Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2 UndangUndang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengsaan Barang ik Negure/Daereh Gembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, ‘Tambahan Lembaran Negara Repub Indonesia Nomor 13599) sebagaimana telah diubsh dengan Perataran Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubthan atas Peraturan Pemerintah Nomer 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milk Negara/Dserah (Lembaran ‘Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142, ‘Tambahan Lembaran Negara Repubile Indonesia Nomor 6503); 4. Peraturan Presiden Nomor $2 Tahun 2020 tentang Pembiayaan Infrastruktur melalui Hak Pengsolaan Terbatas (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun ‘2020 Nomor 46); 5. Peranuran Presiden Nomor S7 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomar 98}; 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, (Davita Negava Republih Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa Kali diubah terakhir dengan PeraturanMenteriKewangen Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keusngan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1145}; MEMUTUSKAN: Menctapkan : PERATURAN MENTERI —-KEUANGAN —TENTANG PEMANFAATAN BARANG MILIK NEGARA, BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri inj yang dimaksud dengan: 10. nL. Barang Mille Negara, yang selanjutnya di kat MN, ‘adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas Deban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Derasal dari perolehan lainnya yang sah, Pengelola Barang adalah Menteri Kewangan, Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga. ‘Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atatt pelabat yang ditunjuk oleh Pengguna Barang untuk ‘menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya, dengan sebaik-baiknya, Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian, adalah perangkat pemerintah yang smembidangi urusan tertentu dalam pemerintahan, Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuke untuk. melaksanakan tugas tertenty berdasarkan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau peraturan perundang-tndangan lainnya, IMentert Reuangan adatan pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab menetapkan kebijaken dan pedoman serta metateukan pengelolaan BMN, Menteri/Pimpinan Lembaga adalah pejabat yang Dertanggung jawab tas penggunaan BMN pada Kementerian/Lembaga yang bersangkutan, Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal di lingkeungan Kementerian Keuangan yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi pengelolaan BMN, Direktorat Jenderal adalah unit organisasi eselon I pada Kementerian Kenangan yang lingktup tugas dan tanggung Jawabnya meliputi pengelolaan BMI. Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidal digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dan/atau optimalisasl_ BMIN dengan tidak mengubah status kepemilikan, Sewa adalah Pemanfastan BMN oleh Pihake Lain dalam Jangka waktu tetentu dan menerima imbalan wang tuna, 13, 1. 16. 17. 18, Pinjam Pakai adalah Pemanfaatan BMN melalui penyerahan penggunasn BMN dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa dalam jangka wat tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah Jangka waktu tersebut beralhir diserahkan leembali kepada Pengelola Barang/Pengguna Barang. Kerja Sama Pemanfaatan, yang selanjutnya disingkat KSP, adalah Pemanfaatan BMN oleh Pihak Lain dalam Jangka waktu tertenta dalam rangka peninglatan Penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan Iainnya, Bangun Guna Serah, yang selanjutnya disingkat BOS, adalah Pemanfaatan BMN berupa tanah oleh Pihak Lain dengan cara mendirikan bangunan danfatau sarana berikut faslitasnya, kemudian didayagunakan oleh Piha Lain tersebut dalam jangka waktu tertenta yang telah dlisepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelan beraxnirnya Jangka walt Bangun Serah Guna, yang selanjutnya disingkat BSG, adalah Pemanfaatan BMN berupa tanh oleh Pihak Lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana Derikut fasltasnya, an setelah selesai pembangunannya iserahkan untuk didayagunakan oleh Pihak Lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakat Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur, yang selanjutnya. disinghkat KSPI, adalah Pemanfaatan BMN melalui kerja sama antara pemerintah dan badan ussha untuk egiatan penyediaan infrastrultur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangao, Kerja Sama Terbatas Untuk Pembiayaan Infrastruktur, yang selanjutnya disingkat KETUPI, adalah Pemanfaatan BMN melalui optimalisasi BMN untuk meningkatkan fungsi operasional BMN guna mendapatkan pendanaan untuk pembiayaan penyediaan infrastruktur lainnya. 19. 20, a1 22. 23. 24 25. 26. 27, ‘Tender Pemanfaatan BMN, yang selanjutnya. disebut ‘Tender, adalah pemilihan mitra guna pengalokasian hak Pemanfaatan BMN melalui penawaran secara tertulis untuk memperoleh penawaran tertinggi Penilai adalah pihak yang melakkukan Penilaian secara Independen berdasarkan kompetensi yang dimilikinya Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan ssuatu opininilaiatas suatu objek Penilaian berupa BMN pada saat tertentu, Pihak Lain adalah pihalcpihak selain Kementerian/ Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Desa, Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disingket BLU, ‘adalah Badan Layanan Umum pada Pengelola Barang yang bertugas mengelola BMN berupa aset infrastrultur dan mengelola pendanaan basil Hak Pengelolaan ‘Terbatas atas Aset Infrastruktur BMN. Swasta adalah Warga Negara Indonesia atau Warga Negara Asing yang mempunyai izin tinggal dan /atau ‘membuat usaha atau badan nuikum indonesia dan atau badan hukum asing, selain Badan Usaha Mile Negara/Daerah, yang menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh keuntungan, Penanggung Jawab Pemanfaatan BMN, yang selanjutaya dlisingkat PPB, adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pemanfaatan BMN dalam rangk Penyediaan infrastruktur dalam bentule Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur dan Kerja Sama Terbatas Untuk Pembiayaan Infrastruktur Proyek Kerja Sama adalah penyediaan infrastruktur yang dlilakukan melalui perjanjian kerja sama antara Menteri/ Pimpinan Lembaga dan badan usaha atau pemberian izin pengusahaan dari Menteri/Pimpinan Lembaga kepada bbadan usaha sesual dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penanggung Jawab Proyekc Kerja Sama, yang selanjutnya disingkat PJPK, adalah pihak yang ditunjuk dan/atau 7 a @ o a a ° “ ditetapkan sebagai penanggung jawab Proyek Kerja Sama alam rangka pelaksanaan kerja sama Pemerintah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-tundangan. Pasal 2 Peraturan Menteri ini dimakeudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan Pemanfaatan BMN, Peraturan Menteri ini bertujuan untuk terselenggaranya Pemanfaatan BMN yang tertib, terarah, adil, dan akuntabel guna mewujudkan pengelolaan BMN yang sien, efeketf, dan optimal Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mengatur Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengelola Barang dan Pengguna Barang, meliputi ‘2. pihak pelaksana Pemanfaatan BMN; b.objek Pemanfaatan BMN; fe. _jangka waktu Pemanfaaton BMN; .penenmaan negara dan hasut Femantaatan IN; tata cara Pemanfaatan; £ pengamanan dan pemell MN; & penatausahaan Pemanfaatan BMN; dan b. sank saan objek Pemanfaatan Pasal 3 Pemanfaatan BMN dapat dilakukan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan negara Pemanfastan BMN dilakukan dengan memperhatikan kepentingan negara dan kepentingan umur, Pemanfaatan BMN dilakukan dengan tidak mengubah status kepemilikan BMN, Pemanfaatan BMN dilakukan terhadap BMN yang telah ‘mendapat penetapan status Penggunaan, yp ° o a @ o (19) ay Dalam hal BMN pada Pengguna Barang yang diusulkan Pemanfaaian BMN belum ditetapkan status penggunaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pengelola Barang yang menerima _petmohonan Pemanfaatan BMN terlebih dahulls menetapkan status Penggunaan BMN tersebut Biaya pemelibaraan dan pengamanan BMN serta biaya pelakeanaan yang berkaitan dengan Pemanfaatan BMN dlibebankan pada mitra Pemanfeatan BMN. Penerimaan negara dari Pemanfaatan BMN merupaken penerimaan negara yang wajib disetorkan sehuruhnya ke rekening Kas Umum Negara, kecualiditentukan lain oleh Undang-Undang dan ketentuan peraturan perundang, ‘undangan yang ditetapkan Presiden, [BMW yang menjadi objek Pemanfaatan BMN dilarang dijaminkan atau digadaikan, Mitra Pemanfaatan BMN dilarang mendayagunakan BMN fobjek Pemanfaatan BMN selsin untuk peruntulean Pemantastan HMN sesuai perjanpan. Penilaian BMN dalam rangka Pemanfaatan BMN dlilakuakan oleh Penilai, bak Penilai Pemerintah atau Penilai Publik, kecuali untule BMN selain tanah dan/ataus bbangunan yang berada pada Pengguna Barang dapat dlilakukan olch tim yang dibentuk oleh Pengguna Barang, Pemanfastan MN dalam rangka — penyediaan infrastruktur meliputi @. pekerjaan konstruksi untuk membangun atau ‘meningkatkan Kemampuan infrastruktur; . kegiatan pengelolaan infrastruktur; dan atau pemeliharaan infrastruktur dalam rang ‘mempertahankan atau meningkatkan fangsi infrastraketur. Pasal 4 Mitra Pemanfaatan BMN melipat: penyewa, untuk Pemanfastan BMN dalam bentuk Sewa; re a ppeminjam paksi, untuk Pemanfaatan BMN dalam bentuk Pinjaun Paks ‘mitra KSP, untuk Pemanfaatan BMN dalam bentule KSP; ‘mitra BOS/BSG, untuk Pemanfaatan BMN dalam bentuke Bas/BSG; mitra KSPI, untuk Pemanfaatan BMN dalam bentuk KSPI; dan mitra KETUPI, untuk Pemanfaatan BMN dalam bentule KETUPL BAB IL ‘TUGAS DAN WEWENANG. agian Kesaru. ‘Tugas dan Wewenang Pengelola Barang Pasal 5 ‘Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang bertugas: ‘4, melakukan — pembinaan, —pengawasan dan pengendalian atas Pemanfaatan BMN; b. melakukan penatausahaan BMN yang dilakukan Pemanfaatan BMN; ¢.melakukan penatausahaan atas hasil Pemanfaatan BMN; 4. menerima penyerahan BMN dalam —rangka Pemanfaatan BMN; © menyerabkan BMN yang berada pada Pengelola Barang yang menjadi objek Pemanfaatan BMN dalam rangka penyediaan infrastruktur kepada: 1. PIPB; atau 2. mitra Pemanfaatan BMN; {. menetima BMN yang berada pada Pengelola Barang yang menjadi objek dan hasil Pemanfaatan BMN dalam rangka penyediaan infrastruktur dari PPB, setelah berakhimya jangka waktu KSPI atau waktt lain sesuai perjanjian KSPI; Y @ & melakukan —penyimpanan dan pemeliharsan , melakulean penstausahaan BMN yang berada pada Pengguna Barang yang menjadi objek Pemanfaatan BM; ¢.melakukan penatausahaan atas hasil Pemanfaatan BMN; 4. menyerabkan BMN yang berada pada Pengguna Barang yang menjadi objek Pemanfaatan BMN dalam rangka penyediaan infrastruktur kepada: 1, PUPB: atau 2, mitra Pemantastan ISMN; © menyerahkan BMN yang berada pada Pengguna ‘Barang yang menjadi objek KSPI kepada mitra KSPt dengan Berita Acara Serab Terima; £ melakukan monitoring atas_pelaksanaan Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengguna Barane: § melaporkan pelaksanaan Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengguna Barang kepada Pengelola Barang: 1h, menerima kembali BMN yang berada pada Pengguna Barang yang menjadi objek Pemanfaatan BMN, setclah berakhimya jangka waltu Pemanfaatan BMN atau wakt lain sesuai perjanjian Pemanfaatan BMN; i. menerima hasil Pemanfantan BMN, setelah Derakhirnya jangka waktu Pemanfaatan BMN atau ‘waka ain sesuaiperjanjan Pemanfaatan BMN; a -12- j. menyerabkan BMN yang berada pada Pengguna Barang yang akan dilakukan KETUPI_ kepada Pengelola Barang: ome ykukan penyimpanan dan —_pemeliharaan dokumen Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengguna Barang; dan 1, melakulean tugas lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang berwenang: 1a, -mengajukan permohonan persetujuan Pemanfaatan MN yang berada pada Pengguna Barang kepada engelola Barang; b, melakukan Pemanfaatan BMN, setelah mendapat persctujuan dari Pengelola Barangs ©. menyetujui permohonan penerusan Sewa atas BMN yong pelaksanaan sewanya telah memperoleh persetujuan Pengelola Barang; 4, menerbitkan Keputusan—pelaksanaan dan menandatangani perjanjian Sewa, Pinjam Paka, KSP, BOS/BSG atau KSPI untule BMN yang berada pada Pengguna Barang: ‘¢.mengajukan permohonan perpanjangan jangka waktu Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengguna Barang; £ menetapkan PJPB dalam bentuk KPI dan KETUPL ‘untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang; &. memberikan rekomendasi atas pelaksanaan KSPt kepada PJPB, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang; 1h, menctapkan sanksi dan denda yang timbul dalam pelaksanaan Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengguna Barang; dan i. menetapkan Penilai Pemerintah atau Penilat Publile alam rangka Pemanfaatan BMN selain tanah dan atau bangunan. @ @ 12. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang dapat _melimpahkan sebagian tugas dan wewenang Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat 2} kepada pejabat di lingkungannya, Ketentuan mengenai penunjukan pefabat dan teknis pelaksanaan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat_(@)_dtetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang, agian Ketiga Kewaliban Mitra Pemanfaatan BMN Pasal 7 Mitra Pemanfaatan BMN berkewajiban: ‘melakukan pembayaran wang Sewa, kontribusitetap dan pembagian keuntungan KSP, kontribusi tahunan BGS/BSG, pembayaran agian pemerintah atas pembagian kelebiban euntungan (elawbacl), atau pembayaran dana di mula (upyront payment) KETUPL sesuai dengan perjanjian Pemanfaatan BMN dan ketentuan peraturan perundang-undangan; menyerahken kepada Pengelola Barang/ Pengguna Barang: 1. bagian Kontribusi tetap dan kontribusi pembagian keuntungan KSP berupa bangunan beserta fasiltasnya; atau 2. porsi bangunan dan/ataufasilitas sil pelaksanaan BGS/BSG yang digunakan untuk tugas dan fangs! PengelolaBarang/Pengguna Barang. menyerahkcan kepada BLU basil pelaksanaan KETUPL sesuai perjanjians melakukan pengamanan dan pemeliharaan atas BMN vang dilakukan Pemanfaatan BMN dan hasil pelaksanaan Pemanfaatan BM! 14 © mengembalikan BMN yang dilakukan Pemanfaatan kepada Pengelola Barang/Pengguna Barang sesuai kondisi yang diperjanjikan; £. menyerahiean hak pengelolaan BMN yang dilakukan KETUPI kepada BLU pada saat perjanjian berakhir; dan & memenubi Kewajiban lainnya yang ditentukan dalam perjanjian Pemanfaatan BMN, BAB I BENTUK PEMANFAATAN BM Bagian Kesate. Bentule Pemanfeatan BMN Pasal 8 Bentule Pemanfsatan BMN berupa: a Sew; b.Pinjam Paka; eKSP; @ Bas/ssc; fe. KSPI; dan { KBTUPL Bagian Kedua Sewa, Paragraf 1 ‘Umum Pasal 9 (0) Sewa dilaiclean dengan tujuan’ ‘4. mengoptimalkan Pemanfaatan BMN. yang belum/tidak digunakan dalam pelaksanaan tugas dan fungst penyelenggaraan pemerintahan Negara; b, memperoleh fasiitas yang dipertukan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan —dan/atau xy 215 menunjang tugas dan fingsi instansi Pengguna Baran; dan/atau ©. mencegnh penggunann BMN oleh Pthak Lain secara tidale sah, (2) Penyewaan BMN dilakukan sepanjang memberikan ‘mantaat ekonomi bagi Pemerintah dan atau masyarakat. (@)_Penyewa dapat melakukan penerusan Sewa kepada Pihak, Lain, dengan persetujuan: 2. Pengelola Berang, untuk BMN yang berada pa Pengelola Barang; atau Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, (4) Selama masa Sewa, objek Sewa dapat diubah bentuknya, dengan ketentuan 8 tanpa mengubah konstruksi dasar bangunan yang menjadi objele Sewa; b. perubshan tersebut diatur dalam perjanjian Sewa; don ©. pada saat Sowa berakhir, objek Sewa wajib dlikembatikan ke dalam kondisi baile dan layake fungsi Parsarat 2 Subjek dan Objek Sewa Pasal 10 (1) Pibale yang dapat menyewakan BN 4, Pengelola Borang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; dan b. Pengguna Barang, dengan persenujuan dari Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, (2) Pihak yang dapat menyewa BMN meliput: a. Badan Usaha Mili Negara/Daerah/Desas b. perorangans 7 @ 4 a @ o 16- © unit penunjang kegiatan_penyclenggaraan ‘pemerintahan /Negara; dan atau 4, badan saa lainnya, Unit penunjang —Kegiatan —_penyelenggaraan pemerintahan/Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huraf e, meliputi & persatuan/perhimpunan ——Aparatur Sill [NegarayTentara Nasional Indonesia /Kepoli [Negara Republik Indonesia; b.persatuan/perhimpunan istri Aparatur [Negara/Tentara Ni Negara Republik Indonesia; atau © unit penunjang kegiatan lainnya, onal Indonesia/Kepol Badan useha lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huraf d, metiput Perseroan Terbatas; Yayasan; Koperasi Persekutuan Perdati Perselutuan Firma; atats Perseltuan Komanditer, Pasal 11 (Objek Sewa meliputi BMN berupa: ‘2. tanah dan/atau bengunan; dan/atau ». selain tanah dan atau bangunan, yang berada pada Pengelola Barang/Pengguna Barang. Odjek Sewa berupa tanah dan/ata bangunan ‘sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf«: ‘2. dapat dilakulean untuk sebagian atau keseluruhan; dan /atau. b. dapat metiputi pula ruang di bawah dan/atau di atas permukaan tanah. Dalam hal objek Sewa berupa sebagian tanah dan/ataut ‘bangunan, !uas tanah dan/atau bangunan yang menjadi oy 7 objek Sewa adalah sebesar luas bagian tanah dan/atau bbangunan yang dimanfaatkan, Pasal 12 Objek Sewa dapat ditawarkan melalui media pemasaran oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang, a 2 e Paragral \Jangka Waktu dan Periode Sewa, Pasal 13 Jangks waktu Sewa paling lama S (lims) tahun sejak itandatanganinya perjanjian dan dapat diperpanjang dengan persetujuan dari Pengelola Barang, ‘Janglea waktu Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat lebih dari 5 (ima) tahun dan dapat diperpanjang untuk kerja sama infrastruktur, . Kegiatan dengan karakterisk usaha yang memeriukan walety Sewa lebih dari 5 (ima) tahun; tas, cc. ditentukan lain dalam Undang-Undang Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu sebagaimana dlimaksud pada avat (1) fa, jangka waktu Sewa dalam rangka kerja sama infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufa paling lama 50 (lima pulub) tahun dan dapat siperpanjang; b. jangka waktu Sewa untule Kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu Sewa lebih dari 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat(2} huruf paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang; ©. jangka waktu Sewe sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurue: 2 “ © ©, ois. 1, mengikuti Ketentuan mengenai jangka waka yang diatur dalam Undang-Undang; atau 2, paling lama 10 (seputub) tahun dalam hal Jangka waktu tidak distur dalam Undang- Undang, dan dapat diperpanjang, Jenis infrastruktur sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hhurufa mengacu pada ketentuan peraturan perundang- ‘undangan mengenai penyediaan infrastruktur, Kegitan dengan Kerakteriatie usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf' ditetapkan oleh Pengelola Barang berdasarkan hasil kajian dar tim internal Pengelola Barang, untuk BMN yang ‘berada pada Pengelola Barang; atats tim intemal Pengguna Barang, untuk BMN yang bberada pada Pengguna Barang, Dalam melakukan kajian, tim internal Pengelola Barang an Pengguna Barang dapet meminta masukan kepada instansi tenis terkait, Pasal 14 ‘Sewa dilakukan dengan menggunakan periode sebagai berikue a. periode tahun; 1b. periode bulan: .periode hari; atau 4. periode jam. Paragral 4 Besaran dan Fakior Penyesuai Sewa Pasal 15 Formula tarif/besaran Sewa ditetapkan oleh: Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; dan Pengguna Barang, dengan persetujuan dari Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, -19- Pasal 16 ‘Besaran Sewa merupakan hasil perkalian dari: a, tarifpokok Sewa; dan b. faktor penyesuai Sewa, Pasal 17 (1) Tarif pokok Sewa berupa tanah dan/atau bangunan merupakan nilai wajar atas Seva (2) Tarif pokok Sewa selain tanah dan/atau bangunan, dlitetapkan oleh: 2. Pengelola Berang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang: b. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang. (9) Perhitungan tarif pokok Sewa sebagaimana dimaksud ayat (2) huraf a dilakeuean oleh Peni (4) Perhitungan tari pokok Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurafb dilaicskan oleh tim yang ditetaplean oleh Pengguna Barang, atau menggunakan Penilai yang itetapkan oleh Pengguna Barang. (5) Tarif pokok Sewa dapat berupa daftar tarif pokok Sewa yang ditetapkan pada awal tahun oleh Pengelola Barang. Pasal 18 (0) Faktor penyesuai Sewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b metiputi ‘8. jenis kegiatan usaha penyewa; dan 1b periodesitas Sewa, (2) Faktor penyesuai Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibitung dalam persentase, Pasal 19 Jenis kegiatan usaha penyewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a dikelompokkan atas: Y a e 20- keegiatan bisnis; keegiatan non bisnis; atau egiatan sosial, Pasal 20 Kelompok kegiatan bianis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a diperuntukkan bagl kegiatan yang berorientasi semata-mata mencari keuntungan yang Klasifikasinya berpedoman pada Klasifikasi baka Japangan ussha Indonesia yang ditetapkan oleh emerintah Kelompok kegiatan non bisnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf b diperuntukkan bagi kegiotan yang menarik imbalan atas barang/jasa yang diberikan ‘namun tidak semata-mata meneari keuntungan, smeliputi 8. pelayanan Keepentingan umum yang menarik imbalan dalam jurmlah tertentu b. penyelengearaan pendidikan nasional; atau c.upaya pemenuhan kebutuhan pegawai atau faslitas ‘yang diperlukan dalam rangka menunjang tugas dan fungsi Pengguna Barang/ Pengelola Barang, Kelompok kegiatan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf e diperancukkan bagi kegiatan yang tidake ‘menarik imbalan atas barang/jasa yang. diberikan dan/ata tidak berorientasi mencari keuntungan, ‘meliput: ‘4, pelayanan kepentingan umum yang tidak menarik imbalan; bb, Kegiatan keagamaan; ©. kegiatan kemanusiaan; atau 4. kegiatan penunjang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan /negara, x 221 Pasal 21 (1) Besaran faktor penyesuai Sewa untuk kelompok jenis, kkegiatan usaha bisnis ditetapkan sebesar 100% (seratus persen) (2) Paktor penyesuai Sewa sebagaimana dimalesud pada ayat (0), dikeeualian dari ketentsan terhadap: ‘2. koperasi yang dibentuk dan beranggotakan Aparatur Sipil Negara/anggotaTentara_—_Nasional Indonesia/anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang. tujuan pendiriannya untule esejahteraan anggota; atau b. pelaku usaha perorangan berskala ultra miko, miko, dan keel () Faktor penyesuai Sewa untuk kelompok sebagaimana . penyewa melalui Pengguna Barang, untuk BMN pada Pengguna Barang. Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) smeliputi ‘&.penugesan pemerintah sebagaimana tertuang dalam peraturan atau Keputusan yang ditetapkan oleh Presiden; bbencana alam bbeneana non alam; atau. bbencana sosil peor ran persentase tertenti sebagaimana dimaksud pada ayat (I) sebesar 196 (satu persen) sampai dengan 50% (ima puluh persen). Dalam hal kondlsi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (9, berlaku sejak dtetapkannya status beneana oleh Pemerintah sampai dengan paling lama 2 (dua) tahun sejak status bencana dinyatakan berakhir. Dikecualikan dari pemberlakuan sebagaimana dimaksud peda ayat (3), terhadap Sewa berjalan yang telah lunes pembayaran ang sewanya: a besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterapkan seat penyewa mengajulan ppermohionan perpanjangan Sewa atau Y oT @ a 2 @ «i o ase b. besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diperhitungkan sebagai tambahan jangka wale Seva, Pasal 23 Besaran Sewa yang ditetapkan oleh Pengelola Barang dapat digunakan sebagai nilai limit terendah pada pelaksansan Ielang hak menikmati dalam rangka pemilihan Penyewa, Penyewa yang terpilih dapat menawarkan BMN yang ‘menjadi objel Sewa melalui media pemasaran, Paragrat 5 Pembayaran Sewa Pasal 24 Pembayaran uang Sewa dilakukan sekaligus secara tunai sebelum ditandatanganinya perjanjian, Pembayaran uang Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlakukan dengan cara menyetor ke rekening Kas ‘Umum Negara, Dalam hal Sewa yang dilaksanakan dengan periodesitas Sewa per hari dan per jam untuk masing-masing penyewa, pembayaran uang Sewa dilakukan secara sekaligus sebelum ditandatanganinya perjaniian, Pembayaran Sewa yang dilaksanakan dengan periodesitas Sewa per hari dan per jam untuk masing: masing penyews, pembayaran uang Sewa dilakulcan dengan cara ‘4, pembayaran secara tunai kepada pejabat pengurus BMN; stax 1. menyetorkannya ke rekening kas bendahara penerimaan di_—lingkungan—_—Pengelola Barang/ Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembayaran uang Sewa untuk ker 0 0 a ® « 6 25- infrastruktur dapat dilakukan secara bertahap dengan perserujuan Pengelola Barang, Pembayaran uang Sewa sebagaimana dimaksud pada fat (1), ayat (@), dan ayat (5) dibuktikan dengan ‘memperlihatkan bukti setor sebagai salah satu dokumen pada lampiran yang menjedi bagian tidak terpisahlean ari perjanjian Sewa, Paragrat 6 Perjanjian Sewa Pasal 25 Penyewaan BMN dituangkan dalam perjanjian yang litandatangani oleh penyewa dan: a Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; >. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang. Dalam hal Sewa dalam rangka kerja sama infrastruktur, perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ituangkan dalam bentuk akta nota Perjanjian Sewa ditandatangani oleh Pengelola arang/Pengguna Barang dan penyewa dalam jangka wake paling lama 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya ‘keputusan Sewa/persetujuan Sewa, ‘Dalam hal perjanjian Sewa belum ditandatangani sampai dengan berakhienya jangka waktu sebegaimana dimaksud pada ayat (3), keputusan Sewa/persetujuan ‘Sewa batal demi hukurn, Fotokopi perjanjian Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b disampaikan kepada Pengelola Barang paling lama 7 (tujuh) hari Kerja terhitung sejake ditandatanganinya perjanjian Sewa r co) cy Co) a ° “) a =26- Paragraf7 Sowa untuk Penyedizan Infrastruktur Pasal 26 Dalam hal Sewa untuk penyediaan Infrastruktus, Penyewa berupa badan usahe sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan i bidang Kerja sama pemerintah dan badan usaha. Objek Sewa untuk penyediaan infrastruktur berupa: &tanah dan/atat bangunan; dan/ataar b. selain tanah dan/atau bangunan, ‘yang berada pada Pengelola Barang/ Pengguna Baran, Pasal 27 Besaran Sewa dalam rangka penyediaan infrastruktur perkalian dari a. tarifpokok Sewa; dan merupakan has bb. faktor penyesuai Sewa ‘Tanif pokok Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan nilai wajar atas Sewa hasil perhitungan dari Pena Faktor penyesuai Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ditetapkan dengan mempertimbangkan: &. daya beli/kemampuan membayar (ability to pay) masyarakat; b. kemauan membayar (willingness 10 pay) masyarakat; dan/atax, nila keekonomian, tas masing-masing infrastruktur yang disediakan, Dalam hal diperlukan Pengelola Barang dapat meminta pertimbangan kepada instansi teknis terkait dalam penentuan besaran faktor penyestai Pasal 28 Besaran faitor penyesuai Sewa untuk infrastruktur ‘wansportasi sebagai berikut: v e 8 « 0 ©) a oa. 44, 1% (satu persen} sampai dengan 90% (tiga puluh persen) untuk pelabuban laut dan pelabuhan sungat dan atau danau; b. 19% (satu persen) sampai dengan 50% lima puluh persen) untuk bandar udara, terminal, dan perkeretaapian. Besaran faktor penyesuai Sewa untuk infrastruktur jalan sebesar 7% (tujuh persen} puluh persen}, Besaran faktor penyesual Sewn untuk infrastruktur sumber daya air dan pengairan sebesar 7% (tujuh persen) wmpai dengan 50% (ima sampai dengan 50% (ima puluh persen}. Besaran faktor penyesual Sewa untuk infrastruktur ait ‘minum sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 30% (sign puluh persen) Besaran faktor penyesuai Sewa untuk infrastrulctur air limbah sebesar 5% ima persen) sampai dengan 20% (dua puluh perseny, Besaran taktor penyesuat Sewa untuk inirastraktur telekomunikasi dan informatika sebesar 20% (dua puluh persen) sampai dengan 85% (delapan puluh lima persen) Besaran faktor penyesual Sewa untuk infrastruktur ‘eetenagalistrikan sebesar: 0% (nol persen} untuk pembangkitlistik: 1. mixihydre dan mikrohydro (<10 MW); dan 2. tenaga air 19% (satu persen) sampai dengan 30% (tiga puluh persen) untuk pembangkitlistrike tenga surya fotovotaik, tenaga bayus; tenaga biomassa; tenaga biogas; cenaga sampah; dan tenaga panas bumi, ° 0 a a ° “ -28- & 1% (sata persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen) untuk transmisi, distibusi, dan instalast tenaga listrik Besaran faktor penyesual Sewa untuk infrastruktur sarana persampahan sebesar 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen) Besaran faktor penyesual Sewa untuk infrastruktur rminyak dan/atau gas bumi sebesar 30% (tiga puluh persen) sampai dengan 90% (sembilan puluh persen), Pasal 29 Penyetoran uang Sewa untuk penyediaan infrastruktur dapat dilakukan secara bertahap dengan Persetujuan Pengelola Barang, Dalam hal pembayaran uang Sewa untuk penyediaan infrastruktur dilakukan secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dlakukan dengan: ‘8. pembayaran tahap pertama dilakukan paling ambat sebelum penandatanganan perjanjian dengan jjumlah paling sedikit sebesar yang tertngs dari 1. 5%6 (lima persen) dari total uang Sewa; atau 2, perhitungan wang Sewa untuk 2 (dua) tahun pertama dari keseluruhan jangle waktu Sewa; dan b. pembayaran tahap berikut sebesarsisanya dilakukan secara bertahap sesual perjanjian Pembayaran uang Sewa tahap berikutnya sebagaimana dimaksud pada eyat (2) huruf b dilakukan dengan memperhitungkan nilai wakta dari uang (time vahue of money) dari setiap tahap pembayaran berdasarkan besaran Sewa basil perhitungan sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27. Pembayaran uang Sewa secara bertahap dilakukan sepanjang penyewa membuat surat pernyataan tanggung ~ jawab untuk membayar hinas secara bertahap. oy) a ° -29- Paragrat 8 Pengakbiran Sewa Pasal 20 ‘Sewa berakhie dalam hal 1a, berakhienya jangka waktu Sewa sebagaimana tertuang dalam perjanjian dan tidak dilakukan perpanjangan; bb. pengakhiran perjanjian Sewa secara sepihak oleh Pengelola Barang dan /atau Pengguna Barang; beralhirnya perjanjian Sewa; atau etentuan lain sesuai peraturan perundang- uundangan, Pengakhiran Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (I) hburuf b, dapat dilakan dalam hal penyewa tidak memenuhi kewajiban sebagaimena tertuang dalam perjanjian Sewa, Pengalthiran Sewa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang secara tertulis tanpa melalui pengadilan, setelah terlebih dahulu—diberikan peringatan/pemberitahuan tertulis kepada penyewa. Bagian Ketiga Pinjam Paka Paragraf 1 ‘Umum Pasal 31 Pinjam Paki dilaksanaican dengan pertimbangan: ‘mengoptimalkan BMN yang belum atau tidak dilaleukan penggunaan untuk penyelenggaraan tugas dan fangsi Pengelola Barang/ Pengguna Barang; menunjang pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan Y dacrah atau pemerintahan desa; dan atau 0 e 0 e CO) @ 30. memberikan man . ekonomi dan/atau sosial bagi Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dan/atau rmasyarakat, Paragraf2 ‘Subjek dan ObjekPinjam Palas Pasal 32 Pihale yang dapat meminjampakailean BMN: a. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang: b. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang. Pihak yang dapat menjadi peminjam pakai BMN adalah Pemerintah Daerah dan Pemerintah Des Pasal 33 Objek Pinjam Pakai meliputi BMN berupa: . tanah dan/atau bangunan; dan .selain tanah dan/atau bengunan, ‘yang berada pada Pengelola Barang/ Pengguna Baran, Objek Pinjam Pakai berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat dilakukan untuk sebagian atau keselurubannya. Paragraf 3 Jangka Wak Pinjam Paka Pasal 34 Jangka waktu Pinjam Pakai paling lama 5 (lima) tahun ddan dapat diperpanjang, Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlilakukan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Yr @ a a @ «1 6 231 Permohonan perpanjangan jangka waktu Pinjam Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah diterima Pengelola Barang paling lambat 2 (dua) bulan sebelum janglea waktu Pinjam Pakai berakhir, Paragrat 4 Perubahan Objek Pinjam Pakai Pasal 35 Selama jangka waktu Pinjam Paki, peminjam paki apat_mengubah BMN sepanjang untuk menunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah_— atau ppemerintahan desa, dengan tidak melakukan perubaban yang mengakibatkan perubahan fungsi dan/atau enurunan nilai BMN. Perubahan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tanpa disertai dengan perubahan bentuk dan/atau eonstrukst dasar BMN; atau b,disertai dengan perubahan bentuk dan/atau. konstrukst dasar BMN, Perubahan BMN scbagaimana dimaksud pada ayat (2) murat a, dilakukan dengan syarat_peminjam paki smelaporkan kepada: 2 Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang: Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang. Perubahan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hhuruf b, dilakukan dengan syarat: @ telah mendapat persetujuan Pengelola Barang, ‘untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; D. telah mendapat persetujuan Pengguna Barang, ‘untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang Dalam hal perubahan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) buruf b dilakukan terhadap BMN berupa tanah vr a @ a @ -32- dan/atau bangunan, Pengguna Barang melaporkan perubahan tersebut kepada Pengelola Barang. Paragrat'5 Perjanjian Pinjam Paki Pasal 36 Pelaksanaan Pinjam Paki dituangkan dalam perjanjian yang bermeterai cukup serta ditandatangani oleh peminjam pakai dan: 4, Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; b. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, Fotokopi perjanjian Pinjam Pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (1} huruf b disampaikan kepada Pengelola Barang paling lama 7 (tujub) hari kerja terhitung sejak itandatanganinya perjanjian Pinjam Paki Pasal 37 Dalam kondisi tertentu, dapat dilaukan serah terima sementara antara Pengguna Barang/Pengelola Barang ‘dengan Pemerintah Daerab/Pemerintah Desa atas BMN yang akan dipinjampakaikan, _- mendahului persetujuan/penetapan Pinjam Pakai dari Pengelola Barang, Kondisi tertentu sebagaimena dimaksud pada ayat (1) meliputi penanganan atas: 1. penugasan pemerintah sebagaimana tertuang dalam peraturan atau Keputusan yang ditetapkan oleh Presiden; b. beneana alam; © beneana non alam ata 4. bencana sosial x a @ ° a Paragral Pengalehiran Pinjam Paki Pasal 38 Pinjam Pakai berakhir dalam hal a. berakhimya jangka waktu Pinjam Paka sebagaimana tertuang dalam perjanjian dan dale dlalcakan perpanjangen; », _pengakhiran perjanjian Pinjam Pakai secara sepihale leh Pengelola Barang dan atau Pengguna Barang; (©. beralchimnya perjanjian Pinjam Pakal; atau. etentuan Iain sesuai peraturan perundang undangan, Pengakhiran Pinjam Paka sebagaimana dimaksud pada fat (1) huruf b, dapat dilalakan dalam hal peminjam. pakai tidak memenuhi kewajiban sebagaimana tertuang dalam perjanjian Pinjam Paka Pengakhiran Pinjam Paka sebagsimana dimakeud pada rat (2) dapat dilakukan oleh Pengelola Barang dan/atau. Pengguna Barang secara tertulie tanpa melalui pengadlilan, setelah terlebih dahule—diberikan peringatan/pemberitahuan tertulis kepada peminjam paki Bagian Keempat Kerja Sama Pemmanfaatan Paragraf 1 Umum Pasal 38 SP dilaksanalean dalam rangle 4. mengoptimalan daya guna dan hasil guna BM . meningkatkan penerimaan negara; dan/atau © memenuhi biayaoperasional, pemeliharaan, dan ain perbaitan yang prikan erhadap BAN, a ° “ 6 0 a 0 a ‘Tanah, gedung, bangunan, sarana dan fasiltas yang dibangun oleh mitra KSP merupakan hasil KSP yang menjadi BMN sejak dis sesual perjanjian atau pada saat berakhisnya perjanjian, Biaya persiapan KSP yang dikeluarkan Pengelola Barang atau Pengguna Barang sampai dengan penunjukan mitra SP dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Biaya persiapan KSP yang terjadi setelah ditetapkannya mitra KSP dibebankan pada mitra KSP. Pengelola Barang dapat memberikan bantuan dan ahkan kepada Pemerintah dukungan dalam rangka penyiapan KSP. Paragral 2 Subjele dan Objele KSP. Pasal 40 Piha yang dapat melaksanakan KSP meliputi 1. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang, b. Pengguna Barang, dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barong. Pihak yang dapst menjadi mitra KSP meliputi Badan Usaha Mill Negara; b. Badan Usaha Milk Daerab; dan/atau © Swasta, Kecuali perorangan. Pasal 41 Objek KSP meliputi BMN berupa 2. tanah dan/atau bangunan; dan . selain tanah dan/atau bangunan, vyang berada pada Pengelola Barang/ Pengguna Barang, Objek KSP berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat . haicuntukemelakuksn penswaran terhadap penawar terbaik (right to match, sesuai dengan hasil penilaian dalam proses Tender; atau ©. pembelian pralars KSP oleh pemenang Tender, fermasuk hak Kekayaan intelektual yang menyertainya. Pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicantumkan dalam penetapan atau persetujuan Pengelola Barang. Paragraf 5 Perjanjian KSP Pasal 45 Pelaksanaan KSP dituangkan dalam — perjanjian berdasarkan: ‘a, Keputusan Pengelola Barang, untuk BMN yang beratla pada Pengelola Barang; atau b. keputusan Pengguna Barang, untuk BMN yang bberada pada Pengguna Barang, setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang, Perjanjian pelaksanaan KSP ditandatangani oleh mitra KSP dan: 8. Pengelola Barang, untuk BMN yang berade pada Pengelola Barang; atat, xr 3 “ 6 o a a Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, Penandatanganan perjanjian pelaksanaan KSP dilakeukan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak: 2 tanggal ditetapkannya Keputusan pelaksanaan KSP oleh Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; atau . tanggal diterbitkannya surat persetujuan oleh Pengelola Barang, untule BMN yang berada pada Pengguna Barang, Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ituangkan dalam bentuk alta notarl Dalam hal perjanjian KSP tidak ditandatangani sampat dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (@), keputusan pelakesanaan KSP atau surat persetujuan pelaksanaan KSP batal demi hukum, Fotokopi perjanjian KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b disampaikan kepada Pengelola Barang paling lama 7 (tujuh) hari Kerja terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian KSP. Paragral 6 Pembagian Keuntungan, dan Hasil KSP Pasal 46 Penerimaan negara yang walib disetorkan mitra KSP selama jangka waktu pengoperasian KSP, terri atas: 8. kontribusi tetap; dan 'b. _pembagian keuntungan. Besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh: a. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barang; . Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, xy @ « © a @ ° “ -29- Dalam hal KSP berupa tanah dan/atau bengunan dan sebagian tanah dan/atau bangunan, sebagian kontribusi letap dan pembagian keuntungannya dapst berupa bbangunan beserta fasilitasnya atau barang lainnya yang ibangun/diadakan dalam satu kesatuan perencanaan tetapi tidal termasule sebagai objck KSP. ‘Besaran nilai bangunan beserta faslitasnya atau barang Jainnya sebagai bagian dari Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling banyak 10% (sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusitetap dan pembagian keuntungan selama jangka waktu KSP. Besaran Kontribusi tetap dan persentase pembagian kkeuntungan KSP berupa tanah dan/atau bangunan dan ‘sebagian tanah dan/atau bangunan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang. Besaran kontribusi cetap dan persentase pembagian euntungan KSP berupa selain tana dan/atau bangunan ditetapkan dari hast! perhitungan tim yang ditentuk oleh Pengguna Barang dan dapat melibatken Pengelola Barang Pas ar Besaran kontibus tetap mempertimbangkan: ‘nile wajar/taksiran BMN yang menjadi objek KSP; gan », kelayakan bisnis atau Kondisi keuangan mitra KSP. Peshitungan besaran kontribusi tetap dapat pula mempertimbanglan manfaat ekonomi dan/atau sosial, Besaran Kontribust tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dtetapkean oleh Pengclola Barang dari hasil pethitungan tim yang dibentuk oleh Pengelola Barong Nilai wajar BMN dalam rangka KSP sebagaimana imaksud pada ayat (1) huruf a berdasarkan: ‘4. hasil Penilaian ole r 6 © a a @ @ 40- 1, Penilai Pemerintah; atau 2, Penilai Publik yang ditetapkan olch Pengelola Barang, ‘untuk BMN berupa tanah dan /atau bangunan; >. Penilaian Barang Milik Negara selain tanah ddan/atau bangunan yang dilakukan oleh tim yang, itetapkan oleh Pengguna Barang, atau. ‘menggunakan Penilai yang ditetapkan oleh Pengguna Barang. Besaran kontribusi tetap sebagnimana dimaksud pada ayat (3) mempertimbangkan hasil analisis Penilai dan proposal kelayakan bisnis, Manfaat ekonomi dan/atats sosial bagi masyaralcat sebagsimana dimaksud pada ayat (2) diperoleh dari hasil analisis Pena, Besaran kontribusi tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah ditentukan, meningkat setiap tahun ihitung berdasarkan kontribust tetap pertama dengan memperhatikan estimast tingleatinflat Pagal 48 Perhitungan pembagian keuntungan dilakukan dengan _mempertimbangkan: nila investasi pemerintahs nila investasi mitra KSP; Kelayakan bisnis mitra; dan 4. risiko yang ditanggung mitra KSP. Perhitungan pembagian keuntungan sebegaimana dimakesud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pengelola Barang ari asi! perhitungan tim mempertimbangkan hasil Penilaian. Pembagian keuntungan sebagaimana dimakeud pada ayat 2) dihitung dar a. pendapatan/penjualan; . laba sebelum bunga dan pajaks ©. aba bersity atau Y « ° o ao @ ° 0 a 241- 4. anus kas bersih kegiaten operasi dan investas Cicilan pokok dan biaya yang timbul atas pinjaman mitra KSP dibebankan pada mitra KSP dan tidak dliperhitungkan dalam pembagian keuntungan. Besaran nilai investasi pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf @ didasarkan pada nilai ‘waar BMN yang menjadi objek KSP. Besaran nila investasi mitra KSP scbagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b didasarkan pada estimasi investast alam proposal KSP. Pasal 49 Dalam hal terdapat perubahan investasi oleh Pemerinta, besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dapat ditinjau kembal oleh Pengelola Barang. Dalam hal terdapat perubahan realisasi investast yang likeluarkan oleh mitra KSP dari estimasi_investasi sebagaimana tertuang dalam perjangian, besaran pembagian keuntungan dapat ditinjau Kembali oleh Pengelola Barang. Realisasi investasi mitra KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2), didasarkan pada hasil audit yang dlilakukan oleh aparat pengawasan inter pemerintah ‘atau auditor independen. Pasal 50 Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat rmenetapkan besaran faltor penyesuai untuk kontribust tetap dengan persentase tertentu, berdasarkan permohonan: a. mitra KSP, untuk BMN pada Pengelola Barang; atau b. mitra KSP melalui Pengguna Barang, untuk BMN pada Pengguna Barang, tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kon: meliputi 6) “ ° a e@ 42. a penugasan pemerintah sebagaimana tertuang dalam peraturan atau keputusan yang ditetapkan oleh Presiden: b. bencana © bencana non alam: atau 4. bencana sosil Besaran persentase tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 1% (satu persen) sampai dengan 50% (lima pulluh persen} Dalam hal kone ayat (2), besaran persentase sebagaimana dimaksud pada bbencana sebagaimana dimaksud pada ayat (3), berlaku sek ditetapkannya status bencana oleh Pemerintah sampai dengan paling lama 2 (dua) tahun sejak status bencana dinyatakan berakhir. ‘Techadap kontribusi tetap yang telah luna pembayarannya, besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterapkan pada pembayaran kontribusi tetap berikutnya. Pasal 51 Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dapat dlitetapkan paling rendah sebesar 10% (sepuluh persen) ddan paling tinggi sebesar 70% (tuju puluh persen) dari has perhitungan tim KSP, dalam hal mitra KSP untale penyediaan infrastruktur berbentuk badan usaha mille negara, badan usaha mili daerah, atau anale perusahaan badan usaha milk negara yang diperlakukan sama dengan badan tsaha milk negara sesuai ketentuan _peraturan pemerintah yang mengatur mengenai tata cara Penyertaan dan penatausahaan modal negara pada badan usaha milk negara dan perseroan terbatas. Besaran penetapan kontribusi eta dan pembagian keuntungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlitetapkan oleh _—Pengelola.Barang dengan ‘mempertimbangkan usulan Pengguna Barang dan -kemampuan kevangan mitra KSP. ae a a °) «4 0 0 a @ 243 Pasal 52 ‘Tanah, gedung, bangunan, sarana, dan fasiltasnya yang, iadakan oleh mitra KSP merupakan hasil KSP. Sarana berikut failitas hasil KSP sebagaimana dimakesud pada ayat (1), meliputi: a. peralatan dan mesin; jalan, irignsi, dan jaringan; fe aset tetap lninnya; dan 4. aset lainnya, Hasil KSP sebagaimana dimaksud pada agian dari pelaksanaan KSP. yt (1) menjadi Hasil KSP scbagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi MN sejak diserahkan kepada Pemerintah sesuai perjanjian atau pada saat beralehirnya perjanjian Dalam pelaksanaan KSP, mitra KSP dapat melalculean perubshen hasil KSP setelah memperoleh persetujuan Pengelola Barang dan dilakukan perubahan perjanjian SP. Pasal 53 SP dapat dilakukan untuk mengoperasionalisan BMN, Dalam hal mitra KSP hanya mengoperasionalkan BMN, agian Keuntungan yang menjadi bagian mitra KSP itentukan oleh Pengelola Barang berdasarkan persentase tertentu dari besaran keuntungan pelaksanaan KSP. Besaran keuntungan yang menjadi bagian mitra KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditentukan oleh Pengelola Barang dengan mempertimbangkan perhitungan Penila -44 Paragral 7 Pembayaran Kontribusi Tetap dan Pembagian Keuntungan a 8 a “i 6 © a 6 Pasal 54 Pembayaran kontribusi tetap pertama ke rekening Kas ‘Umum Negara oleh mitra KSP dilakukan selambat- Jambatnya 2 (dua) hari Kerja setelah perjanjian KSP itandatangani Pembayaran kontribusi tetap pertama sebegaimana imaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan bukti setor dan disampaikan oleh mitra kepada Pengelola Barang/ Pengguna Barang, Dalam hal kewajiban pembayaran sebegaimana imakesud pada ayat (1) tidak dipenuhi oleh mitra, maka Pengelola Barang/Pengguna Barang mengenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menter ini Dalam hal pembayaran kontribusi tetap pertama tidak dlilakukan sestai batas walk sebagaimana dimakeud pada ayat (1), perjanjian KSP dinyatakan baal Pembayaran kontribusitetap berikutnya ke rekening Kas Umum Negara dilakukan setiap tahun paling lambat sesuai tanggal dan bulan ditandatanganinya perjanjan, ‘yang dimulai pada tahun berikutnya sampai dengan berakhimnya perjanjian KSP. Pembayaran kontribusi tetap scbagaimana dimaksud pada ayat (5) dibultikan dengan bukti setor. Selain kontribusi tetap pertama, pembayaran kontribust tetap yang dibayar tiap tahun dapat dilakukan secara bertahap dan harus junas sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran kontribusitetap berieutnya. Kontribusi tetap selama jangka waktu KSP- dapat ibayarkan sekaligus di muka, yang. besarannya itentukan oleh tim yang éibentuk oleh Pengelola Barang dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang (fine vate of money). x” 4s. Pasal 55 Pembagian Keuntungan hasil pelaksanaan KSP disetor ke rekening Kas Umum Negara paling lambat tanggal 30 April tahun berikutnya, dan dilakukan setiap tahun sampai dengan berakhirnya perjangian KP. Pasal 56 (0) Mitra KSP dapat mengajukan Keringanan pembayaran besaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan KSP, (2) Permohonan Keringanan scbagaimana dimaksud pada ayat (I), tidak dapat berupa: ‘4. pengembalian penerimaan negara bulkan pajale yang telah dibayarkan olch mitra KSP; dan/atau . kompensasi pembayaran kontribusi yang telah dibayarkan mitra KSP terhadap kewajiban pembayaran berikutnya, Paragrar 8 Pengakhiran KSP Pasal 57 (0) KSP berakhir dalam hal a berakhimnya jangka waktu KSP sebagaimana tertuang dalam perjanjian dan tidak dilakukan perpanjangan; 1. pengalthiran perjanjian KSP secara sepihale oleh Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang;, 6 berakhienya perjanjian KSP; atau keetentuan lain sesuai peraturan perundang uundangan, 2) Pengakhiran KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ‘huruf , dapat dilakukan dalam hal mitra KSP: a. tidak membayar kontribus tetap dan/atau pembagian keuntungan selama 3 (tiga) tahun berturut-tarut sesuai perjanjian KSP; Yr @ “ o o a 48, >, tidak melaksanakan pembangunan sebagaimana tertuang dalam perjanjian KSP sampai dengan 2 (us) tahun terhitung sejake penandatangsnan perjanjian; dan atau tidak memenuhi kewajiban selain sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagaimana tertuang alam perjanjian KSP, Pengakhiran KSP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang secara tertulis tanpa melalui engadilen, setelah terlebihdahuludiberikan peringatan/pemberitahuan tertulis kepada mitra Dalam pengakhiran perjanjian KSP olch Pengelola Barang dan /atau Pengguna Barang sebagaimana dimaksud pada ‘ayat (1) hurufb dan huruf c, Pengelola Barang dan/atats Pengguna Barang membentuk tim untuk melakukan ‘evaluasi terhadap investasi dan kewajiban mitra Bvaluasi teshadap investasi dan Kewajiban mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan setelah Pengelola Barang/Pengguna Barang memperoleh hasil revit aparat pengawasan intern pemerintab, Dalam hal terjadi pengakhiran KSP sebagaimana . tanggal diterbitkannya surat persetujuan oleh Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang. Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlituangkan dalam bentuk akta nota, Dalam hal perjanjian BGS/BSG tidak ditandatangani sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (9), keputusan pelaksanaan BGS/BSG atau surat persetujuan pelaksanaan BGS/BSG batal demi hukum. Fotokopi perjanjian BGS/BSG sebagaimana dimaksud pada ayet (2) huruf b disampaikan kepada Pengelola Barang paling lama 7 (tujub) hari Kerja terhitung sejake dlitandatanganinya perjanjian BGS/BSG. Penandatanganan perjanjian BGS/BSG dilakukan setelah mitra BOS/BSG menyampaikan bukti setor pembayaran kontribusi tahunan pertama kepada Pengelola Barang/ Pengguna Barang, Bukti setor pembayaran kontribusi tahunan_pertama dimaksud pada ayat (6) merupakan salah satu doicumen pada lampiran yang menjadi bagian tidale terpisahkan dati perjanjian BGS/BSG. Perubahen Kepemilikan atas mitra BOS/BSG dapat lilakukan sepanjang tidak mengganggu pelaksanaan BGs /Bs Perubahen materi perjanjian BGS/BSG harus mendapat xe sebagaimar persetujuan dari Pengelola Barang a 2 @ 4 6 @ a @ si. Paragral6 Kontribusi Tahunan dan Hasil BGS/BSG Pasal 65 Besaran Kontribusi tahunan mempertimbangkan: & penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintah nila wajar BMN yang menjadi objek BGS/BSG; dan ©. kelayakan bisnis mitra BGS/BSG. Nilai wajar BMN dan kelayakan bisnis mitra BGS/BSG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung oleh Penilai Pemerintah atau Penilai Publik Bessran kontribusi tabunan dihitung oleh sim yang ibentuk oleh Pengelola Barang, Besaran kontribusi tahunan ditetapkan oleh Pengelola Barang dengan mempertimbangkan hasil perhitungan tim sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Besaran konstvibusi tahunan pelaksanaan BGS/BSG sebagaimana dimaksud pada ayat (4), meningkat setiap ‘abun dihitung berdasarkan kontribust tabunan pertama dengan memperhatikan estimasi tingkat inf Besaran Kontribusi tahunan ditetapkan dalam persetujuan pelaksanaan BGS/BSG dan dituangkan dalam perjanjian, Pasal 66 Dalam Kondisitertentu, Pengelola Barang dapat menetapkan besaran faktor penyesual BGS/BSG dengan persentase tertentu, berdasarkean permohonan: 2. mitra BGS/BSG, untuk BMN pada Pengelola Barang; atau mitra BGS/BSG melalui Pengguna Barang, untuk BMN pada Pengguna Baran, KKondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi a. bencat am; 1b. bencana non alam; atau Y ° “ 0 a a @ a a -52- ©. bencana sosial, Besaran persentase tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebe ‘50% (lima puluh persen) Dalam hal kondisi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2), besaran persentase sebagaimana dimaksud pada aya (9), berlake seal ditetapleanny: Pemerintal 1% (satu persen) sampai dengan tatus bencana oleh smpai dengan paling lama 2 (dua) tahun sejak status bencana dinyatakan berakhir. ‘Teshadap kontribusi tahunan yang telah Iunas pembayarannya, besaran persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterapkan pada pembayaran kontribusitetap berieutnya. Pasal 67 Gedung, bangunan, sarana, dan fasiltasnya yang iadakan oleh mitra BGS/BSG merupaken hasil BGs/BSG, Sarana dan fasistas hast! BGS/BSG. sebagaimana sdimakgud pada ayat (1), antara Iain: 2. peralatan dan mesin; ‘jalan, irigasi, dan jaringan; ast tetap lainnya; dan 4, aset lainnys. Gedung, bangunan, sarana dan fasilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi BMN sejak diserabterimakan kepada Pengelola Barang/ Pengguna Barang. Pasal 68 Hasil BGS/BSG dapat dilakukan perubahan, baik bberdasarkan permintaan Pengelola Barang/Pengguna ‘Barang maupun atas permohonan mitra. Permohonan mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada: xe ° a a ° 0 a ‘a. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada di Pengelola Barang; b. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada di Pengguna Barang, untuk mendapatkan persetujuan, Berdasarkan persetujuan sebagnimar dimakesud pada ayat (2), Pengelola Barang/Pengguna Barang dan mitra melakukan perubshan perjanjian BGS/BSG sebagai dasar begi mitra untuk melaleukan perubahan basil BOS/BSG, Pasal 69 Selama jangka waktu pengoperasian BGS/BSG, paling sedikit 10% (sepuluh persen} dari hasil BGS/BSG harus igunakan langsting olch Pengguna Barang untule penyelenggaraan tugas dan fungsi pemerintahan, Besaran hasil BGS/BSG yang digunakan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (I), ditetapkan oleh Pengelola Barang berdasarkan hasil perhitungan yang cukan oleh tim yang dibentuk olch Pengelola Barang Penyerahan bagian hasil BOS/BSG yang digunakan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam perjanjian Bas/BS0. Paragraf7 Pembayaran Kontsibusi Tahunan Pasal 70 Mitra harus melakukan pembayaran kontribusi awal sebesar besaran kontribusi tahunan pertama ke rekening Kas Umum Negara sebelum penandatanganan perjanjian BGS/BSG, Pembayaran kontribusi awal scbagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan dalam kewajiban x e “ ° o a a a pembayaran Kontribusi tahunan sebagaimana dimalesud dalam Pasal 65 ayat (1). Sclama jangks waktu pengoperasian BGS/BSG, mitra ‘wafib membayar kontribusi tahunan melalui penyetoran ke rekening Kas Umum Negara sebagai penerimaan ‘pegara dar pelaksanaan BGS/BSG. Pembeyaran kontribusi tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat sesuai tanggal dan bulan ditandatanganinya pepaniian, yang dimulat pada tahun berikutnya sampai dengan berakhirnya perjanjian Bas/BSG, Pembayaran kontribusi tahunan dibuktikan dengan Duk setor Selain kontribusi tahunan pertama, pembayaran ontribusi tabunan yang dibayar tiap tahun dapat dlilakukan secara bertahap dan harus lunas sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran kontribusi tahunan berilutnya, Kontribusi tahunan dapat dibayarkan sekaligus di mula, ‘yang besarannya ditentukan oleh tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang dengan mempertimbangkan nilai waktu dari uang (time value of money). Pasal 71 Mitra BGS/BSG dapat mengajukenkeringanan pembayaran besaran kontribusi tahunan yang telah dicetapkan dalam pelaksanaan BGS/BSG, Permohonan keringanan sebagaimana dimaksud pada aya (1), tidak dapat berupa: 4a. pengembalian penerimaan negara bukan pajak yang telah dibayarkan oleh mitra BGS/BSG; dan/atau b. kompensasi pembayaran konteibusiyang_ telah Gibayarkan mitra BGS/BSG terhadap kewajiban pembayaran berikutnya. re a @ ° “ -58- Parsgral 8 Pengakhiran BGS/BSG Pasal 72 BGS/BSG berakhie dalam hal a. berakhienya jangka waktu BGS/BSG sebagaimana tertuang d 1m perjangian; b. pengakciran perjanjian BOS/BSG secara sepihak ‘oleh Pengelola Barang dan /atast Pengguna Barang: 6. berakhienya perjanjian BGS/BSG; atau keetentuan lain sesuai peraturan perundang- ‘undangan. Pengakhiran BOS/BSG sebagsimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat dilakukan dalam hal mitra B0S/BSG: 2. tidak membayar Kontribust tahunan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sesuai perjaniian BGS/BSG: b dake melaksanakan pembangunan sebagaimana tertuang dalam perjanjian BGS/BSG sampai dengan 2 (dua) tahun terhitung sejak penandatanganan perjanjian; dan/atau tidak memenubi kewajiban sel ‘sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagaimana tertuang dalam perjanjian BaS/BSO. Pengakhiran BGS/BSG sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilalcakan oleh Pengelola Barang dan/ata Pengguna Barang secara ‘ertulistanpa melalui pengadilan, setelah terlebih dahulu—diberikan peringatan/pemberitahuan tertulis kepada mitra Dalam pengalhiran perjanjian BGS/BSG oleh Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang scbagaimana imaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf e, Pengelola Barang dan/atau Pengguna Barang membentuk tim untuk melakukan evaluast terhadap investasi dan ewajiban mitra Y 56- (5) Bvaluasi terhadap investasi dan kewajiban mitra sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan setelah Pengelola Barang/Pengguna Barang memperoleh hasil reviu aparat pengawasan intern pemerintah, (6) Dalam ha terjadi pengakthiran BGS/BSG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf'b dan hurut a seluruh biava yang telah dikeluarkan oleh mitra sompai dengan dilakukannya pengalkhiran Sas ese ee 1BGS/BSG; dan/atau . berdasarkan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5), investasi dan kewajiban mitra lama dapat Deralih kepada mitra baru, (7) Mitra baru sebagaimana dimalesud pada ayat (6) dipilih, sesuai ketentuan dalam Peraturan Mente in agian Keenam ‘Kerja Sama Penyediaan Infrastruletur Paraarat 1 Umum: Pasal 73 (1) KSPI dilakukan dengan mempertimbangkan: 2. kepentingan negara dan kepentingan umum; Keburuhan pelaksanaan tages dan fangsi pemerintahan; © keterbatasan dana Anggaran Pendapatan dan [Belanja Negara untuk penyediaan infrastruktur; dan 4, datarprioritas proyek program —penyediaan infrastruitur yang ditetapkan pemerintah untuk penyediaan infrastruktur, (2) Pelakssnaan KSPI ilakukan sesuai_peraturan perundang-undangan di bidang Kerja sama pemerintah dan badan usaha. Y a a @ @ a ST KSPI dilacsanakan dalam hal terdapat BMN yang menjadi obj kee penyediaan infrastruktur. sama pemerintah dan badan ussha dalam Parsgrat 2 Subjek dan Objek KSPI Pasal 74 Pihak yang dapat melaksanakan KSPI adalah: a. Pengelola Barang, terhadap BMN yang berada pada Pengelola Barang: atau b, Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang, terhadap Barang Milik Negara vyong berada pada Pengguna Barang, Pihak yang dapat menjadi mitra KSPI terdisi ata a. badan usaha swasta yang berbentuk perseroan terbatas; ,baden hukum asing, Madan Usaha Mk Negara; 4. Badan Usaha Milik Daerah; anak perusahsan badan usaha milile negara yang liperlakukan sama dengan badan usaha milik ‘negara sesuai ketentuan peraturan pemerintah yang, ‘mengatur mengenai tata cara penyertaan dan enatausahaan modal negara pada badan usaha mili negara dan perseroan terbatas; atau. 1 Koperasi. Badan hukum asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan perseroan terbatas berdasarkan ‘bukum Indonesia sebelum ditetapkan sebagai mitra SPL Pasal 75 ‘Objele KSPI meliputi BMN berupe: 2. tanah dan/atau bengunan; dan >, selain tanah dan/atau bangunan, @ aw e e “ 0 yang berada pada Pengelola Barang/Pengguna Barang. Objek KSPI berupa tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dapat dllakukan untuk sebagian atau keseluruhannya. Paragraf 3 Jangka Waktu KSPI Pasal 76 Jangka waktu KSPI paling lama $0 (ima puluh) tabun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang. Perpanjangan jangka waktu KSP! sebagaimana dimaksud peda ayat (1) hanya dapat dilakukan apabila terjadt government force majeure, seperti dampale kebijakan pemerintah yang disebabkan oleh terjadinya. kr ekonomi, politk, sosial, dan keama Perpanjangan jangka waktu KSPI scbagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan permohonannya paling lama 6 (enam) bulan setelah government force majeure nyata nyata teria Perpanjangan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh PUPB, setelah mendapat persetujuan Pengelola Barang dan dituangkan dalam perjanjian KSPL Paragraf 4 Ctawback dan Has set Pasi Hasil dari KSPI teri ata ‘a, barang hasil KSPI berupa infrastruktur beserta n fasiltasnys yang dibsngun oleh mitra KSPI; dan b. pembagian atas Kelebihan keuntungan (clawback) yang diperolch dari yang ditentukan sesusi perjangian KSPI, jika ada. Y a ° “ 8 0 co) -59- Hasil KSPI sebagaimana dimakcud pada ayat (2) huruf a berupa: 2 bangunan konstruksi infrastruktur beserta sarana ddan fast nya 1. pengembangan infrastruktur berupa penambshan dan/ataupeningkatan terhadap —_kapasitas, kuantitas dan/atau —kualitas — infrastruktur; an/atau ‘¢hasil pembangunan/pengembangan_infrasteuktur Jainnya. Besaran pembagian Kelebihan keuntungan (clawback) sebagaimana dimakeud pada ayat (1) huruf b ditetaplean oleh Pengelola Barang, Perhitungan besaran pembagian Kelebihan keuntungan (clewback) ditentukan oleh Pengelola Barang dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh Pengelola Barang dengan mempertimbangkan hasil Penilaian, Perhitungan pembagian Kelebihan keuntungan (ciawback) dilakukan dengan mempertimbangkan: a. karaktristikinfrastrktur nila investasi pemerintah i investasi mitra KSPI; risiko yang ditanggung mitra KSPI; », 4 dukungan pemerintah; dan {,jaminan Pemerintah atas Proyel Kerja Sama, Pembagian atas kelebihan keuntungan sebagsimana dlimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang harus disetorkan ke rekening Kas Umum Negara paling lambet setiap tonggal 30 April tahun berilutnya. Pasal 78 Pembagian atas kelebihan keuntungan (clawback) dapat dlitiadakan atas permohonan dari PIPK. Penindaan pembagian tas Kelebihan keuntungan (elawback) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) oO ° “ 0 e 8 “) -60 lilakukan dengan ketentuan merupakan proyele yang tereantum dala: 2 daftar rencana Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha; 1D. Peraturan Presiden mengenai percepatan proyele strategis nasional; dan/ataur dokumen Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP} PUPK bertanggung jawab penuh secara formil dan ‘materil terhadap permohonan peniadaan pembagian kelebihan Keuntungan (clawback) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dituangkan dalam surat pemyataan, Peniadaan pembagian atas kelebihan keuntungan (elawback) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dlilakukan terhadap pelaksanaan KSPI yang berjangka ‘waktu paling lama 20 (dua puluh) tabun, Pasal 79 ‘Tethadap permohonan peniadaan pembagian atas Kelebihan Keuntungan clawback) sebagaimana , meningketkan fungs! operasional BMN; dan © mendapatkanpendanaan untuk pembiayaan penyediaan infrastruktur (2) Penerimaan negara atas KETUPI merupakan pendapatan, [BLU yang akan digunakan untuk meningkatkan fungsi foperasional infrastruktur sejenis atau pembiayaan penyediaan intrastruktur Jenis lainnya yang terdapat dalam daftar Proyek Infrastruktur Prioritas dan/atau Proyek Strategis Nasional Paragrat 2 Subjek dan Objek KETUPL Pas 84 (1) Pihak yong dapat melaksanakan KETUP! meliputi PIPE. ddan BLU. (2) Menteri/Pimpinan Lembaga selaku PJPK merupakan Pape, (9) BLU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk atau itetapkan oleh Pengelola Barang, Pasal 85 (1) Piha yang dapat menjadi mitra KETUP! meliputi 1a, Badan Usaha Mili Negara; Y @ a a @ Badan Usaha Milik Daerah; Swasta berbentulk Perseroan Terbatas; Badan hulcum asing; taut Koperas Pemilihan dan penetapan mitra KETUPI dilakukan oleh UPB dengan berpecoman pada peraturan perundang- lundangan yang mengatur mengenai hak pengelolaan terbatas atas aset it rastruktur, Pasal 86 Objek KETUPI meliputi BMN berupa tanah dan/atau Dangunan beserta fasiltasnya pada Pengguna Barang, KETUPI dapat dilakukan terhadap BMN a. infrastruktur transportasi, meliputi kepelabuhan, kebondarudarean, perkeretaapian, dan terminal uss infrastruktur jalan tol infrastraktur sumber daya air; infrastraktur air minum; infrastrukeur tem pengelolaan air limba; infrastruktur sistem pengelolaan persampahan; infrastruktur telekomunikast dan informatie infrastruktur ketenagalistrikan; dan infrastruktur minyak, gas bumi, dan energi terbaruken, [BAIN sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling kurang ‘memenuhi persyaratan: telah beroperast penuh paling Kurang selama 2 (dus) tahun; b. membutuhkan peningkatan efisiensi operasi sesuai dengan standar internasional yang berlakeu urmurn; © momilld umur manfaat aset infrastruktur paling sedikit selama 10 (sepulub tahun; dan 4 disajikan dalam —taporan——_Keuangan Kementerian/Lembaga yang telah diaudit xv -65- Derdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan pada, periode sebelumnya (4) Objek KETUPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan kepada Pengelola Barang untule selanjutnya diserabkan pengelolaannya kepada BLU. (5) BMN objec KETUPI sebagsimana dimaksud pada ayat (4) akan iserahkan Kembali kepada Pengguna Barang setelah jangka waktu KETUPI berakhi. (6) BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakeukan enatausahaannya oleh BLU selama jangka waktu KETUPL. Paragrat 3 Jangkea Waktu KETUPL Pasal 87 ‘Jang waktu KETUPI paling lama 50 (lima puluh) tahun seale perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang, Paragrat 4 Hasil KETUPI Pasal 88 (1) Hasil KETUPI berups: 2. pembayaran dana di muka (upfront payment); dan baset. (2) Hasil KETUPI berupa pembayaran dana di muka (upfront payment) sebagaimana dimakud pada ayat (1) huruf a ‘4. nilainya ditetapkaan oleh PIPE, b. dilakukan pembayarannya oleh mitra KETUPL ke rekening BLU paling lambat 6 (enam) bulan setelah penandatanganan perjanjian: ©. dapat diberikan perpanjangan jangka _waletu pembayarannya paling lama 6 (enam) bulan, dalam hal terjad kegagalan pembayaran oleh mitra KETUPI sebagaimana dimaksud pada huruf b, yang eo 8 a e ° a engatursnaya berpedoman pada peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai hale pengelolaan terbatas atas asetinfrastrulur, 4. tidak membatasi hak BLU untuk memperoleh pembagian Kelebihan keuntungan (elawvbaek}; dan & peruntukannya ditetapkan oleh PUPB setclah ‘mendapat persetujuan dari BLU. Aset hasil KETUPI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) burt bs dapat berupa tanah, gedung, bangunan, sarana, dan faslitasnya yang diadakan oleh mitra KETUPI b. pengadaannya diperjanjikan antara BLU dan mitra KETUPI; dan © menjadi BMIN pada Pengelola Barang sejak diserahterimakan oleh mitra KETUPI kepada BLU. Paragral 5 Perjanjian KETUPI Pasal 89 Pelaksanaan KETUPL dituangkan dalam perjanjian yang dlitandatangani oleh BLU dan mitra KETUPL Materi yang distur dalam perjanjian sebagaimana dimakesud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan Perundang-undangan yang mengatur mengenai hale pengelolaan terbatas atas asetinfrastruktur. dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam bentuk akta notaril Perjanjian sebagaimar Paragral6 Pengelolaan dan Penggunaan Dana Hasil oleh BLU Pasal 90 BLU melakukan pengetotaan: 2. dana hasil KETUPI, meliputi pembayaran dana di muka (upfiont payment), pembagian kelebihan or. keuntungan (clawbacl), dan/atau pencairan jaminan; dan/ataur . hasil pengelolaan dana sebagaimana dimaksud pada borat, (2) Dana sebagaimana dimalesud pac pendapatan BLU. fat (1) merupakan (@) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a igunakan oleh BLU untuk pembiayaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, (4) Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) buruf igunakan oleh BLU: untuk pembiayaan infrastruktur sesuai dengan kketentuan peraturan perundang-undangan; dan sebagai pendukung kegiatan operasional BLU. (5) Pembiaysan infrastrukvur sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dan ayat (4) huruf a dilakukan sesuai dengan kketentuan peraturan perundang-undangan, Paragral 7 Pengakhian KETUPL Pasal 91 ()KETUPI berakhir dalam hal: a. berakhirnya jangka waktu KETUPI sebegaimana tertuang dalam perjanjian dan tidak dilakukan perpanjangan; 'b. pengalthiran perjanjian KETUPI secara sepihak oleh BLU, © berakhimnya perjanjian KETUPI; atau 4. ketentuan lain sesuai peraturan perundang- ‘undangan, (2) Pengakhiran KISTUPI sebagaimana dimaksud pada a (0) hurufb, dapat dilalukan dalam hel mitra KETUPL tidak membayar pembayaran dana di muks (upfront payment) sesuai perjanjian KETUPI; dan/ataus a Co} « o o a a “68 tidak memenuhi kewajiban slain sebagaimana dimaksud pada huruf a sebagaimana tertuang {dalam perjanjian KETUPL Pengakhiran KETUPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan oleh BLU secara tertulis tanpa ‘melalui pengadilan, setelah terlebih dahulty diberikan peringatan/pemberitahuan tertulis kepada mitra Dalam hal pengakhiran perjanjian KETUPI oleh BLU ‘sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf 6 BLU dan/atau PJPB dapat membentuk tim untuk ‘melakuken evaluasi terhadap investasi dan kewajiban mitra ‘Bvaluasi terhadap investasi dan kewajiban mitra ‘sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan setelah [BLU memperolch hasil reviu aparat pengawasan intern pemerintah, Dalam hal terjadi pengakhiran KETUPI sebagaimana arang yang sejenis dan setara Pengguna Barang wajib melakukan pengamanan dan pemeliharaan atas BMN yang berada pada Pengguna Barang yang menjadi objek KSPI, sepanjang BMN bbersangkutan masih digunakan olch Pengguna Barang ry “) a 2 @ 7- untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi pemerintahan, PUPB wajib melakukan pengamanan dan pemeliharsan falas BMN yang berada pada Pengelola Barang yang menjadi objck SPI, sepanjang BMN_bersangkutan mendulung penyelenggaraan tugas dan fungsi PUPB. PIPB memberikan rekomendasi pengenaan sanksi administraif terhadap mitra KSPI berdasarkan hasil pengawasan dan pengendalian kepada: a. Pengelola Barang, untuk BMN yang berada pada Pengelola Barangs atau b. Pengguna Barang, untuk BMN yang berada pada Pengguna Barang, paBy PENATAUSAHAAN Pasal 94 Pengelola Barang melakukan penatausahaan ates Pemanfaatan BMN yang berada pada Pengelola Barang, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang melakukan penatausahaan atas Pemanfastan BMN yang berada pada Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang. BLU melakukan penatausahaan atas Pemanfaatan BMN dalam bentuk KETUPL BAB VI ‘TATA CARA PELAKSANAAN PEMANFAATAN BMN Pasal 95 Proses pelaksanaan Pemanfaatan BMN dapat dilaleukan secara elektronik Pasal 96 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Pemanfaatan BMN ditetapkan dengan Keputusan Menteri one ‘Keuangan yang ditandatangani olch Direktur Jenderal atas ‘nama Menteri Keuangan, BAB VIL PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 97 Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan Pemanfaatan [BM dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan, perundang-undangan di bidang —pengawasan dan, pengendalian BMN. BAB vil SANKSI ADMINISTRATIE Pasal 98 (1) Mitra dikenakan sanksi administratif berupa surat {eguran dalam hal . belum melakukan perbaikan dan/atau penggantian sebagai akibat tidak dilaksanakannya pengamanan an pemeliharaan sebagsimana dimaksud dalam Pasal 92 dan Pasa 93 pada saat berakhimya Pemanfaatan BMN; atau bolum menyerahkan BMN objek Pemanfaatan BMN ddan atau hasil Pemanfaatan BMN sesuai perjanjan, (2) Dalam hal perbaikan, penggantian, dan/atau penyerahan BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dlilakukan terhitung 1 (satu) bulan sejak diterbitkannya surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mitra dikenakan sanksi administratif berupa surat peringatan. (9) Dalam hal perbaikan, penggantian, dan/atau penyerahan MIN belum dilakukan terhitung 1 (oulan) sejak literbitkannya surat peringatan sebagsimana dimaksud pada ayat (2), mitra dikenskan sanksi administeati bberupa denda, dengan ketentuan: a “ o a ° “ ° “2. 4 sebesar 2% (dua persen) per hari dar nilai perbaian ddan /atau penggantian yang masih terutang; atau >. sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari besaran Sewa sesuai ketentuan yang berlaku yang dihitung ‘dengan menggunakan periode Sewa harian sesuai keterlambatan penyerahan BMN. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling banyak sebesar 50% (lima puluh persen) dari nilai perbaikan dan/ataut penggantian Pasal 99 Mitra Pemanfaatan BMN yang terlambat melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran namun tidal sesuai dengan yang telah ditentukan dalam perjanjian ‘wafib membayar denda sebesar 2% (dua persen) per bulan dari jumlah kewajiban yang masih harus ibayarkan oleh mitra Pemanfaatan BMN bersanglestan, angle waktu keterlambatan dihitung secara bulat dalam periode bulan, Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan ‘untuk wales paling lama 24 (dsia palsh empat) bulan, Pembayaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ilakukan melalui penyetoran ke rekening Kas Umum Negara. Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan: a. keputusan Pengelola Barang, untuk BMN yang erat pada Pengelola Barang; b. keputusan Pengguna Barong, untuk BMN yang bberada pada Pengguna Barang; atau ©. keputusan PJPB, untuk KSPL 73. BAB Ix KETENTUAN PERALIHAN Pasal 100 () Besaran Sewa untuk Sewa yang dilaksanakan oleh Pengguna Rarang sebelum ditetapkannya persetujuan leh Pengelola Barang didasarkan pada hasil pengawasan dan pengendalian Pengguna Barang dan/atau hasil revi aaparat pengawasan intern pemerintah. Dalam hat: 2. penyewa telah membayarkan besaran Sewa kepada Pengguna Barang melebihi dari atau sesuai dengan hhasil pengawasan dan pengendalian Pengguna Barang dan/atau hasil reviu sparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimakesud pada ayat (a); €an b. Pengguna Barang telah menyetorkan seluruh ‘besaran Sewa sebagaimana dimaksud pada huruf @ ‘ke rekening Kas Umum Negara, ‘maka Pengguna Barang dapat melanjutkan pelaksanaan Sewa yang bersangkutan berdasarkan persetujuan Pengelola Barang, (2) Dalam hal penyewa tidak melaksanakan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a @. besaran Sewa sebelum adanya_persetujuan Pengelola Barang agar disesuaikan oleh Pengguna ‘Barang berdasarkan persetujuan Pengelola Barang, yang ditetapkan untuk Sewa selanjutnya, dengan tidak mengakomodir adanya pengembalian besaran ‘Sewa. apa ia besaran Sewa yang telah dibayarkan melebihi penetapan dari Pengelola Barang; dan b. _ penyewa wajib menyetorkan ke rekening Kas Umum Negara seluruh besaran Sewa yang dihasilkan dari penyesuaian yang dilakukan oleh Pengguna Barang, (@) Besaran Sewa yang terjadi sebelum adanya persetujuan, Pengelola Barang ditetapkan oleh Pengguna Barang r a @ ° “ ° Derdasarkan hasil revi aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat(). Pasal 101 Pengguna Barang mengajukan persetujuan kepada Pengelola Barang teshadap KSP yang telah terjadi dan belum memperoleh persetujuan Pengelola Barang, dengan melampirkan: 2, usulan kontribusi tetap, pembagian keuntungan, dan hasil KSP; dan b. laporan hasil_ audit aparat_pengawasan_ intern Pemerintah, Persetujuan Pengelola Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan untuk sisa waktu KSP sesual perjanjian antara Pengguna Barang dan mitra KSP. Persetujuan Pengelola Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindakdanjuti oleh Pengguna Barang dengan melaicuken perubahan perjanjian dengan mitra KSP. Perubahan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (@) dilaksanakan oleh Pengguna Barang dalam waktu paling lama 6 enatn) bulan sek persetujuan diterbitkan, Ketentuan umum KSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, jangka waktu KSP sebagaimana dimaksud alam Pasal 42, perjanjian KSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, kontribusi tetap, pembagian keuntungan an hasil KSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 sampai dengan Pasal 53, pembayaran Kontribusi tetap dan pembagian keuntungan sebagsimana dimaksud dalam Pasal 54 sampai dengan Pasal 56, dan pengakhiran KSP sebagaimana dimaksud dalam Pasal S57, mutatis mutandis berlaicy untuk ketentuan umum SP, jangka wakru KSP, perjanjian KSP, kontribusitetap, pembagian keuntungan dan hasil KSP, pembayaran kontribusitetap dan pembagian Keuntungsn, dan pengakhiran KSP terhadap KSP yang telah terjadi dan a 2 Co «4 6 -78- bbetum memperoich persetujuan Pengelola Berang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal 102 Pengguna Barang mengajukan persetujuan kepada Pengelola Barang terhadap BGS/BSG yang telah terjadi dan belum memperoich persetujuan Pengelola Barang, dengan melampirkan: . usulan Kontribusi tabunan, dan hasil BGS/BSG; audit aparat pengawasan intern Perserujuan Pengelola Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan untuk sisa wakt BGS/BSG sesuai perjanjian antara Pengguna Barang dan mitra Bas/BsG Persetujuan Pengelola Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindakdanjuti oleh Pengguna Barang dengan melakuken perubahan perianjian dengan mitra Bas/Bs0. Perubshan perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dilaksanakan oleh Pengguna Barang dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak persetujuan diterbitkan, Ketentuan umum BOS/BSO scbagaimana dimaksud dalam Pasal 58, jangka waktu BGS/BSG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61, perjanjian BGS/BSG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64, kontibusi tabunan dan hasil BGS/BSG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 65 sampai dengan Pasal 69, pembayaran kontribusi tabunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 sampei dengan Pasal 71, dan pengakhiran BGS/BSG sebagaimana dimakud dalam Pasal 72, mutatis mutandis berlaku untuk ketentian umum BGS/BSG, jangka waktu BGS/BSG, perjanjian BGS/BSG, kontribusi tahunan dan hasil BGS/BSG, pembayaran kontribusi tahunan, dan pengakhiran BGS/BSG a a Co 0 “76 tethadap BGS/BSG yang telah terjadi dan belum _memperoleh persetujuan Pengelola Barang sebagaimana ddimakesud pada ayat (1), Pasal 103, Segala akibat hukum yang terjadi dari pelakeanaan Pemanfaatan BMN berupa tanah dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan setelah liberikannya persetujuan oleh Pengelola Barang sampai dengan penandatanganan perjanjian sepenubnya ‘menjadi tanggung jawab Pengguna Barang. Segala akibat hulum yang terjadi dari pelatsansan Pemanfastan BMN setelah penandatanganan perjanjian sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pihak dalam perjenjian Pemanfaatan BMN bersanglestan, Pasal 104 Pada seat Peraturan Menten ini mulai berlaku: ‘4, permohonan Pemanfaatan BMN yang telah dijukan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang dan bbelum memperolch persetujuan Pengelola Barang, proses selanjutnya mengikuti ketentuan dalam Peraturan Mentert in b.permohonan Pemanfaatan BMN yang telah diajulan oleh Pengguna Barang kepada Pengelola Barang dan telah memperoieh persetujuan Pengelola Barang serta belum dilakssnakean, namun terdapat revisi data yang diajukan oleh Pengguna Barang yang ‘dale mempengaruhi besaran penerimaan negara dapat dliterbitkan persetujuan baru berdasarkan kketentuian dalam Peraturan Menteri ini dan selanjutnya dilaksanakan sesuai persetujuan baru tersebut; xy @ 17. ¢Pemanfaatan BMI yang sedang berlangsung sesual dengan etentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Mik Negara, inyatakan tetap berlaks hingga beralshimyajangka wwaleta Pemanfaatan BMN; 4. Pemanfaatan BMN dalam rangka penyediaan Infrastrukcur yang sedang berlangsung sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.05/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milk Negara, Dalam — Rangka Penyediaan —_Infrastrultur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.06/2016 tentang, Perubahan Peraturen Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara dalam range Penyediaan Infrastruktur dinyatakan tetap berlaku hhinggaberakhimmya jangka waktu Pemantaatan BMI; dan, fe Sowa yang sedang berlangsung sesuai dengan keetentuan dalam Peraturan Menteri Keusngan Nomor $7/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara dinyatakan tetap betlaku hingga berakhienya jangka waktu Sewa Pelaksanaan perpanjangan Pemanfaatan BMN ates pelaksanaan Pemanfastan BMN sebagsimana dimaksud pada ayat (1) hurafe dan huruf d mengikuti ketentuan dalam Peraturan Mentert in a8 BABX KETENTUAN PENUTUP, Pasal 105 Pada saat Peraturan Menteri ini mulal berlaku, semua peraturan pelaksanaan dar a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Berang, Mille Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun, ‘2014 Nomer 58; ', Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaston Barang Milk Negara dalam rangka Penyedisan Infrastraktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1149) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mente Keuangan Nomor 65/PMK.06/2016 tentang Perubshan tas Peraturan Menteri_Keuangan —Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksansan Pemenfsatan Barang Milik Negara dalam rangka Penyediaan Inrastruktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 638); dan ¢. Peraturan Menteri Keuangan Nomar S7/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelalceanaan Sewa Barang Milk Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 540), inyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertemtangan engan Peraturan Menter in Pasal 105 Pada saat Peraturan Menteri ini mulei beriaku a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Mile Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tabun 2014 Nomor S88), a -19- b, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Mili Negara Dalam Rangka Penyediaan Infrastruktur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1143) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.06/2016 tentang. Perubshan aus Peraturan Menteri_--Kewangan Nomar 164/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milk Negara dalam ranges Penyediaan Infrastruktur (Berita Negara Republic Indonesia Tahun 2016 Nomor 638); dan 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milk Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 540), dicabut dan dinyatakan tidak berlakeu, Pasal 107 Peraturan Menteri ini mula berlaku pada tanggal diundangkan, -80- Agar setiap orang mengetahuinya, — memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republi Indone Ditetapkan di Jakarta pda tanggal 31 Agustus 2020 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ud SSRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta ppada tanggal 31 Agustus 2020 DIREKTUR JENDERAL. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. REPUBLIK INDONESIA, ted, WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 972

You might also like