Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN PREVALENSI PENDERITA DIABETES

MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRINGSEWU KABUPATEN


PRINGSEWU TAHUN 2020

(Lifestyle Relationship With Prevalence Of Mellitus Type II Diabetes Patients in


Pringsewu Puskesmas Working Areas Pringsewu Regency in 2020)

Ahmad Safi’I1, Marlinda2, Yossy Wijayanti3


F.Kes Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Email :

ABSTRACT

Type II diabetes mellitus is a non-communicable disease. WHO projects an increase in cases of Type 2
diabetes from 2000 to 2030. This is due to the people's poor lifestyle, such as poor food consumption
habits, lack of physical activity and smoking habits. The purpose of this study was to determine the
relationship of lifestyle (diet, physical activity, smoking) with the prevalence of people with type II
diabetes mellitus. The research method uses analytic survey design with cross sectional approach. The
independent variables (diet, physical activity, smoking) and the dependent variable are the prevalence of
patients with type II diabetes mellitus. The research sample was 46 respondents with type II diabetes
mellitus taken by simple random sampling method which was conducted in the working area of
Pringsewu Health Center. The instrument used was a lifestyle questionnaire from researchers who had
done a validity test. The results of the study there is a relationship between eating patterns with the
prevalence of patients with type II DM with a p-value of 0.009 (<0.05). Then there is a relationship
between physical activity with the prevalence of patients with type II DM with a p-value of 0.027
(<0.05). But no association was found between smoking and the prevalence of people with type II DM
with a p-value of 0.34 (> 0.05). The public and especially patients with type II DM are expected to be
able to maintain a healthy lifestyle so that optimal health status is achieved.

Keywords: Lifestyle, Type II Diabetes Mellitus, Diet, Smoking, Physical Activity

ABSTRAK

Diabetes mellitus tipe II merupakan salah satu penyakit tidak menular.WHO memproyeksikan akan
terjadi peningkatan kasus DM Tipe 2 dari tahun 2000 sampai di tahun 2030 nanti. Hal tersebut
diakibatkan dari pola hidup masyarakat yang kurang baik, seperti buruknya kebiasaan konsumsi
makanan, kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan merokok. Tujuan penelitian yaitu mengetahui
hubungan gaya hidup (pola makan, aktivitas fisik, merokok) dengan prevalensi penderita diabetes
mellitus tipe II. Metode penelitian menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross
sectional.Variabel bebas (pola makan, aktivitas fisik, merokok) dan variabel terikat prevalensi penderita
diabetes mellitus tipe II. Sampel penelitian ialah penderita diabetes mellitus tipe II sebanyak 46
responden diambil dengan metode simple random sampling yang dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Pringsewu. Instrument yang digunakan yaitu kuisioner gaya hidup dari peneliti yang sudah
dilakukan uji validitas. Hasil penelitian terdapat hubungan antara pola makan dengan prevalensi
penderita DM tipe II dengan p-value 0,009 (< 0,05). Kemudian terdapat hubungan antara aktivitas fisik
dengan prevalensi penderita DM tipe II dengan p-value 0,027 (< 0,05). Namun tidak ditemukan
hubungan antara merokok dengan prevalensi penderita DM tipe II dengan p-value 0,34 (> 0,05).
Masyarakat dan khususnya penderita DM tipe II diharapkan dapat menjaga gaya hidup sehat agar
tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

Kata Kunci : Gaya Hidup, Diabetes Mellitus Tipe II, Pola Makan, Merokok, Aktifitas
Fisik
PENDAHULUAN
jumlah 8.426.000 (tahun 2000) yang di proyeksikan
Penyakit tidak menular (PTM) adalah masalah mencapai 21.257.000 pada tahun 2030, artinya terjadi
yang sangat substansial, mengingat peningkatan status kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 tahun (Bustan,
kesehatan disuatu Negara secara global. Menurut 2015).
World Health Organization (WHO) penyakit tidak Provinsi Lampung sendiri merupakan salah satu
menular seperti penyakit jantung, stroke, diabetes Provinsi yang ada di Indonesia dengan data saat ini
mellitus dan kanker merupakan 60% penyebab angka prevalensi kejadian penyakit diabetes mellitus
kematian di seluruh dunia (Kemenkes, 2019). Diabetes mencapai 0,6% di tahun 2013, data yang terbaru di
Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak dapatkan Provinsi Lampung mengalami kenaikan
menular yang prevalensinya terus mengalami secara grafik, dengan jumlah kenaikan kejadian
peningkatan di dunia, baik pada negara maju ataupun Diabetes Mellitus mencapai 0,8% di tahun 2018
negara berkembang, penyakit ini sudah lama dikenal, (Riskesdas, 2018).
terutama dikalangan keluarga, khususnya keluarga
berbadan besar (kegemukan) bersama gaya hidup yang Hal tersebut menunjukan semakin tingginya
tinggi (Kurniadi & Nurrahmani 2015). prevalensi diabetes mellitus yang setiap tahunnya
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit mengalami peningkatan dan memiliki hubungan yang
kronis yang diakibatkan oleh pankreas tidak sangat erat dengan perubahan gaya hidup modern yang
menghasilkan cukup insulin dan dapat menyebabkan tidak sehat dapat memicu terjadinya diabetes mellitus
konsentrasi glukosa dalam darah meningkat. Diabetes tipe II (Alfiani, Yulifah, & Sutriningsih, 2017). Tinggi
melitus terjadi akibat kegagalan sel – sel beta pankreas jumlah peyandang diabetes mellitus tipe II antara lain
untuk memproduksi insulin yang cukup pada diabetes disebabkan karena faktor perubahan gaya hidup
mellitus tipe 1 atau tubuh tidak dapat menggunakan masyarakat, kurangnya aktifitas fisik, pengaturan pola
insulin secara efektif pada diabetes mellitus tipe 2 makan tradisional yang mengandung karbohidrat dan
(Smeltzer & Bare 2016). serat dari sayuran ke pola makan yang berat-berat
Diabetes mellitus memiliki 3 tipe yaitu DM tipe dengan komposisi makanan yang terlalu banyak
I, DM tipe II, dan DM tipe gestational (WHO, 2017). protein, lemak, garam dan gula (Departemen Kesehatan
Pada DM tipe II jumlah penderita lebih banyak sekitar RI, 2014).
90 - 99%, tingginya prevalensi yang sebagian besar Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di
adalah tergolong dalam DM tipe II disebabkan oleh dunia yang di ekspresikan dalam aktifitas, minat dan
faktor lingkungan yang di perkirakan dapat opininya menggambarkan keseluruhan diri seseorang
meningkatkan faktor resiko DM tipe II adalah yang berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup
kebiasaan makan yang tidak seimbang akan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor sosial, faktor
menyebabkan obesitas, selain pola makan yang tidak sosial yang berpengaruh terhadap konsumsi pangan
seimbang aktivitas fisik juga merupakan faktor dalam adalah tingkat pendapatan, pengeluaran, pendidikan dan
memicu terjadinya diabetes mellitus (Awad & Langi, pengetahuan (Tawakali, 2017).Maka dari itu,
2013). Berdasarkan Riskesdas 2013 prevalensi obesitas pemerintah menyiapkan program pencegahan dan
(15,4%) merupakan salah satu factor resiko terbesar pengendalian secara nasional yaitu Program
DM (Kurniadi & Nurrahmani 2015). Pengendalian PTM 2013 – 2020 yang salah satunya
Hal ini dapat dilihat dari jumlah penderita dan fokus terhadap penyakit diabetes melitus dengan cara
prevalensi diabetes melitus yang meningkat dimasa meningkatkan gaya hidup sehat dengan 4 aspek yaitu
yang akan datang, dimana menurut WHO jumlah pola makan sehat, aktivitas fisik yang cukup, hindari
penderita diabetes mellitus meningkat dari 171 juta di merokok dan konsusmsi alcohol (Kemenkes, 2019).
tahun 2000 menjadi 366 juta pada tahun 2030, pada Menurut penelitian Dafriani (2017) mengatakan
tahun 2015 di perkirakan 1,6 juta kematian secara terdapat hubungan pola makan dengan kejadian
langsung di sebabkan oleh Diabetes Mellitus, WHO diabetes mellitus tipe II disebabkan karena tingginya
juga memproyeksikan bahwa diabetes mellitus akan konsumsi karbohidrat, lemak, gula. Tinggi karbohidrat
menjadi penyebab kematian ketujuh di tahun 2030 dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah , lemak
(WHO, 2017). yang tinggi dapat menjadikan sel – sel dalam tubuh
Peningkatan prevalensi akan lebih menonjol tidak peka terhadap insulin, hasilnya kadar glukosa
perkembagannya di Negara berkembang di bandingkan darah naik diatas normal karena sel tubuh tidak dapat
dengan Negara maju, dimana Indonesia termasuk salah menggunakan insulin dengan optimal sehingga
satu Negara berkembang dengan prevalensi diabetes menyebabkan DM. Hasil penelitian menunjukan bahwa
mellitus sebesar 1,2 % - 2,3% dari penduduk usia > 15 kejadian DM tipe IIlebih tinggi pada responden dengan
tahun. Pada prevalensi DM di Indonesia mencapai pola makan yang tidak baik yaitu 27 responden (51,9%)
dibandingkan yang memiliki pola makan yang baik
yaitu 12 responden (29,3%). 1. Pola Makan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Styawan Tabel 4.2
(2015) menyatakan bahwa ada hubungan antara Distribusi Frekuensi berdasarkan pola makan
aktivitas fisik dengan kadar gula darah sewaktu pada Pola Makan Frekuensi Persentase
pasien diabetes mellitus, dimana kadar gula darah akan (%)
terkontrol pada pasien yang melakukan aktivitas sesuai Baik 4 8.7
anjuran dibandingkan pada pasien yang melakukan Buruk 42 91.3
aktivitas fisik. Ainurafiq (2015) dalam penelitiannya Jumlah 46 100%
menyatakan bahwa perokok aktif memiliki resiko 22%
lebih tinggi untuk terserang diabetes mellitus tipe 2 Pola akan responden berdasarkan tabel 4.2
dibanding orang yang tidak merokok, sedangkan didapatkan bahwa sebagian besar responden
perokok pasif ditemukan memiliki resiko 17% lebih makan buruk (91,3%).
tinggi untuk terserang diabetes mellitus dibanding
dengan orang yang tidak terpajan. 2. Aktivitas Fisik
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tabel 4.3
Kesehatan Kabupaten Pringsewu diabetes mellitus Distribusi frekuensi berdasarkan aktivitas fisik
masuk pada urutan ke 9 dari 10 penyakit terbesar
dengan angka 6,31%. 13 Puskesmas di Kabupaten Aktivitas Persentase
Pringsewu, Puskesmas yang menempati urutan pertama Frekuensi
Fisik (%)
dengan penyakit diabetes mellitus adalah Puskesmas Sedang 5 10.9
Pringsewu (Dinkes Kabupaten Pringsewu, 2019).
Jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun terakhir Ringan 41 89.1
sebanyak 150 (Puskesmas Pringsewu, 2019). Hasil Jumlah 46 100%
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap 10
responden penderita diabetes mellitus yang sedang Aktivitas fisik berdasarkan tabel 4.3 dida[atkan
kontrol kesehatanya, 5 diantaranya mengatakan bahwa hasil bahwa mayoritas responden beraktivitas
factor penyebab terjadinya diabetes mellitus adalah sedang (89,1%).
pola makan yang tidak sehat, 3 diantaranya
mengatakan karena kurangnya aktivitas fisik karena 3. Merokok
padatnya pekerjaan dan 2 diantaranya karena kebiasaan Tabel 4.4
merokok, gaya hidup yang tidak sehat akan cenderung Distribusi frekuensi berdasarkan merokok
memicu terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe II..
Persentase
Merokok Frekuensi
(%)
Merokok 42 91.3
Tidak Merokok 4 8,7
Jumlah 46 100.0
METODE PENELITIAN
Metode penelitian menggunakan desain survey Dari tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa responden
merokok lebih banyak daripada yang tidak
analitik dengan pendekatan cross sectional.Variabel
merokok yaitu sebanyak 4 responden (8,7%).
bebas (pola makan, aktivitas fisik, merokok) dan
variabel terikat prevalensi penderita diabetes mellitus 3. Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2
tipe II. Sampel penelitian ialah penderita diabetes Tabel 4.5
mellitus tipe II sebanyak 46 responden diambil dengan Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian Diabetes
metode simple random sampling yang dilakukan di mellitus tipe 2
wilayah kerja Puskesmas Pringsewu. Instrument yang
Kejadia Persentase
digunakan yaitu kuisioner gaya hidup dari peneliti yang Frekuensi
Diabetes (%)
sudah dilakukan uji validitas. Hasil penelitian terdapat DM Tipe II 41 89,1
hubungan antara pola makan dengan prevalensi
Bukan DM
penderita DM tipe II dengan p-value 0,009 (< 0,05). 5 10,9
Tipe II
Total 46 100.0
HASIL
a) Analisa Univariat Diketahui bahwa kejadian diabetes mellitus tipe 2
di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu dari 46 3 orang (6,5%) terjadi DM tipe 2.Kejadian diabetes
responden didapatkan kejadian diabetes mellitus mellitus tipe 2 pada responden yang melakukan
tidak terjadi pada 5 responden (10,9%), sedang aktivitas sedang sebanyak 3 orang (6,5%) bukan DM
kejadian diabetes mellitus tipe 2 terjadi pada 41 tipe 2 dan responden yang melakukan aktivitas sedang
responden (89.1%). sebanyak 38 orang (82,6%) terjadi DM tipe
2.Berdasarkan uji Chi Square didapatkan hasil bahwa
2. Analisis Bivariat terjadi hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik
a. Hubungan Gaya Hidup Pola Makan dengan dengan kejadian diabetes mellitus tipes 2 di
dengan Prevalensi Penderita Diabetes Mellitus Puskesmas Pringsewu Tahun 2020 dengan p-value
Tipe 2 (0,027) yang berarti< 5% (0,005) dan menunjukan
bahwa Ho berhasil ditolak.

Kejadian Diabetes Total


Pola Bukan P OR (CI=
Makan DM Tipe Value 95%)
DM Tipe
II N %
II
N % N %
Baik 2 4,3 2 4,3 4 8,7 1.372 –
0,009
Buruk 39 84,8 3 6,5 42 91,3 127.712
Jumlah 41 89,1 5 10,9 46 100

Berdasarkan tabel 4.6 responden gaya hidup pola


makan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Pringsewu.Bukan DM Tipe c. Hubungan Gaya Hidup Merokok dengan
2 tidak terjadi pada responden yang memiliki pola Prevalensi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
makan baik sebanyak 2 (4,3%) orang ,sedangkan
terjadi DM Tipe 2 pada responden sebanyak 2 orang
(4,3%). Kejadian diabetes mellitus tipe 2 terjadi pada
Kejadian Diabetes Total
responden yang memiliki pola makan buruk P OR (CI=
Merokok
sebanyak 3 orang (6,5%) bukan DM Tipe 2 dan DM Tipe Bukan DM Value 95%)
II Tipe II N %
sebanyak 39 orang (84,8%) terjadi DM tipe 2. N % N %
Merokok 38 82,6 4 8,7 42 91.3
0, 283 –
Berdasarkan uji Chi Square didapatkan hasil bahwa Tidak 3 6,5 1 2,2 4 8,7
0,34
3.8066
Merokok
terjadi hubungan yang signifikan antara pola makan Jumlah 41 89,1 5 10,9 46 100
dengan kejadian diabetes mellitus tipes 2 di
Puskesmas Pringsewu Tahun 2020 dengan p-value Diketahui responden dengan gaya hidupmerokok
(0,009) yang berarti< 5% (0,005) dan menunjukan dengan kejadian diabtes mellitus tipe 2. Responden
bahwa Ho berhasil ditolak. yang memiliki gaya hidup merokok sebanyak 38
orang (82,6%) terjadi diabetes tipe 2 ,sedangkan
b. Hubungan Gaya Hidup Aktivitas Fisik dengan
responden sebanyak 4 orang (8,7%) bukan
Prevalensi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
diabates tipe 2.Kejadian diabetes pada responden
yang memiliki gaya hidup tidak merokoksebanyak
3 orang (6,5%) terjadi diabates tipe 2 dan sebanyak
Kejadian Diabetes Total
Aktivitas P OR (CI=
1 orang (2,2%) bukan diabetes tipe 2. Berdasarkan
Fisik DM Tipe Bukan DM Value 95%) uji Chi Square didapatkan hasil bahwa tidak
II Tipe II N % terjadi hubungan yang signifikan antara merokok
N % N %
Sedang 2 4,3 3 6,5 5 10,9 0, 993 – dengan kejadian diabetes mellitus tipes 2 di
0,027
Ringan 3 6,5 38 82,6 41 89,1 71.827 Puskesmas Pringsewu Tahun 2020 dengan p-value
Jumlah 5 10,9 41 89,1 46 100 (0,34) yang berarti< 5% (0,005) dan menunjukaan
bahwa Ha ditolak.
Menurut tabel didapatkan bahwa responden dengan
gaya hidup aktivitas fisik dengan kejadian diabetes PEMBAHASAN
mellitus tipe 2. Kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada a. Hubungan Gaya Hidup Pola Makan dengan
responden yang melakukan aktivitas ringan sebanyak Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II
2 orang (4,3%) bukan DM tipe 2,sedangkan Hasil penelitian uji statistik chi-square
responden yang melakukan aktivitas ringan sebanyak diketahui bahwa p-valuePola Makan yaitu 0.009
lebih kecil dari 0.05 (p-value< 0.05), p value
Aktivitas Fisik yaitu 0,027 lebih kecil dari 0.05 b. Hubungan Gaya Hidup Aktivitas Fisik dengan
(p-value< 0.05) danMerokok p value 0,34lebih Kejadian DM Tipe 2
besar dari 0.05 (p-value< 0.05). Hal ini Menurut penelitian lain oleh Dafriani (2017),
menyatakan bahwa antara pola makan dan Hasil penelitian diketahui bahwa kejadian DM
aktifitas fisik terdapat hubungan yang sangat lebih tinggi pada responden dengan Pola Makan
signifikan antara gaya hidup pola makan dan yang tidak baik yaitu 27 responden (51,9%)
ktivitas fisik dengan kejadian diabetes mellitus dibandingkan yang memiliki pola makan yang
tipe II di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu baik yaitu 12 responden (29,3%). Berdasarkan
Tahun 2020. Sedangkan untuk merokok Ha hasil uji statitistik terdapat hubungan antara pola
ditolak, yang artinya tidak ada hubungan gaya makan dengan kejadian DM dengan nilai p-value
hidup merokok dengan kejadian Diabetes Mellitus =0,047 (p-value<0,05). Sesuai dengan Hasil
tipe II di wilayah kerja Puskesmas Pringsewu penelitian diketahui bahwa kejadian DM lebih
Tahun 2020. tinggi pada responden dengan Aktifitas Fisik yang
Menurut Penelitian yang serupa Dolongseda, ringan yaitu 26 responden (53,1%) dibandingkan
Masi, Bataha (2017), dengan judul Hubungan Pola yang memiliki aktifitas fisik berat yaitu 13
Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Kadar responden (29,5%). Berdasarkan hasil uji statitistik
Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Ii terdapat hubungan antara aktifitas fisik dengan
Di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran kejadian DM dengan nilai p-value=0,027 (p-
Kasih Gmim Manado. Hasil penelitian dengan value<0,05).
menggunakan analisis korelasi pearson Seseorang yang teratur melakukan aktifitas
menunjukkan terdapat hubungan pola aktivitas fisik dapatmenurunkan risiko terjadinya penyakit
fisik dan pola makan dengan kadar gula darah (p- DM sebesar 2 kali dibandingkan yang tidak
value =0,000). Kesimpulan terdapat hubungan teratur/tidak pernah melakukan aktifitas fisik.
pola aktivitas fisik dan pola makan dengan kadar Faktor risiko terjadinya DM karena aktivitas fisik
gula darah pada pasien diabetes melitus tipe II di dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit Pancaran Kasih sensitifitas terhadap insulin, sehingga dapat
GMIM Manado. memperbaiki kendali glukosa dalam
Gaya hidup di perkotaandengan pola makan darah(Fikasari, 2012).
yang tinggi lemak,karbohidrat, dan gula Peneliti berpendapat bahwa hubungan antara
mengakibatkan masyarakat cenderung aktifitas fisik dengan kejadian DM sebagian besar
mengkonsumsi makanan secara berlebihan, selain disebabkan oleh aktifitas fisik yang lebih banyak
itu pola makanan yang serba instan saat ini mengahabiskan waktu untuk menonton TV dan
memang sangat digemari oleh sebagian tiduran. Aktifitas seperti ini tergolong ke dalam
masyarakat, tetapi dapat mengakibatkan aktivitas fisik ringan yang berarti energi di dalam
peningkatan kadar glukosa darah. Penyakit tubuh tidak banyak terpakai dalam pengeluaran
menahun yang disebabkan oleh penyakit energi, sementara itu pemasukan energi yang
degeneratif seperti DM meningkat sangat tajam. berasal dari makanan terus meningkat, maka
Perubahan pola penyakit ini diduga berhubungan terjadilah ketidakseimbangan antara pemasukan
dengan cara hidup yang berubah. Makanan yang dengan kebutuhan energi, dankonsumsi energi
memiliki indeks glikemik tinggi akan merupakan risiko terjadinya DM.
meningkatkan resiko seseorang untuk terkena DM.
Penderita DM dianjurkan melakukan diet c. Hubungan Gaya Hidup Merokok dengan
indeksglikemik, namun tetap berhati-hati dengan Kejadian DM Tipe 2
bahan makanan yang memiliki kandungan lemak Menurut penelitian lain (Sukmaningsih, 2016)
tinggi(Yulianto, 2014) berdasarkan hasil analisis statistik disimpulkan
Menurut pendapat peneliti bahwa hubungan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pola makan dengankejadian DM disebabkan merokok dengan kejadian DM tipe II (nilai p=
karena tingginya konsumsi karbohidrat, lemak, 0,020). Dimana responden yang merokok lebih
gula. Tinggi karbohidrat dapat meningkatkan banyak terdapat pada kelompok kontrol
kadarglukosa dalam darah. Lemak yang dibandingkan dengan kelompok kasus, sedangkan
tinggidapat menjadikan sel-sel dalam tubuh tidak responden yang tidak merokok lebih banyak
peka terhadap insulin. Hasilnya kadar glukosa terdapat pada kelompok kasus. Nilai Phi Cramer’s
darah naik diatas normal, karena sel tubuh tidak V adalah 0,212 yang menunjukkan bahwa tingkat
dapat menggunakan insulin dengan optimal keeratan adanya hubungan antara variabel bebas
sehingga menyebabkan DM. dan variabel terikat lemah (0,200-0,399). Nilai
OR= 2,538 (95% CI=1,146–5,620) sehingga dapat
diartikan bahwa seseorang yang merokok berisiko
sebesar 2,538 kali untuk mengalami kejadian DM SARAN
tipe II.
Merokok dan diabetes memang saling terkait Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sebabmerokok dapat menyebabkan diabetes dan masukan bagi masyarakat khususnya penderita
merokok akan memperparah penyakit gula diabetes melitus untuk selalu melakukan perawatan
seseorang. Beberapa kandungan rokok dapat kaki dalam upaya mencegah terjadinya komplikasi
merusak dinding pembuluh darah yang dari diabetes mellitus. Penelitian ini dapat digunakan
mengakibatkan adanya tekanan darah tinggi dan sebagai dasar dan referensi untuk penelitian
stroke. Selain itu, aktivitas merokok dapat selanjutnya yang berfokus pada gaya hidup seperti
menyebabkan peradangan. Jika peradangan terjadi pola makan tidak sehat, obesitas, kurang nya aktivitas
pada penderita diabetes, peradangan ini akan susah fisik, merokok, mengkonsumsi alkohol yang menjadi
diatasi sehingga penderita diabetes kemungkinan faktor terjadinya diabetes mellitus tipe 2 dan sebagai
besar harus diamputasi(Anugrah, Hasbullah, & bahan elaborasi untuk peneliti selanjutnya yang ingin
Suarnianti, 2013). meneliti tentang diabetes mellitus
Menurut pendapat peneliti bahwa penelitian
ini tidak sejalan dan berbanding terbalik dengan
teori yang ada dikarenakan respondennya DAFTAR PUSTAKA
kebanyakan telah berhasil berhenti merokok dan
telah memasuki usia pra lansia. Sehingga tidak ada Anugrah, Hasbullah, Hasriani , & Suarnianti. (2013).
hubungan signifikan antara merokok dengan Hubungan Obesitas, Aktivitas Fisik, Dan
diabetes meliitus tipe II. Kebiasaan Merokok Dengan Penyakit
Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat
Jalan Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Volume 1 Nomor 6
KESIMPULAN Dafriani, Putri (2017). Hubungan Pola Makan dan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Aktifitas Fisik Terhadap Kejadian Diabetes
penelitian yang berjudul Hubungan Gaya Hidup Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD
dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di dr. Rasidin Padang. NERS: Jurnal
Wilayah Kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020. Keperawatan, Volume 13, No. 2, (Hal. 70-
Dapat disimpulkan sebagai berikut : 77).
1. Karakteristik penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Awad, N., & Langi, Y. A. (2013). Faktor Resiko
Puskesmas Pringsewu Tahun 2020 sebagian besar Pasien Diabetes Melitus Tipe II Jurnal e-
rentang usia pertengan atau pra lansia dan berjenis Biomedik, Vol 1, No 1.
kelamin laki – laki. Bustan , N., M. (2015). Epidemiologi Penyakit Tidak
2. Penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan pola Menular. PT. Renika Cipta.
makan buruk, lalu, melakukan aktivitas sedang Kemenkes, R. (2019). Program Pengendalian dan
dan merokok menjadi responden terbanyak. Pencegahan Penyakit Tidak Menular.
3. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Kurniadi , H., & Nurrahmani , U. (2015). Stop Gejala
gaya hidup pola makan dan aktivitas fisik dengan Penyakit Diabetes Hipertensi Kolesterol
kejadian diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Jantung Koroner.PT. Istana Media.
Puskesmas Pringsewu Tahun 2020. Sedangkan
untuk merokok Ho diterima dan Ha ditolak, yang Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan
artinya tidak ada hubungan gaya hidup merokok Dasar 2018.
dengan kejadian Diabetes Mellitus tipe II di Smeltzer, S., C, & Bare , B., G. (2016). Buku Ajar
wilayah kerja Puskesmas Pringsewu Tahun 2020 Keperawatan Medikal Bedah Jakarta: EGC.
4. Berdasarkan uji statistik chi-square diketahui Alfiani, N., Yulifah, R., & Sutriningsih, A. (2017).
bahwa p-valuePola Makan yaitu 0.009 lebih kecil Pengetahuan Diabetes Mellitus dengan Gaya
dari 0.05 (p-value< 0.05), p value Aktivitas Fisik Hidup Pasien Diabetes melitus. Nursing
yaitu 0,027 lebih kecil dari 0.05 (p-value< 0.05) News, Vol 2, No 2, 2017.
dan Merokok p value 0,34 lebih besar dari 0.05 Tawakali. (2017). Hubungan Pengetahuan Diabetes
(p-value> 0.05). Oleh karena itu untuk vasriabel Mellitus dengan Gaya Hidup Pasien DM.
aktivitas fisik dan pola makan dengan kejadian Nursing News, Vol 2. No. 2. 2017.
DM Tipe 2 Haditerimadan sebaliknya untuk WHO. (2017). Diabetes Mellitus 2017 Juni.
variable merokok dengan kejadian DM Tipe 2 Ha Fikasari, Y. (2012). Hubungan Antara Gaya Hidup
ditolak. dan Pengetahuan Pasien Mengenai Diabetes
Mellitus dengan Kejadian Penyakit Diabetes
Mellitus di RSUD dr Moewardi Surakarta.
UMS.
Yulianto, S. (2014). Makanan Berbahaya Untuk
Diabetes. Jakarta: Rineka Cipta.

You might also like