Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri ISSN : 2503-488X

Vol. 8, No. 2, 290-300 Juni 2020

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil Bioetanol dari Lingkungan Industri


Arak di Desa Tri Eka Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem Bali
Isolation and Characterization of Bioethanol-Producing Bacteria from the Arak Industry of
Environment in the Tri Eka Buana Village, Sidemen District, Karangasem Bali

Awang Bagaskara, I Made Mahaputra Wijaya*, Nyoman Semadi Antara


PS Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Kampus Bukit
Jimbaran, Badung, Kode pos : 80361; Telp/Fax : (0361) 701801.

Diterima 30 Desember 2019 / Disetujui 22 Januari 2020

ABSTRACT

This research aimed to determine the ability of each bacterial isolate to produce ethanol, isolate and
characterize bacteria that have the ability to produce potential ethanol from lau and air in the Arak
Industry of environment in the Tri Eka Buana Village, Sidemen District, Karangasem Bali. Samples
were obtained from 3 Hamlets in Tri Eka Buana Village. Bacteria were taken from lau before
fermentation, during fermentation, and after fermentation. Bacteria from air were taken from the
fermentation, distillation, and under the coconut tree and the variation of time is 15, 30, and 60 minutes
of exposure. Bacteria from lau were isolated by growing on growth media, periodically (after 30, 60,
90, 120, and 150 seconds) the isolates were taken from suspension to be inoculated in growth media for
gas production. Isolation was carried out using YEPD-fluconazole media to obtain pure isolates. The
fluconazole concentration used was 0,2 g/L. Pure isolates were then carried out qualitative tests for gas
production and quantitative tests with alcohol oxidation reactions. The results of UV-Visible
spectrophotometry, there were 6 best isolates and then fermented in YEPD media on a scale of 900 mL
for 10 days. The fermentation results were then distilled using a reflux distilator. BU3.111E1 isolates
are determind the best isolates with 8,50% brix ethanol. The BU3.111E1 were obtained from air
bacteria in Pungutan Hamlet, place of sampling during the fermentation process for 15 minutes. From
the characterization results, isolate BU3.111E1 was Gram positive bacteria, basil bacteria, motile
bacteria, and catalase negative. This study proved that the bacteria had the ability to produce ethanol.
Keyword: isolation, bioethanol, arak, bacteria, UV-Visible spectrophotometry

*Korespondensi Penulis:
Email : mahaputrawijaya@unud.ac.id

290
Bagaskara, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

PENDAHULUAN Perdagangan Kabupaten Karangasem (2015)


bahwa Kecamatan Sidemen merupakan
Bioetanol merupakan cairan biokimia kecamatan yang memiliki jumlah industri
yang digunakan sebagai salah satu bahan arak terbanyak di Kabupaten Karangasem.
bakar alternatif yang memiliki beberapa Desa Tri Eka Buana merupakan salah satu
kelebihan dibandingkan bahan bakar minyak desa yang memiliki jumlah industri arak
bumi, yaitu memiliki kandungan oksigen terbanyak dengan 90% dari jumlah kepala
(O2) yang lebih tinggi, bernilai oktan lebih keluarga memiliki mata pencaharian tersebut.
tinggi yaitu 118 dan lebih ramah lingkungan Masyarakat Bali menambahkan lau
karena menghasilkan emisi gas karbon (salah satunya serabut kelapa yang sudah
monoksida (CO) sekitar 19−25% lebih disuwir dan diikat) pada nira saat proses
rendah dibandingkan dengan bahan bakar pembuatan arak sebagai sumber
minyak (Senam, 2009). Bioetanol dapat mikroorganisme dengan menggunakan
diproduksi melalui proses fermentasi yang tangan pekerja yang tidak aseptis
memanfaatkan bantuan mikroorganisme. (Simatupang et al., 2018). Selain itu,
Mikroorganisme yang banyak digunakan diperkirakan mikroorganisme di udara yang
dalam proses fermentasi adalah khamir dan terdapat pada lingkungan industri arak
bakteri (Budiyanto, 2004). Saat ini, tersebut juga dapat mempengaruhi
Saccharomyces cerevisiae dari golongan pertumbuhan mikroorganisme pada lau,
khamir digunakan sebagai mikroorganisme sehingga diperkirakan terdapat beragam
penghasil etanol utama di seluruh dunia. bakteri yang memiliki kemampuan
Namun Saccharomyces cerevisiae memiliki mengkonversi zat gula menjadi etanol.
beberapa kekurangan, diantaranya adalah Sebelumnya, telah dilakukan penelitian
produksi biomassa yang tinggi dan tidak serupa oleh Simatupang et al. (2018), bahwa
tahan dengan konsentrasi tinggi dari etanol nilai total etanol yang diperoleh dari hasil
yang dihasilkan (Mohseni et al., 2016), fermentasi oleh bakteri pada lau cenderung
sehingga bakteri memiliki potensi dalam kecil. Hal ini terjadi karena bakteri yang
memproduksi etanol lebih efektif dan efisien diisolasi telah banyak berkurang akibat
(Dien et al., 2003). Salah satu bakteri serabut kelapa yang digunakan memiliki
berpotensi untuk menghasilkan etanol dalam kandungan tanin, polifenol, dan flavonoid
proses fermentasi yaitu bakteri Zymomonas yang dapat menjadi anti bakteri alami
mobilis. Penelitian Gunasekaran dan Raj (Wulandari et al., 2018).
(1999) menemukan bahwa bakteri Penelitian ini bertujuan untuk
Zymomonas mobilis mempunyai beberapa mengetahui kemampuan masing-masing
kelebihan dibandingkan dengan khamir, isolat bakteri dalam memproduksi bioetanol,
antara lain mempunyai toleransi suhu yang menentukan isolat bakteri yang memiliki
tinggi, kemampuan untuk tumbuh secara kemampuan menghasilkan bioetanol
anaerob, kemampuan untuk mencapai tertinggi, dan menentukan karakteristik
konversi yang lebih tinggi, mampu bakteri potensial yang diisolasi dari
menghasilkan etanol mencapai 92%, dan lingkungan industri arak di Desa Tri Eka
tahan terhadap kadar etanol yang lebih tinggi Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem
(Roger and Adelberg, 1982). Bali.
Salah satu proses fermentasi
tradisional di Indonesia yang memanfaatkan METODE PENELITIAN
mikroorganisme untuk menghasilkan alkohol
yaitu arak. Menurut Dinas Industri dan Tempat dan Waktu Penelitian

291
Vol. 8, No. 2, Juni 2020 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil …

Pengambilan sampel dilakukan pada Rancangan Penelitian


tiga dusun yang terdapat di Desa Tri Eka Penelitian ini merupakan penelitian
Buana, Kecamatan Sidemen, Karangasem eksplorasi-eksperimental yang bertujuan
Bali. Lokasi pengambilan sampel antara lain untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi
Dusun Betenan, Dusun Duuran, dan Dusun bakteri penghasil bioetanol dari tiga Dusun
Pungutan. Sampel kemudian dibawa ke yang terdapat di Desa Tri Eka Buana,
Laboratorium Bioindustri dan Lingkungan Sidemen, Karangasem Bali. Sampel dari lau
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas diambil secara aseptis dari bahan baku
Udayana untuk diteliti. Waktu pelaksanaan sebelum fermentasi, saat fermentasi, dan
penelitian dimulai Mei sampai Oktober 2019. serabut kelapa kering setelah fermentasi.
Sampel lau yang diperoleh dari Dusun
Bahan dan Alat Betenan dan Dusun Duuran yaitu masing-
Bahan yang digunakan yaitu lau, masing 2 buah. Sampel tersebut berasal dari
media pertumbuhan yang digunakan adalah serabut kelapa sebelum fermentasi dan saat
Yeast Extract Peptone Dextrose (YEPD) fermentasi. Sedangkan di Dusun Pungutan
atau Zymomonas Medium Broth dengan diperoleh sampel lau sebanyak 3 buah, yaitu
bahan 10 g/L yeast extract (merk KGaA), 10 serabut kelapa sebelum fermentasi, saat
g/L peptone (merk KGaA), 20 g/L dextrose fermentasi, dan serabut kelapa kering setelah
(merk PT. Brataco), 0,5 g/L magnesium fermentasi, sehingga total sampel dari lau
sulfate (MgSO4 7H2O) (merk KGaA) dan yang diperoleh adalah 7 buah. Sedangkan
akuades (Hanidah et al., 2016). YEPDA sampel bakteri dari udara diambil dari tiga
dibuat dengan penambahan 15 g/L agar Dusun dengan tiga titik berbeda pada setiap
(merk Himedia). Media selektif dibuat Dusun, yaitu tempat proses fermentasi,
dengan penambahan 0,2 g/L flukonazol tempat penyulingan, dan di bawah pohon
sebagai antifungi (Warman, 2017). Bahan kelapa yang digunakan untuk pengambilan
pengujian yaitu hidrogen peroksida (H2O2), nira. Setiap titik pengambilan sampel bakteri
NaCl, gliserol 40%, potasium dikromat dari udara dilakukan tiga variasi waktu
(K2Cr2O7), media sulfide indole motility pemaparan menggunakan cawan petri yaitu
(SIM), bahan pewarnaan Gram terdiri dari 15, 30, dan 60 menit dengan dua
kristal violet, lugol, safranin, dan alkohol pengulangan, sehingga total sampel bakteri
96%. dari udara yang diperoleh adalah 54 cawan
Alat yang digunakan pada penelitian petri yang berasal dari masing-masing 18
ini antara lain botol kaca (Duran), gelas ukur cawan petri dari setiap Dusun.
(Pirex-Iwaki), timbangan, magnetic stirrer
(IKA C-MAG HS 7), gunting, sarung Pelaksanaan Penelitian
tangan, plastik, laminar flow (Wina), Sampel dari lau diisolasi dengan cara
inkubator (Memmert), vortex (Thermo dipotong kecil ± 1 cm dan ditimbang 1 g
Scientific), pipet mikro (Socorex), bunsen, untuk dicampurkan pada media YEPD
jarum ose, cawan petri (Pirex-Iwaki), tabung sebanyak 5 mL dalam tabung reaksi dan
reaksi (Pyrex), Erlenmeyer (Pirex-Iwaki), divortex. Secara periodik (setelah 30, 60, 90,
labu ukur (Pirex-Iwaki), shaker (H-MSR), 120, dan 150 detik) divortex dan diambil 0,2
mikroskop, spektrofotometri UV-visible mL dari suspensi untuk ditumbuhkan pada
(Biochrome S-26), autoklaf (Daihan media YEPD-flukonazol untuk menampung
Scientific), sentrifuge (Herolab), destilator, gas hasil fermentasi, sehingga isolat yang
tip biru, tip kuning, aluminium foil, diisolasi dari bakteri lau sebanyak 35 isolat.
eppendorf, freezer, dan kapas. Sedangkan bakteri dari udara diisolasi

292
Bagaskara, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

dengan cara diambil lima koloni yang 2018). Dari hasil uji kuantitatif, isolat terbaik
tumbuh berbeda setelah inkubasi pada setiap dilakukan fermentasi produksi etanol dengan
cawan petri kemudian dicampurkan pada volume media sebanyak 900 mL. Media
media YEPD-flukonazol untuk menampung yang digunakan pada tahap fermentasi
gas hasil fermentasi, sehingga isolat yang adalah media YEPD dengan kadar glukosa
diisolasi dari udara sebanyak 270 isolat. 20%. Fermentasi dilakukan selama 10 hari.
Fermentasi dilakukan selama 72 jam pada Setelah 10 hari fermentasi, media fermentasi
suhu 30 ºC. Gas yang dihasilkan dalam didistilasi menggunakan distilator refluks
proses fermentasi diasumsikan CO2. Tabung untuk mendapatkan total etanol (Simatupang
reaksi diberi plastik panjang dan disegel agar et al., 2018). Isolat terbaik dilakukan
kedap udara sebagai tempat penampungan pengamatan makroskopik dan mikroskopik.
gas hasil fermentasi dan untuk mengamati Diagram alir penelitian isolasi dan
volume gas yang dihasilkan saat fermentasi. karakterisasi bakteri penghasil bioetanol
Hasil pengamatan produksi gas yang dapat dilihat pada Gambar 1.
diperoleh diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok gas banyak dan Variabel yang Diamati
gas sedang. Isolat yang menghasilkan gas Variabel yang diamati yaitu gas hasil
banyak ditandai dengan plastik yang fermentasi (Simatupang et al., 2018), nilai
mengembang lebih tinggi dan keras saat absorbansi pada uji kuantitatif (Simbolon et
ditekan. Untuk kelompok isolat gas sedang al., 2018), total etanol (Simatupang et al.,
dilihat dari gas yang dihasilkan pada plastik 2018), bentuk, permukaan/elevasi, tepi, dan
penampung mengembang tinggi namun warna koloni dengan pengamatan
tidak keras seperti gas banyak saat ditekan. makroskopik (Dwijoseputro, 1989) dan
Isolat yang menghasilkan gas disebar pewarnaan Gram (Pelczar and Chan, 2008)
dengan metode streak plate pada media serta biokimia (motilitas dan katalase)
YEPDA, untuk memperoleh kultur murni dengan pengamatan mikroskopik (Cowan,
dilakukan dengan metode quadrant streak 2004).
pada media YEPDA-flukonazol. Isolat yang
telah murni dilakukan seleksi dengan uji Analisis Data
kualitatif untuk menampung gas yang Aplikasi yang digunakan pada
diasumsikan CO2 kembali. Isolat terseleksi penelitian ini yaitu Igor dan MS. Excel untuk
ini dilakukan uji kuantitatif untuk menganalisis data yang diperoleh. Hasil
mereaksikan etanol dengan potasium analisis data kemudian disajikan dalam
dikromat (Simbolon et al., 2018). Uji bentuk grafik dan tabel lalu dibahas secara
kuantitatif etanol dilakukan untuk deskriptif.
mendapatkan isolat terbaik dengan cara
pemindaian menggunakan spektrofotometer HASIL DAN PEMBAHASAN
UV-visible. Sebelum pengujian terhadap
isolat, dilakukan pembuatan grafik standar Gas Hasil Fermentasi
untuk menentukan perbandingan terbaik dan Hasil uji konfirmasi gas dari 35 isolat
mengetahui panjang gelombang absorbansi. lau, didapatkan sebanyak 10 isolat yang
Pembuatan grafik standar terdiri dari menghasilkan gas, isolat yang tidak
penambahan akuades + potasium dikromat, menghasilkan gas berasal dari serabut kelapa
etanol 20% + potasium dikromat, media saat fermentasi di Dusun Duuran dan Dusun
YEPD-flukonazol yang mengandung etanol Pungutan. Sedangkan pada isolat bakteri
20% + potasium dikromat (Simbolon et al., udara, dari 270 isolat diperoleh 80 isolat yang

293
Vol. 8, No. 2, Juni 2020 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil …

menghasilkan gas pada plastik penampung, Betenan, di tempat fermentasi selama 15


isolat yang tidak menghasilkan gas yaitu menit di Dusun Duuran, dan di bawah pohon
bakteri yang diperoleh dari tempat kelapa selama 60 menit di Dusun Duuran.
penyulingan selama 30 menit di Dusun Isolat yang diperoleh sebanyak 90 isolat.

Mulai

Pengambilan sampel 1. Uji konfirmasi pembentukan


gas CO2
2. Streak plate
Isolasi 3. Quadrant streak

1. Uji kualitatif dengan


Isolat murni menampung gas CO2
2. Penentuan etanol secara
kuantitatif
Seleksi isolat-isolat potensial
Produksi etanol:
1. Perbanyakan sel isolat
Isolat potensial 2. Adjust sel isolat
3. Fermentasi
4. Distilasi
Karakterisasi isolat terbaik
Pengamatan makroskopik

Isolat terbaik Pengamatan mikroskopik:


1. Pewarnaan Gram
2. Uji biokimia:
a. Uji motilitas
b. Uji katalase

Gambar 1. Diagram alir prosedur penelitian, isolasi dan karakterisasi bakteri


Isolat yang lolos uji konfirmasi gas isolat. Secara umum, hasil pengamatan
sebanyak 183 isolat. Isolat yang diperoleh morfologi memiliki bentuk circular (bulat),
tumbuh dengan kemampuan pertumbuhan dengan diameter 1 mm, berwarna bening
yang berbeda-beda seperti tumbuh sangat kekuningan, tepian entire (berbentuk
sedikit, tumbuh sedikit, tumbuh banyak, dan melengkung rapi), dan elevasi convex
tumbuh sangat banyak. Isolat murni tersebut (permukaan sedikit menonjol atau hampir
diseleksi dengan cara uji kualitatif dalam rata).
memproduksi gas yang diasumsikan CO2.
Proses fermentasi glukosa menghasilkan Nilai Absorbansi Pada Uji Kuantitatif
alkohol dan gas CO2 dengan perbandingan Grafik pemindaian absorbansi dapat
1:1 mol (Hambali et al., 2007). Isolat yang dilihat pada Gambar 2.
diperoleh dari hasil seleksi gas sebanyak 113

294
Bagaskara, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Gambar 2. Hasil pemindaian absorbansi dari campuran larutan etanol dan kalium dikromat
Grafik di atas (Gambar 2), dilakukan dikromat adalah 2:1. Pada reaksi lain dapat
7 percobaan dalam pencampuran media dilihat bahwa media (garis orange) yang
mengandung etanol 20% dengan potasium awalnya nilai absorbansi tidak naik, setelah
dikromat (Simbolon et al., 2018). Dapat direaksikan antara media + potasium
dilihat bahwa perbandingan 2:1 antara media dikromat (merah muda) mengalami
mengandung etanol + potasium dikromat perubahan absorbansi, hal tersebut dapat
(garis biru muda) memiliki absorbansi yang disimpulkan bahwa media dapat bereaksi
hampir sama reaksi antara etanol + potasium dengan potasium dikromat yang
dikromat (garis ungu). Berdasarkan hal menyebabkan perubahan nilai absorbansi.
tersebut, perbandingan volume yang Hasil uji kuantitatif pada 113 isolat dapat
digunakan antara supernatan dan potasium dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil uji kuantitatif produksi etanol dari 113 isolat yang diisolasi dari bakteri lau dan udara
Grafik di atas (Gambar 3) isolat, dipilih enam isolat potensial
menunjukkan bahwa pembacaan absorbansi berdasarkan absorbansi tertinggi. Enam isolat
tertinggi dapat dilakukan pada panjang potensial tersebut berasal dari masing-masing
gelombang 560−600 nm. Hal ini sesuai tiga isolat bakteri dari lau dan udara. Hasil
dengan penelitian Simbolon et al. (2018) pemilihan enam isolat terbaik tersebut
untuk mengetahui nilai absorbansi dari etanol kemudian dipindai panjang gelombang yang
dengan potasium dikromat dibaca pada memperlihatkan absorbansi tertinggi
panjang gelombang 560−600 nm. Setelah (Gambar 4).
mendapatkan hasil pemindaian pada 113

295
Vol. 8, No. 2, Juni 2020 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil …

Gambar 4. Grafik hasil pemindaian etanol hasil produksi dari 6 isolat terbaik
Hasil pemindaian dari enam isolat udara memiliki nilai absorbansi lebih tinggi
tersebut, terlihat bahwa tiga isolat bakteri dari dibandingkan isolat bakteri dari lau (Tabel 1).
Tabel 1. Isolat potensial hasil uji kuantitatif
Kode Panjang gelombang (nm) Absorbansi Keterangan
BU1.132A2 569 0,461 Produksi gas sedang
BU3.221B1 575 0,435 Produksi gas banyak
BU3.111E1 569 0,420 Produksi gas banyak
BL2.1E1 561 0,358 Produksi gas sedang
BL2.1E3 560 0,327 Produksi gas sedang
BL1.2E3 567 0,323 Produksi gas sedang
Keterangan: BU: Bakteri Udara; BL: Bakteri Lau
Isolat dari kelompok produksi gas memperoleh nilai absorbansi lebih rendah.
banyak diperoleh sebanyak dua isolat yang Hal tersebut dapat terjadi karena komposisi
berasal dari bakteri udara, pada kelompok gas media pada saat inkubasi mempengaruhi
sedang diperoleh empat isolat. Pada tabel reaksi oksidasi potasium dikromat. Maka dari
diatas, nilai absorbansi tidak linier dengan itu, metode oksidasi menggunakan potasium
hasil uji kualitatif. Nilai absorbansi tertinggi dikromat menjadi indikator awal untuk
berasal dari isolat BU1.132A2 dengan nilai kuantifikasi etanol karena metode ini kurang
absorbansi 0,461 yang berasal dari kelompok akurat dalam memperoleh etanol (Koshy et
gas sedang. Menurut Richana (2011), proses al., 2014).
fermentasi glukosa akan menghasilkan Pada tiga isolat bakteri dari lau, dapat
alkohol dan gas CO2, walaupun demikian gas dilihat bahwa isolat terseleksi berdasarkan
yang dapat diukur volumenya hanya sekitar nilai absorbansi adalah lau yang diisolasi
70−80%. Selain itu, gas CO2 yang terbentuk setelah 150 detik. Isolasi bakteri dari lau
pada saat proses fermentasi dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda
menghambat pertumbuhan isolat (Muin et al., agar kandungan anti bakteri pada lau belum
2015). Hal ini juga terjadi pada penelitian terlarut dalam media pertumbuhan. Tanin,
Simbolon et al. (2018) bahwa nilai polifenol, dan flavonoid merupakan zat anti
absorbansi tertinggi dari uji kuantitatif gizi yang dapat ditemukan pada tumbuhan
berasal dari kelompok gas sedang, dimana yang bersifat sebagai anti bakteri dan larut
isolat yang menghasilkan etanol tertinggi dalam pelarut organik seperti metanol, etanol,

296
Bagaskara, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

dan aseton (Muryati dan Nelfiyanti, 2015).


Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan
bahwa tanin, polifenol, dan flavonoid pada
serabut kelapa mengalami kelarutan yang
cukup lama pada media, sehingga pada waktu
150 detik masih terdapat bakteri yang tumbuh
pada media.
Supernatan yang dicampurkan
dengan potasium dikromat akan terjadi reaksi
perubahan warna. Perubahan warna terjadi
setelah supernatan dan potasium dikromat
diinkubasi selama 30 menit pada suhu ruang
(Miskah et al., 2015). Reaksi perubahan
warna yang terjadi yaitu dari jingga menjadi
kuning kehijauan. Pada Tabel 1 dapat dilihat Gambar 5. (a) larutan potasium dikromat
bahwa enam isolat dengan nilai absorbansi sebelum direaksikan dengan
tertinggi dapat dibaca pada panjang supernatan (warna jingga); (b)
gelombang 560−575 nm. Hal ini sesuai hasil reaksi antara supernatan
dengan pernyataan Balcerzak et al. (2008) dan potasium dikromat (warna
bahwa warna kuning kehijauan saat dipindai kuning kehijauan)
menggunakan spektrofotometer UV-visible Total Etanol
akan membentuk absorbansi pada panjang Total etanol yang diperoleh dari hasil
gelombang antara 560−580 nm. Reaksi distilasi pada media fermentasi dapat dilihat
perubahan warna dapat dilihat pada Gambar pada Tabel 2.
5.
Tabel 2. Total etanol dari isolat terbaik hasil distilasi
Total padatan Total padatan Δ Total padatan Total
Kode Total etanol
terlarut awal terlarut akhir terlarut etanol /
Isolat (mL)
(%brix) (%brix) (%brix) Δ%brix
BU1.132A2 18,93 ± 0,41 18,56 ± 0,20 0,36 0,70 ± 0,11 1,91
BU3.221B1 18,93 ± 0,30 17,66 ± 0,57 1,26 6,47 ± 0,22 5,11
BU3.111E1 18,60 ± 0,00 17,26 ± 0,30 1,33 11,33 ± 0,56 8,50
BL2.1E1 18,80 ± 0,20 18,53 ± 0,11 0,26 1,12 ± 0,24 4,21
BL2.1E3 19,20 ± 0,34 18,00 ± 0,72 1,20 1,23 ± 0,11 1,03
BL1.2E3 18,60 ± 0,00 18,36 ± 0,15 0,23 1,54 ± 0,17 6,60

Dari hasil produksi dapat dilihat padatan terlarut pada fermentasi isolat
bahwa total etanol tertinggi dihasilkan dari BU3.111E1 linier karena mengalami
isolat BU3.111E1 yang berasal dari sampel penurunan yang cukup tinggi dibandingkan
bakteri udara di Dusun Pungutan dengan dengan isolat lain yaitu sebesar 1,33% brix.
tempat pengambilan sampel saat fermentasi Wibowo (1990) menjelaskan bahwa dalam
berlangsung selama 15 menit yaitu sebanyak proses fermentasi terjadi perubahan gula
11,33 mL. Hasil tersebut linier karena isolat menjadi etanol sehingga menyebabkan
BU3.111E1 berasal dari kelompok isolat penurunan gula seiring dengan meningkatnya
dengan produksi gas banyak. Penurunan total produksi etanol. Pada penelitian Wulandari

297
Vol. 8, No. 2, Juni 2020 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil …

(2019) bahwa selisih total padatan terlarut disebabkan karena sel yang tidak toleran
pada media fermentasi PYG menggunakan terhadap kadar alkohol yang tinggi, sehingga
khamir mencapai 16% brix. Namun, selisih alkohol yang dihasilkan oleh bakteri selama
total padatan terlarut pada isolat BU3.111E1 proses fermentasi akan menghambat aktifitas
cenderung rendah. Hal ini terjadi karena dan pertumbuhan sel sehingga tidak dapat
isolat tidak toleran terhadap kadar gula yang terfermentasi sempurna. Selain itu,
tinggi. Kadar glukosa yang digunakan saat diperkirakan bakteri mengalami inhibisi
fermentasi juga kemungkinan terlalu tinggi substrat yang menyebabkan sel mengalami
sehingga isolat jenuh dan menyebabkan stres dan metabolisme sel menurun
proses penguraian gula pada proses (Neelakandan dan Usharani, 2009).
fermentasi kurang sempurna.
Selain itu, pada Tabel 2 dapat dilihat Pengamatan Makroskopik dan
adanya anomali data, dimana selisih total Mikroskopik
padatan terlarut (Δ% brix) pada isolat Hasil pengamatan makroskopik dan
BL2.1E3 lebih besar tetapi menghasilkan mikroskopik dapat dilihat pada Gambar 6.
nilai total etanol lebih kecil. Hal ini

(a) (b) (c) (d)


Gambar 6. (a) koloni; (b) bakteri Gram positif; (c) motil; (d) katalase negatif
Hasil pengamatan makroskopik dan mikroskopik
Secara makroskopik, koloni Chan, 2008). Pada uji motilitas, isolat
BU3.111E1 memiliki bentuk rhizoid (seperti BU3.111E1 termasuk bakteri motil karena
akar tanaman) dengan diameter 2 mm, membentuk seperti akar pada media Sulfide
berwarna putih kekuningan, tepian lobate Indole Motility (SIM) yang menandakan
(berbetuk gerigi yang tidak beraturan dan bahwa isolat potensial mempunyai alat gerak
besar), dan elevasi unbonate (permukaan berupa flagel (Burrows, 2004). Pada
menonjol dengan setitik ujung yang lebih pengamatan uji katalase, isolat tidak
menonjol). Pada pengamatan mikroskopik, membentuk gelembung-gelembung udara
dilakukan dengan pewarnaan Gram dan uji yang mengindikasikan bahwa bakteri
biokimia, dimana pada uji biokimia meliputi tersebut katalase negatif yang berarti bakteri
uji motilitas dan uji katalase. ini bersifat anaerob. Berdasarkan
Pada tahap pengamatan mikroskopik, karakteristik tersebut, bakteri BU3.111E1
hasil pengecatan Gram pada isolat berbeda dengan ciri-ciri bakteri Zymomonas
BU3.111E1 yaitu bakteri golongan Gram mobilis.
positif yang berbentuk basil. Bakteri Gram
positif dapat mempertahankan warna kristal KESIMPULAN DAN SARAN
violet karena memiliki dinding sel lebih tebal
dan mengandung sedikit lipid (Pelczar and Kesimpulan

298
Bagaskara, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Agroindustri

Berdasarkan penelitian yang telah Budiyanto, A.K. 2004. Mikrobiologi


dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa Terapan. Universitas Muhammadiyah
hal sebagai berikut: Malang, Malang.
1. Bakteri yang diisolasi dari Industri Arak Burrows, W., J.M. Moulder, and R.M.
di Desa Tri Eka Buana mempunyai Lewert. 2004. Textbook of
kemampuan yang berbeda-beda untuk Microbiology. W.B. Saunders
memproduksi etanol. Company, Philadelphia.
2. Bakteri BU3.111E1 memiliki
kemampuan menghasilkan etanol Cowan, S.T. 2004. Manual for the
tertinggi yaitu 8,50% brix. Isolat Identification of Medical Fungi.
BU3.111E1 berasal dari sampel bakteri Cambridge University, London.
udara di Dusun Pungutan, tempat Dien, B.S., M.A. Cotta, and T.W. Jeffries.
pengambilan sampel saat fermentasi 2003. Bacteria engineered for fuel
berlangsung selama 15 menit. ethanol production: Current status.
3. Bakteri BU3.111E1 merupakan bakteri Appl. Microbiol. Biotechnol 63:
Gram positif berbentuk basil, motil, dan 258−266.
katalase negatif. Berdasarkan
karakteristik tersebut, bakteri Dinas Perindustrian dan Perdagangan
BU3.111E1 bukan merupakan bakteri Kabupaten Karangasem. 2015. Data
Zymomonas mobilis. Bakteri yang Potensi Indag Tahun 2015.
diisolasi dari udara menghasilkan etanol Karangasem, Bali.
lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri Dwijoseputro, D. 1989. Dasar-Dasar
yang diisolasi dari lau. Mikrobiologi. Djambatan. Surabaya.

Saran Gunasekaran, P. and K. C. Raj. 1999. Ethanol


Berdasarkan hasil penelitian ini dapat fermentation technology-zymomonas
disarankan beberapa hal sebagai berikut : mobilis. Current Science. 77(1): 56−68.
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Hambali, E., S. Mujdalifah, A. Halomoan,
untuk mengetahui kadar glukosa Tambunan, A.W. Pattiwiri, dan R.
optimum saat fermentasi pada isolat Hendroko. 2007. Teknologi Bioenergi.
BU3.111E1. Agromedia Pustaka, Jakarta.
2. Perlu dilakukan fermentasi
Hanidah, I., R. Safitri, dan T. Subroto. 2016.
menggunakan nira kelapa steril sebagai
Alternatif fermentasi bio-etanol dari
media fermentasi dengan isolat
bagas tebu oleh Zymomonas mobilis.
BU3.111E1 sebagai setater pengganti
Jurnal Penelitian Pangan. 1(1): 27−30.
lau, dan menentukan konsentrasi isolat
terbaik saat fermentasi. Koshy, B. E., F. K. Pandey, and T. Bhatnagar.
2014. Quantitative estimation of
DAFTAR PUSTAKA bioethanol produced from
lignocellulosic & household wastes.
International Journal of Life Sciences
Balcerzak, M., A. Tyburska, and E.S.
Research. 2 (4): 130−145.
Fuchsel. 2008. Selective determination
of fe (iii) in fe (ii) samples by uv- Miskah, D., B. Tumanggor, dan F.P.
spectrophotometry with the aid of Sinambela. 2015. Penambahan
quercetin and morin. Acta K2Cr2O7 terhadap waktu awal
Pharmaceutica. 5(8): 327−334. penyalaan pada biobriket dari

299
Vol. 8, No. 2, Juni 2020 Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Penghasil …

campuran batubara dan tongkol jagung. Simatupang, Y.V., I M.M. Wijaya, dan N.S.
Jurnal Teknik Kimia. 3(21): 37−49. Antara. 2018. Isolasi dan karakterisasi
bakteri potensial penghasil etanol dari
Mohseni, M., H. Ebrahimi, and M.J. Chaichi.
industri arak bali di karangasem-bali.
2016. Isolation and optimization of
Jurnal Rekayasa dan Manajemen
ethanol producing bacteria from natural
Agroindustri. 7(1): 58−71.
environments of mazandaran province
in Iran. Journal of Genetic Resources. Simbolon, N.C., I M.M. Wijaya, dan I.B.W.
1(1): 35−44. Gunam. 2018. Isolasi dan karakterisasi
khamir potensial penghasil bioetanol
Muin, R., I. Hakim, dan A. Febriyansyah.
dari industri arak di karangasem bali.
2015. Pengaruh waktu fermentasi dan
Jurnal Rekayasa dan Manajemen
konsentrasi enzim terhadap kadar
Agroindustri. 6(4): 316−326.
bioetanol dalam proses fermentasi nasi
aking sebagai substrat organik. Jurnal Warman, A. 2017. Isolasi dan Identifikasi
Teknik Kimia. 3(21): 59−69. Aktivitas Antibakteri Bakteri Endofit
Daun Pegagan (Centella aciatica L.)
Muryati, dan Nelfiyanti. 2015. Pemisahan
terhadap Escherichia coli. Skripsi.
tanin dan HCN secara ekstraksi dingin
Tidak Dipublikasikan. Fakultas
pada pengolahan tepung buah
Kedokteran Universitas Tanjungpura,
mangrove untuk substitusi industri
Pontianak.
pangan. Jurnal Riset Teknologi
Pencegahan Pencemaran Industri. 6(1): Wibowo, D. 1990. Teknologi Fermentasi.
9−15. Penerbit Pusat Antar Universitas
Pangan dan Gizi. Universitas Gadjah
Neelakandan, T. dan G. Usharani 2009.
Mada, Yogyakarta.
Optimization and production of
bioethanol from cashew apple juice Wulandari, A., S. Bahri, dan Mappiratu.
using immobilized yeast cells by 2018. Aktivitas antibakteri ekstrak
saccharomyces cerevisiae. American- etanol sabut kelapa (Cocos nucifera
Eurasian Journal of Scientific Research linn) pada berbagai tingkat ketuaan.
4: 85-88. Jurnal Riset Kimia. 4(3): 276−284.
Pelczar, M.J., dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar- Wulandari, I.A.P. 2019. Optimasi
Dasar Mikrobiologi I. UI press, Jakarta. Konsentrasi Yeast Extract dan Peptone
pada Media Tumbuh Khamir Potensial
Richana, N. 2011. Bioetanol: Bahan Baku,
Isolat IS 258 untuk Produksi Etanol
Teknologi, Produksi Dan Pengendalian
Optimal. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
Mutu. Nuansa, Bandung.
Program Studi Teknologi Industri
Roger, S., and E. Adelberg. 1982. Dunia Pertanian, Universitas Udayana, Bali
Mikroba. Jilid I. Bhratara Karya
Aksara, Jakarta.
Senam. 2009. Prospek Bioetanol Sebagai
Bahan Bakar yang Terbarukan dan
Ramah Lingkungan. Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Jurusan Pendidikan
Kimia Fakultas MIPA Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

300

You might also like