Trip

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Litbang Vol. XII, No.

2 Desember 2016: 83-92

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKSI IKAN PADA NELAYAN KECIL
(Studi di Desa Pecangaan Kabupaten Pati)

EFFECTING FACTORS OF FISH PRODUCTION


ON SMALL FISHERMAN
(Study In Pecangaan village Pati Regency)

Herna Octivia Damayanti


Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati
Email: octivia_oc@yahoo.co.id
Naskah Masuk: 21 September 2016 Naskah Revisi: 26 September 2016 Naskah Diterima: 5 Oktober 2016

ABSTRACT
The first fisheries management goal is to improve small fishermen’s quality of life. The small
fishermen’s quality of life depends on the amount of income earned from the fishing activities. The
purposes of this research are (1) to analyze the factors that influence the production of the
fishermen in Pecangaan Village, (2) to calculate the return to scale of fishermen in Pecangaan
Village. This research used descriptive quantitative method and was conducted on August 2016.
The research location is in Pecangaan Village, Batangan Subdistrict. It mainly used primary data
derived from the respondent (the fisherman in Pecangaan village). Secondary data were derived
from the government of Pecangaan Village, Batangan Subdistrict. The number of processed data
was 50 samples. The data analysis used Cobb-Douglas production function, in which dependent
variable was production quantities and independent variable were: the amount of solar; the
number of days at sea; the number of hours at sea; the sailing distance;fishermen’s consumption
during the sailing, GT boats, number of crew and net’s width. The results of the research are (1)
the significant factors are the number of days at sea; fishermen’s consumption during the sailing,
GT boats and net’s width. Meanwhile, the insignificant factors are the amount of solar; the number
of crew, the sailing distance and the number of hours at sea. (2) The value of return to scale in the
production offisherman in Pecangaan Villageis -8.699, means it is in the condition of decreasing
return to scale.
Keywords : Pecangaan village, Cobb-Douglas function, small fisherman, return to scale

ABSTRAK
Tujuan pengelolaan perikanan yang pertama yaitu untuk meningkatkan taraf hidup nelayan kecil.
Taraf hidup nelayan kecil berhubungan dengan jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil
tangkapan ikan yang didapat. Tujuan penelitian adalah (1) untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi nelayan Desa Pecangaan, (2) untuk menghitung skala hasil (return to
scale) nelayan Desa Pecangaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan
dilaksanakan pada bulan Agustus 2016. Lokasi penelitian yaitu di Desa Pecangaan Kecamatan
Batangan. Jenis data yang digunakan adalah data primer berasal dari responden (nelayan di Desa
Pecangaan). Sedangkan data sekunder berasal dari Pemerintah Desa Pecangaan Kecamatan
Batangan. Data yang diolah berjumlah 50 sampel. Analisis data dengan fungsi produksi Cobb-
Douglas, dengan variabel terikat jumlah produksi dan variabel bebas adalah jumlah solar, jumlah
hari melaut, lama trip, jarak melaut, konsumsi, GT kapal, jumlah ABK dan luas jaring. Hasil
penelitian adalah (1) Faktor yang signifikan yaitu jumlah hari melaut, konsumsi, GT kapal dan luas
jaring. Untuk faktor yang tidak signifikan adalah jumlah solar yang digunakan, jumlah ABK, jarak
melaut dan lama melaut. (2) Nilai return to scale pada produksi nelayan Desa Pecangaan adalah -
8,699 artinya dalam kondisi skala hasil yang menurun (decreasing return to scale).
Kata kunci : desa pecangaan, fungsi cobb-douglas, nelayan kecil, skala hasil

83
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...... Herna Octivia D.

PENDAHULUAN Pada tujuan pengelolaan perikanan


yang pertama yaitu untuk meningkatkan
Walden and Mcguire (2011) taraf hidup nelayan kecil. Taraf hidup
menyatakan bahwa perairan laut nelayan kecil berhubungan dengan
merupakan sumberdaya alam milik jumlah pendapatan yang diperoleh dari
bersama (common property), dimana hasil tangkapan ikan yang didapat. Salah
para nelayan mempunyai hak yang sama satu wilayah dengan mayoritas
untuk memanfaatkan sumberdaya atau penduduknya merupakan nelayan kecil
melakukan usaha penangkapan ikan. adalah Desa Pecangaan di Kecamatan
Sumberdaya ikan termasuk Batangan Kabupaten Pati. Nelayan Desa
kategori sumberdaya yang dapat Pecangaan menggantungkan hidup dari
diperbaharui (renewable resources), hasil tangkapan ikan yang didapat per
sehingga sering timbul pertanyaan harinya.
Dalam kegiatan penangkapan ikan
seberapa besar ikan yang dapat
di laut, terdapat faktor-faktor yang dapat
dimanfaatkan tanpa harus menimbulkan
mempengaruhi jumlah tangkapan.
dampak negatif dimasa mendatang.
Dengan demikian perlu diketahui faktor-
Menurut Fauzi dan Anna (2005)
faktor yang mempengaruhi produksi
keberlanjutan merupakan kunci dalam
nelayan Desa Pecangaan Kabupaten Pati.
pembangunan perikanan yang diharapkan Tujuan penelitian ini adalah (1)
melalui pengelolaan yang bijaksana dapat untuk menganalisis faktor-faktor yang
memperbaiki kondisi sumberdaya mempengaruhi produksi nelayan Desa
maupun kesejahteraan masyarakat Pecangaan, (2) untuk menghitung skala
perikanan itu sendiri. hasil (return to scale) nelayan Desa
Berdasarkan UU No. 31 Tahun Pecangaan.
2004 tentang Perikanan yang diubah
dengan UU No.45 Tahun 2009 TINJAUAN PUSTAKA
mengamanatkan bahwa tujuan Fungsi Produksi Cobb-Douglas
pengelolaan perikanan adalah untuk (1)
meningkatkan taraf hidup nelayan kecil Fungsi produksi Cobb-Douglas
dan pembudidaya ikan kecil; (2) diperkenalkan oleh Charles W. Cobb dan
meningkatkan penerimaan dan devisa Paul H. Douglas. Fungsi produksi ini
negara; (3) mendorong perluasan tercipta setelah melakukan penelitian
kesempatan kerja; (4) meningkatkan pada beberapa industri di dunia (Hossain
ketersediaan dan konsumsi sumber et al, 2013). Fungsi produksi Cobb
protein ikan; (5) mengoptimalkan Douglas adalah hubungan fungsional
pengelolaan sumber daya ikan; (6) antara input dan output (Ahmad and
meningkatkan produktivitas, mutu, nilai Khan, 2015).
tambah, dan daya saing; (7) Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu
meningkatkan ketersediaan bahan baku fungsi yang melibatkan dua atau lebih
untuk industri pengolahan ikan; (8) variabel, yaitu variabel dependen yang
mengoptimalkan pemanfaatan sumber dijelasakan atau output (Y) dan variabel
daya ikan; dan (9) menjamin kelestarian independen yang menjelaskan atau input
sumber daya ikan, lahan pembudidayaan (X) (Soekartawi, 1989). Secara
ikan dan tata ruang. Undang-undang ini matematis dapat dituliskan sebagai
memperkuat arah pembangunan nasional berikut :
untuk berbasis menuju sumber daya Y= aX1b1X2b2…Xnbn eu...……… ….... (1)
kelautan dan perikanan. Keterangan ;

84
Jurnal Litbang Vol. XII, No. 2 Desember 2016: 83-92

Y : variabel yang dijelaskan (output) Nelayan Kecil


X : variabel yang menjelaskan (input)
Nelayan kecil addalah orang yang
a,b : besaran yang akan diduga
u : kesalahan (disturbance term) mata pencahariannya melakukan
e : logaritma natural, e = 2,178 penangkapan ikan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang
Mahdiana dalam Picaulima, 2012
menggunakan kapal perikanan berukuran
menyatakan, untuk menaksir variabel-
paling besar 5 (lima) gross ton (GT) (UU
variabel harus ditransformasikan dalam
bentuk double logaritme natural (ln) No. 45 Tahun 2009). Menurut Retnowati
sehingga merupakan bentuk linear (2011), nelayan kecil pada dasarnya
berganda (multiple linear) yang berasal dari nelayan tradisional hanya
kemudian dianalisis dengan metode saja dengan adanya program
kuadrat terkecil (Ordinary Least Square). modernisasi/motorisasi perahu dan alat
Persamaan fungsi produksi Cobb- tangkap maka mereka tidak lagi semata-
Douglas : mata mengandalkan perahu tradisional
Ln Y = Ln A + b1LnX1 + b2LnX2 +… maupun alat tangkap yang konvensional
bnLnXn + µ …….………………….. (2) saja melainkan juga menggunakan diesel
atau motor, sehingga jangkauan wilayah
Nelayan
penangkapan agak meluas atau jauh.
UU No. 45 Tahun 2009
METODE PENELITIAN
menyebutkan bahwa nelayan adalah
orang yang mata pencahariannya Penelitian ini menggunakan
melakukan penangkapan ikan. Menurut metode deskriptif kuantitatif dan
Kusnadi (2009), Secara geografis, dilaksanakan pada bulan Agustus 2016.
masyarakat nelayan adalah masyarakat Lokasi penelitian yaitu di Desa
yang hidup, tumbuh, dan berkembang di Pecangaan Kecamatan Batangan. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini
kawasan pesisir, yakni suatu kawasan
adalah data primer dan data sekunder.
transisi antara wilayah darat dan wilayah Data primer berasal dari responden
laut. Sebagai suatu sistem, masyarakat (nelayan di Desa Pecangaan). Teknik
nelayan terdiri atas kategori-kategori pengumpulan data dengan cara
sosial yang membentuk kekuatan sosial. wawancara dengan bantuan kuesioner.
Mereka juga memiliki sistem nilai dan Wawancara digunakan untuk
simbol-simbol kebudayaan sebagai mengumpulkan data primer yaitu dengan
referensi perilaku mereka sehari-hari. melakukan wawancara langsung terhadap
Faktor budaya ini menjadi pembeda responden berdasarkan daftar pertanyaan
masyarakat nelayan dari kelompok (kuesioner) yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Sedangkan data sekunder
masyarakat lainnya. Sebagian besar
berasal dari Pemerintah Desa Pecangaan
masyarakat pesisir, baik langsung Kecamatan Batangan. Sampel penelitian
maupun tidak langsung menggantungkan diambil berdasarkan jumlah populasi
kelangsungan hidupnya dari mengelola nelayan yang ada di Desa Pecangaan
potensi sumberdaya perikanan. Mereka Kecamatan Batangan. Dalam
menjadi komponen utama konstruksi pengambilan sampel ditetapkan beberapa
masyarakat maritim Indonesia. kriteria yaitu :

85
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...... Herna Octivia D.

Tabel 1.
Kriteria Sampel Penelitian
No. Kriteria
1. Bermata pencaharian sebagai nelayan
2. Nelayan pemilik kapal
3. Bertempat tinggal di Desa Pecangaan
4. Pengalaman menjadi nelayan ≥ 5 tahun
5. Kapal yang dioperasikan bermesin 5-10 GT

Jumlah populasi penduduk yang digunakan dibatasi menjadi 1-10 kg.


bermata pencaharian sebagai nelayan di Pertimbangan yang diambil saat
Desa Pecangaan Kecamatan Batangan menentukan batasan adalah pemenuhan
adalah 274 orang dengan rincian 190 kebutuhan data untuk pengolahan data
orang merupakan nelayan pemilik kapal
selanjutnya. Dengan demikian, data yang
bermesin 5-10 GT, 5 orang merupakan
nelayan pemilik kapal bermesin < 5 GT diolah berjumlah 50 sampel karena
dan 79 orang merupakan ABK (Anak terdapat 5 data outlier.
Buah Kapal) (Pecangaan, 2015). Analisis data dengan fungsi
Berdasarkan data tersebut maka jumlah produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi
nelayan yang sesuai dengan kriteria pada Cobb-Douglas dipilih sebagai bentuk
Tabel 1 yaitu 190 orang. Jika mengacu
hubungan antara jumlah produksi dengan
pada Monogram Harry King pada tingkat
kesalahan 5% maka diperoleh jumlah variabel bebasnya. Produksi nelayan di
sampel sebanyak 55 orang. Desa Pecangaan Kecamatan Batangan
Setelah dilakukan rekapitulasi data Kabupaten Pati merupakan fungsi dari :
diketahui bahwa range data produksi jumlah produksi, jumlah solar, jumlah
adalah 1 kg sampai 40 kg. Untuk hari melaut, lama trip, jarak melaut,
meminimalisir terjadinya konsumsi, GT kapal, jumlah ABK dan
heterokesdatisitas, maka data yang luas jaring.

Tabel 2.
Variabel Terikat dan Tidak Terikat Produksi Nelayan Kecil Desa Pecangaan
No Nama Variabel Keterangan Skala
Pengukuran
1 Produksi nelayan
Ln Y kg
Pecangaan
2 Jumlah solar Lnsolar liter
3 Jumlah hari melaut Lnhari hari
4 Lama trip Lnlama jam
5 Jarak melaut Lnjarak mil
6 Konsumsi Lnkonsumsi Rupiah
7 GT kapal LnGT GT
8 Jumlah ABK LnABK Orang
9 Luas jaring Lnjaring m2

86
Jurnal Litbang Vol. XII, No. 2 Desember 2016: 83-92

Secara matematis persamaan Keterangan :


tersebut dapat ditulis sebagai berikut : b1 = koefisien elastisitas Lnsolar
b2 = koefisien elastisitas Lnhari
b3 = koefisien elastisitas Lnlama
..................... (3) b4 = koefisien elastisitas Lnjarak
Bentuk Estimasi fungsi produksi b5 = koefisien elastisitas LnGT
Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : b6 = koefisien elastisitas LnABK
Ln Y = b7 = koefisien elastisitas Lnjaring
Ln b + b1 Lnsolar + b2 Lnhari + b3
Lnlama + b4 Lnjarak + b5 Lnkonsumsi HASIL DAN PEMBAHASAN
+ b6 LnGT + b7 LnABK + b8 Lnjaring
Faktor Produksi Nelayan Desa
.…....... ……………………....... (4)
Pecangaan
Return to scale untuk produksi
nelayan Desa Pecangaan dihitung dari Faktor produksi nelayan Desa
penjumlahan koefisien elastisitas input Pecangaan yaitu jumlah produksi, jumlah
fisik yaitu Lnsolar, Lnhari, Lnlama, solar, jumlah hari melaut, lama trip, jarak
Lnjarak, LnGT, LnABK dan Lnjaring. melaut, konsumsi, GT kapal, jumlah
Secara sistematis dirumuskan sebagai
ABK dan luas jaring. Profil produksi
berikut :
∑bi fisik = b1 + b2 + b3 + b4 + b5 + b6 + b7 nelayan Desa Pecangaan disajikan pada
……....…...............…..….………….. (5) Tabel 4.

Tabel 4.
Profil Faktor Produksi Nelayan Desa Pecangaan

Variabel satuan Minimum Maksimum Mean Std. Deviation


Produksi kg 1 10 4,380 1,915
Solar liter 60 520 271,880 126,055
Hari melaut hari 20 30 24,700 1,854
Lama melaut jam 4 10 7,120 1,223
Jarak melaut mil 3,108 9,323 6,439 2,051
konsumsi Rp 140.000 1.560.000 584.000 331.868,354
GT kapal GT 5 10 5,440 1,248
Jumlah ABK orang 1 3 2,040 0,402
Luas jaring m2 72 75 74,753 0,698
Sumber data: Pengolahan Data (2016)
Produksi minimum nelayan Desa melaut minimum 20 hari, jumlah hari
Pecangaan adalah 1 kg, produksi melaut maksimum 30 hari, jumlah hari
maksimum 40 kg, produksi rata-rata melaut rata-rata 24,820 hari dan standar
6,620 kg dan standar deviasi 7,644 kg. deviasi 1,806 hari.
Jumlah solar minimum yang digunakan Faktor produksi lama melaut,
adalah 60 liter, solar maksimum 780 liter, minimum adalah 4 jam, maksimum 10
solar rata-rata 299,160 liter dan standar jam, rata-rata adalah 7,180 jam dan
deviasi 159,705 liter. Untuk faktor standar deviasi adalah 1,249 jam. Untuk
produksi jumlah hari melaut, jumlah hari faktor produksi jarak melaut minimum

87
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...... Herna Octivia D.

adalah 3,108 mil, jarak melaut bernilai positif dan negatif menunjukkan
maksimum adalah 12,430 mil, jarak bahwa model tidak dalam kondisi normal
melaut rata-rata adalah 6,554 mil dan yaitu terjadi kecenderungan fungsi
standar deviasi adalah 2,119 mil. produksi sudah jenuh dan cenderung
Faktor produksi konsumsi,
mengalami penurunan produksi.
minimum adalah Rp. 140.000,- dan
Uji keterandalan model atau uji
maksimum Rp. 1.560.000,-. Rata-rata
konsumsi adalah Rp. 584.000,- dan kelayakan model atau yang lebih populer
standar deviasi Rp. 331.868,354. Untuk disebut sebagai uji F merupakan tahapan
faktor produksi GT kapal, GT kapal awal mengidentifikasi model regresi
minimum adalah 5 GT, GT maksimum yang diestimasi layak atau tidak. Layak
adalah 10 GT, GT rata-rata adalah 5,44 yang dimaksud adalah model yang
GT dan standar deviasi 1,248 GT. diestimasi layak digunakan untuk
Faktor produksi jumlah ABK menjelaskan pengaruh variabel-variabel
minimum adalah 1 orang dan maksimum independent terhadap variabel dependent
adalah 3 orang. Rata-rata jumlah ABK (Iqbal, 2015). Hasil perhitungan
2,04 orang dan standar deviasi 0,402 menunjukkan bahwa nilai probabilitas F
orang. Untuk faktor produksi luas jaring, hitung adalah 0,000 sehingga dapat
minimum adalah 72 m2 dan maksimum dikatakan bahwa model regresi yang
adalah 75 m2. Luas jaring rata-rata adalah diestimasi layak karena nilai probabilitas
74,753 m2 dan standar deviasi 0,698 m2. < 0,05.
Iqbal (2015) menyebutkan bahwa
Fungsi Produksi Nelayan Desa
koefisien determinasi menjelaskan
Pecangaan
variasi pengaruh variabel-variabel
Hasil estimasi fungsi produksi independent terhadap variabel dependent
Cobb-Douglas untuk produksi nelayan atau dapat pula dikatakan sebagai
Desa Pecangaan terdapat input yang proporsi pengaruh seluruh variabel
signifikan (Sig. < 0,05) yaitu input independent terhadap variabel dependent.
Lnhari (Sig. 0,002), Lnkonsumsi (Sig. Nilai koefisien determinasi dapat diukur
0,031), LnGT (Sig. 0,018) dan Lnjaring oleh nilai R-Square. Pada hasil
(Sig. 0,031). Untuk variabel yang tidak perhitungan diperoleh bahwa nilai R-
signifikan adalah input Lnsolar (Sig. Square adalah 0,527. Hal ini
0,125), LnABK (Sig. 0,992), Lnjarak menunjukkan bahwa proporsi pengaruh
(Sig. 0,897) dan Lnlama (Sig. 0,100). antar variabel independent sebesar
Hasil estimasi secara lengkap disajikan 52,7%. Dengan demikian, sebesar 47,3%
pada Tabel 5. Estimasi fungsi produksi produksi nelayan Desa Pecangaan
Cobb-Douglas untuk produksi nelayan dipengaruhi oleh faktor lain diluar
Desa Pecangaan : jumlah solar yang digunakan, jumlah hari
melaut, konsumsi, GT kapal, jumlah
!" # $ ! $ % ABK, jarak melaut, lama melaut dan luas
! "$& ' % $ (( % jaring. Faktor lain yang mungkin
$ " ! % $ $$ % berpengaruh adalah faktor perubahan
$ $! % $ !" # musim dan iklim.
(! " Diposaptono dalam Putra (2013)
menyatakan bahwa lautan amat terkait
Koefisien variabel input pada dengan perubahan iklim, yang dicirikan
fungsi produksi Cobb-Douglas untuk dengan adanya perubahan suhu yang
produksi nelayan Desa Pecangaan semakin naik, hidrologi, pola angin, dan

88
Jurnal Litbang Vol. XII, No. 2 Desember 2016: 83-92

kenaikan paras muka air laut. Selain itu pada kurun waktu yang dibandingkan.
pola hujan juga berubah, dimana musim Pada tahun 2015 saat dilakukan
hujan semakin pendek, tetapi curah penelitian sedang terjadi fenomena El
hujannya tinggi. Nino. Berdasarkan pernyataan
Perubahan iklim menurut UU No. Syahailatua (2008), El Nino atau
31 Tahun 2009 adalah berubahnya iklim Southern Oscillation (ENSO) merupakan
yang diakibatkan langsung atau tidak fenomena alam yang mengakibatkan
langsung oleh aktivitas manusia yang fluktuasi suhu permukaan air laut dan
menyebabkan perubahan komposisi kenaikan muka air laut, sehingga
atmosfer secara global serta perubahan menyebabkan penurunan produksi
variabilitas iklim alamiah yang teramati perikanan laut.

Tabel 5.
Estimasi Fungsi Cobb-Douglas Untuk Produksi Nelayan Desa Pecangaan
Variabel Koefisien t-hitung Sig.
(Constant) 43,527 24,538 0,084
Lnsolar -0,230 0,147 0,125
Lnhari 2,709 0,841 0,002
Lnkonsumsi 0,311 0,139 0,031
LnGT 0,742 0,301 0,018
LnABK 0,003 0,249 0,992
Lnjarak 0,024 0,185 0,897
Lnlama 0,527 0,313 0,100
Lnjaring -12,474 5,599 0,031
R-square 0,527
F hitung 5,701
Sig. F hitung 0,000
Return to scale -8,699
N 50
Deteksi Multikolinearitas
- Tolerance > 0,10
- VIF < 10
- Zero-order, partial, part < 0,8
- Matriks koefisien korelasi < 0,8
Kesimpulan tidak ada
Deteksi Heteroskedastisitas data cross-section
Kesimpulan dapat diterima
Deteksi Autokorelasi
- Durbin-Watson tdk ada autukorelasi
Sumber data: Pengolahan Data (2016)
Return To Scale (Skala Hasil) Produksi Hasil penjumlahan tersebut
Nelayan Desa Pecangaan menjelaskan bahwa produksi nelayan
Nilai return to scale pada produksi Desa Pecangaan berada dalam kondisi
nelayan Desa Pecangaan adalah skala hasil yang menurun (decreasing
)*+ ,+s+k #$ ! $ % ! "$& % $ " ! return to scale), karena nilai return to
% $ $$ % $ $! scale kurang dari 1. Hal ini diduga
% $ !" # (! " disebabkan karena terjadi over
#/ 0&& eksploitasi terhadap sumberdaya ikan di

89
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...... Herna Octivia D.

wilayah penangkapan dan pengaruh yang semakin meningkat dengan


perubahan iklim. bertambahnya input produksi.
Tahap II, produksi yangdapat
Fungsi Produksi Perikanan mencapai jumlah produksi fisik yang
Fungsi produksi perikanan jangka maksimum (Maximum Sustainable
pendek adalah hubungan antara Yield/MSY) yaitu semakin banyak
tangkapan (catch) dan upaya (effort), penggunaan input maka sumberdaya ini
sedangkan dalam jangka panjang akan memberikan hasil yang semakin
merupakan hubungan antara berkurang. Tahap III, produksi yang
penangkapan dan rata-rata penangkapan tidak memperoleh untung atau rugi
yang dapat diperoleh pada waktu tertentu (break even point atau open acsess).
tanpa mempengaruhi stok ikan Tahap IV, produksi yang merugi. Jika
(Anderson, 1986). Susilowati (2006) produksi mulai masuk pada tahap III dan
menyebutkan bahwa menurut teori IV, akan mengalami hukum
produksi, terdapat 4 tahapan produksi berkurangnya hasil (law of
sumberdaya alam dilihat dari jumlah diminishing return) bila ditambahkan
penggunaan input. Tahap I, produksi input produksi, perilaku produksi
yang dapat mencapai keuntungan
tersebut terjadi pada semua
ekonomi yang maksimum (Maximum
Economic Yield/MEY) yaitu dapat sumberdaya alam termasuk
dikatakan sumberdaya tersebut masih perikanan. Hubungan antara MEY,
dalam tahap kejayaan secara ekonomis, MSY dan Open Access Equilibrium
karena dapat memberikan tambahan hasil (OAE) ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 1.
Hubungan antara MEY, MSY dan OAE (Susilowati, 2006)

Produksi nelayan Desa Pecangaan, saling bertolak belakang, misalnya


berada pada rentang tahap II akhir dan koefisien input solar bernilai negatif dan
tahap III atau transisi tahap II ke tahap III koefisien input jumlah hari melaut
atau mulai terjadi penurunan produksi. bernilai positif. Jika pada kondisi Tahap
Hal ini ditandai dengan koefisien input
I, kedua input produksi tersebut akan
produksi yang bernilai positif dan
negatif. Koefisien input produksi terlihat bernilai positif atau berbanding lurus.

90
Jurnal Litbang Vol. XII, No. 2 Desember 2016: 83-92

KESIMPULAN DAN SARAN Fauzi, A. Dan S. Anna. 2005. Pemodelan


Sumberdaya Perikanan dan
Kesimpulan Kelautan. PT. Gramedia Pustaka
1).Faktor yang signifikan yaitu jumlah Utama. Jakarta.
hari melaut, konsumsi, GT kapal dan Hossain, Md. M., T. Basak and A. K.
luas jaring. Untuk faktor yang tidak Majumder. 2013. Application of
signifikan adalah jumlah solar yang Non-Linear Cobb-Douglas
digunakan, jumlah ABK, jarak melaut Production Function With
dan lama melaut. Autocorrelation Problem to
2).Nilai return to scale pada produksi Selected Manufacturing Industries
nelayan Desa Pecangaan adalah - in Bangladesh. Open Journal of
8,699 artinya dalam kondisi skala Statistics, Vol 3 : 173-178.
hasil yang menurun (decreasing
return to scale). Iqbal, M. 2015. Pengolahan Data
Dengan Regresi Linier Berganda
Saran (Dengan SPSS). Jakarta : Perbanas
1).Perlu dibuat peraturan (dapat berupa Institute Jakarta.
Perda) untuk mengendalikan dan Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan
membatasi upaya penangkapan. Dan Dinamika Ekonomi Pesisir.
Pembatasan kuota atau jumlah Pusat Penelitian Wilayah Pesisir
tangkapan juga dilakukan agar jumlah Dan Pulau-Pulau Kecil. Lembaga
tangkapan tidak melampaui TAC Penelitian Universitas Jember,
sehingga pengelolaan sumberdaya Jember.
ikan laut dapat dilakukan secara
berkelanjutan. Pecangaan. 2015. Rekapitulasi Data
2).Perlu adanya sosialisasi tentang Nelayan Desa Pecangaan. Pati.
perubahan iklim dan efek dari Picaulima, S. M. 2012. Analisis
perubahan iklim terhadap kelautan Pengaruh Faktor Produksi
dan perikanan sehingga nelayan Terhadap Produktivitas Perikanan
diharapkan dapat melakukan proses Pukat Cincin Di Kabupaten
adaptasi. Maluku Tenggara. Journal of
Tropical Fisheries, Vol 7(1) : 611-
DAFTAR PUSTAKA
616.
Ahmad, A. and M. Khan. 2015. Putra, S. E. 2013. Analisis Usaha
Estimating The Cobb-Douglas Penangkapan Ikan Yang
Production Function. International Berkelanjutan Pada Kondisi
Journal of Research in Business Perubahan Iklim. Tesis. Program
Studies and Management, Vol 2 Studi Magister Ilmu ekonomi
(5) : 32-33. Studi Pembangunan. Universitas
Anderson, L. G. 1986. The Economic of Diponegoro, Semarang.
Fisheries Management. The John Retnowati, E., 2011. Nelayan Indonesia
Hopkins University, USA. Dalam Pusaran Kemiskinan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati. Struktural (Persspektif Sosial,
2014. Kecamatan Batangan ekonomi Dan Hukum). Perspektif,
Dalam Angka Tahun 2013. Pati. Vol XVI (3) : 149-159.

91
Faktor-faktor yang Mempengaruhi...... Herna Octivia D.

Soekartawi 1989. Prinsip Dasar Undang-Undang Republik Indonesia


Ekonomi Pertanian : Teori dan Nomor 45 Tahun 2009 Tentang
Aplikasi. CV. Rajawali, Jakarta. Perikanan.
Sudantoko, D. 2010. Pemberdayaan Walden, J. B. and C. J. McGuire. 2011.
Industri Batik Skala Kecil di Jawa Who Owns The Fish? Moving
Tengah. Disertasi. Program Pasca From The Commons To Federal
Sarjana. Universitas Diponegoro, Ownership Of Our National
Semarang. Fisheries. Marine Resources
Susilowati, I . 2006. Keselarasan Dalam Committee Newsletter, Vol. 14 (2)
Pemanfaatan Dan Pengelolaan : 3-7.
Sumberdaya Perikanan Bagi BIODATA PENULIS
Manusia dan Lingkungan. Pidato
Pengukuhan Guru Besar Fakultas Herna Octivia Damayanti, lahir 6
Ekonomi Universitas Diponegoro, Oktober 1985 di Kudus Jawa Tengah.
Semarang. Pendidikan Magister Manajemen
Syahailatua, A. 2008. Dampak Sumberdaya Pantai Universitas
Perubahan Iklim Terhadap Diponegoro tahun 2016. Saat ini bekerja
Perikanan. Jurnal Oseana, Vol sebagai Peneliti di Kantor Penelitian dan
XXXIII (2) : 25-32. Pengembangan Kabupaten Pati.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2009 Tentang
Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika.

92

You might also like