ID Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Masyarakat Pemukiman Kumuh Slum Area Di Keluraha

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH

(Slum Area) DI KELURAHAN MERANTI PANDAK KECAMATAN RUMBAI PESISIR


KOTA PEKANBARU
Rudiansyah
1001112153
(rudiansyah92@gmail.com)
Dan
Drs. Jonyanis, M.Si
(jon_yanis@yahoo.co.id)
SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Kampus Bina Widya Simpang Baru Telp. 0761-6377

ABSTRACT
HYGIENIC BEHAVIOR AND HEALTHY COMMUNITIES IN URBAN SLUMS
MERANTI PANDAK AT RUMBAI PESISIR PEKANBARU DISTRICT CITY
BY: RUDIANSYAH
Health is state of well being of body, mind and social life that allows person to live
socially and economically productive. To achieving healthy principle, the Ministry of Health
(Depkes) has established 10 indicators of hygiene behavior and healthy. To achieve that, at least
65% of the people in region that is capable of running the PHBs as a pilot area to implement
clean and healthy behaviors.
Meranti Pandak village is one of the villagers in Pekanbaru city slums are still there and
will be prone to floods. There were 10 RW out of 13 RW classified as slum. This is because
density of population making those areas classified as slums.
Of the data pekanbaru city health department, noted that districts Rumbai Pesisir an area
prone diarrheal disease, one of the most common is in village Meranti Pandak. The case is going
RQ EHFDXVH WKHUH DUH PDQ\ SHRSOH LQ WKH DUHD ZKR KDYHQ¶W UXQQLQJ FOHDQ DQG KHDOWK\ OLYLQJ
behaviors.
As for the purpose of this study was to determine whether people in the area are already
running 10 PHBs indicators by the government, as well as find out what the factors that
influence them in carrying out these PHBs
Based on the result of research on behavior of living clean and healthy (PHBs) it can be
seen the people in Meranti Pandak village has not reached the target 65% in running the 10
indicators PHBs. This is because the factors affect the community in running 10 indicators
PHBs.
Keywords: 10 Indicators PHBs, Health, Hygiene, Factors affecting.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 1


I. PENDAHULUAN meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran
1.1 Latar Belakang yang lebih bersifat promotif dan preventif.
Pembangunan dibidang kesehatan berjalan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dengan cepat, untuk itu diperlukan arah
dari badan, jiwa dan sosial yang kebijakan dan prioritas pembangunan
memungkinkan setiap orang hidup produktif dibidang kesehatan. Dapat dinilai dengan
secara sosial dan ekonomis. Pengertian sehat pencapaian target pembangunan kesehatan,
menurut UU Pokok Kesehatan No.9 tahun salah satu target pembangunan dibidang
%DE 3DVDO DGDODK ³ .HDGDDQ \DQJ kesehatan adalah tercapainya 65% rumah
meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani tangga yang mempunyai perilaku hidup
(mental), dan sosial, serta bukan hanya bersih dan sehat (PHBS) (Depkes RI, 2004).
keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan
NHOHPDKDQQ\D´ 3HQJHUWLDQ VHKDW WHUVHEXW Pembinaan PHBS diluncurkan oleh
sejalan dengan pengertian sehat menurut Pusat Penyuluhan Kesehatan (sekarang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun Pusat Penyuluhan Kesehatan) pada tahun
VHEDJDL EHULNXW ³6HKDW DGDODK NRQGLVL 1996 dengan menggunakan pendekatan
yang terbebas dari segala jenis penyakit, tatanan sebagai strategi pengembangannya.
baik fisik, mental, dan sosial. Untuk masing-masing tatanan ditetapkan
indikator yaitu sebagai berikut:
Salah satu cara untuk sehat adalah
dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih 1. Persalinan ditolong oleh tenaga
Sehat. Pemerintah telah menetapkan kesehatan
beberapa indikator mengenai perilaku hidup 2. Memberi bayi (ASI) eksklusif
bersih dan sehat (PHBS) yang mana 3. Menimbang balita setiap bulan
ketetapan indikator PHBS ini merupakan 4. Menggunakan air bersih
kebijakan nasional promosi kesehatan 5. Mencuci tangan dengan sabun
(Promkes) untuk mendukung upaya 6. Menggunakan jamban sehat
meningkatkan perilaku sehat yang 7. Memberantas jentik nyamuk
ditetapkan visi nasional Promkes sesuai 8. Mengkonsumsi buah dan sayur setiap
keputusan Menteri Kesehatan RI hari
No.1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 10. Tidak merokok di dalam rumah
(PHBS 2010). Program promkes di daerah
telah ditetapkan, program pelaksanaan Dalam Notoatmodjo (2005), Ada
promkes di daerah berdasarkan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi
keputusan Menteri Kesehatan RI kesehatan, baik individu, kelompok, atau
No.1114/Menkes/SK/VIII/2008. Tujuan masyarakat yang dikelompokkan menjadi 4
promkes yaitu mewujudkan derajat menurut Blum, yaitu:
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan 1. Lingkungan (Environment), yang
ditandai oleh penduduk yang hidup dengan mencakup lingkungan fisik, sosial,
perilaku bersih dan sehat dalam lingkungan budaya, politik, ekonomi, dan
yang sehat serta produktif (Depkes RI, sebagainya.
2009). 2. Perilaku (Behavior)
3. Pelayanan kesehatan (Health
Pembangunan kesehatan dengan Service)
paradigma sehat merupakan upaya 4. Keturunan (Heredity)

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 2


Selain itu, ada juga faktor-faktor lain terutama terhadap kesehatan masyarakat
yang dapat mempengaruhi perilaku hidup setempat.
bersih dan sehat bagi individu, kelompok
atau masyarakat yang dapat diklasifikasikan Dari fenomena inilah penulis tertarik
sebagai berikut: untuk meneliti fenomena tersebut dan
1. Faktor Internal: Kepercayaan, peneliti memberi judul ³3HULODNX +LGXS
Kebiasaan, Kemauan. Bersih Sehat (PHBS) Masyarakat
2. Faktor Eksternal: Pendidikan, Pemukiman Kumuh (Slum Area)
Pendapatan, Pekerjaan. Kelurahan Meranti Pandak Kecamatan
Ada beberapa contoh lingkungan Rumbai Pesisir .RWD 3HNDQEDUX´
yang kesehatannya tidak baik, salah satu
1.2 Rumusan Masalah
contohnya ialah lingkungan pemukiman
1. Apakah masyarakat pemukiman
kumuh (Slum Area). Kawasan yang
kumuh Kelurahan Meranti Pandak
sesungguhnya tidak diperuntukkan sebagai
Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
pemukiman di banyak kota besar, oleh
Pekanbaru sudah menjalankan 10
penduduk miskin yang berpenghasilan
indikator PHBS yang ditetapkan
rendah dan tidak tetap diokupasi untuk
pemerintah?
dijadikan tempat tinggal, seperti bantaran
2. Apa faktor-faktor yang
sungai, dipinggir rel kereta api, tanah-tanah
mempengaruhi perilaku hidup
kosong di sekitar pabrik atau pusat kota, dan
bersih dan sehat masyarakat
dibawah jembatan. Di Kota Pekanbaru
pemukiman kumuh Kelurahan
sendiri masih banyak daerah-daerah
Meranti Pandak Kecamatan Rumbai
pemukiman kumuh yang masih rawan akan
Pesisir Kota Pekanbaru?
penyakit, salah satunya ialah di Kecamatan
1.3 Tujuan Penelitian
Rumbai Pesisir. Menurut Dinkes Kota
1. Untuk mengetahui pelaksanaan 10
Pekanbaru, Kecamatan Rumbai Pesisir
indikator perilaku hidup bersih dan
adalah salah satu Kecamatan di Pekanbaru
sehat (PHBS) yang ditetapkan
yang tingkat kesehatannya masih berada
Departemen Kesehatan (Depkes)
pada kategori rendah.
pada masyarakat pemukiman
Kecamatan ini juga masih terdapat kumuh (Slum Area) Kelurahan
kawasan pemukiman kumuh (slum area). Meranti Pandak, Kecamatan
Menurut Camat Rumbai Pesisir, Kelurahan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru.
Meranti Pandak merupakan daerah yang 2. Untuk mengetahui faktor-faktor
masih rawan penyakit Diare karena masih yang mempengaruhi perilaku hidup
banyak terdapat warga yang mengalami bersih dan sehat (PHBS)
penyakit Diare di daerah tersebut. Menurut masyarakat pemukiman kumuh
puskesmas Rumbai Pesisir, ini diakibatkan (Slum Area) Kelurahan Meranti
karena faktor kurangnya kesadaran Pandak, Kecamatan Rumbai
masyarakat di daerah tersebut dalam Pesisir, Kota Pekanbaru.
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. 1.4 Manfaat Penelitian
Walaupun di daerah tersebut rawan akan 1. Meningkatkan dan menambah
terserang penyakit Diare, masyarakat di pengetahuan dalam bidang
daerah tersebut masih menganggap hal itu Sosiologi Kesehatan
bukanlah suatu masalah. Namun tentu saja 2. Acuan bahan peneliti selanjutnya
apabila dibiarkan, hal ini justru 3. Sebagai sarana peningkatan ilmiah
menimbulkan pengaruh yang kurang baik dan pemahaman lebih lanjut bagi

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 3


penulis dari teori-teori yang telah tindakan afektif, dan tergolong tindakan
didapat dalam aspek sosial. yang tidak rasional karena kurangnya
pertimbangan logis, ideologi, atau kriteria
II. TINJAUAN PUSTAKA rasionalitas lainnya (Johnson, Doyle Paul,
1986).
2.1 Tindakan Sosial
Weber membuat klasifikasi 2.2 Teori Struktural Fungsional
mengenai perilaku sosial atau tindakan Suatu fungsi adalah kumpulan
sosial menjadi 4, yaitu: kegiatan yang ditujukan kearah pemenuhan
a. Rasionalitas Instrumental kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem
(Zweckrationalitat) melalui defenisi ini, Parsons yakin bahwa
Tingkat Rasionalitas yang paling ada 4 fungsi penting diperlukan semua
tinggi ini meliputi pertimbangan dan pilihan sistem tindakan , yang terkenal dengan
yang sadar yang berhubungan dengan tujuan skema AGIL, yakni:
tindakan itu dan alat yang dipergunakan
untuk mencapainya. 1. Adaptation atau adaptasi : suatu
b. Rasional yang Berorientasi Nilai sistem harus menanggulangi
(Wertrationalitat) situasi ekstenal yang gawat.
Dibandingkan dengan rasionalitas Sistem harus menyesuaikan diri
instrumental, sifat rasionalitas yang dengan lingkungan dan
berorientasi nilai yang penting adalah bahwa menyesuaikan lingkungan itu
alat-alat hanya merupakan obyek dengan kebutuhannya.
pertimbangan dan perhitungan yang sadar; 2. Goal attainment (pencapaian
tujuan-tujuannya sudah ada dalam tujuan) : sebuah sistem harus
hubungannya dengan nilai-nilai individu mendefenisikan dan mencapai
yang bersifat nonrasional dalam hal dimana tujuan utama.
seseorang tidak dapat memperhitungkannya 3. Integration (integrasi) : sebuah
secara obyektif mengenai tujuan-tujuan sistem harus mengatur antar
mana yang harus dipilih. hubungan bagian-bagian yang
c. Tindakan Tradisional menjadi komponennya, konsep
Tindakan tradisional merupakan tipe ini dikaitkan dengan faktor
tindakan sosial yang bersifat nonrasional. sosial.
Kalau seorang individu memperlihatkan 4. Latency pattern maintenance
perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi (pemeliharaan pola) : sosialisasi
yang sadar atau perencanaan atau terproduksi masyarakat
, perilaku seperti itu digolongkan sebagai agar nilai-nilai tetap terpelihara.
tindakan tradisional. (Raho SVD, Bernard, 2007).
d. Tindakan Afektif
Tipe tindakan ini ditandai oleh Masyarakat yang bertempat tinggal
dominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi di pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti
intelektual atau perencanaan yang sadar. Pandak itu diharapkan dapat beradaptasi dan
Seseorang yang sedang mengalami perasaan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.
meluap-luap seperti cinta, kemarahan, Adaptasi tersebut dimaksudkan untuk
ketakutan atau kegembiraan, dan secara mencapai tujuan yang ada di dalam
spontan mengungkapkan perasaan itu tanpa perencanaan pemerintah dalam kaitannya
refleksi, berarti sedang memperlihatkan dengan menjalankan 10 indikator PHBS,
yaitu seluruh lapisan masyarakat mampu

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 4


untuk menjalankan 10 indikator PHBS behavior) adalah respon seseorang
tersebut. terhadap lingkungan sebagai
determinan kesehatan manusia.
2.3 Perilaku Kesehatan
2.5 Perilaku Peran Sakit
Menurut Mubarok (2007), perilaku
seseorang atau masyarakat tentang Dari segi sosiologi, orang sakit
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, (pasien) mempunyai peran, yang mencakup
sikap, kepercayaan, tradisi, dari orang atau hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban
masyarakat yang bersangkutan, ketersediaan sebagai orang sakit (obligation). Hak dan
fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kewajiban ini harus diketahui oleh orang
kesehatan terhadap kesehatan juga sakit sendiri maupun orang lain (terutama
mendukung dan memperkuat terbentuknya keluarganya), yang selanjutnya disebut
perilaku. perilaku peran orang sakit (the sick role).
Perilaku ini meliputi:
2.4 Bentuk-Bentuk Perilaku a. Tindakan untuk memperoleh
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo kesembuhan.
(2005), mencakup: b. Mengenal/ mengetahui fasilitas atau
1. Perilaku seseorang terhadap sakit sarana pelayanan penyembuhan
dan penyakit yaitu bagaimana penyakit yang layak. Mengetahui
manusia merespon, baik secara pasif hak (misalnya: hak memperoleh
(mengetahui, bersikap dan perawatan, memperoleh pelayanan
mempersepsi penyakit dan rasa sakit kesehatan, dan sebagainya) dan
yang ada pada dirinya dan diluar kewajiban orang sakit
dirinya, maupun aktif (tindakan) (memberitahukan penyakitnya
yang dilakukan sehubungan dengan kepada orang lain terutama kepada
penyakit dan sakit tersebut. dokter/ petugas kesehatan, tidak
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan menularkan penyakit kepada orang
kesehatan adalah respon seseorang lain, dan sebagainya)
terhadap sistem pelayanan kesehatan, (pusink.blogspot.com).
baik sistem pelayanan kesehatan
modern maupun tradisional. Perilaku 2.6 Budaya Hidup Bersih
ini menyangkut respons terhadap
Istilah kebudayaan menurut
fasilitas pelayanan, cara pelayanan,
Koentjaraningrat (1990:14) dalam Habibi
petugas kesehatan dan obat-
Juli (2012), kebudayaan diartikan sebagai
obatannya.
hal-hal yang menyangkut dengan akal atau
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition
budi. Istilah kebudayaan atau budaya adalah
behavior) yaitu respon seseorang
sesuatu yang kompleks yang didalamnya
terhadap makanan sebagai kebutuhan
terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan,
vital bagi kehidupan, yang meliputi
kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
pengetahuan, persepsi, sikap dan
kemampuan-kemampuan lain serta
praktek terhadap makanan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh
unsur-unsur yang terkandung di
manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam
dalamnya (gizi), pengolahan
hal ini Koentjaraningrat juga membagi
makanan. wujud budaya kedalam tiga bagian, yaitu:
4. Perilaku terhadap kesehatan
lingkungan (environmental health

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 5


a. Wujud kebudayaan sebagai suatu Pendidikan masyarakat yang rendah
yang kompleks dari ide-ide, gagasan- menjadikan mereka sulit diberi tahu
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, mengenai pentingnya kesehatan
peraturan, yang berada di dalam perorangan dan sanitasi lingkungan
masyarakat. untuk mencegah terjangkitnya
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu penyakit menular (Sander, 2005).
kompleks aktifitas kelakuan yang b. Pendapatan.
berpola dari manusia dalam Bila ditinjau dari faktor sosial
masyarakat. ekonomi, maka pendapatan
c. Wujud kebudayaan sebagai benda- merupakan salah satu faktor yang
benda hasil karya manusia. mempengaruhi tingkat wawasan
masyarakat mengenai sanitasi
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku lingkungan. Kemampuan anggaran
2.7.1 Faktor Internal rumah tangga juga mempengaruhi
a. Kepercayaan. kecepatan untuk meminta pertolongan
Menurut Notoatmodjo (1993), apabila anggota keluarganya sakit
semakin baik kepercayaan seseorang (Widoyono, 2008).
maka akan semakin baik pula sikap c. Pekerjaan
yang terbentuk, sehingga pada Pekerjaan dalam arti luas
akhirnya membuat semakin baik pula adalah aktivitas utama yang dilakukan
perilaku yang dimunculkan oleh orang oleh manusia. Dalam arti sempit,
tersebut. istilah pekerjaan digunakan untuk
b. Kebiasaan suatu tugas atau kerja yang
Menurut Theresia (dalam menghasilkan uang bagi seseorang.
Nurhayati, 1990), mengatakan Dalam pembicaraan sehari-hari istilah
kebiasaan adalah suatu perilaku yang ini sering dianggap sinonim dengan
merupakan kebiasaan yang akhirnya profesi.
menjadi otomatis dan tidak 2.8 Konsep Operasional
membutuhkan pemikiran si pelaku, 1. Persalinan ditolong oleh tenaga
sehingga si pelaku dapat memikirkan kesehatan, maksudnya pada saat
hal-hal lain yang lebih menarik ketika melahirkan keluarga menggunakan
ia sedang berprilaku yang merupakan jasa Dokter, Bidan, atau para medis
kebiasaan tersebut. lainnya.
c. Kemauan 2. Memberi bayi ASI eksklusif,
Menurut Rousseau (dalam maksudnya pemberian ASI tanpa
Nurhayati, 1990), kekuatan kemauan makanan atau minuman tambahan
sangat erat hubungannya dengan lain pada bayi mulai dari usia nol
keinginan. Jika seseorang memiliki hingga enam bulan.
perbedaan keinginan dalam dirinya, 3. Menimbang balita tiap bulan,
hal ini dapat menyebabkan konflik maksudnya penimbangan bayi dan
keinginan. balita setiap bulan yang bertujuan
untuk memantau pertumbuhan bayi
2.7.2 Faktor Eksternal dan balita itu setiap bulannya.
Penimbangan biasanya dilaksanakan
a. Pendidikan.
di Posyandu (Pos Pelayanan
Pendidikan memegang peranan
penting dalam kesehatan masyarakat.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 6


Terpadu) mulai usia 1 bulan sampai vitamin, mineral, dan serat yang
5 tahun. bermanfaat bagi tubuh.
4. Menggunakan air bersih, maksudnya 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari,
memanfaatkan air yang bersih dalam maksudnya suatu kegiatan yang
kehidupan sehari-hari seperti dilakukan baik berupa olahraga
memasak, air minum, hingga maupun kegiatan lain yang
kebutuhan mandi agar tidak terkena mengeluarkan tenaga yang sangat
penyakit. penting bagi kesehatan tubuh,
5. Mencuci tangan pakai sabun, mental, dan mempertahankan
maksudnya menggunakan sabun saat kualitas hidup agar tetap sehat dan
mencuci tangan agar terhindar dari bugar setiap hari.
kotoran dan kuman yang menempel 10. Tidak merokok di dalam rumah,
ditangan sehingga tangan menjadi maksudnya seseorang tidak
bersih dan terhindar dari kuman. mengkonsumsi rokok agar
6. Menggunakan jamban sehat, kesehatannya terjaga, karena dalam
maksudnya menggunakan suatu satu puntung rokok yang diisap akan
ruangan yang mempunyai fasilitas dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan
pembuangan kotoran manusia yang kimia berbahaya, diantaranya
terdiri atas tempat jongkok atau nikotin, tar, dan karbon monoksida
tempat duduk yang dilengkapi unit (CO).
penampungan kotoran dan air untuk 1. Faktor Internal terbagi menjadi 3 yaitu:
membersihkannya. 1. Kepercayaan adalah keyakinan yang
7. Memberantas jentik nyamuk ada dalam hati seseorang bahwa
dirumah sekali seminggu, sesuatu itu benar.
maksudnya upaya seseorang 2. Kebiasaan adalah suatu hal yang
menjaga kesehatan dengan berlangsung dalam waktu yang lama
melakukan pemeriksaan jentik sebagai reaksi khas yang dilakukan
berkala (PJB) di lingkungan rumah berkali-kali.
tangga. PJB adalah pemeriksaan 3. Kemauan adalah dorongan atau
tempat perkembangbiakan nyamuk tindakan seseorang untuk mencapai
yang ada didalam rumah, seperti bak tujuan yang dipengaruhi kecerdasan
mandi, WC, vas bunga, tatakan dalam menggapainya.
kulkas, dan di luar rumah seperti 2. Faktor Eksternal terbagi menjadi 3 yaitu:
talang air, dan lain-lain yang 1. Pendidikan adalah ukuran
dilakukan teratur setiap seminggu. pengetahuan seseorang dalam
Selain itu juga melakukan melihat atau menyikapi pandangan
Pemberantasan Sarang Nyamuk yang dihadapi mengenai keadaan
(PSN) dengan cara 3 M (Menguras, sehat dan sakit.
Menutup, Mengubur). 2. Pendapatan adalah jumlah
8. Makan buah dan sayur setiap hari, penghasilan rumah tangga yang
maksudnya seseorang merupakan pendukung kebutuhan
mengkonsumsi buah dan sayur agar yang sangat mendasar.
kesehatan dalam dirinya terjaga, 3. Pekerjaan adalah usaha/kegiatan
karena buah dan sayur banyak yang dilakukan untuk memperoleh
mengandung berbagai macam pendapatan yang bertujuan

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 7


memenuhi kebutuhan hidup a. Rumah Tangga yang memiliki Balita
seseorang. (Usia 0-5 Tahun), karena dalam
indikator PHBS yang ditetapkan
Berdasarkan ukuran diatas maka pemerintah terdapat indikator mengenai
perlu dilihat perilaku hidup sehat pada pemberian ASI Eksklusif,
masyarakat tersebut, yaitu sebagai berikut: b. Masyarakat yang tinggal di Kelurahan
Meranti Pandak yang kategori
- Sehat Pratama : Apabila
pemukiman kumuh (Slum Area).
Responden melakukan 1-3
Menurut data Kelurahan Meranti
indikator PHBS atau jumlah
Pandak, ada 10 dari 13 RW di daerah
responden yang melakukan
tersebut yang masuk dalam kategori
PHBS sebanyak 10-30% dari
pemukiman kumuh (slum area), yaitu
jumlah keseluruhan.
RW 2, RW 3, RW 4, RW 5, RW 6, RW
- Sehat Madya : Apabila
7, RW 8, RW 9, RW 12, dan RW 13.
Responden melakukan 4-5
c. Data Jumlah KK yang memiliki balita
indikator PHBS atau jumlah
(0-5 tahun) di 10 RW tersebut ialah
responden yang melakukan
sebagai berikut:
PHBS sebanyak 40-50% dari
Jumlah KK dan KK yang
jumlah keseluruhan.
Memiliki Balita di RW yang
- Sehat Purnama : Apabila
Responden melakukan 6-7 Tergolong Pemukiman Kumuh
indikator PHBS atau jumlah (Slum Area) di Kelurahan Meranti
responden yang melakukan Pandak
PHBS sebanyak 60-70% dari No RW Jumlah Jumlah
jumlah keseluruhan. KK KK yang
- Sehat Mandiri : Apabila memiliki
Responden melakukan 8-10 Balita
indikator PHBS atau jumlah 1. RW 2 230 64
responden yang melakukan 2. RW 3 225 58
PHBS sebanyak 80-100% dari 3. RW 4 231 45
jumlah keseluruhan. 4. RW 5 243 70
5. RW 6 212 63
III. METODE PENELITIAN 6. RW 7 223 67
7. RW 8 198 59
3.1 Metoda Penelitian
8. RW 9 215 74
Jumlah masyarakat yang berada di 9. RW 235 98
Kelurahan Meranti Pandak, jumlah 12
penduduk 11.708 jiwa, dengan jumlah 10. RW 195 72
rumah tangga sebanyak 2.562 KK. Luas 13
daerah Kelurahan Meranti Pandak 3,88 km2. Jumlah 2207 670
Karena jumlahnya sangat besar, maka Sumber: RW beserta Posyandu
peneliti menggunakan metode Purposive setempat
Sampling. Purposive Sampling dikenal juga Dari data tersebut, maka peneliti
dengan sampling pertimbangan perorangan mengambil sampel sebanyak 10%
atau pertimbangan peneliti. Kriteria atau dari jumlah KK yang memiliki balita
pertimbangan pengambilan sampel adalah di 10 RW yang tergolong
sebagai berikut: pemukiman kumuh (slum area)

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 8


tersebut, yaitu 10% dari 670 KK penghubung lintas Pekanbaru-Minas
sehingga diperoleh sampel sebanyak membuat daerah ini memiliki potensi yang
67 KK yang memiliki balita. sangat tinggi untuk berkembang.
Kelurahan Meranti Pandak sangat
rentan terkena banjir luapan dari Sungai
3.2 Teknik Pengumpulan data Siak, karena lokasinya yang dekat dengan
1. Observasi, yaitu data diperoleh Sungai Siak. Dalam infrastruktur,
dengan cara pengamatan langsung pembangunan Kelurahan tersebut terbilang
yang meliputi pengamatan terhadap lambat dibandingkan Kelurahan lainnya
kondisi lingkungan masyarakat baik yang berada di sekitar Kota Pekanbaru. Di
yang fisik maupun non-fisik. Kelurahan ini banyak pengusaha pengrajin
2. Wawancara, yaitu mengumpulkan rotan, sehingga tidak heran jika di pinggiran
informasi dengan cara menanyakan jalan sekitar Kelurahan ini banyak terdapat
secara langsung pertanyaan- penjual berbagai kerajinan dari rotan.
pertanyaan kepada responden untuk Kelurahan ini bertetangga dengan Kelurahan
memperoleh data yang dapat Kampung Nelayan dan Kelurahan Umban
menjelaskan dan menjawab masalah Sari.
penelitian. 4.2 Indikator PHBS
3. Dokumentasi, yaitu data yang
diperoleh melalui pengumpulan Rumah Tangga ber-PHBS berarti
seluruh informasi yang berhubungan mampu menjaga, meningkatkan, dan
dengan masalah yang diteliti. melindungi kesehatan setiap anggota rumah
3.3 Analisis Data tangga dari gangguan ancaman penyakit dan
Analisis data yang dilakukan dengan lingkungan yang kurang konduktif untuk
kegiatan reduksi data, penyajian data hidup sehat. Pusat promosi kesehatan
(display data), mengambil kesimpulan dan sebagai institusi yang bertanggung jawab
verifikasi. Untuk menganalisis faktor-faktor dalam mewujudkan perilaku hidup sehat ini
yang mempengaruhi PHBS akan dianalisis menjabarkan berbagai indikator perilaku
dengan tabulasi silang (cross tabulation) yang harus dicapai oleh program promosi
antara faktor internal dengan faktor kesehatan. Salah satunya adalah perilaku
eksternal dihubungkan dengan indikator hidup sehat bagi masyarakat ditatanan
PHBS. Kemudian makna hubungan antar rumah tangga. Penerapan indikator PHBS
variabel dianalisis secara deskriptif pada pemukiman kumuh di Kelurahan
kuantitatif. Meranti Pandak ialah sebagai berikut:
Penerapan Indikator PHBS Masyarakat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN di Pemukiman Kumuh
Kelurahan Meranti Pandak
4.1 Gambaran Umum No Penerapan Jumlah Persentase
Kelurahan Meranti Pandak PHBS (%)
merupakan salah satu Kelurahan yang ada di 1 Tinggi 29 43,28
Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru 2 Sedang 26 38,81
yang memiliki luas wilayah sekitar 3,88 3 Rendah 12 17,91
km2. Kelurahan Meranti Pandak memiliki Jumlah 67 100,00
letak yang sangat strategis karena berada di Sumber: Data Lapangan Tahun 2014
daerah lintas antara Pekanbaru-Minas,
berada dekat dengan pusat kota Pekanbaru, Dapat dilihat bahwa responden yang
serta dekat dengan jembatan yang menjadi telah tergolong dalam kategori bersih dan

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 9


sehat sebanyak 29 responden atau sekitar serta kemauan masyarakat disana harus
43,28% dari jumlah keseluruhan responden, lebih ditingkatkan lagi dalam hal
sedangkan kurang bersih dan kurang sehat menjalankan 10 indikator PHBS tersebut.
dalam menjalankan 10 indikator perilaku
hidup bersih dan sehat ditanggapi sebanyak 4.3 Faktor yang mempengaruhi
26 responden atau sekitar 38,81% dari 4.3.1 Faktor Internal
jumlah keseluruhan responden, dan untuk a. Kepercayaan
yang kategori tidak bersih dan tidak sehat Kepercayaan atau keyakinan
dalam menjalankan 10 indikator yang merupakan suatu sikap yang ditunjukkan
ditetapkan pemerintah mengenai perilaku oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
hidup bersih dan sehat ditanggapi sebanyak menyimpulkan bahwa dirinya telah
12 responden atau sekitar 17,91% dari mencapai kebenaran (Dani Vardiansyah,
jumlah keseluruhan responden. 2008). Dalam menciptakan perilaku hidup
bersih dan sehat setiap masyarakat harus
Ini menunjukkan bahwa dari menumbuhkan rasa kepercayaan bahwa
keseluruhan indikator perilaku hidup bersih berperilaku hidup bersih dan sehat
dan sehat yang telah ditetapkan, masyarakat merupakan hal yang penting. Adapun hasil
pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti mengenai hubungan faktor kepercayaan
Pandak ini masih belum sepenuhnya dengan menjalankan PHBS dapat dilihat
menjalankan 10 indikator perilaku hidup sebagai berikut:
bersih dan sehat (PHBS) yang ditetapkan Tingkat Kepercayaan Responden
oleh pemerintah. Jika dilihat pada tabel Terhadap Indikator PHBS
diatas, 29 responden atau sekitar 43,28% No Tingkat Jumlah Persentase
dari keseluruhan responden sebanyak 67 Kepercayaan (%)
responden di pemukiman kumuh (slum 1 Tinggi 34 50,75
area) Kelurahan Meranti Pandak telah 2 Sedang 23 34,33
menjalankan 10 indikator PHBS yang telah 3 Rendah 10 14,92
ditetapkan. Artinya, penerapan fungsi AGIL Jumlah 67 100,00
mereka sudah tinggi, dimana dalam Sumber: Data Lapangan Tahun 2014
adaptasinya ialah mereka telah melakukan
rutinitas yang tinggi dalam mengkonsumsi Dapat dilihat bahwa masyarakat
buah dan sayur agar kesehatan dapat terjaga pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti
dengan baik walaupun tinggal di Pandak sudah memiliki kepercayaan yang
pemukiman yang kumuh. Kesadaran tinggi dalam berperilaku hidup bersih dan
masyarakat disana juga sudah tinggi dalam sehat. Hal tersebut berdasarkan jumlah
mengikuti program-program yang diadakan tanggapan dari responden, dimana rata-rata
oleh posyandu dan juga gotong royong responden yang memiliki kepercayaan yang
dalam membersihkan lingkungan sekitar. Ini tinggi berjumlah 34 responden atau sekitar
menunjukkan kalau masyarakat disana 50,75% dari jumlah keseluruhan, sedangkan
sudah memelihara perilakunya dalam untuk yang sedang berjumlah 23 responden
menjalankan PHBS dan memiliki kemauan atau sekitar 34,33%, dan untuk yang rendah
akan pentingnya menerapkan 10 indikator berjumlah 10 responden atau sekitar
PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Namun 14,92%. Ini menunjukkan masyarakat disana
jika dilihat jumlah yang belum menjalankan telah meyakini pentingnya melakukan
PHBS, masih banyak responden yang belum perilaku hidup bersih dan sehat.
memiliki kesadaran akan pentingnya
menerapkan PHBS, sehingga kesadaran b. Kebiasaan

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 10


Kebiasaan ataupun budaya seorang individu. Seseorang dikatakan
merupakan cara hidup yang berkembang dan memiliki kemauan tinggi dapat diartikan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang tersebut memiliki alasan yang sangat
orang dan diwariskan dari generasi ke kuat untuk mencapai apa yang
generasi. Budaya adalah suatu pola hidup diinginkannya dengan mengerjakan
menyeluruh yang bersifat kompleks, abstrak, pekerjaannya yang sekarang (Judge,
dan luas (Deddy Mulyana dan Jalaluddin Timothy A, 2008). Adapun mengenai faktor
Rakhmat, 2006). Dalam menciptakan kemauan dalam mempengaruhi perilaku
perilaku hidup bersih dan sehat harus PHBS dapat dilihat pada tabel berikut:
didukung oleh kebiasaan yang dilakukan
oleh responden dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat Kemauan Responden
Untuk melihat hasil rekapitulasi faktor Terhadap Indikator PHBS
kebiasaan dalam mempengaruhi perilaku No Kemauan Jumlah Persentase
PHBS dapat dilihat pada tabel berikut: (%)
1 Tinggi 39 58,21
Tingkat Kebiasaan Responden Terhadap 2 Sedang 20 29,85
Indikator PHBS 3 Rendah 8 11,94
No Tingkat Jumlah Persentase Jumlah 67 100,00
Kebiasaan (%) Sumber: Data Lapangan Tahun 2014
1 Tinggi 24 35,82
2 Sedang 30 44,78 Dapat dilihat bahwa sebanyak 39
3 Rendah 13 19,40 responden atau sekitar 58,21% sudah
Jumlah 67 100,00 memiliki kemauan dalam menjalankan 10
Sumber: Data Lapangan Tahun 2014 indikator PHBS, 20 responden atau sekitar
29,85% tingkat kemauan dalam melakukan
Dapat dilihat bahwa sebanyak 24 PHBS berada pada kategori sedang, dan 8
responden atau sekitar 35,82% memiliki responden atau sekitar 11,94% tingkat
kebiasaan tinggi dalam berperilaku hidup kemauan dalam melakukan PHBS berada
bersih dan sehat, 30 responden atau sekitar pada kategori rendah. Ini menunjukkan
44,78% yang memiliki kebiasaan sedang bahwa tingkat kemauan masyarakat
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat, pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti
dan sekitar 13 responden atau sekitar Pandak dalam melaksanakan 10 indikator
19,40% yang memiliki kebiasaan rendah PHBS berada pada kategori tinggi.
dalam berperilaku hidup bersih dan sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat 4.3.2 Faktor Eksternal
kebiasaan masyarakat pemukiman kumuh di a. Pendidikan
Kelurahan Meranti Pandak dalam
Tingkat pendidikan dapat
menjalankan 10 indikator PHBS dari
menggambarkan bagaimana keadaan latar
pemerintah berada pada kategori sedang.
belakang seseorang dalam kemampuan serta
c. Kemauan keahlian yang dapat digunakan untuk
memperoleh pendapatan dan meningkatkan
Kemauan merupakan proses taraf kesejahteraan hidup. Dalam kaitannya
menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan dengan pelaksanaan 10 indikator PHBS,
seorang individu untuk mencapai tujuan. dimana diharapkan masyarakat pemukiman
Kemauan adalah alasan yang mendasari kumuh di Kelurahan Meranti Pandak yang
sebuah perbuatan yang dilakukan oleh memiliki tingkat pendidikan tinggi

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 11


mengetahui pentingnya hal tersebut untuk berdasarkan jumlah responden yang
dilakukan. untuk melihat tingkat pendidikan menanggapi sebanyak 41 responden atau
responden dapat dilihat pada tabel berikut: sekitar 61,19%. Ini menunjukkan kalau
Tingkat Pendidikan Responden masyarakat tersebut rata-rata masih berada
No Tingkat Jumlah Persentase pada ekonomi menengah sehingga jika
Pendidikan (%) dikaji mengenai harapan dalam melakukan
1 Tinggi 5 7,46 10 indikator PHBS nya juga seharusnya
2 Sedang 48 71,64 lebih banyak responden yang menanggapi
3 Rendah 14 20,90 perilakunya berada pada kategori sedang. Ini
Jumlah 67 100,00 menunjukkan bahwa tingkat pendapatan
Sumber: Data Lapangan Tahun 2014 masyarakat pemukiman kumuh di Kelurahan
Meranti Pandak bukan merupakan faktor
Berdasarkan tabel diatas, dapat yang mempengaruhi perilaku mereka dalam
dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat menjalankan 10 indikator PHBS.
pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti
Pandak berada pada kategori menengah, c. Pekerjaan
berdasarkan tanggapan responden yang
Pekerjaan merupakan suatu profesi
berjumlah 48 responden untuk pendidikan
yang digeluti oleh seseorang untuk
tingkat menengah atau sekitar 71,64%. Ini
mendapatkan penghasilan yang berguna
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
untuk memenuhi kebutuhannya. Pekerjaan
masyarakat pemukiman kumuh di Kelurahan
merupakan sekumpulan kedudukan (posisi)
Meranti Pandak bukan merupakan faktor
yang memiliki persamaan kewajiban atau
yang mempengaruhi perilaku mereka dalam
tugas-tugas pokoknya.. Untuk melihat
menjalankan 10 indikator PHBS.
tingkat pekerjaan responden pada
b. Pendapatan masyarakat pemukiman kumuh di Kelurahan
Latar belakang pendidikan dan Meranti Pandak dapat dilihat pada tabel
keahlian seseorang dapat mempengaruhi berikut ini:
terhadap tingkat pendapatan seseorang. Tingkat Pekerjaan Responden
Untuk melihat tingkat pendapatan responden No Tingkat Jumlah Persentase
yang mewakili masyarakat pemukiman Pekerjaan (%)
kumuh di Kelurahan Meranti Pandak dapat 1 Tinggi 19 28,36
dilihat pada tabel sebagai berikut: 2 Sedang 32 47,76
Tingkat Pendapatan Responden 3 Rendah 16 23,88
Jumlah 67 100,00
No Tingkat Jumlah Persentase Sumber: Data Lapangan Tahun 2014
Pendapatan (%) Berdasarkan tabel diatas, dapat
1 Tinggi 11 16,42 dilihat bahwa tingkat pekerjaan masyarakat
2 Sedang 41 61,19 pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti
3 Rendah 15 22,39 Pandak berada pada kategori sedang
Jumlah 67 100,00 berdasarkan jumlah responden yang
Sumber: Data Lapangan Tahun 2014 menanggapi sebanyak 32 responden atau
sekitar 47,76%. Ini menunjukkan kalau rata-
Berdasarkan tabel diatas, dapat rata masyarakat disana memiliki pekerjaan
dilihat bahwa tingkat pendapatan tingkat menengah dimana dalam penelitian
masyarakat pemukiman kumuh di Kelurahan ini yang termasuk pada kategori menengah
Meranti Pandak berada pada kategori sedang ialah pengrajin, pedagang, berjualan dan

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 12


memang saat diteliti dilapangan kebanyakan perilaku menjalankan indikator
responden yang diteliti disana berprofesi PHBS nya sudah berada pada
sebagai pengrajin ataupun pedagang. kategori Sehat Madya, karena jumlah
responden yang menanggapi
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat perilakunya berada pada kategori
bahwa tingkat pekerjaan masyarakat bersih dan sehat telah masuk pada
pemukiman kumuh di Kelurahan Meranti kisaran 40-50% dari jumlah
Pandak kurang mempengaruhi perilaku keseluruhan responden yang
mereka dalam menjalankan 10 indikator ditetapkan.
PHBS yang ditetapkan pemerintah. Ini 2. Dilihat dari faktor internal dan
berdasarkan dari data yang didapat, dimana eksternal masyarakat dalam
yang memiliki kesesuaian antara tingkat menjalankan 10 indikator PHBS dari
pekerjaan dengan tingkat perilakunya ialah hasil penelitian, yang lebih
responden yang jumlahnya terendah, mendominasi pengaruhnya ialah
sedangkan pada tingkat pekerjaan yang faktor internal yaitu kepercayaan,
tinggi dan menengah tidak memiliki kemauan dan kebiasaan, sedangkan
kesesuaian dengan jumlah pada tingkat faktor eksternalnya yaitu pekerjaan,
perilakunya. pendapatan, serta pendidikannya
kurang mempengaruhi mereka dalam
V. KESIMPULAN DAN SARAN
berperilaku hidup bersih dan sehat.
5.1 Kesimpulan 3. Dari ketiga faktor internal yang
ditetapkan yaitu kepercayaan,
Berdasarkan hasil penelitian dan kemauan dan kebiasaan, yang paling
pembahasan dalam penelitian mengenai mempengaruhi ialah kepercayaan
distribusi masyarakat pemukiman kumuh di dan kemauan responden, sedangkan
Kelurahan Meranti Pandak dalam untuk kebiasaannya kurang
menjalankan 10 indikator PHBS yang mempengaruhi mereka dalam
ditetapkan pemerintah, dapat diambil menjalankan perilaku hidup bersih
kesimpulan sebagai berikut: dan sehat. Hal tersebut dapat
1. Distribusi masyarakat dalam menyatakan kalau responden yang
menjalankan 10 indikator perilaku kepercayaannya tinggi terhadap
hidup bersih dan sehat (PHBS) yang pentingnya perilaku hidup bersih dan
ditetapkan oleh pemerintah melalui sehat di Kelurahan Meranti Pandak
departemen kesehatan (Depkes) sudah memiliki tindakan dengan
belum sepenuhnya dijalankan oleh rasionalitas, karena responden
masyarakat di daerah tersebut, tersebut menjalankan 10 Indikator
berdasarkan jumlah responden yang PHBS atas apa yang mereka
telah menjalankan indikator- percayai. Mereka telah mempercayai
indikator PHBS tersebut yang bahwa dengan menerapkan PHBS
berjumlah 29 responden atau sekitar dapat meningkatkan taraf kesehatan
43,28% dari jumlah keseluruhan walaupun tindakan tersebut tidak
responden yang mewakili didukung oleh lingkungan sekitar
masyarakat pemukiman kumuh yang baik di dalam kesehariannya.
tersebut yang berjumlah 67 Dengan keterbatasan ini, mereka
responden. Ini menunjukkan kalau mencari alternatif lain agar dapat
masyarakat pemukiman kumuh di ³KLGXS´ GL SHPXNLPDQ NXPXh, salah
Kelurahan Meranti Pandak dalam

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 13


satu caranya ialah dengan 2. Pemerintah harus memberikan perhatian
beradaptasi terhadap lingkungan khusus dan mencari solusi dalam
hidupnya tersebut. lingkungan pemukiman di Kelurahan
5.2 Saran Meranti Pandak, dimana kita tahu
daerah tersebut merupakan daerah yang
Berdasarkan kesimpulan diatas maka masih rawan bencana banjir sehingga
saran yang dapat peneliti berikan ialah diharapkan agar dibangunnya drainase
sebagai berikut: yang memadai untuk aliran air.
1. Seluruh lapisan masyarakat di daerah 3. Pemerintah diharapkan dapat
tersebut harus meningkatkan lagi upaya memberikan fasilitas sarana dan
dalam melaksanakan indikator-indikator prasarana kesehatan yang lebih banyak
PHBS yang ditetapkan pemerintah dan memadai agar terciptanya
tersebut agar taraf kesehatannya dapat peningkatan taraf kesehatan yang lebih
meningkat lebih baik lagi kedepannya. baik di daerah tersebut.

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 14


VI. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dani Vardiansyah, 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: Indeks
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, 2006. Komunikasi Antar Budaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya
Depkes RI, 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta:
Depkes RI
_________, 2009. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat, Tersedia dalam:
http:/www.depkes.go.id.
Johnson, Doyle Paul, 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia
Judge, Timothy A, 2008. Perilaku Organisasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat
Mubarok, W.I, Cahyani. N, Rozikin, K, Supardi, 2007. Promosi Kesehatan, Yogyakarta: Graha
Ilmu
Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta
___________, 2005. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,
Yogyakarta: Andi Offset
___________, 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, PT Rineka Cipta: Jakarta
Nurhayati, 1990. Hubungan Antara Pendidikan dengan Kebiasaan. Pendidik Malang
Raho SVD, Bernard, 2007. Teori Sosiologi Modern. Prestasi Pustaka Publisher
Sander, M.A, 2005. Hubungan Faktor Sosial Budaya dengan Kejadian Diare di Desa
Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika. Vol.2, No. 2. Juli-Desember
2005
Widoyono, 2008. Penyakit Tropis: Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan
Pemberantasannya. Semarang: Penerbit Erlangga

Web
http://wwwpusink.blogspot.com/p/hubungan-antara-lingkungan-dan-perilaku.html
(diakses tanggal 16 Agustus 2013 Pukul 19.00)

Skripsi
Habibi Juli, 2012. Persepsi Dan Tingkat Disiplin Masyarakat Menjaga Budaya Bersih Terhadap
Lingkungannya di Kelurahan Sukaramai Kecamatan Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru.
Pekanbaru: UNRI

Jom FISIP Volume 2 No. 1 Oktober 2014 Page 15

You might also like