Pelayanan Administrasi Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Provinsi Maluku Utara Remeyl Dutu Gustaf Budi Tampi Jericho D. Pombengi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PELAYANAN ADMINISTRASI PERPAJAKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

PROVINSI MALUKU UTARA

Remeyl Dutu
Gustaf Budi Tampi
Jericho D. Pombengi

Abstrak: Tax Administration Service at North Maluku Province Tax Office. The method used in this research
is qualitative research method where the data is presented in descriptive form to then analyzed, data collection
is done by direct interview to the research informant which have been determined by purposive sampling method,
observation in the field and by reviewing supporting documents. Public services as all forms of activities
undertaken by central government agencies, in regions in the form of goods and services both in the fulfillment
of community needs and in the implementation of legislation.
administration is a dynamic and sustainable process, driven in order to achieve goals by utilizing people
and materials through coordination and cooperation. Taxes are the contribution of the people to the state
treasury under the law (which can be imposed) by not receiving lead services (kontraprestasi) which can be
directly demonstrated and used to pay public expenditures. Given the importance of the tax role, the government
in this case the Directorate General of Tax under the auspices of the Ministry of Finance made various strategic
efforts to maximize tax revenues and tax services to the public as taxpayers. One way to do this is by
implementing modern tax administration system. Modern tax administration system is the desire to form a clean,
professional, responsible, and able to create an effective and efficient bureaucracy. Universally, tax
administration is the key to success in a tax policy. Therefore, tax administration reform should be done
continuously so that the service function can be given optimally to the community. With a good administrative
system, it is expected that the government is able to optimize the realization of tax revenue and improve tax
compliance.

Keywords: Public Service, Tax Administration

PENDAHULUAN untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran


umum berhubungan dengan tugas Negara yang
Pajak merupakan salah satu komponen diselenggarakan pemerintah. Atau dengan kata
penting dalam penerimaan negara, karena lain bahwa pajak tidak hanya digunakan untuk
besarnya kontribusi pajak terhadap penerimaan membiayai tugas-tugas dan aktivitas kenegaraan
negara sehingga pajak dapat mempengaruhi pemerintah melainkan juga digunakan untuk
jalannya roda pemerintahan dan pembangunan di membayar pengeluaran umum yang mempunyai
negara Indonesia. Besar kecilnya pajak akan kaitan langsung dengan masyarakat seperti
menentukan kapasitas anggaran Negara dalam penyediaan fasilitas umum.
membiayai pengeluaran Negara, baik untuk
Dibentuknya suatu pemerintahan pada
pembiayaan pembangunan maupun untuk
hakekatnya adalah memberikan pelayanan
pembiayaan rutin. Menurut Adriani dalam
kepada masyarakat. Pemerintahan tidaklah
Brotodiharjo, (1991:2) pajak adalah iuran kepada
dibentuk untuk melayani diri sendiri tetapi untuk
Negara yang terutang oleh yang wajib
melayani masyarakat, menciptakan kondisi yang
membayarnya menurut peraturan-peraturan
memungkinkan setiap individu dapat
dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang
mengembangkan kemampuan dan kreatifitasnya
langsung dapat ditunjuk, dan tujuannya adalah
untuk tujuan bersama. Pemerintah merupakan
manifestasi dari kehendak rakyat, karena itu melalui sistem administrasi perpajakan yang
harus memperhatikan kepentingan rakyat melalui efektif dan efisien maka diperlukan peningkatan
proses dan mekanisme pemerintahan. Pemerintah kualitas Sumber Daya Manusia khususnya para
memiliki peran untuk melaksanakan fungsi pegawai yang ada di Kantor Pelayanan Pajak
pelayanan dan pengaturan warga Negara. Untuk Pratama Ternate guna tercapainya visi dan misi
mengimplementasikan fungsi tersebut, dari Direktoral Jenderal Pajak serta
pemerintah melakukan aktivitas pelayanan, meningkatkan kualitas pelayanan public yang
pengaturan, pembinaan, koordinasi dan diberikan.
pembangunan dalam berbagai bidang. Layanan Salah satu bentuk reformasi perpajakan
itu sendiri disediakan pada berbagai lembaga yang dilakukan adalah modernisasi administrasi
atau institusi pemerintah dengan aparat sebagai pelayanan pajak melalui penggunaan teknologi,
pemberi layanan secara langsung kepada informasi dan komunikasi. Tentunya
masyarakat. administrasi perpajakan sudah tidak relevan lagi
Antara pemerintah dan masyarakat menggunakan teknologi era pita kaset untuk
terdapat suatu hubungan, dimana ada masyarakat mendapatkan hasil optimal di era digital ini. Hal
di sana pula pemerintah diperlukan. Hubungan tersebut penting dilakukan agar wajib pajak
ini lebih didasarkan pada suatu interaksi antara merasakan kemudahan dalam mematuhi
yang menyediakan atau memberikan produk kewajiban perpajakannya. Berbagai langkah
dengan yang membutuhkan atau menerima telah dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak
produk. Pemerintah adalah semua badan yang sebagai garda terdepan dalam memberikan
memproduksi, mendistribusi atau menjaul alat pelayanan pada wajib pajak. Pada tahun 2013
pemenuh kebutuhan masyarakat berbentuk jasa pemanfaatan teknologi informasi dan
public dan layanan masyarakat, sedangkan komunikasi dimulai dengan diterapkannya e-
masyarakat yang mempunyai hak untuk registration atau sistem pendaftaran wajib pajak
mendapatkan, menerima dan menggunakan secara online. Sistem ini memungkinkan subjek
produk dari pemerintah, baik yang bersifat fisik pajak untuk mendaftarkan dirinya sebagai wajib
maupun non fisik. pajak tanpa perlu datang ke kantor pelayanan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama pajak (KPP) tempat ia berdomisili. Selanjutnya
Ternate merupakan institusi pemerintah yang Direktorat Jenderal Pajak juga menerapkan e-
mempunyai tugas pokok dalam filling yang merupakan bentuk modernisasi
menyelenggarakan urusan perpajakan, karena sarana penyampaian surat pemberitahuan (SPT)
iuran pajak dapat digunakan untuk pembangunan secara online melalui situs jejaring e-filling pajak
dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sesuai yang dari Direktorat Jenderal Pajak. Kemudian
tercantum dalam visi Direktoral Jenderal Pajak Direktorat Jenderal Pajak juga mengeluarkan
yaitu menjadi institusi pemerintah yang kebijakan tentang e-billing pajak yang
menyelenggarakan sistem administrasi merupakan sistem pembayaran pajak online
perpajakan modern yang efektif, efisien dan untuk lebih memudahkan wajib pajak dalam
dipercaya masyarakat dengan integritas dan membayar pajak mereka.
profesionalisme yang tinggi, serta misi Berbagai upaya di atas dilakukan untuk
mengimpun penerimaan pajak Negara meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak
berdasarkan Undang – Undang Perpajakan yang sehingga nantinya mereka akan lebih sadar
mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan pentingnya pajak bagi kehidupan bernegara dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan membangun kepatuhan mereka dalam
membayar pajak. Akan tetapi berdasarkan Berdasarkan permasalahan yang telah
penelitian yang telah peneliti lakukan di Kantor diuraikan di atas dan didukung oleh aspek teoritis
Pelayanan Pajak Pratama Ternate, ada beberapa maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih
permasalahan terkait pelayanan administrasi dalam pelayanan administrasi perpajakan di KPP
perpajakan diantaranya ketidaksesuaian rasio Pratama Ternate melalui penelitian yang
antara pegawai pajak dengan wajib pajak berjudul: “Pelayanan Administrasi Perpajakan
mengakibatkan kurang optimalnya implementasi Di Kantor Pelayanan Pajak Provinsi Maluku
pelayanan administrasi perpajakan di KPP Utara”
Pratama Ternate, banyaknya wajib pajak yang
datang tidak sesuai dengan jumlah petugas pajak
yang ada sehingga mengakibatkan terjadinya TINJAUAN PUSTAKA
penumpukan antrian. Masyarakat harus
Konsep Administrasi
mengantri lama untuk menunggu giliran dalam
melakukan penguruswan. Petugas pajak kurang Sebelum membahas lebih jauh mengenai
memberikan pendekatan kepada masyarakat administrasi pajak, maka peneliti terlebeih
terkait alur atau prosedur pengurusan pajak, dahulu akan membahas mengenai konsep
sehingga masyarakat kurang memahami alur atau administrasi. Menurut Rahayu (2010:93),
mekanisme pengurusan Hal ini tentunya administrasi merupakan suatu proses yang
berdampak pada kualitas pelayanan publik di dinamis dan berkelanjutan, yang digerakkan
KPP Pratama Ternate, ada beberapa wajib pajak dalam rangka mencapai tujuan dengan cara
yang datang untuk bertanya mengenai memanfaatkan orang dan material melalui
penyelesaian kewajiban mereka sebagai wajib koordinasi dan kerja sama.
pajak akan tetapi respon dari petugas pajak masih
tergolong lambat dan kebingungan sehingga Menurut Dunsire (2008:43),
mereka harus membuka dan mencari informasi “administrasi diartikan sebagai arahan,
yang terdapat didalam computer terlebi dahulu. pemerintahan, kegiatan, implementasi,
Tidak responsifnya institusi pelaksana pelayanan mengarahkan, penciptaan prinsip-prinsip
public akan berdampak pada berkurangnya implementasi kebijakan, kegiatan melakukan
kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan analisis, menyeimbangkan dan
pelayanan public. mempresentasikan keputusan, pertimbangan-
pertimbanagn kebijakan, sebagai pekerjaan
Permasalahan selanjutnya mengenai
individual dan kelompok dalam menghasilkan
belum efektifnya sosialisasi yang dilakukan
barang dan jasa publik, dan sebagai arena bidang
terhadap wajib pajak dalam meningkatkan
kerja akademik dan teoritis”. Selanjutnya
kesadaran membayar pajak, KPP Pratama
Menurut Atmosudirdjo (1986:2), administrasi
Ternate belum maksimal dalam
adalah mengarahkan kegiatan-kegiatan kita
mensosialisasikan pentingnya membayar pajak
secara terus-menerus menuju tercapainya tujuan,
serta mengenai prosedur pelayanan administrasi
dan mengendalikan sumber-sumber serta gerak-
pajak yang akan dilewati oleh masyarakat
gerik pemanfaatannya dengan peraturan-
sebagai wajib pajak. Hal ini menimbulkan miss
peraturan dan rencana-rencana kita.
understanding dikalangan masyarakat sebagai
wajib pajak dalam pengurusan administrasi
pajak.
Konsep Perpajakan merealisasikan peraturan perpajakan, dan
penerimaan Negara sebagaimana amanat APBN.
Menurut Soemarso (2007:3), Pajak
Menurut Sophar (1997: 37), administrasi
diartikan sebagai perwujudan atas kewajiban
perpajakan adalah cara-cara atau prosedur
kenegaraan dan partisipasi masyarakat dalam
pengenaan dan pemungutan pajak. Sedangkan
memenuhi keperluan pembiayaan Negara dan
Rahayu (2010:93), adminitrasi pajak adalah
pembangunan nasional guna tercapainya
sebagai suatu prosedur meliputi antara lain tahap-
keadilan sosial dan kemakmuran yang merata,
tahap administrasi wajib pajak, penetapan pajak,
baik material maupun spiritual. Kemudian
pembayaran pajak, pelaporan pajak dan
Menurut Mardiasmo (2011:23), pajak adalah
penagihan pajak. Sedangkan Menurut Siti Kurnia
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang
(2010:93),menyatakan bahwa administrasi
oleh orang peribadi atau badan yang bersifat
perpajakan berperan penting dalam system
memaksa berdasarkan undang-undang, dan tidak
perpajakan di suatu Negara, suatu Negara dapat
mendapatkan imbalan secara langsung dan
dengan sukses mencapai sasaran yang
digunakan untukkeperluan Negara bagi sebesar-
diharapkan dalam menghasilkan penerimaan
besarnya kemakmuran rakyat.
pajak yang optimal. Karena administrasi
Menurut Soemitro (2011:1), Pajak perpajakan mampu dengan efektif melaksanakan
adalah iuran rakyat kepada kas Negara system perpajakan disuatu Negara yang dipilih.
berdasarkan undang-undang (yang dapat
Konsep Pelayanan
dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan Menurut Pasolong (2010:128) Pelayanan
dan yang digunakan umtuk membayar pada dasarnya dapat didefenisikan sebagai
pengeluaran umum. Sementara itu menurut aktivitas seseoraang, kelomok dan/atau
Muljono (2010:3). organisasi baik langsung mauun tidak langsung
untuk memenuhi kebutuhan. Kemudian Menurut
Menurut Kesit (2003:1), Pajak adalah
Gronroos, (1990:27) Pelayanan adalah suatau
iuran wajib anggota masyarakat kepada kas
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
Negara karena undang-undang, dan atas
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi
pembayaran tersebut pemerintah tidak
sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
memberikan balas jasa yang langsung dapat
dengan karyawan atau hal-hal lain yang
ditunjuk. Sedangkan Menurut Burton (2007:5),
disediakan oleh perusahan, pemberian
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara
pelayanaan yang dimaksud untuk memecahkan
berdasarkan undang-undang dengan tidak
permasalahan konsumen/pelanggan.
mendapat jasa timbal yang langsung dapat
ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar METODE PENELITIAN
pengeluaran umum. Jenis Penelitian

Konsep Administrasi Perpajakan Jenis penelitian yang peneliti gunakan


Menurut Safri (2005:98), administrasi adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
perpajakan adalah Penatausahaan dan pelayanan deskriptif kualitatif adalah penelitian yang
terhadap hak dan kewajiban wajib pajak baik menyajikan data penelitian dalam bentuk uraian
dikantor fiskus maupun dikantor wajib pajak. kalimat. Penelitian kualitatif menurut Sugiyono
Sedangkan Menurut Pandiangan (2007:33), (2014:8) sering disebut metode penelitian
administrasi perpajakan diupayakan untuk
naturalistik karena penelitiannya diakukan pada penelitian kualitatif instrument utamanya adalah
kondisi yang alamiah. penelitian itu sendiri namun setelah fokus
penelitiannya menjadi jelas, maka akan
Lokasi Penelitian dikembangkan instrument penelitian sederhana,
yang diharapkan dapat melegkapi data dan
Penelitian ini dilakukan di Kantor membandingan dengan data yang telah
Pelayanan Pajak Pratama Ternate, Provinsi ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Maluku Utara Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang palig strategis dalam penelitian,
Informan Penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Pengumpulan data dapat
Informan dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan berbagai cara.
mereka yang terkait dengan objek penelitian dan Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
dianggap mampu memberikan informasi akurat dalam penelitian ini digunakan beberapa cara:
terkait data yang dibutuhkan, penentuan I. wawancara, (interview).
informan dilakukan dengan teknik purposive II. Pengambilan data sekunder
sampling yaitu dengan cara memilih orang-orang dilokasi penelitian.
yang dianggap paling mengetahui dan mampu III. Dokumentasi
menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti.
mereka terdiri dari:
1. Kepala KPP Pratama Ternate : 1 orang Teknik Analisa Data
2. Masyarakat Sebagai Wajib Pajak : 5 orang Miles and Huberman dalam Sugiyono
3. Pegawai KPP Pratama Ternate : 4 orang
(2014: 246), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
Fokus Penelitian interaktif dan berlangsung secara terus menerus
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini sampai tuntas, dan datanya jenuh. Berikut teknik
adalah pelayanan administrasi perpajakan di
analisis data yang peneliti gunakan pada
kantor pelayanan pajak provinsi Maluku Utara penelitian ini dengan mengacu pada pendapat
dengan studi kasus di KPP Pratama Ternate. Miles and Huberman:
Pelayanan publik akan dilihat menggunakan teori
Tahap pertama adalah reduksi data. Data
dari Rahmayanti, (2010:89) dengan melihat yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
indikator: prosedur pelayanan, waktu pelayanan, banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti
biaya pelayanan, produk pelayanan, sarana dan dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,
prasarana, kompetensi petugas.
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting dicari tema dan polanya.
Instrumen Penelitian dan Teknik Dengan demikian data yang telah direduksi akan
Pengumpulan Data memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah penelitian untuk mencari data
Dalam hal instrument penelitian kualitatif, selanjutnya bila diperlukan.
nasution dalam Sugiyono (2014: 223) Tahap kedua adalah menyajikan data. Dan
menyatakan : dalam penelitian kualitatif, tidak penelitian kualitatif, menyajikan data biasa
ada pilihan lain daripada menjadikan manusia
dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Yang
sebagai instrument penelitian utama. Dalam paling sering digunakan untuk menyajikan data
dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku
yang berisikan naratif. Dengan menampilkan Utara.
data maka akan memudahkan untuk memahami Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ternate
apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya memiliki wilayah kerja seluruh provinsi Maluku
berdasarkan data yang telah disajikan tersebut. Utara mulai dari Kota Tidore hingga Kabupaten
Tahap ketiga adalah penarikan kesimpulan Kepulauan Sula dan Kabupaten Kepulauan
dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian Taliabu. Karena wilayah Provinsi Maluku Utara
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan yang berbentuk kepulauan, maka untuk
masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi memaksimalkan pelayanan kepada Wajib Pajak
mungkin juga tidak.karena rumusan masalah KPP Pratama Ternate memiliki 3 Kantor
dalam penelitian kualitatif biasa saja berkembang Pelayanan dan Penyuluhan Perpajakan (KP2KP).
setelah penelitian memasuki lapangan. KP2KP tersebut adalah KP2KP Tidore, KP2KP
Labuha, dan KP2KP Sanana.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam menjalankan Tugas
mengumpulkan Penerimaan Pajak dan Pelayanan
Sejarah KPP Pratama Ternate
Wajib Pajak, KPP Pratama Ternate dibagi
KPP Pratama Ternate diawali dengan menjadi beberapa unit kerja sesuai tujuan pokok,
Berdirinya Kantor Dinas Luar di Ternate pada dan fungsi Penerimaan, Kepatuhan, dan
tahun 1970 berdasarkan Keputusan Menteri Pelayanan. Untuk fungsi pelayanan ada Seksi
Keuangan RI nomor 135/KMK/1970 tanggal 12 Pelayanan dan Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Februari 1970 Tentang pembentukan Kantor I yang bertugas menerima dan memproses
Dinas Luar Ternate dengan wilayah meliputi permohonan dari Wajib Pajak, serta melakukan
seluruh kabupaten Maluku Utara dan Papua. Konsultasi kepada Wajib Pajak. Fungsi
Sesuai dengan Perubahan Struktur organisasai Kepatuhan dan Fungsi Penerimaan dilakukan
Direktorat Jenderal Pajak, maka Berdasarkan oleh Seksi Pengawasan dan Konsultasi II,III, IV,
Keputusan Menteri Keuangan RI nomor Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, Seksi
376/KMK/1989 tanggal 17 November 1989 Penagihan dan Seksi Pemeriksaan serta
Kantor Dinas Luar Ternate Berubah menjadi Fungsional Pemeriksa. Dan Terakhir Subbagian
Kantor Pelayanan Pajak Ternate Type B. Umum dan Kepatuhan Internal yang merupakan
Selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri unit pendukung yang menunjang berjalannya
Keuangan RI nomor 566/PMK/1994 Tanggal 22 Fungsi-Fungsi diatas.
Desember 1994 Kantor Pelayanan Pajak Ternate
Type B berubah status menjadi Kantor Pelayanan Kelompok Jabatan dan Uraian Tugas
Pajak Ternate.
Untuk menunjang terlaksananya
Adanya reformasi birokrasi di
pelayanan publik yang baik serta menjamin
Kementerian Keuangan dan modernisasi
terlaksananya administrasi perpajakan yang
Direktorat Jenderal Pajak maka berdasarkan
efektif dan efisien, maka pada Kantor Pelayanan
keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor
Pajak Pratama Ternate terdapat beberapa
195/PJ/2008 tanggal 27 Nopember 2008, Kantor
kelompok jabatan yang mempunyai tugas
Pelayanan Pajak Ternate berubah menjadi Kantor
masing-masing sebagai berikut:
Pelayanan Pajak Pratama Ternate dan berada di
bawah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak a. Sub Bagian Umum, memiliki tugas
menangani urusan yang berhubungan
dengan kepegawaian, keuangan, tata usaha pengawasan kepatuhan kewajiban
dan rumah tangga. perpajakan Wajib Pajak,
b. Seksi Pelayanan, Memiliki tugas bimbingan/himbauan kepada wajib pajak,
mengkoordinasikan penetapan dan dan konsultasi teknis perpajakan,
penerbitan produk hokum perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisa
pengadministrasian dokumen dan berkas kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib
perpajakan, penerimaan dan pengolahan pajak dalam rangka melakukan
surat pemeberitahuan, serta penerimaan intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil
surat lainnya, penyuluhan perpajakan, banding berdasarkan ketentuan yang
pelaksanaan registrasi wajib pajak dan berlaku.
kerjasama perpajakan sesuai ketentuan h. Fungsional Pemeriksa, Memiliki tugas
yang berlaku. menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, perpajakan dan tujuan lain dalam rangka
Memiliki tugas melakukan pengumpulan, melaksanakan ketentuan peraturan
pencarian, dan pengolahan data, penyajian perundang-undangan perpajakan.
informasi perpajakan, perekaman
dokumen perpajakan, pelayanan dukungan Pelayanan Publik
teknis computer. Prosedur Pelayanan
d. Seksi Ekstensifikasi, Memiliki tugas
mengkoordinasikan pengamatan potensi Prosedur pelayanan merupakan salah
perpajakan, pendataan objek dan subjek satu hal pokok yang harus menjadi pusat
pajak, mengumpulkan data wajib pajak perhatian oleh petugas pajak dalam melakukan
dan objek pajak, membuat monografi pelayanan kepada wajib pajak baik orang
fiskal, dan melakukan penilaian objek maupun badan. Menurut Kurniawan, (2005:7)
Pajak Bumi Bangunan. bahwa pelayanan publik adalah kegiatan yang
e. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan dilakukan oleh sesorang atau kelompok orang
Internal, Memiliki tugas melaksanakan dengan landasan faktor matrial melalui sistem,
penyusunan rencana pemeriksaan, prosedur dan metode tertentu dalam usaha
pengawasan pelaksanaan aturan memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan
pemeriksaan , penerbitan dan penyaluran haknya. Hal ini menunjukan bagaimana
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta pentingnya pelaksanaan pelayanan publik yang
administrasi pemeriksaan lainnya, sesuai dengan prosedur agar dapat menciptakan
pemantauan pengendalian internal, suatu pelayanan publik yang berkualitas. Dalam
pengelolaan risiko, serta penyusunan kaitannya dengan prosedur pelayanan yang
rekomendasi perbaikan proses bisnis. dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama,
f. Seksi Penagihan, Memiliki tugas tentu saja bermuara pada upaya untuk
mengurus penatausahaan piutang pajak, menciptakan kualitas pelayanan yang baik
penundaan dan angsuran tunggakan pajak, dengan harapan bahwa semakin baik kualitas
penagihan aktif, usulan penghapusan pelayanan maka akan meningkatkan kepatuhan
piutang pajak, serta penyimpanan wajib pajak dalam menyelesaikan kewajiban
dokumen-dokumen penagihan. mereka.
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Berdasarkan penelitian yang telah
Memiliki tugas mengkoordinasikan peneliti lakukan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Ternate terkait dengan prosedur penggelapan pajak (tax avasion). Hal ini sejalan
pelayanan yang dilakukan, masih ada masyarakat dengan hasil penelitian di atas yang menunjukan
sebagai wajib pajak yang mengeluhkan prosedur bagaiman rendahnya wajib pajak yang
pelayanan di KPP Pratama Ternate. Alur atau melaporkan SPT tahunan di KPP Pratama
prosedur pelayanan masih dirasakan berbelit- Ternate.
belit dan mengakibatkan kebingungan bagi wajib
pajak dalam pengurusan kewajiban mereka. ADMINISTRASI PERPAJAKAN
Kemudian petugas pajak yang ada dinilai belum
Menurut Silvani dalam Rahayu
cepat dan tanggap dalam melayani wajib pajak (2010:93), administrasi pajak dikatakan efektif
yang datang, ketika terdapat hal-hal yang kurang bila mampu mengatasi masalah-masalah:
dimengerti oleh wajib pajak mereka lambat a. Wajib pajak yang tidak menyampaiakan
mendapat penjelasan dari petugas pajak yang
surat pemberitahuan (SPT).
ada. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara b. penggelapan pajak (tex evaders) dan
dengan informan penelitian R.D yang penunggak pajak
mengatakan bahwa:
“prosedur pelayanan di KPP Pratama mengacu pada pendapat di atas maka peneliti
Ternate masih membuat wajib pajak merasa akan melihat bagaimana efektivitas administrasi
bingung, pelayanan yang dilakukan oleh perpajakan di KPP Prata Ternate.
petugas pajak masih terlalu berbelit-belit
selain itu ketika terdapat hal-hal yang kurang Wajib Pajak Yang Tidak Menyampaikan SPT
dimengerti petugas yang ada kurang
memberikan pendekatan kepada masyarakat
SPT (Surat Pemberitahuan) adalah surat
sebagai wajib pajak untuk menjelaskan
yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
mengenai mekanisme dan prosedur
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran
pengurusan yang ada. Hal ini tentunya
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
membuat kami merasa kurang puas terhadap
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
prosedur pelayanan yang ada”.
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan di KPP Pratama Ternate, ditemukan Fungsi SPT ditujukan kepada tiga
bahwa administrasi perpajakn yang ada belum subjek, yaitu:
sepenuhnya dapat mengatasi masalah
1. Wajib Pajak PPh
penggelapan pajak. Pemberlakuan self
Sebagai sarana WP untuk melaporkan
assessment sistem yang merupakan sistem
dan mempertanggungjawabkan penghitungan
pemungutan pajak yang memberi wewenang
jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
melaporkan tentang :
jumlah pajak terutang setiap tahunnya sesuai
a. pembayaran atau pelunasan pajak yang
dengan ketentuan undang-undang perpajakan
telah dilaksanakan sendiri atau melalui
yang berlaku diharapkan dapat menimbulkan
pemotongan atau pemungutan pihak lain
kesadaran wajib pajak untuk mengisi SPT
dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun
mereka sendiri. Namun justru dengan adanya self
Pajak;
assessment sistem membuat wajib pajak yang ada
b. penghasilan yang merupakan objek pajak
cenderung melakukan kecurangan seperti
dan atau bukan objek pajak;
c. harta dan kewajiban; menjadi kewajibannya, memalsukan dokumen,
d. pemotongan/ pemungutan pajak orang atau atau mengisi data dengan tidak lengkap dan tidak
badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak. benar.
2. Pengusaha Kena Pajak Dengan demikian penggelapan pajak
dapat didefinisikan sebagai suatu upaya atau
Sebagai sarana untuk melaporkan dan
tindakan yang merupakan pelanggaran terhadap
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
ketentuan peraturan perundang-undangan
PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan perpajakan seperti berikut:
untuk melaporkan tentang :
a. Tidak dapat memenuhi pengisian surat
pemberitahuan (SPT) tepat waktu
a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap
b. Tidak dapat memenuhi pembayaran tepat
Pajak Keluaran;
waktu
b. pembayaran atau pelunasan pajak yang
c. Tidak dapat memenuhi pelaporan dan
telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan
pengurangannya secara lengkap
atau melalui pihak lain dalam satu masa
d. Tidak dapat memenuhi kewajiban
pajak, yang ditentukan oleh ketentuan
memelihara pembukuan
peraturan perundang-undangan
e. Tidak dapat memenuhi kewajiban
perpajakan yang berlaku.
menyetorkan pajak penghasilan para
3. Pemotong/Pemungut Pajak
karyawan yang dipotong dan pajak-pajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan lainnya yang telah dipungut
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong f. Melakukan penyuapan terhadap aparat
atau dipungut dan disetorkan. perpajakan dan atau tindakan intimidasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah lainnya.
dilakukan di KPP Pratama Ternate, administrasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
perpajakan yang ada belum dapat mengatasi
dilakukan di KPP Pratama Ternate, ditemukan
wajib pajak yang tidak menyampaikan SPT.
bahwa administrasi perpajakn yang ada belum
Berikut ini peneliti akan menguraikan dalam
sepenuhnya dapat mengatasi masalah
bentuk tabel mengenai wajib pajak orang pribadi
penggelapan pajak. Pemberlakuan self
yang tidak menyampaikan SPT tahunan.
assessment sistem yang merupakan sistem
Penggelapan Pajak (tax evaders) dan pemungutan pajak yang memberi wewenang
Penunggak Pajak kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri
jumlah pajak terutang setiap tahunnya sesuai
Tax evasion adalah tindakan wajib pajak dengan ketentuan undang-undang perpajakan
yang selalu berusaha untuk membayar pajak yang berlaku diharapkan dapat menimbulkan
terutang sekecil mungkin dan melanggar kesadaran wajib pajak untuk mengisi SPT
ketentuan perundang-undangan perpajakan mereka sendiri. Namun justru dengan adanya self
misalnya wajib pajak tidak melaporkan assessment sistem membuat wajib pajak yang ada
pendapatan sebenarnya. Menurut Mardiasmo cenderung melakukan kecurangan seperti
(2011:93) penggelapan pajak adalah usaha yang penggelapan pajak (tax avasion). Hal ini sejalan
dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan dengan hasil penelitian di atas yang menunjukan
beban pajak dengan cara melanggar undang- bagaiman rendahnya wajib pajak yang
undang. Para wajib pajak sama sekali melaporkan SPT tahunan di KPP Pratama
mengabaikan ketentuan formal perpajakan yang Ternate.
Penggelapan pajak juga diakibatkan g. Sosialisasi e-filling di Universitas Khairun
karena pemahaman perpajakan yang dimiliki Ternate
wajib pajak. Pemahaman perpajakan merupakan h. Tax center, seminar tentang perpajakan,
tingkat pengetahuan hak dan kewajiban sebagai dll
wajib pajak, seberapa besar ketentuan perpajakan i. Bekerjasama dengan bidang Humas
dapat dipahami dan dimengerti oleh wajib pajak. kanwil Direktorat Jenderal Pajak wilayah
Pemahaman wajib pajak yang masih rendah SulutTengGo dan Malut melakukan tax
terhadap undang-undang perpajakan yang road show yang bertujuan untuk
berlaku merupakan salah satu faktor yang mensosialisasikan pajak kepada pelajar
mendorong wajib pajak melakukan tindakan SMA, kegiatan ini dikemas dalam lomba
penggelapan pajak (tax avasion). cerdas cermat pajak, lomba vocal group
dan tax office tour.
Dalam upaya untuk meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap pentingnya PENUTUP
pajak, maka KPP Pratama Ternate melakukan
berbagai upaya diantaranya sosialisasi. KPP Kesimpulan
Pratama Ternate memiliki beberapa cara atau Berdasarkan hasil penelitian yang telah
metode sosialisasi, berikut ini peneliti akan dilakukan tentang pelayanan administrasi
menjabarkan upaya sosialisasi yang dilakukan perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
oleh KPP Pratama Ternate sesuai hasil penelitian
Ternate maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
yang ada. berikut:
Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh KPP 1. Prosedur pelayanan yang dilakukan
Pratama Ternate terhadap wajib pajak terdaftar, kepada wajib pajak di KPP Pratama
wajib pajak baru dan calon wajib pajak. Ada Ternate belum sepenuhnya memberikan
beberapa metode yang dilakukan antara lain: pelayanan yang prima, prosedur yang
berbelit-belit menimbulkan kebingungan
a. Kelas pajak kepada wajib pajak.
b. Pelatihan e-SPT dan e-filling 2. Waktu pelayanan yang diberikan kepada
c. Lomba perpajakan wajib pajak di KPP Pratama Ternate sudah
d. Tax gathering cukup baik, pelayanan dilakukan sesuai
e. Kampanye simpatik standar waktu yang diatur didalam SOP
f. Bekerjasama dengan bidang P2Humas 3. Biaya pelayanan yang diberikan kepada
kanwil Direktorat Jenderal Pajak wilayah wajib pajak di KPP Pratama Ternate sudah
SulutTengGo dan Malut baik dan sesuai dengan peraturan
menyelenggarakan pembekalan kepada perundang-undangan perpajakan yang
mahasiswa dalam persiapan pajak masuk berlaku. Tidak ada biaya tambahan atau
desa melalui kampus (PMDK) di pungutan liar yang ditagihkan kepada wajib
universitas Khairun (unkhait) Ternate. pajak yang datang
Tujuan kegiatan ini adalah untuk 4. Produk pelayanan yang diberikan di KPP
membekali para mahasiswa Unkhair Pratama Ternate sudah baik dan sesuai
Ternate yang akan melakukan kegiatan dengan SOP dalam surat edaran direktur
pengabdian kepada masyarakat jenderal pajak.
5. Sarana dan prasarana pendukung di KPP Saran-Saran
Pratama Ternate sudah baik dan lengkap.
Wajib pajak yang datang juga sudah merasa
puas dengan sarana dan prasarana yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah
disediakan di KPP Pratama Ternate dilakukan di KPP Pratama Ternate tentang
6. Kompetensi petugas pajak di KPP Pratama pelayanan administrasi perpajakan maka saran
Ternate juga sudah baik, pada umumnya yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
tingkat pendidikan petugas juga sudah baik. 1. Perluh adanya pembenahan terkait prosedur
Pendidikan petugas pajak yang ada di KPP pelayanan di KPP Pratama Ternate, alur
Pratama Ternate paling rendah SMA dan pelayanan dilakukan sesederhana mungkin
sudah ada yang mencapai S2. agar tidak menimbulkan kebingungan bagi
7. Efektivitas administrasi perpajakan dalam wajib pajak. Selain itu, perluh adanya
mengatasi wajib pajak yang tidak terdaftar penambahan petugas pajak agar sesuai
di KPP Pratama Ternate sudah dapat dengan rasio jumlah wajib pajak di KPP
dikatakan baik. Masyarakat sebagai wajib Prata Ternate mengingat luasnya wilayah
pajak merasa dimudahkan dengan adanya kerja serta wilayah kerja yang berciri
sistem e-registration. kepulauan.
8. Dengan adanya sistem e-filling justru 2. Kesadaran wajib pajak dalam melaporkan
masyarakat sebagai wajib pajak yang ada di SPT tahunan perluh ditingkatkan melalui
KPP Pratama Ternate masih rendah yang sosialisasi kepada wajib pajak maupun calon
melaporkan SPT Tahunan. Walaupun wajib pajak sehingga dapat meningkatkan
demikian, pada umumnya wajib pajak penerimaan Negara melalui sektor pajak.
menyampaikan SPT tahunan melalui sistem 3. Perluh adanya strategi yang tepat dari DJP
e-filling. Hanya sebagian kecil yang mengenai penggelapan pajak yang
melaporkan SPT secara manual. dilakukan oleh wajib pajak, seperti mereka
Kesimpulannya, sistem e-filling yang tidak menyampaikan SPT tahunan
memudahkan masyarakat dalam mereka.
menyampaikan SPT dan banyak dipilih oleh
wajib pajak dalam melaporkan SPT. Tetapi
DAFTAR PUSTAKA
belum dapat meningkatkan kesadaran wajib
Atmosudirdjo, S. 1986. Dasar-Dasar
pajak untuk menyampaikan SPT tahunan. Administrasi Manajemen dan Manajemen
9. Penggelapan pajak menjadi permasalahan Kantor. Jakarta: Ghalia Indonesia
yang juga harus mendapat perhatian serius Dwiyanto, A. 2005. Mewujudkan Good
bagi KPP Pratama Ternate maupun
Governance Melalui Pelayanan Publik.
Direktorat Jenderal Pajak, rendahnya Yogyakarta: Pustaka Pelajar
masyarakat yang menyampaikan SPT Ibrahim, A. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan
tahunan merupakan upaya melakukan Publik Serta Implementasinya. Bandung:
penggelapan pajak.
Mandar Maju
Kesit, B.P. 2003. Pendapatan dan Retribusi
Daerah. Yogyakarta: UII Press
Kotler, P. 2000. Principles of Marketing. United
States of Amerika: Pearson
Kurniawan, A. 2005. Transformasi Pelayanan Siagian, S.P. 2002. Kepemimpinan Organisasi
Publik. Yogyakarta: Pembaruan dan Perilaku Administrasi. Jakarta:
Lukman, S. 2000. Manajemen Kualitas Gunung Agung
Pelayanan. Jakarta: STIA LAN Press Silalahi, U. 1989. Studi Tentang Ilmu
Mangkoesoebroto, A.G. 2001. Teori Ekonomi Administrasi. Bandung: Sinar Jaya
Makro. Yogyakarta: STIE YKPN Sinambela, P. 2006. Reformasi Pelayanan
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Publik. Jakarta: Bumi Aksara
Yogyakarta: Andi Soemarso, S.R. 2007. Perpajakan. Jakarta:
Moenir. 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Salemba Empat
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara Soemitro, R. 2011. Asas dan Dasar Perpajakan.
Muljono. 2010. Pajak Pertambahan Nilai. Bandung: Eresco
Yogyakarta: Andi Sophar, L. 1997. Akuntansi Pajak. Jakarta:
Najib, M. 2008. Manajemen Strategik dalam Gramedia Pustaka Utama
Pengembangan Daya. Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif,
Nawawi, H. 1999. Manajemen Sumber Daya kualitatif dan RD. Bandung:
Manusia Untuk Bisnis. Surabaya: Alfabeta.
Erlangga Surjadi. 2009. Manajemen Mutu Berbasis
Nurcholis, H. 2005. Teori dan Praktek Sekolah. Bandung: Sarana Panca Karya
Pemerintahan dalam Otonomi Daerah. Nusa
Jakarta: Grasindo The Liang Gie. 1999. Administrasi Perkantoran
Pandiangan, L. 2007. Modernisasi dan Modern. Yogyakarta: Liberty
Reformasi Pelayanan Perpajakan. Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Jakarta:
Jakarta: Elek Media Komputindo Salemba Empat
Pasolong, H. 2010. Metode Penelitian Wilson. 2005. Manajemen Pelayanan Umum di
Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas
Rahayu, S.K. 2010. Perpajakan Indonesia. Maret Perss
Yogyakarta: Graha Ilmu Sumber Lain
Safri, N. 2005. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Granit Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Sedarmayanti. 2004. Good Governance. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Bandung: Mandar Maju Tahun 2007 Tentang Perpajakan

You might also like