You are on page 1of 11

P-ISSN 2301-4180

SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI MENGUSAHAKAN
PADI ORGANIK DI DESA KARANG SARI KECAMATAN BELITANG III
KABUPATEN OKU TIMUR

Ria Andriani, Khaidir Sobri, dan Harniatun Iswarini


Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Palembang
Jalan Jenderal Ahmad Yani 13 Ulu Palembang 30263
E-mail: sobri.khaidir@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence the decision of farmers in organic
rice cultivation, and to find out how much income farmers cultivate paddy organic and non
organic. This research was conducted in Karang Sari Village Belitang III District of East
OKU District from July to August 2017. The research method used was survey, while the
sampling method used was disproportionate stratified random sampling method with 44
respondents. Methods of data collection used observation and interview methods. The
data obtained in the field first grouped then processed by tabulation. To answer the first
problem is done mathematical model and described descriptively with logit model
regression equation. Furthermore, to analyze and compare the income of organic rice
farmers and non-organic rice used parametric analysis with t-test. Statistical test is done
by using computer application program SPSS for windows 16,00. Result of research that
simultaneously factor influencing decision of farmer age, land area, education, motivation
have real effect to farmer decision. Partially age and motivation have a significant effect
on the decision, while the area of land and education has no significant effect on the
decision of farmers to cause organic rice. Revenue received by organic rice farmers is
greater than that of non-organic paddy farmers extending cultivation or per hectare per
planting season in accordance with the hypothesis.

Keywords : Organic Rice Farmers and Organic Rice, Opinion, and Statistical Test of
SPSS

PENDAHULUAN terkendali. Sistem pertanian berbasis


high input energi seperti pupuk kimia dan
Pertanian merupakan salah satu pestisida dapat merusak tanah yang
sektor yang sangat dominan dalam akhirnya dapat menurunkan
pendapatan masyarakat di Indonesia produktifitas tanah, sehingga
karena mayoritas penduduk Indonesia berkembang pertanian organik.
bekerja sebagai petani. Sektor pertanian Pertanian organik sebenarnya sudah
merupakan sektor penting yang dapat sejak lama dikenal, sejak ilmu bercocok
dijadikan andalan untuk pengadaan tanam dikenal manusia, semuanya
bahan baku swasembada pangan, dilakukan secara tradisional dan
namun produktivitas pertanian masih menggunakan bahan-bahan alamiah.
jauh dari harapan. Salah satu faktor Pertanian organik modern didefinisikan
penyebab kurangnya produktivitas sebagai sistem budidaya pertanian yang
pertanian adalah sumber daya manusia mengandalkan bahan-bahan alami tanpa
yang masih rendah dalam mengolah menggunakan bahan kimia sintetis.
lahan pertanian dan hasilnya (Sutanto, Pengelolaan pertanian organik
2011). didasarkan pada prinsip kesehatan,
Selain hal tersebut di atas revolusi ekologi, keadilan, dan perlindungan.
hijau yang digalakkan pada tahun 1960- Prinsip kesehatan dalam pertanian
an yang menyebabkan berkurangnya organik adalah kegiatan pertanian harus
kesuburan tanah dan kerusakan memperhatikan kelestarian dan
lingkungan akibat pemakaian pupuk peningkatan kesehatan tanah, tanaman,
dan pestisida kimia yang tidak hewan, bumi, dan manusia sebagai satu
60
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
kesatuan karena semua komponen umumnya komoditas padi organik untuk
tersebut saling berhubungan dan tidak pemasaran lokal dilakukan langsung
terpisahkan (Mayrowani, 2012). oleh anggota kelompok tani dan
Tanaman padi (Oryza Sativa L) pedagang setempat,sehingga
merupakan tanaman budidaya yang mempermudah penjualan petani dan
sangat penting bagi umat manusia untuk pemasaran keluar daerah,
karena lebih dari setengah penduduk biasanya para agen yang menyalurkan
dunia tergantung pada tanaman ini ke daerah lain.
sebagai sumber bahan pangan. Hampir Selain itu, petani padi organik di
seluruh penduduk Indonesia memenuhi daerah ini mendapat dukungan dari
kebutuhan bahan pangannya dari pemerintah kabupaten, lancarnya
tanaman padi. Dengan demikian, transportasi, dan juga padi organik yang
tanaman padi merupakan tanaman yang dihasilkan lebih sehat dari pada beras
mempunyai nilai spiritual, budaya, konvensional menyebabkan petani
ekomomi, dan politik yang penting bagi tertarik mengusahakan padi organik. Di
bangsa Indonesia karena mempengaruhi sisi lain pasar padi organik di daerah ini
hajat hidup orang banyak (Utama, 2015). cukup luas, dimana beras organik OKU
Padi organik pada dasarnya tidak Timur pemasarannya telah merambah
berbeda dengan bertanam padi secara Pulau Jawa. Tersedianya fasilitas
konvesional. Perbedaanya hanyalah pembangunan pertanian seperti Bank,
pada pemlihan varietas dan penggunaan PPL, BPP, KUD, dan juga kios sarana
pupuk dasar. Penggunaan varietas padi produksi pertanian dapat memperlancar
tidak semuanya cocok untuk inovasi padi organik (BPS, 2016).
dibudidayakan secara organik, padi Penelitian ini akan mempelajari
hibrida kurang cocok ditanam secara kenapa petani memutuskan untuk
organik karena diperoleh melalui proses mengusahakan padi organik. Menurut
pemuliaan di laboratorium. Penggunaan Supranto (2009), secara populer dapat
pupuk dan pestisida pada padi organik dikatakan bahwa mengambil atau
tidak menggunakan bahan-bahan kimia membuat keputusan berarti memilih satu
(Firmanto, 2011). diantara sekian banyak alternatif. Inti dari
Kabupaten OKU Timur memiliki pengambilan keputusan ialah terletak
luas lahan padi organik seluas 231,93 dalam perumusan berbagai alternatif
ha yang terletak pada beberapa tindakan sesuai dengan yang sedang
kecamatan. Lahan yang memiliki dalam perhatian dan dalam pemilihan
sertifikat dari Lembaga Survei Organik alternatif yang tepat setelah suatu
(LSO) Sumatera Barat tercatat baru 50 evaluasi (penilaian) mengenai
ha yaitu yang berada di Kecamatan efektivitasnya dalam mencapai tujuan
Belitang III tepatanya Desa Karang Sari yang dikehendaki pengambil keputusan.
dengan seluas 10,00 ha dengan Salah satu komponen terpenting dari
produktivitas 7,50 ton/ha dan Kecamatan proses pembuatan keputusan ialah
Belitang tepatnya di Desa Triyoso kegiatan pengumpulan informasi dari
dengan seluas 11,56 dengan mana suatu apresiasi mengenai situasi
produktivitas 6,00 ton/ha dan Desa keputusan dapat dibuat. Akan tetapi di
Sumber Suko seluas 29,87 dengan dalam praktiknya sangat tidak mungkin
produktivitas 6,00 ton/ha (Lampiran 1). untuk mengumpulkan informasi secara
Desa Karang Sari merupakan lengkap, mengingat terbatasnya dana,
salah satu desa yang ada di Kecamatan waktu, dan tenaga.
Belitang III Kabupaten OKU Timur yang Berdasarkan uraian di atas, maka
terdapat cukup banyak petani yang peluang petani untuk mengusahakan
mengusahakan padi organik. Petani padi usahatani padi organik tersedia, dimana
organik di desa ini tergabung dalam usaha-usaha tersebut sudah
beberapa kelompok tani dan kelompok direncanakan berdasarkan keputusan
taninya tergabung dalam Gapoktan para petani, karena dapat memenuhi
yang bernama Maju Bersama. kebutuhan keluarga petani sehari-hari,
Faktor pendukung bagi petani juga dapat menambah pendapatan
untuk memilih bidang usahatani padi keluarga. Maka penulis tertarik untuk
organik ialah ketersediaan pasar, melakukan penelitian mengenai “Faktor-
61
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
Faktor Yang Mempengaruhi berkehendak untuk
Keputusan Petani Mengusahakan mengusahakan padi organik
Usahatani Padi Organik Di Desa b. Bahwa luas lahan tidak
Karang Sari Kecamatan Belitang berpengaruh nyata terhadap
Kabupaten OKU Timur “. keputusan petani untuk
mengusahakan padi organik.
Model Pendekatan c. Pendidikan tidak berpengaruh
Model pendekatan dimaksudkan nyata terhadap keputusan petani
untuk lebih mempermudah dalam mengusahakan padi organik.
memahami maksud dari penelitian. Dari d. Semakin tinggi motivasi/dorongan
latar belakang, rumusan masalah, tujuan maka semakin tinggi juga
penelitian dan kerangka teoritis dibuat kemauan untuk mengusahakan
model pendekatan diagramatik sebagai padi organik.
berikut. 3. Pendapatan petani padi organik lebih
besar dari petani padi non organik
Keputusan Petani
Umur
METODOLOGI PENELITIAN
Usahatani Padi
Tempat dan Waktu Penelitian
Luas Penelitian ini telah dilaksanakan
Usahatani Organik Non Organik di Desa Karang Sari Kecamatan Belitang
III Kabupaten Oku Timur Provinsi
Sumatera Selatan. Penentuan lokasi ini
dilakukan dengan secara sengaja
(purposive) dengan pertimbangan bahwa
Produksi
Pendidikan di desa tersebut adalah salah satu sentra
Harga
produksi padi organik di Kabupaten OKU
Timur dan telah mendapatkan sertifikat
Penerimaan Lembaga Survei Organik (LSO)
Motivas Biaya
Sumatera Barat pertanian organik.
i Produksi Pengumpulan data akan dilaksanakan
pada bulan Mei sampai Juli 2017.
Pendapatan

Metode Penelitian
Gambar 1. Model Pendekatan Tentang Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Metode yang digunakan dalam
Keputusan Petani Dalam penelitian ini adalah metode survei.
Mengusahakan Padi Organik dan Metode ini bertujuan untuk melihat data
Hubungannya Dengan Pendapatan dan informasi yang ada dalam sampel,
tanpa memberikan perlakuan (treatment)
Hipotesis khusus. Oleh sebab itu, pada metode ini
Sehubungan dengan rumusan lazim menggunakan teknik data dengan
masalah, tujuan penelitian, serta cara pengamatan langsung terhadap
kerangka teoritis dihipotesiskan sebagai suatu gejala, wawancara, kuesioner.
berikut : Metode survey ingin melihat bagaimana
1. Keputusan petani mengusahakan kejadian-kejadian berlangsung pada
padi organik secara simultan waktu tertentu terjadi, dan adakah
dipengaruhi oleh faktor-faktor yaitu : dampaknya pada kejadian yang lain
umur, luas lahan, pendidikan, dan (Indrawan dan Yaniawati, 2016). Dalam
motivasi berpengaruh nyata terhadap penelitian survei, peneliti menanyakan ke
pengambilan keputusan petani. beberapa orang (yang disebut dengan
2. Keputusan petani mengusahakan responden) yang dilakukan pada
padi organik dipengaruhi secara populasi besar maupun kecil, tetapi data
parsial oleh faktor-faktor yaitu : yang dipelajari adalah data dari sampel
a. Semakin tinggi umur seseorang yang diambil dari populasi tersebut,
petani maka semakin tinggi juga untuk menemukan kejadian-kejadian

62
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
relatif, distribusi, dan hubungan- dikumpulkan meliputi data identitas
hubungan pengalaman dan karakteristik petani, luas lahan yang diusahakan,
suatu obyek (Sugiyono, 2013). sarana produksi yang digunakan, jumlah
produksi yang dihasilkan, curahan
Metode Penarikan Contoh tenaga kerja, biaya produksi yang
Metode penarikan contoh dalam dikeluarkan, penerimaan dan
penelitian ini yaitu Disproportionate pendapatan. Sedangkan data sekunder
Stratified Random Sampling. Teknik ini diperoleh dari lembaga atau instansi
digunakan untuk menentukan sampel, terkait yang berhubungan langsung
bila populasi berstrata tetapi kurang dengan penelitian ini seperti Dinas
proporsional. Misal ada 2 strata dimana Pertanian Kabupaten OKU Timur,
strata 1 jumlah anggotanya kecil dan meliputi keadaan umum daerah,
strata 2 dengan anggotanya besar, maka keadaan umum pertanian dan data lain
strata yang yang beranggota kecil yang menunjang penelitian ini. Guna
diambil semua sebagai sampel, memperkuat informasi yang dihasilkan
sedangkan strata dengan jumlah dari penelitian ini.
anggotanya besar sampelnya diambil
melalui teknik Random Sampling Metode Pengolahan dan Analisis data
(Sugiono, 2010). Populasi dalam Metode pengolahan analisis
penelitian ini sebanyak 503 petani. data yang digunakan dalam penelitian ini
Dimana strata I sebanyak 22 petani padi yaitu data yang dikumpulkan dari
organik dari 503 petani padi, dengan lapangan terlebih dahulu dikelompokkan
demikian sampel diambil semua (100%). kemudian diolah secara tabulasi. Untuk
Sedangkan strata II sebanyak 481 petani mengetahui hubungan variabel-variabel
padi non organik, sampel akan diambil yang mempengaruhi keputusan petani
dengan secara random yaitu (4,6%), padi organik digunakan analisis regresi
maka sampel diambil sebanyak 22 dimana hubungan yang didapat pada
petani. Jadi jumlah sampel yang diteliti umumnya dinyatakan dalam bentuk
sebanyak 44 orang petani yang persamaan matematik yang menyatakan
mengusahakan padi organik dan non hubungan fungsional antara variabel-
organik. variabel (Sudjana, 1987). Untuk
menjawab permasalahan kedua
Metode Pengumpulan Data dan Data digunakan penelitian kuantitatif yaitu
yang Dikumpulkan berapa besar pendapatan usahatani padi
Metode pengumpulan data yang organik.
digunakan dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan
observasi dan metode wawancara. variabel-variabel yang mempengaruhi
Observasi merupakan suatu teknik keputusan petani padi, digunakan regresi
pengumpulan data yang dilakukan dengan model logit. Berhubung Y (Petani
dengan cara mengadakan penelitian yang mengusahakan padi organik dan
secara teliti, pencatatan secara petani yang tidak mengusahakan padi
sistematis. Format yang disusun berisi organik) variasi nilai 1 dan nol untuk
item-item tentang kejadian atau tingkah menduga permasalahan model logit
laku yang digambarkan akan terjadi dengan rumus sebagai berikut (Hanafiah,
(Arikunto, 2013). Wawancara terhadap 2006) sebagai berikut :
β0
petani responden dapat dilakukan Ŷ = Log p1 = 1−𝑝1 + logβ1 X1+ logβ2
melalui tanya jawab secara tertulis dan X2+ logβ3 X3 + logβ4 X4
lisan dengan menggunakan alat bantu Dimana :
quisioner yang telah dibuat sebelumnya. Ŷ = Keputusan petani yang
Tujuannya untuk memperoleh informasi mengusahakan padi
yang rinci dan memahami latar belakang 1 = Petani yang mengusahakan
sikap dan pandangan narasumber padi organik
(Indrawan dan Yaniawati, 2016). 0 = Petani yang tidak
Adapun data yang dikumpulkan mengusahakan padi
dalam penelitian ini terdiri dari data organik
primer dan sekunder. Data primer yang X1 – X4 = Peubah – peubah dari individu
63
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
P1 = Peluang kejadian pada petani Untuk menghitung biaya tetap
padi digunakan pendekatan perhitungan
Dalam penelitian ini peubah- biaya penyusutan alat (Prawirokusumo,
peubah dari setiap individu petani yang 2010) sebagai berikut :
mengusahakan padi organik adalah : 𝑁𝐵−𝑁𝑆
PA =
𝐿𝑝
X1 = Umur
X2 = Luas Lahan Dimana :
X3 = Pendidikan PA = Penyusutan alat (Rp/LG/th)
X4 = Motivasi NB = Nilai beli (Rp)
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu : NS = Nilai sisa (Rp)
H0: Keputusan petani mengusahakan Lp = Lama pakai (th)
padi organik secara simultan dipengaruhi Pengujian untuk melihat
oleh faktor-faktor : umur, luas lahan, perbedaan pendapatan antara petani
pendidikan, motivasi padi organik dan anorganik dilakukan
Ha: Keputusan petani mengusahakan pengujian dengan Uji-t student dengan
padi organik dipengaruhi secara parsial rumus (Sudjana, 2005) sebagai berikut :
oleh faktkor-faktor : umur dan motivasi
berpengaruh nyata terhadap keputusan X1  X 2
t
sedangkan pendidikan dan luas lahan
n1  1S1 2  (n2  1)S 2 2 1 1
tidak berpengaruh nyata terhadap 
keputusan. (n1  n2 )  2 n1 n2
Adapun bentuk hipotesis secara
Dimana :
matematis sebagai berikut :
H0 : b1 : b2 : b3 : b4 = 0 X1 = Rata-rata pendapatan
Ha : b1 : b2 : b3 : b4 = ≠ petani strata I
Apabila Uji G dinyatakan
X2 = Rata-rata pendapatan
signifikan, maka pengujian dapat
dilanjutkan kepada uji Wald, yaitu untuk petani strata II
mengambil kesimpulan hubungan secara n1 = Banyak sampel strata I
parsial (individu). Adapun bentuk n2 = Banyak sampel strata II
hipotesa sebagai berikut : Se = Standar deviasi strata I
H0 : bi = 0 Se = Standar deviasi strata II
Ha : bi ≠ 0 Selanjutnya untuk menganalisis
Apabila G-hitung lebih besar dari dan membandingkan pendapatan petani
pada t-tabel berarti H0 ditolak, sebaliknya padi organik dan non organik digunakan
jika G-hitung lebih kecil dari t-tabel analisis parametrik kasus dua nilai
berarti H0 diterima. tengah contoh pengamatan tidak
Untuk menghitung pendapatan berpasangan (Supranto, 2009). Uji
usahatani digunakan rumus sebagai statistik dilakukan dengan menggunakan
berikut (Soeharjo dan Patong, 1973). program aplikasi komputer SPSS for
windows 16. Terlebih dahulu dibuat
Pd = Pn – Bp hipotesis sebagai berikut :
Pn = Pr . Hj H0 : Tingkat pendapatan petani padi
Bp = Bt + Bv organik sama dengan petani padi non
Bv = Hi × Ji organik
Ha : Tingkat pendapatan petani padi
Dimana : organik lebih besar dari petani padi
Pd = Pendapatan (Rp/ha/MT) non organik
Pn = Penerimaan (Rp/ha/MT) Sehingga dapat dirumuskan H0 dan Ha
Bp = Biaya produksi (Rp/ha/MT) sebagai berikut :
Pr = Produksi (kg/ha/mt) H0 : µ1 = µ2
Hj = Harga jual produksi (Rp/kg) Ha : µ1 > µ2
Bt = Biaya tetap (Rp/ha/MT)
Bv = Biaya variabel (Rp/ha/MT)
Hi = Harga input
Ji = Jumlah input

64
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengolahan data
diperoleh nilai Nigelkerke R-Square (R²)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi sebesar 0.922. Hal ini menunjukkan
Keputusan Petani Mengusahakan Padi variabel-variabel independen yang
Organik dimasukkan kedalam model logit mampu
Terdapat banyak faktor yang menjelaskan variabel-variabel dependen
menjadi pertimbangan bagi petani dalam (Y) 92.3 persen variasi keputusan petani
mengusahakan padi organik dan padi dalam mengusahakan padi organik.
non organik, namun pada penelitian ini Berdasarkan Tabel 12. Output hasil
hanya dibatasi 4 faktor yang diduga pengolahan SPSS 16 dengan tingkat
berpengaruh terhadap petani yaitu umur, kepercayaan 90 persen (α = 0,10) nilai
luas lahan, pendidikan, dan motivasi. Ke uji statistik G untuk model regresi logistic
empat faktor tersebut dianalisis yaitu likelihood ratio sebesar 9.271
menggunakan logit hitung dengan binary dengan nilai α – 0.000. Hal ini berarti
logistik dengan program SPSS, hal ini tolak H0 atau minimal ada satu dari βi
dimaksudkan untuk menguji kebenaran tidak sama dengan nol maka dapat
hipotesis faktor-faktor tersebut serta disimpulkan bahwa minimal ada dua
melihat bagaimana pengaruh masing- variabel diantara 4 variabel yang diamati
masing faktor terhadap petani yang berpengaruh nyata terhadap keputusan
mengusahakan padi organik dan non petani mengusahakan padi organik.
organik. Uji Goodnes of fit yaitu uji
Hasil analisis model logit hitung Hosmer-Lemeshow menunjukkan
dengan binary logistik terhadap nilainya 1.740 lebih besar dari α = 0.988
keputusan petani mengusahakan padi atau lebih besar dari nilai 10 persen (α =
organik (Y) sedangkan sebagai variabel 10). Hal ini menunjukkan bahwa model
independen dengan variabel dependen yang diperoleh dari analisis regresi
lainya (umur, luas lahan, pendidikan, & model logistic sudah baik maka model
motivasi) secara simultan sebagai berikut yang digunakan dalam penelitian ini
: mampu memprediksi nilai
Ŷ = -107.461 + 0.032 X1 − 2.623 X2 + pengamatannya. Hasil uji persentase
0.577 X3 + 3.274 X4 kebenaran menunjukkan bahwa
(2.951)* (0.833)* (1.846)* (3.709)* kemampuan model dalam memprediksi
(0.176)** (2.874)** (0.424)** (1.700)** kebenaran dari sub kategori petani
Keterangan : * = Uji Wald mengusahakan padi organik adalah 95.5
** = Standar error persen dan petani yang mengusahakan
padi non organik adalah 95.5 persen
Tabel 1. Hasil Regresi Model Logit sehingga total persentase kebenaran
Faktor-faktor yang model logit dalam memprediksi
Mempengaruhi Petani kebenaran data penelitian ini adalah
Mengusahakan Padi Organik sebesar 95.5 persen.
dan Padi Non Organik Di Desa Variabel luas lahan bertanda
Karang sari, 2016 negatif yang mengidentifikasikan bahwa
No Variabel B Wald Sig variabel tersebut merupakan faktor yang
Step 1a akan mempengaruhi petani dalam
1. Umur .032 2.951 .086* mengambil keputusan dalam
2. Luas -2.623 0.833 .361ns
3. Pendidikan .577 1.846 .174ns mengusahakan padi organik.
4. Motivasi 3.274 3.709 .054* Sedangkan, variabel umur, pendidikan,
Constant -107.461 3.873 .049
dan motivasi bertanda positif yang
Nigelkerke 0.922 mengidentifikasikan bahwa variabel
Rsquare (R2) 9.271 tersebut akan mempengaruhi petani
Uji G untuk mengusahakan padi organik.
Keterangan : α = 0,10 (taraf Berdasarkan hasil uji statistik
kepercayaan 90 % ) dapat ditunjukkan bahwa pengaruh dari
* = Signifikan masing-masing variabel independen
ns
= Non Signifikan secara parsial dari empat variabel hanya
t-tabel = 1.685 terdapat dua variabel yang signifikan
dengan menggunakan taraf kepercayaan
65
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
90% (α = 10) umur dan motivasi cenderung bersifat lebih progresif dalam
berpengaruh nyata terhadap keputusan proses transfer inovasi inovasi baru,
petani mengusahakan padi organik dan sehingga mampu mempercepat proses
non organik. Sedangkan variabel alih teknologi yang dapat meningkatkan
pendidikan dan luas lahan tidak produktivitas petani tersebut.
berpengaruh nyata terhadap keputusan Dari hasil penelitian diketahui
petani. bahwa rata-rata umur petani di Desa
Karang Sari yang mengusahakan padi
1. Umur organik berumur 58 tahun, dan petani
Umur merupakan salah satu yang mengusahakan padi non organik
aspek dalam diri seseorang yang dapat rata-rata berumur 54 tahun. Hal ini
menentukan tingkat usaha dan sangat sejalan dengan pendapat BPS (2012),
erat kaitannya dengan produktivitas dari berdasarkan komposisi penduduk, umur
usaha yang dikeluarkan tersebut. Ada dikelompokkan menjadi 3 yaitu umur 0-
kecenderungan bahwa seseorang yang 14 tahun dianggap sebagai kelompok
berumur muda cenderung lebih kuat penduduk belum produktif, kelompok
secara fisik daripada umur yang lebih penduduk umur 15-64 tahun sebagai
tua, namun secara psikis yang berumur kelompok produktif dan kelompok umur
lebih tua lebih matang dalam mengambil 65 tahun ke atas sebagai kelompok
keputusan dan dalam pemikiran, dan penduduk yang tidak lagi produktif.
juga lebih memiliki banyak pengalaman
daripada yang berumur muda. Dari hasil 2. Luas Lahan
analisis model logit dapat dilihat faktor Faktor luas lahan berpengaruh
umur berpengaruh nyata terhadap tidak nyata terhadap keputusan petani
keputusan petani untuk mengusahakan untuk mengusahakan padi organik, dari
padi organik, dilihat dari B 0.032 ini hasil analisis model logit dapat dilihat
berarti apabila bertambah umur satu dari B-2.623 ini berarti apabila luas lahan
tahun maka produktivitas kerjanya petani petani sempit maka hasil produktivitas
akan meningkat sebesar 1.320 maka nya berkurang sebesar 3.572 dengan
terdapat nilai signifikan sebesar 0.086. nilai signifikan sebesar 0.361. Artinya
Artinya setiap satu tahun umur petani setiap satu tahun petani mengusahakan
mempengaruhi keputusan petani padi organik sebesar 0.059 kali
mengusahakan padi organik sebesar dibandingkan petani dengan luas lahan
0.251 kali dibandingkan yang masih sempit, dimana variabel lain dianggap
berumur muda, maka petani memiliki tetap. Hal ini karena dengan luas lahan
pilihan untuk mengusahakan padi yang meningkat, maka petani memiliki
organik, karena dengan umur yang lebih pilihan untuk mengusahakan padi
tua lebih matang dalam setiap organik. Luas lahan sebagai harta
melakukan keputusan. produktif adalah bagian organis rumah
Lionberger dalam Susanti (2008), tangga tani. Luas lahan usahatani
menyatakan bahwa semakin tua (diatas menentukan pendapatan, taraf hidupnya,
50 tahun), biasanya semakin lamban dan derajat kesejahteraan rumah tangga
mengadopsi inovasi, dan cenderung tani.
hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan Pada umumnya luas lahan yang
yang sudah biasa diterapkan oleh warga digunakan petani padi organik di Desa
masyarakat setempat. Secara alamiah Karang Sari Kecamatan Belitang III
umur berpengaruh terhadap produktivitas Kabupaten Oku Timur adalah berupa
tenaga kerja. Dalam batas batas tertentu, lahan produktif yang telah lama
semakin bertambah umur seseorang diusahakan. Status kepemilikan lahan
maka tenaga kerja yang dimiliki akan usahatani adalah milik sendiri atau
semakin produktif, dan setelah umur pemilik penggarap. Luas lahan yang
tertentu produktivitas tersebut akan paling banyak diusahakan petani padi
menurun dikarenakan menurunnya organik adalah < 0,50 yaitu sebanyak 14
metabolisme dan sistem kekebalan orang atau sebesar 63,64 persen,
tubuh. Umur petani juga terkait dengan kemudian 0,50 – 2,00 yaitu sebanyak 7
proses transfer dan adopsi inovasi orang atau sebesar 31,82 persen,
teknologi, dimana petani petani muda selanjutnya > 2,00 yaitu sebanyak 1
66
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
orang atau sebesar 4,54 persen. pendidikan tertinggi yaitu 1 orang atau
Sedangkan luas lahan yang diusahakan sebesar 4,54 persen. Sedangkan tingkat
petani padi non organik adalah < 0,50 pendidikan petani padi non organik di
yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar dominasi oleh pendidikan rendah yaitu
18,18 persen, kemudian 0,50 – 2,00 sebanyak 15 orang atau 68,19 persen,
yaitu sebanyak 17 orang atau sebesar kemudian pendidikan menengah
77,28 persen, selanjutnya > 2,00 yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 27,27
sebanyak 1 orang atau sebesar 4,54 persen, selanjutnya pendidikan tertinggi
persen. yaitu sebanyak 1 orang atau sebesar
Berdasarkan hasil penelitian 4,54 persen.
dilapangan faktor luas lahan dimiliki Berdasarkan hasil penelitian di
petani padi (organik dan non organik) Desa Karang Sari orang-orang yang
mempengaruhi hasil produksi karena mengusahakan padi organik rata-rata
lahan yang dimiliki merupakan lahan orang yang berpendidikan rendah,
produktif yang diusahakan. Dimana dimana petani tetap mengusahakan padi
lahan yang diusahakan untuk padi organik meskipun tidak berpendidikan
organik sedikit, karena tidak sabarnya tinggi.
petani untuk menetralisirkan keadaan
tanah yang sudah terkandung bahan 4. Motivasi
kimia kembali pada tanah dengan Dalam mengusahakan padi
kandungan organik. Sehingga faktor luas organik tentunya ada dorongan dari
lahan tidak mempengaruhi keputusan petani lain untuk mengusahakan padi
petani untuk mengusahakan padi organik organik. Faktor motivasi berpengaruh
nyata terhadap keputusan petani
3. Pendidikan mengusahakan padi organik dilihat dari B
Faktor pendidikan memegang 3.274 ini berarti motivasi seorang petani
peran penting agar tujuan yang mempengaruhi produktivitas petani padi
terencana dalam meningkatkan organik sebesar 30.814 kali maka
pembangunan pertanian yang maju. terdapat nilai signifikan sebesar 0.054.
Karena semakin tinggi pendidikan Artinya setiap bertambahnya motivasi
sesorang maka akan banyak pula terhadap sesorang akan mempengaruhi
pengalaman dan pengetahuan yang keputusan petani mengusahakan padi
akan diaplikasikan. Faktor pendidikan organik sebesar 0.000 kali dibandingkan
berpengaruh tidak nyata terhadap yang tidak mendapat motivasi dari
keputusan petani mengusahakan padi seorang petani lain. Hal ini karena
organik dilihat dari B 0.577 ini berarti dengan motivasi dari seseorang maka
apabila bertambah satu tahun orang tersebut memutuskan untuk
pendidikan petani maka produktivitas mengusahakan padi organik.
kerja petani akan bertambah sebesar Di Desa Karang Sari banyak
0.000 dengan nilai signifikan sebesar sekali yang mendukung dalam hal
0.174. Artinya setiap pendidikan yang usahatani terutama pada usahatani padi,
rendah akan mempengaruhi keputusan seperti padi organik maupun padi non
petani mengusahakan padi organik organik. Untuk yang mengusahakan padi
sebesar 1.000 kali dibandingkan tingkat organik tentu saja ada pendukung petani
pendidikan yang tinggi, dimana variabel untuk mengusahakan, seperti ketua
lain dianggap tetap. Hal ini peningkatan Gapoktan, penyuluh, maupun
pendidikan satu tahun tidak pemerintah yang terkait dalam pertanian.
mempengaruhi pola pikir petani sehingga Motivasi dapat dikatakan sebagai
sulit dalam menerima hal-hal baru yang pendukung suatu perbuatan, sehingga
ditawarkan. menyebabkan seseorang mempunyai
Tingkat pendidikan petani Di kesiapan untuk melakukan serangkaian
Desa Karang Sari untuk petani padi kegiatan. Motivasi yang tinggi akan
organik di dominasi oleh pendidikan membangkitkan individu untuk
rendah yaitu sebanyak 15 orang atau melakukan aktivitas tertentu yang lebih
sebesar 68,19 persen, kemudian fokus dan lebih intensif dalam proses
pendidikan menengah sebanyak 6 orang pengerjaan dan sebaliknya, sehingga
atau sebesar 27,27, selanjutnya tinggi rendahnya motivasi terhadap diri
67
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
individu mampu membangkitkan organik sebesar Rp 186.855,00
seberapa besar keinginan dalam sedangkan biaya tetap penyusutan alat
bertingkah laku atau cepat lambatnya padi non organik sebesar Rp
terhadap suatu pekerjaan. Sehingga 143.034,00. Untuk biaya variabel berupa
keseluruhan daya penggerak atau benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja
tenaga pendorong baik yang berasal dari padi organik sebesar Rp 3.818.135
dalam (intrinsik) maupun dari luar sedangkan biaya variabel berupa benih,
(ekstrinsik) yang menimbulkan adanya pupuk, pestisida, dan tenaga kerja padi
keinginan untuk melakukan suatu non organik sebesar Rp 6.163.045.
kegiatan atau aktivitas dalam menjalan Berdasarkan Tabel 3, dapat
kan tugas (Widjaja, 1986). dilihat bahwa rata-rata produksi padi
organik sebesar 1.873 kilogram perluas
Analisis Pendapatan Petani Padi garapan atau 3.923 per hektar per
Organik dan Petani Padi Non organik musim tanam lebih kecil dari produksi
Biaya yang dikeluarkan petani padi non organik sebesar 2.887 perluas
padi organik dan petani padi non organik garapan atau sebesar 4.452 perhektar
di Desa Karang Sari terdiri dari dua per musim tanam. Hal ini dikarenakan
macam yaitu biaya tetap dan biaya padi organik tidak menggunakan pupuk
variabel. Biaya tetap adalah biaya kimia dan pestisida kimia sehingga
penyusutan alat sedangkan biaya rawan terhadap serangan hama penyakit
variabel adalah biaya pengolahan lahan, tanaman. Penerimaan rata-rata petani
penanaman, pupuk, pestisida. Rata-rata padi organik sebesar Rp. 22.472.727,00
biaya produksi perluas garapan petani perluas garapan atau sebesar Rp
padi organik ialah Rp. 4.004.990,00 47.082.000,00 per hektar permusim
sedangkan petani non organik biaya tanam lebih kecil dari rata-rata
produksi perluas garapan sebesar Rp. penerimaan padi non organik sebesar Rp
6.306.079,00. Untuk lebih jelasnya lihat 22.837.272,00 perluas garapan atau
Tabel 2. sebesar Rp 35.291.590,00 permusim
Dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tanam.
tetap berupa penyusutan alat petani padi

Tabel 2. Biaya Produksi Padi Organik dan Padi Non Organik di Desa Karang Sari,
2016

No Uraian Petani Padi Organik Petani Padi Non Organik


1. Penyusutan alat 186.855,00 143.034,00
2. Benih 90.000,00 283.863,00
3. Pupuk 486.818,00 1.237.727,00
4. Pestisida 191.590,00 704.818,00
5. Tenaga Kerja 3.054.181,00 3.936.636,00
Biaya Produksi 4.009.444,00 6.306.079,00
Sumber : Olahan Data Primer, 2017

Tabel 3. Rata-rata Produksi, Harga, Penerimaan, Biaya Produksi,


Pendapatan Petani Padi Organik Dan Non Organik Di Desa Karang Sari ,2016
Petani Padi Organik Petani Padi Non Organik
No Uraian

(lg/mt) (ha/Mt) (lg/Mt) (ha/Mt)


1. Luas lahan (lg) 0,48 0,48 0,64 0,64
2. Produksi (brs/kg) 1.873 3.923 2.887 4.452
3. Harga Jual (Rp/kg) 12.000 12.000 7.928 7.928
4. Penerimaan 22.472.727 47.082.000 22.837.272 35.291.590
5. Biaya Produksi 4.004.900 4.004.900 6.306.079 6.306.079
6. Pendapatan 18.467.736 43.088.600 16.531.193 28.985.511
thitung 0.368

68
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
Rata-rata biaya produksi yang Berdasarkan hasil penelitian,
dikeluarkan petani padi organik ialah besarnya pendapatan yang diterima
sebesar Rp 4.004.900,00 perluas petani padi organik dibandingkan dengan
garapan atau Rp 4.004.900,00 perhektar petani padi non organik dikarenakan
permusim tanam dan biaya produksi perbedaan dalam harga jual. Harga
yang dikeluarkan petani padi non organik untuk padi organik sebesar Rp 12.000,00
sebesar Rp 6.306.079,00 perluas dengan hasil produksi padi organik lebih
garapan atau Rp 6.306.079,00 kecil daripada non organik sedangkan
permusim tanam. Hal ini dikarenakan untuk harga padi non organik sebesar Rp
petani padi organik tidak membeli pupuk 7.900,00 dengan hasil produksi lebih
organik dan pestisida organik, adapun besar daripada non organik. Karena
yang membeli pupuk organik hanya biaya produksi petani padi organik lebih
sedikit orang. Dan juga pupuk organik rendah sebesar Rp 4.004.990,00
dan pestisida organik bisa diproduksi sedangkan untuk biaya produksi petani
sendiri. padi non organik lebih tinggi Rp
Rata-rata pendapatan yang 6.306.079,00 maka pendapatan yang
diterima petani padi organik adalah didapat petani padi organik lebih tinggi.
sebesar Rp 18.467.736,00 perluas
garapan atau sebesar Rp 43.088.600,00 KESIMPULAN DAN SARAN
perhektar permusim tanam lebih besar
dari rata-rata pendapatan yang diterima Kesimpulan
petani padi non organik sebesar Rp Berdasarkan hasil penelitian yang
16.531.193,00 perluas garapan atau telah dilaksanakan maka dapat diambil
sebesar Rp 28.985.511,00 permusim kesimpulan sebagai berikut :
tanam. 1. Faktor umur, luas lahan, pendidikan,
Untuk mengetahui seberapa dan motivasi secara simultan
besar perbedaan pendapatan masing- berpengaruh nyata terhadap
masing padi organik dan non organik keputusan petani mengusahakan
dilakukan pengujian dengan uji statistik padi organik.
dua nilai tengah dengan uji t (t-test). 2. Secara parsial umur dan motivasi
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh berpengaruh nyata terhadap
thitung sebesar 11.590 lebih besar keputusan sedangkan luas lahan
daripada α = 0,05 dengan tingkat dan pendidikan berpengaruh tidak
kepercayaan 95 persen dengan derajat nyata terhadap keputusan petani
bebas 40 sebesar 1.684 sesuai dengan mengusahkan padi organik.
kaedah keputusan apabila thitung lebih 3. Produksi padi organik sebesar 1.873
besar t(α, db) maka tolak H0. Ini berarti kg perluas garapan atau sebesar
bahwa tingkat pendapatan petani padi 3.923 kg per hektar. Sedangkan
organik lebih tinggi daripada pendapatan produksi padi non organik sbesar
petani padi non organik berbeda tapi 2.887 kg perluas garapan atau
tidak nyata. Karena harga padi/beras sebesar 4.452 kg perhektar.
organik lebih tinggi daripada padi/beras 4. Pendapatan yang diterima oleh
non organik. petani padi organik sebesar Rp
18.467.736,00 perluas garapan atau
Tabel 4. Hasil Analisis Uji-t Perbedaan sebesar Rp 43.088.600,00 perhektar
Pendapatan Antara Petani lebih besar daripada pendapatan
Padi Organik Dan Petani padi non organik sebesar Rp 16.
Padi Non Organik 531.193,00 perluas garapan atau
Perhektar sebesar Rp 28.985.511,00
perhektar. Hasil uji statistik
Std.Deviati
Keputusan N Mean
on
Std.Error pendapatan petani padi organik
Pdptn berbeda nyata terhadap pendapatan
22 43.0676 3.16214 0.67417
Organik petani padi non organik.
Pdptn Non
22 28.9850 4.74113 1.01081
organik
thitung 11.590

69
P-ISSN 2301-4180
SOCIETA VII – 1: 60 – 70, Jun 2018 E-ISSN 2549-8509
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang Indrawan, Rully dan Poppy Yaniawati.
telah dilaksanakan maka dapat diambil 2016. Metodologi Penelitian
saran sebagai berikut : Kuantitatif, Kualitatif, dan
1. Untuk petani padi organik, agar Campuran. PT REFIKA Aditama.
dapat memperluas lahan sawah Bandung.
untuk menanam padi organik karena
selain menyehatkan, padi organik Mayrowani, Henny. 2012.
juga mempunyai prospek ke depan Pengembangan Pertanian
yang cukup bagus. Organik Di Indonesia. Vol. 30 No.
2. Untuk petani padi non organik yang 2, 12 (Hal 99). Pusat Sosial
belum mengusahakan padi organik Ekonomi.
diharapkan juga ikut
membudidayakan padi organik, Priyatno, Duwi. 2012. Cara Kilat Belajar
karena selain prospek ke depan Analisis Data dengan SPSS 20.
bagus budidaya secara organik ANDI. Yogyakarta
dapat juga untuk memperbaiki
struktur tanah dan meningkatkan Prawirokusumo, Soeharto. 2012. Ilmu
pendapatan. Usahatani. BPFE. Yogyakarta.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian


DAFTAR PUSTAKA Menejemen. Alfabeta. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Supranto. 2009. Teknik Pengambilan


Penelitian, Suatu Pendekatan Keputusan. PT Rineka Cipta. Jakarta.
Praktik. PT RINEKA CIPTA.
Jakarta. Sudjana. 1987. Metoda Statistika. PT
TARSITO. Bandung.
Badan Pusat Statistik. 2016. Oku Timur
Dalam Angka 2016. Palembang Soeharjo, A dan Patong. 1973. Sendi-
Sendi Pokok Ilmu Usahatani.
Dinas Pertanian Kabupaten Oku Timur. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
2016. Daftar Lokasi Pertanian Ekonomi. Fakultas Pertanian
Padi Organik. Belitang Oku Institut Bogor. Bogor.
Timur.
Sutanto, Rachman. 2011. Pertanian
Firmanto, Bagus H. 2011. Sukses Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Bertanam Padi Secara Organik.
Angkasa . Bandung. Utama, Zulman H. 2015. Budidaya Padi
Pada Lahan Marjinal. CV. ANDI
Hanafiah, 2006. Ilmu Statistika. Alfabeta. OFFSET. Yogyakarta.
Bandung

70

You might also like