Professional Documents
Culture Documents
1 NasPub Arum Samsiyah
1 NasPub Arum Samsiyah
1 NasPub Arum Samsiyah
ABSTRACT
Background: Work is the most common activity of people in various parts of the world. The
era of globalization requires every employee to fulfill their daily needs by doing work. Due to
high work pressure, many employees who work in a position do not change their condition or
static for long periods of time triggering Neck Pain. Objective: A study conducted by the
Ministry of Health on Indonesia's health problems in 2005 showed that 40.5% of the illnesses
suffered by workers were related to their work This study aims to determine the relationship
of work position on the incidence of upper trapezius myofascial pain syndrome in laundry
workers in Tirto Utomo. Method: This research is analytic descriptive with observational
study. The research design used was cross sectional. Results: Based on the results of research
that is know about the relationship of potition of potition to the incidence of myofascial pain
syndrome in laundry workers at Tirto Utomo, this is based on the spearmen test obtained p
value of 0.001 < 0.005 (p>α).Conclusion: There is a relationship between work position and
the incidence of upper trapezius myofascial pain syndrome in laundry workers in Tirto
Utomo.
Keywords : Myofascial Pain Syndrome Upper Trapezius, Laundry worker, Position Work
ABSTRAK
Latar Belakang: Bekerja menjadi aktvitas yang paling banyak dilakukan manusia di
berbagai penjuru dunia. Era globalisasi sekarang menuntut setiap karyawan harus memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan melakukan pekerjaan. Akibat tekanan kerja yang tinggi
mengakibatkan banyak karyawan yang bekerja dengan posisi tidak merubah keadaannya atau
statis dengan jangka waktu yang lama memicu Myofascial Pain Syndrome. Tujuan: Studi
yang dilakukan departemen kesehatan tentang masalah kesehatan Indonesia tahun 2005
menunjukkan 40,5% penyakit yang di derita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan posisi kerja terhadap kejadian
myofascial pain syndrome upper trapezius pada pekerja laundry di Tirto Utomo. Metode:
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan studi observasional. Desain penelitian yang
digunakan adalah cross sectional. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diketahui adanya
hubungan posisi kerja terhadap kejadian myofascial pain syndrome upper trapezius pada
pekerja laundry di Tirto Utomo, hal ini didasarkan pada uji spearmen diperoleh P value
sebesar 0,001 < 0,005 (p > α). Kesimpulan: Terdapat hubungan posisi kerja terhadap
kejadian myofascial pain syndrome upper trapezius pada pekerja laundry di Tirto Utomo.
Kata Kunci : Myofascial Pain Syndrome Upper Trapezius, Pekerja Laundry, Posisi Kerja.
PENDAHULUAN
Manusia dituntut untuk bekerja atau kerja yang tidak didesain secara ergonomis
berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, contohnya tinggi meja yang tidak sesuai tinggi
hampir sebagian besar mereka menghabiskan maupun rendahnya sehingga menyebabkan
waktunya ditempat kerja. Lingkungan tempat forward head position, bahu yang terlalu rendah
kerja menjadi salah satu tempat yang atau tinggi dan lain sebagainya. Kesalahan-
mempunyai risiko terhadap kesehatan orang kesalahan yang telah disebutkan dilakukan
yang bekerja ditempat atau lingkungan tersebut. dalam jangka waktu yang lama dan berulang
Suatu risiko – risiko tersebut dapat menimbulkan maka bisa menimbulkan keluhan kemudian
berbagai penyakit pada pekerjanya yang lebih dapat menurunkan kinerja seseorang (OHSAH,
dikenal dengan istilah penyakit akibat kerja 1999).
(Widyasari, 2014). Penyakit akibat kerja adalah Pekerja laundry dalam pekerjaannya
penyakit yang ditimbulkan dari pekerjaan, melakukan posisi berdiri dan melakukan
bahan, alat kerja, proses maupun lingkungan pekerjaan yang berulang-ulang terutama pada
ditempat kerja. saat menyetrika lengan pekerja laundry dalam
Penyakit akibat kerja dapat dipengaruhi Gerakan yang statis pada otot trapezius untuk
pola perilaku manusia yang ingin serba cepat, menstabilisasi gerakan dari bahu saat proses
praktis dan melakukan aktivitas kerja yang menyetrika berlangsung. Azami dkk, (2004)
berlebihan pada saat beraktifitas contohnya menyebutkan bahwa dalam sikap kerja yang
seperti dengan menggunakan fungsi dari demikian ini dapat menimbulkan pembebanan
ekstermitas atas yang berlebihan dan atau posisi otot secara statis (static muscular loading) yang
yang salah maka dapat menyebabkan banyaknya apabila dilakukan dalam waktu yang lama maka
terjadi gangguan pada ekstermitas tersebut. akan mengakibatkan RSI (Repetition Strain
Gangguan yang bisa terjadi adalah spasme, Injuries) yaitu tulang, otot, dan tendon yang
nyeri, pegal-pegal dan lainya pada system otot diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang bersifat
(musculoskeletal), tendon, pembuluh darah, berulang-ulang.
saraf dan lainya. Berdasarkan lokasi yang sering Menurut dari laporan occupational health
timbul pada pekerja adalah nyeri punggung, and safety assessment series (1999) terdapat
nyeri leher, nyeri pada pergelangan tangan, siku kurang lebih 577 kasus gangguan
serta kaki (Departemen Kesehatan, 2004). musculoskeletal pada pekerja selama tahun 1995
Masalah kerja yang dilakukan berlebihan sampai 1999, dimana 491 kasus tersebut
saat bekerja merupakan faktor risiko yang diakibatkan gerakan overexertion, repetitive, dan
memberikan kontribusi terbesar terhadap postur yang tidak ergonomis. Gangguan
terjadinya masalah keselamatan dan kesehatan musculoskeletal yang dialami para pekerja
kerja. Data kenaikan jumlah orang mengalami berkaitan dengan posisi kerja tidak ergonomis
keluhan bahu dan leher rata-rata sebesar 6,9% adalah Myofascial Pain Syndrome
hingga 26%, kenaikan setiap satu bulan rata-rata (Occupational health and safety assessment
sebesar 18,6% hingga 31%, kenaikan 4,7% series, 1999).
hingga 46,7% setiap tahunya, dan kenaikan rata- Myofascial Pain Syndrome adalah suatu
rata untuk beberapa tahunya sebesar 6,7% gangguan nyeri pada musculoskeletal yang
hingga 66,7% (Kennedy dkk, 2006). terjadi akibat adanya myofascial tringger point.
Salah satu pekerjaan yang menuntut Gangguan ini bisa menyebabkan nyeri lokal
aktivitas yang berlebih salah satunya adalah pada otot tersebut karna adanya reffered pain,
pekerjaan laundry. Industri laundry pada stiffness, tightness, spasme, keterbatasan gerak
awalnya umum dikelola oleh hotel, rumah sakit, (Hurtling dkk, 2005). Faktor yang menjadi
dan lain-lain. Namun dengan seiring pencetus terjadinya myofascial pain syndrome
menigkatnya kebutuhan masyarakat terhadap adalah dari beban berlebihan yang akut pada
jasa laundry ini, maka industri ini mulai dikelola jaringan myofascial, repetitive microtrauma,
oleh masyarakat umum khususnya sektor menurunya aktivitas, kebiasaan postur yang
informal (Angkoso, 2012). jelek dan stress emosional yang tinggi (Tammy
Pekerja laundry sering kita jumpai Lee, 2009). Pada salah satu melaporkan
melakukan aktivitas yang salah atau tidak sesuai myofascial pain syndrome.
dengan ergonomi seperti saat duduk ataupun
berdiri statis ketika bekerja, kemudian tempat
METODE Tabel 2. Hasil Uji Hipotesa Spearmans Data
Posisi Kerja Pekerja Laundry Dan Kejadian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nyeri Pada Upper Trapezius Pain Syndrome
penelitian kualitatif dengan desain penelitian (Sumber : Data Pribadi, 2020)
cross sectional study. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode observasi, dan N Sig.
pengukuran pada postur saat bekerja. Dimana
variabel dependent dan independent diamati Nordic Body Map 53 .002
pada periode yang sama. Metode ini dilakukan
untuk mengetahui suatu hubungan antara RULA 2 53 .002
variabel independent (Posisi kerja pegawai
laundry) dengan variable dependen (Kejadian Berdasarkan tabel 2. uji korelasi distribusi
myofascial pain sindrom upper trapezius). nyeri pada saat pekerja dalam posisi berdiri dan
Pengambilan sampel pada penelitian ini pekerja memasukan cucian kedalam mesin cuci,
menggunakan teknik purposive sampling, menghasilkan nilai sig 0,002 yang berarti H0
dengan responden dalam penelitian ini ditolak dan H1 diterima, ini membuktikan bahwa
berjumlah 53 orang pekerja laundry. Instrument terdapat hubungan antara posisi kerja terhadap
yang digunakan pada penelitian ini adalah kejadian myofascial pain syndrome upper
Kuesioner Nordic Body Map yaitu untuk trapezius.
mencari atau mendapatkan data faktor dan
fenomena tingkat keluhan myofascial pain Tabel 3. Hasil Uji Hipotesa Spearmans Data
sindrome upper trapezius pada tubuh yang Posisi Kerja Pekerja Laundry Dan Kejadian
dirasakan oleh responden selama bekerja, dan Nyeri Pada Upper Trapezius Pain Syndrome
lembar penilaian RULA yaitu untuk (Sumber : Data Pribadi, 2020)
mendapatkan tingkat suatu risiko posisi bekerja.
N Sig.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesa Spearmans Data Nordic Body Map 53 .022
Posisi Kerja Pekerja Laundry Dan Kejadian
Nyeri Pada Upper Trapezius Pain Syndrome RULA 3 53 .022
(Sumber : Data Pribadi, 2020)
Berdasarkan tabel 3. uji korelasi distribusi
N Sig. nyeri pada saat pekerja dalam posisi jongkok
mengambil cucian menunjukan hasil nilai
Nordic Body Map 53 .013 spesifikan 0.022 yang berarti H0 ditolak dan H1
diterima, ini membuktikan bahwa terdapat
RULA 1 53 .013 hubungan antara posisi kerja terhadap kejadian
myofascial pain syndrome upper trapezius.
Berdasarkan tabel 1. Uji korelasi Tabel 4. Hasil Uji Hipotesa Spearmans Data
spearman terhadap distribusi nyeri pada Posisi Kerja Pekerja Laundry Dan Kejadian
myofascial pain syndrome upper trapezius Nyeri Pada Upper Trapezius Pain Syndrome
dengan posisi berdiri mengankat barang (Sumber : Data Pribadi, 2020)
menghasilkan nilai sig 0,013 yang berarti H0
ditolak dan H1 diterima, ini membuktikan bahwa
N Sig.
terdapat hubungan antara posisi kerja terhadap
kejadian myofascial pain syndrome upper
Nordic Body Map 53 .001
trapezius.
RULA 4 53 .001