Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Kesehatan

Volume 9, Nomor 1, April 2018


ISSN 2086-7751 (Print), ISSN 2548-5695 (Online)
http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK

Non-Invasif Termometer:Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi


dengan Electronic Medical Recordsebagai Peringkat Teratas Metode
Pengukuran Suhu pada Bayi dan Anak: Kajian Literatur

Sugiarti
Fakultas Ilmu Keperawatan Peminatan Keperawatan Anak, Universitas Indonesia, Indonesia,
Email: sugi.itsuka@gmail.com

Abstract: Non-Invasive Thermometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Integrated


With An Electronic Medical Record as Top Ranking of Temperature Measurement Method
in Infants and Children. Fever in children caused the high use of healthcare facilities. The
majority of parents (90%) recognized paracetamol as an antipyretic for children, and only 36.7%
of parents who receive the antipyretics were prescribed. Excessive parental concern can lead to
aggressive practices harmful to children, such as over dosage of antipyretic use. Accurate
temperature assessment was important for early detection of fever, nursing clinical decision,
medical diagnosis, and the need for specific laboratory tests. TAT is a new innovation and
alternative in the field of child nursing as a detector of fever in children. TAT comes in an
automatic form connected to the monitor's vital sign, and integrates with electronic medical
records, in order to meet the demanding use of advances in electronic medical records on
temperature measurements. Comfort, accuracy, sensitivity, and convenience TAT also carries the
concept of nursing atraumatic care and Family Centered Care (FCC). Child nurses in Indonesia
need to improve service quality by learning new technologies, and applying existing evidence-
based.

Keywords: Temperature, TAT, Fever, EMR

Abstrak: Non-Invasif Termometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi dengan


Electronic Medical Record sebagai Peringkat Teratas Metode Pengukuran Suhu pada Bayi
dan Anak: Kajian Literatur. Demam pada anak menyebabkan tingginya penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan. Mayoritas (90%) orang tua mengenal parasetamol sebagai antipiretik untuk
anak, dan hanya 36,7% orang tua yang mendapatkan antipiretik tersebut berdasarkan resep dokter.
Kekhawatiran orang tua yang berlebihan dapat memunculkan praktik agresif berbahaya pada anak,
seperti over dosis penggunaan antipiretik. Penilaian suhu yang akurat penting untuk deteksi awal
terhadap demam, keputusan klinis keperawatan, diagnosis medis, serta perlu tidaknya dilakukan
pemeriksaan laboratorium spesifik. TAT menjadiinovasi dan alternatif baru di bidang keperawatan
anak sebagai pendeteksi demam pada anak. TAT hadir dalam bentuk terkoneksi otomatis pada
monitor vital sign,dan terintegrasi dengan electronic medical record, dalam rangka memenuhi
tuntutan penggunaan kemajuan catatan medis elektronik terhadap hasil pengukuran suhu.
Kenyamanan, keakuratan, sensitifitas, dan kemudahan TAT juga mengusung konsep keperawatan
anak yaitu a traumatic care dan Family Centered Care (FCC). Perawat anak di Indonesia perlu
meningkatkan kualitas pelayanan dengan mempelajari teknologi baru, dan menerapkan evidence
based yang ada.

Kata kunci: Suhu, TAT, Demam, EMR

Perubahan cuaca yang ekstrim terjadi saat yang paling sering ditemui pada unit gawat
ini, menyebabkan imunitas atau daya tahan tubuh darurat, kira-kira sepertiga dari semua kondisi
seseorang menjadi menurun. Mengingat sistem penyakit terjadi pada anak-anak (Barbi et al,
kekebalan tubuh anak yang masih dalam proses 2017; Sullivan & Farrar, 2011). Di Indonesia
perkembangan, menjadi hal yang wajar jika penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511
demam lebih sering terjadi pada anak-anak dari ibu yang memakai perabaan untuk menilai
pada orang dewasa. Demam adalah salah satu demam pada anak mereka, sedangkan sisanya
gejala klinis yang paling sering ditangani oleh yaitu sekitar 9% saja yang telah menggunakan
dokter spesialis anak dan tenaga kesehatan termometer (Setyowati, 2013). Data Dinas
lainnya, merupakan persentase kejadian kasus Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2013
160
Sugiarti, Non-Invasif Termometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi … 161

menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1-14 dalam bentuk terkoneksi secara otomatis dengan
tahun mencapai 4.074 anak dengan klasifikasi monitor vital sign yang terintegrasi dengan
1.837 anak pada usia 1-4 tahun, 1.192 anak pada Electronic Medical Record (EMR/EHR)
usia 5-9 tahun dan 1.045 anak pada usia 10-14 (Exergen Corporation, 2017).
tahun (Wardiyah, Setiawati & Romayanti, 2016). Tujuan kajian ini adalah untuk menggali
Demam pada anak sering menyebabkan potensi penerapan perkembangan teknologi
kekhawatiran orang tua yang akhirnya pengukuran suhudi Indonesia, khususnya pada
menyebabkan tingginya penggunaan fasilitas area keperawatan anak di berbagai unit/fasilitas
pelayanan kesehatan (Peetoom et al., 2016). pelayanan keperawatan yang ada. Melalui
Studi yang dilakukan Yulandari, Mulyani& penggunaan teknologi ini diharapakan mampu
Soedibyo (2017) di RSCM menyebutkan bahwa meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan
mayoritas (90%) orang tua mengenal parasetamol terhadap klien maupun keluarga.
sebagai antipiretik untuk anak, dan hanya 36,7%
orang tua yang mendapatkan antipiretik tersebut Temporal Artery Thermometer (TAT)
berdasarkan resep dokter. Selain itu kecemasan
yang berlebihan dapat memunculkan praktik Pengukuran suhu rektal tetap menjadi
agresif yang berbahaya pada anak, seperti over standar emas klinis untuk mendiagnosa demam
dosis penggunaan antipiretik (Patricia, 2014; pada bayi dan anak dibandingkan dengan dengan
Kelly et al, 2016; Yulandari, Mulyani & metode pengukuran yang lain (Hockenberry,
Soedibyo, 2017). Deteksi suhu yang salah oleh 2017). Namun studi yang dilakukan oleh Batra &
perawat juga dapat menyebabkan keterlambatan Goyal (2013) menemukan bahwa Temporal
dalam mencari perawatan medis, penegakan Artery Temperature memiliki korelasi yang lebih
diagnostik dan akhirnya menunda perawatan baik dengan temperatur rektal, jika dibandingkan
(Batra, Saha & Faridi, 2012). Penilaian suhu juga dengan pengukuran aksila dan timpani. Hal ini
penting untuk keputusan keperawatan, diagnosa sejalan dengan riset Opersteny et al (2017) yang
medis, dan perlu tidaknya pemeriksaan menyimpulkan bahwa jika dibandingkan dengan
laboratorium spesifik dilakukan terkait temperatur oral maupun aksila, hasil pengukuran
penegakan diagnosa (Sund-Levander & TAT lebih akurat, lebih sensitif dan sesuai
Grodzinsky, 2013; Niehues, 2013). dengan harapan pasien dan keluarga. Beberapa
Memperoleh hasil pengukuran suhu yang pertimbangan yang menjadikan TAT sebagai
andal merupakan komponen prosedur rutin yang peringkat teratas dalam metode pengukuran suhu
dilakukan perawat hampir di semua area pada bayi dan anak-anak berdasarkan evidence
pelayanan keperawatan klinis pada anak. Agar based practice, sebagai berikut:
asuhan keperawatan yang diberikan berkualitas,
perawat anak harus dapat memanfaatkan TAT Meningkatkan Rasa Nyaman dan
perangkat pengukuran suhu yang tepat, akurat Menurunkan Tekanan Psikologis/Emosional
dan tidak membahayakan bagi klien (Opersteny Anak Maupun Keluarga
et al, 2017). Teknik pengukuran suhu yang ideal
adalah harus aman, mudah, non-invasif, efektif Meskipun temperatur rektal dianggap
biaya, hemat waktu, dan harus benar-benar sebagai standar emas, namun juga memberikan
mencerminkan suhu tubuh inti “core masalah tersendiri termasuk ketidaknyamanan
temperature” (Batra, Saha & Faridi, 2012). psikologis, adanya kemungkinan komplikasi
Termometer inframerah merupakan termometer seperti perforasi rektum, berisiko terkena
non-invasif, tampaknya menjadi alternatif yang kontaminasi silang, dan ada juga kemungkinan
relatif baru dan populer untuk mendeteksi demam hasil dipengaruhi oleh adanya feses di rektum
pada anak (Barbi et al, 2017). atau oleh aliran darah rektal. Selain itu anak
Survei yang dilakukan baru-baru ini cenderung agresif selama prosedur berlangsung
menyatakan bahwa selama delapan tahun sehingga detak jantung dan kecemasan menjadi
berturut-turut, dari 216 responden dokter anak meningkat, kurangnya privacy, serta memakan
yaitu sebanyak 54% menempatkan Infrared waktuterkait kegiatan melepaskan pakaian anak
Temporal Artery Thermometer (TAT) sebagai dalam prosedur pemeriksaannya (Hockenberry,
metode pengukuran suhu yang paling banyak 2017; Allegaert, Casteels, van Gorp, & Bogaert,
dipilih berdasarkan kemudahan penggunaannya, 2014; Reynolds et al, 2014; Moore, Carrigan,
dan sebanyak 41% dokter anak memilih TAT Solomon, & Tart, 2014).
sebagai termometer yang paling digemari Penelitian Opersteny et al (2017), Forest et
dibandingkan dengan telinga, rektal, oral dan al (2017), dan Isler, Aydin, Guven, & Gunay
juga aksila. Inovasi TAT saat ini juga tersedia (2014) menyimpulkan bahwa jika dibandingkan
162 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 1, April 2018, hlm 160-169

dengan hasil pengukuran temperatur oral maupun signifikan antara hasil pengukuran temporal dan
aksila, perangkat TAT terbukti memberikan rektal temperatur. Sistematik review dan meta
kualitas perawatan yang lebih tinggi dengan analisis yang dilakukan Geijer, Udumyan, Lohse,
memberikan kenyamanan dan meningkatkan & Nilsagard (2016) menyatakan bahwa TAT
kepuasan klien dan keluarga, sebagai contoh tidak cukup akurat untuk mengganti salah satu
TAT dapat menghemat waktu pengukuran suhu metode invasif yang mendekati “core
sehingga waktu menyusui ibu lebih lama. Pada temperature”, namun akurasi TAT bisa
pengukuran suhu aksila dibutuhkan kerjasama menggantikan atau sama dengan termometer
yang baik dengan membuka pakaian dan tympani. Serupa dengan hasil penelitian
prosedur dilakukan dengan memegang erat Allegaert, Casteels, van Gorp, & Bogaert (2014)
tangan anak yang juga menimbulkan dan Brosinski, Valdez, Riddell, Riffenburgh
ketidaknyamanan (Hockenberry, 2017). (2017) yang menyatakan bahwa diantara
Pengukuran temperatur temporal dan beberapa pilihan termometer non-invasif,
tympani tidak memerlukan waktu yang lama dan pengukuranarteri temporal menjadi yang terbaik
kerjasama yang baik dengan klien jika kedua setelah pengukuran rektal, namun belum
dibandingkan dengan akses rektal, oral maupun optimal bila dibandingkan dengan hasil
aksila, sehingga kenyamanan penggunaan pengukuran rektal.
dirasakan oleh klien dan keluarga. Namun adanya Studi yang dilakukan Opersteny et al,
kontroversi terkait penempatan probe tympani (2017) membuktikan bahwa TAT lebih waspada
yaitu apakah pinna harus ditarik seperti cara yang terhadap akselerator demam dan setidaknya sama
mirip digunakan pada prosedur otoscopy, dengan sensitifnya dengan termometer oral. Selain itu
demikian prosedur ini juga memberikan rasa waktu respons TAT relatif cepat, efisien dan
tidak nyaman pada anak-anak (Hockenberry, sederhana bagi praktisi kesehatan untuk
2017; Yang et al, 2016; Batra, Saha, & Faridi, digunakan jika dibandingkan dengan perangkat
2012). oral dan aksila. Termometer aksilaris dan oral
dapat mengambil lebih dari 30 detik sampai 1
Keakuratan, Sensitifitas dan Kemudahan menit untuk membaca suhu, sedangkan TAT
Pengukuran TAT (Temporal Artery membutuhkan waktu sekitar 2-5 detik.
Thermometer) Keunggulannya temporal dan tympani
temperatur adalah kemudahan akses situs,
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan mendapatkan hasil dan kemudahan
variasi termoregulasi antara individu satu dengan teknik pengukuran serta masalah terkait dengan
lainnya yaituusia, jenis kelamin, dan lokasi pengendalian infeksi tidak banyak dijumpai, jika
pengukuran (Sund-Levander & Grodzinsky, dibandingkan dengan akses rektal, oral maupun
2013). Terkait keakuratan dan ketepatan aksila (Isler, Aydin, Guven, & Gunay, 2014;
pengukuran TAT pada bayi dan anak-anak telah Batra Saha, & Faridi, 2012). Namun temperatur
dievaluasi melalui EBP dan hasilnya bervariasi. timpani memiliki tingkat kepekaan yangkurang
Sebagai contoh beberapa peneliti melaporkan memadai dan sulit digunakan pada anak-anak di
bahwa TAT memberikan pengukuran yang andal, bawah usia 2 tahun karena saluran telinga yang
dapat dipercaya dan berkorelasi positif dengan sempit dan hasil pengukuran menjadi terganggu
termometer rektal dan termometer non-invasif dengan adanya serumen atau pada kondisi anak
yang lain (Opersteny et al, 2017; Goswami, dengan infeksi telinga (otitis media), serta
Batra, Kurana, Dewan, 2017; Reynold et al, termometer ini sulit diposisikan dengan
2014; Isler, Aydin, Guven, & Gunay, 2014; Batra benarpada anak yang hiperaktif (Yang et al.,
& Goyal, 2013; Bahorski et al., 2012). 2016; Niehues, 2013; Batra, Saha, & Faridi,
Sedangkan beberapa peneliti lain menyimpulkan 2012).
bahwa TAT kurang meyakinkan atau memiliki Suhu oral dapat menunjukkan perubahan
korelasi yang belum sesuai dengan “core yang cepat dari suhu tubuh inti, sehingga
temperature” (Geijer, Udumyan, Lohse, & akurasinya bisa menjadi masalah (Batra, Saha &
Nilsagard, 2016; Patricia, 2014; Moore, Carrigan, Faridi, 2012). Beberapa faktor yang
Solomon, & Tart, 2014; Kelechi, Benedict, mempengaruhi suhu oral antara lain makan dan
Nwolisa, Ifeyinwa, & Selin, 2014; Allegaert, mengunyah, minuman panas atau dingin,
Casteels, van Gorp, & Bogaert, 2014; Odinaka, bernapas dengan menggunakan mulut, dan suhu
Edelu, Nwolisa, Amamilo, & Okolo, 2014). lingkungan. Selain itu kontra indikasi
Studi yang dilakukan Bahorski et al (2012) pengukuran suhu oral antaralain pada anak-anak
pada anak usia 3 sampai 36 bulan, menunjukkan dengan penurunan kesadaran, pemasangan
bahwa tidak ada perbedaan statistik yang oksigen, mengalami mucositis, menjalani operasi
Sugiarti, Non-Invasif Termometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi … 163

atau trauma pada mulut serta anak usia di bawah kemudian digeser melintasi dahi ke telinga dan
5 tahun (Hockenberry, 2017). berhenti pada bagian pelipis (belakang telinga)
Systematic review dan meta-analysis (Kyle & Carman, 2013).
Niven, Gaudet, Laupland, Mrklas, Roberts,
Stelfox (2015) menunjukkan bahwa di antara
metode non-invasif, pengukuran aksila adalah
yang paling tidak akurat, dengan selisih
substansial. Beberapa pengukuran suhu aksila
tidak konsisten dan tidak sensitif pada bayi dan
anak diatas usia satu bulan (Reynolds et al, 2014;
Stine, Flook, & Vincze, 2012). Suhu aksila dapat
dipengaruhi oleh perfusi perifer yang buruk,
Gambar 1. Teknik Penggunaan TAT
posisi, dan pakaian yang berefek pada hasil yang
lebih rendah dari yang seharusnya (Hockenberry,
Seperti yang kita ketahui bahwa tempat
2017).
terbaik untuk mengukur suhu adalah pada pusat
Kekurangan TAT tidak banyak, antara lain
jantung, tapi ini bisa dilakukan hanya di bawah
harganya relatif lebih mahal jika dibandingkan
pengawasan dokter (prosedur invasif).
dengan termometer infrared dan digital lainnya.
Pengukuran suhu darah di arteri besar secara
Selain itu adanya diaphoresis/keringat dapat
akurat mencerminkan suhu tubuh inti “core
mengganggu adhesi dan menyebabkan
temperature”. TAT mengukur suhu permukaan
pendinginan kulit pada dahi yang mengenalkan
kulit di atas arteri temporal sebagai arteri utama
kemungkinan suhu lebih rendah dari yang
di kepala. Arteri temporal terhubung ke jantung
seharusnya, namun periode diaphoresis ini dapat
melalui arteri karotis, mengarah langsung dari
diantisipasi dengan teknik pengukuran yang
aorta yang merupakan batang utama sistem arteri.
dilakukan sampai pada pelipis belakang telinga,
Arteri ini menawarkan aliran darah konstan dan
karena area ini selalu menunjukkan tingginya
satu-satunya arteri yang diposisikan cukup dekat
aliran darah untuk pengukuran arteri (exergen
dengan permukaan kulit guna menyediakan akses
corporation, 2017). Studi yang dilakukan
yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran
Reynolds et al (2014), berhipotesis bahwa
yang akurat (Hockenberry, 2017). Inilah yang
kehadiran kelembaban kulit/diaphoresis di
menjadi dasar dan alasan memilih pengukuran
daerah dahi selama pengukuran dapat
suhu tubuh diatas arteri temporal.
mempengaruhi akurasi termometer arteri
temporal. Penelitian sebelumnya belum
mengevaluasi faktor ini sebagai sumber potensial
untuk kesalahan pengukuran yang mempengaruhi
akurasi perangkat. Penelitian selanjutnya yang
disarankan yaitu memeriksa apakah kelembaban
kulit mempengaruhi akurasi termometer arteri
temporal (TAT). Serta membandingkan antara
Gambar 2. Arteri temporalis
hasil pengukuran TAT dengan suhu tubuh inti
“core temperature” (Opersteny et al, 2017).
Penggunaan temporal arteri termometer
memiliki banyak implikasi klinis positif sebagai
Deskripsi Non-Invasif Termometer: Temporal
termometer screening demam pada klien
Artery Temperature (TAT) Terintegrasi
(neonatus, bayi dan anak), baik yang dirawat di
dengan EMR/HER
tempat perawatan akut, unit perawatan gawat
darurat dengan kebutuhan penanganan cepat dan
Temporal Artery Thermometer (TAT)
tepat, perawatan bedah/injury ortopedi, maupun
merupakan perangkat sensor inframerah
pada pemeriksaan suhu rutin pada klien rawat
pemindai dahi untuk mendeteksi panas yang
jalan dan rawat inap (Opersteny et al, 2017;
memancar dari kulit pada arteri temporal
Forest, Juliano, Conley, Cronyn, McGlynn, &
(Reynolds et al, 2014). Letaknya ideal di bagian
Auten, 2017; Brosinski,Valdez, Riddell, &
depan dahi, sangat non-invasive, lebih mudah dan
Riffenburgh, 2017; Goswami, Batra, Kurana, &
lebih nyaman untuk digunakan daripada jenis
Dewan, 2017; Odinaka, Edelu, Nwolisa,
termometer lainnya. Metode penggunaannya
Amamilo,& Okolo, 2014). Selain itu, pengukuran
cukup praktis dan sederhana yaitu dengan
infrared TAT memberikan kemudahan
menempelkan sensor infrared scanner temporal
penggunaan, dan diharapkan akan dapat
pada tengah dahi (sambil menekan tombol scan)
meningkatkan kualitas dan efisiensi asuhan
164 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 1, April 2018, hlm 160-169

keperawatan anak (Opersteny et al, 2017; Isler,


Aydin, Guven, & Gunay, 2014; Batra & Goyal,
2013; Reynold et al, 2014; Odinaka, Edelu,
Nwolisa, Amamilo, & Okolo, 2014).
Salah satu jenis termometer infrared
dengan metode pengukuran pada akses arteri
temporal yang ditawarkan saat ini yaitu temporal Gambar 4. TAT 5000S
scanner yang diproduksi oleh Exergen
Corporation, dan saat ini dipasarkan untuk c. TAT 2000
penggunaan konsumen diberbagai Negara TAT-2000 adalah model ringkas yang
Amerika Utara dan Eropa (Patricia, 2014). Ada ditujukan untuk penggunaan sehari-hari baik di
tiga jenis produk TAT yang diperkenalkan oleh rumah, sekolah, panti jompo serta di tempat
Exergen Corporation (2017) sebagai berikut: pelayanan klinis lainnya yang biasanya
digunakan sesekali saja.
a. TAT 5000
TAT-5000 didesain secara single tanpa
terkoneksi dengan monitor, ditujukan untuk
memudahkan dan memenuhi tuntutan tugas berat
ditatanan perawatan berkinerja tinggi, terutama di
unit gawat darurat. Namun demikian, dapat juga
digunakan di unit perawatan akut lainnya seperti Gambar 5. TAT 2000
unit perawatan intensif (NICU, PICU), dan unit
rawat inap. Elektronic Medical Record (EMR)
merupakan catatan/rekam medis pasien yang
dibuat dalam format digital yang mencakup
berbagai informasi pribadi maupun klinis pasien.
Pemanfaatan Sistem informasi kesehatan
terkomputerisasi ini bertujuan untuk meningkatan
kualitas perawatan klien, meningkatan efisiensi
Gambar 3. TAT 5000 dan mengurangi biaya perawatan. Terkait
kepentingan akademis, sejumlah besar informasi
b. TAT 5000S klinis yang tersimpan dalam database EMR
Exergen TAT-5000S Connected Model sangat bermanfaat sekali untuk kegiatan
tersedia dalam bentuk terkoneksi langsung pada penelitian. Dalam pelaksanaannya, ditemukan isu
monitor vital sign, menghasilkan integrasi data dan resiko terkait EMR terhadap praktik
pada EHR (Health Electronic Record). Alat ini keperawatan saat ini yaitu sistem yang digunakan
juga dapat meningkatkan efisiensi, dapat secara rutin oleh perawat untuk
digunakan hampir pada semua situasi perawatan mendokumentasikan semua informasi klien ini,
klien. malah menimbulkan masalah tersendiri terhadap
pelayanan keperawatan, dimana perawat
memerlukan proses entri data yang memakan
waktu cukup lama sehingga dapat mengurangi
interaksi tatap muka antara pasien dan perawat
(Alpert, 2016; Balestra, 2017).
Praktisi perawat harus mampu menerapkan
praktik terbaik sebagai navigasi keberhasilan
penggunaan EMR, penerapan strategi manajemen
resiko untuk memastikan perawatan pasien lebih
baik dan guna menghindari kejadian malpraktik
(Balestra, 2017). Dengan adanya inovasi TAT
yang terintegrasi dengan Elektronic Medical
Record (EMR)/ Electronic Health Record (EHR),
dimana hasil pengukuran suhu dapat terkoneksi
langsung pada monitor vital sign dan data secara
otomatis terkirim pada electronic medical
records diharapkan dapat menjadi salah satu
alternatif jawaban terkait isu dan resiko praktik
Sugiarti, Non-Invasif Termometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi … 165

EMR oleh perawat. Prosedur ini menjadikan TAT juga merupakan salah satu metode
pekerjaan perawat lebih cepat dan lebih mudah, non-invasif termometer yang mengusung konsep
sehingga mengurangi pekerjaan perawat dalam atraumatic care sebagai bentuk perawatan
mencatat dan atau mengentri data yang cukup terapeutik dengan mengurangi dampak psikologis
menyita waktu, sehingga hal ini sangat pada anak dan keluarga terhadap prosedur
memungkinkan untuk dapat mengembalikan tindakan yang dilakukan oleh perawat. Kehadiran
fokus tugas perawat kepada pelayanan terhadap TAT ini juga memberikan kepuasan tersendiri
pasien. kepada keluarga terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan, dimana peran keluarga dalam
perawatan anak dirumah sakit begitu penting,
PEMBAHASAN setiap asuhan pada anak yang dirawat di rumah
rumah sakit memerlukan keterlibatan orang tua
Kajian literatur ini, menunjukkan didalammya yang merupakan konsep Familly
kelebihan bukti yang mendukung TAT sebagai Centered Care (FCC).
termometer non-invasif yang akurat, sensitif dan Pelayanan prima keperawatan anak
nyaman digunakan pada bayi dan anak-anak. profesional membutuhkan termometer non-
Kelebihan TAT dibandingkan dengan invasif berkualitas tinggi untuk mendapatkan
termometer jenis lain berdasarkan evidence based manfaat klinis terkait akurasi, kenyamanan dan
practice yang ada yaitu pertama TAT lebih aman kemudahan penggunaan (Hockenberry, 2017).
digunakan, sebab termometer raksa dianggap Berdasarkan studi literatur yang ada, Temporal
berisiko beracun jika pecah. Kedua TAT lebih Artery Thermometer menjawab tantangan
nyamandan dapat menurunkan tekanan tersebut dengan menjadi inovasi produk
psikologis/emosional pada anak dan keluarga. transformasi profesional keperawatan yang
Meskipun temperatur rektal dianggap sebagai menjadikan pekerjaan perawat lebih mudah dan
standar emas, namun juga memberikan masalah lebih efektif. Implementasi TAT yangterintegrasi
tersendiri termasuk ketidaknyamanan psikologis, dengan EMR/HER diharapkan akan
adanya kemungkinan komplikasi seperti perforasi meningkatkan kualitas asuhan keperawatan anak
rektum, berisiko terkena kontaminasi silang, dan dengan memanfaatkan penggunaan dan kemajuan
juga kemungkinan hasil dipengaruhi oleh adanya catatan medis elektronik terhadap hasil
feses di rektum, dan/atau oleh aliran darah rektal. pengukuran suhu klien (Exergen Corporation,
Selain itu pada metode rektal anak cenderung 2017).
agresif selama prosedur berlangsung sehingga Dalam implementasi TAT ini juga menjadi
detak jantung dan kecemasan menjadi meningkat, penting untuk memperoleh hasil pengukuran
kurangnya privacy, serta memakan waktu terkait suhu yang akurat, sehingga semua faktor yang
kegiatan melepaskan pakaian anak dalam mempengaruhi pengukuran suhu juga harus
prosedur pemeriksaannya. Sedangkan pada dipertimbangkan. Adapun faktor-faktor yang
termometer timpani yang sama-sama cepat, mempengaruhi pengukuran suhu meliputi faktor
mudah diakses, dan nyaman untuk anak-anak, fisiologis (tempat pengkuran, waktu, aktivitas,
namun terkait kepekaannya tidak memadai, dan jenis kelamin dan umur klien), faktor teknis,
menjadi terganggu dengan adanya serumen atau teknik penggunaan, serta kalibrasi dan
pada kondisi anak dengan infeksi telinga (otitis pemeliharaan (Sund-Levander & Grodzinsky,
media), serta termometer ini sulit diposisikan 2013; Davie & Amoore, 2010). Analisa beberapa
dengan benar pada anak yang hiperaktif. faktor diatas terkait pengukuran suhu TAT,
Kelebihan ketiga yaitu terkait kepekaan sebagai berikut:
(sensitifitas), keakuratan, dan kemudahan TAT
dalam hal pengukuran jika dibandingkan dengan Faktor Fisiologis
termometer jenis lain, serta waktu pengukuran
suhu yang relatif singkat yaitu hanya Secara fisiologis suhu dipengaruhi oleh
membutuhkan ±6 detik dalam setiap pengukuran. tempat pengukuran, waktu pengukuran, aktivitas,
Adapun kekurangan TAT tidak banyak antara jenis kelamin dan umur, sehingga belum dapat
lain harganya relatif lebih mahal jika disimpulkan adanya metode non-invasif
dibandingkan dengan termometer digital serta pengukuran suhu yang benar-benar tepat dan
adanya diaphoresis/keringat berlebihan yang akurat baik melalu oral, timpani, aksila, temporal
dapat mempengaruhi keakuratan (namun hal ini maupun rektal (Sund-Levander & Grodzinsky,
masih dapat diatasi dengan terlebih dulu 2013; Davie & Amoore, 2010). Namun demikian
menyeka keringat sebelum pengukuran TAT memiliki beberapa kelebihan antara lain
dilakukan). terkait lokasi pengukuran pada dahi yang mudah
166 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 1, April 2018, hlm 160-169

dijangkau, memberikan kenyaman, bebas dari termometer. Termometer juga harus dibersihkan
rasa nyeri, sehingga dapat menurunkankan secara teratur dan dipelihara pemakaiannya untuk
tekanan psikologis/emosional anak dan juga memastikan bahwa alat tersebut memberikan
keluarga. hasil yang akurat dan tepat (Davie & Amoore,
2010). TAT didesain untuk mudah dibersihkan
Faktor Teknis dan memungkinkan pilihan probe menggunakan
penutup sekali pakai (disposible) atau
TAT mendapatkan hasil pengukuran suhu membersihkan dengan menggunakan disinfektan
dengan metode yang lebih peka/sensitif dari pada setelah dipakai pasien lain atau dengan kata lain
metode non-invasif lainnya. Selain itu TAT lebih alat ini juga dapat menghemat biaya dengan
aman digunakan dibandingkan dengan mengurangi penggunaan penutup probe.
termometer raksa, sebab termometer raksa Dokumentasi pada metode pengukuran
dianggap berisiko beracun jika pecah. Untuk suhu lainnya menuntut perawat untuk melakukan
tujuan masa depan terhadap pemantauan suhu pencatatan atau mengentri secara manual, namun
tubuh di rumah sakit terkait keakuratan dan pada TAT yang terkoneksi pada monitor vital
kenyamanan perangkat digital diharapkan dapat sign data secara otomatis dikirimkan ke
lebih ditingkatkan lagi dengan penyempurnaan electronic medical record, sehingga inilah yang
teknologi, menurunkan biaya, serta kesempatan menjadikan TAT sebagaitrend pilihan perawat
efisien waktu bekerja bagi profesional medis saat ini (Exergen Corporation, 2017). Gawai
(Kumana, 2017; Sund-Levander & Grodzinsky, Sehat (11 November 2016) mencatat daftar
2013). beberapa RS di Indonesia yang sudah
menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME)
Faktor Teknik Penggunaan antara lain RSCM, Eka Hospital, RS Pondok
Indah, RSA UGM, RS Panti Rapih, RSUD
Cara penggunaan alat yang tepat akan Margono, RS Paru Jember, dan RSUD Dr
meminimalkan efek ketidakakuratan hasil Moewardi serta beberapa RS lain yang mungkin
pengukuran. Teknik penggunaan TAT lebih belum tercatat. Potensi pengembangan teknologi
mudahjika dibandingkan dengan termometer TAT terintegrasi dengan EMR/EHR tergantung
non-invasif jenis lain, namun hal yang perlu dari telah sejauh mana implementasi EMR di RS
diperhatikan terkait teknik penggunaan TAT ini Indonesia ini telah diterapkan, apa saja
adalah, dengan memastikan bahwa alat benar- fungsionalitas dari rekam medis elektronik,
benar digeserkan melintasi arteri temporal yaitu apakah sudah sudah menerapkan CPOE
melintasi temporal dahi ke telinga dan berhenti (computerized physician order entry), dan apakah
pada bagian pelipis (belakang telinga). sudah terpadu dengan vital sign, laboratorium,
Penggunaan TAT bervariasi diantara praktisi, radiologi, farmasi, dan lain-lain. Adapun
teknik penggunaannya pada anak yang sehat, tantangan penggunaan sistem ini di Indonesia
sakit maupun cidera juga menjadi sangat penting, antara lain masih banyaknya staf medis yang
sehingga perawat perlu menggunakan perangkat tidak terlatih dalam penggunaan komputer,
sesuai dengan pedoman pabrik agar didapatkan tingginya biaya yang dikeluarkan dalam
penilaian suhu yang andal (Moore, Carrigan, pengadaan awal sistem dan juga pemeliharaan
Solomon, & Tart, 2014). Disinyalir isu alatnya. Selain itu, masalah yang potensial terjadi
penurunan minat terhadap teknologi TAT ini yaitu kemungkinan adanya hacker yang dapat
diterapkan di klinik dan RS di Indonesia, mengakses sistem (Balestra, 2017). Namun
mungkin disebabkan adanya kesalahan terkait demikian, sistem ini sangat penting untuk dapat
teknik penggunaan alat yang mempengaruhi hasil memperbaiki kualitas perawatan pasien kearah
pengukuran.Oleh karena itu penting bagi perawat yang lebih baik lagi, sehingga langkah awal
untuk dilatih dalam penggunaan termometer penggunaan dan pengembangannya di Indonesia
arteri temporal ini secara benar. juga menjadi penting untuk dipertimbangkan.

Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat TAT


SIMPULAN
Termometer dikalibrasi secara rutin
dengan menggunakan peralatan dan prosedur Beberapa penelitian yang ada
yang sesuai dengan kriteria dan standar nasional merekomendasikan penggunaan TAT sebagai
dan internasional. Provider harus memberikan termometer yang akurat, aman, dan nyaman
bimbingan protokol dan instrument kalibrasi digunakan dalam pemeriksaan suhu rutin pada
untuk mengaktifkan verifikasi akurasi anak. Selain itu TAT juga direkomendasikan
Sugiarti, Non-Invasif Termometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi … 167

sebagai metode pengukuran suhu yang dapat itu TAT mengusung konsep keperawatan anak
diterima sebagai pengganti termometer non- yaitu atraumatic care sebagai bentuk perawatan
invasif lainnya, serta menjadikannya sebagai terapeutik pada anak, dan family centered care
salah satu inovasi dalam bidang keperawatan dengan memberikan kepuasan tersendiri kepada
anak diberbagai tatanan pelayanan kesehatan keluarga sebagai fokus asuhan keperawatan.Hal
(unit emergency, unit intensive care, rawat jalan, inilah yang menjadikan TAT sebagai peringkat
rawat inap, maupun digunakan di rumah oleh teratas sebagai metode pengukuran suhu pada
orang tua). bayi dan anak, dibandingkan dengan metode
Inovasi TAT yang terintegrasi dengan pengukuran suhu lainnya. Perawat anak di
EMR/EHR mendukung tuntutan penggunaan Indonesia perlu melihat bukti, mempelajari
kemajuan catatan medis elektronik terhadap hasil teknologi baru, dan mengimplementasikan secara
pengukuran suhu, dimana diperolehnya efisiensi nyata penerapan evidence based, dengan harapan
waktu bekerja, sehingga mengembalikan fokus dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
tugas perawat kepada peran pemberian asuhan, terhadap klien dan keluarga.
dan pelayanan yang prima terhadap klien. Selain

DAFTAR PUSTAKA

Allegaert, K., Casteels, K., Van Gorp, I., & Care, 29(1), 63-6.
Bogaert, G. 2014. Tympanic, infrared skin, https://doi.org/10.1097/PEC.0b013e31827
And temporal artery scan thermometers b5427
compared with rectal measurement in Batra, P., Saha, A., & Faridi, M. M. 2012.
children: A real-life assessment. Current Thermometry in children.Journal of
Therapeutic Research-Clinical and Emergencies, Trauma, and Shock, 5(3),
Experimental, 76, 34–38. 246.https://doi.org/10.4103/0974-
https://doi.org/10.1016/j.curtheres.2013.11. 2700.99699
005 Brosinski, C., Valdez, S. Riddell, A.,
Alpert, J. 2016. The Electronic Medical Record Riffenburgh, R.H. 2017. Comparison of
in 2016: Advantages and disadvantages. Temporal Artery Versus Rectal
Digital Medicine, 2(2), Temperature in Emergency Department
48.https://doi.org/10.4103/2226- Patients Who Are Unable to Participate in
8561.189504 Oral Temperature Assessment. Journal of
Balestra, M. L. 2017. Electronic Health Records: Emergency Nursing, 1–7.
Patient Care and Ethical and Legal https://doi.org/10.1016/J.JEN.2017.04.015
Implications for Nurse Practitioners. The Davie, A., & Amoore, J. 2010. Best practice in
Journal for Nurse Practitioners, 13(2), the measurement of body temperature.
105–111. Nursing Standard (Royal College of
https://doi.org/10.1016/j.nurpra.2016.09.01 Nursing (Great Britain) : 1987), 24(42),
0 42–49.
Bahorski, J., Repasky, T., Ranner, D., Fields, A., https://doi.org/10.7748/ns2010.06.24.42.42
Jackson, M., Moultry, L., … Sandell, M. .c7850
(2012). Temperature Measurement in Exergen Corporation. 2017. Pediatricians choose
Pediatrics: A Comparison of the Rectal temporal artery thermometer as top pick
Method Versus the Temporal Artery among temperature taking methods. (2017,
Method. Journal of Pediatric Nursing, Sep 12). NASDAQ OMX's News Release
27(3), 243–247. Distribution Channel Retrieved from
https://doi.org/10.1016/j.pedn.2010.12.015 https://search.proquest.com/docview/1937
Barbi, E., Marzuillo, P., Neri, E., Naviglio, S., & 642980?accountid=17242
Krauss, B. 2017. Fever in Children: Pearls Exergen Corporation. 2017. Survey Says Over 90
and Pitfalls. Children, 4(9), Percent of Nurses Prefer Thermometers
81.https://doi.org/10.3390/children409008 Connected to Vital Signs Monitors for
1 Convenience and Accuracy. Watertown:
Batra, P., & Goyal, S. 2013. Comparison of Globe Newswire. Terbit 31 Agustus 2017.
rectal, axillary, tympanic, and temporal http://www.exergen.com/medical/survey-
artery thermometry in the pediatric says-90-percent-nurses-prefer-
emergency room.Pediatric Emergency thermometers-connected-vital-signs-
168 Jurnal Kesehatan, Volume 9, Nomor 1, April 2018, hlm 160-169

monitors.pdf https://doi.org/10.1136/postgradmedj-
Forrest, A. J., Juliano, M. L., Conley, S. P., 2017-134795
Cronyn, P. D., McGlynn, A., & Auten, J. Kyle, T.,& Carman, S. 2013. Essential of
D. 2017.Temporal artery and axillary pediatric nursing (2nd ed.). Philadelphia:
thermometry comparison with rectal Wolter Kluwer Health.
thermometry in children presenting to the Moore, A. H., Carrigan, J. D., Solomon, D. M., &
emergency department. American Journal Tart, R. C. 2015. Temporal Artery
of Emergency Medicine, 4–7. Thermometry to Detect Pediatric Fever.
https://doi.org/10.1016/j.ajem.2017.06.017 Clinical Nursing Research, 24(5), 556–
Gawai Sehat. 2016. Daftar RS di Indonesia yang 563.
Telah Menerapkan Rekam Medis https://doi.org/10.1177/105477381455748
Elektronik. Gawai Sehat Online. Terbit 1
tanggal 11 November 2017. Niehues, T. 2013. Das fiebernde kind:
darihttps://gawaisehat.com (Diakses Diagnostisches vorgehen und behandlung.
tanggal 23 Oktober 2017) Deutsches Arzteblatt International,
Geijer, H., Udumyan, R., Lohse, G., & Nilsagård, 110(45), 764–774.
Y. 2016. Temperature measurements with https://doi.org/10.3238/arztebl.2013.0764
a temporal scanner : systematic review and Niven, D. J., Gaudet, J. E., Laupland, K. B.,
meta-analysis. Mrklas, K. J., Roberts, D. J., & Stelfox, H.
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2015- T. 2015. Accuracy of peripheral
009509 thermometers for estimating temperature:
Goswami, E., Batra, P., Khurana, R., & Dewan, A systematic review and meta-analysis.
P. 2017. Comparison of Temporal Artery Annals of Internal Medicine, 163(10),
Thermometry with Axillary and Rectal 768–777. https://doi.org/10.7326/M15-
Thermometry in Full Term 1150
Neonates.Indian Journal of Pediatrics, Odinaka, K. K., Edelu, B. O., Nwolisa, C. E.,
84(3), 195–199. Amamilo, I. B., & Okolo, S. N. 2014.
https://doi.org/10.1007/s12098-016-2259-z Temporal artery thermometry in children
Hockenberry, M., & Wilson, D., Rodger, C.C., younger than 5 years: a comparison with
2017. Wong’s essential of pediatric rectal thermometry. Pediatric Emergency
nursing. 8th ed. St. Louis Missouri: Care, 30(12), 867–870.
Elsevier https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1097/PE
Işler, A., Aydin, R., Güven, Ş. T., & Günay, S. C.0000000000000289
2014. Comparison of temporal artery to Opersteny, E., Anderson, H., Bates, J.,
mercury and digital temperature Davenport, K., Husby, J., Myking, K., &
measurement in pediatrics.International Oron, A. P. 2017. Precision, Sensitivity
Emergency Nursing, 22(3), 165– and Patient Preference of Non-Invasive
168.htts://doi.org/10.1016/j.ienj.2013.09.0 Thermometers in a Pediatric Surgical
03 Acute Care Setting.Journal of Pediatric
Kelechi, O., Benedict, E., Nwolisa, E., Ifeyinwa, Nursing, 35, 36–41.
A., & Seline, O. 2014. Acceptance of https://doi.org/10.1016/j.pedn.2017.02.003
temporal artery thermometry by Nigerian Patricia, C. 2014. Evidence-Based Management
mothers: A comparison with the traditional of Childhood Fever: What Pediatric Nurses
methods. Pan African Medical Journal, Need to Know.Journal of Pediatric
19.https://doi.org/10.11604/pamj.2014.19. Nursing, 29(4), 372–375.
263.2899 https://doi.org/10.1016/j.pedn.2014.02.007
Kelly, M., McCarthy, S., O’Sullivan, R., Shiely, Peetoom, K. K. B., Ploum, L. J. L., Smits, J. J.
F., Larkin, P., Brenner, M., & Sahm, L. J. M., Halbach, N. S. J., Dinant, G.-J., &
2016. Drivers for inappropriate fever Cals, J. W. L. 2016. Childhood fever in
management in children: a systematic well-child clinics: a focus group study
review. International Journal of Clinical among doctors and nurses. BMC Health
Pharmacy, 38(4), 761–770. Services Research, 16(1),
https://doi.org/10.1007/s11096-016-0333-2 240.https://doi.org/10.1186/s12913-016-
Kumana, C. 2017. Minimising the costs of 1488-1
temperature monitoring in Reynolds, A. M., Bonham, L., Gueck, M.,
hospitals.Postgraduate Medical Journal, Hammond, K., … Craft, M. 2014. Are
93(1104), 580-580. Temporal Artery Temperatures Accurate
Sugiarti, Non-Invasif Termometer: Temporal Artery Thermometer (TAT) Terintegrasi … 169

Enough to Replace Rectal Temperature http://stikespku.com/digilib/files/disk1/1/st


Measurement in Pediatric ED Patients? ikes%20pku--linasetyow-44-1-
YMEN, 40(1), 46–50. 20101292.pdf
https://doi.org/10.1016/j.jen.2012.07.007 Wardiyah, A., Setiawati, & Romayanti, U. 2016.
Sullivan, J. E., & Farrar, H. C. 2011. Fever and Perbandingan Efektifitas Pemberian
Antipyretic Use in Children. Pediatrics, Kompres Hangat Dan Tepid Sponge
127(3), 580–587. Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
https://doi.org/10.1542/peds.2010-3852 Yang Mengalami Demam Di Ruang
Sund-Levander, M., & Grodzinsky, E. 2013. Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek
Assessment of body temperature Provinsi Lampung Tahun 2015. Kesehatan
measurement options.British Journal of Holistik, 10(1), 36–44.
Nursing, 22(16), 942,944- Yang, W., Kuo, H., Lin, C., Wu, K., Chang, Y.,
950.https://doi.org/10.12968/bjon.2013.22. Chen, C., & Wu, H. 2016. Tympanic
16.942 temperature versus temporal temperature
Stine, C. A., Flook, D. M., & Vincze, D. L. 2012. in patients with pyrexia and chills.
Rectal Versus Axillary Temperatures: Is Medicine, 95(44), 1–6.
There a Significant Difference in Infants https://doi.org/10.1097/MD.000000000000
Less Than 1 Year of Age? Journal of 52.
Pediatric Nursing, 27(3), 265–270. Yulandari, I., Mulyani, D. I., & Soedibyo, S.
https://doi.org/10.1016/j.pedn.2011.04.004 2017. Persepsi Orang Tua Mengenai
Setyowati, L. 2013. Hubungan Tingkat Demam dan Penggunaan Antipiretik :
Pengetahuan Orang Tua dengan Studi Potong Lintang di RSUD
Penanganan Demam pada Anak Balita di Malingping dan RSUPN Cipto
Kampung Bakalan Kadipiro Banjarsari Mangunkusumo. Hasil Penelitian, 44(10),
Surakarta. 677–683.

You might also like