Mata Kuliah : KB dan Kontrasepsi

Dosen : Ibu Sujianti

Nama : IVI LAELY, NIM : 110320008

ABSTRACT

Background: Experiences from infectious outbreaks globally, such as Ebola and severe
acute respiratory syndrome (SARS), highlight the challenges of government to maintain
essential healthcare services, guarantee healthcare access and at the same time shift
resources to contain and mitigate the crisis.

The declaration of the State of Disaster in South Africa due to the COVID 19 pandemic
(on the 15th of March) and the subsequent imposition of a total national lockdown on all
usual activities were anticipated to have both direct and indirect negative consequences
on healthcare utilisation including reproductive healthcare services.

Objective: The objective of this study is to describe the effect of the COVID-19
pandemic on family planning and termination of pregnancy services utilisation
immediately following the lockdown in Gauteng Province.

Methods: We analysed the administrative data on clinical services utilisation during the
previous two years, including five weeks following the enforcement of the lockdown in
South Africa, from the District Health Information System database over the period 1
April 2018–30 April 2020.

Results: Primary healthcare utilisation headcounts across the province declined by nearly
500,000 visits following the lockdown period. Family planning utilisation patterns which
are demand-driven declined during the two months preceding the COVID-19 pandemic
and further declined during the lockdown. Switching contraceptive methods to those with
less effectiveness were noted as a trend over the previous two years. Year on year
comparisons from April 2018 to April 2020 indicated a consistent decline in the use of
injectable methods and increased use of oral contraceptive pills.

Conclusion: This review highlights the importance of monitoring the utilisation of routine
healthcare services during the outbreak situations to ensure that service provision is not
compromised. Women of reproductive age must be able to exercise their reproductive
choices to prevent unintended pregnancies and to reduce their risk of mortality as a result
of diminished access to reproductive healthcare services.

Keywords: COVID-19, Family planning, Contraception, Termination of pregnancy.

TERJEMAHAN:
 ABSTRAK

Latar belakang: Pengalaman dari wabah penyakit menular secara global, seperti Ebola dan
sindrom pernafasan akut yang parah (SARS), menyoroti tantangan pemerintah untuk
mempertahankan layanan perawatan kesehatan penting, menjamin akses perawatan kesehatan dan
pada saat yang sama mengalihkan sumber daya untuk menahan dan mengurangi krisis.

Deklarasi Keadaan Bencana di Afrika Selatan karena pandemi COVID 19 (pada 15 Maret
2020 ) dan penanganan selanjutnya dari penguncian nasional pada semua aktivitas yang dapat
diprediksi memiliki konsekuensi negatif langsung dan tidak langsung pada pemanfaatan layanan
kesehatan termasuk layanan kesehatan reproduksi.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pandemi COVID-19

terhadap KB dan penghentian pemanfaatan layanan kehamilan segera setelah dilakukan penghentian
aktifitas ( lockdown ) di Provinsi Gauteng.

Metode: Kami menganalisis data administratif tentang penggunaan layanan klinis selama dua
tahun sebelumnya, termasuk lima minggu setelah penerapan penghentian aktifitas ( lockdown ) di
Afrika Selatan, dari database Sistem Informasi Kesehatan Distrik selama periode 1 April 2018-30
April 2020.

Hasil: Jumlah kepala petugas layanan kesehatan primer di seluruh provinsi menurun hampir
500.000 kunjungan setelah periode penguncian aktifitas. Pola pemanfaatan keluarga berencana yang
didorong oleh permintaan menurun selama dua bulan sebelum pandemi COVID-19 dan semakin
menurun selama penguncian aktifitas. Mengalihkan metode kontrasepsi kepada mereka yang kurang
efektif tercatat sebagai tren selama dua tahun sebelumnya. Perbandingan tahun ke tahun dari April
2018 hingga April 2020 menunjukkan penurunan yang konsisten dalam penggunaan metode suntik
dan peningkatan penggunaan pil kontrasepsi oral.

Kesimpulan: Tinjauan ini menyoroti pentingnya pemantauan pemanfaatan layanan perawatan

kesehatan rutin selama situasi wabah untuk memastikan bahwa penyediaan layanan tidak terganggu.
Wanita usia subur harus dapat menggunakan pilihan reproduksinya untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan dan untuk mengurangi risiko kematian akibat berkurangnya akses ke layanan
kesehatan reproduksi.

Kata Kunci: COVID-19, Keluarga Berencana, Kontrasepsi, Penghentian Kehamilan