Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PERFORMANCE ASSESSMENT INSTRUMENT OF SCIENCE PROCESS

SKILLS CONFORM THE NATURE OF SCIENCE

Supahar, Dadan Rosana, Marina Ramadani, dan Deby Kurnia Dewi


Universitas Negeri Yogyakarta
Email: supahar@uny.ac.id

Abstract: This study aims to: (1) find out the worthiness of performance
assessment of science process skills; (2) describe the science process skills of
students who are measured with an instrument of performance assessment; (3)
find out the practicality of performance assessment instrument to measure science
process skills of studens. This research and development adopted model of 4D
and model of non-test instrument. This result of this study are: (1) performance
assessment instrument in observation sheets form is valid and reliable to measure
science process skills; (2) the studens’s science process skills were very high
category for observation skills, high category for experiment skills, measurement
skills, communication skills, and enough category for prediction skills and
inference skills; (3) the developed performance assessment has practicality
response with high category to measure science process skills of the students.

Keywords: performance assessment, science process skills, science learning

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KETERAMPILAN PROSES


SAINS SESUAI NATURE OF SCIENCE (NOS)

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui kelayakan instrumen


penilaian kinerja keterampilan proses sains hasil pengembangan, (2)
mendeskripsikan hasil pengukuran keterampilan proses sains peserta didik, (3)
mengetahui kepraktisan instrumen penilaian kinerja untuk mengukur keterampilan
proses sains peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode research and
development (R&D) yang mengadaptasi model penelitian pengembangan 4-D dan
pengembangan instrumen non tes. Teknik analisis data yang digunakan melalui
analisis V aiken untuk mencari validitas instrumen, inter-rater reliability untuk
mencari reliabitas, dan mengkonversi skor keterampilan proses dan angket respon.
Hasil penelitian ini adalah: (1) penilaian kinerja keterampilan proses sains peserta
didik dalam bentuk lembar observasi dinyatakan valid dan reliabel, (2) hasil
pengukuran keterampilan proses sains peserta didik yaitu keterampilan prediksi
dan inferensi dengan kategori cukup, keterampilan eksperimen, pengukuran,
komunikasi tergolong baik, dan keterampilan observasi sangat baik, (3) instrumen
penilaian kinerja yang dikembangkan memiliki respon keterpakaian dengan
kategori sangat baik untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik.

Kata Kunci: penilaian kinerja, keterampilan proses sains, pembelajaran IPA

435
436

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu usaha diberikan nilai sedang. Guru masih
bagi pendidik agar peserta didik merasa kesulitan dalam meyusun
dapat memperoleh ilmu pengetahuan, penilaian untuk menilai keterampilan
penguasaan keterampilan serta peserta didik karena keterbatasan
pembentukan sikap. Indikator waktu yang dimiliki guru. Guru
keberhasilan suatu pembelajaran belum menggunakan instrumen
adalah tercapainya ketuntasan belajar penilaian yang sesuai dengan
peserta didik yang dicerminkan oleh karakteristik materi dan tugas yang
nilai kognitif, nilai afektif, dan nilai diberikan, sehingga instrumen yang
psikomotorik, demikian juga tujuan digunakan guru belum memiliki
pada pembelajaran IPA. Tujuan bukti instrumen yang valid dan
pembelajaran IPA menurut reliabel.
kurikulum 2013 yaitu untuk Berdasarkan tuntutan
mengembangkan pengetahuan, Kurikulum 2013, guru harus lebih
pemahaman, dan kemampuan menekankan penilaian autentik
analisis peserta didik terhadap dalam pembelajaran. Nurgiyantoro
lingkungan alam dan sekitarnya. (2011:2-3) penilaian autentik lebih
Berdasarkan standar kompetensi mementingkan penilaian proses dan
lulusan mata pelajaran IPA, dalam hasil secara bersamaan. Melalui
pembelajaran IPA peserta didik penilaian autentik, seluruh rabgkaian
dituntut untuk memiliki keterampilan kegiatan pembelajaran dapat dinilai
melakukan pengamatan dengan secara objektif, apa adanya, dan tidak
peralatan yang sesuai, melaskanakan semata-mata hanya berdasarkan hasil
percobaan sesuai prosedur, mencatat akhir (produk) saja. Penilaian
hasil pengamatan dan pengukuran autentik merupakan suatu bentuk
dalam tabel dan grafik yang sesuai, tugas yang menghendaki siswa untuk
membuat kesimpulan dan memenuhi kinerja yang telah
mengkomunikasikannya secara lisan ditetapkan dengan menerapkan
dan tertulis sesuai dengan bukti yang pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh. telah dimiliki. Penilaian lebih
Berdasarkan hasil studi konsisten dengan pemberian
lapangan dengan beberapa guru IPA, pengalaman langsung yaitu
penilaian yang dilakukan guru tidak pembelajaran dengan hand-on
hanya menilai aspek pengetahuan activity. Wren (2009:2)
saja, teteapi juga menilai aspek mendefinisikan penilaian kinerja
keterampilan dan aspek sikap. adalah penilaian yang menekankan
Namun permasalahan yang masih aspek keterampilan yang ditunjukkan
terjadi yaitu belum peserta didik dan bukan penilaian
dikembangkannya instrumen dimana peserta didik hanya
penilaian untuk mengukur aspek menjawab atau memilih jawaban dari
keterampilan dan aspek sikap. Untuk sederetan kemungkinan jawaban
menilai keterampilan peserta didik, yang tersedia. Sejalan dengan
guru memberikan penilaian dengan pendapat tersebut, Palm (2008: 3)
melihat peserta didik yang aktif menyatakan bahwa penilaian kinerja
diberikan nilai tinggi, peserta didik ditekankan pada hubungan antara
yang pasif diberikan nilai rendah dan kinerja peserta didik yang diamati
peserta didik antara aktif dan pasif dengan kriteria penilaian.

Performance Assessment Instrument Of Science Process Skills Conform The Nature Of Science
437

Miller, Linn, & Gronlund contoh keunggulan untuk model


(2009:261) mengemukakana bahwa pekerjaan yang harus dilakukan.
penilaian kinerja dapat memberikan Reynolds, Livingston, &
dasar bagi guru untuk mengevaluasi Wilson (2010:266) menyebutkan
efektivitas proses dan produk yang beberapa keunggulan dari penilaian
digunakan guru dalam pembelajaran. kinerja sebagai berikut: (1) dapat
Penilaian kinerja sangat baik mengukur hasil pembelajaran yang
digunakan untuk mengukur hasil tidak dapat diukur oleh jenis
belajar yang tidak dapat diukur penilaian yang lain, (2) penggunaan
dengan baik oleh penilaian tes penilaian kinerja konsisten dengan
obyektif. Olongruntegbe (2010:13- teori pembelajaran modern, (3)
14) menjelaskan bahwa tujuan utama memungkinkan untuk menghasilkan
dari penilaian adalah untuk pembelajaran yang lebih baik, (4)
memberikan data kuantitatf dari membuat pembelajaran lebih
kinerja peserta didik, khususnya bermakna dan memotivasi peserta
dalam pembelajaran IPA. Hal ini didik, (5) memungkinkan menilai
sesuai dengan sistematika penilaian proses sebaik menilai hasil, (6)
autentik, di mana dalam penialaian memperluas pendekatan kepada jenis
ini mengajak peserta didik untuk penilaian yang lain. Berbagai
mengaplikasikan pengetahuan dan tinjauan empiris membuktikan
keterampilan dalam waktu yang bahwa penilaian kinerja mampu
bersamaan dan dapat digunakan mengukur keterampilan proses sains
dalam kehidupan nyata di luar peserta didik. Hasil penelitian
kegiatan sekolah. Salah satu bentuk menurut Chabalengula, et al (2009)
penilaian autentik adalah penilaian menunjukkan bahwa Performance-
kinerja. Penilaian ini tidak hanya Based Lab Assessment Technique
menuntut peserta didik untuk (PBLAT) dapat digunakan untuk
menghafal konsep dasar tetapi menilai keterampilan proses sains.
mengajak peserta didik untuk Keterampilan proses sains
mendemonstrasikan pengetahuan dan dibagi menjadi dua kategori.
pemahaman melalui produk, kinerja, Kesercioglu (2012:4),
atau pameran. mengkategorikan keterampilan
Penilaian kinerja memerlukan proses IPA menjadi dua kategori.
komponen dalam pengembangannya. Kategori yang pertama adalah
Komponen penilaian kinerja menurut keterampilan proses sains dasar,
Primo & Shavelson (1996:1047) yang di dalamnya termasuk
yaitu terdiri dari tugas kinerja, format keterampilan yang sering ditemui
jawaban, dan sistem penskoran. setiap harinya seperti obervasi,
Lebih lanjut Hibbard (2005: 2) inferensi, prediksi, mengukur,
menyebutkan komponen dari sistem melakukan eksperimen, dan
penilaian kinerja meliputi: (1) tugas klasifikasi. Kategori kedua adalah
yang meminta peserta didik untuk keterampilan proses sains terintegrasi
menggunakan pengetahuan dan yang dikembangkan dari
proses yang telah mereka pelajari; keterampilan proses sains dasar.
(2) daftar pembanding yang Sandall & Singh (2011:4)
mengidentifikasi unsur-unsur kinerja menyebutkan keterampilan proses
atau produk untuk memeriksa; (3) sains terintegrasi di antaranya yaitu
rubrik yang menjadi dasar skor menyusun hipotesis, generalisasi,
keseluruhan untuk pekerjaan; (4) merekam dan mengintepretasi data,

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


438

menidentifikasi dan mengontrol sains dapat diperoleh dan


variabel, dan membuat keputusan. dikembangkan melalui aktivitas sains
Keterampilan proses sains yang berupa praktik. Pengetahuan
merupakan keterampilan yang dalam keterampilan proses sains
dimiliki peserta didik dalam proses merupakan hal yang sangat penting
kegiatan pembelajaran IPA yang dalam pemahaman sebuah konsep
mencerminkan perilaku ilmuwan. IPA. Keterampilan proses sains
Aspek-aspek keterampilan proses merupakan keterampilan kinerja
sains yang diukur dalam penelitian yang memuat aspek keterampilan
ini antara lain observasi, prediksi, koginitif, dimana keterampilan
melakukan eksperimen, pengukuran, tersebut merupakan keterampilan
komunikasi, dan inferensi. Dalam intelektual yang melatarbelakangi
setiap aspek keterampilan proses penguasaan keterampilan proses
sains yang digunakan dalam sains (Subali, 2011:131-132).
penelitian ini terdapat beberapa
indikator. Berikut ini merupakan Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen
kisi-kisi instrumen penilaian kinerja Penilaian Kinerja Keterampilan
keterampilan proses sains. Proses Sains
Aydinli (2011:3474) Aspek
merekomendasikan bahwa guru IPA keterampilan Indikator
Proses Sains
harus memberikan kesempatan
Memperkirakan
kepada peserta didik antara lain: (1) Prediksi peristiwa yang akan
guru harus membantu peserta didik terjadi
untuk menggunakan keterampilan Melakukan
Melakukan percobaan
proses dalam kegiatan praktik di dengan mengikuti
eksperimen
langkah-langkah
kelas, (2) guru harus berkonsentrasi
Menggunakan alat dan
pada hands-on activity yang lebih bahan yang tepat untuk
mendasar bagi peserta didik, (3) guru percobaan
harus memberikan peserta didik Pengukuran
Menggunakan alat ukur
pekerjaan rumah yang berorientasi dengan tepat
Membaca skala ukur
pada hands-on activity sehingga
dengan tepat
dapat mendorong peserta didik dalam Menggunakan indera
menggunakan keterampilan proses. Observasi
penglihatan secara tepat
Sejalan dengan pendapat di Menyampaikan hasil
atas, Jacks (2013:16-17) pengamatan secara
kualitatif
memaparkan bahwa kemahiran
Menyampaikan hasil
keterampilan proses sains peserta Komunikasi pengamatan dalam
didik merupakan sebuah dasar untuk bentuk tabel
scientific inquiry, pengembangan Menjelaskan hasil
keterampilan intelektual dan sikap pengamatan secara lisan
Menjelaskan hasil
yang semuanya dibutuhkan dalam
pengamatan secara
mempelajari konsep IPA. tertulis
Keterampilan proses IPA merupakan Menyusun inferensi
bentuk keterampilan kognitif dan Inferensi dengan menggunakan
psikomotor yang menggunakan berbagai informasi
Menyusun inferensi
pemecahan masalah, di mana
dengan menghubungkan
keterampilan ini digunakan dalam antara data, tujuan, dan
identifikasi masalah, inkuiri objektif, konsep.
pengumpulan data, intepretasi, dan
komunikasi. Keterampilan proses

Performance Assessment Instrument Of Science Process Skills Conform The Nature Of Science
439

Instrumen yang baik adalah keterpakaian instrumen penilaian


instrumen yang didesain secara baik kinerja dalam penelitian ini yaitu
dan dievaluasi secara empirik untuk dengan menggunakan angket respon
memastikan keakuratan dan pengguna instrumen penilaian
informasi penggunanya. Miller, kinerja.
Linn,& Gronlund (2009:70-72) Berdasarkan penjelasan di
menyatakan bahwa tes yang baik atas, maka dalam penelitian ini akan
harus memenuhi tiga karakteristik, dikembangkan instrumen penilaian
yaitu validitas, reliabilitas, dan kinerja keterampilan proses sains
usabilitas. Validitas yaitu bila yang valid dan reliabel, setelah
instrumen tersebut benar-benar diperoleh instrumen yang valid dan
mengukur apa yang seharusnya reliabel selanjutnya melakukan
diukur. Dalam penelitian ini analisis pengukuran keterampilan proses
validitas menggunakan analisis sains siswa dengan menggunakan
V’aiken menurut Yadiannur & penilaian kinerja tersebut.
Supahar (2017:539-558).
Reliabilitas merupakan salah METODE
satu kriteria dalam suatu Penelitian ini merupakan
pengembangan instrumen. Jika penelitian pengembangan dengan
reliabilitas instumen tergolong tinggi, model pengembangan yang
maka suatu instrumen tersebut sangat digunakan dalam penelitian ini
baik apabila digunakan dalam adalah mengintegrasikan model 4D
pengukuran. Instrumen dikatakan dengan model pengembangan
konsisten apabila instrumen instrumen non tes. Model
dilakukan dari waktu ke waktu tetapi pengembangan 4D memiliki
memiliki nilai yang sama. Jenis langkah-langkah: (1) define, (2)
reliabilitas yang digunakan dalam design, (3) develop, dan (4)
penelitian ini yaitu inter-rater desseminate, sedangkan model
reliability. Cascio (2003:336-337) pengembangan instrumen non tes
menyebutkan bahwa kriteria memiliki 10 langkah: (1)
penilaian kinerja yang efektif harus menentukan spesifikasi instrumen,
memenuhi syarat relevance, (2) menulis instrumen, (3)
sensitivity, reliability, acceptability, menentukan skala instrumen, (4)
dan practically. Relevance berarti menentukan sistem penskoran, (5)
bahwa penilaian kinerja yang mentelaah instrumen, (6) melakukan
dikembangkan terdapat hubungan ujicoba, (7) menganalisis instrumen,
dengan tujuan pembelajaran, selain (8) merakit instrumen, (9)
itu juga harus adanya hubungan melaksanakan pengukuran, (10)
antara tugas yang dikerjakan peserta menafsirkan hasil pengukuran.
didik dengan indikator yang akan Penelitian ini bertempat di
diukur. Sensivity berarti bahwa SMP N 15 Yogyakarta untuk uji
instrumen penilaian mampu coba terbatas dan uji coba lapangan.
membedakan peserta didik yang aktif Subjek coba adalah peserta didik
dan pasif. Acceptability berarti kelas VIII tingkat SMP dengan
bahwa instrumen penilaian kinerja rincian 10 peserta didik untuk subjek
dapat diterima oleh orang-orang yang coba terbatas dan 33 peserta didik
menggunakannya. Practically berarti untuk subjek coba lapangan.
bahwa instrumen dalam penilaian Langkah penelitian meliputi
kinerja harus mudah dipahami bagi studi pendahuluan, desain produk,
pengguna. Untuk mengetahui validasi instrumen yang terdiri dari

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


440

validasi ahli dan praktisi IPA untuk Tabel 2. Kategori Reliabilitas


instrumen tes dan non tes, ujicoba
yang terdiri dari uji coba terbatas dan Rentang
Kategori
uji coba lapangan. Data penelitian Skor
X≥0,9 Sangat Baik
yang dikumpulkan berupa data
0,9>X≥0,8 Baik
kualitatif-kuantitatif. Teknik 0,8>X≥0,7 Cukup
pengumpulan data pada penelitian ini 0,7>X≥0,6 Rendah
menggunakan wawancaraa, 0,6>X≥0,5 Sangat Rendah
observasi, dan tes. Sehingga X<0,5 Tidak Diterima
instrumen pengumpulan data yang
digunakan adalah pedoman Hasil dari keterampilan proses sains
wawancara, lembar observasi, dan siswa dianalisis dengan
lembar angket. menjumlahkan skor keterampilan
Data hasil penelitian yang proses sains dengan menggunakan
telah diperoleh selanjutnya dianalisis rumus:
∑𝑋
dengan beberapa teknik analisis data. N=
𝑛
Hasil dari validasi ahli dan praktisi Dimana N adalah nilai keterampilan
IPA selanjutnya dianalisis dengan proses sains peserta didik, ∑X adalah
menggunakan analisis V Aiken untuk jumlah skor maksimum, dan n adalah
mengetahui validitas dari setiap butir jumlah item. Setelah memperoleh
instrumen. Instrumen yang sudah skor keterampilan proses sains
dinyatakan valid selanjutnya diuji mengkonversikan menggunakan
coba terbatas dengan dibantu 6 orang kategori di bawah ini.
rater untuk mengobservasi, kemudian
hasil dari uji coba terbatas tersebut Tabel 3. Kategorisasi Skor Penilaian
dihitung kesepakatan antar rater Keterampilan Proses Sains
dengan peneliti (percented
agreement). Setelah mengetahui Rentang Skor Nilai Kategori
kesepakatan antar rater, kemudian X≥Yi+1.SBx A Sangat Baik
dihitung reliabiltasnya menggunakan Yi+1.SBx>X≥Yi B Baik
analisis inter-rater reliability. Yi>X≥Yi-1.SBx C Rendah
D Tidak
X<Yi-1.SBx
Diterima
Berdasarkan penjelasan di
atas, maka prosedur pengembangan
dapat digambarkan pada Gambar 1.

Performance Assessment Instrument Of Science Process Skills Conform The Nature Of Science
441

Studi
Pendahuluan
Define
Analisis Siswa Analisis Guru Analisis Materi

Memilih Bentuk Menentukan Membuat Kisi-


dan Format Indikator kisi Instrumen

Menulis
Instrumen
Mennetukan
Design Skala Instrumen

Menentukan Sistem
Penskoran dan Petunjuk
Penskoran

Telaah Instrumen
oleh Ahli

Uji Coba

Develop Analisis Hasil Uji Coba

Pengukuran

Penafsiran Hasil Pengukura

Gambar 1. Prosedur Pengembangan Instrumen

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3


442

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil masing-masing butir ≥ 0,86 maka seluruh
Pengembangan produk dilakukan butir instrumen dinyatakan valid.
sesuai hasil studi pendahuluan yang Setelah dinyatakan valid, maka
dilakukan sebelum penyusunan produk selanjutnya instrumen penilaian diuji
melalui wawancara. Berdasarkan hasil cobakan pada peserta didik kelas VIII
wawancara, diperoleh informasi bahwa semester 2 di SMP Negeri 15 Yogyakarta
penilaian yang dilakukan guru tidak hanya pada tanggal 15-29 Februari 2016. uji coba
menilai aspek pengetahuan saja namun terbatas ini bertujuan untuk menentukan
juga menilai aspek keterampilan dan sikap. kesepakatan antar rater dan nilai
Namun permasalahan yang masih terjadi reliabilitas instrumen. Uji coba terbatas
yaitu belum dikembangkannya instrumen instrumen penilaian kinerja ini melibatkan
penilaian untuk mengukur aspek 6 rater yang mengamati 12 peserta didik
keterampilan dan sikap yang valid dan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
reliabel. Selama ini guru memberikan Hasil uji coba ini kemudian dihitung nilai
penilaian dengan melihat peserta didik kesepakatan antar rater (percented
yang aktif diberikan nilai tinggi, peserta agreement). Percented agreement ini
didik yang pasif diberikan nilai rendah, dianalisis dengan tujuan untuk menguji
dan peserta didik antara aktif dan pasif tingkat kesepakatan antara peneliti sebagai
diberikan nilai sedang. patokan dengan kelima rater yang lain.
Pengembangan produk awal berupa Setelah dianalisis menggunakan rumus
instrumen penilaian kinerja divalidasi oleh Borich, diperoleh hasil bahwa tingkat
beberapa dosen ahli dan praktisi IPA. kesepakatan antara peneliti dengan kelima
Validasi instrumen penilaian ini dilhat dari rater yang lain mencapai lebih dari 90%,
aspek substansi, konstruksi, dan bahasa. dengan demikian maka nilai kesepakatan
Data hasil dari validator kemudian antar rater pada instrumen penilaian
dianalisis secara deskriptif dengan kinerja ini memiliki kesepakatan antar
menghitung content validity coefficient rater dengan kategori sangat baik. Keenam
dengan menggunakan analisis V Aiken. rater dapat diikutkan dalam perhitungan
Rekapitulasi nilai V Aiken dapat dilihat untuk mencari nilai reliabilitas instrumen
pada Tabel 4. penilaian kinerja.
Skor keterampilan proses sains
Tabel 4. Hasil Analisis V Aiken hasil uji coba ini kemudian dihitung nilai
reliabilitas instrumen menggunakan
Nomor Butir Nilai V analisis inter-rater reliability. Perhitungan
1a, 2a, 2c, 2d, 3a, 4b, 4d, 5b, iinter-rater reliability ini menggunakan
5c, 5d, 6a, 6b, 6c, 6d, 7a, 7b, bantuan program SPSS yaitu ICC dengan
7c, 7d, 8a, 8b, 8c, 8d, 9a, 9b, melihat nilai Cronbach’s Alpha. Berikut
1,00
9c, 9d, 10a, 10b, 10c, 10d, ini pada tabel 5 disajikan hasil analisis
11a,11b, 11c, 12a, 12b, 12c, reliabilitas instrumen penilaian kinerja.
12d Menurut George&Malley (dalam
1c, 2b, 3d, 4a, 4c 0,95 Gliem&gliem, 2003: 87), jika nilai
3b, 3c 0,90 Cronbach’s Alpha lebih dari 0,9, maka
1b, 1d, 5a, 11d 0,86 penilaian kinerja keterampilan proses sains
peserta didik termasuk dalam kategori
Hasil validasi dari 7 rater menunjukkan reliabilitas sangat baik.
nilai V Aiken dari masing-masing butir
pengamatan kinerja berkisar antara 0,86- Tabel 5. Hasil Analisis Reliabilitas
1,00. Oleh karena perhitungan Aiken pada Instrumen Penilaian Kinerja

Performance Assessment Instrument Of Science Process Skills Conform The Nature Of Science
443

Conbrach’ Sedangkan tingkat keterlaksanaan kegiatan


Instrumen
s Alpha peserta didik pada pertemua III meningkat
I 0,93 menjadi 100%. Pada pertemuan III ini
II 0,93 peserta didik sudah mulai berani dalam
III 0,94 menyampaikan hasil pengamatan adn
pendapatnya di depan kelas.
Berdasarkan perhitungan nilai Cronbach’s Tahap pengukuran ini bertujuan
Alpha, maka penilaian kinerja untuk mengukur keterampilan proses sains
keterampilan proses sains peserta didik peserta/ didik kelas VIII SMP Negeri 15
termasuk dalam kategori reliabilitas sangat Yogyakarta dengan menggunakan
baik. instrumen penilaian kinerja berupa lembar
Uji coba lapangan operasional ini observasi yang sudah valid dan reliabel.
merupakan tahap pengukuran keterampilan Analisis hasil pengukuran keterampilan
proses sains peserta didik dengan proses sains ditunjukkan pada Tabel 6.
menggunakan instrumen penilaian kinerja
yang telah valid dan reliabel. Peserta didik Tabel 6. Hasil Pengukuran Keterampilan
mendapatkan tiga kali kegiatan praktikum Proses Sains Peserta Didik
mengenai sistem ekskresi yang bertujuan Rerata Skor Peserta Didik
untuk mengetahui kemampuan Aspek (%)
keterampilan proses sains pada masing- I II III
masing peserta didik. Observer yang Prediksi 50,00 71,21 90,15
terlibat dalam proses pengukuran ini Eksperimen 68,56 84,09 89,39
sebanyak 3 observer yang meliputi 1 guru Pengukuran 62,12 76,14 91,67
dan 2 teman sejawat. Data tahap ini terdiri Observasi 82,20 93,18 95,45
dari data keterlaksanaan pembelajaran Komunikasi 66,92 85,35 93,69
dengan model POE, data observasi Inferensi 54,17 71,21 82,20
keterampilan proses sains peserta didik,
dan data kepraktisan instrumen penilaian Seluruh aspek keterampilan
kinerja keterampilan proses sains yang proses sains mengalami peningkatan yang
dikembangkan. cukup signifikan dari pertemuan I hingga
Keterlaksanaan pembelajaran pertemuan III. Hal ini dikarenakan peserta
bertujuan untuk memberikan informasi didik telah belajar dari pertemuan
mengenai sintaks model pembelajaran sebelumnya mengenai cara menyusun
POE baik kegiatan yang dilakukan guru prediksi, melakukan eksperimen dengan
maupun kegiatan oleh peserta didik dapat tepat, melakukan pengukuran, membuat
terlaksana dengan baik. Berdasarkan hasil tabel, dan cara menyusun inferensi dengan
obervasi, diketahui bahwa tingkat tepat.
keterlaksanaan kegiatan guru dengan Peningkatan keteramplilan proses
model pembelajaran POE pada pertemuan sains peserta didik dari pertemuan I hingga
I, II, dan III sebesar 100%. Hal ini berarti pertemuan III terjadi karena isntrumen
bahwa tahapan pembelajaran telah penilaian kinerja yang dikembangkan
dilaksanakan sesuai dengan sintaks memiliki karakteristik sebagai assessment
pembelajaran dengan model POE. Namun for learning. Assessment for Learning
pada kegiatan peserta didik, tingkat yaitu penilaian untuk mencari dan
keterlaksanaan belum 100% terlaksana. mengintepretasikan bukti-bukti yang ada
Tingkat keterlaksanaan kegiatan peserta untuk digunakan bagi peserta didik dan
didik pada pertemuan I dan II sebesar guru dalam menentukan sejauh mana
94%. Hal ini dikarenakan peserta didik peserta didik dapat mencapai tujuan
belum terbiasa dengan proses pembelajaran dan bagaimana cara untuk
pembelajaran dengan model POE. mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3
444

Kepraktisan instrumen penilaian keterampilan observasi termasuk dalam


kinerja keterampilan proses sains ini kategori sangat baik. Instrumen penilaian
bertujuan untuk mengetahui apakah kinera keterampilan proses sains yang
instrumen penilaian kinerja keterampilan dikembangkan memiliki tingkat
proses sains yang telah dikembangkan kepraktisan dengan kategori sangat baik.
mudah dan praktis digunakan sebagai
instrumen penilaian dalam pembelajaran UCAPAN TERIMA KASIH
berdasarkan pengamatan para pengguna Ucapan terima kasih disampaikan kepada
instrumen. Untuk mengetahui tingkat SMP N 15 Yogyakarta yang telah
kepraktisan instrumen maka disusun membantu terlaksananya penelitian ini.
angket respon pengguanaan instrumen Serta kepada DPRM Ristek DIKTI Tahun
yang berisi beberapa pernyataan. Anggaran 2016/2017 yang telah membantu
pendanaan penelitian ini.
Tabel 7. Tingkat Keterpakaian Instrumen
Penilaian Kinerja
Observer Jumlah Skor Persentase DAFTAR PUSTAKA
1 109 90,83
2 107 89,17 Aydinli, et, al. (2011). Turkish Elementary
3 110 91,67 School Students’ Performance
Rata rata 108,67 90,56 Integrated Science Process Skills.
Procedia Social and Behavioral
Nilai persentase dari respon keterpakaian Sciences, 15, 3496-3475.
penggunaan instrumen penilaian kinerja
keterampilan proses sains peserta didik Cascio,W.F. (2003). Managing Human
sebesar 90,56% termasuk dalam kategori resources. New York: McGraw-
sangat baik. Hal ini berarti bahwa Hill Inc.
instrumen penilaian kinerja yang
dikembangkan mudah dan praktis dalam Chabalengula, V.M., et al. (2009). A
mengukur keterampilan proses sains Model for Assessing Students’
peserta didik. Science Process Skills During
Science Lab Work. Problems of
SIMPULAN Education in the 21st
Berdasarkan kajian hasil pengembangan Century,11,28-36.
dan pembahasan pada penelitian ini maka
dapat diperoleh kesimpulan bahwa Hibbard,M. (2005). Performance
instrumen penilaian kinerja keterampilan Assessment in the Science
proses sains yang dikembangkan layak Classroom. New York: The
digunakan untuk mengukur keterampilan McGraw-Hill.
proses sains peserta didik kelas VIII.
kelayakan instrumen penilaian kinerja Jack, G. U. (2013). The Influence of
yang dikembangkan telah memenuhi Identified Student and School
syarat validitas dan reliabilitas. Hasil Variables on Student' Science
pengukuran keterampilan proses sains Process Skills Acquistion. Journal
peserta didik kelas VIII di SMP 15 of Educational adn Practice, 16-
Yogyakarta dengan menggunakan 17.
instrumen penilaian kinerja yaitu
keterampilan prediksi dan inferensi Kesercioglu, Teoman & Delen, Ibrahim.
termasuk dalam kategori cukup, (2012). How Middle School
keterampilan eksperimen, pengukuran, dan Student' Science Process Skills
komunikasi termasuk dalam kategori baik, Affected by Turkey's National

Performance Assessment Instrument Of Science Process Skills Conform The Nature Of Science
445

Curriculum Change? Journal of Reynolds, C.R. Livingston,


Turkish Science Education, 3-4. R.B.,&Willson, V. (2010).
Measurement and Assessment in
Education. Upper Saddle River:
Miller, M.D., Linn, R.L.,&Gronlund, N.E. Pearson Education.
(2009). Measurement and
Assessment in Teaching. Upper Sandall, B.R., & Singh, A. (2011). Using
Saddle River: Pearson STEM to Investigate Issues in Food
Educational. Production. United State: Mark
Twain Media.
Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilaian
Autentik. Jurnal Cakrawala Subali, B. (2011). Pengukuran Kreativitas
Pendidikan. Keterampilan Proses Sains dalam
Konteks Assessment for Learning.
Oloruntegbe, K. O. (2010). Approaches To Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1,
The Assessment of Science Process 130-144.
Skills: A Reconceptualist View and
Option. Journal of Collage Wren, D.G. (2009). Performance
Teaching & Learning, 11-18. Assessment: A Key Component
of A Balanced Assessment
Palm, T. (2008). Performance Assessment System. Departement of
and Authentic Assessment: A Research, Evaluation, and
Conceptual Analysis of the Assessment. 2, 1-12.
Literature. Practical Assessment,
Research&Evaluation, 13,1-11. Yadiannur, Mitra & Supahar. (2017).
Mobile Learning based Worked
Primo, M.A.,& Shavelson, R.J. (1996). Example in Electric Circuit
Rhetoric and Reality in Science (WEIEC) Application to Improve
Performance Assessment: An the High School Students’
Update. Journal of Research in Electric Circuits Interpretation
Science Teaching, 33, 1045-1063. Ability. International Journal of
Environmental and Science
Education, 12(3), pp. 539-558.

Cakrawala Pendidikan, Oktober 2017, Th. XXXVI, No. 3

You might also like