Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

LITERATURE REVIEW

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA


LUKA GANGREN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Praktik Laboratorium Klinik Keperawatan


Medikal Bedah yang Diampu Oleh Ns. Novita Surya Putri S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh :

1. Almira Rebina Prista (2017.02.006)


2. Fellya Indah K (2017.02.014)
3. Laily Damayanti (2017.02.021)
4. Nur Vika Indah Sari (2017.02.075)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

BANYUWANGI

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Literature Review Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Luka Gangren


Pada Penderita Diabetes Melitus ini diajukan sebagai tugas Praktik Laboratorium Klinik
Keperawatan (PLKK) Medikal Bedah dan dinyatakan telah mendapatkan persetujuan
pada tanggal

Banyuwangi, 27 Juli 2020

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ns. Novita Surya Putri, S,Kep., M.Kep

NIK: 06.095.0815
LITERATURE REVIEW

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA LUKA


GANGREN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Almira Rebina Prista1, Fellya Indah K2, Laily Damayanti3, Nur Vika Indah Sari4
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Banyuwangi
Jalan Letkol Istiqlah No. 109, Penataban, Banyuwangi, Jawa Timur

ABSTRACT

Background: factors that affect the occurrence of gangrene wounds that need to be
considered by people with diabetes mellitus are age, sex, duration of diabetes mellitus,
history of gangrene wounds, habits of cutting nails, habits of wearing footwear, and
habits of doing foot care that is not good. Purpose: to look at the factors that influence
the occurrence of gangrene wounds in people with diabetes mellitus. Method: the
database is used to identify suitable articles obtained from Google Scholar limited to
the last 5 years of publication from 2015 to 2020, English, Indonesian, and fulltext
article. The literature review uses the keywords "gangrene wounds, gangrene wounds
in people with diabetes mellitus, factors that cause gangrene wounds in people with
diabetes mellitus" In searching articles using "AND". Only 10 articles met the inclusion
criteria, this review came from the 10 articles. Results: the factors that influence the
occurrence of gangrene wounds in diabetics include age, sex, duration of diabetes
mellitus, history of gangrene wounds, habit of cutting nails, habit of using footwear,
and habit of doing poor foot care. Conclusion: diabetics must also avoid endogenous
factors from within the body (genetic, metabolic, and neuropathy), and exogenous
factors from outside the body (trauma and infection). history of gangrene wounds, habit
of cutting nails, habit of using footwear, and habit of doing poor foot care.
Keywords: gangrene wounds, gangrene wounds in people with diabetes mellitus,
factors that cause gangrene wounds in people with diabetes mellitus
ABSTRAK

Latar Belakang: faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya luka gangren yang perlu
diperhatikan oleh penderita diabetes melitus yaitu usia, jenis kelamin, lama menderita
diabetes melitus, riwayat luka gangren, kebiasaan memotong kuku, kebiasaan
menggunakan alas kaki, dan kebiasaan melakukan perawatan kaki yang tidak baik.
Tujuan: melihat faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya luka gangren pada
penderita diabetes melitus. Metode: database digunakan untuk mengidentifikasi artikel
yang sesuai diperoleh dari Google Scholar terbatas untuk publikasi 5 tahun terakhir dari
2015 hingga 2020, bahasa inggris, bahasa indonesia, dan fulltext article. Tinjauan
literature menggunakan kata kunci “luka gangren, luka gangren pada penderita diabetes
melitus, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya luka gangren pada penderita
diabetes melitus”. Dalam pencarian artikel menggunakan “AND”. Hanya 10 artikel
yang memenuhi kriteria inklusi, ulasan ini berasal dari 10 artikel tersebut. Hasil: faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya luka gangren pada penderita diabetes diantaranya
usia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, riwayat luka gangren, kebiasaan
memotong kuku, kebiasaan menggunakan alas kaki, dan kebiasaan melakukan
perawatan kaki yang tidak baik. Simpulan: penderita diabetes juga harus menghindari
faktor endogen dari dalam tubuh (genetik, metabolik, dan neuropati), dan faktor
eksogen dari luar tubuh (trauma dan infeksi).
Kata kunci: luka gangren, luka gangren pada penderita diabetes melitus, faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya luka gangren pada penderita diabetes melitus
PENDAHULUAN

Menurut American Diabetes Association (ADA), Diabetes melitus merupakan


suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya Diagnosis DM
ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Diagnosis tidak dapat
ditegakkan atas dasar adanya glukosuria. Diabetes Mellitus disebut dengan the silent
killer karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam keluhan(2).

Menurut World Health Organization, prevalensi penderita Diabetes Melitus di


dunia di perkirakan sebanyak 347 juta. Di Amerika Serikat sebanyak 25,8 juta
(2)
penduduk menderita Diabetes Melitus. Menurut World Health Organization
memprediksi kenaikan jumlah penderita dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar
21,3 juta pada tahun 2030. Diabetes Melitus juga berpotensi menjadi penyakit nomor 7
yang membunuh manusia pada tahun 2030. Indonesia adalah peringkat keempat jumlah
(5)
penyandang DM terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat, India dan Cina.
Menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat lebih dari satu juta kasus amputasi setiap
tahunnya akibat diabetes mellitus. Proporsi penderita gangren diabetik di Indonesia
berkisar 15% dengan angka amputasi sebesar 30%. Sekitar 68% penderita gangren
diabetik berjenis kelamin laki-laki dan 10% penderita gangren mengalami rekuren.

Penderita diabetes mellitus memiliki risiko 29 kali lebih tinggi untuk mengalami
luka gangren, hal ini disebabkan karena penderita diabetes mellitus rentan terkena
infeksi yang erat hubungannya dengan perkembangbiakkan kuman pada lingkungan
dengan kadar glukosa yang tinggi. Luka gangren diabetik merupakan komplikasi dari
penyakit diabetes mellitus yang disebabkan karena kerusakan jaringan nekrosis oleh
emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti.
Gangren terjadi karena adanya neuropati dan gangguan vaskuler di daerah kaki.
Gangren muncul di daerah kaki dalam bentuk luka terbuka yang diikuti kematian
jaringan setempat (3).
Lamanya menderita diabetes mellitus dikaitkan dengan kontrol glikemik yang
buruk yang mengakibatkan pasien memiliki kemungkinan besar mengalami kaki
diabetik yang dipicu oleh neuropati perifer yang menyebabkan kelainan neuropati
sensorik, motorik dan autonomik serta berbagai perubahan pada kulit dan otot, yang
kemudian terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki, sehingga akan
mempermudah terjadinya ulkus. Selain itu tingginya kadar glukosa darah yang kronis
(2)
menimbulkan kerusakan jaringan . Bila kadar glukosa darah tidak terkontrol dalam
waktu yang lama maka pembuluh darah di berbagai jaringan di seluruh tubuh mulai
mengalami gangguan fungsi dan perubahan struktur yang berakibat ketidakcukupan
suplai darah ke jaringan. Hal tersebut selanjutnya akan meningkatkan risiko untuk
terkena luka gangren diabetik. Peningkatan kadar glukosa darah yang berkepanjangan
juga menimbulkan kerusakan di banyak jaringan lainnya seperti neuropati perifer dan
disfungsi sistem saraf otonom yang dapat menimbulkan penurunanan sensasi di
ekstremitas (6).
Pentingnya mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kejadian gangren pada
penderita diabetes untuk menghindari terjadinya luka gangren diantaranya adalah
neuropati, tidak terkontrol gula darah (hiperglikemi). Umur lebih dari 50 tahun berisiko
(3)
terjadi ulkus karena fungsi tubuh secara fisiologis mengalami penurunan . Lama
menderita diabetes melitus merupakan faktor resiko terjadinya ulkus atau gangren,
kebiasaan merokok (asap rokok yang terhirup ke dalam tubuh), aktivitas seperti potong
kuku jika tidak hati-hati bisa menyebabkan kuku masuk ke dalam dan mengalami luka,
penggunaan alas kaki yang tidak tepat juga bisa menimbulkan luka pada penderita
diabetes melitus. Dan pentingnya mencegah terjadinya infeksi dengan tetap menjaga
pola makan dan berat badan, kebersihan tubuh agar tidak menimbulkan luka gangren
pada penderita diabetes melitus (6).
Tujuan dari Literature Review ini adalah untuk melihat adakah hubungan faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya luka gangren pada penderita diabetes melitus.
METODE
Desain Literature review ini dihasilkan dari penelitian terbaru selama 5 tahun
terakhir. Literature Review ini menggunakan pendekatan Preferred Reporting Items for
Systematic Reviews and Meta-analyzes (PRISMA). Proses pencarian artikel secara
elektronik. Data diperoleh dari Google Scholar. Literature review menggunakan kata
kunci luka gangren; luka gangren pada penderita diabetes melitus; faktor yang
mempengaruhi terjadinya luka gangren pada penderita diabetes melitus. Dalam
pencarian artikel menggunakan “AND”. Setelah jumlah artikel diperoleh , peneliti
kemudian memilihnya kembali sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang
ditentukan.
Pencarian artikel ini juga menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Artikel
yang diinginkan ditentukan oleh artikel yang diterbitkan pada 2015-2020, artikel dalam
bahasa inggris dan bahasa indonesia, dengan fokus pada kata kunci dalam artikel
pencarian. Kriteria inklusi adalah basis data yang mengungkapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya luka gangren pada penderita diabetes melitus. Kriteria
eksklusi adalah database dalam bentuk yang tidak berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya luka gangren dan tidak fokus pada luka gangren pada
penderita diabetes melitus.
Proses pencarian artikel dilakukan pada Juli 2020. Pencarian artikel
menggunakan kata kunci yang telah ditentukan oleh para peneliti dan memberikan
batasan pada kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang diperoleh dari Google Scholar,
kemudian diplih satu per satu oleh para peneliti untuk menentukan kesesuaian artikel
yang diinginkan oleh para peneliti dan menghapus artikel yang sama. Setelah
mendapatkan artikel sesuai dengan para peneliti, artikel dianalisis satu per satu dan
dikelompokkan untuk mendapatkan hasilnya. Langkah selanjutnya adalah membahas
berdasarkan poin yang diperoleh dari hasil seleksi.
HASIL
Pencarian literature awal menghasilkan 122 artikel (Google Scholar). Setelah
meninjau abstrak untuk relevansi dan percocokan dengan kriteria inklusi.

Pencarian Literature

Basis data: Google Scholar

Batasan pencarian: Jurnal berbahasa


inggris dan bahasa indonesia
Screening:

1. Rentang waktu 5 tahun (Tahun


Hasil Jurnal secara keseluruhan 2015-Tahun 2020) Google Scholar
(Research Journal, Full Text)
(n=122) 2. Jurnal Internasional
3. Jurnal Nasional

Screening (n=43) Jurnal Full Text

1. Google Scholar: 21

Jurnal yang dapat diakses


penuh (Full Text) (n=21) Kriteria Inklusi: Jurnal yang berkaitan dengan
kata kunci: “Luka Gangren”, “Luka Gangren
Penderita Diabetes Melitus. Dan “Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya Luka Gangren
pada penderita diabetes melitus.
Jurnal akhir yang sesuai
dengan Kriteria Inklusi (n=10) Kriteria Eksklusi: Jurnal yang tidak full text dan
tidak dapat diakses penuh

Gambar 1. Flow diagram berdasarkan PRISMA: Tahapan Literature Review


Studi ini heterogen. Ada 7 studi cross sectional, 1 studi case control, 1 studi
kualitatif, dan 1 studi deskriptif. Responden dalam ulasan ini adalah klien dengan
penderita diabetes melitus. Beberapa penelitian menyebutkan faktor penyebab
terjadinya luka gangren sama dengan faktor timbulnya luka gangren.
Penelitian yang membahas faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya luka
gangren pada penderita diabetes melitus yang didapatkan 10 penelitian. Dari 10
penelitian yang ditinjau beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya luka gangren
pada penderita diabetes melitus usia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus
rentang waktu 3-5 tahun rata-rata penderita diabetes melitus mengalami luka gangren,
riwayat gangren penderita yang sebelumnya pernah mengalami luka gangren, kebiasaan
memotong kuku kaki yang tidak tepat dan mengakibatkan luka, kebiasaan
menggunakan alas kaki yang tidak tepat, kebiasaan melakukan perawatan kaki yang
tidak baik.

PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya luka gangren pada penderita
diabetes melitus: faktor endogen (dari dalam tubuh): Genetik: riwayat keluarga adanya
penderita yang menderita diabetes atau tidak, Metabolik: sistem kekebalan tubuh/imun
jika tidak stabil mudah terserang penyakit, Neuropati diabetik: penyakit yang
menyerang syaraf. Faktor eksogen (dari luar tubuh): Trauma: adanya gangguan sensorik
yang menyebabkan hilangnya atau menurunnya sensasi nyeri sehingga jika tidak terjadi
luka penderita tidak terasa. Infeksi: diakibatkan adanya gula darah yang tinggi yang
merupakan media pertumbuhan bakteri yang subur (6) .
Adapun Faktor- faktor lain yang mempengaruhi terjadinya luka gangren pada
penderita diabetes melitus yaitu diantaranya usia, jenis kelamin, lama menderita
diabetes melitus, riwayat luka gangren, kebiasaan memotong kuku, kebiasaan
menggunakan alas kaki, dan kebiasaan melakukan perawatan kaki yang tidak baik (2).
Menurut penelitian Hubungan usia dengan kejadian luka gangren. Bahwa
responden penderita diabetes melitus yakni usia >55 tahun lebih besar mengalami luka
gangren dikarenakan adanya penurunan fungsi organ tubuh, terutama gangguan organ
(6)
pankreas dalam memproduksi insulin . Pada kelompok umur tersebut, kulit mulai
mengalami perubahan akibat penurunan fungsi sistemik, di antaranya yaitu penurunan
elastisitas kulit, penurunan sistem imun, persepsi sensori, proteksi mekanis, dan fungsi
barier kulit yang dapat menghambat penyembuhan luka. Kejadian gangren pada pasien
juga diperparah apabila pasien tidak melakukan perawatan kaki dengan baik (3).
Hubungan jenis kelamin dengan kejadian luka gangren. Menurut penelitian
responden berjenis kelamin laki-laki lebih besar daripada kelompok kontrol, namun
belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian gangren diabetik responden laki-laki tidak melakukan perawatan kaki yang
baik seperti mencuci kaki setiap hari, menggunakan pelembab kaki, serta tidak
melakukan senam kaki diabetik, sehingga risiko gangren lebih banyak terjadi pada laki-
(4)
laki . Menurut penelitian sebelumnya, baik responden berjenis kelamin laki-laki
maupun perempuan memiliki peluang yang sama untuk mengalami komplikasi gangren.
Namun, perempuan memiliki hormon yang dapat menjaga keseimbangan dan
menormalkan kadar gula darah sehingga mencegah adanya komplikasi kronis pada
penderita diabetes mellitus. Di sisi lain, penderita berjenis kelamin laki-laki memiliki
perawatan kaki yang lebih buruk dibandingkan dengan penderita berjenis kelamin
perempuan, sehingga menyebabkan tingginya kasus gangren diabetik pada penderita
diabetes mellitus berjenis kelamin laki-laki (8).

Hubungan lama menderita diabetes melitus dengan kejadian luka gangren.


Menurut penelitian menyatakan bahwa lama menderita diabetes mellitus >5 tahun
memiliki risiko 4,3 kali lebih besar untuk terkena gangren diabetik daripada responden
yang menderita diabetes mellitus <5 tahun. Hal ini disebabkan karena lama menderita
diabetes mellitus dapat mengakibatkan kadar glukosa darah menjadi tidak terkontrol.
Keadaan ini akan memicu komplikasi yang berhubungan dengan vaskuler sehingga
mengalami makroangiopati yang akan menimbulkan penurunan sirkuasi darah dan
hilangnya kepekaan rasa sakit terhadap luka yang muncul pada kaki penderita (10).

Menurut penelitian Hubungan riwayat gangren dengan kejadian luka gangren


penelitian yang menyatakan bahwa responden yang memiliki riwayat gangren
sebelumnya memiliki risiko sebesar 9,2 kali lebih besar untuk kembali terkena gangren
(5)
diabetik daripada yang tidak memiliki riwayat gangren . Namun, sebenarnya faktor
riwayat gangren atau amputasi sebelumnya bukan merupakan faktor tunggal terjadinya
gangren diabetik. Jika responden pernah mengalami cedera atau luka sewaktu kadar
gula darah tidak terkontrol maka mikroorganisme akan mudah masuk dan dapat
bertahan hidup karena glukosa yang tinggi dan lemahnya pertahanan tubuh, sehingga
memudahkan terjadinya infeksi (1).

Menurut penelitian Hubungan kebiasaan memotong kuku dengan kejadian luka


gangren. Sebagian besar responden dengan komplikasi gangren memiliki kebiasaan
memotong kuku yang buruk yakni memotong kuku kaki terlalu pendek, tidak
memotong kuku kaki sejajar dengan ujung jari dan lurus, tidak segera memotong kuku
kaki yang tajam, serta memotong kulit tipis di sekitar kuku kaki yang dapat memicu
(7)
timbulnya luka . Menurut penelitian sebelumnya responden dengan kebiasaan
memotong kuku yang buruk memiliki risiko sebesar 1,8 kali lebih besar untuk terkena
gangren diabetik daripada responden dengan kebiasaan memotong kuku yang baik.
Namun, pada penelitian ini faktor kebiasaan memotong kuku tidak dapat dijadikan tolak
ukur dalam menentukan faktor pemicu kejadian gangren karena pada sebagian
responden tidak melakukan aktivitas memotong kuku sendiri melainkan dibantu orang
lain (6).
Hubungan kebiasaan menggunakan alas kaki dengan kejadian luka gangren.
Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan alas kaki dengan kejadian
gangren. Hal ini disebabkan karena luka gangren yang dialami responden sebagian
besar disebabkan oleh pelepuhan, luka akibat kecelakaan, keram kaki, dan
pembengkakan pada kaki, sehingga tidak didapat adanya hubungan antara penggunaan
(3)
alas kaki dengan kejadian gangren diabetik . Temuan menarik pada penelitian lain
adalah sebagian besar responden dengan gangren diabetik tidak menggunakan alas kaki
dengan tepat, yakni tidak memeriksakan alas kaki sebelum dan sesudah
menggunakannya, tidak menggunakan kaus kaki berbahan lembut/stocking,
menggunakan sepatu tanpa kaus kaki, menggunakan sandal jepit, serta masih ada
responden yang berjalan di luar rumah dengan kaki telanjang. Berdasarkan hasil
wawancara, didapat bahwa kebiasaan tersebut dilakukan dengan alasan kenyamanan
dalam penggunaannya. Menurut penelitian menyatakan bahwa penggunaan alas kaki
yang tidak tepat memiliki risiko sebesar 2,3 kali lebih besar untuk terkena luka gangren
diabetik. Penderita diabetes mellitus sebenarnya tidak dapat sembarangan berjalan tanpa
menggunakan alas kaki karena penderita diabetes mellitus rentan terhadap terjadinya
trauma yang dapat menyebabkan gangren diabetik akibat dari penurunan sensasi
proteksi. Penggunaan alas kaki yang benar cukup efektif dalam menurunkan angka
kejadian luka diabetik karena dengan menggunakan alas kaki yang tepat dapat
mengurangi tekanan pada plantar kaki dan mencegah kaki atau melindungi kaki agar
tidak tertusuk benda tajam (9).
Menurut penelitian Hubungan kebiasaan melakukan perawatan kaki dengan
terjadinya luka gangren. Temuan menarik pada penelitian ini adalah sebagian besar
responden tidak melakukan perawatan kaki dengan baik, yakni tidak pernah memeriksa
kaki secara rutin, tidak pernah mengeringkan sela-sela jari kaki setelah mencuci kaki,
tidak pernah menggunakan pelembab kaki pada kaki dan selasela jari kaki, dan tidak
pernah melakukan senam kaki diabetik. yang memberikan arti bahwa kebiasaan
melakukan perawatan kaki tidak terlalu berpeluang untuk terjadi gangren diabetik. Hal
ini disebabkan karena mayoritas responden baru melakukan perawatan kaki setelah
mengalami komplikasi gangren diabetik, sehingga kebiasaan melakukan perawatan kaki
yang dilakukan bertujuan untuk meminimalisir tingkat keparahan (6). Luka gangren pada
kaki penderita diabetes mellitus disebabkan oleh dua hal, yakni aliran darah yang buruk
dan kerusakan saraf. Aliran darah yang buruk akan mengalami kerusakan pembuluh
darah yang disebabkan oleh kadar gula darah yang tinggi dalam waktu lama. Aliran
darah yang terganggu menyebabkan kaki tidak mendapatkan nutrisi yang cukup,
sehingga kulit kaki menjadi lemah, mudah luka, dan sukar sembuh bila terjadi luka.
Sedangkan kerusakan saraf sendiri dapat menyebabkan kepekaan seseorang penderita
diabetes mellitus terhadap rasa nyeri berkurang, sehingga penderita tidak sadar apabila
kakinya terluka (3).
KESIMPULAN
Faktor-faktor yang berhubungan mempengaruhi terjadinya luka gangren pada
penderita diabetes melitus terdiri atas Hubungan usia dengan kejadian luka gangren,
Hubungan jenis kelamin dengan kejadian luka gangren, Hubungan lama menderita
diabetes melitus dengan kejadian luka gangren, Hubungan riwayat gangren dengan
kejadian luka gangren, Hubungan kebiasaan memotong kuku dengan kejadian luka
gangren, Hubungan kebiasaan menggunakan alas kaki dengan kejadian luka gangren,
Hubungan kebiasaan melakukan perawatan kaki dengan terjadinya luka gangren.
Memahami faktor-faktor yang terkait dengan terjadinya luka gangren diharapkan dapat
membantu penderita diabetes melitus mengetahui faktor apa saja yang dapat
berpengaruh akan terjadinya luka gangren selain harus menghindari faktor endogen dari
dalam tubuh (genetik, metabolik, dan neuropati), dan faktor eksogen dari luar tubuh
(trauma dan infeksi) faktor-faktor lain seperti pembahasan di atas juga perlu
diperhatikan untuk mencegah timbulnya luka gangren pada penderita diabetes melitus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ani Astuti, D. M. (2020). FAKTOR RESIKO KAKI DIABETIK PADA DIABETES MELITUS
TIPE 2. Riset Informasi Kesehatan Vol.9, 6.

2. Khairunnisak. (2019). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA


ULKUS DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS . Kesehatan Masyarakat , 87.

3. Mesrida Simarmata, A. H. (2018). TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES


MELLITUS TERHADAP TERJADINYA LUKA DIABETIKUM DI RUMAH SAKIT UMUM
MARTHAFRISKA PULO BRAYAN MEDAN TAHUN 2018. Excellent Midwifery Journal, 9.

4. Mikhayandi John Lede, T. H. (2018). PENGARUH KADAR GULA DARAH TERHADAP


TERJADINYA LUKA GANGREN DIABETES MELLITUS. Nursing, 11.

5. Saenab Dasong, S. A. (2020). FAKTOR RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN


TERJADINYA ULKUS DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA. Jurnal Media Keperawatan, 11.

6. Satya Kirana Dela Rosa, A. U. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN TIMBULNYA GANGREN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD
K.R.M.T.WONGSONEGORO SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-
Journal), 11.

7. Siswani Marianna, G. N. (2017). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT


TERHADAP TERJADINYA LUKA GANGREN . 8.

8. Syam, B. (2018). BERBAGAI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT DIABETES


MELLITUS TIPE 2 YANG BEROBAT DI PUSKESMAS. MaKMA Vol.1 , 7.

9. Titik Juwariyah, A. P. (2018). HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN


PERILAKU PENCEGAHAN KEKAMBUHAN LUKA DIABETIK. Jurnal Ners, 10.

10. Yeanneke Liesbeth Tinungki, N. D. (2018). KARAKTERISTIK PENDERITA DAN FAKTOR


RISIKO TERJADINYA ULKUS KAKI DIABETIK. 9.
LEMBAR KONSULTASI

Nama :1. Almira Rebina Prista (2017.02.006)

2. Fellya Indah K (2017.02.014)

3. Laily Damayanti (2017.02.021)

4. Nur Vika Indah Sari (2017.02.075)

Dosen pembimbing : Ns. Novita Surya Putri, S.Kep., M.kep

Tanggal Revisi Tanda Tangan


Pembimbing
27 Juli 2020 - Meringkas kembali abstrak
- Mengganti kata systematic review
dengan literature review
- Mengganti kata hubung (dan,
tetapi, dalam) di awal kalimat

- ACC Literature Review

You might also like