Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

PT. WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK.

JAKARTA-BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT

TECHNICAL PROPOSAL

TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD

CLIENT FILE DATE


Tubular Scaffolding Assembling
JBHSR March 19, 2020
Method
Design by Checker Approval By

(Billy Otniel Sapan) (Billy Otniel Sapan) (Ridwan Fachrulrozi)


Engineer Engineer Chief Engineer

REV DESCRIPTION DATE


1. Standard use
O1 2. Transom and ledger offset
3. Bracing installation guide April 9, 2020
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

A. UMUM

1. Tujuan

Tujuan dari metode ini adalah sebagai acuan pemasangan perancah pipa (tubular
scaffolding) untuk pekerjaan struktur yang tingginya >1.8 meter.

2. Deskripsi Proyek

Nama Proyek : Jakarta-Bandung High Speed Railway Project


Lokasi : Walini, Jawa Barat

B. REFERENSI

Australian/New Zealand Standard. (1991). Scaffolding Part 2: Couplers and accessories (Standard
No. AS/NZS 1576.2:1991).

Australian/New Zealand Standard. (1995). Scaffolding Part 3: Prefabricated and tube-and-coupler


scaffolding (Standard No. AS/NZS 1576.3:1995).

Australian/New Zealand Standard. (2000). Scaffolding Part 6: Metal Tube and Coupler Scaffolding
– Deemed to comply with AS/NZS 1576.3 (Standard No. AS/NZS 1576.6:2000).

New Zealand Government. (2016). Scaffolding in New Zealand.

1
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

C. PERALATAN

1. Sole Board

Sole board berfungsi menyebarkan beban


baseplate dan standar ke landasan yang lunak. Gunakan
papan kayu dengan ukuran lebar 25 cm dan tebal 4 cm.

Gambar 1 Sole Board

2. Baseplate

Baseplate berfungsi sebagai penyangga post.


Gunakan baseplate dengan ukuran pelat minimum 15cm x
15cm x 0,6cm. Di tengah pelat terdapat batang pengunci
dengan panjang minimum 5cm dan diameter minimum 1,6cm
sehingga pipa scaffolding dapat dimasukkan kedalam
batang tersebut (AS/NZS 1576.2 – 1991).
Gambar 2 Baseplate

3. Swivel Base Plate

Swivel Baseplate berfungsi sama seperti


baseplate namun dapat diatur kemiringannya. Swivel
baseplate digunakan sebagai penyangga support. Gunakan
swivel baseplate dengan ukuran pelat minimal 15 cm x 15
Gambar 3 Swivel Baseplate cm x 0,6 cm (AS/NZS 1576.2:1991).

2
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

4. Standard/Post

Post merupakan elemen vertikal sekaligus


penyangga utama perancah. Post berfungsi menyalurkan
beban ke baseplate. Post berupa black steel tube
berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy)
tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).
Gambar 4 Black steel tube

5. Ledger

Ledger merupakan struktur horizontal memanjang perancah. Ledger diikatkan pada post
menggunakan fix clamp. Posisi ledger berada di sisi dalam post. Material ledger berupa black steel
tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa
(AS/NZS 1576.3:1995).

6. Transom

Transom merupakan struktur horizontal melintang perancah. Transom diikatkan pada ledger
menggunakan fix clamp. Posisi transom berada di atas ledger pada tiap-tiap perpotongan ledger
dan post. Material transom berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat
tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).

7. Putlog

Putlog merupakan struktur horizontal melintang tambahan. Putlog diletakkan di antara dua
transom sebagai penyangga platform dengan jarak 1m – 1,5m. Putlog diikatkan pada ledger
menggunakan putlog fitting ataupun fix clamp. Material putlog berupa black steel tube berdiameter
2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).

3
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

8. Support

Support merupakan penyanggah struktur perancah yang dipasang miring. Support dipasang
untuk menyanggah struktur perancah agar tidak runtuh. Support diikatkan pada post menggunakan
swivel clamp. Material support berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat
tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).

9. Bracing

Bracing merupakan struktur diagonal perancah. Bracing diikatkan pada dua buah post
secara diagonal menggunakan swivel clamp. Posisi bracing berada di sisi luar post. Material bracing
berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm. Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang
dari 200 MPa (AS/NZS 1576.3:1995).

10. Platform

Platform merupakan papan jalan untuk pekerja berlalu lalang di atas perancah. Platform
dipasang memanjang perancah, diikatkan pada transom dan putlog menggunakan plank clamp.
Material platform berupa papan kayu berukuran lebar 25cm dan tebal 4cm.

11. Toe Board

Toe board merupakan papan yang dipasang pada ujung bawah tiap bay untuk mencegah
material jatuh dari platform. Toe board diikat pada post menggunakan toe board clip. Material toe
board berupa papan kayu berukuran lebar 25cm dan tebal 4cm.

12. Guardrail

Guardrail merupakan batang memanjang pada lift teratas perancah. Guardrail berfungsi
sebagai pengaman lift teratas dan sebagai tempat mengaitkan body harness. Guardrail terdiri dari
dua bagian yakni mid rail yang dipasang 50cm di atas platform dan top rail yang dipasang 100cm
di atas platform. Guardrail diikatkan pada post menggunakan fix clamp. Guardrail dipasang pada
sisi dalam post. Material guardrail berupa black steel tube berdiameter 2 in dengan tebal 4.mm.
Kuat tariknya (fy) tidak boleh kurang dari 200 MPa.

4
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

13. Ladder

Ladder/tangga merupakan akses untuk turun dan


naik antar lift perancah. Tangga dipasang miring dengan
kemiringan tidak kurang dari 4:1. Tangga dipasang pada
transom agar tidak runtuh.

Gambar 5 Ladder

14. Fix Clamp/Coupler/Clamp Hidup

Fix clamp merupakan pengikat perancah dengan


sudut tetap 90o. Fix clamp digunakan untuk mengikat
persilangan ledger, transom, putlog, guardrail, dll.

Tebal fix clamp tidak boleh kurang dari 4mm.


Pengencangnya berupa baut dengan diameter batang
tidak kurang dari 11mm, mur dengan diameter dalam tidak

Gambar 6 Fix Clamp kurang dari 11mm (pas dengan baut), serta cincin baut
dengan tebal tidak kurang dari 1.6mm (AS/NZS
1576.2:1991).

15. Swivel Clamp

Swivel clamp merupakan pengikat perancah


dengan sudut putar 360o. Swivel clamp digunakan untuk
mengikat bracing, support, dll.

Gambar 7 Swivel Clamp

5
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

16. Putlog Fitting

Putlog fitting merupakan pengikat khusus untuk


putlog ke ledger.

Gambar 8 Putlog Fitting

17. Plank Clip

Plank clip merupakan pengikat khusus untuk


papan platform ke transom dan putlog.

Gambar 9 Putlog Fitting

18. Toe Board Clip

Toe board clip merupakan pengikat khusus untuk


toe board ke post.

Gambar 10 Putlog Fitting

6
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

19. Sleeve Coupler

Sleeve Coupler merupakan Penyambung post


atau ledger. Sambungan post dan ledger harus end to
end connection.

Panjang sleeve coupler harus tidak kurang dari

Gambar 11 Sleeve Coupler 150mm (AS/NZS 1576.2 – 1991).

Gambar 12 Bagian-Bagian Scaffolding

7
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

D. METODE PELAKSANAAN

1. Perencanaan

Buat layout penempatan baseplate perancah. Panjang bay antara 1,8m – 2,4m dan lebar
antara 1,0m – 1,8m. Sesuaikan layout-nya agar jarak antara body pier dan perancah tidak terlalu
jauh.

2. Persiapan Area Kerja

Marking titik-titik penempatan baseplate. Jika landasannya tidak rata (tanah bergelombang)
usahakan untuk meratakannya terlebih dahulu. Jika area kerja merupakan tanah berlereng, maka
lereng tersebut harus dibuat berundak-undak agar perancah dapat berdiri dengan kokoh.

Gambar 13 Perancah Yang Ditempatkan Pada Tanah Berlereng

3. Pasang Sole Board

Jika perancah ditempatkan pada landasan yang lunak seperti tanah maka perlu menempatkan
sole board di bawah baseplate. Tempatkan Baseplate pada markingan baseplate. Pastikan sole
board berada pada as baseplate.

8
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

4. Pasang Baseplate/Swivel Baseplate

Letakkan baseplate di atas sole board lalu pakukan agar tidak bergerak. Pastikan jarak
antar baseplate sesuai dengan rencana kerja sebelum dipakukan pada sole board.

Gambar 14 Baseplate dipakukan pada Sole Board

5. Pasang Post

Pasang post pada tiap baseplate. Pastikan ketegakan post menggunakan waterpas. Jika
ketegakannya belum pas, maka ratakan kembali permukaan landasannya.

6. Pasang Ledger Bawah

Ikatkan ledger pada satu post pada sisi dalam post menggunakan fix clamp. Ledger harus
dilebihkan 15cm sampai 25 cm keluar post pada kedua ujungnya. Pastikan kedataran ledger
menggunakan waterpas. Jika sudah datar, ikatkan ledger pada post lainnya menggunakan fix clamp.
Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi memanjang bay.

7. Pasang Transom Bawah

Ikatkan transom pada satu post pada sisi dalam post di atas kedua batang ledger
menggunakan fix clamp. Transom harus dilebihkan 10cm keluar ledger pada kedua ujungnya. Pastikan
kedataran transom menggunakan waterpas. Jika sudah datar, ikatkan transom pada post lainnya
menggunakan fix clamp. Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi melintang bay.

9
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

Gambar 15 Pemasangan Ledger dan Transom Pada Post

8. Pasang Lift Sementara

Jika tinggi lift dinilai tidak mampu dicapai oleh tangan pekerja, maka dipasang ledger dan
transom sementara sebagai akses untuk memudahkan pemasangan ledger dan transom atas. Papan
platform sementara dapat dipasang memanjang perancah. Lift sementara dapat dipasang 1m di atas
lift yang telah terpasang. Ledger sementara ini juga berfungsi sebagai guard rail untuk pengaman
pekerja dari bahaya terjatuh.

Gambar 16 Lift Sementara Dipasang Untuk Memudahkan Merangkai Lift Selanjutnya

9. Pasang Bracing

Ikatkan bracing pada ujung bawah post yang satu dan ujung atas post lainnya dalam satu
lift menggunakan fix clamp sehingga terpasang secara melintang. Bracing dipasang pada sisi luar
post.

10
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

Gambar 17 Pemasangan Bracing

10. Pasang Ledger Atas

Ukur tinggi lift (1,5m – 2,0m), kemudian ikatkan ledger pada satu post, menggunakan fix
clamp. Ledger harus dilebihkan 10cm keluar post pada kedua ujungnya. Pastikan kedataran ledger
menggunakan waterpas. Jika sudah datar ikatkan ledger pada post lainnya menggunakan fix clamp.
Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi memanjang bay.

11. Pasang Transom Atas

Ikatkan transom pada sisi dalam satu post di atas kedua batang ledger atas menggunakan
fix clamp. Ledger harus dilebihkan 10cm keluar ledger pada kedua ujungnya. Pastikan kedataran
transom menggunakan waterpas. Jika sudah datar ikatkan transom pada post lainnya menggunakan
fix clamp. Lakukan langkah tersebut untuk kedua sisi melintang bay.

12. Pasang Putlog

Gunakan tangga sebagai akses ke lift diatasnya untuk memasang putlog. Pasang putlog
pada pertengahan bay menggunakan putlog fitting maupun fix clamp. Putlog harus dilebihkan 10cm
keluar ledger pada kedua ujungnya. Pastikan kedua ujung terikat dengan baik.

13. Pasang Platform

Letakkan papan memanjang bay di atas transom dan putlog dengan melebihkan papan 10cm
keluar tepi luar bay. Papan pertama dipasang mepet pada kedua post pada sisi memanjang bay.
Ikatkan platform pada tiap transom dan putlog menggunakan plank clip. Letakkan papan selanjutnya

11
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

di samping papan yang telah terpasang sebelumnya kemudian ikatkan pada tiap transom dan putlog.
Pasang papan platform hingga seluruh lantai bay tertutup seluruhnya. Celah antar papan diizinkan
maksimum 2cm. Jika papan paling ujung tidak cukup untuk dipasangkan pada permukaan bay maka
papan tersebut dapat ditumpuk di atas papan disampingnya dengan memakukannya pada papan
tersebut.

14. Pasang Ladder

Kaitkan tangga pada transom bawah dan atas secara diagonal atau miring. Kemiringan
tangga tidak boleh kurang dari 4:1. Pastikan kembali apakah tangga telah terpasang dengan benar
dan tidak mudah terlepas sebelum menaiki tangga.

Gambar 18 Tangga Dikaitkan Pada Transom

15. Pasang Toe Board

Setelah platform terpasang semua maka di tepi terluar bay harus dipasang toe board
sebagai pengaman. Toe board dipasang berdiri kemudian diikatkan pada post menggunakan toe
board clip.

16. Bongkar Lift Sementara

Lift sementara yang telah dipasang dibongkar untuk digunakan pada pemasangan lift
selanjutnya.

12
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

17. Rangkai Lift Selanjutnya

Lakukan langkah ke-6 hingga ke-16 untuk membangun lift selanjutnya. Untuk lift ketiga
diperlukan minimal 2 bay agar struktur perancah tidak mudah runtuh. Semakin tinggi lift yang akan
dibangun akan semakin rentan terjadi kegagalan. Untuk itu perlu membangun support untuk
menghindari keruntuhan perancah.

Jika post maupun ledger kurang panjang untuk lift dan bay selanjutnya, maka
penyambungannya harus menggunakan sleeve coupler dimana kedua ujung batang bertemu.
Penyambungan tidak boleh dilakukan secara overlap menggunakan clamp kecuali untuk guardrail.

Jika perancah yang dibangun sudah lebih dari 1,8m maka pekerja wajib menggunakan body
harness. Body harness harus dikaitkan pada ledger yang telah terikat dengan baik dan bay
tersebut telah terpasang transom-nya.

Gambar 19 Pekerja Menggunakan Body harness Yang Dikaitkan Pada Ledger

18. Pasang Guardrail

Lift paling atas haruslah diberi pengaman berupa guardrail. Top rail dipasang maksimal 1m
di atas platform. Mid rail dipasang pada pertengahan antara top rail dan platform. Guardrail
dipasang menggunakan fix clamp yang diikatkan dua buah post. Guardrail dipasang 10cm di bawah
ujung atas post.

13
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

E. KETENTUAN-KETENTUAN

1. Tinggi Maksimum Perancah

• Tinggi maksimum perancah adalah 33m.


• Jika tinggi perancah lebih dari 31m maka di
bagian paling bawah harus dipasang pipa ganda
hingga ketinggian 20m di bawah top perancah.
• Perlu diberikan perkuatan pada perancah
menggunakan support hingga ¾ tinggi perancah
dengan sudut 35o yang diikatkan pada tiap lift.
• Support diikatkan pada post tiap 2 bay.

Dipasang tiap 2 bay.

Gambar 20 Putlog Fitting

2. Pemasangan Bracing

• Scaffolding harus dilengkapi dengan bracing baik pada arah memanjang maupun melintang.
• Bracing harus dipasang hingga lift teratas.
• Bracing dapat dipasang paralel maupun zig-zag.
• Jumlah bay maksimum yang tidak di bracing adalah 3 bay.

14
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

Gambar 21 Contoh Pemasangan Bracing

3. Jarak (Span) Ledger dan Transom

Spesifikasi Beban Ringan Beban Sedang Beban Berat

Beban Hidup 225 kg/bay 450 kg/bay 675 kg/bay

Transom 2,4 m 1,8 m 1,275 m

Ledger 3,0 m 2,4 m 1,8 m

Tabel 1 Ketentuan Panjang Ledger dan Transom

Perkiraan jumlah orang dan material tambahan yang diperbolehkan dalam 1 bay dapat dilihat
pada tabel 2.

15
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

Material Bawaan Tambahan

Jumlah Beton dalam Pasir dalam


Spesifikasi Beban Bata Semen Tulangan (per 12 m')
Orang Gerobak Gerobak

(buah) (zak) (buah) D10 D13 D16 D19 D22 D25 D32 (buah)
Ringan 1 31 3 1 17 10 7 5 3 3 2 1
225 kg/bay 2 6 1 0 3 2 1 1 1 1 0 0
Sedang 1 88 9 3 47 28 18 13 10 8 5 3
450 kg/bay 2 63 6 2 34 20 13 9 7 5 3 2
3 38 4 1 20 12 8 6 4 3 2 1
4 13 1 0 7 4 3 2 1 1 1 0
Berat 1 144 14 4 78 46 30 22 16 12 8 5
675 kg/bay 2 119 12 3 64 38 25 18 13 10 6 4
3 94 9 3 51 30 20 14 10 8 5 3
4 69 7 2 37 22 15 10 8 6 4 2
5 44 4 1 24 14 9 7 5 4 2 1
6 19 2 1 10 6 4 3 2 2 1 1

Tabel 2 Perkiraan Jumlah Orang dan Material Tambahan dalam 1 Bay

16
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

4. Sambungan Pipa

• Penyambungan pipa hanya boleh


menggunakan sleeve coupler.

Gambar 22 Penyambungan Pipa

• Dilarang menggunakan teknik overlap


kecuali penyambungan guardrail dan
bracing bila terpaksa.

Gambar 23 Sambungan Overlap

• Penyambungan post tidak boleh dilakukan


sejajar dalam 1 lift.
• Penyambungan ledger tidak boleh
dilakukan sejajar dalam 1 bay.
• Jarak sambungan dengan persilangan pipa
terdekat minimal 30cm.

Gambar 24 Posisi Sambungan

17
METHOD SHEET
Title:
TUBULAR SCAFFOLDING ASSEMBLING METHOD
Project: JAKARTA – BANDUNG HIGH SPEED RAILWAY PROJECT Rev : 01
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk. JAKARTA Date : April 9, 2020

5. Tangga

• Tangga dipasang dengan kemiringan 4:1 atau sudut ±70o.


• Bagian paling atas harus selalu terikat pada transom.
• Diperbolehkan menggunakan tangga yang dibuat dari pipa dan clamp.
• Lebar tangga 50cm – 100cm.
• Jarak antar anak tangga 30cm.
• Tangga dapat dilangsungkan maksimal 6m (3 lift).
• Dilarang menyambung tangga.

18

You might also like