Professional Documents
Culture Documents
788 2627 1 PB Dikonversi
788 2627 1 PB Dikonversi
788 2627 1 PB Dikonversi
Abdul Malik
Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta
Untung Sriwidodo
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
ABSTRACT
This research is purpose to analyze impact of work motivation to
teachers work in Senior High School of Assalaam Surakarta, analyze impact
of discipline to teachers performance in Senior High School of Assalam
Surakarta, analyze impact of headmaster leadership to teachers work in
Senior High School of Assalaam Surakarta, analyze impact of work
motivation that moderated of headmaster leadership to teachers performance
in Senior High School of Assalaam Surakarta, analyze impact of discipline
that moderated of headmaster leadership to teachers performance in Senior
High School of Assalaam Surakarta. Population of this research are 55
teachers in Senior High School of Assalaam Surakarta. Sampling technique
used census method. Collecting data technique used questioners by validity
and reliability test. The analyze data used double linier regression and
absolute difference test. Result of this research showed: first hypothesis
coefficient significant of work motivation variable is 0,145, so motivation
variable is not have significant impact to teachers performance. Second
hypothesis coefficient significant of discipline variable is 0,372, so discipline
variable is not have significant impact to teachers performance. Third
hypothesis coefficient significant of headmaster leadership variable is 0,075,
so headmaster leadership variable is not have significant impact to teachers
performance. So headmaster leadership is not moderated work motivation to
teachers performance and headmaster leadership is not moderated discipline
to teachers performance. Result of determination regression test showed that
R2 0,310, so impact value of work motivation and discipline variable to
teachers performance with headmaster leadership as moderate variable is 31
percent, more than it is influenced the others variable.
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kedisiplinan terhadap Kinerja … (Abdul M. & Untung SW.) 1
Assalaam memiliki budaya akademik dan guru yang memiliki kinerja yang tinggi dan
manajemen yang berkualitas. yang memiliki kinerja rendah. Di antara
Kepercayaan yang tinggi dari peme- persoalan yang menjadi indikator kinerja
rintah dan lembaga sertifikasi ISO-2008 rendah adalah pertama, lemahnya disiplin
bukan tanpa persoalan dalam menjalan- tepat waktu ketika masuk dan keluar dari
kan manajemen sehari-hari. Kinerja SMA kelas belajar. Kedua, keterlambatan ma-
Assalaam akan ditentukan oleh komite suk kelas mengakibatkan tidak tuntasnya
tenaga pendidik, kepala sekolah, dan materi pembelajaran di kelas sebab waktu
prestasi siswa. Ketiga unsur ini merupa- efektif 45 menit hanya digunakan secara
kan faktor-faktor penting dalam dinamika efektif sebanyak 15 - 20 menit saja. Ketiga,
sekolah. Pengamatan peneliti menunjuk- rendahnya prestasi dan karya guru.
kan bahwa prestasi siswa sebagai produk Rendahnya prestasi akademik dan
dari kinerja guru belum menunjukkan hasil disiplin kerja pada sebagian guru SMA
yang memuaskan. Hal ini dibuktikan be- Assalaam menunjukkan lemahnya komu-
lum adanya prestasi yang menonjol baik nikasi antara level kepala sekolah dengan
di bidang akademik maupun non akade- tenaga pendidik dalam rangka meningkat-
mik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indo- kan kinerja dan produktifitas kerja. Sebab
nesia Kinerja adalah sesuatu yang dica- dalam manajemen sekolah, kedudukan
pai, prestasi yang diperlihatkan, kemam- kepala sekolah sangat strategis dan sen-
puan kerja (Depdiknas 2002: 570). Mang- tral dalam memberdayakan semua poten-
kunegara (2004: 67) memberikan penger- si dan talenta yang ada. Di dalam melak-
tian tentang kinerja yaitu hasil kerja seca- sanakan tugas dan pekerjaannya, seorang
ra kualitas dan kuantitas yang dicapai se- guru akan sangat membutuhkan adanya
seorang dalam melaksankaan tugasnya dorongan semangat dan motivasi dari
sesuai dengan tanggung jawab yang dibe- pimpinan mereka sebab hal ini merupakan
rikan kepadanya. Sedangkan Keith Davis modal yang sangat penting sehingga
yang dikutip Mangkunegara (2004: 67) hampir setiap tindakan dan kebijakan
menyatakan kinerja merupakan gabungan yang diambil atau dilakukan oleh seorang
antara kemampuan dan motivasi. pemimpin mempunyai dampak yang posi-
Kinerja menurut As’ad (2001: 48) tif dan negatif bagi bawahan yang dipim-
keberhasilan seorang pekerja terkait de- pinnya. Seorang pemimpin harus dapat
ngan keberhasilan dalam menyelesaikan memotivasi bawahannya sedemikian rupa
tugasnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sehingga dalam melaksanakan tugasnya,
sisi kualitas, ketepatan waktu dalam me- guru akan memiliki efektivitas kerja yang
nyelesaikan pekerjaan tersebut. Sedang- tinggi dan diharapkan mampu membuah-
kan kinerja karyawan adalah merupakan kan hasil yang memuaskan, baik bagi
hal yang dicapai seseorang menurut ukur- sekolahan maupun guru itu sendiri.
an yang berlaku untuk pekerjaan bersang- Berbagai upaya dalam peningkatan
kutan. Ukuran ini ditentukan oleh organi- kualitas pendidikan telah dilakukan, ke-
sasi yang ditetapkan sebagai target dalam nyataannya prestasi dalam bidang pendi-
satu periode. dikan yang telah dicapai belum menunjuk-
Kondisi yang ada di SMA Assalaam kan hasil yang menggembirakan. Pening-
saat ini, terutama untuk kinerja guru ma- katan kualitas pendidikan dapat dilakukan
sih banyak kekurangan terutama di kedisi- dengan meningkatkan kinerja para guru
plinan yaitu ada guru yang kedatangan- merupakan pejuang pendidikan yang
nya terlambat selain itu, ada juga guru langsung berhadapan dengan peserta
yang meninggalkan jam pelajaran sebe- didik. Kepala Sekolah sebagai atasan
lum waktunya. langsung dan pemegang kunci kepemim-
Dalam pengamatan yang dilakukan pinan di sekolah harus mampu membang-
peneliti, budaya disiplin kerja di kalangan kitkan semangat kerja terhadap bawahan-
tenaga pendidik menunjukkan adanya nya, sehingga dapat tercipta semua warga
sekolah mempunyai sikap dan perilaku yang setia dan taat kepada tugas-tugas
2 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 7 No. 1 Juni 2013: 53 – 66
yang diembannya. Selain itu agar memiliki Motivasi bisa timbul oleh faktor inter-
dedikasi yang tinggi, berdaya guna dan nal adalah sesuatu dorongan yang ber-
berhasil guna, serta bertanggung jawab asal dari diri pribadi seseorang yang da-
sebagai abdi negara dan abdi masyara- pat disebut juga motivasi hakiki. Suatu ke-
kat. Hal itu sesuai dengan pernyataan inginan yang ada dalam diri seseorang
yang menyatakan bahwa seorang pemim- menimbulkan motivasi internal. Motivasi
pin dalam memimpin bawahan harus eksternal dibangun di atas motivasi inter-
mampu memberikan motivasi, bimbingan, nal dan di dalam organisasi syarat yang
penyuluhan, pengendalian, keteladanan dipakai oleh manajer dalam memotivasi
dan bersikap jujur, agar para bawahan bawahannya seperti kondisi kerja, gaji,
mau bekerja sama dan bekerja secara penghargaan, hubungan kerja. Motivasi
efisien untuk mewujudkan tujuan yang kerja kepemimpinan kepala sekolah mem-
diinginkan. pengaruhi kinerja guru di sekolah.
Perkembangan dan pembentukan Menurut Handari Nawawi (2000:
sikap anak-anak yang perlu diperhatikan 351) “motivasi adalah suatu komdisi yang
dalam pendidikan adalah kematangan mendorong atau menjadi sebab sese-
(maturation), keadaan fisik anak, penga- orang melakukan suatu perbuatan, atau
ruh keluarga, lingkungan sosial, kehidup- kegiatan, yang berlangsung secara sa-
an sekolah, dan juga cara guru mengajar. dar”. Selain itu faktor lain dari kinerja guru
Untuk mewujudkan tercapainya keberha- adalah Kedisiplinan. Kedisiplinan menurut
silan pendidikan di sekolah faktor kepe- Alex S Nitisemito, (1996: 199) kedisiplinan
mimpinan, lingkungan kerja, tidak dapat diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku
diabaikan. atau perbuatan yang sesuai dengan per-
Motivasi kerja mengandung penger- aturan, baik yang bersifat tertulis maupun
tian bahwa suatu kondisi yang membang- peraturan yang tidak tertulis. Kedisiplinan
kitkan, menggerakkan, mengarahkan dan diharapkan suatu pekerjaan akan dapat
memelihara perilaku guru untuk bekerja dilakukan seefektif dan seefisien mungkin,
dalam lingkungan kerjanya dalam upaya di mana di dalamnya ada tingkat kepatuh-
mencapai tujuan pribadi guru dan tujuan an guru dalam menjalankan tugas dan
organisasi sedangkan pemimpin mempu- tanggung jawabnya.
nyai arti seseorang yang karena kecakap- Peneliti menjadikan kepemimpinan
an-kecakapan pribadinya, dengan atau Kepala Sekolah sebagai variabel modera-
tanpa pengangkatan resmi dapat mempe- si, karena kepemimpinan merupakan as-
ngaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk pek penting dalam suatu organisasi, de-
mengerahkan bersama ke arah pencapai- ngan kepemimpinan kebijakan-kebijakan
an sasaran tertentu (Suad Husnan, 1990: organisasi dapat dikendalikan sesuai de-
36). ngan tujuan organisasi. Suatu organisasi
Usaha sekolahan untuk menumbuh- tanpa adanya pimpinan tentu akan berja-
kan kinerja guru dapat ditempuh dengan lan tanpa arah serta tujuan yang jelas.
cara memberi dorongan dan pemenuhan Oleh karena itu kemimpinan merupakan
kesejahteraan guru agar menciptakan peran penting dalam merencanakan,
suasana kerja yang kondusif serta me- mengorganisasikan, mengarahkan serta
numbuhkembangkan keharmonisan hu- mengendalikan suatu pekerjaan. Dalam
bungan kerja antara atasan dengan ba- instansi pendidikan kepala sekolah berpe-
wahan (Moekijat,1994: 170). Dari penje- ran sebagai pemimpin organisasi, sebagai
lasan tersebut maka dapat dilihat de- manajer, dan sebagai administrator serta
ngan jelas bahwa seorang pemimpin supervisor. Sebagai administrator ber-
mempunyai pengaruh yang nyata terha- tanggung jawab mengatur bawahan, ter-
dap motivasi kerja. masuk guru-guru dan karyawan. Kepala
sekolah sebagai supervisor yaitu mem-
bimbing, mengarahkan serta mensupervisi
kegiatan-kegiatan guru maupun tenaga kependidikan, dengan demikian kepala
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kedisiplinan terhadap Kinerja … (Abdul M. & Untung SW.) 3
sekolah harus mampu menciptakan sua- laam Surakarta yang berjumlah 55 res-
sana yang harmonis serta komunikasi ponden.
yang fleksibel antara kepala sekolah de- Variabel penelitian merupakan pem-
ngan guru dan tenaga kependidikan lain- berian arti terhadap konsep yang akan
nya. dicapai dalam pembahasan tesis, adapun
Menurut Wakiman (2010) dalam identifikasi variabel dalam penelitian ini
penelitian, bahwa Kepemimpinan Kepala adalah sebagai berikut:
Sekolah memoderasi motivasi kerja dan 1. Variabel dependen dalam penelitian ini
kedisiplinan terhadap kinerja guru secara adalah kinerja guru (Y)
signifikan. Untuk itu tujuan penelitian ini 2. Variabel independen adalah motivasi
adalah bermaksud: (1) menganalisis signi- kerja (X1) dan Kedisiplinan (X2)
fikansi pengaruh motivasi kerja terhadap 3. Variabel moderasi adalah kepemim-
kinerja guru; (2) menganalisis signifikansi pinan kepala sekolah (X3)
pengaruh kedisiplinan terhadap kinerja Sumber data yang digunakan dalam
guru; (3) menganalisis signifikansi penga- penelitian ini adalah data primer dan data
ruh kepemimpinan kepala sekolah terha- sekunder. Data primer merupakan sumber
dap kinerja guru; (4) menganalisis signifi- data penelitian yang diperoleh secara
kansi kepemimpinan kepala sekolah da- langsung dari sumber asli. Data primer
lam memoderasi pengaruh motivasi kerja disini adalah data yang diperoleh secara
terhadap kinerja guru; dan (5) menganali- langsung dari jawaban responden tentang
sis signifikansi kepemimpinan kepala se- kepemimpinan kepala sekolah, motivasi,
kolah dalam memoderasi pengaruh kedi- kedisiplinan dan kinerja guru. Data sekun-
siplinan terhadap kinerja guru SMA di der merupakan sumber data penelitian
Pondok Assalaam Surakarta. yang diperoleh peneliti secara tidak lang-
sung melalui media perantara. Data se-
METODE PENELITIAN kunder dalam penelitian ini diperoleh dari
Penelitian ini dilaksanakan di SMA beberapa literatur, baik dari buku maupun
Assalaam Surakarta. Alasan utama dipi- dari jurnal-jurnal penelitian, terutama buku-
lihnya di lokasi ini adalah hasil observasi buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan de-
menunjukkan bahwa beberapa guru da- ngan topik penelitian.
tang terlambat masuk ke sekolah dan per- Jenis data yang dipergunakan ada-
lunya kepala sekolah memotivasi prestasi lah data kualitatif dan data kuantitatif. Da-
guru dalam rangka menciptakan proses ta kualitatif adalah data yang tidak berwu-
belajar mengajar yang sesuai dengan tu- jud angka. Dalam penelitian ini data kuali-
juan pendidikan nasional. tatif adalah jawaban responden tentang
Populasi merupakan keseluruhan kepemimpinan, motivasi, kedisiplinan, dan
subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, kinerja guru. Data kuantitatif adalah data
2002: 108). “Populasi adalah sekelompok berupa angka. Adapun data kuantitatif
orang, kejadian, atau segala sesuatu yang dalam penelitian ini adalah jumlah guru
mempunyai karakteristik tertentu” (Nur SMA Assalaam Surakarta.
Indirantoro dan Bambang Supomo, 2002: Guna memperoleh data yang akan
115). Populasi pada penelitian ini adalah dianalisis maka diperlukan teknik pengum-
guru SMA di Pondok Assalaam Surakarta pulan data berupa kuesioner yang dise-
yang berjumlah 55 orang. barkan secara langsung kepada respon-
Sampel adalah bagian dari jumlah den. Pengujian kuesioner dalam penelitian
dan karakteristik yang dimiliki oleh popu- ini mengunakan pengujian-pengujian se-
lasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, bagai berikut:
2002: 109). Sampel dalam penelitian ini 1. Uji Validitas
adalah semua guru SMA di Pondok Assa- Menurut Imam Ghozali (2005: 131),
Uji validitas adalah perhitungan yang
digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner”. Uji vali- ditas dalam penelitain ini menggunakan
4 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 7 No. 1 Juni 2013: 53 – 66
analisis Product Moment Pearson Cor- dan VIF ≥ 10, maka terjadi multikoli-
relation, perhitungannya menggunakan nearitas (Ghozali, 2001: 57).
bantuan komputer program SPSS. Uji b. Uji Autokorelasi
validitas bertujuan untuk mengukur Uji Autokorelasi dimaksudkan un-
tingkat ketepatan butir pertanyaan tuk menguji apakah antar residual
kuesioner dalam mengukur variabel terdapat korelasi yang tinggi. Jika
kepemimpinan kepala sekolah, kedisi- antar residual tidak terdapat korelasi
plinan dan motivasi kerja. Kriteria peng- maka dikatakan bahwa residual ada-
ujiannya menggunakan tingkat signifi- lah acak atau random. Ujin statistik
kansi 5%. Apabila dari perhitungan yang digunakan untuk mendeteksi
masing-masing butir menghasilkan - autokorelasi adalah Runs Tes. Apa-
value < 0,05, maka dapat disimpulkan bila p-value > 0,05, maka tidak terja-
bahwa butir instrumen tersebut valid di autokorelasi, sebaliknya jika p-
pada tingkat signifikansi 5%. Sebalik- value ≤ 0,005, maka terjadi autoko-
nya apabila dari perhitungan masing- relasi (Ghozali, 2001: 60).
masing butir menghasilkan -value c. Uji Heteroskedastisitas
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Heteroskedastisitas bertujuan
butir instrumen tersebut tidak valid menguji apakah dalam model regresi
pada tingkat signifikansi 0,05. terjadi ketidaksamaan variance dari
2. Uji Reliabilitas residual satu pengamatan ke peng-
Reliabilitas adalah alat ukur yang amatan yang lain tetap, maka dise-
dapat dipercaya yang hasil pengukur- but homokedastisitas dan jika berbe-
annya yang diperoleh dari waktu yang da disebut heteroskedastisitas. Mo-
berbeda untuk pertanyaan yang sama del regresi yang baik adalah homos-
hasilnya relatif konsisten. Reliabilitas kedastisitas atau tidak terjadi hete-
dapat diukur dengan melihat nilai Cron- roskedastisitas. Untuk menguji ada
bach Alpha. Apabila nilai Cronbach tidaknya heteroskedastisitas di da-
Alpha ≥ 0,60 maka instrumen tersebut lam penelitian ini menggunakan uji
reliabel, dan apabila nilai Cronbach Glejser yaitu dengan cara mengre-
Alpha <0,60 maka instrumen tersebut gresikan nilai absolute residual ter-
tidak reliabel. hadap variabel independen. Ada ti-
3. Uji Asumsi Klasik daknya heteroskedastisitas diketahui
dengan melihat probabilitasnya ter-
a. Uji Multikolinearitas
hadap derajat kepercayaan 5%. Jika
Multikolinearitas merupakan pe-
nilai probabilitas > 0,05 maka tidak
ngujian apakah pada model regresi
terjadi heteroskedastisitas (Imam
ditemukan adanya korelasi antar va- Ghozali, 2001: 72).
riabel independen, jika terjadi korela- d. Uji Normalitas Data
si maka terdapat problem multikoli- Uji normalitas pada penelitian ini
nearitas. Model regresi yang baik digunakan Kolmogorov Smirnov.
tidak terjadi korelasi di antara varia- Jika Kolmogorov Smirnov hitung
bel. Untuk menguji adanya multikoli- lebih besar dari 0,05, maka sebaran
nearitas yaitu dengan melihat pada data dikatakan mendekati distribusi
Tolerance Value atau Variance Infla- normal. Sebaliknya jika Kolmogorov
tion Factor (VIF). Sebagai prasarat Smirnov lebih kecil dari 0,05 maka
model regresi harus mempunyai nilai sebaran data dikatakan tidak mende-
tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, kati distribusi tidak normal (Imam
maka tidak terjadi multikolinearitas, Ghozali, 2001: 86).
sebaliknya jika nilai tolerance ≤ 0,10 4. Regresi Linear Berganda
Sebagaimana telah dikemukakan di
depan bahwa penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja dan kedisiplinan terhadap kinerja
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kedisiplinan terhadap Kinerja … (Abdul M. & Untung SW.) 5
guru SMA Assalaam Surakarta, maka 6. Uji Koefisien Determinasi (R2)
model yang digunakan dalam meng- Uji Koefisien Determinasi adalah
analisis data adalah berbentuk regresi bilangan yang menentukan hubungan
liniear berganda yang dirumuskan se- antara variabel Y dengan variabel X,
bagai berikut: pada dasarnya mengukur seberapa
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e jauh kemampuan model dalam mene-
(Jonni J Manurung, dkk, 2005: 70) rangkan variabel berikut. Bahwa nilai
dari Adjust (R2) menentukan nilai, sebe-
Keterangan: rapa besar himpunan variabel bebas
Y = Kinerja Guru mempengaruhi atau menjelaskan varia-
X1 = Motivasi Kerja bel terikat dan dapat dinyatakan dalam
X2 = Kedisiplinan persentase.
X3 = Kepemimpinan Kepala 7. Uji Selisih Mutlak
Sekolah Cara menguji regresi dengan varia-
a = Konstanta bel moderating yaitu dengan uji selisih
b1, b2,b3 = koefisien regresi mutlak. Uji selisih mutlak adalah vari-
e = Variabel pengganggu bel model regresi yang diperkenalkan
5. Pengujian Hipotesis Frucot dan Sharon untuk menguji pe-
a. Uji t ngaruh moderasi yaitu dengan model
Uji t digunakan untuk menguji signi- nilai selisih mutlak dari variabel inde-
fikansi pengaruh variabel indepen- penden. Model atau persamaan regresi
den secara parsial terhadap varia- dalam penelitian ini dinyatakan sebagai
bel dependen. Apabila p-value < berikut:
0,05 maka pengaruh variabel inde- Y = a + b1X1 + b3X3 + b3Z X1-ZX3 + e
penden secara parsial terhadap Y = a + b2X2 + b3X3 + b3 ZX2-ZX3 + e
variabel dependen signifikan dan (Imam Ghozali, 2001: 153)
apabila p-value > 0,05, maka tidak
Keterangan:
signifikan (Jonni J Manurung, dkk,
Y : Kinerja Guru
2005: 71).
X1 : Motivasi
b. Uji F (Ketepatan Model)
X2 : Kedisiplinan
Untuk menguji ketepatan model
X3 : Kepemimpinan Kepala Sekolah
yang digunakan dalam mempredik-
│ZX1 – ZX3│ : Interaksi yang diatur
si pengaruh variabel motivasi kerja
dengan nilai absolut
dan kedisiplinan terhadap kinerja
perbedaan antara X1
guru dengan kepemimpinan kepala
dan X3
sekolah sebagai variabel moderasi.
│ZX2 – ZX3│ : Interaksi yang diatur
Apabila p-value < 0,05, maka H0
dengan nilai absolut
ditolak, berarti model yang diguna-
perbedaan antara X2
kan tepat dalam memprediksi pe-
dan X3
ngaruh variabel motivasi kerja, ke-
a : Koefisien Intersep
disiplinan dan kepemimpinan kepa-
b : Koefisien Regresi
la sekolah terhadap kinerja guru.
e : Standar kesalahan
Apabila p-value ≥ 0,05, maka H0 di-
terima, berarti model yang diguna-
HASIL ANALISIS
kan tidak tepat dalam memprediksi
Uji Instrumen Penelitian
pengaruh variabel motivasi kerja,
1. Uji Validitas
kedisiplinan dan kepemimpinan ke-
a. Uji validitas variabel motivasi kerja
pala sekolah terhadap kinerja guru
(Jonni J Manurung, dkk, 2005: 73). (X1) dijelaskan bahwa pengujian
validitas butir dari 8 pertanyaan
variabel motivasi kerja, terdapat 7
butir pada tingkat signifikansi 5%
menghasilkan -value < 0,05, di sini terdapat 1 pertanyaan variabel
6 Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia Vol. 7 No. 1 Juni 2013: 53 – 66
motivasi kerja yang tidak valid yaitu Uji Asumsi Klasik
item 7. Jadi item tersebut tidak di- 1. Uji Multikolinearitas
ikutsertakan untuk analisis selan- Multikolinearitas untuk menguji
jutnya. adanya multikolinearitas, model regre-
b. Uji validitas variabel kedisiplinan si yang baik tidak terjadi korelasi di
(X2) dijelaskan bahwa pengujian antara variabel. Untuk menguji adanya
validitas butir dari 10 pertanyaan multikolinearitas yaitu dengan melihat
variabel kedisplinan pada tingkat pada Variance Inflation Factor (VIF).
signifikansi 5% menghasilkan - Pedoman suatu model regresi yang
value < 0,05. Hasil dari pengujian bebas multikolinearitas adalah mem-
ini menunjukkan bahwa dari sepu- punyai VIF di sekitar 1 sedangkan ba-
luh pertanyaan instrumen kedisi- tas VIF adalah 10 dan mempunyai
plinan semuanya valid. angka tolerance mendekati 1 dengan
c. Uji validitas variabel kepemimpinan demikian tidak terjadi multikolineariras.
kepala sekolah (X3) dijelaskan bah- Hasil perhitungan SPSS menunjukkan
wa pengujian validitas butir dari 9 hasil nilai VIF 2,157; 1,799; 2,008; dan
pertanyaan variabel kepemimpinan nilai tolerance 0,464; 0,556; 0,498.
kepala sekolah pada tingkat signifi- 2. Uji Autokorelasi
kansi 5% menghasilkan -value < Autokorelasi yaitu untuk menguji
0,05. Hasil dari pengujian ini me- apabila terjadi autokorelasi atau tidak
nunjukkan bahwa dari sembilan antar pengamatan yang tersusun da-
pertanyaan variabel kepemimpinan lam rangkaian waktu dan ruang. Untuk
kepala sekolah semuanya valid. mendeteksi dalam penelitian menggu-
d. Uji validitas variabel kinerja guru nakan Run Test, kriteria uji yang diha-
(Y) dijelaskan bahwa pengujian va- rapkan jika -value > 0,05 maka model
liditas butir dari 8 pertanyaan varia- regresi tidak terjadi autokorelasi. Data
bel kinerja guru pada tingkat signi- yang diperoleh dari jawaban kuesioner
fikan 5% menghasilkan -value < oleh responden dengan diolah dengan
0,05. Hasil dari pengujian ini me- Program SPSS. Berdasarkan uji auto-
nunjukkan bahwa 8 butir pertanya- korelasi dengan Run test nilai asymp.
an variabel kinerja guru semuanya sig sebesar 0,890 dengan dua arah
valid. (2–tailed) yang menunjukkan lebih
2. Uji Reliabilitas besar dari 0,05 dengan demikian tidak
Berdasarkan hasil perhitungan terjadi autokorelasi.
SPSS dapat dijelaskan bahwa nilai 3. Uji Heteroskedastisitas
cronbach alpha variabel motivasi kerja Heteroskedastisitas adalah variasi
(0,885), kedisiplinan (0,836), kepemim- residual tidak sama untuk semua peng-
pinan kepala sekolah (0,909), kinerja amatan. Asumsi tentang heteroske-
guru (0,871) adalah reliabel karena dastisitas untuk mengetahui apakah
menghasilkan Cronbach alpha > 0,60. variasi nilai absolut residual sama atau
Dengan melihat hasil uji validitas berbeda untuk semua pengamat. Kon-
dan reliabilitas di atas peneliti menyim- sekuensi akibat adanya heteroskedas-
pulkan bahwa variabel penelitian ini te- tisitas adalah penafsiran menjadi tidak
lah memiliki tingkat validitas dan relia- efisien baik dalam sampel kecil atau
bilitas sesuai yang ditetapkan. Untuk besar. Pengujian heteroskedastisitas
selanjutnya dapat digunakan sebagai menggunakan metode Glejser yang
data penelitian sebagai dasar pengam- menyimpulkan bahwa apabila dinilai
bilan keputusan atau pengujian hipo- signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi
tesis. heteroskedastisitas.
Dari hasil perhitungan SPSS dike-
tahui bahwa nilai probabilitas motivasi
Pengaruh Motivasi Kerja dan Kedisiplinan terhadap Kinerja … (Abdul M. & Untung SW.) 7
kerja (0,304) kedisiplinan (0,142) dan a = Konstanta
kepemimpinan (0,680) > 0,05 sehing- b1,b2,b3 = koefisien regresi
ga dapat dikatakan lolos uji heteroske- e = Variabel pengganggu
dastisitas. Berdasarkan data yang diperoleh,
4. Uji Normalitas kemudian dilakukan perhitungan atau
Uji normalitas bertujuan untuk me- pengolahan data dengan program SPSS .
ngetahui residu dari hasil analisis re- Adapun hasil dari analisis regresi linear
gresi. Uji normalitas residu dilakukan berganda seperti pada tabel 1 berikut:
dengan menggunakan uji non parame- Berdasarkan hasil uji regresi linear
trik, yaitu Kolmogorov–Smirnov Test berganda pada penelitian ini seperti terli-
(K–S Test). Hasil uji normalitas me- hat pada tabel 1 dapat dituliskan persa-
nunjukkan bahwa residual pada pene- maan regresi linearnya sebagai berikut:
litian ini berdistribusi normal karena - Y = 15,621 + 0,198X1 + 0,114X2 + 0,205X3
value sebesar 0,443 > 0,05. + 4,036
Analisis Regresi Linear Berganda Berdasarkan persamaan regresi line-
Untuk membuktikan hipotesis yang ar di atas, dapat diinterpretasikan sebagai
telah dikemukakan, dilakukan analisis dari berikut:
data yang telah diperoleh, yaitu data ten- a. Konstanta
tang motivasi kedisiplinan, kepemimpinan Nilai kostanta sebesar 15,621 artinya
kepala sekolah dan kinerja guru. Alat jika variabel motivasi kerja, kedisiplin-
analisis yang digunakan dalam penelitian an dan kepemimpinan kepala sekolah
ini adalah analisis regresi linear berganda sama dengan nol (konstan), maka
dengan variable dependen kinerja guru kinerja positif.
dan variable independen motivasi, kedi- b. Koefisien variable motivasi kerja (X1)
siplinan dan kepemimpinan kepala seko- Koefisien variabel motivasi kerja sebe-
lah. Adapun rumus analisis regresi linear sar 0,198, berarti motivasi kerja mem-
berganda yaitu: punyai pengaruh positif terhadap ki-
nerja guru SMA Assalaam Surakarta,
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e artinya semakin baik motivasi kerja
Keterangan: akan semakin meningkatkan kinerja
Y = Kinerja Guru guru dengan asumsi variabel kedisi-
X1 = Motivasi plinan dan kepemimpinan kepala seko-
X2 = Kedisiplinan lah konstan.
X3 = Kepemimpinan Kepala sekolah
Tabel 1
Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standard
Coefficients Coeffici
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 15.621 4.036
Motivasi .198 .134
Kedisiplinan .114 .126
Kepemimpinan
.205 .113
Kepala Sekolah
a. Dependent Variable: Kinerja Guru