Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

NAME : YERI AYU PRATAMI

CLASS : 20176 HES 6

NIM : 2030104225

Entrepreneurs Emphasize the Urgency of Economic


Integration at the 2020 APEC Summit

CNN Indonesia ꟾ Friday, 20/11/2020 07:55 WIB

Jakarta CNN Indonesia - Entrepreneurs emphasized the importance of economic


integrity in the Asia Pacific region at the 2020 Asia-Pacific Economic
Cooperation Summit (APEC Summit 2020).

Chairman of the business advisory board for Asia-Pacific Economic


Cooperation (ABAC) Anindyra Bakrie said Indonesia also supports regional
economic recovery through open investigations and advanced industries.

"Indonesia as ASEAN's largest economy with high growth potential in the long
term will become the foundation of global economic growth. Indonesia's
strategic position and open to foreign
can act as a bridge between the trade war that occurred in the United States and
China, ”Anindyra said in a virtual press conference in Jakarta, as quoted from
Antara, Friday (20/11). Jakarta.

Anindyra revealed that 2020 has been a crucial year for the global economy.
Currently, the business world and government are challenged to deal with the
Covid-19 pandemic appropriately, quickly and adaptively, to build economic
and social recovery. One of them is through strengthening economic integration.

She said Indonesia is optimistic to achieve solid economic growth because of


the improvement in its fundamentals. However, the implementation of regional
economic integrity policies through the Asia-Pacific Free Trade Area (FTAAP)
through APEC, will accelerate the economic recovery of Indonesia and the
Asia-Pacific as a whole.
At the same time, Indonesia, continued Anindyra, has an important role in
economic integration in the Asia-Pacific region. However, Indonesia's current
supply chain and manufacturing activities are still relatively small.

"As the largest archipelagic country in the world, Indonesia has the potential to
be able to contribute more to the global supply chain, so that the stability of
world output can be better maintained," she said.

Currently, Indonesia is listed as one of the countries with the fastest e-


commerce adoption amid slowing economic growth. As the leader in Southeast
Asia in the internet economy, Indonesia is also the fourth largest smartphone
market in the world today, with as many as 142 million mobile phone users.

Regarding ABAC's innovation priorities, Anindyra added that the pandemic


opened made the public aware that digital connectivity is important and must be
a priority for the post-pandemic world. Some sectors its eyes and that can
develop include education and health.

ABAC Indonesia member Shinta Kamdani added that the aspect of sustainable
development (SDGS) must be prioritized in digital economic development as
well as investment for Indonesia's priorities in economic recovery.

"Covid-19 proves that it is not only the economy that must be restored, but also
environmental and social aspects. So that the business world sees that the
investment mindset must be changed not only prioritizing economic benefits but
also being able to provide long-term value that is sustainable and resilient in
terms of social and environmental aspects, "she said.
Pengusaha Tekankan Urgensi Integrasi Ekonomi di
KTT APEC 2020

CNN Indonesia ꟾ Jumat, 20/11/2020 07:55 WIB

Jakarta, CNN Indonesia – Pengusaha menekankan pentingnya integritas


ekonomi dikawasan Asia Pasifik diKonferensi Tingkat Tinggi Asia-Pasifik
Economic Cooperation 2020 (KTT APEC 2020).

Ketua dewan penasihat bisnis kerja sama ekonomi Asia-Pasifik (ABAC)


Anindya Bakrie mengatakan Indonesia juga mendukung pemulihan
perekonomian regional melalui keterbukaan investigasi dan industry maju.

“Indonesia sebagai ekonomi terbesar ASEAN dengan potensi pertumbuhan


yang tinggi dalam jangka panjang akan menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi
global. Posisi Indonesia yang strategis dan terbuka untuk investasi asing dapat
menjadi jembatan antara perang dagang yang terjadi di Amerika serikat dan
China,” kata Anindyra dalam jumpa pers virtual dijakarta, seperti dikutip dari
Antara, Jumat (20/11).

Anindyra mengungkapkan tahun 2020 telah menjadi tahun krusial bagi


perekonomian global. Saat ini dunia bisnis dan pemerintah ditantang untuk
mengatasi pandemi covid-19 secara tepat, cepat, dan adaptif, untuk membangun
pemulihan ekonomi dan juga social. Salah satunya, melalui penguatan integrasi
ekonomi.

Ia mengatakan Indonesia optimistis untuk mencapai pertumbuhan ekonomi


yang solid karerna perbaikan fundamentalnya. Namun, penerapan kebijakan
integritas ekonomi regional melalui Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik
(FTAAP) melalui APEC, akan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia dan
Asia-Pasific secara keseluruhan.

Disaat yang sama Indonesia sambungnya, Anindyra, memiliki peran penting


terhadap integrasi ekonomi dikawasan Asia-Pasific. Namun, aktivitas rantai
pasok dan manufaktur Indonesia saat ini masih relative kecil.

“Sebagai Negara kepulauan terbesar didunia, Indonesia memiliki potensi untuk


bisa berkontribusi lebh besar dalam rantai pasok global, sehingga stabilitas
output dunia dapat lebih terjaga,” ujarnya.
Saat ini, Indonesia tercatat sebagai salah satu Negara dengan adopsi e-comerce
tercepat ditengah pertumbuhan ekonomi yang melambat. Sebagai pemimpin di
Asia Tenggara dalam internet economic, Indonesia juga merupakan pasar gawai
terbesar keempat dunia saat ini dengan pengguna ponsel sebanyak 142 juta
orang.

Terkait dengan prioritas inovasi ABAC,Anindyra menambahkan pandemi


membuka mata dan membuat masyarakat sadar kalau konektivitas digital itu
penting dan harus menjadi prioritas untuk dunia di pascapandemi. Beberapa
sektor yang dapat berkembang diantaranya pendidikan, dan kesehatan.

Anggota ABAC Indonesia shinta kamdani menambahkan aspek pembangunan


berkelanjutan (SDGS) harus diutamakan dalam pembangunan ekonomi digital
dan juga investasi untuk prioritas Indonesia dalam pemulihan perekonomian.

“Covid-19 membuktikan tidak hanya ekonomi saja yang harus dipulihkan,


namun juga aspek lingkungan dan sosial. Sehingga dunia bisnis menilai pola
pikir investasi harus diubah tidak hanya mengutamakan economically benefit
namun juga mampu memberikan value jangka panjang yang berkelanjutan, dan
tahan dalam hal aspek sosial dan lingkungan,” ujarnya.

You might also like