Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

LABWORK REPORT OF PHYSICAL CHEMISTRY I

STUDY THE PROPERTIES OF GASES

Created by :

K-068-020-FD
1803112220

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
Lembar Pengesahan

Nomor Lab. : K-068-020-FD

NIM : 1803112220

Kelas / Kelompok : B / 7A

Tanggal Percobaan : 23 November 2020

Judul Praktikum : Mempelajari Sifat-Sifat Gas

Dumai, November 2020

Mengetahui,

Asisten Praktikan

Hernanda Febrian K-068-020-FD


NIM. 1703110748 NIM. 1803112220

Menyetujui,

Koordinator Praktikum Kimia Fisika I

Akmaluddin, S.Si
Abstract

Gas has a volume and shape according to the container, is easily compressed, mixes
quickly and evenly and has a much lower frequency than liquids and solids. The
purpose of this experiment is to determine the movement of particles to the effect of
temperature, temperature, volume and number of particles based on the gas laws. The
method used in this experiment is to use the PhET application. The principle of this
experiment is to see how the movement of particles and the changes that occur
between temperature, pressure, volume and number of particles with different
treatments in accordance with applicable gas laws. The results obtained from this
experiment are that temperature, pressure, volume and amount of gas will be related
and affect each other. From this experiment, it can be seen that the movement of
particles is greatly influenced by temperature. The higher the temperature, the faster
the movement of particles and the greater the chance of collision, and vice versa.
However, particles that are in a small volume with a large number and not moving
too fast can also collide with each other. The conclusion of this experiment is that the
gas laws that make up the ideal gas equation include Charles, Boyle, Gay-Lussac and
Avogadro's laws which explain the relationship between temperature, volume,
pressure and the number of particles.

keywords: gas, particles, movement.


Ringkasan

Gas memiliki volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya, mudah dimampatkan,
bercampur dengan segera dan merata dan memiliki kerapata yang jauh lebih rendah
dibandingkan cairan dan padatan. Tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui
pergerakan partikel terhadap pengaruh suhu, temperatur, volume dan jumlah partikel
berdasarkan hukum-hukum gas. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah
dengan menggunakan aplikasi PhET. Prinsip dari percobaan ini adalah dengan
melihat bagaimana pergerakan partikel serta perubahan yang terjadi antara suhu,
tekanan, volume dan jumlah partikel dengan perbedaan perlakuan sesuai dengan
hukum-hukum gas yang berlaku. Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah
temperatur, tekanan, volume dan jumlah gas akan saling berkaitan dan saling
mempengaruhi. Dari percobaan ini dapat dilihat bahwa pergerakan partikel sangat
dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu maka akan semakin cepat pergerakan
partikel dan kemungkinan bertumbukan semakin besar, begitu sebaliknya. Namun,
partikel yang berada dalam volume kecil dengan jumlah banyak dan gerak tidak
terlalu cepat juga dapat saling bertumbukan. Kesimpulan dari percobaan ini adalah
hukum-hukum gas penyusun persamaan gas ideal diantaranya adalah hukum charles,
boyle, gay-lussac dan avogadro yang menjelaskan hubungan suhu, volume, tekanan
dan jumlah partikel.
I. PURPOSE :
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1.1 Mempelajari sifat-sifat gas
1.2 Memahami hukum-hukum gas
1.3 Memahami persamaan gas ideal
1.4 Memahami entropi gas jika suhu berubah
1.5 Mengetahui pergerakan partikel pada perubahan tekanan, suhu dan volume

II. THEORY
Gas terbentuk dari bagian-bagian sangat kecil yang disebut molekul. Gas
memiliki molekul yang sama dengan zat padat dan cair. Akan tetapi molekulnya lebih
bebas bergerak. Jika didasarkan teori kinetik gas, gas sendiri terbentuk oleh molekul
– molekul gas yang bergerak secara acak dengan arah. gerak yang lebih konstan.
Molekul gas sendiri bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi dan saling
bertubrukan dengan molekul – molekul yang lainnya serta bertabrakan dengan
dinding secara terus – menerus. Dalam menjelaskan perilaku gas dalam keadaan
tertentu, teori kinetik gasmenggunakan beberapa pendekatan dan asumsi mengenai
sifat-sifat gas yangdisebut gas ideal. Persamaan yang meghubungkan antara P, V dan
T dinamakan sebagai persamaan keadaan gas. Hukum-hukum gas seperti hukum
Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara besaran-besaran
makrokospik dari berbagai macam proses serta perumusannya. Kata kinetik berasal
dari adanya anggapan bahwa molekul-molekul gas selalu bergerak. Pada
kenyataannya, tidak ditemukan gas yang memenuhi kriteria gasideal.Akan tetapi,
sifat itu dapat didekati oleh gas pada temperatur tinggi dan tekanan rendah. Andaikan
kita memiliki satu tangki gas sembarang,kemudian tekanan dalam tangki kita sebut P,
volume tangki adalah V, dan suhu dalam tangki adalah T. Kita bisa mengatur atau
mengubah tekanan, suhu maupun volumenya. Ternyata antara P,V dan T saling
memiliki kaitan tertentu (Nurazmi., dkk, 2020).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persamaan tersebut dengan tiga jenis
persamaan keadaan yang sudah ada sebelumnya dan lazim digunakan yaitu
persamaan keadaan gas ideal, persamaan keadaan Van der Waals dan persamaan
keadaan Beattie Bridgeman untuk penentuan Tekanan, Temperatur dan Volume (P-
V-T) dari Argon. Hasil perhitungan keseluruhan pada tabel dapat dilihat pendekatan
masing-msing nilai yaitu tekanan, temperatur dan volume tiap persamaan. Penentuan
volume tidak dapat ditentukan dengan persamaan analitis keadaan untuk convex-
molucule fluids berdasarkan statistik mekanis teori perturbasi, karena besaran-besaran
pada persamaan tersebut tidak memperhitungkan besaran volume. Persamaan
keadaan analitis Song dan Mason untuk Molekul Cairan Convex Argon memiliki
hubungan yang sama dengan ketiga persamaan keadaan lainnya dalam
Termodinamika yang sudah lazim digunakan yaitu persamaan gas ideal, persamaan
keadaan Beattie-Bridgeman dan persamaan keadaan Van der Waals. Namun
persamaan tersebut tidak dapat digunakan untuk menentukan besaran volume, karena
persamaannya tidak menunjukkan adanya besaran volume. Persamaan inipun hanya
dapat digunakan untuk gas yang memiliki nilai-nilai konstanta sesuai jenis gas dalam
penggunaannya (Lewerissa, 2020).
Hukum Boyle menyatakan bahwa volume sejumlah tertentu gas pada suhu yang
konstan berbanding terbalik dengan tekanan yang dialami gas tersebut. Percobaan
dengan menggunakan udara. Hukum charles menyatakan Pada tekanan kontas,
volume sejumlah tertentu gas sebanding dengan suhu. Untuk melakukan pengukuran
terhadap volume gas. Diperlukan suatu keadaan standar untuk digunakan sebagai titik
acuan. Keadaan standar ini yangj uga dikenal sebagia keadaan STP (standart
temperature and pressure) yaitu, keadaan dimana gas mempunyai tekanan sebesar 1
atm (760mm hg) dan suhu (273,15 K). Satu mol gas ideal, yaitu gas yang
memenuhi ketentuan semua hukum-hukum gas akan mempunyai volume sebanyak
22,414 L pada keadaan standar ini. Hukum avogadro menyatakan Avogadro
mengemukakan sebuah hukum yang penting mengenai sifat- sifat gas. Dia
mengemukakan pada suhu yang sama , sejumlah volume yang sama dari berbagai gas
akan mempunyai sejumlah partikel yang sama pula banyaknya. satu mol
didefenisikan sebgai massa dari suatu senyawa/zat yang mengandung atom atau
olekul sebnyaka atok yang terdapat 12 kg karbon(C12). Satu mol dari suatu zat
mengandung 6,023×1023 molekul bilangan ini dikenal sebagai bilangan avogadro
(Bird, 1985).
Sifat-sifat gas juga dapat dijelaskan dengan teori, yaitu teori kinetika gas. Hasil
yang diperoleh dari teori, ternyata sesuai dengan hasil-hasil percobaan. Teori kinetika
gas berdasarkan beberapa anggapan atau postulat sebagai berikut:
a. Gas terdiri atas partikel-partikel distrik yang disebut molekul yang selalu
bergerak cepat, random, dan geraknya melalui jalan yang lurus.
b. Pada tumbukan dengan mlekul-molekul lain atau dengan dinding bejana,
kecepatnnya tidak berubah. Dengan kata lain tumbukan bersifat elestis sempurna.
c. Kecuali bila tekanan sangat besar,jarak anatar moleku-molekul sangat jauh dan
volume masing-masing molekul sangat kecil kecil bila dibandingkan dengan
volume dari sistem.
d. Molekul-molekul tidak mempunyai daya tarik satu terhadap lainnya.
e. Tekanan gas adalah hasil tumbukan molekul terhadap dinding bejana
(Sukardjo, 1997).
Teori kinetik gas menjelaskan sifat-sifat gas (misalnya tekanan) dengan
menggunakan hukum-hukum Newton terhadap gerak molekul-molekul atau partikel-
partikel gas dan beberapa anggapan terhadap gas (gas ideal). Gas pada tekanan
rendah dan pada temperatur kamar dapat dianggap memiliki sifat mendekati gas
ideal. Tekanan yang dikerjakan oleh suatu gas ideal dalam ruang lingkup tertutup
dapat diturunkan dengan menggunakan mekanika Newton terhadap gerak moleku-
molekul gas. Untuk gas ideal, hubungan antara P, V, T dan n (jumlah mol a) cukup
sederhana sehingga dapat dinyatakan sebagai sebuah persamaan yang dinamakan
persamaan keadaan gas ideal. Persamaan ini hanya dipenuhi oleh gas ideal. Secara
nyata, tidak ada gas yang tergolong ideal, tetapi gas-gas nyata pada tekanan sangat
rendah (lebih kecil dari 1 atm) dan suhunya tidak dekat dengan titik cair gas, cukup
akurat memenuhi persamaan gas. Persamaan keadaan gas ideal berdasarkan hukum
gas ideal yang telah ditemukan sebelumnya oleh Boyle, Charles dan Gay-Lussac
(Rinu, 2019).
Gas memiliki volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya, mudah
dimampatkan, bercampur dengan segera dan merata dan memiliki kerapatan yang
jauh lebih rendah dibandingkan cairan dan padatan. Semua pernyataan hukum gas
dapat digabungkan sehingga diperoleh persamaan induk tunggal untuk perilaku gas
dengan R, konstanta kesebandingan disebut konstanta gas (gas konstan). Persamaan
yang disebut dengan persamaan gas idela (ideal gas equation) menerangkan
hubungan antara keempat variabel P, V, T dan n. Gas ideal (ideal gas) adalah gas
hipotetis yang perilaku tekanan-volume-suhunya dapat dijelaskan secara lengkap
melalui persamaan gas ideal. Molekul gas ideal tidak saling tarik-menarik atau tidak
saling tolak-menolak satu sama lain, dan volumenya dapat diabaikan terhadap volume
wadahnya. Pada hukum Boyle menjelaskan hubungan antara tekanan dan volume.
Boyle memperhatikan bahwa, jika suhu dijaga konstan, volume dari sejumlah tertentu
gas menurun, sejalan dengan kenaikan tekanan totalnya, yaitu tekanan atmosfer
ditambah dengan tekanan yang disebabkan oleh penambahan zat. Sebaliknya, bila
tekanan yang diterapkan menurun maka volume gas akan meningkat. Hukum Boyle
menyatakan bahwa tekanan dari sejumlah tetap suatu gas pada suhu yang dijaga
konstan adalah berbanding terbalik dengan volumenya. Hukum Charles dan Gay-
Lussac menyatakan hubungan antara suhu dan volume. Hukum Charles dan Gay-
Lussac atau cukup hukum Charles menyatakan bahwa volume dari sejumlah gas tetap
pada tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu mutlak gas itu. Bentuk
lain dari hukum Charles menyatakan bahwa pada jumlah dan volume gas yang
konstan, tekanan gas sebanding dengan suhu. Pada hukum Avogadro menyatakan
hubungan antara volume dan jumlah gas. Hukum Avogadro menyatakan bahwa pada
tekanan dan suhu konstan, volume suatu gas berbanding langsung dengan jumlah mol
gas yang ada. Berdasarkan hukum Avogadro, terlihat bahwa jika dua gas bereaksi
satu dengan lainnya, maka volume gas yang bereaksi memiliki perbandingan yang
sederhana. Jika hasiknya adalah gas, maka volumenya terkait dengan volume
pereaksinya dalam perbandingan yang sederhana(Chang, 2004).
III. EQUIPMENTS AND MATERIALS
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Laptop
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
-

IV. SCHEME OF WORK


PhET application opened.

Particles with a 1 : 1 ratio are added

The movement of the particles at room temperature, constant pressure
and constant volume are considered.

The temperature is raised at a constant pressure.

The volume and movement of particles are observed.

The volume is raised at a constant pressure.

Temperature and particle movement were observed.

Particles with a 2 : 1 ratio are added

The movement of the particles at room temperature, constant pressure
and constant volume are considered.

The volume is increased and decreased at a constant temperature.

Changes in pressure and particle movement are considered.

Particles with a 1 : 2 ratio are added

The movement of the particles at room temperature, constant pressure
and constant volume are considered.

Volume increases and decreases at constant pressure.

Changes in temperature and particle movement are noted.

V. DATA AND RESULT OF OBSERVATION


Perbandingan Hukum yang digunakan Hasil pengamatan
1:1 Charles Suhu bertambah, volume
semakin besar, pergerakan
partikel semakin cepat.
1:1 Charles Suhu berkurang, volume
semakin berkurang,
pergerakan partikel semakin
lambat.
2:1 Boyle Pada T konstan, volume
kecil, tekanan akan naik dan
pergerakan partikel lambat.
2:1 Boyle Pada T konstan, volume
naik, tekanan akan
berkurang dan pergerakan
partikel lambat.
1:2 Avogadro Pada P konstan, volume
bertambah dan suhu
bertambah pergerakan
partikel cepat.
1:2 Avogadro Pada P konstan, volume
berkurang dan suhu
berkurang pergerakan
partikel lambat.

VI. CALCULATION
-
VII. CHEMICAL REACTION
-

VIII. DISCUSSION
Gas memiliki volume dan bentuk sesuai dengan wadahnya, mudah
dimampatkan, bercampur dengan segera dan merata dan memiliki kerapata yang jauh
lebih rendah dibandingkan cairan dan padatan. Hukum-hukum gas dikembangkan
untuk menjelaskan perilaku fisis dari gas dan memperlihatkan hubungan antara
tekanan, suhu, volume dan jumlah gas. Hukum-hukum gas diantaranya adalah hukum
boyle, charles, gay-lussac dan avogadro. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh suhu, tekanan, volume dan jumlah partikel gas
terhadap pergerakan partikel gas tersebut. Metode yang digunakan pada percobaan ini
adalah dengan menggunakan aplikasi PhET. Prinsip dari percobaan ini adalah dengan
melihat bagaimana pergerakan partikel serta perubahan yang terjadi antara suhu,
tekanan, volume dan jumlah partikel dengan perbedaan perlakuan sesuai dengan
hukum-hukum gas yang berlaku.
Pada percobaan pertama, akan digunakan perbandingan partikel 1 : 1 dimana
ada 2 macam partikel yang berbeda ukuran. Partikel merah yang berukuran kecil dan
partikel biru dengan ukuran yang lebih besar. Masing-masing partikel dengan jumlah
yang sama akan diamati dengan menggunakan hukum Charles. Secara teori, hukum
Charles menjelaskan hubungan volume dan temperatur pada tekanan konstan dan
volume akan berbanding lurus dengan temperature. Pada percobaan, saat temperature
dinaikkan maka volume akan bertambah besar dan saat temperature diturunkan maka
volume juga akan berkurang. Untuk pergerakan partikel, semakin tinggi suhu dan
volume maka pergerakan partikel yang merah akan semakin cepat dan kemungkinan
untuk bertumbukan semakin besar, sedangkan pergerakan partikel biru tidak terlalu
cepat. Semakin rendah suhu dan volume maka pergerakan partikel merah menjadi
lambat dan pergerakan partikel biru semakin lambat.
Pada percobaan kedua, akan digunakan perbandingan partikel merah dan biru
yaitu 2 : 1 dimana jumlah partikel berukuran kecil (merah) lebih banyak. Pada
percobaan kedua diamati perubahan berdasarkan hukum Boyle. Dimana secara teori
menjelaskan hubungan antara tekanan dan volume pada suhu konstan dan perubahan
tekanan akan berbanding terbalik dengan perubahan volume. Pada percobaan, saat
volume dikecilkan maka tekanan akan menjadi naik dan pergerakaan partikel merah
dan biru menjadi lambat tapi kemungkinan terjadi tumbukan semakin besar. Hal ini
dikarenakan jumlah partikel merah yang banyak berada dalam wadah dengan volume
kecil sehingga tumbukan akan sering terjadi antar partikel merah dan biru. Saat
volume diperbesar maka tekanan akan berkurang, pergerakan partikel merah dan biru
juga tetap lambat dan kemungkinan partikel untuk saling bertumbukan juga mengecil.
Hal ini dikarenakan volume dari wadah semakin besar dan gerak partikel yang lambat
sehingga partikel tidak sering bertumbukan. Dapat dilihat perbedaan percobaan 1 dan
2, dimana suhu sangat mempengaruhi pergerakan partikel.
Pada percobaan ketiga akan digunakan perbandingan partikel merah dan biru
yaitu 1 : 2 dimana jumlah partikel berukuran lebih besar (biru) lebih banyak. Pada
percobaan kedua diamati perubahan berdasarkan hukum Avogadro. Dimana secara
teori menjelaskan hubungan antara volume dan jumlah gas dan akan berbnding lurus.
Pada percobaan, tekanan konstan maka diamati perubahan volume dan suhu dengan
perbedaan jumlah partikel. Semakin banyak jumlah partikel dan suhu semakin naik
sehingga volume juga akan semakin besar. Maka pegerakan partikel merah akan
semakin cepat dan biru tidak terlalu cepat. Saat suhu turun dan jumlah partikel
berkurang maka volume akan berkurang dan pergerakan partikel menjadi lambat tapi
kemungkinan terjadi tumbukan akan besar karena volume yang mengecil.
Hukum gas selanjutnya adalah Hukum Gay-Lussac. Secara teori, hukum gay-
lussac menyatakan hubungan antara tekanan dan temperatur pada volume konstan.
Tekanan akan berbanding lurus dengan temperatur sehingga semakin besar suhu
maka tekanan juga akan bertambah dan semakin kecil suhu maka tekanan juga akan
berkurang. Pergerakan partikel pada suhu yang tinggi akan semakin besar sehingga
kemungkinan untuk bertumbukan juga akan semakin besar, sedangkan pada suhu
yang rendah pergerakan partikel akan lambat.
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah temperatur, tekanan, volume dan
jumlah gas akan saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Dari percobaan ini dapat
dilihat bahwa pergerakan partikel sangat dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu
maka akan semakin cepat pergerakan partikel dan kemungkinan bertumbukan
semakin besar, begitu sebaliknya. Namun, partikel yang berada dalam volume kecil
dengan jumlah banyak dan gerak tidak terlalu cepat juga dapat saing bertumbukan.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah hukum-hukum gas penyusun persamaan
gas ideal diantaranya adalah hukum charles, boyle, gay-lussac dan avogadro.
Persamaan gas ideal juga menunjukkan bagaimana hubungan volume, temperature,
tekanan dan jumlah partikel. Pada hukum Charles diamati hubungan antara volume
dan temperatur pada tekanan konstan. Pada hukum Boyle diamati hubungan antara
tekanan dan volume pada temperatur konstan. Pada hukum Gay-Lussac diamati
hubungan antara tekanan dan temperature pada volume konstan. Hukum Avogadro
mengamati bagaimana hubungan anatar volume dan jumlah partikel. Pergerakan
partikel sangat dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur maka
pergerakan partikel semakin cepat dan kemungkinan partikel untuk bertumbukan
semakin besar, sebaliknya semakin rendah temperatur maka semakin lambat
pergerakan partikel.
IX. QUESTIONS AND ASNWERS
1. Jelaskan bunyi, persamaan serta contoh dari hukum-hukum gas ! min 5
Jawab :
a. Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan dari sejumlah tetap suatu gas
pada suhu yang dijaga konstan adalah berbanding terbalik dengan
volumenya.
b. Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa bahwa tekanan dari sejumlah
tetap suatu gas pada volume yang dijaga konstan adalah berbanding
terbalik dengan suhunya.
c. Hukum Charles menyatakan bahwa volume dari sejumlah tetap gas pada
tekanan konstan adalah berbanding lurus dengan suhu mutlak gas itu.
d. Hukum avogadro menyatakan bahwa pada tekanan dan suhu konstan,
volume suatu gas berbanding langsung dengan jumlah mol gas yang ada.
Contoh penerapan hukum-hukum gas adalah Ketika mengendarai kendaraan
cukup lama, ban akan menjadi panas akibat sering bersentuhan dengan aspal.
Peningkatan suhu pada ban ini akan menyebabkan tekanan di dalam ban
menjadi meningkat sehingga volume juga meningkat.
2. Sebutkan ciri-ciri gas ideal ! min 3
Jawab :
- Gas ideal terdiri dari partikel padat kecil dalam garis lurus yang
bergerak dengan kecepatan tetap dan arah sembarang.
- Masing-masing partikel bergerak dalam garis lurus dan geraknya
dipengaruhi tumbukan dengan dinding wadah.
- Tumbukan antara masing-masing partikel merupakan tumbukan lenting
yang sempurna
3. Jelaskan apa hubungan tekanan, volume, dan suhu terhadap gas ideal dan
apakah ketiga tersebut saling berpengaruh (maksudnya apakah jika salah
satu dari ketiga tersebut dihilangkan masih terbentuk gas ideal)?
Jawab :
Dari persamaan gas ideal yaitu PV = nRT maka dapat disimpulkan bahwa
tekanan, volume dan suhu saling berpengaruh terhadap gas ideal.
Jika suhu dan tekanan dijaga konstan, maka volume gas berbanding lurus
dengan jumlah molekul gas. Jika suhu dan volume tetap konstan,
maka tekanan perubahan gas berbanding lurus dengan jumlah
molekul gas yang ada. Jika salah satu dari suhu, tekanan dan volume
dihilangkan maka gas ideal tidak akan terbentuk sesuai dengan persamaan
gas ideal tersebut.
4. Suatu gas oksigen dengan massa jenis 1428,54 kg/m3 dipanaskan dengan
suhu 28‟C pada tekanan tetap (STP). Dengan persamaan gas ideal maka
hitunglah berat molekul dari gas oksigen tersebut!
Jawab :
Bj = 1428,54 kg/m3
T = 28 C = 301 K
P konstan = 1 atm
V stp = 22,4 L
P.V =n.R.T
P.V = m/mr . R . T
1 atm . 22,4 L = m / 32 gmol-1 . 8,314 Jmol-1 . 300 K
M = 0,28 gram

X. CONCLUSION
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
10.1 Sifat-sifat gas diantaranya gas mempunyai volume dan bentuk menyerupai
waadahnya, gas mudah dimampatkan, gas memiliki kerapatan yang lebih
rendah dibandingkan dengan padatan dan cairan, gas akan segera bercampur
secara merata dalam wadah yang sama.
10.2 Hukum-hukum gas diantaranya adalah hubungan tekanan dan volume yaitu
hukum Boyle, hubungan suhu dan volume yaitu hukum Charles dan Gay
Lussac, hubungan volume dan jumlah gas yaitu hukum Avogadro.
10.3 Persamaan gas ideal adalah gabungan dari hukum-hukum gas dengan R adalah
konstanta kesebandingan dan persamaan gas ideal menerangkan hubungan
antara keempat variabel P, V, T dan n.
10.4 Entropi adalah ketidakteraturan partikel. Jika suhu dinaikkan maka entropi gas
juga akan meningkat karena partikel gas yang saling berjauhan akan bergerak
dan saling bertumbukan.
10.5 Semakin tinggi suhu maka pergerakan partikel pun semakin cepat dan
kemungkinan partikel untuk bertumbukan semakin besar. Sebaliknya, semakin
rendah suhu maka pergerakan partikel semakin lambat dan kemungkinan
partikel untuk bertumbukan semakin kecil.

XI. REFERENCES
Bird, T. 1987. Kimia Fisika Untuk Universitas. Gramedia, Jakarta.
Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1 Edisi 3. Erlangga,
Jakarta.
Lewerissa, Y. J. 2020. Kajian Persamaan Termodinamika dari Song Dan
Mason pada Argon Dibandingkan dengan Persamaan Termodinamika
Gas Ideal, Beattie-Bridgeman dan Van Der Waals. Jurnal Voering.
Vol. 5, No. 1 Hal 22-27.
Nurazmi., Dkk. 2020. An Analysis On the Relationship Between the Number of
Particles and The Volume by Using The Gas Kinetic Theory Model.
Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 8, No. 1 Hal 88-93.
Rinu, M. Y. T. B. 2019. Pengaruh Penggunaan Multimedia Adobe Flash Dan
Simulasi Phet terhadap Materi Persaman Gas Ideal Kelas Xi SMAS
Katolik Regina Pacis Bajawa. Skripsi. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Sukardjo. 1997. Kimia fisika. PT Ineka Cipta, Yogyakarta.
XII. ATTACHMENT
9.1 Dokumentasi

9.2 Respon
Pada percobaan pertama, digunakan perbandingan partikel 1 : 1 dimana
ada 2 macam partikel yang berbeda ukuran. Partikel merah yang berukuran
kecil dan partikel biru dengan ukuran yang lebih besar. Masing-masing partikel
dengan jumlah yang sama akan diamati dengan menggunakan hukum Charles.
Secara teori, hukum Charles menjelaskan hubungan volume dan temperatur
pada tekanan konstan dan volume akan berbanding lurus dengan temperature.
Pada percobaan, saat temperature dinaikkan maka volume akan bertambah
besar dan saat temperature diturunkan maka volume juga akan berkurang.
Untuk pergerakan partikel, semakin tinggi suhu dan volume maka pergerakan
partikel yang merah akan semakin cepat dan kemungkinan untuk bertumbukan
semakin besar, sedangkan pergerakan partikel biru tidak terlalu cepat. Semakin
rendah suhu dan volume maka pergerakan partikel merah menjadi lambat dan
pergerakan partikel biru semakin lambat.
Pada percobaan kedua, digunakan perbandingan partikel merah dan biru
yaitu 2 : 1 dimana jumlah partikel berukuran kecil (merah) lebih banyak. Pada
percobaan kedua diamati perubahan berdasarkan hukum Boyle. Dimana secara
teori menjelaskan hubungan antara tekanan dan volume pada suhu konstan dan
perubahan tekanan akan berbanding terbalik dengan perubahan volume. Pada
percobaan, saat volume dikecilkan maka tekanan akan menjadi naik dan
pergerakaan partikel merah dan biru menjadi lambat tapi kemungkinan terjadi
tumbukan semakin besar. Hal ini dikarenakan jumlah partikel merah yang
banyak berada dalam wadah dengan volume kecil sehingga tumbukan akan
sering terjadi antar partikel merah dan biru. Saat volume diperbesar maka
tekanan akan berkurang, pergerakan partikel merah dan biru juga tetap lambat
dan kemungkinan partikel untuk saling bertumbukan juga mengecil. Hal ini
dikarenakan volume dari wadah semakin besar dan gerak partikel yang lambat
sehingga partikel tidak sering bertumbukan. Dapat dilihat perbedaan percobaan
1 dan 2, dimana suhu sangat mempengaruhi pergerakan partikel.
Pada percobaan ketiga digunakan perbandingan partikel merah dan biru
yaitu 1 : 2 dimana jumlah partikel berukuran lebih besar (biru) lebih banyak.
Pada percobaan kedua diamati perubahan berdasarkan hukum Avogadro.
Dimana secara teori menjelaskan hubungan antara volume dan jumlah gas dan
akan berbnding lurus. Pada percobaan, tekanan konstan maka diamati
perubahan volume dan suhu dengan perbedaan jumlah partikel. Semakin
banyak jumlah partikel dan suhu semakin naik sehingga volume juga akan
semakin besar. Maka pegerakan partikel merah akan semakin cepat dan biru
tidak terlalu cepat. Saat suhu turun dan jumlah partikel berkurang maka volume
akan berkurang dan pergerakan partikel menjadi lambat tapi kemungkinan
terjadi tumbukan akan besar karena volume yang mengecil.

You might also like