Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Thriftstore Surabaya

(Studi Deskriptif Tentang Upaya Mempertahankan Eksistensi Pakaian


Bekas Sebagai Budaya Populer di Surabaya)

Rivaldi L. Saputro
rivaldi.lutfianto-13@fisip.unair.ac.id

Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga

Abstract

East Java is a one of province in Indonesia. East Java has Surabaya as a capital city.
Surabaya City is a metropolitan city, second metropolitan city after Jakarta. People in
Surabaya are very dynamic, creative, tough this is make Surabaya becoming a city that
growth with high life style. People has different interest about fashion trend issue. Fashion
is a how ro syled up your style and make up which what becoming a trend right now,
fashion is an attribute that we as a human, wearing it to define who we are specifically as
a different person with the others and from what different social group from the others.
Society in general have a different buy capacityone with the others to reach what fashion
attribute they want to buy., surely people has a different taste and need. Thrift store is one
of the choise that people needed, the market segmentation, quality that they offer is not
different from new fashion attributes that sell in department store in general. A
secondhand clothes right now is not just about commodity that we just underestimated, but
it has a different value for their devotee.
This research is for knowing how lifestyle in young generation for having a good looking
with fashion trends right now. Life style in feberal is a something that connected with trend
fashion and from social media like blogger, website fashion and zine. This research is
doing with interview with the informant that has been choose by researcher. Researcher
also doing this with direct observation into local traders in Pasar Gembong Tebasan, thrift
store, and second hand clothes consumer. The theory that has been use in this research is
life style theory from Chaney that represent human habbits that never desire to do.

Keyword: life style, fashion, thrift store

Abstrak

Minat seseorang terhadap gaya hidup juga tidak terlepas dari trend fashion yang sedang
berkembang. Fashion adalah gaya berpakaian dan dandanan yang sedang populer dan
mengikuti jaman. Fashion adalah benda – benda dan atribut yang dipakai manusia untuk
mengidentifikasikan diri seseorang secara khusus dan kelompok sosialnya sebagai salah
satu kesatuan dirinya atau pernyataan pencitraan diri dan kepribadian seseorang.
Masyarakat pada umumnya memiliki daya beli yang berbeda – beda satu dengan yang lain
dalam hal pemenuhan akan atribut fashion yang mereka butuhkan. Memang kebutuhan
setiap orang berbeda satu dengan yang lain. Thrift Store adalah salah satu pilihan yang
banyak dipilih masyarakat. Segmentasi pasar yang mereka pasarkan hingga kualitas barang
yang mereka tawarkan tidak kalah dengan barang baru pada umumnya. Pakaian bekas saat
ini bukan hanya komoditi yang dipandang sebelah mata saja, akan tetapi memiliki nilai
AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 335
tersendiri bagi penikmatnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya hidup terjadi pada generasi
muda untuk berpenampilan menarik sesuai dengan trend fashion, yang saat ini dipengaruhi
oleh teknologi informasi social media seperti blooger, website fashion. Gaya hidup
menjadi satu antara kebutuhan dan keinginan / minat. untuk mendapatkan status di
masyarakat luas. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara kepada para informan
yang dipilih oleh peneliti dan juga penelitian ini dilakukan dengan cara observasi secara
langsung kedalam pedagang pasar gembong, thrift store, dan konsumen pakaian bekas.
Teori yang dipakai dalam penelitian memakai teori Gaya hidup dari Chaney yang
menggambarkan pola perilaku manusia yang tidak akan pernah puas.

Kata kunci : Gaya hidup, fashion, thrift store

Berarti mendefinisikan dan


Pendahuluan
menggambarkan diri kita sendiri.
Minat seseorang terhadap gaya Kebanyakan masyarakat kini
hidup juga tidak terlepas dari trend memakai baju hanya berdasarkan
fashion yang sedang berkembang. merek dagang tertentu agar terlihat
Fashion adalah gaya berpakaian dan lebih di mata orang lain. Seseorang
dandanan yang sedang populer dan yang mengerti fashion pasti akan
mengikuti jaman. membeli barang dengan merek dan
Fashion adalah benda – benda jenis fashion keluaran terbaru.
dan atribut yang dipakai manusia Fashion, pakaian, dan busana dapat
untuk mengidentifikasikan diri dianggap sebagai salah satu makna
seseorang secara khusus dan yang digunakan oleh kelompok sosial
kelompok sosialnya sebagai salah dalam mengkomunikasikan identitas
satu kesatuan dirinya atau pernyataan mereka sebagai kelompok sosial ke
pencitraan diri dan kepribadian kelompok sosial lainya (Barnard,
seseorang. 2009: 104). Barang bekas saat ini
Fashion pun kini juga mulai diminati oleh sebagian
bergeser manfaatnya. Dahulu kita masyarakat khususnya pakaian bekas
menggunakan pakaian sesuai atau secondhand oleh sebagian
kegunaanya untuk menutupi bagian masyarakat yakni generasi muda kota
tubuh kita, menghangatkan tubuh Surabaya. Hal ini tentu saja erat
ketika dingin, memberi kenyamanan kaitanya dengan gaya hidup modern
saat udara panas. Menurut Barnard, yang selalu mengejar prestige dan
(2009: 3) disamping itu pakaian faktor range harga yang lebih
merupakan ekspresi identitas pribadi. terjangkau. Karena membeli pakaian

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 336


bekas adalah trend yang semakin sedang diminati oleh banyak orang
digemari. meski berasal dari negara – negara
Kepopuleran pakaian bekas yang berbeda, trend tersebut
semakin laris karena dianggap dibawakan oleh ikon – ikon selebritis
sebagaian orang memiliki mode yang papan atas, seperti selebritis
bagus dan dianggap sebagian orang Hollywood. apa yang dilakukan
unik, sesuai dengan trendfashion saat merupakan hal yang dianggap modis,
ini yang mengarah kepada fashion menawan ataupun mewah (Rogers,
yang cenderung retro atau vintage. 2009: 166). Pencitraan tersebut
Retro atau vintage adalah benda membawa sebuah trend fashion yang
– benda atau atribut pakaian yang selalu berubah – ubah, merupakan
memiliki style 70-an hingga 90-an sebuah strategi pemasaran bahwa
berupa outfit item seperti; clutch, semua merek atau jenis fashion item
trousers, sepatu oxford, coat berbulu, yang dibawakan oleh seorang public
rok model A-line, dres motif bunga, figure tersebut akan ditiru oleh
Beberapa item barang vintage idolanya yang tersampaikan oleh
dan retro ini berhubungan dengan teknologi informasi saat ini seperti
trend fashion, seperti fashion blogger majalah fashion, website fashion,
ataupun dari majalah fashion, akan hingga fashion blogger.
memperoleh informasi baru tentang Sehingga pengertian trend berarti
jenis fashion tertentu. suatu pergerakan kearah mana pasar
sedang bergerak. Hal tersebut
Trend bersifat dinamis karena menjelaskan bahwa trend bersifat
selalu berubah – ubah. Karena dinamis karena selalu berubah – ubah
penampilan dengan gaya yang (Susanti, 2011: 23).
mereka pilih, memberikan identitas Keberadaan pasar Gembong
pada diri mereka. Inspirasi Tebasan menjadi salah satu alternatif
penggunaan gaya sebagai sebuah ciri bagi masyarakat yang ingin
khas atau identitas diri berasal dari memenuhi hasrat untuk berbelanja
media massa, seperti fashion blogger dan tampil dengan gaya sesuai dengan
ataupun dari majalah fashion akan idolanya yang diketahi dari blooger,
memperoleh informasi baru tentang website fashion hingga majalah
jenis fashion tertentu, maka fashion. Pasar Gembong tebasan
masyarakat mengikuti trend yang menjadi salah satu pasar yang

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 337


menawarkan fashion item seperti tas, satu tempat yang terkenal sebagai
sepatu, celana, baju, kemeja, rok, grosir “pengkulakan” para pengusaha
dres, kacamata, topi dengan merek Thrift store ini. Toko – toko Thrift
dagang seperti: roxy, rusty, polo, Store semakin banyak di kota
adidas, Dr. martens, wrangler, lee surabaya, karena para konsumen
cooper, levi’s, dickies, new balance, beranggapan bahwa Thrift Store
nike, reebok, uniqlo, zara, Giordano, menjual barang bekas yang sudah
GAP, H&M. dibersihkan juga terlihat bagus, serta
Namun pada jaman globalisasi dapat langsung dipakai oleh
saat ini masyarakat telah memasuki konsumen.
jaman yang disebut dengan jaman Gaya hidup kini tidak dapat
modernditandai oleh berkembangnya dilepaskan dari masyarakat modern,
teknologi komunikasi yang sangat terlebih lagi para remaja yang ingin
cepat. menimbulkan perubahan, tampil fashionable namun tidak
contohnya dari segi ekonomi, mengeluarkan budget yang
masyarakat dapat memanfaatkan berlebihan, tidak harus berbelanja di
untuk memasarkan dan shopping mall untuk mendapatkan
menginformasikannya, terkait barang fashion yang diinginkanya,
dengan munculnya sebuah industri karena ada sebuah alternatif yang
trend penjualan toko baju thrift store. menawarkan harga lebih murah yakni
Thrift store juga bisa dikatakan dengan berbelanja pakaian bekas yang
sebagai sebuah lahan bisnis baru saat ini mudah untuk didapatkan
yang berkembang dikalangan dengan kemunculan sebuah toko yang
generasi muda saat ini. Thrift store menawarkan kenyamanan untuk
adalah sebuah toko atau tempat berbelanja dan memiliki spesiaisasi
belanja baju bekas yang sudah barang bekas yang lebih bersih dan
dibersihkan dan dikemas sedemikian berkualitas, Thriftstore. Sehingga
rupa dari segi tempat, pakaian bekas eksistensi pakaian bekas menjadi
yang lebih rapi, bersih, dan fenomena baru yang populer di
berkualitas serta memiliki generasi muda Surabaya.
keunikanya sendiri, serta masih Bagi remaja menggunakan gaya
memiliki nilai branded. tertentu ataupun menggunakan barang
Sehingga pasar Gembong – barang branded dapat
Tebasan, kemudian menjadi salah mencerminkan jati diri mereka. Tidak

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 338


sedikit dari remaja menggunakan . Gaya hidup menjadi trigger
pakaian – pakaian tertentu untuk pada generasi muda untuk
meniru gaya sosok idola yang menunjukan status sosialnya dan
mereka dambakan, atau mereka ingin gengsi. Para remaja saat ini ingin
dibilang fashionable oleh kelompok tampil trendy karena adanya
sosialnya. Sebab gaya merupakan rangsangan gaya hidup tersebut,
bagian terpenting dari sebuah gaya sehingga para remaja mengikuti trend
hidup. Ada sebuah pandangan yang fashion secara terus – menerus sesuai
berbunyi “you are what you wear” dengan kepopulerannya yang
kamu adalah yang kamu pakai. mengikuti jaman. Contohnya adalah
Seseorang membuat kesimpulan retro dan vintage. Mode atau style
tentang siapa anda, sebagian juga sendiri tak pernah berhenti dan akan
lewat apa yang anda pakai (Barnard, terus menerus selalu berubah, maka
2009: 9). dari itu para remaja tidak akan pernah
Gaya hidup juga bisa disebut puas dengan hal tersebut dan selalu
sebagai sebuah “budaya tontonan”. mengikuti.
Budaya tontonan adalah seseorang Metode
yang berpenampilan menarik, modis
dengan gaya mereka yang trendi Metode yang digunakan
akan diperhatikan banyak orang dan dalam penelitian ini adalah dengan
selalu dianggap ada di masyarakat metode penelitian kualitatif dengan
sementara bagi mereka bagi mereka tipe penelitian deskriptif. Penelitian
yang tidak modis, berpenghasilan ini dapat dideskripsikan dan
cukup, bergaya biasa, akan dianggap digambarkan hal – hal yang menjadi
tidak ada. Bahkan mungkin mereka pokok permasalahan. Salah satu cara
yang tidak berpenampilan modis peneliti untuk mendapatkan,
akan dilecehkan, diabaikan, serta mengumpulkan sesuai keperluan
diremehkan. Inilah bentuk dari penelitian yakni mengenai eksistensi
fenomena sosial yang ada di pakaian bekas sebagai budaya
masyarakat berupa anggapan seperti: populer di Surabaya, penelitian jenis
kamu bergaya juga kamu yang deskriptif. Dalam penelitian ini
dianggap ada dan kamu yang tidak menggunakan jenis penelitian jenis
bergaya juga dianggap “tidak ada” deskriptif.
(Chaney, 1992: p.16). Ciri penelitian deskriptif

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 339


adalah data yang dikumpulkan yang dipilih merupakan informan
berupa kata – kata, gambar dan yang paham dan terlibat langsung
bukan angka – angka (Moleong, mengenai objek penelitian ini. Pada
2000: 6). penelitian ini informan yang dipilih
Peneliti menggunakan yakni, (1). Pedagang / penjual di
jenis deskriptif dan pendekatan Pasar Gembong sebanyak 1 orang,
kualitatif, karena dengan cara sudah berjualan lebih dari 3 tahun.
tersebut proses proses pengumpulan Jenis data, barang bekas apa saja
data dapat dilakukan dengan mudah yang sering terjual, dan mengetahui
dan lebih efektif. barang bekas thrift storetersebut
Menurut Moleong (1998:4), benar adanya mendapat barang
metode penelitian kualitatif adalah bekas dari para pedagang Pasar
sebuah cara dalam penelitian untuk Gembong. (2). Owner toko Thrift
memahami apa yang dialami oleh Store surabaya, yakni toko”
subyek yang diteliti seperti Badkidstore“ dan “Tempat Biasa”.
tindakan, persepsi, dan lain- lain (3). Konsumen yang datang /
secara holistik serta menyeluruh pengunjung ke toko Thrift Store
dalam bentuk kata, bahasa atau cara sebanyak 2 pengunjung, merupakan
khusus yang alamiah dengan orang yang sudah sering berbelanja
memanfaatkan metode ilmiah. di Thrift Storedengan jumlah
Lokasi penelitian dilakukan kunjungan 2 kali seminggu. Data
Pasar Gembong Tebasan di Jalan wawancara diharapkan dari
Gembong Tebasan, toko “Tempat konsumen tersebut dapat
Biasa” di Jl. Dukuh Menanggal III memberikan keterangan mengenai
BLKIP No. 36, dan thrift store spesialisasi barang – barang
“Badkidstore” Jl. Gayungan 8 Blok penjualan barang dari jenis pakaian
A No. 8 Gayungan, kota Surabaya. hingga non– pakaian stylefashion
tempat ini merupakan toko dan retro dan vintage.
pasar yang menjual barang – barang Untuk mendapatkan data
fashion seperti : baju, celana, sepatu maksimal peneliti menggunakan
dan aksesoris fashion. metode dari Spradley (1997:61-70)
Pada penelitian ini informan diantaranya adalah sebagai berikut :
tidak dipilih secara acak, melainkan 1). Enkulturasi penuh
dengan ketentuan bahwa informan 2). Keterlibatan langsung

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 340


3). Suasana budaya yang tidak secara langsung maupun tidak
dikenal langsung memberikan pengaruh
4). Waktu yang terhadap kebudayaan, sehingga
cukup 5). Non- modernisasi secara langsung atau
analitis tidak langsung memberikan
Pada penelitian ini, peneliti pengaruh terhadap kebudayaan.
melakukan berbagai tahapan Karena Kebudayaan adalah
analisis mulai dari observasi atau keseluruhan sistem gagasan,
turun lapangan, wawancara tindakan dan hasil karya manusia
mendalam dengan para informan, dalam rangka kehidupan masyarakat
serta didukung dengan literasi dari yang dijadikan milik diri manusia
berbagai sumber mulai dari manusia dengan belajat
penelitian terdahulu atau penelitian (Koenjtaraningrat, 1990: 18). Setiap
serupa, buku, website, dan juga kelompok masyaraat memiliki
jurnal ilmiah. kebudayaa masing – masing.
Hasil dan Pembahasan Kelompok masyarakat tersebut
dikategorikan berdasarkan berbagai
Modernisasi suatu
macam aspek.
masyarakat ialah suatu proses
Perkembangan gaya hidup
transformasi, suatu perubahan
pada modern kini memang sangat
masyarakat dalam segala aspek –
pesat. Membuat sebagian
aspeknya. Sehingga modernisasi
masyarakat Indonesia saat ini sangat
yang dimaksudkan menjadi lebih
mengikuti perkembangan gaya
menyeluruh dan mencakup semua
hidup. Hal tersebut tumbuh seiringan
aspek mengelilingi manusia
dengan dengan tranformasi kapitalis
(Schoori, 1980: 1).
yang menjamur di Indonesia, yang
Revolusi menjadi titik awal
ditandai dengan munculnya pusat –
dari munculnya modernisasi,
pusat perbelanjaan atau shopping
dengan kata lain awal mula proses
mall, industry mode, kawasan
transformasi. Setiap masyarakat
hunian mewah, serta apartemen.
memiliki kebudayaanya masing –
Masyarakat konsumen
masing. Proses revolusi juga
Indonesia tampaknya tumbuh
dampak perubahan terhadap
beriringan dengan sejarah globalisasi
kebudayaan, sehingga modernisasi
ekonomi dan tranformasi

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 341


kapitalisme konsumsi, ditandai kelompok. Belanja merupakan salah
dengan menjamurnya pusat satu cara untuk memenuhi
perbelanjaan, industri kecantikan, kebutuhan maupun keinginan.
industry fashion”(Chaney, 1996: 8). Seperti yang diketahui bahwa
Gaya hidup membuat dahulu pakaian memiliki kegunaan
industri yang menggeluti bidang untuk melindungi bagian tubuh kita,
gaya hidup bersaing untuk menutupi bagian tubuh kita,
membuat beragam jenis mode menghangatkan tubuh ketika dingin,
untuk menarik minat masyarakat. memberi kenyamanan ketika udara
Dalam jaman yang lebih panas. Namun jaman telah berubah
mementingkan gaya hidup, ketika saat ini kebanyakan orang
penampilan menajadi hal utama. memakai baju berdasarkan
Gaya hidup merupakan ciri trendfashion, pakaian yang dapat
sebuah dunia modern atau yang mengekspresikan identitas diri
biasa disebut modernitas. pemakainya
Maksudnya adalah siapapun yang Masyarakat modern sekarang
hidup dalam masyarakat modern ini sudah tidak lepas oleh gaya hidup
akan menggunakan gagasan tentang dari segi fashion, agar menunjukan
gaya hidup untuk menggambarkan dirinya selalu mengikuti
tindakanya sendiri maupun orang perkembangan fashion terlihat
lain. bisa dikatakan bahwa styelish selalu mementingkan gengsi
kehidupan masyrakat saat ini lebih atas apa yang mereka pakai. Yakni
mementingkan menggunakan atau remaja, remaja merupakan salah satu
membeli sebuah produk gaya hidup individu yang sangat mudah
unuk menunjuk bahwa dirinya dipengaruhi oleh modernitas. Namun
adalah seorang yang mengikuti dibalik hal tersebut muncul suatu
perkembangan jaman tanpa melihat alternatif untuk menuruti gengsi agar
kegunaan produk tersebut. tidak ketinggalan trendfashion dan
Belanja merupakan kegiatan dapat memenuhi hasrat terlihat
atau aktivitas yang dilakukan dalam fashionable serta tidak harus
melakukan transaksi jual beli membeli barang branded di shopping
barang atau jasa. Belanja juga juga mall. yaitu pakaian bekas, pakaian
tidak hanya dilakukan oleh individu bekas merupakan sebuah barang –
tetapi juga dilalukan oleh sebagian barang fashion meliputi baju, celana,

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 342


kemeja, jaket, sepatu yang memiliki lain. Meganggap gaya yang dimiliki
kondisi barang yang sudah dipakai orang lain tersebut sesuai dengan
orang lain dan jual kembali atau keinginannya atau menjadi panutan
dapat dibilang mode, namun merek (influence).
dagang dan kualitasnya sama Trend mengenai pakaian
seperti saat membeli barang di merupakan sebuah bentuk
shopping mall. perbedaanya mode kebudayaan yang paling dinamis,
tersebut dijual setengah harga dari perubahan – perubahan ini
harga di shopping mall, itu mengikuti zaman dan minat dari
kelebihan dari pakaian bekas, tapi individu atau kelompok pemakai
pakaian bekas juga memiliki atau bisa dibilang sebagai
kekurangan sendiri yakni pakaian konsumen. Kalangan masyarakat
bekas cenderung memiliki yang mudah mengikuti perubahan
kecacatan barang 5% - 10% adalah masyarakat perkotaan,
daripada barang di shopping mall terlebih bagi kaum remaja yang
seperti ada bercak kotor, warna memandang gaya hidup sebagai
yang sudah memudar, ada lubang kepentingan. Para remaja merasa
salah satu wilayah pakaian. bebas mengekspresikan diri sesuai
dengan gaya yang mereka gunakan,
mereka juga merasa bebas untuk
mengekplorasikan diri.

Wujud Perilaku Gaya Hidup


Konsumen Pakaian Bekas “Kaum remaja adalah kaum
yang masih mencari jati diri, radikal,
Gaya merupakan wadah penuh pemberontakan, anti
yang digunakan seseorang atau kemapanan dan mudah dipengaruhi
kelompok yang berfungsikan (Rusbiantoro, 2008: 17)“
mengekspresikan atau bahkan Konsumen pakaian bekas
mengungkapkan pesan dan makna kebanyakan para pemuda – pemudi
tertentu yang juga mencerminkan karena mereka masih mencari jati
identitas diri. Gaya hidup yang di diri mereka, dan mencoba untuk
ikuti oleh masyarakat terkadang meniru tokoh yang menjadi panutan
hanya didasari oleh pengaruh orang (influence) yang bisa dibilang

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 343


sebagai pengimitasian gaya. masing.
Sedangkan trendfashion Perilaku Penjual Toko “Tempat
Biasa”
pada masa modern kini kembali ke
masa lalu style 90”s yang cendrung
Toko Tempat Biasa berdiri
sulit dicari di toko – toko biasa.
pada tahun 2009 dengan persiapan
Perilaku Penjual Pakaian Bekas
yang menghabiskan waktu 1 tahun.
Mas harris memiliki ide untuk
Penjual harus memiliki
membuat toko semenjak tahun 2008,
keahlian dalam berdagang jika
Toko “Tempat Biasa” menyuplai
ingin toko yang di milikinya
pakaian bekas dari beberapa tempat,
menjadi laris, selaku penjual barang
namun mas haris sebagai pemilik
maka pemilik toko ditutuntu untuk
toko, mencari barang untuk di
memiliki statrategi untuk
dagangkan di tokonya dari pasar –
menunjang penjualan seperti
pasar pakaian bekas yang ada di
memiliki sosial media untuk
Surabaya. Seperti Gembong,
pemasaran, dan sarana online shop,
Gembong TebasanTP (Tugu
bersikap ramah dan sabar pada
Pahlawan) pagi, Toko “Tempat
konsumen. Tindakan yang
Biasa” memiliki kenyamanan
mendukung kelangsungan
tersendiri bagi konsumen karena
berdirinya atau bisa sebagai
suasana toko terlihat oldest dengan
mempertahankan eksistensi toko
dekorasi ruangan vintage, menjadi
merupakan hasil dari dari perilaku
ciri khas toko.
penjual.
Pada transaksi penjualan
“Toko Tempat Biasa” dan
online atau sering disebut sebagai
“Badkidstore” merupakan toko
online shop, calon pembeli dapat
yang menjual barang bekas. barang
menghubungi kontak yang tertera di
– barang bekas yang dimaksudkan
akun sosial media tersebut, sehingga
disini ialah barang fashion,
pemilik toko dapat menyisihkan
contohnya pakaian, sepatu, tas.
barang tersebut dari catalog online
Toko – toko ini eksis karena
dalam akun sosial akun instagram.
permintaan dan peminat barang –
Perilaku Penjual Toko
barang bekas tersebut semakin
“Badkidstore”
banyak. Kedua toko ini juga
memiliki pasarnya masing –

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 344


Toko “Badkidstore” sepatu tersebut biasanya juga dijual
merupakan sebuah toko barang oleh pemilik toko per – ball yang
bekas, toko mulai berdiri pada isinya hingga 15 pasang untuk dijual
tahun 2015 saat itu toko masih kembali, saat itu peneliti melihat
menjual pakaian bekas dan segala langsung proses tersebut.
jenis aksesoris penunjang pakian Pada transaksi calon
dari shawl, tas, sepatu,topi. membeli dapat menghubungi kontak,
Namun pada suatu saat dengan melihat di halaman
pemilik toko mengalami kerugian instagram “Badkidstore”. Pemilik
yang kemudian membuat toko toko meng– upload beberapa catalog
berhenti selama beberapa bulan. sepatu dari versi / seri adidas, dan
Akibat dari banyaknya pesaing beberapa barang di simpan karena
thriftstore di Surabaya, pada hal tersebut membuat para
waktunya membawa mereka konsumen tetap penasaran dan
kepada kerugian. melihat akun instagram
Kemudian munculah ide “Badkidstore”.
untuk berjualan sepatu, yaitu hanya Pengguna Pakaian Bekas
sepatu adidas. Menurut pemilik
toko, sepatu merupakan salah satu . Remaja merupakan individu
item fashion yang memiliki banyak yang dalam kategori sosial paling
penggemar, dan peminat. Selain itu mudah menerima pembaruan positif
sepatu adidas memiliki pasar maupun negatif kemunculan budaya
sendiri dikalangan konsumen. konsumtif ini tanpa disadari dengan
Karena sepatu – sepatu adidas versi perkembangan jaman modern saat
gazelle, samba, island series, vespa ini, gaya hidup mewah semakin
sudah jarang, digemari oleh para remaja. Mereka
Toko “Badkidstore” ini yang telah termakan dengan budaya
memiliki sebuah toko kecil bekas konsumtif akan rela melakukan apa
garasi dibelakang rumah pemilik saja demi memenuhi perburuan akan
toko yang menjadi tempat transaksi trendfashion terbaru.
jual – beli. Tapi “Badkidstore” Fashion telah menjadi sebuah
lebih memiliki penjualan yang kebutuhan dasar masyarakat remaja
banyak di akun – akun sosial media di perkotaan. Sehingga tak heran apa
mereka yakni instagram. Sepatu – bila menjamurnya shopping mall

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 345


yang menyuguhkan beraneka ragam Dalam buku popular
pakaian untuk menunjang culture: pengantar menuju budaya
penampilan. Industri fashion telah populer, mengatakan mengenai
berkembang dan semakin ramai konsep kata populer, kata populer
dibicarakan banyak orang karena yang sebenarnya di bahas dalam
bermunculan hal – hal baru yang penulisan ini adalah populer yang
penting untuk up- to-date. sedang kita (masyarakat modern)
Gaya hidup untuk selalu alami saat ini, yakni pengalaman
tampil untuk selalu tampil lahir karena budaya konsumen dan
fashionable menjadi sebuah didukung oleh teknologi informasi
keinginan bagi para remaja. baru. (Strinati, 2009: 13).
Pakaian Bekas Sebagai Budaya Budaya populer mulai
Populer
muncul sekitar tahun 1960-an
dimulai dengan lahirnya genenrasi
Pemakaian bekas yang
bunga (flower generation),
semakin hari semkain banyak,
munculnya kaum hippies,
muncul toko – toko pakian bekas.
munculnya budaya tanding (counter
kemudian mengkategorikan barang
culture) dan berkembangnya musik
yang dijual di toko “tempat biasa”
pop yang mempengaruhi dalam segi
maupun toko “Badkidstore”
fashion retro dan vintage yang
menjadi dua kategori pakaian dan
biasanya berasal dan dikembangkan
non pakian. Berdasarakan kategori
dari negara – negara lain seperti
merupakan spesialisasi barang.
Inggris, perancis, Italy. Yang dilihat
Berdasarkan hasil wawancara dari
sebagai kiblat fashion .
konsumen / pengguna pakaian
Budaya massa merupakan
bekas, mendeskripsikan mengenai
masyarakat yang menggunakan
trendfashion. Maka analisis akan
barang yang diproduksi secara
menjelaskan keberadaaan atau yang
barang besar – besaran dan dengan
sering disebutkan oleh peneliti
harga yang relatif tidak terlalu
sebagai eksistensi pakaian bekas
tinggi. Budaya massa sebenarnya
yang dapat dikaitkan pada konsep
digunakan untuk menggambarakan
budaya popuer, budaya massa dan
masyarakat modern yang lebih
tentu peranan media sebagai
banyak mengkonsumsi produk yang
penunjang promosi.
dibuat secara massal. Kita menjadi

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 346


terseragamkan oleh produk – modis, selalu mengikuti trend yang
produk tersebut. sedang digemari, mengikuti selera
Produksi secara massal atau untuk berpenambilan
dengan berbagai motif yang serupa fashionable. Hal itu mereka lakukan
dengan berbagai desain namun dengan mengkonsumsi item – item
masih dalam satu jenis gaya fashion tersebut demi menunjukan
merupakan salah satu dampak yang keberadaan mereka, identitas
ditimbulkan dari kepopuleren mereka, selera mereka, pemikiran
sebuah fashion. Populer dan mereka atau tujuan mereka.
produksi saling berkaitan dan Sehingga dapat dikatakan mereka
memiliki hubungan timbal balik. sedang berupaya utnuk
Ketika sebuah fashion sedang mengkomunikasikan diri mereka
digemari, maka akan menjadi dengan lingkungan sekitar salah
populer kemudian akan menjadi satunya melaui gaya berpakaian
wadah bagi produsen untuk yang mereka kenakan.
memproduksi fashion tersebut “kiranya benar secara intuitif
secara massal. Kemudian dampak untuk menyatakan bahwa seseorang
dari konsumsi tersebut akan mengirim pesan tentang dirinya
mempengaruhi perilaku masyarakat sendiri melalui fashion dan pakaian
akibat fashion dijadikan salah satu yang dipakainya”(Bernard, 1996:
bentuk gaya hidup bagi masyarakat, 42).
beralih fungsi dari kebutuhan
mengenakan pakaian, sepatu, tas, Simpulan
dan barang lainya, menjadi gaya
Gaya hidup masa kini serta
hidup yang memilih barang dengan
di ikuti dengan trend fashion yang
gaya tersebut berdasarkan selera
berlangsung. tidak semua
dan trend.
masyarakat memiliki budget yang
Sehingga masyarakat akan
berlebih untuk membeli atribut
dianggap memiliki selera yang
fashion yang sesuai dengan apa yang
bagus meskipun hal tersebut
mereka inginkan. Dewasa ini begitu
sebenarnya adalah sebuah pikiran
banyak pilihan dan tempat untuk
praktis masyarakat. Sebagai
mendukung minat belanja seseorang
seorang konsumen pakaian bekas
tak terkecuali dengan barang bekas.
mereka berkeinginan untuk selalu

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 347


barang bekas import yang masuk ke stylish dengan mengenakan barang
Indonesia ini menjadi salah satu fashion. Pakaian bekas menjadi
alternatif berbelanja dengan harga salah satu alternatif untuk
minim, akan tetapi diharapkan berpenampilan stylish denggan
membuat pemakainya terlihat harga yang lebih terjangkau, hal ini
maksimal dalam mengikuti tren dibuktikan dengan masih bertahanya
fashion yang sedang berlangsung toko yang menjual pakaian bekas
saat ini. saat ini barang bekas pun seperti, “Badkidstore” dan “Tempat
diangkat kelasnya oleh pedagang Biasa”.
seperti kalangan anak muda yang Surabaya adalah kota
jeli melihat peluang dari bisnis baju metropolitan tinggi yang memiliki
bekas ini. sekumpulan anak muda gaya hidup dan trend fashion yang
yang memburu barang bekas ini, megikuti jaman, jumlah anak muda
mencuci dengan bersih barang yang mayoritas besar di kota ini
bekas ini lalu menjualnya menjadi menjadikan sebuah komoditi baru.
trend kembali saat ini. Anak muda cenderung memiliki
Seiring dengan pemikiran – pemikiran yang kritis
berkembangya dunia fashion saat dan selalu ingin memiliki identitas
ini peminat fashion cenderung yang berbeda satu sama lain. mereka
memilih fashion yang cenderung cenderung tidak mau dicap sama
retro dan vintage dan tidak semua oleh pribadi lainnya. Fashion dan
barang retro dan vintage bisa gaya berpakaian adalah salah satu
ditemukan dengan mudah. salah mendapatkan look yang berberbeda
satu alternatifnya adalah pasar setiap satu orang lainnya. Fashion
gembong tebasan. Kehadiran pasar membuat pandangan berbeda
gembong tebasan juga menjadikan tentang jati diri kita sebenarnya
sebuah trend thrift store yaitu tanpa menjelaskan siapa diri kita
sebuah toko yang pakaian bekas kepada orang lain, fashion juga
yang biasanya di kulak di pasar menjelaskan kelas sosial kita di mata
Gembong Tebasan, Trend – trend masyarakat lain,
tersebut menjadi populer, saat Daftar Pustaka
semakin banyak generasi muda
Chaney, D
yakni remaja hingga remaja dewasa
1996 Life styles:sebuah pengantar
yang menginginkan tampil modis,

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 348


komprehensif. Yogyakarta : Jalasutra 2002 Pemasaran Perhotelan dan
Rogers, M.F Kepariwisataan. Jakarta :
2009 Barbie Culture: Ikon PenerbitPrehallindo
Budaya Konsumerisme. Yogyakarta : Koenjtaraningrat,
Relief 1990 Pengantar Ilmu Antropologi.
Barnad, M Jakarta : PT Rineka Cipta
1996 Fashion sebagai Rusbiantoro, D
Komunikasi: Cara 2008 Generati MTV. Bandung :
Mengkomunikasikan Identitas Sosial, Jalasutra
Seksual, Kelas dan Gender. Strinati, D
Yogyakarta : Jalasutra 2009 Popular Culture: Pengantar
2009 Fashion sebagai Menuju Budaya Populer. Yogyakarta :
komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra Ar Ruzz Media
Hujatnikajennong, A Schoorl, J.W
2006 “Resistensi Gaya Hidup: 1980 Modernisasi. Jakarta : PT
Teori Dan Realitas.” In Resistensi Gramedia
Gaya hidup: Teori Dan Realitas Website :
Sumartono, www.Pasarsurya.com Arsip
2002 Terperangkap dalam iklan: Kelurahan Sidotopo, 2016.
Meneropong imbas pesan iklan
Televisi, Bandung : Alfabeta
Featherstone, M
2001 “Posmodernisme.” In
cosumer culture and postmodernism,
ed. Kamdani. Yogyakarta, Indonesia
: Pustaka Pelajar
Moleong, L.J
2000 Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosadakarya
Spradley, J.P
1997 Metode Etnografi,
Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya
Kotler, P

AntroUnairdotNet, Vol.VII/No.3/Oktober 2018, hal 349

You might also like