2007EFEKTIVITASEKSTRAKBAWANGPUTIHAlliumsativumUNTUK PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.

) X (1):11-19 ISSN: 0853-6384 11

Full Paper

EFEKTIVITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) UNTUK


MENCEGAH DAN MENGOBATI MOTILE AEROMONAS SEPTICEMIA (MAS)
PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

EFFECTIVENESS OF GARLIC (Allium sativum) EXTRACT IN PREVENTING


AND CURING MOTILE AEROMONAS SEPTICEMIA (MAS) IN COMMON CARP
(Cyprinus carpio)
*)♠) *) *) **) ***)
Iesje Lukistyowati , Windarti , Morina , Alim Isnansetyo , dan Kurniasih

Abstract

The aim of study was to know the effectiveness of garlic (Allium sativum) extract in
preventing and curing Motile Aeromonas Septicemia (MAS) in common carp (Cyprinus
carpio). Garlic extract was obtained by juicing fresh garlic and filtering by using filter paper.
Common carp (8-12 cm in total lenght) were used. Infection was done by injecting
intraperitonially 0.1 ml 0f 24 h Aeromonas hydrophila culture at bacterial density of 108
cells/ml. Garlic extract was given by immersing the fish at various concentrations. Results
indicated that the minimum inhibitory concentration (MIC) of the garlic extract againtst A.
hydrophila ranged from 61.300-125.000 ppm, while the LD50 of this extract was 3.438 ppm.
The use of garlic extract to prevent MAS was effective as survival rate of the treated fish with
the extract at 1000, 2000, and 3000 ppm ranged from 83 to 100% while the survival rate of
untreated fish was 60.71%. However, the use of garlic extract to cure MAS was not effective
as the survival rate of the treated fish ranged 50-80% which were the same or even lower
than that of the control (76.67%).

Key words: Aeromonas hydrophila, common carp (Cyprinus carpio), garlic extract,
MAS disease prevention

Pengantar stamina tubuh. Sekarang ini sudah


banyak makanan suplemen yang dibuat
Penggunaan bawang putih (Allium dari bawang putih ataupun minyak
sativum) sebagai bumbu masakan bawang putih (Watanabe, 2001).
maupun sebagai bahan obat-obatan
sudah dikenal sejak beberapa abad yang Bawang putih juga dapat digunakan
lalu. Sampai sekarang penggunaan sebagai antimikroba (Agarwal, 1996).
bawang putih untuk mengobati berbagai Kandungan alisin dalam bawang putih
jenis penyakit seperti tekanan darah dipercaya dapat membunuh bakteri gram
tinggi, TBC serta berbagai jenis penyakit positif maupun gram negatif, dalam
yang disebabkan oleh mikroorganisme kondisi normal bawang putih
masih terus dilakukan. Selain itu, bawang mengandung aliin dan enzim alinase
putih juga digunakan untuk meningkatkan dalam keadaan non aktif, namun bila

*)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam,
Pekanbaru. Telp (0761) 63275 Fax (0761) 63275
**)
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Jl. Flora Gd A4, Bulaksumur, Yogyakarta
55281
***)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Jl. Agro Karangmalang, Yogjakarta 55281
♠)
Penulis untuk korespondensi : E-mail: lukistyowati@yahoo.com

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


12 Lukistyowati et al., 2007

strukturnya dirusak (ditumbuk/dicincang) ikan mas yang direndam dengan ekstrak


maka enzim alinase menjadi aktif dan bawang putih selama 10 menit dapat
bereaksi dengan aliin menghasilkan alisin. bertahan hidup dan tahan terhadap
Alisin sangat reaktif dan tidak stabil serangan penyakit MAS. Sedangkan ikan
mudah menguap, dan dalam beberapa sakit yang disuntik dengan ekstrak
hari dapat berubah menjadi senyawa dialil bawang putih menunjukkan adanya
disulfida, namun demikian alisinlah yang penyembuhan dan ikan tersebut bertahan
menyebabkan bawang putih berkasiat hidup (Lukistyowati, 2003; 2005).
untuk pengobatan (Watanabe, 2001;
Syamsiah & Tajudin, 2003; Liu, 2005). Penggunaan ekstrak bawang putih dalam
Sharman et al. (1977) menyatakan pengobatan penyakit MAS pada ikan
pemanasan bawang putih selama lima masih perlu dikaji lebih lanjut karena
menit menekan efek antimikrobia. beberapa kendala masih dijumpai.
Lukistyowati (2003) mengungkapkan
Dalam usaha budidaya ikan diperairan bahwa ikan mas yang direndam dalam
tawar, serangan penyakit Motile larutan bawang putih (lebih dari 6 ml/ liter)
Aeromonas Septicemia (MAS) yang menunjukkan tingkah laku yang abnormal.
disebabkan oleh bakteri Aeromonas Sedangkan ikan-ikan yang disuntik
hydrophila sering menyebabkan dengan ekstrak bawang putih (0.1 ml/
kegagalan panen, sehingga menimbulkan ikan, konsentrasi 10 ml/ liter) tidak
kerugian yang besar. Pada tahun 1980 di menunjukkan tingkah laku negatif. Tetapi
Jawa Barat terjadi kematian ikan yang metode ini kurang efektif bila diterapkan di
disebabkan oleh bakteri A. hydrophila lapangan, karena penyuntikan ikan relatif
menyebabkan sekitar 125 ton ikan karper sulit untuk dilakukan oleh petani.
(Cyprinus carpio) mati. Penyakit tersebut
juga terulang di tahun 1981 yang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mengakibatkan kematian pada ikan Lele aktivitas in vitro ekstrak bawang putih
(Clarias batrachus L) yang terjadi di pulau terhadap A. hydrophila, mengetahui
Jawa ( Triyanto et al., 1990). toksisitasnya terhadap ikan mas dan
untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak
Salah satu usaha untuk mengatasi bawang putih yang efektif untuk
penyakit MAS adalah menggunakan mencegah dan mengobati penyakit MAS
antibiotik. Penggunaan antibiotik yang pada ikan mas secara rendaman.
tidak tepat dapat menyebabkan bakteri
menjadi resisten dan juga residu antibiotik Bahan dan Metode
tersebut masuk ke dalam tubuh ikan, dan
bila ikan dikonsumsi menimbulkan efek Pemeliharaan ikan
yang merugikan bagi manusia. Untuk Bahan yang digunakan dalam penelitian
menghindari pemakaian antibiotik sintetik ini adalah ikan mas dengan ukuran 8-12
banyak usaha dilakukan dengan cm (panjang total) yang diperoleh dari
menggunakan antibiotik alami. Salah satu pasar ikan Ngrajek, Magelang Jawa
bahan antibiotik alami yang sudah diteliti Tengah dan dari sentra pembenihan
manfaatnya adalah bawang putih. Bangkinang, Kampar, Riau. Sedangkan
bakteri yang digunakan adalah biakan A.
Penelitian menggunakan bawang putih hydrophila isolat Cangkringan.
pada ikan lele yang dilakukan oleh
Mariyono et al. (1999), menunjukkan Pembuatan ekstrak bawang putih
bahwa sintasan benih ikan yang diinfeksi Bawang putih lumbu hijau dari pasar di
dengan A. hydrophila dan kemudian Pekanbaru dikupas, kemudian dibuat
direndam dalam ekstrak bawang putih ekstraknya dengan cara melumatkan
lebih tinggi dari sintasan ikan yang tidak bawang putih menggunakan mesin juicer,
diperlakukan dengan bawang putih. kemudian penyaringan dengan saringan
Lukistyowati (2003) menyatakan bahwa teh dan penyaringan dengan kertas kertas

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1):11-19 ISSN: 0853-6384 13

saring whatman (cat no 1004 090). dilakukan 10 hari setelah perendaman


Cairan yang berupa ekstrak ini terakhir dengan A. hydrophila secara
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan suntikan intraperitonial, setiap ikan
ditutup rapat agar tidak terjadi penguapan disuntik sebanyak 0,1ml dari suspensi
dan siap digunakan untuk penelitian. bakteri (108 sel /ml). Gejala klinis yang
muncul dan, sintasan ikan diamati setiap
Uji Minimum Inhibition Concentration hari selama 7 hari. Sintasan dianalisis
(MIC) ekstrak bawang putih terhadap dengan analisis ragam (Zar,1999).
bakteri A. hydrophila
Pengujian MIC ekstrak bawang putih Ekstrak bawang putih untuk mengobati
terhadap A. hydrophila dilakukan dengan MAS dengan cara perendaman
metode agar lapis ganda (double layer Rancangan percobaan yang digunakan
agar) (Horikawa et al., 1999; Isnansetyo & dalam penelitian ini adalah Rancangan
Kamei, 2005). Isolat bakteri ditumbuhkan Acak Lengkap, dengan 4 perlakuan dan 3
pada media TSB (Merck) selama 24 jam. ulangan. Unit percobaannya berupa
Biakan bakteri diinokulasi soft agar akuarium 60x40x40 cm yang diisi 10 ekor
hangat sebanyak 10 ml dengan ikan. Ikan disuntik secara intraperitonial
kepadatan akhir 106 sel/ml, dengan suspensi bakteri A. hydrophila
dihomogenkan dan kemudian dituang ke (108 sel/ml) sebanyak 0,1 ml/ikan. Segera
dalam petri disk yang berisi media TSA sesudah ikan menunjukkan gejala MAS,
(Merck). Setelah media mengeras, paper ikan direndam dalam ekstrak bawang
disk dengan diameter 8 mm yang sudah putih pada berbagai konsentrasi (kontrol,
ditetesi dengan berbagai konsentrasi 1000, 2000 dan 3000 ppm). Perendaman
ekstrak bawang putih sebanyak 50 µl tiap dilakukan sebanyak 4 kali dengan lama
disk diletakkan di atasnya. Kemudian perendaman 10 menit, dan interval 4 hari.
cawan petri diinkubasi pada suhu 30oC Perubahan gejala klinis dan sintasan ikan
selama 24 jam. Zona hambat yang diamati setiap hari. Sintasan dianalisis
muncul pada sekeliling paper disk diamati dengan analisis ragam (Zar,1999).
dan diukur.
Hasil dan Pembahasan
Uji LD50 ekstrak bawang putih terhadap
ikan mas MIC ekstrak bawang putih terhadap A.
Uji ini dilakukan dengan merendam 30 hydrophila
ekor ikan pada berbagai konsentrasi Ekstrak bawang putih mempunyai daya
ekstrak bawang putih selama 10 menit. hambat terhadap A. hydrophila seperti
Kelulushidupan, gejala klinis serta terlihat pada Tabel 1. Konsentrasi
histopatologi ikan diamati. LD50 dihitung terendah ekstrak bawang putih yang
dengan metode Red Muench (Miya et al., masih mempunyai daya hambat terhadap
1976). pertumbuhan bakteri A. hydrophila adalah
3,63% (36300 ppm). Hasil ini tidak jauh
Uji ekstrak bawang putih untuk mencegah berbeda dengan hasil–hasil penelitian
MAS pada ikan mas terdahulu yang menunjukkan bahwa
Rancangan percobaan yang digunakan pertumbuhan beberapa jenis bakteri
adalah Rancangan Acak Lengkap, seperti Helicobacter pilory, Lactobacillus,
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Unit Mycobacterium, Pseudomonas,
percobaannya berupa akuarium 60x40x40 Staphylococcus, Streptococcus dan
cm yang diisi 10 ekor ikan. Ikan direndam Salmonella terhambat bila diberi ekstrak
selama 10 menit dalam ekstrak bawang bawang putih (Reuter et al, 1996 cit.
putih dengan konsentrasi aman Sivam et al., 2001; Marthin & Ernst,
berdasarkan uji LD50 ikan terhadap 2003). Agarwal (1996) juga menyatakan
ekstrak bawang putih yaitu 0, 1000, 2000 bahwa bawang putih digunakan sebagai
dan 3000 ppm. Perendaman dilakukan 4 antimikrobia. Selain allicin, pada bawang
kali dalam selang waktu 4 hari. Infeksi putih terdapat senyawa aktif ajoene yang

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


14 Lukistyowati et al., 2007

mampu membunuh beberapa bakteri daripada H. pylori, sehingga daya hambat


Gram positif maupun negatif. alisin terhadap A. hydrophila lebih kecil.
Dalam penelitian ini, lebar zona hambat
Tabel01.0Sensitivitas A. hydrophila ekstrak bawang putih hanya sekitar 5,3
terhadap berbagai konsentrasi mm, jauh lebih kecil daripada daya
ekstrak bawang putih hambat antibiotik oxytetracycline 0,2
Konsentrasi ekstrak Lebar zona µg/disk (9,7 mm). Dalam ekstrak bawang
bawang putih hambatan (mm) putih, zat aktif yang mempunyai daya
(μg/disk) hambat terhadap pertumbuhan bakteri
50.000 5,3 hanyalah alisin. Diperkirakan jumlah alisin
25.000 4,3 yang terdapat dalam ekstrak bawang
12.500 3 putih relatif kecil sehingga daya
6.250 2 antibakterial yang dihasilkan tidak sekuat
3.125 1 oxytetracycline. Bila kandungan alisin
1.562,5 0,5 dalam ekstrak bawang putih tersebut
781,25 0 tinggi, maka daya antibakterinya akan
390,125 0 tinggi karena diperkirakan 1 mg alisin
0 0 mempunyai kemampuan setara dengan
Oxytetracycline 9,7 15 unit standart penisilin. Sedangkan
(0,2 µg/disk) alisin murni yang diencerkan sebanyak
Catatan: -1% ekstrak bawang putih setara 125 000 kali masih mempunyai daya
dengan 10 000 ppm. antibiotik terhadap penyebab penyakit
-Lebar zona hambat diukur dari tepi tuberkulosis, difteri, tipus, desentri dan
disk ke daerah yang tidak ditumbuhi gonorrhoea (Cavallito, 1944 cit.
bakteri. Watanabe, 2001).
Konsentrasi terendah ekstrak bawang LD50 ekstrak bawang putih yang diberikan
putih yang masih menunjukkan aktivitas dengan metode perendaman pada ikan
antibiotik terhadap A. hydrophila adalah mas
3,63% (1562,5 μg/disk). Konsentrasi ini Ekstrak bawang putih yang diberikan
relatif lebih tinggi dari konsentrasi ekstrak dengan cara rendaman selama 10 menit
bawang putih yang mampu menghambat menunjukkan bahwa ekstrak bawang
pertumbuhan bakteri lain seperti putih mempunyai daya racun bagi ikan.
Helicobacter pylori. Sivam et al. (2001) Berdasarkan perhitungan dengan metode
mengemukakan bahwa H. pylori, bakteri Reed Muench, LD50 bawang putih
yang menyebabkan luka pada lambung terhadap ikan mas adalah 3.438 ppm.
peka terhadap ekstrak bawang putih Kematian ikan mas yang diperlakukan
dengan konsentrasi yang relatif rendah, dengan ekstrak bawang putih ini
yaitu sekitar 40 µg/ml (40 ppm). kemungkinan terjadi karena adanya zat
Perbedaan kepekaan A. hydrophila aktif dalam ekstrak bawang putih tersebut.
terhadap ekstrak bawang putih ini Menurut Fulder et al. (2000) dan
mungkin terjadi karena perbedaan Watanabe (2001) dalam bawang putih
struktur lapisan luar sel (dinding terdapat alisin yang mengandung 2 gugus
sel/membran sel) pada sel bakteri sulfur yang sangat aktif dan bersifat
tersebut. Menurut Sivam et al. (2001) membakar/mengiritasi jaringan.
ketebalan lipid pada membran sel
mempengaruhi permeabilitas terhadap Ikan yang direndam selama 10 menit
alisin, sehingga mempengaruhi dengan ekstrak bawang putih konsentrasi
ketahanan bakteri terhadap alisin. 5000 ppm dalam 24 jam mengalami
Berdasarkan kepekaan terhadap alisin kematian sebesar 63,33 %, sedangkan
tersebut kemungkinan disebabkan lapisan pada konsentrasi 2500 ppm ikan tidak
lipid pada A. hydrophila lebih tebal mengalami kematian, dan dapat bertahan
hidup.

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1):11-19 ISSN: 0853-6384 15

Dalam penelitian ini, ekstrak bawang putih Pada ikan yang mati, terlihat bahwa
dibuat dengan cara di buat juice lamella insang yang pada kondisi normal
menyebabkan alisin menjadi aktif, berwarna merah segar berubah menjadi
sehingga pada waktu diberikan, alisin ini merah kehitaman. Perubahan warna ini
mengiritasi ikan. Adanya iritasi pada terjadi karena adanya pembuluh darah
tubuh ikan dapat dilihat dengan produksi yang pecah sehingga menimbulkan
lendir yang berlebihan dan gerakan ikan pendarahan dan rusaknya struktur lamella
yang tidak terkendali. Menurut Anderson insang. Kerusakan ini menyebabkan
(1974) lendir adalah pertahanan terluar insang kehilangan fungsinya sebagai alat
dari ikan. Bila ada faktor yang untuk mengambil oksigen. Akibatnya ikan
mengganggu ikan, baik itu berupa parasit, menderita hypoxia dan memicu terjadinya
bahan kimia maupun rangsangan fisik kematian. Pengamatan histologi
yang memicu stress pada ikan, lendir menunjukkan bahwa insang ikan
akan diproduksi berlebihan. Selain itu, mengalami proliferasi sel pada lamella
adanya gerakan ikan yang melompat- insang dan menyebabkan lamella insang
lompat tidak terkendali juga menunjukkan menyatu dan mengalami pendarahan,
bahwa ikan merasa tidak nyaman dengan sehingga menyebabkan terganggunya
lingkungannya. sistem pernafasan. Gambar histologi
disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1: Struktur histologi insang

LD50 ikan mas sebesar 3.438 ppm lebih et al. (1990) dimana benih ikan lele
tinggi dibandingkan dengan MIC ekstrak dumbo ukuran 2 g yang direndam
bawang putih terhadap A. hydrophila dengan ekstrak bawang putih selama 15
relatif rendah (1.562,5 μg/disk). LD50 jauh menit dengan konsentrasi 40.000 ppm
lebih rendah dari hasil penelitian Mariyono dapat bertahan hidup. Kemungkinan hal

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


16 Lukistyowati et al., 2007

ini terjadi karena ikan lele mempunyai alat Tabel 2. Sintasan ikan mas yang sudah
pernapasan tambahan dengan struktur direndam dengan berbagai
yang kuat, sehingga alat pernapasan konsentrasi ekstrak bawang
tambahan tersebut tidak mengalami putih dan kemudian diinfeksi
kerusakan yang berarti karena adanya dengan A. Hydrophila
ekstrak bawang putih. Oleh karena itu Konsentrasi
Sintasan
ikan lele masih dapat bertahan hidup ekstrak RPS
ikan mas
meskipun diperlakukan dengan ekstrak bawang (%)
(%)
bawang putih dengan konsentrasi yang putih (ppm)
relatif tinggi. 0 60,61±14,69
1.000 83,33±28,86 72,7±78,72
Sedangkan pada ikan mas, satu-satunya 2.000 100±0* 100±0*
alat untuk bernapas adalah insang, 3.000 100±0* 100±0*
dimana lamella insang yang berfungsi * Berbeda nyata
untuk mengambil oksigen mempunyai
struktur yang sangat halus/ tipis/lunak dan Tingginya sintasan ikan perlakuan tidak
kaya akan pembuluh darah. Adanya iritasi hanya disebabkan oleh kemampuan
pada lapisan luar lamella menyebabkan ekstrak bawang putih dalam menghambat
pecahnya pembuluh darah sehingga pertumbuhan bakteri A. hydrophila.
terjadi pendarahan hebat pada lamella Walaupun konsentrasi ekstrak bawang
tersebut. Akibatnya lamella satu dengan putih yang digunakan untuk merendam
yang lainnya menjadi lengket dan insang ikan lebih kecil daripada konsentrasi
kehilangan kemampuannya untuk ekstrak bawang putih yang mempunyai
mengambil oksigen. Untuk menghindari efek antimikrobial terhadap A. hydrophila,
kerusakan insang ini, maka penelitian bawang putih juga diketahui dapat
selanjutnya ikan mas direndam dalam meningkatkan kekebakan tubuh, hal ini
larutan ekstrak bawang putih dengan sesuai dengan pendapat Salman et al.
konsentrasi yang relatif rendah, yaitu (1999) yang menyatakan bahwa ekstrak
dibawah LD50. bawang putih dapat menstimuli sistim
imun tubuh, karena senyawa organosulfur
Ekstrak bawang putih untuk mencegah menimbulkan efek immunomodulatori,
MAS pada ikan mas meningkatkan aktivitas makrofag dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi sel T (limfosit).
ekstrak bawang putih dapat digunakan
untuk mencegah MAS pada ikan mas. RPS dari masing-masing perlakuan lebih
Ikan yang direndam dengan ekstrak dari 50% (Tabel 2). Dalam penelitian ini,
bawang putih selama 10 menit relatif kematian ikan kontrol sebesar 39%,
lebih tahan terhadap serangan A. sedangkan mortalitas ikan yang
hydrophila dibandingkan dengan ikan diperlakukan dengan ekstrak bawang
kontrol (Tabel 2). putih 1.000 ppm hanya 16,67% (RPS =
54,55%). Pada perlakuan 2.000 dan
Sintasan ikan yang diperlakukan dengan 3.000 ppm, semua ikan hidup (RPS =
ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 100%). Hasil ini menunjukkan bahwa
2.000 dan 3.000 ppm lebih tinggi pemberian ekstrak bawang putih efektif
dibandingkan dengan kontrol yaitu untuk mencegah MAS pada ikan mas.
sebesar 100% (P<0,01). Ikan mas yang Secara ekonomis, konsentrasi ekstrak
direndam dalam ekstrak bawang putih bawang putih yang paling efektif untuk
dengan konsentrasi 1.000 ppm relatif mencegah MAS adalah 2.000 ppm. Hal ini
masih rentan terhadap serangan A. terjadi karena jumlah ekstrak bawang
hydrophila, di mana sintasannya hanya putih yang diberikan relatif rendah, tetapi
83,33%. sintasan ikan sama dengan sintasan ikan
dari perlakuan dengan konsentrasi yang
lebih tinggi.

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1):11-19 ISSN: 0853-6384 17

Menurut Watanabe (2001) bawang putih pemberian bawang putih ini, diduga
mengandung zat alisin yang dapat metabolisme di tubuh ikan meningkat
berfungsi sebagai antimikrobial, sehingga kinerja sistim kekebalan tubuh
penghilang rasa nyeri dan memacu non spesifik juga meningkat. Selain itu,
gerakan alat pencernaan sehingga kadar racun bakteri yang ada di dalam
memperlancar pengeluaran enzim yang tubuh ikan mungkin menurun karena zat-
bermanfaat untuk mencernakan zat yang terkandung dalam bawang putih
makanan. Sedangkan Syamsiah & mampu bersifat sebagai penetral zat
Tajudin (2003) menyatakan bahwa racun (Fulder et al., 2000). Dengan
bawang putih dapat digunakan sebagai adanya peningkatan daya tahan tubuh
makanan suplemen yang digunakan dan penetralan racun akibat pemberian
untuk memulihkan stamina hewan ekstrak bawang putih, sintasan ikan
peliharaan yang turun. Umbi bawang perlakuan menjadi lebih tinggi dari pada
putih mengandung berbagai macam zat ikan kontrol.
aktif yang mempunyai daya antibakteri
dan antiseptic, diantaranya zat alisin dan Ekstrak bawang putih untuk mengobati
scordinin (Wibowo, 1989; Challem, 1995; MAS dengan cara perendaman
Agarwal ,1996) yang berperan dalam Sintasan ikan kontrol (78%) lebih tinggi
peningkatan daya tahan tubuh dan daripada sintasan ikan yang direndam
menyembuhkan berbagai jenis penyakit dengan ekstrak bawang putih pada
konsentrasi 1.000 ppm (56,6%) dan 3.000
Selain meningkatkan stamina tubuh, ppm (50%), sedangkan sintasan ikan
pemberian bawang putih ini dapat yang diperlakukan dengan konsentrasi
menetralisir toksin yang dikeluarkan oleh 2.000 ppm (80%) tidak berbeda dengan
mikroorganisme penyebab penyakit ikan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
(Marcovici,1941 cit. Fulder et al., 2000). bahwa pengobatan MAS menggunakan
Menurut Anderson (1974) bakteri-bakteri ekstrak bawang putih dengan cara
yang termasuk dalam Pseudomonad dan rendaman relatif kurang efektif. Sintasan
Aeromonad menghasilkan endotoksin ikan perlakuan berkisar antara 50-80%,
yang menghancurkan leukosit sehingga sedangkan sintasan ikan kontrol sebesar
jumlah leukosit menurun. Tetapi dengan 76,7% (Tabel 3).

Tabel 3. Sintasan ikan mas yang diinfeksi dengan


A. hydrophila dan diobati dengan ekstrak
bawang putih dengan cara perendaman
Konsentrasi Sintasan RPS
(ppm) (%) (%)
0 76,67±25,16
1.000 56,67±23,09 -85,71±98,97
2.000 80±10 14,29±42,85
3.000 50±20 -144,28±85,71

Rendahnya sintasan ikan perlakuan terinfeksi bakteri A hydrophila, sehingga


diduga terjadi karena ikan tidak mampu kondisi ini diperburuk dengan adanya
mentolelir stress akibat perendaman stress dan iritasi yang disebabkan oleh
dalam ekstrak bawang putih. Bawang bawang putih dengan ditunjukkan pada
putih mengandung 2 gugus sulfur yang wadah pemeliharaan yang airnya cepat
sangat aktif dan bersifat membakar dan keruh yang diakibatkan karena ikan
mengiritasi jaringan (Fulder et al., 2000). melepaskan mukusnya sehingga
Kandungan bawang putih tersebut yang memperburuk kualitas air aquarium.
menyebabkan ikan tidak dapat bertahan Sedang pada pencegahan ikan yang
hidup, karena ikan pada saat direndam direndam dengan ekstrak bawang putih
dalam keadaan lemah dalam hal ini kondisi ikan dalam keadaan sehat,

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


18 Lukistyowati et al., 2007

walaupun ada beberapa ikan yang Daftar Pustaka


mengalami stress pada saat perendaman,
akan tetapi ikan tersebut mempunyai Agarwal, K.C. 1996. Therapeutic actions
daya tahan tubuh yang tinggi dan dapat of garlic constituents. Med. Res.
bertahan hidup, sedang ikan yang tidak Rev. 16:111-114.
tahan akan mengalami kematian.
Anderson, D.P. 1974. Diseases of fish.
Kesimpulan dan Saran T.F.H.Publication. Inc. Hongkong.
239 p.
Kesimpulan
Konsentrasi minimum (MIC) ekstrak Anonim, 1994. Performance Standards for
bawang putih untuk menghambat Antimicrobial Disk and Dilution
pertumbuhan A. hydrophila adalah Susceptibility Tests for Bacteria
1.562,5 μg/disk. LD50 ekstrak bawang Isolated from Animals; Proposed
putih terhadap ikan mas dengan Standard. NCCLS Document M31–
perendaman selama 10 menit adalah P. 4(20) : 1-47
3.438 ppm. Pemberian ekstrak bawang
putih dengan konsentrasi 1.000, 2.000 Challem, J. 1995. The wonders of garlic.
dan 3.000 ppm efektif untuk mencegah http://www.thenutritionreporter.com.
infeksi A. hydrophila pada ikan mas. Dikses tanggal 27 Oktober 2004.
Penggunaan ekstrak bawang putih untuk
mengobati MAS pada ikan mas tidak Ellis, E.A..1988. General principles of fish
efektif. vaccination in: Fish vaccination.
A.E. Ellis (Ed.). Academic Press
Saran Limited. San Diego-USA. 255 p.
Pemberian ekstrak bawang putih untuk
mencegah penyakit pada ikan mas Fulder, S., J. Blackwood, dan E.
dengan metoda perendaman selama 10 Soestrisno. 2000. Terapi bawang
menit tidak dianjurkan dengan konsentrasi putih obat asli alami. Inovasi.
lebih dari 3000 ppm, karena dapat Jakarta. 115 p.
menyebabkan kematian pada ikan.
Mengingat daya tahan tubuh ikan Horikawa, M., T. Noro, and Y. Kamei.
berbeda-beda maka perlu dilakukan 1999. In vitro anti-methicillin
penelitian untuk ikan-ikan lain selain ikan resistant Staphylococcus aureus
mas. activity found in extract of marina
algae indigenous to the coastline of
Ucapan Terima Kasih Japan. J. Antibiotics. 52:186-189

Ucapan terimakasih penulis sampaikan Isnansetyo, A. and Y. Kamei. 2005. Direct


kepada Laboratorium Hama dan Penyakit antagonistic Method for screening
Ikan Jurusan Perikanan, Fakultas anti-methicillin resistant
Pertanian Universitas Gadjah Mada, Staphylococcus aureus (MRSA)
Laboratorium Patologi Fakultas substance, producing marine
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah bacteria. Biota. 10 (3): 141-145.
Mada dan Laboratorium Parasit dan
Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Liu, B.M.D. 2005. Terapi bawang putih.
Ilmu Kelautan Universitas Riau. Penelitian Prestasi Pustaka. Jakarta. 243 p.
ini merupakan bagian hasil dari penelitian
Hibah Pekerti yang dibiayai oleh Proyek Lukistyowati, I. 2003. Sensitivitas bakteri
Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Aeromonas hydrophila terhadap
Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen bawang putih (Allium sativum).
Pendidikan Nasional. Laporan Penelitian Lembaga
Penelitian Universitas Riau. 39 p.

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved


Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1):11-19 ISSN: 0853-6384 19

on peripheral blood cell immune


Lukistyowati, I. 2005. Pemanfaatan responses. Int. J. Immuno-
ekstrak bawang putih (Allium pharmacol. 21 : 589 -97
sativum) untuk pengobatan
penyakit bakteri Aeromonas Sharman, V., M. Sethi, A. Kumar, and J.
hydrophila pada ikan mas (Cyprinus Rarotra. 1977. Antibacterial
carpio L). Jurnal Terubuk. 32 (1): 1- property of Allium sativum Linn: in
9. vivo and in vitro studies. Ind. J. Exp.
Biol. 15 : 466-468.
Mariyono, A. Puspitasari, dan Sutomo.
2000. Pengaruh ekstrak bawang Sivam , G.P. 2001. Protection against
putih terhadap kelangsungan Helicobacter pyloric and other
hidup benih ikan lele dumbo yang bacterial infections by garlic.
diinfeksi Aeromonas hydrophila. Journal of Nutritrion. 131:1106S-
1108S.
http://pustaka.bogor.net/publ/bultek/tp613
8.htm. Diakses tanggal 27 Oktober Syamsiah, I.S. dan Tajudin. 2003. Khasiat
2004. dan manfaat bawang putih raja
antibiotik alami. Agromedia
Martin, K.W. and E. Ernst. 2003. Herbal Pustaka. 63 p.
medicines for treatment of bacterial
infections: a review of controlled Triyanto. 1990. Patogenisitas beberapa
clinical trials. J. Antimicrob. isolat Aeromonas hydrophila
Chemoter. 51 (2): 241-246. terhadap ikan lele (Clarias
batrachus L). Prosiding Seminar
Miya, T.S., Holck, H.G.O., Yim, G.K.W., Nasional II Penyakit Ikan dan
Mennear, J.H.; Spratto, G.R. 1976. Udang. Balai Penelitian Perikanan
Laboratory guide in pharmacology. Air Tawar. Pusat Penelitian dan
Fourth Edition. Burgess Publishing Pengembangan Perikanan. Badan
Company. Minneapolis, Minnesota Penelitian dan Pengembangan
55435. hal 133 – 134. Pertanian: 116-122.

Nagawa, R., N. Iwata, K. Ishikawa, H. Watanabe, T. 2001. Garlic therapy


Fukuda, T. Fujino, and A. Suzuki. (Penyembuhan dengan terapi
1996. Inhibition of microbial growth bawang putih diterjemahkan
by ajoene, sulfur-containing oleh Sumintadiredja). Penerbit PT
compound derived from garlic. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Journal Applied and Environmental 103 p.
Microbiology. 62: 4238-4243.
Wibowo, S. 1989. Budidaya bawang
Roser, D. 2000. Garlic for health (Bawang putih, bawang merah, dan bawang
putih untuk kesehatan bombay. Penebar Swadaya.
diterjemahkan oleh D.S. Atmadja). Jakarta 194 p.
Penerbit Bumi Aksara. 136 p.
Zar, G.H. 1999. Biostatistical analysis. 4th
Salman, H., M. Bergman, H. Bessler, I. Edition. Prentice Hall. London. 663
Punsky and M.Djaldetti. 1999. p.
Effect of a garlic derivative (alliin)

Copyright©2008, Jurnal Perikanan (Journal of Fisheries Sciences) All Rights Reserved

You might also like