Professional Documents
Culture Documents
2007EFEKTIVITASEKSTRAKBAWANGPUTIHAlliumsativumUNTUK PDF
2007EFEKTIVITASEKSTRAKBAWANGPUTIHAlliumsativumUNTUK PDF
2007EFEKTIVITASEKSTRAKBAWANGPUTIHAlliumsativumUNTUK PDF
Full Paper
Abstract
The aim of study was to know the effectiveness of garlic (Allium sativum) extract in
preventing and curing Motile Aeromonas Septicemia (MAS) in common carp (Cyprinus
carpio). Garlic extract was obtained by juicing fresh garlic and filtering by using filter paper.
Common carp (8-12 cm in total lenght) were used. Infection was done by injecting
intraperitonially 0.1 ml 0f 24 h Aeromonas hydrophila culture at bacterial density of 108
cells/ml. Garlic extract was given by immersing the fish at various concentrations. Results
indicated that the minimum inhibitory concentration (MIC) of the garlic extract againtst A.
hydrophila ranged from 61.300-125.000 ppm, while the LD50 of this extract was 3.438 ppm.
The use of garlic extract to prevent MAS was effective as survival rate of the treated fish with
the extract at 1000, 2000, and 3000 ppm ranged from 83 to 100% while the survival rate of
untreated fish was 60.71%. However, the use of garlic extract to cure MAS was not effective
as the survival rate of the treated fish ranged 50-80% which were the same or even lower
than that of the control (76.67%).
Key words: Aeromonas hydrophila, common carp (Cyprinus carpio), garlic extract,
MAS disease prevention
*)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Panam,
Pekanbaru. Telp (0761) 63275 Fax (0761) 63275
**)
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Jl. Flora Gd A4, Bulaksumur, Yogyakarta
55281
***)
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. Jl. Agro Karangmalang, Yogjakarta 55281
♠)
Penulis untuk korespondensi : E-mail: lukistyowati@yahoo.com
Dalam penelitian ini, ekstrak bawang putih Pada ikan yang mati, terlihat bahwa
dibuat dengan cara di buat juice lamella insang yang pada kondisi normal
menyebabkan alisin menjadi aktif, berwarna merah segar berubah menjadi
sehingga pada waktu diberikan, alisin ini merah kehitaman. Perubahan warna ini
mengiritasi ikan. Adanya iritasi pada terjadi karena adanya pembuluh darah
tubuh ikan dapat dilihat dengan produksi yang pecah sehingga menimbulkan
lendir yang berlebihan dan gerakan ikan pendarahan dan rusaknya struktur lamella
yang tidak terkendali. Menurut Anderson insang. Kerusakan ini menyebabkan
(1974) lendir adalah pertahanan terluar insang kehilangan fungsinya sebagai alat
dari ikan. Bila ada faktor yang untuk mengambil oksigen. Akibatnya ikan
mengganggu ikan, baik itu berupa parasit, menderita hypoxia dan memicu terjadinya
bahan kimia maupun rangsangan fisik kematian. Pengamatan histologi
yang memicu stress pada ikan, lendir menunjukkan bahwa insang ikan
akan diproduksi berlebihan. Selain itu, mengalami proliferasi sel pada lamella
adanya gerakan ikan yang melompat- insang dan menyebabkan lamella insang
lompat tidak terkendali juga menunjukkan menyatu dan mengalami pendarahan,
bahwa ikan merasa tidak nyaman dengan sehingga menyebabkan terganggunya
lingkungannya. sistem pernafasan. Gambar histologi
disajikan pada Gambar 1.
LD50 ikan mas sebesar 3.438 ppm lebih et al. (1990) dimana benih ikan lele
tinggi dibandingkan dengan MIC ekstrak dumbo ukuran 2 g yang direndam
bawang putih terhadap A. hydrophila dengan ekstrak bawang putih selama 15
relatif rendah (1.562,5 μg/disk). LD50 jauh menit dengan konsentrasi 40.000 ppm
lebih rendah dari hasil penelitian Mariyono dapat bertahan hidup. Kemungkinan hal
ini terjadi karena ikan lele mempunyai alat Tabel 2. Sintasan ikan mas yang sudah
pernapasan tambahan dengan struktur direndam dengan berbagai
yang kuat, sehingga alat pernapasan konsentrasi ekstrak bawang
tambahan tersebut tidak mengalami putih dan kemudian diinfeksi
kerusakan yang berarti karena adanya dengan A. Hydrophila
ekstrak bawang putih. Oleh karena itu Konsentrasi
Sintasan
ikan lele masih dapat bertahan hidup ekstrak RPS
ikan mas
meskipun diperlakukan dengan ekstrak bawang (%)
(%)
bawang putih dengan konsentrasi yang putih (ppm)
relatif tinggi. 0 60,61±14,69
1.000 83,33±28,86 72,7±78,72
Sedangkan pada ikan mas, satu-satunya 2.000 100±0* 100±0*
alat untuk bernapas adalah insang, 3.000 100±0* 100±0*
dimana lamella insang yang berfungsi * Berbeda nyata
untuk mengambil oksigen mempunyai
struktur yang sangat halus/ tipis/lunak dan Tingginya sintasan ikan perlakuan tidak
kaya akan pembuluh darah. Adanya iritasi hanya disebabkan oleh kemampuan
pada lapisan luar lamella menyebabkan ekstrak bawang putih dalam menghambat
pecahnya pembuluh darah sehingga pertumbuhan bakteri A. hydrophila.
terjadi pendarahan hebat pada lamella Walaupun konsentrasi ekstrak bawang
tersebut. Akibatnya lamella satu dengan putih yang digunakan untuk merendam
yang lainnya menjadi lengket dan insang ikan lebih kecil daripada konsentrasi
kehilangan kemampuannya untuk ekstrak bawang putih yang mempunyai
mengambil oksigen. Untuk menghindari efek antimikrobial terhadap A. hydrophila,
kerusakan insang ini, maka penelitian bawang putih juga diketahui dapat
selanjutnya ikan mas direndam dalam meningkatkan kekebakan tubuh, hal ini
larutan ekstrak bawang putih dengan sesuai dengan pendapat Salman et al.
konsentrasi yang relatif rendah, yaitu (1999) yang menyatakan bahwa ekstrak
dibawah LD50. bawang putih dapat menstimuli sistim
imun tubuh, karena senyawa organosulfur
Ekstrak bawang putih untuk mencegah menimbulkan efek immunomodulatori,
MAS pada ikan mas meningkatkan aktivitas makrofag dan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi sel T (limfosit).
ekstrak bawang putih dapat digunakan
untuk mencegah MAS pada ikan mas. RPS dari masing-masing perlakuan lebih
Ikan yang direndam dengan ekstrak dari 50% (Tabel 2). Dalam penelitian ini,
bawang putih selama 10 menit relatif kematian ikan kontrol sebesar 39%,
lebih tahan terhadap serangan A. sedangkan mortalitas ikan yang
hydrophila dibandingkan dengan ikan diperlakukan dengan ekstrak bawang
kontrol (Tabel 2). putih 1.000 ppm hanya 16,67% (RPS =
54,55%). Pada perlakuan 2.000 dan
Sintasan ikan yang diperlakukan dengan 3.000 ppm, semua ikan hidup (RPS =
ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 100%). Hasil ini menunjukkan bahwa
2.000 dan 3.000 ppm lebih tinggi pemberian ekstrak bawang putih efektif
dibandingkan dengan kontrol yaitu untuk mencegah MAS pada ikan mas.
sebesar 100% (P<0,01). Ikan mas yang Secara ekonomis, konsentrasi ekstrak
direndam dalam ekstrak bawang putih bawang putih yang paling efektif untuk
dengan konsentrasi 1.000 ppm relatif mencegah MAS adalah 2.000 ppm. Hal ini
masih rentan terhadap serangan A. terjadi karena jumlah ekstrak bawang
hydrophila, di mana sintasannya hanya putih yang diberikan relatif rendah, tetapi
83,33%. sintasan ikan sama dengan sintasan ikan
dari perlakuan dengan konsentrasi yang
lebih tinggi.
Menurut Watanabe (2001) bawang putih pemberian bawang putih ini, diduga
mengandung zat alisin yang dapat metabolisme di tubuh ikan meningkat
berfungsi sebagai antimikrobial, sehingga kinerja sistim kekebalan tubuh
penghilang rasa nyeri dan memacu non spesifik juga meningkat. Selain itu,
gerakan alat pencernaan sehingga kadar racun bakteri yang ada di dalam
memperlancar pengeluaran enzim yang tubuh ikan mungkin menurun karena zat-
bermanfaat untuk mencernakan zat yang terkandung dalam bawang putih
makanan. Sedangkan Syamsiah & mampu bersifat sebagai penetral zat
Tajudin (2003) menyatakan bahwa racun (Fulder et al., 2000). Dengan
bawang putih dapat digunakan sebagai adanya peningkatan daya tahan tubuh
makanan suplemen yang digunakan dan penetralan racun akibat pemberian
untuk memulihkan stamina hewan ekstrak bawang putih, sintasan ikan
peliharaan yang turun. Umbi bawang perlakuan menjadi lebih tinggi dari pada
putih mengandung berbagai macam zat ikan kontrol.
aktif yang mempunyai daya antibakteri
dan antiseptic, diantaranya zat alisin dan Ekstrak bawang putih untuk mengobati
scordinin (Wibowo, 1989; Challem, 1995; MAS dengan cara perendaman
Agarwal ,1996) yang berperan dalam Sintasan ikan kontrol (78%) lebih tinggi
peningkatan daya tahan tubuh dan daripada sintasan ikan yang direndam
menyembuhkan berbagai jenis penyakit dengan ekstrak bawang putih pada
konsentrasi 1.000 ppm (56,6%) dan 3.000
Selain meningkatkan stamina tubuh, ppm (50%), sedangkan sintasan ikan
pemberian bawang putih ini dapat yang diperlakukan dengan konsentrasi
menetralisir toksin yang dikeluarkan oleh 2.000 ppm (80%) tidak berbeda dengan
mikroorganisme penyebab penyakit ikan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
(Marcovici,1941 cit. Fulder et al., 2000). bahwa pengobatan MAS menggunakan
Menurut Anderson (1974) bakteri-bakteri ekstrak bawang putih dengan cara
yang termasuk dalam Pseudomonad dan rendaman relatif kurang efektif. Sintasan
Aeromonad menghasilkan endotoksin ikan perlakuan berkisar antara 50-80%,
yang menghancurkan leukosit sehingga sedangkan sintasan ikan kontrol sebesar
jumlah leukosit menurun. Tetapi dengan 76,7% (Tabel 3).