Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 21
13 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat 1, Pengantar Corporate Social Responsibility (CSR) akhir-akhir ini menjadi perhatian dari berbagai kalangan, seperti pemerintah, politisi, akademisi_ dan masyarakat. Dari sudut pemerintah, CSR dapat dilihat sebagai bagian dari partisipasi corporate dalam sumber pembiayaan pembangunan daerah. Dari sudut politik, e untuk memperoleh dukungan dari masyarakat, merupakan hak warga diran perusahaan merupakan sarana corporal pemerintah. Dari kalangan sekitar untuk memperoleh manfaat dari keha tethadap peningkatan taraf hidup mereka. ae Dari sudut perusahaan, CSR merupakan proses internalisasi faktor-faktor eksternal (the internalization of et yan j ‘ote Bottom Line (BP) Yar! 5 ig merujuk kepada Triple Bo! “k tidak hanya memburu Planet, dan Profit. Perusahaan yan& baik ti itd , . | iliki k ‘ Jainkan pula mem! untungan ekonomi belaka (profit) care ae (planet) dan Kepedutian terhadap kelestarian Tins! kesejahteraan masyarakat (people). 227 Pengembangan Masyarakat Ct peek Per er Wei ndence Gambar 6. Isu-isu dalam Corporate Social Responsibility (Moratis and Cochius, 2011) Secara empiris, proses dan implementasi CSR tersebut dapat diidentifikasi ke dalam tujuh isu, antara lain: (1) organizational governance; (2) human rights; (3) labour practices; (4) the environment, (5) fair operating practices: (6) consumer issues; dan (7) community development, Selanjutnya, secara. umum funtutan dan harapanterhadap CSR bersifat multidimensional:(1) turut menyumbang pemban, f 'gunan ekonomi (dimensi ekonomi); (2) melebihi kewajiban hukum/regulasi (dimensi kesukarelaan); ° (3) kepedulian terhadap |i i 2 Sosial Perusahaan alam Perspektif Pengembangan Masyarakat dengan p-mangku kepentingan perusahaan kepentingan } (Gambar 6), (dimensi pemangku CSRs Kerangka Pergeseran Paradigma Pembangunan Sepert - Gee bahwa ‘anggung jawab sosial perusahaan : . ‘ocial responsibility) atau CSR berorientasi pada planer (konservasi), people (komunitas), dan private (keuntungan perusahaan) yang dilaksanakan oleh perusahaan. Orientasi pada planet difokuskan untuk menciptakan lingkungan ekologis yang berkelanjutan (environmental sustainability). Memberdayakan komunitas dan meningkatkan partisipasi multipihak (stakeholders participation) menjadikan orientasi CSR kepada masyarakat (people). Kedua orientasi tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi perusahaan untuk memperoleh keuntungan, lazimnya suatu private sector (Gambar 7). i Sustainable Ethics Business & oes eaina Concert 4 Gambar7. The tripple bottom line (John Elkington, 1997) ntasi tersebut dimanifestasikan Ik menginternalisasikan faktor- luar ke dalam kebijakan perusahaan (the internalization or luar ke a itu, ena) on Nm sal Program-program CSR adalal Sinergitas dari ketiga orie ai upaya perusahaan untu 229 Pengembangan Masyarakat kebijakan perusahaan yang selalu mempertimbangkan berbagaj faktor luar (faktor-faktor di Juar perusahaan dan relevan dengan, perusahaan) baik faktor sosial (masyarakat) an, faktor sumberdaya alam yang perlu dikonservasi. Mempertimbangkan berbagai faktor luar tersebut dipahami oleh perusahaan dengan memfokuskan pada struktur sosial, kultur (pola-pola kebudayaan), dan pola-pola adaptasi ekologi dalam’ rangka Merespons perubahan sumberdaya alam yang _cenderung semakin terdegradasi. Dalam konteks pembangunan, CSR tidak hanya berorientasi pada produksi, tetapi seperti telah dinyatakan di atas bahwa CSR harus berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup warga komunitas. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial perusahaan perlu dikonstruksikan dalam suatu kerangka pergeseran paradigma dari “production center development” ke “people center development”. Dengan demikian aksi CSR dicirikan dengan implementasi_prinsi- prinsip desentralisasi, Partisipasi, pemberdayaan, pelestarian, jejaring, teritorial, dan ekonomi lokal (Gambar 8). Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya melibatkan Perusahaan dan masyarakat tetapi juga melibatkan pemerintah, khususnya pemerintah lokal dal faiabsiaag oth Pada tiga isu dalam CSR, yakni Perusahaan, ~ Jin, masyarakat, gkungan, dan pengembangan ranggung Jawad Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat Production Centered Development * Sentralisasi + Desentralisasi * Mobilisasi + Partisipasi + Penaklukan + Pemberdayaan + Eksploitasi + Pelestarian * Hubungan Fungsional * Jejaring Sosial + Nasional + Teritorial + Ekonomi Konvensional « Keswadayaan Lokal Unsustainable Sustainable Gambar 8. Pergeseran paradigma pembangunan dari production centered development ke people centered development Apabila tanggung jawab sosial yang dilaksanakan oleh perusahaan berorientasi pada the tripple bottom line, meng- implementasikan. prinsip-prinsip dalam kerangka pergeseran pradigma pembangunan, dan dengan memfokuskan. pada tatakelola perusabaan, . lingkungan, dan pengembangan : masyarakat, maka kebijakan perusahaan dalam menerapkan tanggung jawab sosial telah meninggalkan charity, tetapi lebih dari itu akan sampai pada tahap pilantrophy dan corporate citizenship (Tabel 3). Tanggung jawab sosial tersebut mulai dari usaha tanggung jawab sosial sebagai program kedermawanan (charity) hingga “menjadi good corporate citizenship. Perusahaan dalam engimplementasikan CSR sebagai salah satu bentuk tanggung sosialnya telah meninggalkan charity yang hanya ypakan kewajiban, -mengarah kepada. tanggung jawab Pengembangan Masyarakat dan corporate citizenship yang ial sebagai philantrophy G Palas adanya kepentingan bersama, dimana penerima manfaat bukan hanya sekedar orang miskin seperti dalam charity namun juga masyarakat luas dan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial juga lebih tepat bila dianggap sebagai community development dan merupakan ruh pelaksanaan aktivitas CSR. Tabel3. _Karakteristik dan tahap-tahap tanggung jawab sosial perusahaan ‘Norma, etika dan hukum | Pencerahan diri dan : universal, redistribusi, | rekonsiliasi dengan 4 kekayaan ketertiban sosial ER ree i Mencari dan mengatasi_ | Memberikan kontribusi Saal masalah sesaat _| akar masalah kepada masyarakat ‘Terencana, terorganisir, | Terinternalisasi dalam terprogram kebijakan perusahaan Yayasan (dana abdi), ‘| Keterlibatan dalam profesional pendanaan Masyarakat Iuas Masyarakat luas dan Hibah pembangunan sjanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat Citizenship (GCC) merupakan komitmen dunia. usaha untuk mewujudkan Community Development. Merujuk pada pandangan Moratis dan Cochius (2011), mengenai tujuh prinsip tanggung jawab sosial dalam ISO 26000, sebagai standar penerapan tanggung jawab sosial, maka implementasi menabung pohon berlandaskan kepada prinsip: 1. Akuntabilitas; terkait tanggung jawab perusahaan terhadap efek yang ditimbulkan CSR pada lingkungan dan masyarakat k serta menjadi akuntabel terhadap efek tersebut. Akuntabilitas juga mencakup tanggung jawab terhadap kegiatan yang salah serta mengambil langkah untuk mencegah terjadinya hal tersebut; 2. Transparansi; terkait pengorganisasi tanggung jawab sosial perusahaan harus transparan dalam penggambilan keputusan serta aktivitas terkait komunitas dan lingkungan. Organisasi harus mengkomunikasikan peraturan, keputusan, serta aktivitasnya; 3. Perilaku etis; terkait sikap yang harus dimiliki dalam aktivitas perusahaan dalam tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu kejujuran, kesamaan, dan integritas; 4. Respek terhadap kebutuhan stakeholder; terkait bagaimana organisasi menghargai, mempertimbangkan dan merespon kepentingan setiap stakeholder yang ada dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan; Respek terhadap peraturan hukum; terkait bahwa setiap tanggung jawab sosial perusahaan harus mengikuti hukum yang berlaku sebagai dasar dari kegiatan bisnis dalam alur tanggung jawab sosial; Pengembangan Masyarakat i norma perilaku internasional; terkait 6. eo ae dilakukan tidak boleh melewati norma yang ada di dunia internasional; es : 7. Respek terhadap HAM; terkait kegiatan CSR, maka harus menghargai HAM serta mengakui dan menyadarj pentingnya HAM. Salah satu subyek dan isu dari tanggung jawab sosial dalam Perspektif perusahaan adalah mengenai lingkungan. Krisis yang terjadi belakangan ini dipercayai merupakan hasil dari tindakan manusia. Perusahaan juga memiliki andil dalam masalah inj serta memiliki peran untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mengurangi kerusakan ekologi. Oleh karena itu, perlu adanya pengintegrasian dalam hal ekonomi dengan lingkungan karena keduanya memiliki pandangan yang saling bertolak belakang. Para ekonom menganggap sumberdaya alam sebagai potensi ekonomi yang perlu dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Sebaliknya, pada environmentalist sangat memperhatikan keterbatasan daya dukung lingkungan dalam melakukan aktivitas, Dengan demikian tanggung jawab sosial Perusahaan menjadi relevan dengan upaya mencegah polusi, polagnasaa Sumberdaya alam berkelanjutan, adaptasi dan muitigasi tethadap perubahan lingkungan, dan perlindungan tethadap lingkungan dan degradasi habitat alam (ISO 26000). nen Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspekti f Pengemb, jembangan Mas: syarakat “Responsibility of an organization fo i decisions and activities on society ‘it Ae eel through transparent and ethical vehav oe memes : iour that contri to sustainable development, health and the Se of society; takes into account the expectations - stakeholders; is in compliance with applicable law nd consistent with international norms of behaviour; fad it integrated throughout the organizati ‘ pated ition and iced in i se egatehipa” practiced in its Implikasinya, merujuk pada pandangan Jalal (2010), osial perusahaan merupakan upaya manajemen oleh perusahaan berdasarkan keseimbangan pilar ekonomi, sosial dan lingkungan, dengan meminimumkan dan mengkompensasi dampak negatif serta memaksimumkan Jar, Tujuan dari tanggung jawab dampak positif di setiap pil sosial perusahaan jalah pembangunan berkelanjutan. Kondisi utama yang harus ada dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan agar terciptanya suatu pembangunan dan kelembagaan yang perkelanjutan adalah: 1. Perusahaan haruslah sehat dan tumbuh, serta memiliki pendanaan perbasis cost of] ‘production untuk melaksanakan - tanggung jawab sosial perusahaan; er haan dapat menjadi a ji sosial peruss _ Tanggung jawab Pt ijakan tersebut ar-benar merup: ~ berkelanjutan (susi 3 Ye08 dibuat oleh ada di dalam komitmen bersama@ erlu ada dialog kebutuhan dan perusahaan itu sendil a stakeholders unt tanggung, jawab s yang dijalankan dari segenap US” ee ikian, P* ri, Dengan demikiam, P emaham} dengan par: einginannya; Pengembangan Masyarakat 3. Outcome/result tanggung jawab sosial perusahaan yang terukur/measurable; 4, Perusahaan harus memiliki sistem management, dalam hal ini perusahaan yang dapat mencakup (meng-cover) berbagai aktivitas, sehingga tangeung Jawab sosial perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan; dan 5. Memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bisnis inti dan proses organisasi. Dalam hal ini Perusahaan menggunakan indeks keberkelanjutan dalam aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan dan perlu melakukan penilaian terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan serta mengidentifikasi atribut-atribut dari masing-masing aspek atau dimensi. Dengan demikian tanggung jawab sosial perusahaan yang diimplementasi berorientasi menciptakan suatu pembangunan berkelanjutan dan kelembagaan yang berkelanjutan. CSR dalam Perspektif Pemberdayaan Tanggung jawab sosial Perusahaan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang diimplementasikan perusahaan dalam perspektif pemberdayaan didisain berlandaskan pada “the empowerment is road to Participation”. Kebijakan ini merupakan suatu upaya Pemberdayaan yang diharapkan mampu menumbuhkan dan meningkatkan tidak hanya Partisipasi_ masyarakat (warga komunitas) tetapi itu, menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi multipihak dalam CSR ini anggung Jawab Sosial Perusahaan dal lam Perspektif Pen, gembangan Masyarakat participation” bergeser ke “ Poainte ‘stakeholders. participation” Program CSR ‘Respons ‘Swadaya Masyarakat Masyarakat | 1 Masyarafat Pemeriniah Perusahaan Gambar 9. Makna partisipasi dalam tanggung jawab sosial perusahaan: community participation —stakeholders participation Dalam tradisi pemaknaan partisipasi terkini, Perusahaan tidak hanya mengartikan bahwa partisipasi merupakan respons pertanian) atas hadimya masyarakat (komunitas desa dan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai suatu program aksi perusahaan tersebut, seperti Pola A). Pola lain dimulai dengan inisiatif CSR perasal dari gagasan/swadaya masyarakat ~ kemudian direspons oleh perusahaan dengan suatu kebijakan “insentif” tethadap progr ya _masyarakat. ram gagasan/swada: Program swadaya yang kemudian direspons oleh Perusabaan wwab sosial per" © berupa tanggung ja usahaan tersel Scien vartsipst Pola B. Pola A dan Pola B tersebut -. dikategorikan sebagai jenis partisipas! masyarakat orice > participation). Selanjutny dalam perkembangan eds ; a oer redaskan pada prinsip-PrislP ttakelolayans Uk dt z ‘program pembangunan, pemaknaan partisipas! adalah sual 237 Pengembangan Masyarakat pola sinergitas antara masyarakat, eines : ee (private) yang dimaknai sebagai staf ipation ola C). : ‘cid pemberdayaan masyarakat maka shenseesia partisipasi masyarakat dalam tanggung jawab sosial Perusahaan, Partisipasi dalam aktivitas CSR adalah iat Proses alti dan inisiatif yang diambil oleh warga komunitas itu sendiri, dibimbing melalui cara mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses (kelembagaan dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Kategori partisipasi dalam tanggung jawab sosial perusahaan meliputi: (1) warga komunitas dilibatkan dalam tindakan yang telah dipikirkan atau dirancang oleh penggagas tanggung jawab sosial Perusahaan; (2) partisipasi merupakan proses pembentukan kekuatan masyarakat untuk keluar dari masalah mereka sendiri yang relevan dengan masalah pemberdayaan dan lingkungan. Titik tolak partisipasi dalam tanggung jawab sosial perusahaan adalah memutuskan, bertindak, kemudian mereka merefleksikan tindakan tersebut sebagai subyck yang sadar. Dengan partisipasi, tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan akan lebih berkelanjutan karena disusun berdasarkan kebutuhan dasar yang Sesungguhnya dari masyarakat setempat (local community). Merujuk kepada pendapat Khrisna dan Lovell seperti dikutip oleh Iqbal (2007) mengenai Partisipasi, maka dalam tanggung Jawab sosial perusahaan ada empat alasan penting See nanya Partisipasi untuk mendukung keberhasilan CSR, yakni: 1. Partisipasi Watga masyarakat dan Stakeholders \ainnya untuk meningkatkan rencana Pengembangan tanggung Jawab sosial Perusahaan; 238 ‘Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat 2. Partisipasi stakeholders dikehendaki agar implementasi CSR sesuai dengan kebutuhan masyarakat; 3, Partisipasi stakeholders dibutuhkan untuk — menjamin kelangsungan program; dan 4. Partisipasi sfakeholders dapat meningkatkan kesetaraan dalam implementasi CSR. Olch karena itu partisipasi stakeholders akan bermanfaat dalam menentukan prioritas mengenai komunitas dan kelompok- kelompok masyarakat yang dibutuhkan dan membutuhkan dalam implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. Partisipasi yang bagaimana yang relevan dalam tanggung. jawab sosial perusahaan, maka partisipasi dalam CSRdifokuskan pada pengelolaan sumberdaya, yakni untuk menciptakan keberlanjutan lingkungan dan peningkatan keberdayaan masyarakat dalam format kelembagaan yang berkelanjutan. Sehubungan dengan itu, bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dan stakeholders dapat merujuk kepada pendapat Arnstein (2007) mengenai “A Ladder of Citizen Participation” dengan delapan tangga atau tingkatan partisipasi: 1, Manipulation (manipulasi): dengan mengatasnamakan partisipasi, masyarakat diikutkan sebagai ‘stempel karet’ dalam badan penasihat. Tujuannya adalah untuk dipakai sebagai formalitas semata dan untuk dimanfaatkan dukungannya. Tingkat ini bukanlah tingkat partisipasi masyarakat yang murni, karena telah diselewengkan dan - dipakai sebagai alat publikasi oleh penguasa; 2. Therapy (terapi); pada tingkat terapi atau pengobatan ini, pemegang kekuasaan sama dengan ahli kesehatan jiwa. Mereka menganggap ketidakberdaayan sebagai penyakit 239 Pengembangan Masyarakat mental. Dengan berpura-pura mengikutsertakan masyarakat dalam suatu perencanaan, mereka sebenarnya menganggap masyarakat sebagai sekelompok orang yang memerlukan pengobatan. Meskipun masyarakat dilibatkan dalam berbagai kegiatan namun pada dasarnya kegiatan tersebut bertujuan untuk menghilangkan lukanya dan bukannya menemukan penyebab lukanya; 8 Kontrol Warga Negara Kekuatan as Delegasi Kewenangan ‘Warganegara (Citizen power) 6 Kemitraan 5 Placation | Menenangkan 4 Konsultasi Tokenieme 3 Informasi 2 Non-Partisipasi 1 Manipulasi Sumber: Arnstein (2007) Gambar 10. Delapan_tingkatan dalam tangga__partisipasi masyarakat 3. Informing (menginformasikan): informasi kepada masyarakat akan h; dan pilihan mereka merupakan langk penting dalam pelaksanaan Partisipasi dengan memberi ak, tanggung jawab, ‘ah awal yang sangat i masyarakat. Namun ‘anggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat w seringkali pemberian informasi dari penguasa kepada masyarakat tersebut bersifat satu arah. Masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik dan tidak memiliki kekuatan untuk negosiasi. Apalagi ketika informasi disampaikan pada akhir perencanaan, masyarakat hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mempengaruhi program. Komunikasi satu arah ini biasanya dengan menggunakan media pemberitahuan, pamflet dan poster; Consultation (konsultasi): meminta pendapat masyarakat merupakan suatu langkah logis menuju partisipasi penuh. Namun konsultasi ini masih merupakan partisipasi semu karena tidak ada jaminan bahwa pendapat mereka akan diperhatikan. Cara yang sering digunakan dalam tingkat ini adalah jajak pendapat, pertemuan warga dan dengar pendapat. Jika pemegang kekuasaan membatasi usulan masyarakat, maka kegiatan tersebut hanyalah partisipasi palsu. Masyarakat pada dasarnya hanya dianggap sebagai abstraksi statistik, karena partisipasi mereka diukur dari frekuensi kehadiran dalam pertemuan, seberapa banyak brosur yang dibawa pulang dan juga seberapa banyak dari kuesioner dijawab. Dengan demikian, pemegang kekuasaan telah memiliki bukti bahwa mereka telah mengikuti rangkaian pelibatan masyarakat; Placation (menenangkan): Pada tingkat ini masyarakat sudah memiliki beberapa pengaruh meskipun dalam beberapa hal’ pengaruh tersebut tidak memiliki jaminan akan diperhatikan. Masyarakat memang diperbolehkan untuk memberikan masukan atau mengusulkan rencana akan tetapi pemegang kekuasaanlah yang berwenang untuk menentukan, Salah satu strateginya adalah dengan memilih Pengembangan Masyarakat masyarakat miskin yang layak untuk Cees ke dalam suatu lembaga. Jika mereka tidak bertanggung jawab dan jika pemegang kekuasaan memiliki mayoritas kursi, maka mereka akan dengan mudah dikalahkan dan diakali; Partnership (kemitraan): pada tingkatan ini kekuasaan disalurkan melalui negosiasi antara pemegang kekuasaan dan masyarakat. Mereka sepakat untuk sama-sama memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Aturan ditentukan melalui mekanisme take and give, schingga diharapkan tidak mengalami perubahan secara sepihak. Kemitraan dapat berjalan efektif bila dalam masyarakat ada kekuasaan yang terorganisir, pemimpin bertanggung jawab, masyarakat mampu membayar honor yang cukup bagi pemimpinnya serta adanya sumber dana untuk menyewa teknisi, pengacara dan organisator masyarakat. Dengan demikian masyarakat benar-benar memiliki posisi tawar menawar yang tinggi sehingga akan mampu mempengaruhi suatu Pperencanaan; Delegated Power (kekuasaan dide legasikan): Negosiasi antara masyarakat dengan pejabat Pemerintah bisa dinya dominasj kewenangan pada : P Tencana atau Program tertentu. Pada tingkat syarakat menduduki mayoritas kursi, kekuasaan dalam menentukan suatu gang kekuasaan tidak Perlu metesponnya akan tetap; tapi den; tawar menawar; dan Pi dengan mengadakan proses Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat 8. Citizen Controt (kontrol warga negara): pada tingkat inl_masyarakat menginginkan adanya jaminan bahwa kewenangan untuk mengatur program atau kelembagaan diberikan kepada mereka, bertanggung jawab penuh terhadap kebijakan dan aspek-aspek manajerial dan bisa mengadakan negosiasi apabila ada pihak ketiga yang akan mengadakan perubahan. Dengan demikian, masyarakat dapat berhubungan langsung dengan sumber-sumber dana untuk memperoleh bantuan atau pinjaman tanpa melewati pihak ketiga. Manipulasi dan Terapi termasuk ke dalam level ‘non- partisipasi’, inisiatif pembangunan tidak bermaksud untuk - memberdayakan masyarakat akan tetapi membuat pemegang _ kekuasaan untuk “menyembuhkan” atau “mendidik” komunitas. —Informasi, Konsultasi termasuk dalam level ‘Tokenisme’, komunitas bisa mendapatkan informasi dan menyuarakan ~ pendapat akan tetapi tidak ada jaminan kalau pendapat komunitas akan diakomodasi. Placation sebagai evel tertinggi dalam fokenisme, kormunitas bisa memberikan saran kepada pemegang kckuasaan, tetapi penentuan tetap berada pada pemegang kekuasaan, Kemitraan, membuat komunitas dapat bernegosiasi dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Pendelegasian kewenangan San kontrol, komunitas memegang mayoritas oobi an kepuiisan dan kekuatan pengelolaan. Tiga devel terakhir termasuk ke dalam level kekuatan warga negara (citizen mbar 10). mplementasi. tanggung jawab sosial perusahaan ntuk. » partisipasi masyarakat dan stakeholders hh parmership sampai dengan cifizen control entuk partisipasi ini diharapkan berlangsung Pengembangan Masyarakat proses pelembagaan sehingga membentuk suatu kelembagaan berkelanjutan pada ara masyarakat, menciptakan sinergitas dan jejaring, serta mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap stakeholders lainnya (kemandirian). Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan stake- holders dalam tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga terbentuk suatu kelembagaan masyarakat lokal yang ber- kelanjutan, sinergitas dan jejaring antarkelembagaan dan stakeholders, serta tercapainya suatu komunitas lokal yang mandiri, maka perlu dilakukan proses-proses pemberdayaan komunitas. Merujuk pada pemikiran Lubis (2012), maka proses- proses pemberdayaan dalam tanggung jawab sosial perusahaan diimplementasikan dalam aksi-aksi (Gambar 11): 1, Advokasi (Advocacy): upaya untuk mengubah atau mempengaruhi perilaku penentu kebijakan: pemerintah, perusahaan, dan stakeholders lainnya agar berpihak pada kepentingan masyarakat pedesaan dan komunitas pertanian melalui penyampaian pesan-pesan yang didasarkan pada argumentasi_ yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, legal, dan moral. Melalui kegiatan ini dilakukan identifikasi dan pelibatan semua stakeholders dan sektor yang relevan dengan aksi CSR di berbagai ara untuk mendukung program CSR Perusahaan; ae Komunitas (Community Organizing): Pedesaan dan pertanian mempunyai arena mengambil keputusan atas ‘erorganisir, masyarakat juga kan Sumberdaya yang dapat mereka SR. Biasanya, dalam pengembangan k kelompok-kelompok petani sebagai masalah di sekitamya, Bila t akan mampu menemul manfaatkan dalam C masyarakat, dibentul ‘tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat wadah reficksi dan aksi bersama anggota komunitas pedesaan dan pertanian. Pengorganisasian ini bisa dibentuk berjenjang: di tingkat komunitas, antarkomunitas di tingkat desa, antardesa di tingkat kecamatan dan seterusnya sampai ke tingkat nasional bahkan regional; KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKAS! f fNOMETESS | = PENGEMBANGAN JARINGAN Gambar 11. Aksi pengembangan masyarakat 3. Pengembangan Jejaring (Nerworking and Alliance ‘ Building) tanggung jawab sosial perusahaan: menjalin kerja sama dengan pihak lain agar bersama-sama saling mendukung untuk mencapai tujuan tanggung, jawab sosial perusahaan, misalnya dengan kelembagaan keuangan, agribisnis, dan agroindustri. Jejaring dan saling percaya unsur penting dari modal sosial, merupakan salah satu sehingga menjadi komponen penting dalam pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan; 4. Pengembangan kapasitas (Capacity-Building): me- ningkatkan kemampuan warga masyarakat desa dan pertanian di segala bidang (termasuk untuk advokasi, 245 Pengembangan Masyarakat mengorganisir diri sendiri, dan mengembangkan Jejaring) dalam tanggung jawab sosial perusahaan, Pengembangan kapasitas sebagai peningkatan atau perubahan perilaky individu, organisasi, dan sistem masyarakat dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Peningkatan. kemampuan individu mencakup perubahan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan; peningkatan kemampuan kelembagaan meliputi perbaikan organisasi_ dan manajemen keuangan, dan budaya organisasi; peningkatan kemampuan masyarakat pedesaan dan pertanian, mencakup kemandirian, keswadayaan, dan kemampuan mengantisipasi perubahan; dan 5. Komunikasi, informasi dan edukasi tanggung jawab sosial perusahaan: proses pengelolaan informasi, pendidikan masyarakat, dan penyebaran informasi untuk mendukung keempat komponen di atas dalam tanggung jawab sosial perusahaan. Pengelolaan informasi juga menyangkut mencari dan mendokumentasikan informasi agar informasi selalu tersedia bagi masyarakat yang memerlukannya, seperti informasi. Kegiatan edukasi perlu dilakukan agar kemampuan masyarakat dalam segala hal meningkat, sehingga masyarakat mampu mengatasi masalahnya sendiri setiap saat. Untuk mendukung proses komunikasi, berbagai media komunikasi (modem - tradisional; massa - individu ~ kelompok) perlu dimanfaatkan dengan kreatif. Dengan demikian, dimaknai sebagai usal keswadayaan dan me; bawah tethadap kel mendorong_ terjadii Proses pemberdayaan masyarakat dapat ha untuk Pengembangan, kemandirian, ‘mperkuat posisi tawar masyarakat lapisat kuatan-kekuatan. penekan, Pemberdayaan nya suatu proses perubahan sosial yang 246 ‘Tanagung Jawab Sosial Perusahaan dalam Perspektif Pengembangan Masyarakat memungkinkan orang-orang pinggiran yang tak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara Jokal maunpun nasional. Oleh karena itu, pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain. 247

You might also like