Pengaturan Saham Perusahaan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 75

HARMONISASI PENGATURAN SAHAM PERUSAHAAN DALAM


REZIM HUKUM INDONESIA DAN SINGAPURA SEBAGAI
DASAR PEMBENTUKAN PASAR TUNGGAL ASEAN
Zulheri
Pengamat Hukum
zulheri_88@yahoo.com

Abstract
The work aims at visualized the idea to harmonize the regulation of ‘corporate
shares/CS’ in the corporate law of Indonesia and Singapore in order to start up
and embody the ASEAN Single Market. Discussion of this research focus on the
different minimum standards and requirements (MS&R) in the transaction CS
within two different corporate laws of Indonesia and Singapore. For those problem,
it is necessary to employ a conceptual approach, especially corporate share as a
very basic of a company, to have a comparative legal analysis to reach a solution.
Further,to harmonize such standars and requirements on the CS transaction,
it is necessary to use the theory of negative regional economic integration that
significantly differentiate with a conservative theory as aplied in the EU. As a result,
the different regulation of CS between those two different company law regimes
should be simplified by withdrawing their similiarities of MS&R. This may cretae
an avenue to achieve the ASEAN’s single market in 2015. This new standar (model)
would ease the process harmonization in which companies of ASEAN Countries
can make a cross-ownership of CS by the mergers and acquisitions transactions
that timely make a strong position in the business competition regionally. A the
end, I conclude that harmonization of MS&R of CS provided in company laws
of Indonesia and Singapore would become a cornerstone for the ASEAN Single
Market in which handicapes for having a joint market has been minimized or even
abolished. However, harmonization of MS&R of CS should be in the corridor
a sustainable global justice in the ASEAN market competition. Therefore, I
recommend that both Indonesia and Singapore should develop a corporate culture
in the spirit of the ASEAN Single Market, and amanedments of company law of
both countries, especially concerning with the CS and legal procedures for the
transaction of cross-boder mergers and acquisituions should also be revised.
Keywords: Corporate shares, legal harmonization and ASEAN Single Market.

Abstrak
Upaya untuk memvisualisasikan ide demi menyelaraskan peraturan saham
perusahaan/CS ‘ dalam hukum perusahaan dari Indonesia dan Singapura dalam
76 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

rangka untuk memulai dan mewujudkan Pasar Tunggal ASEAN Pembahasan ini
fokus penelitian pada standar minimum yang berbeda dan persyaratan (MS & R)
dalam transaksi CS dalam dua undang-undang perusahaan yang berbeda dari
Indonesia dan Singapura. Untuk masalah tersebut, maka perlu menggunakan
pendekatan konseptual, terutama saham perusahaan sebagai sangat dasar dari
sebuah perusahaan, memiliki analisis hukum komparatif untuk mencapai solusi.
Selanjutnya, untuk menyelaraskan standars tersebut dan persyaratan pada
transaksi CS, maka perlu menggunakan teori integrasi ekonomi regional negatif
yang signifikan membedakan dengan teori konservatif seperti aplied di Uni
Eropa. Akibatnya, peraturan yang berbeda dari CS antara kedua perusahaan
rezim hukum yang berbeda harus disederhanakan dengan menarik similiarities
mereka MS & R. Ini mungkin cretae jalan untuk mencapai pasar tunggal ASEAN
pada 2015 . Ini Standar baru (model) akan mempermudah harmonisasi proses di
mana perusahaan-perusahaan dari negara ASEAN dapat melakukan kepemilikan
silang CS oleh merger dan akuisisi transaksi yang tepat waktu membuat kuat
posisi dalam persaingan bisnis regional. A akhirnya, saya menyimpulkan bahwa
harmonisasi MS & R dari CS disediakan dalam hukum perusahaan dari Indonesia
dan Singapura akan menjadi landasan untuk Pasar Tunggal ASEAN di mana
handicapes untuk memiliki pasar bersama telah diminimalkan atau bahkan
dihapuskan . Namun, harmonisasi MS & R dari CS harus dalam koridor keadilan
global yang berkelanjutan di pasar ASEAN competition. Therefore, saya sarankan
bahwa baik Indonesia dan Singapura harus mengembangkan budaya perusahaan
dalam semangat Pasar Tunggal ASEAN, dan amanedments hukum perusahaan
kedua negara, khususnya yang menyangkut dengan CS dan prosedur hukum untuk
transaksi merger dan acquisituions lintas seberang perbatasan juga harus direvisi.
Kata Kunci: Saham Perusahaan, Harmonisasi Hukum dan Pasar Tunggal ASEAN

Pendahuluan lain; c) masih sedikitnya jumlah perusahaan


dari negara anggota ASEAN (Indonesia,
Secara fenomenal, untuk mewujudkan
Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina,
pasar tunggal, ASEAN belum mengambil
Brunei Darussalam, Kamboja, Vietnam,
kebijakan dan langkah penting dan
Laos, dan Myanmar) yang saling memasuki
mendasar di bidang harmonisasi hukum,
lebih khususnya mengenai pengaturan
oleh KPPU pada 7 Febuari 2011 yaitu merger antara
transaksi dan kepemilikan saham Bank NISP (Indonesia) dan SCDC (Bank Singapura)
perusahaan. Konsekuensinya: a) terlihat (lihat: ww.ocbcnisp.com) dan transaksi merger antara
Gold Capital (Indonesia) dan First REIT (Singapore)
banyak perbedaan pada persyaratan atau yang bernilai USD. 132 M, Pickering Pacific, Ltd (lihat:
Thomson Reuter, Pickering Pacific Analysis, dalam
standard untuk transaksi jual-beli saham Pickering Pacific, “ASEAN 6 – M&A Deals”, Singapore,
perusahaan; b) masih sedikitnya transaksi 2010, hlm. 26, tersedia pada www.pickeringpacific.com.
Selanjutnya, berdasarkan laporan KPPU Tahun 2011
merger dan akuisisi lintas batas yang yang diserahkan kepada OECD memaparkan bahwa ada
11 merger antara perusahaan asing dan domestik bernilai
melibatkan dua perusahaan negara anggota Rp. 26.3 Trillyun (25 % dari total transaksi merger), dan
ASEAN1 dibandingkan dengan kawasan 9 merger antar perusahaan asing di Indonesia benilai
Rp. 70,9 Trilyun (66% dari total transaksi), lihat: KPPU,
“Annual Report on Competition Policy Development in
1
Sedikitnya ada dua contoh transaksi merger dan Indonesia , Year 2011”, Laporan ini diserahkan kepada
akuiisis litas batas atau CBM&A yang sudah disetujui Komite Persaingan - OECD pada 8 Oktober 2012, hlm. 5.
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 77

pasar domestik; d) rendahnya mobilitas hukum yang memayungi pembentukan


transaksi perdagangan barang dan jasa intra pasar tunggal ASEAN. Meskipun terlihat
negara-negara anggota ASEAN. berbagai perbedaan standar minimum
Padahal, potensi domestiknya sangat dan persyaratan dalam transaksi jual beli
besar dan masih besar peluang untuk saham perusahaan, beberapa perjanjian
dimaksimalkan menjadi kawasan yang di bawah administrasi the WTO secara
lebih sejahtera dan lebih makmur. Potensi jelas mengisyaratkan proses harmonisasi
tersebut, pada tahun 2004 saja, tercatat perlu dilakukan guna memberi akses atau
jumlah penduduk lebih kurang 500 juta kemudahan kepada anggota WTO lainnya.
jiwa, luas total kawasan 4.5 juta kilometer Inti permasalahannya terlihat pada
persegi, produk domestik kotor yang perbedaan-perbedaan signifikan dalam
digabungkan sebesar US$ 737 milyar dan pengaturan tentang saham perusahaan
total volume perdagangan US$ 720 milyar.2 (corporate shares) dalam rezim hukum
Potensi ini dapat ditingkatkan secara negara anggota ASEAN, pada tulisan ini
progresif kepada pertumbuhan hingga khususnya antara Indonesia dan Singapura,
kestabilan yang tak mudah dipengaruhi oleh hal ini dikarenakan faktor kedekatan
gejolak atau krisis finansial mana pun. Bank geografis di antara dua negara tersebut
Dunia juga mencatat bahwa negara-negara sekaligus mengikuti trend bisnis yang
ASEAN dan APEC memiliki pertumbuhan selalu mengarah ke Singapura sebagai
ekonomi yang tinggi dibandingkan negara- salah satu negara maju di kawasan ASEAN.
negara lainnya. Pengaturan saham perusahaan dalam
Semua akibat di atas dapat dipicu rezim hukum Indonesia belum singkron
oleh beberapa faktor antara lain: dan koheren dengan pengaturan saham
1) pasar domestik yang terpisah atau perusahaan pada rezim hukum Singapura.
belum terbentuknya pasar regional yang Pada satu sisi, perusahaan Singapura
terintegrasi; 2) perbedaan-perbedaan dalam banyak yang memasuki pasar domestik
pengaturan saham perusahaan, terutama Indonesia melalui merger dan akuisisi lintas
tengtang standar minimal dan persyaratan- batas, dan sebaliknya sangat sedikit sekali
persyaratannya; 3) belum sederhananya perusahaan Indonesia memasuki pasar
pengaturan saham perusahaan dalam Singapura. Ketimpangan ini dipicu oleh
system hukum negara-negara ASEAN; ketidak-singkron dan ketidak-koherensian
4) tidak adanya upaya harmonisasi hukum, pengaturan saham perusahaan, khususnya
khususnya saham perusahan pada negara- standar dan persyaratan minimal pada
negara ASEAN; 5) belum adanya perangkat transaksi pengalihan (jual beli) saham
perusahaan. Perbedaan tersebut dapat
menjadi hambatan dalam mewujudkan
2
Lihat Lawan Thanadsillapakul, “The Harmonisation
of Competition Laws and Policy and Economic Pasar Tunggal ASEAN sebagaimana
Integration”, Unif. Law Review, 2003, p. 1, lihat juga
http://www.worldbank.org.eapsocial.
78 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

dinyatakan pada BAB I pasal 1 (Paragraf 5) minimal untuk transaksi jual beli saham
Piagam ASEAN:3 perusahaan.

“menciptakan pasar tunggal dan basis Adapun yang menjadi, inti


produksi yang stabil, makmur, sangat permasalahannya terlihat pada disharmoni
kompetitif, dan terintegrasi secara pengaturan saham perusahaan pada rezim
ekonomis, melalui fasilitasi yang efektif hukum perusahaan Indonesia dan Singapura.
untuk perdagangan dan investasi, yang Pada rezim hukum Indonesia, pengontrol saham
didalamnya terdapat arus lalu lintas perusahaan dilakukan dengan sangat ketat,
barang, jasa-jasa dan investasi yang sehingga kadangkala menjadi penghambat
bebas, terfasilitasinya pergerakan masuknya investor asing. Sebaliknya pada rezim
pelaku usaha, pekerja profesional, hukum Singapura, pengontrolan saham terlihat
pekerja berbakat dan buruh, dan arus tidak begitu ketat seperti di Indonesia. Singapura
modal yang lebih bebas”. pernah menerapkan kebijakan dalam mana
perusahaan diperbolehkan memiliki saham par
Secara substansial, hambatan yuridis
value.(sama harga). Jadi, kedua rezim hukum
dalam Pasal tersebut dapat terbaca dari
ini seharusnya koheren dengan cita-cita ASEAN
ketidak singkronan atau ketidak koheren
dalam mewujudkan pasar tunggal.
antara ketentuan pasal 1 ayat 5 Piagam
ASEAN dan dengan undang-undang Kemudian, untuk membentuk
perusahaan (lebih khusus pada pasal pasar tunggal ASEAN perlu melakukan
pegaturan mengenai transaksi kepemilikan harmonisasi, yang mulai dari pengaturan
saham), Undang-Undang investasi dan saham perusahaan sebagai dasar
Undang-Undang Pasar Modal. Selain kebijakan hukum dan pada gilirannya
itu, hingga kini belum ada upaya untuk akan mempermudah proses merger lintas
mengelaborasi Pasal 1 huruf 5 di atas batas intra negara-negara ASEAN yang
sejalan dengan tujuan utama pembentukan secara otomatis akan dengan mudah
pasar tunggal. Lagi pula, ASEAN belum membentuk pasar bersama (joint market)
pula mengeluarkan perjanjian-perjanjian ASEAN. Berikutnya, kedua rezim hukum
khusus terkait dengan pasar tungal tersebut sebagaimana yang dikemukakan diatas
di atas terkait. Oleh karena itu, perjanjian terlihat belum sinkron dan tidak koheren
atau panduan untuk mengharmonisasikan dengan pasar tunggal ASEAN yang
perundangan dan kebijakan dengan pasar konsepnya juga belum jelas. Seharusnya,
tunggal tersebut sangat mendesak untuk kedua peraturan perundangan (saham)
dikonstruksi sehingga perjanjian atau nasional itu dapat membantu mewujudkan
panduan itu dapat berhasil dalam proses daya saing yang tinggi pada produk barang
pengharmonisasian standar dan persyaratan dan jasa intra ASEAN, dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang merata negara-
negara ASEAN, dan dapat mengintegrasikan
3
Lihat Piagam ASEAN, potensi ekonomi negara ASEAN sehingga
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 79

stabilitas ekonomi negara kawasan ASEAN didalamnya ditemukan keperbedaan dan


sulit terintervensi atau mengalami krisis. atau ketidak samaan (no sameness) yang
Sumber permasalahan dapat terlihat membuat musik itu terdengar harmonis.4 Di
dari ketiadan konsep harmonisasi hukum bidang hukum, istilah harmonisasi sering
yang akan diaplikasikan pada beberapa digunakan sebagai ‘a cach all phrase’
sektor ekonomi yang menjadi prioritas yang menunjukkan sejumlah perbedaan
pembentukan pasar tunggal, dan belum atau pendekatan yang cukup berbeda untuk
terumuskan konsep pasar tunggal ASEAN mengurangi keberagaman hukum antara
itu sendiri, yang selanjutnya akan dijadikan beberapa yurisdiksi. Oleh karena itu pertama
acuan utama untuk melakukan harmonisasi sekali penting untuk menelusuri lebih dalam
hukum. Idealnya, guna membentuk pasar tentang peristilahan ini guna memahami
tunggal, negara-negara ASEAN setidaknya kenapa topik ini sedemikian komplek. Dari
melakukan harmonisasi pengaturan saham ide harmonisasi ini tersirat bahwa perbedaan
perusahaan yang merupakan salah satu antara hukum substantif pada beberapa
upaya dasar untuk memperkuat daya saing yurisdiksi dikurangi supaya dapat mencegah
perusahaan di tingkat regional dan sekaligus bahkah mengurangi permasalahan potensial
meningkatkan daya saing global. yang diciptakan oleh keberagaman hukum
yang sedang berlaku.5 Istilah harmonisasi
Untuk mengatasi akar permasalahan di
juga dapat merujuk kepada dorongan untuk
atas, dapat dilakukan upaya: a) melakukan
membuat penafsiran yang lebih dekat atau
harmonisasi hukum (mengurangi
konvergen (titik temu) pada prinsip-prinsip
perbedaan pengaturan saham perusahaan
atau peraturan hukum.6
dan menyederhanakan persyaratan atau
standar minimum yang telah ada) guna Dalam beberapa hal istilah harmonisasi
menemukan suatu aproksimasi atau mengacu kepada jenis aktivitas apa pun
koordinasi dari berbagai system hukum yang dirancang untuk mengatasi perbedaan
dari negara-negara ASEAN; b) melakukan antara peraturan hukum lebih dari satu
unifikasi pengaturan transaksi atas saham yurisdiksi. Dalam pengertian luas,
perusahaan; c) menciptakan persyaratan harmonisasi dapat terjadi dalam dua bentuk:
atau standar minimum, khususnya terkait 1) melalui pengadopsian tindakan (ukuran)
dengan pengalihan (transaksi) saham;
d) menghilangkan hambatan prosedural
4
Lihat Leebron, David W., “Lying Down with
Procruster: An Anylysis of Harmonization Claim”,
atau substansial khususnya pada transaksi working paper 111, The Center for Law and Economic
Studies, Columbia University School of Law, New York,
pengalihan saham perusahaan. 1995, p. 4.
5
Christian Twigg-Flesner; Gonzalo Villalta
Istilah dan definisi harmonisasi Puig (eds.), “Some Though on the Hamonization on
the commercial law and the impacts on Cross-border
Transactions”, sellier european law publishers/selp, hlm.
Istilah harmonization berasal dari 106.
6
Luke Nottage, “Convergence, Divergence, and the
sebutan yang sering digunakan dalam Middle Way in Unifying or Harmonizing Private Law”,
bidang permusikan, yaitu harmony yang 2004, hlm. 1, available at: http://www.ssrn.com .
80 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

atau standar penilaian yang dipisahkan dari Dari uraian singkat mengenai
hukum nasional, seperti the UN Convention peristilahan di atas, harminosasi hukum dapat
on the International Sale of Goods “CISG); dirumuskan sebagai proses pengeliminasian
2) melalui tindakan yang dimaksudkan perbedaan-perbedaan atau penyederhanaan
untuk merubah hukum nasional terlepas dua system hukum yang berbeda, sekaligus
dari sebuah transaksi yang mengandung menemukan a set of coordinated and neutral
dimensi transnasional. Harmonisasi values (norms) yang dapat digunakan pada
dengan sederhana dapat dirancang untuk transaksi lintas yurisdiksi, penyesuaian
mendekatkan hukum beberapa yurisdiksi spesifik (justification) atau menciptakan
atau lebih maju lagi menetapkan satu (menerbitkan) satu panduan (model) sebagai
dokumen hukum yang diperlakukan dalam standar atau persyaratan minimal pada
multi-yurisdiksi (uniform laws).7 proses transaksi pembelian atau pengalihan
Selanjutnya, istilah harmonisasi tidaklah saham perusahaan. Bagaimanapun, a set
sama dengan unifikasi.8 Harmonisasi of coordinated and neutral norms tersebut
merupakan langkah menuju unifikasi. harus koheren dan atau tidak bertentangan
Harmonisasi dapat diterjemahkan sebagai dengan peraturan perundangan terkait,
upaya untuk menemukan pendekatan atau seperti perundang-undangan di bidang
koordinasi pada ketentuan atau system persaingan usaha, merger dan akuisi, dan
hukum yang berbeda, sekaligus menciptakan perusahaan.
persyaratan atau suatu standar minimum Pendekatan tentang harmoinisasi
guna mengeliminasi perbedaan-perbedaan pengaturan saham perusahaan
ketentuan atau system hukum tersebut.9
Harmonisasi merupakan jalan menuju
Istilah harmonisasi lazimnya bermakna
integrasi dan unifikasi. Untuk itu ASEAN
komprehensif. Harmonisasi dapat dilakukan
menciptakan pendekatan baru guna
baik terhadap system hukum, atau dapat pula
melakukan integrasi ekonomi berdasarkan
terhadap perundang-undangan. Pada tulisan ini
‘Open Regionalism’, yang menyeimbangkan
pengertian harmonisasi lebih mengkhususkan
liberalisasi perdagangan dan investasi intra
kepada pengaturan (ketentuan, pasal-pasal)
dan ekstra regional yang dimaksudkan untuk
saham perusahaan (corporate shares). Oleh
menciptakan suatu integrasi pasar regional
karena pendekatan harmonisasi dilakukan
yang terbentuk secara alamiah dan faktual
secara konseptual, lebih spesifik, dan lebih
diluncurkan oleh ASEAN dalam skema
mudah memperbandingkannya.
integrasi barunya: AIA, AFAS dan AFTA.
Model atau paradigma ini secara hukum
didasarkan atas ‘teori integrasi ekonomi
7
Christian Twigg-Flesner; Gonzalo Villalta Puig,
ibid., hlm. 103. regional yang negatif’, berbeda dengan pola
8
Unifikasi dimaksudkan untuk menggantikan dua atau
lebih system hukum dengan satu system hukum tunggal.
konservatif pada Uni Eropa yang tidak perlu
9
Lihat Harmonization of Law, dalam http://www. diikuti oleh kawasan lain. Namun Uni Eropa
wikipedia.org
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 81

dijadikan model pengimplementasian oleh Pendekatan dalam pembahasan


negara-negara eropa untuk mangakomodir harmonisasi hukum di sini mengunakan
perbedaan sejarah, politik, sosial, dan latar teori perbandingan konseptual.
belakang ekonomi, dalam kawasan. Artinya, pembahasan pada karya tulis
Rasionalitasnya, ASEAN secara ini mempekerjakan konsep hukum,11
fundamental berbeda jauh dari Uni khususnya ‘saham perusahaan (SP)’, bukan
Eropa, dan memiliki perkembangan konsep ‘hukum perusahaan’. Jadi, untuk
sendiri serta tidak perlu mengikuti model melakukan harmonisasi dapat dimulai
Eropa.10 Meskipun demikian, untuk lebih dari bagian terkecil, yaitu konsep tentang
memperkuat lagi posisi negara-negara saham perusahaan. Dengan melihat dan
ASEAN, proses integrasi ekonomi itu memperbandingkan pengaturan SP pada
sepertinya tidak memiliki landasan atau rezim hukum dua atau lebih negara, segala
dasar hukum yang kuat. Justeru itu, penulis perbedaan, ketidak singkronan, ketidak
menggagas bahwa harmonisasi itu dapat koherenan akan dengan mudah ditemukan.
dimulai dengan penyederhanaan standar Dengan memahami permasalahan tersebut,
atau persyaratan minimal tentang transaksi solusinya akan dengan mudah pula
(jual beli, pengalihan) saham perusahaan. dirumuskan.
Hal ini dikarenakan Saham Perusahaan Formulasi Pasar Tungal ASEAN
atau SP merupakan salah satu komponen
utama dari perusahaan. Dengan ukuran Pasar tunggal ASEAN yang
SP, transaksi perjualbelian, pemindahan dimaksudkan pada pasal 1 angka 5
dan sebagainya dapat dengan mudah Piagam ASEAN, hingga kini, barulah
dilaksanakan. Untuk menginegrasikan sebatas istilah. Meskipun demikian,
pasar-pasar domestik negara ASEAN, SP setidaknya pasal 1 angka 5 Piagam
memegang peran penting untuk melakukan ASEAN itu sudah menjadi dasar pijakan
merger dan akuisisi lintas batas perusahaan- untuk menuju langkah berikutnya. Untuk
perusahaan intra negara-negara anggota mengklarifikasi ketentuan di atas, penulis
ASEAN. Pembentukan regionalisasi pasar menggagas bahwa pasar tunggal ASEAN
ASEAN akan menjadi suatu kenyataan perlu dirumuskan sebagai integrasi pasar
dan dengan mudah dikembangkan. Justeru domestik negara-negara anggota ASEAN
itu, pengaturan SP secara systematis dan melalui transaksi merger and akuisisi lintas
koheren intra negara-negarea ASEAN harus batas guna menciptakan ketahanan dan
dibuat dibawah payung Piagam ASEAN. pertumbuhan ekonomi regional ASEAN
Untuk itu, harmonisasi SP perlu dimulai yang kuat, kompetitif, dan terbebas dari
dari tataran konseptual. gelombang krisis finansial (moneter) global.

10
Lihat John Pinder, “Positive Integration and
Negative Integration: Some Problem of Economic Union
11
Lihat Oliver Brand, “Conceptual Comparisons:
in he EEC”, dalam Michael Hodges (ed.), Europena Towards A Coherent Methodolody of Comparative Legal
Integration, Middlessex. Penguin Books Inc. 1972. Studies”, Brook. J. Intl. L, vol. 32, no. 2, 2007.
82 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

Untuk itu, proses kepemilikan silang saham secara baik, karena adanya kekosongan
perusahaan intra perusahaan negara-negara pengaturan dan juga dipicu oleh hambatan
ASEAN merupakan identitas dan integritas administratif serta ketiadaan pelaksanaan
sebagai pilar utama yang harus ditegakkan. peraturan, sehingga potensi penuh dari pasar
Kemudahan atau penyederhanaan tunggal itu tidak terolah secara maksimal.12
proses kepemilikan saham secara silang
Pengaturan Saham Perusahaan di
khususnya akan menyediakan jalan menuju
Indonesia dan Singapura
pada pertumbuhan dan peningkatan
perekonomian nasional negara-negara Pada bagian ini pembahasan
anggota ASEAN yang kuat dan kompetitif, difokuskan kepada dua hal pokok, yaitu
serta saling menjaga stabilitas ekonomi tentang pengaturan saham dalam undang-
domestik masing-masing. undang perseroan Indonesia dan Singapura.
Hasil yang diharapkan adalah Kedua negara ini dijadikan sampel pada
terwujudnya pergerakan modal, barang, jasa pembahasan dalam tulisan ini karena kedua
dan orang secara bebas tanpa merubah identitas negara merupakan negara yang terbebas
nasional masing-masing negara. Ketersediaan dari krisis moneter global. Artinya, stablitas
investasi akan memicu terbukanya lapangan perekonomian negara itu teruji oleh gejolak
kerja baru bagi profesional, atau individu perubahan ekonomi yang terjadi di Amerika
dari negara ASEAN, yang pada gilirannya Serikat dan Eropa. Secara spesifik, stabilitas
tentu saja meningkatkan kemakmuran dan tersebut hanya dapat direalisasikan jika
kesejahteraan. Seluruh potensi sumber daya saham-saham perusahaan nasionalnya
manusia, sumber daya alam, termasuk potensi terkontrol secara baik meskipun juga diakui
ekonomi lainnya yang tidak aktif perlu bahwa banyak faktor penentu kenapa
diaktivasi sehingga memberi manfaat atau stabilitas perekonomian kedua negara
keuntungan komulatif bagi negara-negara terbebas dari krisis, seperti stabilitas politik,
anggota ASEAN. kebijakan keuangan yang handal terhadap
krisis finansial global. Selain itu, dengan
Oleh karena itu, berdasarkan
stablitas perekonomian nasional tersebut
pengalaman dan praktik masyarakat Eropa,
telah menarik atau mengundang investor
ASEAN perlu menyiapkan seperangkat
asing terutama dari Eropa dan Amerika
instrument hukum untuk memacu
untuk memetik keuntungan di kawasan ini.
pertumbuhan ekonomi regional dan
tentu saja dalam kerangka pembentukan Untuk menilik lebih jelas tentang
pasar tunggal. Pengalaman Eropa yang bagaimana kedua pengaturan saham
menunjukkan pasar tunggal Eropa tidak perusahaan itu dapat diharmonisasikan
selalu berjalan secara mulus dan pasar
12
Baca, Mario Monti, “A New Strategy For
regionalnya tidak pula terintegrasi secara Singe Market”, report to the President of the European
nyata pada beberapa bidang atau sektor Commission: Jose Manuel Barosso, May 2010. Lihat
http://ec.europa.eu/internal_market/strategy/docs/ monti_
ekonomi. Pasar tunggalnya tidak terekploitir report_final_10_05_2010_en.pdf
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 83

perlu diungkapkan potret kedua pengaturan Sehubungan dengan pengaturan saham


saham tersebut. Oleh karena banyak perusahaan, Undang-undang Nomor 5 Tahun
aspek atau perspektif untuk menjelaskan 1999 Tentang Persaingan Usaha Tidak Sehat
pengaturan saham perusahaan ini, bagian dan Anti Monopoli (UU No. 5 Tahun 1999)
ini hanya memfokuskan kepada beberapa juga membuat pembatasan kepemilikan
poin saja: ketentuan yang mengaturnya, saham. Misalnya, pasal 27 UU tersebut
pengertian saham, klasifikasi saham13, dan melarang pelaku usaha tertentu untuk
pengalihan saham, sebagai isu-isu pokok memiliki saham mayoritas pada beberapa
yang diperbandingkan dalam kontek perusahaan sejenis yang melakukan kegiatan
pengharmonisasiannya dan terkait dengan usaha dalam bidang yang sama pada pasar
transaksi merger dan akuisisi lintas batas. yang sama atau mendirikan beberapa
Lebih jelasnya, keempat hal terakhir ini perusahaan yang memiliki kegiatan usaha
dapat diperhatikan uraian berikut. yang sama pada pasar yang sama, yang
dapat mengakibatkan satu atau sekelompok
Pengaturan saham perusahaan dalam
pelaku usaha menguasai pangsa pasar
rezim hukum Indonesia
barang atau jasa lebih dari 50%, atau dua
Di dalam Undang-Undang Nomor 40 atau tiga pelaku usaha atau kelompok usaha
Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas menguasai lebih 75% pangsa pasar satu
Indonesia (UU PT), pengaturan saham secara jenis barang atau jasa tertentu. Pelarangan
khusus ditemukan pada bagian kelima, kepemilikan saham secara mayoritas
mulai dari pasal 48 sampai dengan pasal 62. dimaksudkan agar tidak terjadi pemusatan
Selain itu, saham perusahaan juga disebut kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih
sebagai modal perusahaan yang diatur pada kelompok pelaku usaha, atau supaya tidak
pasal 31 sampai 47 UU PT.14 Selain itu, terjadi pengendalian pasar oleh kelompok
pengaturan saham perusahaan ditemukan perusahaan tersebut.16 UU Antimonopoli
pula pada ketentuan pasal 4, 5, dan 6 Bab di atas selanutnya dilengkapi dengan
II tentang syarat-syarat pengabungan, Peraturan Pemerintah nomor 57 Tahun
peleburan, dan pengambilalihan dalam 2010 tentang Penggabungan atau Peleburan
Peraturan Pemerintah no. 27 1988 yang Badan Usaha dan Pengambil-alihan saham
merupakan pengaturan lebih lanjut dari UU yang dapat berakibat terjadinya praktik
PT terkait dengan merger.15 bisnis tidak fair. Untuk melaksanakan PP
57 di atas, Komisi Pengawasan Persaingan
13
Lihat Vitali Matteo L., “Class of Shares and
Usaha (KPPU) menerbitkan peraturan
Redemption of Shares in Italian and UK Company Law: (Perkom) no. 10 Tahun 2010 tentang
the Peculiar Case of the redemable shares”, electronic
jopurnal of comparative law, vol. 10.2, 2006, available at: formulir pemberitahuan, dan diikuti pula
http://www.ejcl.org .
14
Lihat CST Kansil, Christine S.T Kansil, Seluk
Beluk Perseroan Terbatas Menurut Undang-undang No. 16
Lihat Mustafa Kamal Rokan, Hukum Persaingan
40 Tahun 2007, Rineka Cipta, 2009, Jakarta, hlm. 43–58. Usaha: Teori dan Praktiknya di Indonesia, PT
15
Lihat Munir Fuady, Hukum Tentang Merger, PT RajaGRafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm. 207-215.
Cipta Aditya Bakti, Bandung, 2002, hlm. 124–126.
84 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

oleh Perkom No. 11 Tahun 2010 tentang kabar dalam kurun waktu 14 hari setelah
Konsultasi, serta Perkom no 10 Tahun 2011 penanda-tangan akta pendirian perusahaan
tentang Perubahan atas Perkom no. 13 atau setelah ada keputusan Rapat Umum
Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemegang Saham (RUPS) tentang
tentang Penggabungan atau Peleburan penyetoran saham.19
Badan Usaha dan Pengambil-alihan saham Berikutnya, segala bentuk tagihan
perusahaan yang dapat mengakibatkan pemegang saham dan kreditor atas
terjadinya praktik monopoli dan persaingan perusahaan tidak dapat dikompensasikan
usaha tidak sehat.17 Terakhir, pengaturan dengan penyetoran saham, kecuali
saham perusahaan juga ditemukan beberapa disetujui RUPS. Sebaliknya, hak tagih
pasal pada Undang-undang no. 8 Tahun pemegang saham dan kreditor itu dapat
1995 tentang Pasar Modal. dikompensasikan apabila: 1) perseroan
Dalam UU PT, saham (moveable telah menerima uang atau penyerahan benda
tangible assets) didefinisikan sebagai modal berwujud atau benda tidak berwujud yang
dasar perseroan yang disetorkan pemegang dapat dinilai dengan uang; 2) pihak yang
saham, yang secara keseluruhan memiliki menjadi penangung atau penjamin utang
nilai nominal minimal baik dalam bentuk perseroan telah membayar lunas utang
uang, benda berwujud, ataupun benda tidak operseroan sebesar yang yang ditangung
berwujud yang dapat dinilai dengan uang atau yang dijamin; atau 3) perseroan menjadi
dan secara nyata dinilai secara wajar serta penangung atau penjamin utang dari pihak
diterima perusahaan.18 Penambahan modal ketiga dan perseroan telah menerima
yang ditempatkan harus disetor penuh dan manfaat baik secara langsung atau tidak
tidak dimungkinkan penyetoran secara langsung berupa uang atau barang yang
berangsur. Penyetoran itu dapat berupa dapat dinilai dengan uang.20
uang atau benda berwujud atau benda tidak Kemudian, saham perusahaan dapat
berwujud yang dapat dinilai dengan uang ditetapkan satu atau lebih klasifikasi
dan yang secara nyata telah diterima oleh berdasarkan karakteristik yang sama di
perusahaan. Penilaian modal saham yang dalam Anggaran Dasar (AD) perusahaan.
disetor ditentukan berdasarkan nilai wajar Secara umum, Indonesia menganut multiple
yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar classes of share dengan hak-hak ekonomi
atau oleh ahli yang tidak terafiliasi dengan yang berbeda. Bagaimanapun, UU PT
perseroan. Khusus pada penyetoran saham mengelompokkannya ke dalam lima
dalam bentuk benda tidak bergerak harus kategori: 1) Saham dengan hak suara atau
diumumkan dalam satu atau lebih surat tanpa hak suara; 2) Saham dengan hak khusus
untuk mencalonkan anggota Direksi dan
17
Lihat KPPU, Terbanyak, Merger Perusahaan Lokal
2010, selasa 10 Januari 2012, tersedia pada: http://www.
hukumonline.com
18
Lihat ketentuan pasal 31 UU Perseroan Terbatas
19
Lihat ketentuan pasal 33-35 UU PT
(PT)
20
Lihat ketentuan Pasal 35 UU PT.
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 85

atau anggota Dewan Komisaris; 3) Saham serta memberitahukan perubahan susunan


yang setelah jangka waktu tertentu ditarik pemegang saham kepada Menteri untuk
kembali atau ditukar dengan klasifikasi dicatat dalam daftar perseroan paling lambat
lain; 4) Saham yang memberikan hak suara 30 hari setelah pencatatan pemindahan hak.
kepada pemegangnya untuk menerima Selain itu, pengalihan saham ini
deviden lebih dahulu dari pemegang saham juga dapat terjadi dalam proses merger
klasifikasi lain atas pembagian deviden (kontrak), dalam mana sebuah perusahaan
secara kumulatif atau non-kumulatif; menyetorkan inbreng saham/IS (dengan
5) Saham yang memberi hak kepada jumlah nilai nominal tertentu dan dihitung
pemegangnya untuk menerima lebih dahulu secara wajar) kepada perusahaan yang
dari pemegang saham klasifikasi lain atas dimerger. Tentu saja inbreng saham ini
pembagian sisa kekayaan perseroan dalam diumumkan pada rencana merger, guna
likuidasi. Klasifikasi diatas tidak selalu mengetahui apakah ada keberatan atau tidak
menunjukkan masingnya berdiri sendiri dari publik . IS ini tidak dapat dialihkan atau
atau terpisah, namun sebaliknya satu jenis diganti dengan saham baru diterbitkan tanpa
saham dapat merupakan gabungan dua atau izin pihak kreditur. IS termasuk share swap
lebih klasifikasi. ini diperbolehkan karena tidak secara tegas
Selanjutnya, saham perusahaan dibenarkan atau dilarang oleh UU PT.22
dapat dipindahkan atau dialihkan dengan Kemudian, Indonesia menganut
alasan perwarisan, pengambil-alihan, kebijakan terbuka dan terkontrol atas saham.
atau pemisahan sesuai dengan ketentuan Misalnya, investor asing tidak hanya dapat
peraturan perundangan. Persyaratan dan melakukan pembelian saham perusahaan
tata cara pemindahannya ditentukan dalam publik (listed companies) tetapi juga dapat
AD Perusahaan,21 yang mengharuskan mengambil alih saham perusahaan private,
pembuatan akta (dibuat dihadapan notaris yang terlebih dahulu harus mendapatkan
atau akta bawah tangan) dan disampaikan persetujuan dari pejabat negara terkait dan
secara tertulis kepada perseroan. Selanjutnya, perusahaan private itu harus dikonversi
pemindahan itu diadministrasikan dalam menjadi perusahaan penanaman modal
daftar pemegang saham atau daftar khusus, asing.23

Pengaturan saham perusahaan dalam


21
 Dalam pasal 57 UU PT menyebutkan syarat-
syarat pemindahan hak atas saham, adalah: 1) keharusan
rezim hukum Singapura
menawarkan lebih dahulu kepada pemegang saham
dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham Dalam Company Act of Singapore,
lainnya; 2) keharusan mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Organ Perseroan, dan atau; 3) keharusan
1994, saham perusahaan dibedakan kedalam
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Persyaratan itu tidak berlaku pada pemindahan 22
  Lihat Munir Fuady, op. cit., hlm. 123-124.
hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum, 23
  Baca Herbert Smith; “Indonesia& M&A
kecuali karena kewarisan. Lihat CST Kansil, Christine Transactions: A Survival Guide”, Hiswara Bunyamin&
S.T Kansil, op.cit., hlm. 56. Tanjung Law Firm.
86 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

dua kelompok, yakni ordinary shares dan lazim adalah: 1) semua saham yang akan
preference shares. Pada Preference shares dialihkan harus disetujui oleh Dewan
(P-shares), pemegang saham diberi hak Direktur melalui keputusan yang dihasilkan
untuk menerima sejumlah deviden tetap dari pada sebuah pertemuannya; 2) klausula
keuntungan perusahaan. Saham ini dibayarkan preemtion sering dimasukkan ke dalam
secara prioritas (lebih didahulukan) dari pada the Articles, yang menyatakan bahwa
kelompok saham lainnya. Biasanya saham anggota mana pun yang berniat untuk
ini tidak dapat mengambil bagian selanjutnya menjual saham apa pun harus terlebih
pada keuntungan perusahaan melebihi deviden dahulu menawarkannya kepada anggota
khususnya. Dalam hal likuidasi perusahaan, yang ada (hadir). Pengalihan P-shares atau
saham ini diberi hak untuk pembayaran O-shares sebagai hadiah, melalui penjualan
kembali atas modalnya (setelah kreditur atau melalui metode distribusi aset dapat
dibayarkan, tetapi tidak lagi mengambil dilakukan untuk menarik bea materai
bagian dalam aset surplus. Lazimnya, saham (lihat stamp duty Act) di Singapura, yang
ini tidak mengantongi hak suara.24 angkanya 0.2 % dari Penghitungan atau
Pada Ordinary shares (O-shares), nilai aset bersih, yang menghasilkan jumlah
biasanya saham ini membentuk bagian yang lebih besar. Ketentuan ini berlaku atas
utama dari modal perusahaan. Biasanya The dokumen yang ditanda-tangani di dalam
Singapore Corporation’s Article of Association atau di luar Singapura, terhitung mulai dari
(SCAS) akan menentukan hak-hak dari 1 April 2010 sampai 31 Maret 2015.26
kelompok yang bebeda dari pemegang saham Selanjutnya, pengalihan saham harus
ini. Lazimnya, pemegang saham ini diberi mengikuti prosedur berikut: 1) memeriksa
hak atas keuntungan sisa, setelah pembayaran pasal-pasal UU Perseroan tentang pengalihan
dividen pada saham peringkat sebelumnya. saham. Pastikan bahwa hak kepemilikan
Pemegang saham ini mendapatkan sejumlah lebih dahulu (jika ada) telah dipenuhi atau
hak suara dalam perusahaan dan oleh karena dilepaskan; 2) pastikan bahwa dokumen
itu mereka dapat mengontrol komposisi pengalihan ditandatangani oleh pihak
Dewan Direktur.25 Selain kedua kelompok pengalih dan pihak penerima pengalihan; 3)
saham di atas, seperti saham atas unjuk (bearer Tunjukkan dokumen pengalihan dan sertifikat
shares) tidak diperbolehkan di Singapura. saham terkait kepada perusahaan; 4) dapatkan
Untuk investor yang berminat membeli keputusan dewan direksi yang menyertujui
saham perusahaan di Singapura, mereka pengalihan saham; 5) tunjukkan dokumen
harus mengikuti peraturan pengalihan untuk pengesahan (stamping) dan bayar bea
saham. Biasanya, SCAS akan menentukan materai; 6) perbaharui pendaftaran seperlunya;
pembatasan tentang pengalihan saham. dan 7) batalkan sertifikat saham lama dan
Bentuk-bentuk pembatasan yang paling terbitkan sertifikat saham yang baru.27

24
Lihat Singapore Companies Act.
25
Singapore Companies Act, ibid.
26
Singapore Companies Act, ibid.
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 87

Perbedaan pengaturan saham penghormatan atas stabilitas perekonomian


perusahaan pada kedua rezim hukum negara, dengan mempertimbangkann
gejolak perekonomian global. Selain itu,
Pada hakikatnya banyak persamaan
saham perusahaan dikontrol secara ketat
dalam pengaturan saham di berbagai
dengan tetap memperhatikan kesehatan
negara, termasuk Indonesia dan Singapura.
perusahaan, prinsip good corporate
Secara filosofis, konsep saham berasal atau
governance, pertumbuhan ekonomi nasional
berpijak kepada konsep ekonomi liberal,
negara ASEAN.
dalam mana Inggris dan Amerika Serikat
sebagai pelopor dan mengembangkannya Harmonisasi Pengaturan Saham untuk
kepada negara-negara lain, termasuk ke mewujudkan Pasar Tungal ASEAN
negara komunis, seperti China dan Russia.
Secara yuridis, banyak alasan yang
Kalau Singapura berkiblat kepada system
dapat dikemukakan kenapa harmonisasi
hukum Inggris, sedangkan Indonesia
pengaturan saham perusahaan menjadi
berpedoman kepada Belanda. Misalnya
topik utama dan urgen. Harmonisasi ini
di Singapura, pembeli saham dapat
hanyalah merupakan salah satu langkah
memperoleh pajak historis dan tanggung-
atau kebijakan penting demi terwujudnya
jawab lainnya, tidak ada pengurangan
pasar tunggal ASEAN. Harmonisasi ini
atau penurunan insentif/tunjangan (capital
merupakan tindak lanjut dari semangat dan
allowences) tersedia bagi ongkos penjualan
berbagai ketentuan hukum yang dihasilkan,
saham, dan bunga (interests) yang akan
seperti:29
diperoleh untuk mendanai akuisisi saham
mungkin tunduk kepada pembatasan- (1) The 1967 ASEAN Declaration,
pembatasan. Sebaliknya, banyak pula Bangkok,
keuntungan yang akan diperoleh investor, (2) Konsensus pada KTT ASEAN
seperti lebih rendahnya stamp duties yang 1976 di Bali tentang peningkatan
dapat dibayarkan pada pengalihan saham kerjasama ekonomi;
jika dibandingkan dengan kekayaan real dan
(3) The 1977 ASEAN Preferential
immovebale. Hal di atas berbeda dengan
Tariff Agreement, Manila,
Indonesia.
mengenai peningkatkan kerja sama
Di Indonesia, pemerintah mengontrol pembangunan proyek industri
secara berlebihan, dan ketat proses bersama ASEAN;
pengambil-alihan saham dari sebuah
(4) The 1922 ASEAN Declaration,
perusahaan.28 Pengawasan atau pengontrolah
Singapore, tentang penegasan kerja
saham perusahaan harus berpedoman kepada
sama ekonomi ASEAN, dengan

27
  Singapore Companies Act, ibid.
28
 KPMG, “Taxation of Cross-boder Merger and
Acquisition”, Singapore, 2012. 29
Lihat http://www.asean.org
88 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

membentuk AFTA (ASEAN Free Paper yang akan pedomani dan diikuti oleh
Trade Area) dengan skema CEPT semua negara angota ASEAN.
(Common Effective Preferential Secara substansial, alasan pentingnya
Tarriff) guna menghapus dan atau harmonisasi pengaturan saham perusahaan
mengurangi hambatan tarif secara ini, antara lain, untuk menghapuskan
bertahap pada jenis barang tertentu perbedaan pengaturan, mengurangi
dan dalam kurun waktu tertentu; perbedaan perlakuan antar perusahaan
(5) The 2003 ASEAN Declaration of the yang berkedudukan dalam negara-negara
Bali Concord II, yang menegaskan ASEAN, menyederhanakan standar
kembali proses integrasi ekonomi, minimum, sehingga ongkos atau biaya
yang sebelumnya diusulkan Goh Cok transaksi dapat dikurangi. Misalnya, biaya,
Tong, perdana menteri Singapura, birokrasi yang berbelit, dan prosedur
untuk membentuk Komunitas transaksi merger dan akuisisi lintas batas
Ekonomi ASEAN, pada KTT ke 8 di negara dapat dikurangi secara signifikan.
Pnom Penh; Penyederhanaan dan standar minimum
(6) The 2007 ASEAN Declaration on the yang dibuat memberi kemudahan bagi listed
Acceleration of the Establishment of companies dalam bertransaksi.
an ASEAN Community by 2015, di Selain itu hasil hamonisasi ini juga
Cebu-Philipine; untuk memfasilitasi investor baik dari negara
(7) The 2007 ASEAN Charter and intra maupun di luar ASEAN. Artinya,
Blue Print of ASEAN Economic strandar minimum atau persyaratan untuk
Community, Singapore. transaksi pengalihan saham perusahaan
(restrukturisasi kepemilikan) dalam bentuk
Dari ketujuh sumber hukum di atas
merger dan akuisisi lintas batas dapat
secara jelas terlihat kekoherensian upaya
berlangsung secara baik, progresif dan
ASEAN untuk membentuk pasar tunggal
fair, tanpa mengabaikan perundangan
ASEAN yang diawali dengan pembentukan
nasional mengenai persaingan usaha,
kerja sama ekonomi, integrasi ekonomi,
merger, perpajakan, patent, perlindungan
dan masyarakat ekonomi ASEAN. Semua
konsumen, dan sebagainya, serta tanpa
upaya itu berada pada tataran kebijakan
merusak stabilitas ekonomi nasional negara-
makro, dan perlu ditindak-lanjuti dengan
negara ASEAN. Lebih khusus lagi, dengan
langkah konkritnya pada level mikro,
diaplikasikannya standar minimum yang
misalnya pengharmonisasian pengaturan
diterbitkan ASEAN tidak mengundang
saham perusahan. Seharusnya, upaya
terjadinya rush saham secara besar-besaran.
pengharmonisasian pengaturan saham
Oleh karena itu pengontrolan saham
perusahaan pada level regional perlu
perusahaan dan pembatasan arus modal30
dituangkan apakah dalam bentuk deklarasi,
perjanjian khusus, atau Directive atau Blue 30
Munir Fuadi, op. cit., 203-206.
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 89

perlu dilakukan secara terus menerus, Metode pengahormonisasian


rasional, atau proporsional dengan tetap
Oleh karena keberagaman pengaturan
menjaga stabilitas perkonomian nasional.
tentang saham perusahaan dalam berbagai
Hasil dari penyederhanaan itu perundangan nasional ASEAN, cara
diharapkan investasi atau lalu lintas modal atau metode yang harus diambil adalah
intra negara ASEAN meningkat dan melakukan identifikasi perbedaan tersebut.
sekaligus meperkokoh posisi daya saing Setelah itu, perbedaan itu harus dihapus
perusahaan negara-negara ASEAN dengan sama sekali atau dihapus beberapa saja
perusahaan di luar ASEAN. diantaranya yang nantinya tidak akan
menghambat atau menghalangi atas transaksi
Bagian penting pengaturan saham
pengalihan saham kepada perusahaan mitra
perusahaan yang perlu diharmonisadsikan
intra ASEAN. Tentu saja penghapusan itu
Dalam hal harmonisasi pengaturan didasari oleh alasan penilaian, urgensi, dan
saham perusahaan di regional ASEAN, cita-cita pasar tunggal ASEAN. Setelah
pengalaman Eropa dapat dirujuk seperlunya itu, pengambilan langkah penyederhanaan
untuk dijadikan perbandingan. Misalnya, dapat juga dilakukan atas instrumen
untuk meningkatkan daya saing pasar hukum (pasal-pasal terkait dengan saham
keuangann, Eropa mengidentifikasi sektor perusahaan) guna merealisasikan keadilan
sekuritas dan yang terkait dengannya global. Terakhir, jika terjadi kesulitan dalam
dijadikan sebagai titik awal dalam proses proses penyederhanaan di atas, cara terakhir
harmonisasi pada tingkatan yang lebih yang dapat ditempuh merumusan standar
tinggi dan bersifat lintas batas negara atau persyaratan minimal baru.
anggota EU. Dalam hal ini, sebuah
pendekatan pengaturan empat tingkat Penutup
(Lamfalussy process) dirumuskan untuk Berdasarkan uraian di atas, dapat
mengurangi fragmentasi pasar. Laporan disimpulkan bahwa harmonisasi pengaturan
tentang pendekatann ini dipersiapkan oleh saham perusahaan intra negara anggota
the Stockholm Council of Economic and ASEAN, khususnya Indonesia dan
Finance Ministers pada 23 Maret 2001, Singapura, dapat dijadikan model proses
yang kemudian disetujui oleh Parlemen pengharmonisasian pengaturan saham
Eropah 5 Februari 2002. Terakhir, Komisi perusahaan, yang selanjutnya dapat
merevisi keputusan pendiriaan The EU memudahkan jalan menuju pembentukan
Committee of Supervisors (CESR, CEBS, pasar tunggal ASEAN sesuai skedul waktu
dan CEIOPS), sekaligus kerangka aktivitas yang ditentukan. Dalam pasar ASEAN
komite yang lebih jelas.31 mana perusahaan-perusahaan atau investor
dalam negara ASEAN dapat mewujudkan
kehadiran komersialnya guna mendapatkan
31
Guido Ferrarini, “The European Market Abuse
Directive”, available at http://www.ssrn.com akses pasar atas produk atau jasanya di
90 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

negara-negara ASEAN, sehingga lalu bentuk standar minimal atau persyaratan-


lintas produk barang dan jasa (orang, persyaratan penggabungan atau pengalihan
professional) terfasilitasi secara baik. saham perusahaan; dan 3) untuk melindungi
Kehadiran komersial itu, secara yuridis, pemegang saham perlu diperhatikan
dapat direalisasikan dengan mengadakan pengaplikasian prinsip-prinsip good
transaksi kontrak cross-border mergers croprate governance supaya kepentingan
and acquisitions (CBM&As), dalam mana pemegang saham terlindungi dengan baik.32
perusahaan lokal menerima kehadiran
Daftar Bacaan
perusahaan dari anggota ASEAN melalui
pemasukan saham (penggabungan Buku-buku
saham). Oleh karena itu, investor negara Backer, Larry Cata’, “Harmonizing Law in
ASEAN tidak perlu lagi mendirikan an Era of Globalization-Convergence,
perusahaan baru. Perusahaan lokal hanya Divergence, and Resistance: An In-
troduction and Analysis”, in Backer,
perlu melakukan proses restrukturisasi
Larry Cata’, (ed.), Harmonizin Law
permodalan atau kepemilikan perusahaan. in an Era of Globalization, Carolina
Cross-border ownership atas saham sebuah Academic Press, USA,2007.
perusahaan akan menjadi fenomena baru
----------------------------, “Comparative Cor-
dan berkembang menjadi pilar utama dari porate Law: United States, European
pasar tunggal ASEAN. Penggabungan aset Union, China, and Japan: Case and
perusahaaan itu tidak hanya real assets, tetapi Maerials”, Carolina Academic Press,
Durham-North Carolina, 2002.
juga sekaligus intangible assest. Dengan
model harmonisasi seperti diungkapkan Blazo, Ondrej, “Harmonization of Competi-
diatas, perwujudan pasar tunggal ASEAN tion Law in Globalized Economy and
yang berbasis produksi, stabil, kompetitif, European Law”.
dan terintegrasi secara pasti dan perlahan Cumming, Douglas; Johan, Sofia, “Regula-
dapat menciptakan kemakmuran dan tory Harmonization and the Develop-
kesejahteraan pada masyarakat dalam ment of Private Equity Market”.
kawasan ASEAN. EU, “A Modern Regulatory Framework for
Company Law in Europe”.
Dari kesimpulan di atas, penulis
menyarankan beberapa hal pokok: Faria, Jose Angelo Estrella, “Future Direc-
1) untuk mempermudah proses harmonisasi tion of Legal Harmonization and Law
Reform: Stormy Seas or Prosperous
pengaturan saham perusahaan, langkah
Voyage?”, Univ L. Rev., 2009.
pengidentifikasian perbedaan, atau
menemukan hambatan-hambatan yuridis
perlu dilakukan secara dini; 2) untuk 32
Lebih jelas baca: Indra Surya; Ivan
melakukan proses harmonisasi itu, Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance:
Mengesampingkan Hak-hak Istimewa demi Kelangsungan
ultimate value dari pasar tungal ASEAN Usaha, Lembaga Kajian Pasar Modal dan Keuangan,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Kencana Prenada
harus dihormati dan dielaborasi kedalam Media Group, Jakarta, 2006.
Zulheri: Harmonisasi Pengaturan Saham Perusahaan dalam Rezim Hukum Indonesia 91

Fuady, Munir, Hukum Tentang Merger, PT IP Reform as Global Governance and


Cipta Aditya Bakti, Bandung, 2002. Resistence”, Washington University
Global Law Review, vol.10, 2011.
Kansil, CST; Kansil, Christine S.T, Seluk
Beluk Perseroan Terbatas Menurut Misawa, Mitsuru, “A Recent Reform of
Undang-undang No. 40 Tahun 2007, Japanese Banking Law-Comparison
Rineka Cipta, 2009, Jakarta. of the US and Japanese Legal System
For Banking Agencies”, Banking Law
KPMG, “Taxation of Cross-boder Merger Journal, June 2006.
and Acquisition, Singapore”.
Monti, Mario, “A New Strategy For The
Hansmaan, Henry; Kraakman, Reinier, “To- Single Market”, Report to the Presi-
ward A Single Model of Corporate dent of the European Commission, 9
Law?. May 2010.
Smith, Jan, “Full Harmonization on Con- Nottage, Luke, “Convergence, Divergence,
sumer Law? A Critique of the Draft and Midle Way in Unifying or Har-
Directive on Consumer Rights”, monization Private Law”, 2004.
European Review of Private Law,
1-2010[5-14, Kluwer Law Interna- UNCTAD, “Global Investment Trends”,
tional BV. Chapter I, World Investment Report
2012: Toward a New Generation of
Investment Policies.
Artikel Jurnal
Armour John, et.all, “How do Legal Rules Wilets, James D., “A Unified Theory of In-
Evolve? Evidence from A Cross- ternational Law, The State, and Indi-
Country Comparison of Shareholder, vidual: Transnational Legal Harmoni-
Creditor and Worker Protection”, zation in the context of Economic and
Center for Business Research, Uni- Legal Globalization”, U Pa. J. Int’l L.,
versity of Cambridge Working Paper vol. 31, no.3, 2010.
No. 382, July 2009.
Wyckaert, Marieke; Koen Geen, “Cross-
Brand, Oliver, “Conceptual Compari- border Merger and Minority Protec-
son: Towards A Coherence Methol- tion: An Open-ended harmonization”,
ogy of Comparative Legal Studies”, Utrech Law Review, vol. 4, Issue I
BROOK. Journal International Law, (March), igtur, 2008.
vol. 32, no.2.
Laman
Leebron, W., “Lying Down with Procrustes:
An Analysis of Harmonization Anderson, Anne M; Gupta, Parveen P., “A
Claims”, Working Paper no. 111, The Cross Country Comparison of Cor-
Center for Law and Economic Stud- porate Governance and Firm Perfor-
ies, Columbia University School of mance: Do Financial Structure and
Law, January 31, 1995. the Legal System Matter?”, Journal of
Contemporary Accounting and Eco-
Mamlyuk, Borris N., “Russia & Legal Har- nomics, available at http://www.ssrn.
monization: An Historical Inquiry into com;
92 Yuridika: Volume 28 No 1, Januari-April 2013

Borgers, Mtthias, “Function and aims of Hopt, Klaus J. “Comparative Company


Harmonization after the Lisbon Trea- Law”, ECGI Working Paper Series in
ty: a European Perspective”, 2009, Law, 2006, see at www.ecgi.org/wp,
available at http://www.ssrn.com”. http://www.ssrn.com.

Enriques, Luca, “Company Law Harmoni- KPPU, “Terbanyak, Merger Perusahaan Lo-
zation Reconsidered: What Role for kal 2011”, Hukumonline, 10 Januari
the EC?”, European Corporate Gover- 2012.
nance Institute/ECGI Working Paper
Series in Law, no. 53/2005, available Reuter, Thomson (Pickering Pacific Analy-
at: http://www.ecgi.org/wp. sis), “ASEAN 6 – M&A Deals”, Sin-
gapore, 2010, tersedia pada www.
Flesner, Christian Twigg-, “Some thoughts pickeringpacific.com
on the Harmonization of Commercial
Law and gthe impact on Cross-border Stefan, Paul B., “The Futility of Unification
Transaction”, in Christian Twigg- and Harmonization in International
Flesner and Gonzalo Villalta Puig, Commercial Law”, University of
(eds.), Boundries of Commercial Law Virginia School of Law, Legal Stud-
and Trade Law, Sellier european law ies Working Paper Series, no. 99-10,
publishers, available at: http://www. available at: http://www.ssrn.com.
sellier.de.
Waller, Spencer Weber, “Public Choice
Theory and the International Harmo-
nization of Antitrust”, available at:
http://www.ssrn.com.

You might also like