You are on page 1of 8

STUDI OPTIMASI EKSTRAKSI KANDUNGAN SENYAWA FENOLIK TOTAL DAN UJI

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI DAUN MANGGIS (Garcinia mangostana Linn.)

Emil Salim1,*, Yogi Afritunando2, Nindi Antika Febriana1, Mai Efdi1


1Laboratorium Kimia Organik Bahan Alam, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas

2Laboratorium Kimia Lingkungan, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas

Corresponding Author: ABSTRACT


Emil Salim
emilsalim@sci.unand.ac.id
This study aims to determine antioxidant activity and total phenolic content
Received: October 2018
Accepted: March 2019
of mangosteen leaves in several different solvents. The antioxidant activity
Published: March 2019 test of the extract was determined by the DPPH method and the total
phenolic content was determined by the Folin-Ciocalteu method. The
Publishing services provided phytochemical test of mangosteen leaves showed the presence of phenolic
by Open Journal Systems compounds, saponins, triterpenoids and alkaloids. The extraction results
© Emil Salim et al. This is an increase with increasing water content in methanol, ethanol and acetone.
open-access article The highest amount of extract was obtained using 50% acetone solvent
distributed under the terms
of the Creative Commons
(34.98 ± 0.17%). Extraction using 100% ethanol showed the highest total
Attribution License, which phenolic content (614.25 ± 5.58 mg GAE / g extract) and the lowest IC 50 value
permits unrestricted use, (5.81 mg / L). The results of this study indicate that the use of 50% acetone
distribution, and
reproduction in any solvent can optimize the amount of extract and 100% ethanol can optimize
medium, provided the the content of total phenolic compounds and antioxidant activity of
original author and source
are credited.
mangosteen leaves.

Keywords: Garcinia mangostana Linn., Solvent extraction, Total phenolic content,


Antioxidant

PENDAHULUAN Sedangkan yang terdapat dalam kulit buah


manggis yaitu antosianin dan xanthone. Dari
Manggis (Garcinia mangostana Linn.) adalah
bagian kulit buahnya, baik yang masih muda
tumbuhan tropis yang tersebar di Indonesia,
maupun tua, mengandung senyawa xanthon
India, Myanmar, Malaysia, Filipina, Sri Langka
yang mempunyai aktivitas sebagai antioksidan.
dan Thailand. Manggis dikenal sebagai ratu
Senyawa xanthon ini terdapat pada genus
buah karena rasa buahnya yang manis dan
Garcinia [2]. Hasil penelitian sebelumnya
lezat. Pada umumnya, masyarakat mengenal
menunjukan ekstrak kulit buah manggis
tumbuhan manggis untuk memanfaatkan
memiliki aktivitas antioksidan yang kuat
buahnya saja. Padahal bagian lain dari buah
dibuktikan pada semua fraksi pelarut baik
manggis juga bermanfaat, seperti kulit buah
fraksi metanol IC50 8,00 mg/L, IC50 etanol 9,26
manggis dimanfaatkan sebagai bahan pewarna
mg/L, IC50 etil asetat 29,48 mg/L, IC50 tersebut
alami dan bahan baku obat-obatan. Kulit buah
kurang dari 50 mg/L dan aktivitasnya lebih
manggis sudah digunakan sebagai obat
besar jika dibandingkan dengan aktivitas
tradisionla di Asia Tenggara untuk mengobati
antioksi dan control positif BHT dengan IC50
infeksi kulit, inflamasi, cholera dan disentri [1].
60,82 mg/L [3]. Penelitian lainnya yaitu uji
aktivitas antioksidan ekstrak daun manggis
Kandungan metabolit sekunder dalam isi buah
dengan metode DPPH. Ekstrak etanol daun
manggis yang berwarna putih diantaranya
manggis berpotensi sebagai senyawa
yaitu triterpen, mangostin, tanin, dan resin.
antioksidan alami karena memiliki aktivitas

36 DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

antioksidan terhadap radikal bebas DPPH dan kemudian dicuci dengan menggunakan pelarut
ekstrak etanol memiliki daya antioksidan lebih n-heksan untuk menghilangkan lemak.
rendah 11 kali dari vitamin E sampel [4].
Pengujian profil fitokimia sampel daun
Penelitian ini mengembangkan potensi bagian manggis
daun tanaman manggis dengan cara maserasi Pengujian profil fitokimia yang dilakukan
untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari mengacu pada prosedur kerja yang dilakukan
ekstrak daun manggis dengan pelarut air, oleh Nursal [5] yang merujuk pada metode
metanol, etanol, dan aseton. Penggunaan Harborne (1987) [6]. Serbuk daun manggis
pelarut ini bertujuan untuk mengetahui pelarut sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam tabung
yang paling efektif untuk mengekstrak reaksi, kemudian ditambahkan metanol dan
senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan yang dipanaskan dengan spiritus selama 5 menit.
aktivitasnya diperoleh dari pengukuran Larutan tersebut diambil untuk pemeriksaan
serapan dengan spektrofotometri UV-Vis. senyawa flavonoid, fenolik, saponin,
Dalam penelitian ini, pengujian kandungan triterpenoid, steroid, alkaloid dan kumarin.
senyawa fenolik total menggunakan metode
Folin-Ciocalteu dan uji aktivitas antioksidan Pemeriksaan flavonoid (Sianidin Test)
menggunakan metode DPPH. Metode ini Sebanyak 2 mL larutan ekstrak metanol
cukup sederhana dan mudah dikerjakan. dimasukkan kedalam tabung reaksi,
ditambahkan asam klorida pekat dan sedikit
METODOLOGI PENELITIAN serbuk magnesium, terbentuknya warna jingga
sampai merah menunjukkan adanya flavonoid
Bahan Kimia
[7].
Daun manggis, akuades, pelarut (metanol,
etanol, aseton) yang dibeli dari MERCK,
Pemeriksaan fenolik
pereaksi Mayer, pereaksi Liebermann-Burchad,
Sebanyak 2 mL larutan ekstrak metanol
sianidin test, besi (III) klorida, ammonia,
dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah
natrium hidroksida, DPPH (2,2-difenil-1-
larutan besi (III) klorida dan diamati perubahan
pikrilhidrazil), asam askorbat sebagai control
warna larutan. Apabila larutan bewarna biru
positif pada uji antioksidan, natrium karbonat
atau hitam menandakan positif mengandung
20%, reagen Folin-Ciocalteu, asam galat sebagai
senyawa fenolik [7].
larutan standar pada uji antioksidan.

Pemeriksaan saponin
Peralatan
Sebanyak 2 mL larutan ekstrak metanol
Gerinda, neraca analitik, ayakan 0,25 µm,
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
magnetic stirrer, sentrifus, rotary evaporator
dikocok. Apabila terbentuknya busa yang tidak
BUCHI R-124, freze drying, tabung reaksi,
hilang (± 5 menit) setelah penambahan
chamber, pipa kapiler, lampu UV (254 nm dan
beberapa tetes asam klorida pekat,
356 nm), botol vial, spektrofotometer UV-Vis
menunjukkan adanya senyawa saponin . [8]
Thermo Scientific, dan alat-alat gelas.

Pemeriksaan triterpenoid dan steroid (Pereaksi


Persiapan sampel
Liebermann-Buchard)
Sampel daun manggis sebanyak 1000 gram
Sebanyak 2 mL larutan ekstrak metanol
dipotong kecil-kecil, dibersihkan dan
ditambahkan 2 mL akuades, kemudian
dikeringanginkan selama lebih kurang 2
ditambahkan 2 mL kloroform, terbentuk 2
minggu pada tempat yang tidak terkena cahaya
lapisan dan diambil lapisan kloroform
matahari langsung. Setelah kering sampel
menggunakan pipet tetes dan diteteskan pada
tersebut kemudian dihaluskan menggunakan
lubang pelat tetes, ditambah asam sulfat pekat
grinder dan di ayak menggunakan ayakan 0,25
dan anhidrida asetat. Apabila larutan bewarna
µm untuk mendapatkan serbuk. Sampel
ungu-merah menunjukkan adanya terpenoid

DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308 37
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

dan apabila terbentuk warna hijau-biru modifikasi [9]. Masing-masing ekstrak


menandakan adanya steroid [7]. ditimbang sebanyak 10 mg dan dilarutkan
dalam 10 mL metanol sehingga didapatkan
Pemeriksaan alkaloid konsentrasi sebesar 1000 mg/L. Larutan induk
Sebanyak 2 mL larutan ekstrak metanol 1000 mg/L diambil sebanyak 1 mL kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diencerkan dengan metanol di dalam labu 10
diuapkan pelarut metanol, residu yang mL untuk mendapatkan konsentrasi 100 ppm.
terbentuk dilarutkandengan 5 mL HCl 2N, Sebanyak 0,5 mL dimasukkan kedalam labu
kemudian ditambahkan dengan pereaksi ukur 10 mL dan ditambahkan 0,5 mL reagen
Mayer.Positif alkaloid jika menghasilkan Folin-Ciocalteu. Campuran tersebut didiamkan
endapan putih [8]. selama 5 menit kemudian ditambahkan 1 mL
larutan natrium karbonat 20% dan diencerkan
Pemeriksaan kumarin dengan akuades sampai tanda batas. Larutan
Ekstrak metanol ditotolkan pada pelat KLT tersebut didiamkan selama 2 jam dan absorban
menggunakan pipa kapiler dan dielusi dengan diukur pada panjang gelombang 765 nm.
etil asetat: metanol (9:1) di dalam chamber. Plat
KLT yang telah dielusi diamati dibawah sinar Kandungan fenolik total masing-masing
UV λ 365 nm dan 254 nm terlihat adanya warna larutan uji ditentukan dari persamaan regresi
berfluorisensi, warna biru tersebut bertambah kurva larutan standar asam galat (gallic acid).
terang biru setelah disemprot dengan basa Kandungan fenolik total dinyatakan dalam
maka hal tersebut menandakan adanya Gallic Acid Equivalent (GAE).
senyawa kumarin [8].
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Ekstraksi Sampel Daun Manggis Daun Manggis
Pelarut yang digunakan pada penelitian ini Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode
yaitu pelarut air, metanol, etanol, aseton dan DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) mengacu
pelarut air dengan perbandingan konsentrasi pada prosedur kerja yang dilakukan oleh
yang berbeda terhadap metanol, etanol, dan Aranda (2011) dengan beberapa modifikasi [10].
aseton (50% dan 75%). Sampel berupa serbuk Larutan uji dibuat dengan cara melarutkan 100
halus (±1,0000 g) diekstraksi dengan metode mg masing-masing ekstrak dengan metanol
maserasi dengan bantuan magnetic stirrer dalam labu ukur 100 mL sehingga didapatkan
selama 30 menit menggunakan pelarut konsentrasi dari larutan induk sebesar 1000
sebanyak 20 mL. Kemudian di sentrifus dengan mg/L. Selanjutnya dibuat variasi konsentrasi
kecepatan 3000 rpm selama 20 menit. larutan uji yaitu 12,5; 10; 7,5; 5; 2,5 mg/L dari
Supernatan dan residu dipisahkan sehingga larutan induk yang dimasukkan dalam labu
didapatkan maserat dari masing-masing ukur 10 mL dan ditambahkan metanol sampai
pelarut. Setiap maserat yang diperoleh tanda batas. Masing-masing variasi konsentrasi
diuapkan pelarutnya dengan rotary evaporator dari larutan ekstrak daun manggis dimasukkan
pada suhu 40oC, kemudian didapatkan ekstrak kedalam vial sebanyak 2 mL, tambahkan
pekat dan ditimbang. Untuk pelarut yang dengan 3 mL DPPH 0,004% (b/v). Campuran
mengandung air dikeringkan menggunakan didiamkan selama 30 menit setelah
freze drying. Ekstrak kering dari masing-masing penambahan DPPH. Larutan dimasukkan
pelarut dilakukan uji penentuan kandungan kedalam kuvet dan diukur absorban dari
fenolik total dan aktivitas antioksidan [7,8]. masing-masing konsentrasi larutan uji, DPPH
(kontrol negatif) dan asam askorbat (kontrol
Penentuan Kandungan Fenolik Total positif) pada panjang gelombang 517 nm.
Penentuan kandungan fenolik total
menggunakan metode Folin-Ciocalteu Uji Statistik
mengacu pada prosedur kerja yang dilakukan Percobaan dilakukan tiga kali pengulangan dan
oleh Purnama (2015) dengan beberapa semua pengukuran ditentukan dalam triplicate.

38 DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

Pengujian data digunakan one-way ANOVA adanya kandungan senyawa metabolit


dengan level signifikan p-value < 0,05. sekunder golongan fenolik, saponin,
triterpenoid dan alkaloid dan tidak terdapat
HASIL DAN DISKUSI senyawa golongan flavonoid, steroid dan
kumarin. Senyawa fenolik dan triterpenoid
Uji Kandungan Metabolit Sekunder Ekstrak
berpotensi sebagai antioksidan [11]. Uji fitokimia
Daun Manggis
yang dilakukan oleh Qamar et al, ekstrak
Hasil uji profil fitokimia dilakukan pada
metanol daun manggis mengandung
ekstrak daun manggis dengan menggunakan
antrakuinon, karbohidrat, terpenoid, saponin,
pelarut air, metanol, etanol dan aseton dapat
flavonoid, glikosida, tannin dan fenol [12].
dilihat pada Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak
daun manggis (Tabel 1) menunjukkan bahwa

Tabel 1. Hasil uji fitokimia ekstrak daun manggis


Kandungan Jenis Ekstrak
Metabolit Pereaksi
Air Metanol Etanol Aseton
Sekunder
Flavonoid Bubuk Mg/ HCl - - - -
Fenolik Besi (III) klorida + + + +
Saponin Air/ HCl pekat + + + +
Triterpenoid Liebermann-Burchard + + + +
Steroid Liebermann-Burchard - - - -
Alkaloid Mayer + + + +
Kumarin NaOH 1 % - - - -
(+) mengandung metabolit sekunder
( -) tidak mengandung metabolit sekunder

Tabel 2. Pengaruh jenis pelarut terhadap hasil ekstraksi dan kandungan fenolik total
Jumlah Ekstrak Kandungan Fenolik Total
Jenis Pelarut
(%) (mg GAE/g)
Air 12,75 ± 0,32 358,69 ± 3,00
Metanol
Metanol 100% 17,72 ± 0,58 450,20 ± 8,92
Metanol 75% 20,38 ± 0,34 426,01 ± 4,93
Metanol 50% 21,51 ± 0,40 404,44 ± 4,08
Etanol
Etanol 100% 11,05 ± 0,45 614,25 ± 3,00
Etanol 75% 15,68 ± 0,50 499,87 ± 4,93
Etanol 50% 18,39 ± 0,63 480,26 ± 4,93
Aseton
Aseton 100% 9,20 ± 0,52 488,10 ± 7,06
Aseton 75% 22,16 ± 0,26 487,45 ± 5,88
Aseton 50% 34,98 ± 0,15 408,37 ± 3,00

DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308 39
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

Hasil Ekstraksi dan Kandungan Fenolik Total Kandungan Fenolik Total; pada Tabel 2 dapat
Hasil ekstraksi; pada penelitian ini ekstrak dilihat nilai kandungan fenolik total dari
daun manggis diperoleh dengan menggunakan ekstrak berkisar dari 358,69 mg GAE/g ekstrak
pelarut air, metanol, etanol, aseton dan pelarut daun manggis untuk ekstrak air hingga 614,25
air dengan perbandingan konsentrasi yang mg GAE/g ektrak daun manggis untuk ekstrak
berbeda terhadap metanol, etanol, dan aseton etanol 100%. Kandungan fenolik total pada
(50% dan 75%). Pengaruh jenis pelarut ekstrak menurun dengan urutan pelarut
terhadap hasil ekstraksi dan kandungan fenolik sebagai berikut: etanol 100% > etanol 75% >
total dapat dilihat pada Tabel 2. Komposisi dari aseton 100% > aseton 75% > etanol 50% >
pelarut sangat mempengaruhi jumlah ekstrak metanol 100% > metanol 75% > aseton 50% >
dan kandungan fenolik total (p < 0,05). metanol 50% > air. Kandungan fenolik total dari
ekstrak etanol 100% lebih tinggi dari ekstrak
Berdasarkan hasil dari kandungan fenolik total aseton 100%, sedangkan kandungan fenolik
(Tabel 2), jumlah hasil ekstraksi berkisar antara total dari ekstrak air secara signifikan lebih
9,20% untuk ekstrak aseton 100% sampai sedikit dibandingkan dengan pelarut lainnya.
dengan 34,98% untuk ekstrak aseton 50%. Ini disebabkan oleh kandungan karbohidrat
Hasil dari ekstraksi dengan berbagai pelarut dalam ekstrak air lebih banyak daripada
menurun dengan urutan sebagai berikut: ekstrak lainnya. Hal ini juga dapat disebabkan
aseton 50% > aseton 75% > metanol 75% > oleh kemungkinan pembentukan kompleks
metanol 75% > etanol 50% > metanol 100 % > dari beberapa senyawa fenolik dalam ekstrak
etanol 75% > air > etanol 100% > aseton 100%. yang larut dalam metanol, aseton, dan etanol
Dapat dilihat bahwa hasil ekstraksi metanol [14]. Berdasarkan hasil kandungan fenolik total,

murni (17,72%) lebih tinggi dibandingkan yang terbaik adalah pada pelarut etanol.
dengan etanol murni (11,05%) dan aseton Banyaknya senyawa fenolik yang terdapat
murni (9,20%). Hal ini menunjukkan bahwa pada masing-masing ekstrak memiliki
hasil ekstraksi meningkat dengan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan.
meningkatnya polaritas pelarut yang
digunakan dalam ekstraksi. Hasil ekstrak Pengujian Aktivitas Antioksidan
menggunakan air lebih kecil dibandingkan Masing-masing ekstrak dari sampel daun
metanol dikarenakan pelarut air hanya bisa manggis diuji aktivitas antioksidannya dengan
melarutkan senyawa polar dalam sampel. menggunakan metode DPPH dan pengukuran
Faktor yang mempengaruhi jumlah ekstrak terhadap asam askorbat sebagai kontrol positif.
pada proses ekstraksi adalah jumlah komponen Metode uji aktivitas antioksidan dengan DPPH
aktif yang terdapat pada sampel, sifat dan (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) dipilih karena
kepolaran dari pelarut dan metoda ekstraksi metode ini adalah metode sederhana, mudah,
yang digunakan [12]. Dalam pengujian cepat dan peka serta hanya memerlukan sedikit
menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi sampel untuk evaluasi aktivitas antioksidan
air dalam pelarut meningkatkan hasil ekstraksi. dari senyawa bahan alam sehingga digunakan
Ini disebabkan kelarutan yang lebih tinggi dari secara luas untuk menguji kemampuan
protein dan karbohidrat dalam air dan metanol senyawa yang berperan sebagai pendonor
dibandingkan dalam etanol dan aseton [13]. electron [15]. Ekstrak daun manggis diuji dengan
Penggunaan kombinasi air dan pelarut organik menggunakan variasi konsentrasi untuk
dapat meningkatkan ekstraksi bahan kimia melihat penghambatan (inhibisi) terhadap
yang larut dalam pelarut organik. Ini menjadi radikal bebas pada DPPH. Aktivitas scavenging
alasan mengapa hasil ektraksi metanol, etanol, radikal bebas dari ekstrak daun manggis diuji
dan aseton dengan penambahan air lebih tinggi menggunakan metoda DPPH dan hasilnya
dari hasil ekstrak air, metanol, etanol, dan dapat dilihat pada Gambar 1.
aseton.

40 DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

100.00
90.00
80.00
70.00
Persen inhibisi (%)

60.00
Air
50.00 Metanol
Metanol 75%
40.00 Metanol 50%
Etanol
30.00 Etanol 75%
Etanol 50%
20.00 Aseton
10.00 Aseton 75%
Aseton 50%
0.00
0 2 4 6 8 10 12 14
konsentrasi ekstrak (mg/L)
Gambar 1. Aktivitas scavenging radikal DPPH dari ekstrak daun manggis

Interaksi dari antioksidan tergantung pada sifat Nilai IC50 dari suatu senyawa berbanding
oksidasi dari radikal bebas. Antioksidan terbalik dengan kapasitas antioksidan, hal ini
bereaksi dengan radikal bebas α,α-diphenyl-β- mengungkapkan jumlah antioksidan yang
picrylhydrazyl (ungu pekat) dan merubahnya dibutuhkan untuk menurunkan konsentrasi
menjadi α,α-diphenyl-β-picrylhydrazine (kuning). DPPH sebesar 50%, yang diperoleh dengan
Perubahan warna menunjukkan kemampuan interpolasi dari analisis regresi linear [17]. Nilai
penangkapan dari senyawa antioksidan, seperti IC50 yang lebih rendah menunjukkan aktivitas
senyawa fenolik [16]. antioksidan yang lebih tinggi dari senyawa
sedangkan asam askorbat sebagai kontrol
Gambar 1 menunjukkan aktivitas scavenging positif digunakan untuk membandingkan nilai
dari ekstrak daun manggis dengan berbagai IC50 dari ekstrak tersebut. Asam askorbat
jenis pelarut terhadap radikal DPPH. Ekstrak memiliki nilai IC50 yang tergolong sebagai
etanol 100% menghasilkan aktivitas scavenging antioksidan sangat aktif sehingga dapat
radikal DPPH tertinggi pada rentang dibandingkan dengan nilai konsentrasi inhibisi
konsentrasi 2,5 mg/L hingga 12,5 mg/L. Pada dari sampel yang digunakan. Hasil pengujian
penelitian ini, sifat antioksidan meningkat dari didapatkan nilai IC50 dari masing-masing
ekstrak etanol 100% > etanol 75% > etanol 50% > ekstrak lebih rendah dari nilai IC50 asam
methanol 75% aseton 75% > aseton 100% askorbat. Ini membuktikan bahwa ekstrak daun
aseton 50% > methanol 100% > methanol 50%. manggis memiliki aktivitas antioksidan yang
Peningkatan sifat ini sesuai dengan sangat aktif. Tabel 3 menunjukkan nilai IC50
peningkatan nilai kandungan fenolik total dari dari masing-masing ekstrak. Ekstrak etanol
ekstrak. Nilai aktivitas peredaman radikal 100% memiliki aktivitas radikal DPPH terkuat
bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50 (IC50 = 5,81 mg /mL). Aktivitas antioksidan
(Inhibitory Concentration) didefinisikan sebagai tergolong kuat jika nilai IC50 kurang dari 50
besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat mg/L, aktif jika nilai IC50 50-100 mg/L, sedang
meredam radikal bebas sebanyak 50%. Nilai jika nilai IC50 101-250 mg/L, lemah jika nilai IC50
IC50 masing-masing ekstrak daun manggis 250-500 mg/L, dan tidak aktif jika nilai IC 50
dapat dilihat pada Tabel 3. lebih besar dari 500 mg/L [17].

DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308 41
J. Ris. Kim. Vol. 10, No. 1, March 2019

Tabel 3. Nilai konsentrasi inhibisi (IC50) dari ekstrak daun manggis


Jenis Ekstrak IC50 (mg/L)
Air 8,17
Metanol
Metanol 100% 6,34
Metanol 75% 6,21
Metanol 50% 6,38
Etanol
Etanol 100% 5,81
Etanol 75% 6,06
Etanol 50% 6,19
Aseton
Aseton 100% 6,24
Aseton 75% 6,21
Aseton 50% 6,24
Asam askorbat 10,59

KESIMPULAN Berpotensi Obat Antikanker di Kawasan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah Kampus Kentingan Universitas Sebelas
dilakukan terhadap daun manggis, dapat Maret, Surakarta, Jawa Tengah. Pros Sem
disimpulkan bahwa daun manggis positif Nas Masy Biodiv Indon UNS. 1(2): 477 - 483
mengandung senyawa fenolik, saponin, (2015).
triterpenoid dan alkaloid. Secara umum, hasil 3. Mardawati, Filiantiy F. & Marta, H., Jurnal
ekstraksi meningkat dengan meningkatnya Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit
kadar air dalam metanol, etanol dan aseton. Manggis (Garcinia Mangostana Linn.)
Jumlah ekstrak paling tinggi didapatkan dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit
dengan menggunakan pelarut aseton 50% Manggis di Kecamatan Puspahiang
(34,98± 0,17). Ekstraksi menggunakan etanol Kabupaten Tasikmalaya, Bandung:
100% menunjukkan jumlah kandungan fenolik Universitas Padjajaran (2011).
total tertinggi (614,25 ± 5,58 mg GAE/ g ekstrak) 4. Amar, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
dan nilai terendah dari IC50 (5,81 mg /L). Hasil Etanol Daun Manggis dengan Metode
penelitian ini menunjukkan bahwa pelarut DPPH ,Ilmiah Farmasi, Universitas
aseton 50% dapat memaksimalkan jumlah hasil Muhammadiyah Purwokerto (2014).
ekstraksi dan etanol 100% dapat 5. Nursal, S., Wulandari, S. & Syahputra, B.,
memaksimalkan jumlah ekstrak, kandungan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Kulit Batang
senyawa fenolik total dan aktivitas antioksidan Rengas (Gluta renghas) terhadap Larva
dari daun manggis. Udang Artemia salina, Jurnal Biogenesis.
13(1): 11 - 18 (2016).
DAFTAR PUSTAKA 6. Harborne, J. D., Metode Fitokimia
1. Pedraza-Chaverri, J, Cárdenas-Rodríguez, Penuntun Cara Modern Menganalisis
N, Orozco-Ibarra, M. & Pérez-Rojas, J. M., Tumbuhan. ITB, Bandung (1987).
Medicinal properties of mangosteen 7. Hakim, D. R., Isolasi dan Uji toksisitas
Senyawa Alkaloid dari Kulit Batang
(Garcinia mangostana), Food Chem. Toxicol.,
Tumbuhan Polyalthia rumphii (B) Merr.
46 (10): 3227 – 3239 (2008).
(Annonaceae). Skripsi. Program Studi
2. Witantri, R. G., Ruspendi, E. C. A. & Kimia FMIPA UR (2014).
Saputro, D. S., Keanekaragaman Pohon

42 DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308
Vol. 10, No. 1, March 2019 J. Ris. Kim.

8. Purnama, R. Aktivitas antioksidan, Methanol Leaf Extract. JEAI, 15(3): 1–7


kandungan total fenol, dan flavonoid lima (2017).
tanaman hutan yang berpotensi sebagai 13. Wijekoon M. M. J. O., Bhat R. & Karim A.
obat alami. Skripsi. Institut Pertanian A., Effect of extraction solvents on the
Bogor, Bogor (2015). phenolic compounds and antioxidant
9. Aranda, R., Lopez, L., Arroyo, J., Garza, B. activities of bunga kantan (Etlingera elatior
& Torres, N., Antimicrobial and Jack.) in florescence. J. Food Compos. Anal.,
antioxidant activities of plants from 24: 615-619 (2011).
Northeast of Mexico. Evid. Based 14. Pinelo M., Manzocco L., Nunez M. J. &
Complement Alternat. Med., 15: 1-7 (2011). Nicoli C., Interaction among phenols in
food fortification: negative synergism on
10. Ekawati, Minanti A., Isolasi dan
antioxidant capacity. J. Agric. Food Chem.,
Identifikasi Senyawa Flavonoid pada
52(5): 1177-1180 (2004).
Daun Sembukan (Paederia foetida L) serta
15. Dhruti, M., Bhavika, P. & Meonis, P.,
Uji Aktivitasnya Sebagai Antioksidan.
Studies on Phytochemical constituents and
Jurnal Kimia. Jurusan Kimia FMIPA
antioxidant activity of Alstonia scholaris,
Universitas Udayana, Bukit Jimbaran: Bali.
IJLSCI, 4(4): 529-538 (2016).
11(1): 43-48 (2017).
16. Amzad Hossain, M. & Shah, M. D., A
11. Zuraida, Sulistiyani, Sajuthi, Dondin,
Suparto & Irma Herawati. Fenol, study on the total phenols content and
Flavonoid, dan Aktivitas Antioksidan antioxidant activity of essential oil and
pada Ekstrak Kulit Batang Pulai (Alstonia different solvent extracts of endemic plant
scholaris R.Br). JPHH, 35(3): (2017). Merremia borneensis, Arab. J. Chem., 8(1): 66–
12. Naji Alsultan, Q. M., Sijam, K., Rashid, T., 71 (2015).
Ahmad, K. & Awla, H., Investigation of 17. Putri, A. A. S. & Hidajati, N., Uji Aktivitas
phytochemical components and Antioksidan Senyawa Fenolik Ekstrak
bioautography of Garcinia mangostana L. Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri
Batu (Xylocarpus moluccensis). UNESA
Journal of Chemistry. 4(1): 37-42 (2015).

DOI: https://doi.org/10.25077/jrk.v12i2.308 43

You might also like