Professional Documents
Culture Documents
19856-Article Text-61075-2-10-20190915 - 3 PDF
19856-Article Text-61075-2-10-20190915 - 3 PDF
19856-Article Text-61075-2-10-20190915 - 3 PDF
The Role of Nizam Zachman Oceanic Fishing Port to Support Tuna Industries
Oleh:
Roma Y.F Hutapea1, Iin Solihin2, Tri Wiji Nurani2
1Program Studi Teknologi Perikanan Laut, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
2 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
* Korespondensi: romafelina@yahoo.co.id
ABSTRACT
Nizam Zachman Oceanic Fishing Port (OFP) has basic facilities, supportive facilities,
and functional facilities that are needed for fishing activities in the port. The role of Nizam
Zachman OFP as one of the largest tuna fishing ports in Indonesia is to support the availability of
facilities required by each tuna industry stakeholders. The aimed of the research were to determine
the role of Nizam Zachman OFP in providing support facilities and services in the activities of tuna
fishing industries; and to determine the level of interest tuna stakeholders and level performance of
Nizam Zachman OFP. Data analysis were carried out using a scoring method based on Ministry
Regulation of Marine Affair and Fisheries number 8/PERMEN-KP/2012 about Fisheries Port then
adapted to the conditions in the sites and analyze the level of interest and performance level with
IPA (Importance Performance Analysis). The results showed that the role of Nizam Zachman OFP
was good in production activities, infrastructure and public services, and there were still several
service atributes performance that still have to be improved by the fishing port authority.
Keywords: tuna industries, IPA, Nizam Zachman, fishing port role, scoring
ABSTRAK
Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman memiliki fasilitas pokok, fasilitas
penunjang, dan fasilitas fungsional yang sangat dibutuhkan dalam setiap aktivitas perikanan di
pelabuhan. Peran PPS Nizam Zachman sebagai salah satu pelabuhan perikanan tuna terbesar di
Indonesia dalam menunjang ketersediaan fasilitas diperlukan oleh setiap stakeholder industri tuna.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan peran PPS Nizam Zachman dalam
menyediakan fasilitas pendukung dan pelayanan dalam kegiatan industri perikanan tuna; dan
menentukan tingkat kinerja PPS Nizam Zachman serta tingkat kepentingan stakeholder tuna.
Analisis data dilakukan dengan pembobotan atau scoring berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 8/PERMEN-KP/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan yang kemudian
disesuaikan dengan kondisi di lokasi penelitian. Selanjutnya dilakukan analisis tingkat kepentingan
dan kinerja dari PPS Nizam Zachman dengan menggunakan analisis IPA (Importance
Performance Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPS Nizam Zachman berperan baik
dalam aktivitas produksi, sarana prasarana dan pelayanan umum dan terdapat beberapa atribut
pelayanan PPS Nizam Zachman yang masih harus ditingkatkan kembali kinerjanya.
Kata kunci: industri tuna, IPA, Nizam Zachman, peran pelabuhan perikanan, skoring
188 Marine Fisheries 8(2): 187-198, November 2017
kapan di PPS Nizam Zachman masih belum Fungsi dari pelabuhan perikanan ber-
sesuai dengan ketentuan, misalnya menggu- dasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Per-
nakan basket ikan yang kurang bersih. Se- ikanan Nomor 8/PERMEN-KP/2012 tentang
hingga peran PPS Nizam Zachman dalam Kepelabuhanan Perikanan merupakan pela-
pemantauan penanganan hasil perikanan buhan yang melaksanakan fungsi pemerin-
masih harus ditingkatkan (Lubis et al. 2010). tahan (meliputi pelayanan pembinaan mutu dan
Sudah sejauh manakah peran dari PPS Nizam pengolahan hasil perikanan; pengumpulan data
Zachman dalam menyediakan fasilitas pendu- tangkapan hasil perikanan; pelaksanaan kegi-
kung dan pelayanan yang saat ini telah dirasa- atan operasional kapal perikanan; pelaksanaan
kan oleh stakeholder perikanan, khususnya kesyahbandaran; pengendalian lingkungan dan
perikanan tuna? Seberapa pentingkah kinerja lain-lain) dan fungsi pemasaran (meliputi
PPS Nizam Zachman terhadap industri perikan- pelayanan tambat labuh kapal perikanan;
an tuna? Apakah stakeholder telah merasa pelayanan bongkar muat ikan; pelayanan
puas dengan peran yang diberikan pelabuhan? pengolahan hasil perikanan; pemasaran dan
Berdasarkan pemahaman tersebut maka perlu distribusi ikan; pemanfaatan fasilitas dan lahan
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk di pelabuhan perikanan; pelayanan logistik dan
menentukan peran dari PPS Nizam Zachman perbekalan kapal perikanan; dan lain-lain).
dalam menyediakan fasilitas pendukung dan Hipotesis sementara yang didapat adalah peran
pelayanan dalam kegiatan industri perikanan pelabuhan belum maksimal bagi industri per-
tuna; dan menentukan tingkat kepentingan dan ikanan tuna, khususnya terkait dengan aktivitas
kepuasan pengusaha tuna terhadap kinerja dari produksi, sarana prasarana, dan pelayanan
PPS Nizam Zachman. umum, maka dilakukan analisis peran; dan
analisis tingkat kinerja dan kepentingan industri
perikanan tuna.
METODE Analisis data yang digunakan dalam
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli penelitian ini adalah analisis peran pelabuhan;
hingga September 2016 di Industri tuna yang dan analisis tingkat kepentingan stakeholder
terletak di kawasan PPS Nizam Zachman Ja- tuna dan kinerja dari PPS Nizam Zachman.
karta. Lokasi penelitian ini merupakan salah Uraian analisis peran pelabuhan dan analisis
satu sentra industri perikanan tuna terbesar di tingkat kepentingan stakeholder tuna serta
Indonesia. Peta lokasi penelitian dapat disa- kinerja dari PPS Nizam Zachman dalam men-
jikan pada Gambar 1. dukung industri tuna adalah sebagai berikut.
Metode penelitian yang digunakan ada-
lah metode survei. Data dikumpulkan melalui Analisis Peran Pelabuhan
pengamatan langsung di pelabuhan dan wa- Analisis peran pelabuhan dilakukan
wancara. Pengambilan sampel menggunakan dengan pembobotan atau scoring method.
purposive sampling yaitu 11 responden dan Analisis data dilakukan dengan penilaian
telah mewakili 50% jumlah industri perikanan beberapa parameter dan subparameter yang
tuna. Responden tersebut meliputi 7 orang dari terkait dengan aktivitas produksi, sarana
manajemen di industri pengolahan tuna, 2 prasarana dan pelayanan umum di pelabuhan
orang dari manajemen di industri tuna segar, perikanan. Aktivitas yang dilakukan pelabuhan
serta 2 orang dari pengelola pelabuhan. perikanan sesuai PERMEN KP Nomor 8 Tahun
Data hasil kuesioner diolah mengguna- 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan.
kan Microsoft Office Excel. Data hasil kuesioner Tahapan penilaian kinerja adalah sebagai
ditabulasikan terlebih dahulu untuk memudah- berikut:
kan proses analisis. Data penilaian peran PPS 1. Menentukan parameter dan subparameter
Nizam Zachman yang terkumpul ditabulasikan
berdasarkan aktivitas produksi, sarana pra- Setiap parameter dan subparameter
sarana dan pelayanan umum untuk kemudian diberikan bobot, skala dan nilai sesuai tingkat
dianalisis dengan metode skoring. Data kepentingan stakeholder tuna. Parameter yang
kuesioner kedua ditabulasi berdasarkan tingkat dibahas adalah aktivitas produksi (dengan
kepentingan stakeholder tuna dan tingkat subparameter mutu dan kualitas hasil tang-
kinerja dari PPS Nizam Zachman yang ke- kapan yang didaratkan; pendataan produksi
mudian akan dianalisis dengan metode hasil tangkapan yang didaratkan; menunjang
Importance Performance Analysis (IPA). Data ketersediaan bahan baku tuna; sanitasi dan
penilaian peran, tingkat kepentingan dan tingkat higienitas di pelabuhan dan industri perikanan
kinerja yang bersifat kualitatif diubah menjadi tuna; menjaga mutu dan kualitas produk yang
data kuantitatif dengan memberi bobot dan skor dikeluarkan), sarana prasarana (dengan sub-
yang kemudian dianalisis. parameter penyediaan tempat tambat labuh ka-
190 Marine Fisheries 8(2): 187-198, November 2017
Gambar 2 Diagram kartesius tingkat kepentingan dan kinerja pelabuhan perikanan dilihat
dari atribut kepuasan pengusaha industri perikanan
pal tuna; penyediaan tempat bongkar muat skala berdasarkan pencapaian yang telah di-
tuna; penyediaan tempat kegiatan pengolahan peroleh PPS Nizam Zachman Jakarta.
tuna; penyediaan fasilitas pemasaran dan
3. Penilaian pada parameter aktvitas produksi,
distribusi hasil perikanan; penyediaan tempat
sarana prasarana dan pelayanan umum
pembuangan akhir), dan pelayanan umum
dengan perkalian antara bobot dan skala
(subparameter: kemudahan perizinan kapal
tiap-tiap subparameter yang telah diberikan
tuna; pelayanan tambat labuh kapal tuna;
oleh responden.
pelayanan informasi harga dan pasar; kemu-
dahan akses dari dan ke area industri tuna; 4. Penentuan hasil penilaian
penyediaan coldstorage, air bersih, BBM dan
Hasil penilaian merupakan nilai akhir dari
pasokan listrik untuk industri perikanan tuna).
penjumlahan nilai total dari tiap subparameter
2. Penentuan skala dan bobot dikalikan dengan persentase bobot dari ma-
sing-masing parameter. Hasil penilaian peran
Bobot ditentukan berdasarkan kualitas
pelabuhan perikanan dengan menggunakan
(tingkat kepentingan) suatu parameter diban-
skala likerts dibagi menjadi 5 kategori yaitu:
dingkan dengan parameter lainnya dengan total
1. Sangat Baik jika nilai total = 4,2 - 5,0
bobot keseluruhan adalah 100. Skala yang 2. Baik jika nilai total = 3,4 - ≤ 4,2
diberikan pada setiap subparameter adalah 1-5, 3. Cukup Baik jika nilai total = 2,6 - ≤ 3,4
dengan rentang nilai 1-5 (tidak baik; kurang 4. Kurang Baik jika nilai total = 1,8 - ≤ 2,6
baik; cukup baik; baik; sangat baik). Penentuan 5 Tidak Baik jika nilai total = 1,0 - ≤ 1,8
Hutapea et al. – Peran Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman dalam Industri Tuna 191
Analisis Tingkat Kepentingan Stakeholder pada industri tuna. Fasilitas-fasilitas yang telah
Tuna Dan Kinerja PPS Nizam Zachman disediakan oleh PPS Nizam Zachman dapat
diakses atau dapat digunakan dengan baik oleh
Analisis tingkat kepentingan dan kinerja
setiap pihak yang akan memanfaatkan fasilitas
menggunakan analisis IPA (Importance Perfor-
tersebut, tidak hanya stakeholder industri tetapi
mance Analysis). Atribut pelayanan yang dipilih
juga masyarakat umum.Beberapa fasilitas yang
merupakan modifikasi dari kondisi yang ada di
terdapat di PPS Nizam Zachman sesuai
lapangan. Tahapan yang dilakukan adalah:
dengan Permen KP No 8 Tahun 2012 dapat
1. Penilaian atribut: penentuan berdasarkan dilihat pada Tabel 1.
lima dimensi besar yang kemudian dikem-
Seluruh fasilitas pelabuhan yang tertera
bangkan menjadi 23 atribut penilaian.
di Permen KP No 8 Tahun 2012 telah tersedia
2. Penentuan nilai kepentingan dan kinerja
di PPS Nizam Zachman, namun fasilitas yang
dengan skala Likert: skor tingkat kinerja 1-5
ada saat ini tidak semuanya digunakan dalam
(tidak puas, kurang puas, cukup puas, puas,
industri perikanan tuna. Pada penelitian ini,
sangat puas). Skor kepentingan 1-5 (tidak
fasilitas yang dievaluasi perannya adalah
penting, kurang penting, cukup penting,
fasilitas yang berhubungan dengan industri
penting, sangat penting).
tuna. Fasilitas di PPS Nizam Zachman yang
3. Penghitungan rata-rata tingkat kinerja dan
dievaluasi dalam penelitian ini terdapat pada
tingkat kepentingan dari seluruh atribut.
Tabel 2.
4. Pembuatan diagram kartesius untuk menilai
seluruh dimensi kinerja perusahaan jasa Responden menilai bahwa masih
pelayanan berdasarkan harapan pelanggan terdapat fasilitas di PPS Nizam Zachman yang
(Handajani dan Yanto 2015). Penentuan belum digunakan dengan maksimal, misalnya
garis tengah menggunakan nilai rata-rata ketersediaan sarana transportasi ikan, keber-
atribut keseluruhan sebagai garis pembagi sihan pengolahan limbah, tempat penanganan
pada sumbu X (kinerja) dan sumbu Y hasil perikanan, serta jalan komplek dan
(kepentingan). drainase. Penilaian peran PPS Nizam Zachman
5. Penjelasan pada masing-masing kuadran dalam mendukung perikanan tuna lebih je-
menurut Martilla and James (1977) dalam lasnya terdapat pada Tabel 3, 4, dan 5. Peni-
Kitcharoen (2005) sebagai berikut (Gambar laian peran PPS Nizam Zachman dalam
2). mendukung perikanan tuna dinilai pada tiga
a. Kuadran I (Prioritas Utama): unsur-unsur parameter, yaitu aktivitas produksi, sarana
jasa yang dianggap sangat penting, prasarana, dan pelayanan umum. Penilaian
namun pihak pelabuhan belum melak- responden pada parameter aktivitas produksi
sanakan sesuai keinginan pelanggan. dengan rata-rata 0,58-0,89. Hasil penilaian
b. Kuadran II (Pertahankan Prestasi): me- peran terhadap parameter aktivitas produksi
nunjukkan unsur jasa yang telah berhasil dapat dilihat pada Tabel 3.
dilaksanakan pelabuhan, sehingga wajib
untuk dipertahankan. Dianggap sangat Responden menilai bahwa pada para-
penting dan memuaskan. meter aktivitas produksi, pendataan produksi
c. Kuadran III (Prioritas Rendah): faktor hasil tangkapan yang didaratkan atau masuk ke
yang kurang penting pengaruhnya bagi industri merupakan nilai yang paling tinggi dan
pelanggan dan pelaksanaannya oleh yang dinilai paling rendah adalah peran
pihak pelabuhan biasa-biasa saja. pelabuhan dalam menunjang ketersediaan ba-
d. Kuadran IV (Berlebihan): menunjukkan han baku tuna dan sanitasi higienitas di pe-
faktor yang kurang penting bagi pelang- labuhan dan industri perikanan tuna. Bobot
gan, tetapi pelaksanaannya berlebihan. parameter aktivitas produksi berkontribusi se-
besar 32,5% terhadap penilaian peran, dengan
nilai total 3,37.
HASIL DAN PEMBAHASAN Peran PPS Nizam Zachman bagi industri
perikanan tuna pada parameter aktivitas pro-
Penilaian Peran PPS Nizam Zachman
duksi adalah menjamin kualitas hasil tangkapan
Peran PPS Nizam Zachman dalam mem- yang didaratkan dengan menyediakan dan
bantu kegiatan usaha penangkapan, kegiatan mengelola dengan baik tempat penanganan
pendaratan dan pengolahan hasil tangkapan tuna sehingga penanganan ikan dapat lebih
didukung dengan berbagai fasilitas, yaitu fa- optimal (Sam et al. 2011); melakukan kegiatan
silitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas pendataan produksi hasil tangkapan ikan tuna;
penunjang. Fasilitas-fasilitas tersebut ada yang menunjang ketersediaan bahan baku untuk
berperan namun ada pula yang kurang ekspor produk perikanan salah satunya dengan
berperan dalam kegiatan perikanan, khususnya penyediaan dermaga yang dapat menampung
192 Marine Fisheries 8(2): 187-198, November 2017
kapal 60 GT sebanyak 100 unit kapal dan bahan baku dilakukan stakeholder dengan
mendaratkan ikan dengan kualitas ekspor; mendatangkan bahan baku tuna berasal dari
menjaga sanitasi dan higienitas di pelabuhan Bitung, Cilacap. Malang, serta Pelabuhanratu.
perikanan dan industri dengan menyediakan
Sanitasi dan higienitas di pelabuhan dan
UPL (Unit Pengolahan Limbah) dan tempat
industri perikanan tuna merupakan sub-
pembuangan sampah; serta menjaga mutu dan parameter terendah dalam parameter aktivitas
kualitas produk yang dikeluarkan dengan produksi, ditandai dengan masih lemahnya
mengeluarkan sertifikat layak ekspor untuk
penanganan tuna di transit sheed serta
produk tuna.
pengelolaan limbah yang kurang tepat. Menurut
Pendataan hasil tangkapan yang Nurani et al. (2013) tahapan penanganan ikan
didaratkan merupakan nilai tertinggi menurut di PPS Nizam Zachman dimulai dari pem-
responden pada aktivitas produksi. Hal ini bongkaran ikan di pelabuhan, pemindahan ikan
sesuai dengan pernyataan Najah et al. (2015) ke transit sheed, sortasi kualitas ikan, pem-
bahwa pihak PPS Nizam Zachman terus bersihan sisa isi perut dan bagian insang,
berupaya untuk meningkatkan pelayanan penimbangan dan pencatatan, penyimpanan,
dengan perbaikan pendataan produksi hasil pengemasan dan tahapan yang terakhir yaitu
tangkapan yang didaratkan. Menurut UU No 45 pengujian laboratorium.
Tahun 2009 tentang perikanan dengan jelas Di beberapa industri perikanan tuna,
menyatakan bahwa pengelolaan perikanan sampah dan limbah cair dibiarkan tergenang,
harus berdasarkan data yang relevan, salah menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat
satunya keakuratan data hasil tangkapan. Tidak menyebabkan terkontaminasinya produk atau
akuratnya pendataan di pelabuhan akan bahan baku tuna. PPS Nizam Zachman memi-
mencerminkan ketidakakuratan data secara liki fasilitas unit pengolahan limbah dengan
nasional. Hal ini berimplikasi pada banyak hal kapasitas pengolahan 800 m3 per hari. Tidak
seperti tidak akuratnya hasil penelitian bagi semua perusahaan menyalurkan limbah cair-
pengambil keputusan pemerintah dalam nya ke unit pengolahan limbah. Masih terdapat
pengembangan pelabuhan maupun bagi aka- beberapa perusahaan yang membuang limbah
demisi dalam rangka program penelitiannya cair langsung ke saluran drainase. Terkadang
(Lubis 2011). terjadi kebocoran pada pipa penyaluran yang
Penilaian terendah responden pada pa- mengalir ke drainase hingga menyebabkan bau
rameter aktivitas produksi adalah pada sub- tidak sedap. Pengelola pelabuhan perikanan
parameter ketersediaan bahan baku tuna dan harus bertindak tegas kepada perusahaan
sanitasi higienitas di pelabuhan dan industri pengolahan yang tidak menyalurkan limbah
perikanan tuna. Ketersediaan bahan baku tuna cairnya ke unit pengolahan limbah serta
diperlukan oleh industri perikanan tuna dalam memperbaiki fasilitas pengolahan limbah yang
mendukung keberlangsungan usaha stake- rusak (Supriyanto 2013).
holder. Ketersediaan bahan baku tuna untuk Sanitasi di pelabuhan perikanan erat
industri perikanan tuna dinilai masih rendah. kaitannya dengan kebiasaan dan perilaku in-
Hal ini terkait kurangnya bahan baku dalam dividu dan masyarakat (Nurani et al. 2011).
proses produksi. Ketersediaan bahan baku Sanitasi dan higienitas di pelabuhan dan indus-
secara kontinu diperlukan agar pengusaha tri perikanan yang kurang baik tidak dapat
mendapatkan kepastian dalam usahanya (Lubis dibiarkan, berpengaruh terhadap kualitas ikan.
et al. 2010; Lubis dan Sumiati 2011). Kualitas ikan menjadi hal yang paling penting
Salah satu penyebab kurangnya keterse- dalam persaingan industri perikanan baik global
diaan bahan baku tuna adalah penurunan jum- maupun lokal (Diatin 1996; Lubis dan Pane
lah armada penangkapan ikan yang menda- 2012).
ratkan hasil tangkapan tuna di PPS Nizam Nilai rata-rata penilaian responden pada
Zachman. Penyebab penurunan jumlah armada parameter sarana prasarana adalah 0,47-0,94.
kapal longline yang mendaratkan hasil Hasil penilaian peran terhadap parameter sa-
tangkapan di PPS Nizam Zachman adalah rana prasarana dapat dilihat pada Tabel 4.
moratorium terkait pelarangan transhipment Penilaian tertinggi responden pada parameter
dan perizinan keperluan kapal tuna yang dirasa sarana prasarana yaitu dalam penyediaan
sulit oleh pihak pengusaha. Menurut Fadillah tempat tambat labuh kapal tuna dengan nilai
dan Yusalina (2011) strategi yang dilakukan 0,94. Penilaian terendah responden dalam
dalam mengatasi permasalahan ketersediaan penyediaan fasilitas pemasaran dan distribusi
bahan baku adalah dengan mendatangkan hasil perikanan (ke pasar, industri, kendaraan
bahan baku yang berasal dari daerah lain untuk berpendingin) sebesar 0,47. Bobot parameter
menjaga kontinuitas dan volume produksi. aktivitas produksi berkontribusi sebesar 36,5%
Strategi mengatasi permasalahan ketersediaan terhadap penilaian peran, dengan nilai 3,60.
194 Marine Fisheries 8(2): 187-198, November 2017
Tabel 6 Hasil penilaian responden terhadap nilai tingkat kinerja ( ) dan nilai tingkat kepentingan
(Ῡ)
No Atribut Ῡ
Fasilitas
1 Ketersediaan fasilitas pokok 3,11 4,33
2 Ketersediaan fasilitas fungsional 2,78 4,78
3 Ketersediaan fasilitas penunjang 3,33 4,00
4 Kemudahan memanfaatkan fasilitas pokok 2,67 4,22
5 Kemudahan memanfaatkan fasilitas fungsional 3,00 4,56
6 Kemudahan memanfaatkan fasilitas penunjang 3,22 4,11
7 Kondisi fasilitas 3,11 4,44
Perijinan
8 Kemudahan perijinan kapal tuna 2,71 4,71
9 Lama perijinan (kecepatan pengurusan) 2,57 4,43
Ketersediaan Bahan Baku
10 Kecukupan BB 2,22 4,78
11 Kualitas BB 3,00 4,67
12 Kontinuitas BB 2,89 4,44
13 Kelancaran BB 2,33 4,44
Informasi Pasar dan Harga
14 Informasi harga 2,44 3,67
15 Pendataan hasil tangkapan 2,89 4,67
16 Informasi pemasaran 2,44 4,33
Pelayanan
17 Bongkar muat 2,78 3,89
18 Pengepakan dan pengangkutan 2,00 3,89
19 Perbekalan 3,33 4,44
20 Keamanan & kebersihan 3,00 4,67
21 Kualitas pelayanan 3,00 4,33
22 Prosedur yg jelas 3,11 4,11
23 Kesigapan petugas 3,33 4,78
2,85 4,37
Hutapea et al. – Peran Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman dalam Industri Tuna 195
Peran pelabuhan bagi industri tuna pada milih menggunakan kendaraan berpendingin
parameter sarana prasarana adalah penyedi- milik sendiri. Sebaiknya pelabuhan dapat
aan pelayanan tempat tambat labuh dan bong- menyiapkan kendaraan pendingin ikan yang
kar muat dengan kapasitas daya tampung lebih banyak. Hal ini sangat dibutuhkan dalam
kapal maksimal 100 unit berukuran 60 GT mempertahankan mutu ikan yaitu dengan men-
dengan panjang dermaga 300 m. Kemudian pe- jaga suhu ikan agar tetap segar, khususnya
ran pelabuhan lainnya adalah memfasilitasi pada saat pemindahan (Pane 2008).
kegiatan bongkar muat dengan cepat dan cer-
mat untuk meminimalisir penurunan kualitas Fungsi PPS Nizam Zachman dalam
ikan (Lubis 2011). Selain itu, peran pelabuhan parameter pelayanan umum meliputi pelak-
juga sebagai penyedia tempat pengolahan ikan sanaan kesyahbandaran dengan melakukan
baik untuk produk ekspor maupun domestik, pelayanan perizinan sesuai dengan prosedur
menyediakan fasilitas pemasaran dan distribusi yang berlaku, pelayanan tambat labuh kapal
berupa kendaraan berpendingin, serta menye- tuna berupa informasi dimana kapal akan
diakan tempat pembuangan akhir untuk me- ditambatkan, pelayanan informasi harga dan
nampung sampah dan limbah pembuangan dari pasar kepada stakeholder dan masyarakat
industri. luas, serta penyediaan coldstorage, air bersih,
BBM dan pasokan listrik untuk menunjang
Peran pelabuhan dalam penyediaan pemenuhan kebutuhan industri perikanan tuna
tempat tambat labuh sangat dirasakan oleh dan industri lainnya. Parameter pelayanan
stakeholder. Hal ini sudah baik dan harus selalu umum dinilai responden dengan rata-rata 0,47-
ditingkatkan, karena kegiatan tambat labuh me- 0,90. Hasil penilaian peran terhadap parameter
rupakan kegiatan yang paling banyak dilakukan pelayanan umum dapat dilihat pada Tabel 5.
di pelabuhan. Suherman dan Dault (2009)
berpendapat bahwa pengembangan pelabuhan Responden menilai bahwa peran pe-
perikanan memberikan banyak ke-mudahan labuhan yang paling tinggi pada parameter
dan keamanan bagi kapal ikan yang akan pelayanan umum adalah dalam penyediaan
memanfaatkan berbagai fasilitas di pelabuhan, coldstorage, air bersih, BBM dan pasokan listrik
salah satunya adalah tempat tambat labuh. untuk industri perikanan tuna sebesar 0,90 dan
penilaian paling rendah adalah dalam pela-
Nilai terendah pada parameter sarana yanan informasi harga dan pasar sebesar 0,47.
prasarana adalah dalam penyediaan fasilitas Bobot pada parameter pelayanan umum ber-
pemasaran dan distribusi hasil perikanan (khu- kontribusi sebesar 31% terhadap penilaian
susnya kendaraan berpendingin). Hasil wawan- peran PPS Nizam Zachman terhadap industri
cara dengan pihak stakeholder menyatakan perikanan tuna, dengan nilai total 3,57.
bahwa saat ini PPS Nizam Zachman menye-
diakan 2 unit mobil berpendingin, dan jumlah Pelayanan informasi dan harga ikan di
tersebut dinilai belum memadai untuk trans- PPS Nizam Zachman belum berfungsi dengan
portasi pengangkutan tuna. Jumlah kendaraan baik. Pelayanan informasi dan harga ikan tuna
berpendingin yang sedikit, menyebabkan pihak yang disediakan oleh pihak pelabuhan jarang
perusahaan jarang memanfaatkan kendaraan diketahui oleh stakeholder, sehingga informasi
berpendingin tersebut. Perusahaan lebih me- mengenai tuna dan harga tuna diperoleh ber-
196 Marine Fisheries 8(2): 187-198, November 2017
dasarkan kesepakatan antara pemilik dengan terdapat di kuadran I yaitu ketersediaan fasilitas
pembeli. Pelayanan informasi sangat penting di fungsional, kemudahan perijinan, lama perijin-
pelabuhan perikanan karena dapat dijadikan an, kecukupan bahan baku, kelancaran bahan
ajang promosi untuk menarik investor di bidang baku, dan informasi pemasaran dan distribusi
kelautan dan perikanan (Puspitasari et al. ikan tuna.
2013). Menurut Lestari et al. (2013) diperlukan
market intelligence untuk mengetahui kondisi Responden menilai ke enam atribut
pasar internasional terkait kebutuhan pasar tersebut masih harus ditingkatkan lagi dengan
produk tuna. cara melakukan perbaikan secara terus me-
nerus sehingga kinerja atribut dalam kuadran
Nilai tertinggi dari parameter pelayanan ini akan meningkat. Atribut pada kuadran I
umum adalah penyediaan coldstorage, air dianggap belum bisa memenuhi kepuasan
bersih, BBM, dan pasokan listrik untuk industri stakeholder industri perikanan tuna terhadap
perikanan tuna. Peran pelabuhan dalam penye- pelayanan yang diberikan sehingga atribut ini
diaan coldstorage, air bersih, BBM, dan pa- perlu diprioritaskan untuk diperbaiki.
sokan listrik untuk industri perikanan tuna dinilai
telah baik oleh responden. Pelabuhan menye- Berdasarkan penilaian responden, terda-
diakan coldstorage, air bersih, BBM dan pat sebelas atribut pelayanan yang terdapat di
pasokan listrik, tidak hanya untuk industri tuna kuadran II. Pihak pelabuhan berkewajiban
namun untuk seluruh pihak yang memerlukan memastikan bahwa kinerja institusi dapat terus
di area pelabuhan. Kapasitas daya tampung dipertahankan prestasi yang telah dicapai.
coldstorage 5.220 ton sebanyak 8 coldstorage, Menurut Aryani dan Rosinta (2010) kepuasan
kapasitas instalasi penyaluran daya listrik 7.362 pelanggan ditentukan oleh kualitas layanan dari
kVa/hari, dan 8.200 m3 suplai air bersih. suatu perusahaan, sehingga penting untuk
mengetahui dan memahami bagaimana se-
Hasil penilaian peran pada ketiga sungguhnya para pelanggan dipuaskan.
parameter adalah 3,52. Nilai tersebut dapat
diartikan PPS Nizam Zachman berperan baik Atribut yang berada di kuadran III (seperti
dalam industri perikanan tuna. Menurut Un- kemudahan memanfaatkan fasilitas pokok;
dang-undang Nomor 45 tahun 2009 tentang informasi harga ikan tuna di pelabuhan; kece-
Perikanan menyatakan pemerintah berkewajib- patan pelayanan bongkar muat; kecepatan
an menyelenggarakan dan membina pelabuhan pengepakan dan pengangkutan ikan tuna) dan
perikanan yang berfungsi sebagai tempat tam- IV (ketersediaan fasilitas penunjang; kemu-
bat labuh kapal perikanan, tempat pendaratan dahan memanfaatkan fasilitas penunjang; dan
ikan, tempat pemasaran dan distribusi ikan, prosedur yang jelas untuk kapal dan industri
tempat pengumpulan data tangkapan, dan tuna) dinilai tidak begitu penting oleh responden
tempat untuk memperlancar kegiatan opera- yang didominasi oleh fasilitas dan pelayanan
sional kapal perikanan. yang diberikan oleh pelabuhan. Atribut yang
berada di kuadran III memiliki kualitas pela-
yanan yang dianggap kurang penting penga-
Penilaian tingkat kepentingan stakeholder ruhnya bagi pelanggan, sehingga pengguna
tuna dan tingkat kinerja PPS Nizam merasa tidak puas dengan pelayanan yang
Zachman diberikan (Soamole dan Susanto 2013; Farid
Penilaian tingkat kepentingan stake- 2014). Pelabuhan perikanan harus melakukan
holder tuna dan tingkat kinerja PPS Nizam berbagai upaya agar atribut yang dianggap
tidak begitu penting oleh stakeholder tuna
Zachman terdapat pada Tabel 6. Penentuan
dapat berpindah ke kuadran II, khususnya
posisi dari setiap atribut dalam diagram berkaitan dengan pelayanan dan fasilitas.
cartesius dimulai dengan menghitung terlebih Guswanto et al. (2012) berpendapat bahwa
dahulu letak batas dua garis yang berpotongan terciptanya suatu pelayanan yang baik
tegak lurus pada Ῡ). Garis tengah sumbu X merupakan suatu hal yang mutlak di pelabuhan
adalah 2,85 dan sumbu Y adalah 4,37 yang perikanan dan harus diusahakan, karena
merupakan nilai rata-rata tingkat kinerja dan pelayanan merupakan salah satu kegiatan yang
tingkat kepentingan. Posisi atribut dalam menentukan keberhasilan pembangunan pela-
diagram cartesius dapat dilihat pada Gambar 3. buhan perikanan. Fasilitas yang ada di pela-
Gambar 3 menunjukkan bahwa sebagian atri- buhan perikanan merupakan fasilitas yang
but masih berada di kuadran I, III, dan IV. secara tidak langsung dapat meningkatkan ke-
Atribut yang berada di kuadran I merupakan sejahteraan masyarakat nelayan dan atau
atribut yang memiliki tingkat kinerja di bawah memberikan kemudahan bagi masyarakat
rata-rata, tetapi tingkat kepentingannya cukup umum.
tinggi. Terdapat enam atribut pelayanan yang
Hutapea et al. – Peran Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman dalam Industri Tuna 197
Aryani D, Rosinta F. 2010. Pengaruh Kualitas Lubis E, Sumiati. 2011. Pengembangan Industri
Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan Pengolahan Ikan Ditinjau dari Produksi
dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan. Hasil Tangkapan di PPN Palabuhanratu.
Jurnal Administrasi dan Organisasi. Marine Fisheries. 2(1): 39-49.
17(2): 114-126. Lubis E. 2012. Pengantar Pelabuhan Perikan-
Diatin I. 1996. Strategi Pemasaran Ekspor Ikan an. Bogor: IPB Press.
Tuna Beku (Studi Kasus di PT Lubis E, Pane AB. 2012. An Model Optimum of
Danaumatano Persada Raya Jakarta). Fish Auction in Indonesian Fishing Ports
Buletin Ekonomi Perikanan. 2(3): 34-41. in Accordance with the Characteristics of
[DJPT] Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Fisherman. Journal of Coastal Develop-
2015. Buku Statistik 2014. Pelabuhan ment. 15(3): 282-296.
Perikanan Samudera Nizam Zachman Martilla JA, James JC. 1977. Importance-Per-
Jakarta. Jakarta (ID): Kementrian formance Analysis. Journal of Marketing.
Kelautan dan Perikanan. 41(1): 77-79.
Fadillah A, Yusalina. 2011. Analisa Daya Saing Najah RA, Lubis E, Solihin I, Pane AB. 2015.
Komoditas Unggulan Perikanan Tangkap Kajian Nilai Produksi Hasil Tangkapan di
Kabupaten Sukabumi. Forum Agribisnis. PPS Nizam Zachman dan PPI Muara
1(1): 39-57. Angke. Marine Fisheries. 6(2): 155-167.
Farid M. 2014. Analisis Tingkat Kepuasan Noviani A. 2013. Ekspor Tuna Ditolak Akibat
Nasabah Non Muslim terhadap Kualitas Bakteri Salmonela. [Internet]. [diunduh
Pelayanan pada Bank Syariah di Kota 2016 Mei 01]:Bogor. Tersedia pada:
Medan. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. http://industri.bisnis.com/read/20131126/
1(11): 46-56.
198 Marine Fisheries 8(2): 187-198, November 2017