5890 12905 1 SM PDF

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)1

ANALISIS BENEISH RATIO INDEX UNTUK MENDETEKSI


KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN
THE ANALYSIS OF BENEISH RATIO INDEX TO DETECT FRAUDULENT FINANCIAL
STATEMENT

Oleh: Astrid Zulfa Darmawan


Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
astridzulfa1@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang di BEI tahun
2013-2014 termasuk manipulator, non manipulator, tidak termasuk manipulator atau non manipulator,
masuk indeks parameter manipulator pada indeks hitung Days Sales in Receivables Index (DSRI),
Gross Margin Index (GMI), Asset Quality Index (AQI), Sales Growth Index (SGI) dan Total Accruals
to Total Assets Index (TATA). Metode pengumpulan data adalah dokumentasi. Populasi adalah 140
perusahaan manufaktur di BEI. Analisis data menggunakan Beneish Ratio Index. Hasil penelitian ini
adalah perusahaan manufaktur di BEI tahun 2013-2014 tergolong manipulator terdapat 4,6%, non
manipulator 64,8%, tidak tergolong manipulator atau non manipulator 30,7%, masuk indeks parameter
manipulator DSRI 4,5%, masuk indeks parameter manipulator GMI 31,8%, masuk indeks parameter
manipulator AQI 18,2%, masuk indeks parameter manipulator SGI 3,4% dan masuk indeks parameter
manipulator TATA 19,3%.

Kata Kunci : Kecurangan, Laporan Keuangan, Kecurangan Laporan Keuangan, Deteksi Dini
Kecurangan Laporan Keuangan

Abstract
This research was conducted to determine percentage manufacturing companies listed on IDX at
2013-2014 that included manipulator, non manipulator, were not included manipulator or non
manipulator, manipulator parameter index entry in the index count Days Sales in Receivables Index
(DSRI), Gross Margin Index (GMI), Asset Quality Index (AQI) , Sales Growth Index (SGI) and Total
Accruals to Total Assets Index (TATA).The method of collecting data was documentation. The
population were 140 manufacturing companies on IDX. Analysis of data using Beneish Ratio Index.
The results of this research shows that the manufacturing company listed on the Indonesia Stock
Exchange (BEI) 2013-2014 were classified manipulator 4.6%, non manipulator 64.8%, were not
classified as non manipulator or manipulator 30.7%, exceed the parameter index DSRI 4.5%, exceed
the parameter index GMI 31.8%, exceed the parameter index AQI 18.2%, exceed the parameter index
SGI 3.4%, exceed the parameter index TATA 19.3%.

Keywords: Fraud, Financial Statement, Financial Statement Fraud, Fraud Early Detection of
Financial Statements

PENDAHULUAN lainnya yang potensial dalam membuat


Laporan keuangan diterbitkan keputusan lain yang sejenis secara rasional.
dengan tujuan memberikan informasi posisi Pelaporan keuangan bermanfaat bagi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. sebagian besar kalangan pengguna laporan
Manfaat dari laporan keuangan ialah dalam rangka untuk membuat keputusan-
menyajikan informasi yang dapat keputusan ekonomi serta menunjukkan
membantu investor, kreditor dan pengguna pertanggungjawaban manajemen atas
2 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2016

penggunaan sumber-sumber daya yang Auditor sebagai pengawas turut berperan


dipercayakan kepada mereka. Laporan dalam pencegahan kecurangan laporan
keuangan dalam bisnis adalah hal pokok keuangan. Audit kecurangan adalah upaya
yang menjadi gambaran penting dalam untuk mendeteksi dan mencegah
mengambil keputusan (Ikatan Akuntan kecurangan dalam transaksi-transaksi
Indonesia, 2007). komersial.
Tingkat persaingan bisnis yang Perusahaan di dunia yang pernah
tinggi dan tidak dapat diprediksi melakukan kecurangan pelaporan
mempengaruhi pelaku bisnis untuk lebih keuangan adalah Enron. Enron Corporation
berhati hati dalam berinvestasi pada suatu melakukan kecurangan dengan
perusahaan. Acuan yang menjadi bahan mendongkrak laba dan menyembunyikan
rujukan pelaku bisnis salah satunya adalah utang lebih dari $1 miliar dengan cara
laporan keuangan. Oleh karena itu menggunakan perusahaan di luar
dibutuhkan laporan keuangan yang relevan pembukuan (off-the-books-partnership)
dan reliabel karena laporan keuangan serta memanipulasi pasar listrik dan energi
diterbitkan bukan hanya untuk kalangan di Texas dan California. Hal tersebut sangat
tertentu saja, namun sesuai kebutuhan merugikan investor, karyawan maupun para
umum. pensiunan (Selly, 2010).
Pada persaingan bisnis banyak Kasus lain yang terjadi pada
pihak melakukan manipulasi peraturan perusahaan telekomunikasi besar kedua di
untuk meraih keuntungannya sendiri. Amerika Serikat adalah perusahaan
Manipulasi laba suatu perusahaan juga Worldcom. Perusahaan tersebut mengakui
menjadi hal yang memungkinkan terjadi adanya skandal akuntansi yang
untuk menarik minat investor. Laba dan menyebabkan perdagangan sahamnya
kinerja perusahaan dapat dilihat di laporan terhenti di bursa NASDAQ yang kemudian
keuangan sehingga laporan keuangan tidak beberapa minggu setelahnya Worldcom
lepas pula dari objek kecurangan. menyatakan bangkrut. Kinerja perusahaan
Kecurangan pelaporan keuangan memalsukan milyaran bisnis rutin sebagai
yang bertujuan untuk menguntungkan suatu belanja modal yang menjadikan labanya
pihak tentu adalah sebuah pelanggaran. overstated awal 2002 sebesar $11 milyar.
Kecurangan pelaporan keuangan adalah Bernard Ebbers sebagai Chief Executive
salah saji atau pengabaian jumlah atau Officer (CEO) Worldcom juga dipinjami
pengungkapan yang disengaja dengan perusahaannya uang lebih dari $400 juta
maksud menipu para pemakai laporan itu. untuk menutupi kerugian perdagangan
Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)3

pribadinya. Bernard Ebbers telah (Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik)


melakukan pemalsuan, konspirasi dan yang dibentuk oleh IAI (Ikatan Akuntan
laporan keuangan yang salah, namun Indonesia). BP2AP yang telah melakukan
mantan CEO Worldcom tersebut justru investigasi kemudian menjatuhkan sanksi
mengaku tidak bersalah (Kennedy, 2014). kepada tiga KAP untuk tidak melakukan
Kasus yang pernah ramai audit terhadap klien dari bank-bank
diberitakan di Indonesia adalah terlibatnya sementara tujuh KAP lainnya bebas.
10 KAP dalam praktek kecurangan Tentunya sanksi yang dijatuhkan terlalu
akuntansi. KAP yang dituduh melakukan ringan (Selly, 2010).
kecurangan Messod D. Beneish (1999)
Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte mengungkapkan perbedaan kuantitatif
Touche Tohmatsu's affiliate), Johan antara perusahaan publik yang melakukan
Malonda and Partners (NEXIA Internati manipulasi laporan keuangan dan
onal'saffiliate), Hendrawinata and Partn perusahaan-perusahaan yang tidak
ers (Grant Thornton International's affil melakukannya. Rasio-rasio Beneish yang
iate),Prasetyo Utomo and Partners (Art digunakan untuk menggambarkan
hur Andersen's affiliate), RB Tanubrata manipulasi laporan keuangan tersebut ialah
and Partners, Salaki and Salaki, Andi Days Sales in Receivable Index (DSRI),
Iskandar and Partners, Hadi Sutanto Gross Margin Index (GMI), Asset Quality
(menyatakan tidak bersalah), S. Index (AQI), Sales Growth Index (SGI),
Darmawan and Partners, Robert Yogi and Depreciation Index (DEPI), Sales General
Partners. KAP-KAP tersebut diminta and Administrative Index (SGA), Leverage
untuk melakukan audit 37 bank. Hasil dari Index (LVGI) dan Total Accruals to Total
audit adalah laporan keuangan perusahan Assets Index (TATA).
tersebut sehat sebelum krisis keuangan Penelitian untuk mendeteksi
yang terjadi pada tahun 1997. Saat krisis kecurangan laporan keuangan pernah
terjadi, bank-bank tersebut mengalami dilakukan oleh Joseph T. Wells (2001) pada
kebangkrutan karena kinerja keuangan perusahaan pembersih karpet di Amerika
yang sangat buruk. Setelah pemerintah Serikat “ZZZZ Best Carpet Cleaning
melakukan investigasi ternyata diketahui Service”, yang telah melakukan
KAP-KAP tersebut melakukan praktek kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut
kecurangan akuntansi. Waktu itu terjadi pada pertengahan tahun 1980.
pemerintah hanya melakukan teguran dan Perusahaan milik Barry Minkow tersebut
sanksi hanya dapat dijatuhkan oleh BP2AP telah menipu para investor dan auditor
4 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2016

mencapai seratus juta dolar Amerika. Hal METODE PENELITIAN


tersebut diketahui Joseph T. Wells Jenis Penelitian
menggunakan perhitungan Beneish Ratio Penelitian ini menggunakan jenis
Index yang dipublikasikan pada artikelnya penelitian deskriptif.
“Irrational Ratios” (Journal of Waktu dan Tempat Penelitian
Accountancy, 2001) yang diterbitkan oleh Penelitian ini dilakukan pada
AICPA (American Institute of Certified perusahaan manufaktur yang terdaftar pada
Public Accountants, Inc). Bursa Efek Indonesia (BEI), berdasarkan
Berdasarkan uraian diatas maka data yang didapat melalui situs web
judul penelitian yang diajukan adalah www.idx.co.id dan situs web
Analisis Beneish Ratio Index untuk www.sahamok.com. Waktu penelitian
Mendeteksi Kecurangan Laporan dilaksanakan pada bulan Maret 2016.
Keuangan Perusahaan Manufaktur yang
Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Target/Subjek Penelitian
Tahun 2013-2014. Tujuan dari penelitian Populasi penelitian ini ialah seluruh
ini adalah untuk mengetahui persentase perusahaan manufaktur yang listing di
objek perusahaan manufaktur yang listing Bursa Efek Indonesia (BEI) yang
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun mempublikasikan laporan keuangan
2013-2014 yang termasuk manipulator dan (audited) untuk tahun buku 2014. Jumlah
non manipulator, yang tidak termasuk populasi adalah 140 perusahaan.
manipulator atau non manipulator dan Metode dalam menemukan sampel
masuk indeks parameter manipulator pada yaitu non probability purposive judgement
indeks hitung Days Sales in Receivable sampling, yang mana penulis memiliki
Index (DSRI), Gross Margin Index (GMI), suatu kriteria untuk menentukan sampel
Asset Quality Index (AQI), Sales Growth dan memiliki keterbatasan dalam hal
Index (SGI) dan Total Accruals to Total generalisasi, namun agar tidak sangat
Assets Index (TATA). Penelitian ini subjektif peneliti harus punya latar
memberikan sumbangan pemikiran berupa belakang pengetahuan tertentu mengenai
pendeteksian kecurangan laporan keuangan sampel dimaksud (tentu juga populasinya)
menggunakan penghitungan Beneish Ratio agar benar-benar bisa mendapatkan sampel
Index. yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan
penelitian (memperoleh data yang akurat).
Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)5

Kriteria sampel yang ditentukan Teknik Analisis Data


sehingga menghasilkan sampel berjumlah a. Menghitung ratio index perusahaan/
88 sebagai berikut (Hema, 2013): indeks hitung.
a. Perusahaan manufaktur 1). Days Sales in Receivables Index
menerbitkan Laporan Keuangan (DSRI)
Konsolidasian (audited) per 31 Desember 𝐷𝑆𝑅𝐼
2014. (𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑠 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 ÷ 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡 )
=
b. Perusahaan manufaktur tersebut (𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑠 𝑅𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡−1 ÷ 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡−1 )

mengumumkan laba per 31 Desember Keterangan:

2014. Account Receivable = Piutang

c. Perusahaan manufaktur tersebut Dagang

mengalami peningkatan penjualan dari Sales = Penjualan

tahun 2013 di tahun 2014. t = periode t

d. Perusahaan manufaktur tersebut t-1 = periode t-1

mengalami peningkatan laba dari tahun 2). Gross Margin Index (GMI)
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡−1 −𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑 𝑆𝑜𝑙𝑑𝑡−1
2013 di tahun 2014. 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡−1
𝐺𝑀𝐼 = 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡 −𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑 𝑆𝑜𝑙𝑑𝑡
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡
Prosedur
Sales – Cost of Good Sold = Gross
Penelitian deskriptif adalah metode
Profit
penelitian yang digunakan untuk
Keterangan:
menemukan pengetahuan yang seluas-
Sales = Penjualan
luasnya terhadap objek penelitian pada
Cost of Good Sold = Harga Pokok
suatu masa tertentu
Penjualan
t = periode t
Data, Instrumen dan Teknik
t-1 = periode t-1
Pengumpulan Data
3). Asset Quality Index (AQI)
Data yang dipakai dalam penelitian 𝐴𝑄𝐼
(1 − 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑡 + 𝑁𝑒𝑡 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑡 ÷ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑡 )
ini adalah data sekunder yang berbentuk =
(1 − 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑡−1 + 𝑁𝑒𝑡 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑡−1 ÷ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠𝑡−1)

data kuantitatif. Data yang digunakan Keterangan:


menggunakan laporan historis dari situs Current Assets = Aktiva Lancar
BEI. Selain itu data sekunder lainnya Net Fixed Asset = Aktiva Tetap
adalah jurnal penelitian, artikel dan literatur Total Assets = Total Aktiva
yang berkaitan dengan topik penelitian. t = periode t
6 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2016

t-1 = periode t-1 (Sumber: Beneish, 1999)


4). Sales Growth Index (SGI)
2). Gross Margin Index (GMI)
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡
𝑆𝐺𝐼 = Tabel 2. Indeks Parameter Gross Margin
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡−1
Index (GMI)
Keterangan: No Indeks Keterangan
Sales = Penjualan 1 ≤ 1,014 Non
t = periode t Manipulator
2 1,014 Grey
t-1 = periode t-1
<index< 1,193
5) Total Accruals to Total Assets (TATA) 3 ≥ 1,193 Manipulator
∆𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 − ∆𝐶𝑎𝑠ℎ − (Sumber: Beneish, 1999)
∆𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠 𝑃𝑎𝑦𝑎𝑏𝑙𝑒 − 3). Asset Quality Index (AQI)
∆𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑛𝑑 𝐴𝑚𝑜𝑡𝑖𝑠𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑇𝐴𝑇𝐴 = Tabel 3. Indeks Parameter Asset Quality
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Index (AQI)
Working Capital = Current Assets – No Indeks Keterangan
Current Liabilities 1 ≤ 1,039 Non
Keterangan: Manipulator
2 1,039 Grey
ΔWorking Capital = Perubahan Modal
<index< 1,254
Kerja 3 ≥ 1,254 Manipulator
ΔCash = Perubahan Kas (Sumber: Beneish, 1999)
ΔCurrent Taxes Payable = Perubahan 4). Sales Growth Index (SGI)
Tabel 4. Indeks Parameter Sales Growth
Utang pajak
Index (SGI)
∆ Depreciation and Amortization = No Indeks Keterangan
Perubahan Depresiasi & Amortisasi 1 ≤ 1,134 Non
Manipulator
Total Assets = Total Aktiva
2 1,134 <index< Grey
Current Assets = Aktiva Lancar 1,607
Current Liabilities = Utang Lancar 3 ≥ 1,607 Manipulator
b. Membandingkan indeks hitung dengan (Sumber: Beneish, 1999)
5). Total Accruals to Total Assets (TATA)
indeks parameter (Beneish Ratio Index).
Tabel 5. Indeks Parameter Total
1). Days Sales in Receivables Index (DSRI) Accruals to Total Assets (TATA)
Tabel 1. Indeks Parameter Days Sales in No Indeks Keterangan
Receivables Index (DSRI) 1 ≤ 0,018 Non
No Indeks Keterangan Manipulator
1 ≤ 1,031 Non 2 0,018 <index< Grey
Manipulator 0,031
2 1,031 <index< Grey 3 ≥ 0,031 Manipulator
1,465 (Sumber: Beneish, 1999)
3 ≥ 1,465 Manipulator
Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)7

Angka indeks perusahaan yang HASIL PENELITIAN DAN


berada pada angka indeks Non Manipulator PEMBAHASAN
dan angka indeks Manipulator digolongkan Hasil penelitian
sebagai Grey Company. a. Persentase penggolongan perusahaan
c. Menentukan perusahaan tergolong manipulator atau non manipulator
manipulator atau non manipulator menurut 1) Perusahaan Manipulator
kriteria penggolongan. 4
Manipulator = × 100% = 4,6%
1) Perusahaan yang memiliki ≥ 3 (tiga) 88
2) Perusahaan Non Manipulator
indeks hitung yang sesuai dengan indeks
57
parameter yang menyatakan manipulator, Non Manipulator = × 100% = 64,8%
88
tergolong ke dalam perusahaan
3) Perusahaan di area abu-abu
manipulator. 27
𝐺𝑟𝑒𝑦 = × 100% = 30,7%
2) Perusahaan yang memiliki ≥ 3 (tiga) 88
indeks hitung yang sesuai dengan
indeks parameter yang menyatakan non 4,6% Manipulator
30,7%
manipulator, tergolong ke dalam
64,8% Non
perusahaan non manipulator. Manipulator
Grey
3) Perusahaan yang memiliki ≥ 3 (tiga)
indeks hitung yang sesuai dengan indeks Penggolongan Perusahaan
parameter yang menyatakan grey, dan
indeks hitung yang tidak memenuhi 2 (dua)
kriteria penggolongan manipulator dan non Gambar 2. Persentase Penggolongan

manipulator digolongkan perusahaan grey Perusahaan

(Grey Company). b. Menghitung jumlah persentase

4). Menghitung jumlah persentase dari perusahaan yang masuk indeks

perusahaan yang tergolong manipulator parameter manipulator pada masing-

atau non manipulator (Putri Fabelli, 2011). masing indeks hitung.

5). Menghitung jumlah persentase 1) Perusahaan yang masuk indeks

perusahaan yang melebihi masing- masing parameter manipulator pada Days

indeks parameter Sales in Receivable Index (DSRI)


4
DSRI = × 100% = 5,9%
68
8 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2016

2) Perusahaan yang masuk indeks 2. Pembahasan


parameter manipulator Gross a. Perusahaan manufaktur yang listing di
Margin Index (GMI) Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
28 2014 tergolong manipulator terdapat
GMI = × 100% = 41,2%
68 4,6%. Persentase tersebut didapat dari
3) Perusahaan yang masuk indeks
jumlah 4 perusahaan yang tergolong
parameter manipulator Asset
manipulator dibanding jumlah sampel.
Quality Index (AQI)
Perusahaan yang tergolong manipulator
16
AQI = × 100% = 23,5% pada penelitian ini yaitu DAJK, KBRI,
88
KARW dan SCPI. Laporan keuangan
4) Perusahaan yang masuk indeks
pada penelitian ini sudah diaudit oleh
parameter manipulator Sales
akuntan publik. Opini auditor terhadap
Growth Index (SGI)
3 laporan keuangan perusahaan DAJK,
SGI = × 100% = 4,4%
68 KBRI dan SCPI menyatakan wajar,
5) Perusahaan yang masuk indeks sedangkan opini auditor terhadap
parameter manipulator Total laporan keuangan perusahaan KARW
Accruals to Total Assets Index menyatakan wajar tanpa pengecualian
(TATA) dengan paragraf penjelasan yaitu
17 penekanan auditor terhadap suatu hal
TATA = × 100% = 25%
68 pada perusahaan KARW yang
mengindikasikan adanya suatu
5,9%
25% ketidakpastian material yang dapat
DSRI
4,4% 41,2% menyebabkan keraguan signifikansi atas
GMI
23,5% AQI
SGI kemampuan perusahaan dan entitas
TATA anaknya untuk mempertahankan
Perusahaan yang Masuk kelangsungan usahanya. Penelitian ini
Indeks Parameter
Manipulator yang menggunakan Beneish Ratio Index
untuk mendeteksi kecurangan laporan
Gambar 3. Perusahaan yang Masuk Indeks
keuangan adalah sebagai prediktor dan
Parameter Manipulator
bukan judgement bahwa perusahaan
Masing-masing Indeks Hitung
melakukan manipulasi.
b. Perusahaan manufaktur yang listing di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
2014 tergolong non manipulator terdapat
Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)9

64,8%. Persentase tersebut didapat dari MLBI, MYOR, ULTJ, RMBA, WIIM,
jumlah 57 perusahaan yang tergolong PYFA, SIDO dan CINT.
non manipulator dibanding jumlah d. Perusahaan manufaktur yang listing di
sampel. Perusahaan yang tergolong non Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
manipulator pada penelitian ini yaitu 2014 yang masuk indeks parameter
INTP, SMCB, ALKA, BTON, CTBN, manipulator pada indeks hitung DSRI
GDST, ISSP, ITMA, JKSW, JPRS, berjumlah 4 yaitu SIPD, KBRI, KARW
KRAS, LMSH, NIKL, TBMS, BRPT, dan RMBA dengan memiliki persentase
BUDI, DPNS, ETWA, UNIC, AKKU, 5,9%. Perusahaan yang melebihi indeks
FPNI, IPOL, TRST, YPAS, JPFA, parameter GMI berjumlah 28 yaitu
INKP, TKIM, KRAH, ASII, GJTL, SMCB, ALMI, CTBN, GDST, KRAS,
IMAS, INDS, LPIN, MASA, ADMG, LMSH, NIKL, ETWA, UNIC, FPNI,
ARGO, ERTX, ESTI, HDTX, INDR, TRST, YPAS, CPIN, JPFA, MAIN,
MYTX, POLY, SSTM, IKBI, KBLM, ALDO, HDTX, KARW, SSTM, KBLI,
SCCO, VOKS, PTSN, ALTO, PSDN, VOKS, PTSN, MYOR, PSDN, ULTJ,
HMSP, DVLA, MERK, TSPC, MBTO, RMBA, SCPI dan KICI dengan
KICI dan LMPI. memiliki persentase 41,2%. Perusahaan
c. Perusahaan manufaktur yang listing di yang masuk indeks parameter
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013- manipulator pada indeks hitung AQI
2014 yang tidak tergolong manipulator berjumlah 16 yaitu IKAI, ALMI,
atau non manipulator terdapat 30,7%. JKSW, EKAD, SOBI, AKKU, BRNA,
Hal ini disebabkan keterbatasan Beneish ALDO, DAJK, KBRI, KRAH, GDYR,
Ratio Index yang memiliki keterbatasan KARW, PBRX, SCPI dan CINT dengan
untuk menentukan indeks antara memiliki persentase 23,5%. Perusahaan
manipulator dan non manipulator yang masuk indeks parameter
sehingga masuk golongan grey. manipulator pada indeks hitung SGI
Persentase tersebut didapat dari jumlah berjumlah 3 yaitu DAJK, KBRI dan
27 perusahaan yang tergolong grey SCPI dengan memiliki persentase 4,4%.
dibanding jumlah sampel. Perusahaan Perusahaan yang masuk indeks
yang tergolong grey pada penelitian ini parameter manipulator pada indeks
yaitu IKAI, KIAS, ALMI, LION, hitung TATA berjumlah 17 yaitu
EKAD, SOBI, SRSN, BRNA, CPIN, ALKA, JPRS, EKAD, SRSN, AKKU,
MAIN, SIPD, ALDO, GDYR, PBRX, SIPD, DAJK, LPIN, KBLI, SCCO,
TRIS, KBLI, ADES, CEKA, INDF, INDF,MYOR, ULTJ, WIIM, SCPI,
10 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2016

SIDO dan CINT dengan memiliki 2014 tergolong manipulator terdapat


persentase 25%. 4,6%. Jumlah perusahaan tersebut ialah
4 perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN b. Perusahaan manufaktur yang listing di
Simpulan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
Penelitian ini betujuan untuk 2014 tergolong non manipulator terdapat
mengetahui jumlah perusahaan manufaktur 64,8%. Jumlah perusahaan tersebut ialah
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) 57 perusahaan.
Tahun 2013-2014 tergolong manipulator c. Perusahaan manufaktur yang listing di
atau non manipulator. Analisis yang Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
dilakukan dalam mendeteksi kecurangan 2014 yang tidak tergolong manipulator
laporan keuangan menggunakan lima rasio atau non manipulator terdapat 30,7%,
signifikan dari Beneish Ratio Index. Lima d. Perusahaan manufaktur yang listing di
rasio tersebut adalah Days Sales in Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-
Receivable Index (DSRI), Gross Margin 2014 melebihi indeks paramater DSRI
Index (GMI), Asset Quality Index (AQI), berjumlah 4 dengan memiliki persentase
Sales Growth Index (SGI) dan Total 4,5%. Perusahaan yang melebihi indeks
Accruals to Total Assets Index (TATA). parameter GMI berjumlah 28 dengan
Sampel diambil dengan cara metode non memiliki persentase 31,8%. Perusahaan
probability purposive judgement sampling, yang melebihi indeks parameter AQI
yaitu peneliti memiliki suatu kriteria dalam berjumlah 16 dengan memiliki
menentukan sampel dan memiliki persentase 18,2%. Perusahaan yang
keterbatasan generalisasi namun agar tidak melebihi indeks parameter SGI
sangat subjektif peneliti harus punya latar berjumlah 3 dengan memiliki persentase
belakang pengetahuan tertentu mengenai 3,4%. Perusahaan yang melebihi indeks
sampel dimaksud (tentu juga populasinya) parameter TATA berjumlah 17 dengan
agar benar-benar bisa mendapatkan sampel memiliki persentase 19,3%.
yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan
penelitian (memperoleh data yang akurat. Saran
Jumlah sampel yang didapat ialah 88 Penelitian selanjutnya dengan topik
perusahaan. Hasil penelitian ini sebagai Beneish Ratio Index sebaiknya populasi
berikut: yang diteliti tidak hanya pada satu sektor
a. Perusahaan manufaktur yang listing di saja, objek tahun penelitian sebaiknya
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013- diperpanjang agar lebih terlihat konsistensi
Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)11

suatu perusahaan tergolong manipulator Keuangan”. Skripsi. Depok:


Universitas Indonesia.
atau non manipulator, selain itu breakdown
pertanyaan penelitian sebaiknya diperluas, Financial Accounting Standards Board,
1980. Statement of Financial
variabel-variabel penelitian juga sebaiknya
Accounting Concepts No.
ditambahkan untuk mengetahui pengaruh 2 Qualitative Characteristics of
Accounting Information. Norwalk,
variabel satu sama lain atau sebagai
CT: FASB.
variabel pendukung.
Ghozali dan Chariri. (2007). Teori
Akuntansi. Semarang: BP
DAFTAR PUSTAKA Universitas Diponegoro.

Al Haryono Jusup. (2001). Auditing. Hema Christy Efitasari. (2013).


Yogyakarta: Bagian Penerbitan “Pendeteksian Kecurangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Laporan Keuangan (Financial
YKPN. Statement Fraud) dengan
Menggunakan Beneish Ratio
Amin Widjaja Tunggal. (2001). Index pada Perusahaan
Pemeriksaan Kecurangan (Fraud Manufaktur yang Listing di Bursa
Auditing). Jakarta: Harvarindo Efek Indonesia Tahun 2010-
2011”. Skripsi. Yogyakarta:
Alvin A. A., Randal J.E., Mark S. Beasley. Universitas Negeri Yogyakarta.
(2008). Auditing dan Jasa
Assurance. Jakarta: Erlangga. Hendriksen, S. Eldon. (1987). Teori
Akuntansi. Jakarta: Erlangga.
Association of Certified Fraud Examiners.
(2006). Fraud Examiners Manual. Hidayat Syah. (2010).Pengantar Umum
Texas: Association of Certified Metodologi Penelitian Pendidikan
Draud Examiners, Inc. PendekatanVerivikatif. Pekanbaru
: Suska Pres.
_________________________________.
(2012). Report to The Nations on I Putu Gede Ary Sutha. (2000). Menuju
Occupational Fraud and Abuse – Pasar Modal Modern. Yogyakarta:
2012 Global Fraud Study. Yayasan SAD Satria Bakti.
www.acfe.com/.../2012-report-to-
nations.pdf.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2007). Standar
Beneish, M.D. (1999). The Detection of Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Earning Manipulation. Financial Salemba Empat.
Analysts Journal. Indiana : Indiana
University, Kelley School of ____________________. (2009). Standar
Business. Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Bramantya Setiadi. (2012). “Pengaruh
Tenure Kantor Akuntan Publik Kennedy Samuel Sihombing. (2014).
dan Prediksi Kebangkrutan “Analisis Fraud Diamond dalam
Perusahaan terhadap Adanya Mendeteksi Financial Statement
Kemungkinan Fraud pada Laporan Fraud: Studi Empiris pada
12 Jurnal Profita Edisi 6 Tahun 2016

Perusahaan Manufaktur yang Finance Journal. Vol. 3. No. 2. pp.


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 127-145
(BEI) Tahun 2010-2012”.
Skripsi.Semarang: Universitas Putri Fabelli. (2011). “Analisis ‘Indexes’
Diponegoro. (Beneish Ratio Index) Untuk Mendeteksi
Kecurangan Laporan Keuangan
Kassem & Higson. (2012). The New Fraud Perusahaan Manufaktur yang listing
Triangle Model. Journal of Emerging di BEI per Desember 2008”.
Trends in Economics and Skripsi.Yogyakarta:Universitas
Management Sciences (JETEMS) Negeri Yogyakarta.
3(3): 191-195 ©Scholarlink
Research Institute Journals, 2012 Riduan Simanjuntak, Ak, MBA, CISA,
(ISSN: 2141-7024). UK: British CIA. “Kecurangan: Pengertian dan
University. Pencegahan” (diunduh dari www.
asei.co.id/internal/docs/AseiKecuran
Komite Nasional Kebijakan Governance ga .docs).
(KNKG). (2006). Pedoman Umum
Goodcorporate governance Samryn, L. M. (2011). Pengantar
Indonesia, Jakarta. Akuntansi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Kumaat, Valery G. (2011). Internal Audit.
Jakarta: Penerbit Erlangga. Selly Andhita Nurmala. (2010). “Pengaruh
Munawir. (2000). Analisa Laporan Independensi Terhadap Kinerja
Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Auditor Eksternal pada Tujuh Kantor
Akuntan Publik di Bandung”. Skripsi.
Lia Mariana. (2013). “Analisis Kecurangan Bandung: Universita Komputer
Laporan Keuangan: Studi Kasus Pada Indonesia.
PT Bumi Resources, Tbk. dan PT
Berau Coal Energy, Tbk.”. Skripsi. Skousen, C. J., K. R. Smith, dan C. J.
Jakarta: Universitas Bina Nusantara Wright. (2009). ”Detecting and
Predecting Financial Statement
Listiana Norbarani. (2012). “Pendeteksian Fraud: The Effectiveness of The
Kecurangan Laporan Keuangan Fraud Triangle and SAS No
dengan Analisis Fraud Triangle yang 99.” Corporate Governance and Firm
Diadopsi dalam SAS No.99”. Skripsi. Performance Advances in Financial
Semarang: Universitas Diponegoro. Economis, Vol. 13, h. 53-81.

Lou, Y.I., & Wang, M.L. (2009). Fraud Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Risk Factor of the Fraud Triangle Bisnis. Bandung: Alfabeta
Assesing the Likelihood of
Fraudulent Financial Reporting, Taylor, D. H., & Glezen, G. W. (1997).
Journal of Business and Economic Auditing: an Assertionns Approach.
Research. Vol 7 (2), 62-66. Seventh Edition. New York: John
Wiley & Sons.
Person, Obeua. (1999). “Using Financial
Information to Differentiate Failed vs Venables, J. S. R., & Impley, K. W. (1988).
Surviving Finance Companies in Internal Audit. Jakarta: PT
Thailand: An Implication For Prenhallindo.
Emerging Economies. Multinational
Analisis Beneish Ratio (Astrid Zulfa Darmawan)13

Wells, J.T. (2001). Irrational Ratios (The


number raise a red flag).Journal of
Accountancy, AICPA.

Wolfe, D. T. & Hermanson, D. R. (2004).


“The Fraud Diamond: Considering
the Four Elements of Fraud”. The
CPA Journal, December, pp. 1-5.

Yuvita Avrie Diany. (2014). “Determinan


Kecurangan Laporan Keuangan:
Pengujian Teori Fraud Triangle”.
Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro

http://www.sahamok.com/daftar-
perusahaan-manufaktur-2014/ pada
tanggal 30 Januari 2016

http://www.idx.com/ pada tanggal 30


Januari 2016

You might also like