Professional Documents
Culture Documents
Bentuk Dan Tanggungjawab Pihak Bank Terhadap Dana Simpanan para Nasabah Fitriah Fakultas Hukum Universitas Palembang
Bentuk Dan Tanggungjawab Pihak Bank Terhadap Dana Simpanan para Nasabah Fitriah Fakultas Hukum Universitas Palembang
Bentuk Dan Tanggungjawab Pihak Bank Terhadap Dana Simpanan para Nasabah Fitriah Fakultas Hukum Universitas Palembang
Halaman 301-320
Fitriah
Fakultas Hukum Universitas Palembang
Fitriah241171@yahoo.com
ABSTRACT
A bank is a financial institution whose existence depends absolutely on the trust of its
customers who entrust their savings funds. Banks are very concerned that the trust of the public, who
have and who will save their funds, are well-maintained, considering that the bank is part of the
financial system and payment system. Bank secrecy is very important because banks need the trust of
the people who keep their money in the bank. The customer only entrusts his money to the bank or
makes use of the bank's services if the bank provides a guarantee that the bank's knowledge of
deposits and the state of their assets will not be misused. The legal relationship between the bank and
the depository customer starts from the signing of a written agreement (contractual relationship)
between the bank and the customer which contains the rights and obligations for each party. As for
the form of agreement for depositing funds between the customer and the bank, it is called a deposit
agreement (Article 1319 Civil Code). In a deposit agreement, the bank sets certain general
requirements in a deposit account or savings account, among others, the recipient of the deposit
(bank) can use the depositors' money and at a certain time the bank will provide interest. Other
provisions that can be used as the basis of relations between banks and depositors are Proxy Giving.
Depositors give their power to banks when signing deposit accounts or savings accounts or bank
accounts. This agreement becomes a law or law for both parties (Article 1338 of the Civil Code). As a
manifestation of the bank's responsibility for depositing customers, banks must pay attention to the 4
(four) pillars of the relationship between depositors and banks, namely: Prudence, Health, Bank
Secrets and Trust.
Keywords: Bank Secrets; Responsible; Customer
ABSTRACT
Bank adalah suatu lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada
kepercayaan dari para nasabahnya yang mempercayakan dana simpanannya. Bank sangat
berkepentingan agar kepercayaan masyarakat, yang telah maupun yang akan menyimpan dananya,
terpelihra dengan baik, mengingat bank adalah bagian dari system keuangan dan system pembayaran.
Kerahasian bank sangat penting karena bank memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang
menyimpan uangnya di bank. Nasabah hanya mempercayakan uangnya kepada bank atau
memanfaatkan jasa bank apabila bank memberikan jaminan bahwa pengetahuan bank tentang
simpanan dan keadaan keuangangannya tidak akan disalahgunakan. Hubungan hukum antara bank
dengan nasabah penyimpan mulai sejak ditandatanganinya kesepakatan tertulis (hubungan
kontraktual) antara bank dengan nasabah yang memuat hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak.
Adapun bentuk perjanjian penyimpanan dana antara nasabah dan pihak bank disebut perjanjian
simpanan ( Pasal 1319 KUH perdata) . Dalam perjanjian simpanan, pihak bank menetapkan
persyaratan umum tertentu dalam rekening deposito atau rekening tabungan antara lain pihak
penerima simpanan (bank) dapat mempergunakan uang si penyimpan dan dalam waktu tertentu bank
akan memberikan bunga. Ketentuan lain yang dapat dijadikan dasar hubungan anatara bank dan
nasabah penyimpan adalah Pemberian Kuasa. Nasabah penyimpan memberikan kuasanya kepada
bank ketika menandatangani rekening deposito atau rekening tabungan atau rekening Koran.
Perjanjian inilah yang menjadi hukum atau undang-undang bagi kedua belah pihak (Pasal 1338 KUH
Perdata). Sebagai wujud pertanggungjawaban bank terhadap nasabah penyimpan dana, bank harus
memperhatikan 4 (empat) pilar hubungan antara nasabah penyimpan dana dan bank, yaitu : Kehati-
hatian, Kesehatan, Rahasia bank dan Kepercayaan.
Kata Kunci : Rahasia Bank; Tanggungjhawab; Nasabah
keamanan uang tersebut agar benar – benar zaman itu, di Athena orang yang
aman, agar keamanan uang nasabahnya menjalankan tugas tukar-menukar uang
terjamin, pihak perbankan dilarang untuk dinamakan trapezites (orang dihadapan
memberikan keterangan yang tercatat pada meja) atau argentarius di Romawi. Selain
bank tentang keadaan keuangan dan hal- melakukan tugas tukar-menukar uang
hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain mereka juga menjalankan tugas
bank harus menjaga rahasia tentang menyimpan serta meminjamkan uang bagi
keadaan keuangan nasabah dan apabila mereka yang memerlukan. Usaha tukar-
melanggar kerahasiaan ini perbankan akan menukar dan simpan-pinjam ini menjadi
dikenakan sanksi. Untuk dapat memelihara lebih berkembang pada akhir abad
dan meningkatkan kepercayaan pertengahan. Hal ini disebabkan karena
masyarakat terhadap suatu bank pada perkembangan usaha-usaha perdagangan
khususnya dan perbankan pada umumnya di Eropa serta timbulnya berbagai mata
adalah dapat tidaknya bank dipercaya oleh uang yang dimiliki oleh beberapa negara.
nasabah yang menyimpan dananya dan Khusus dalam tugas peminjaman uang
atau menggunakan jasa-jasa lainnya dari dilakukan oleh orang-orang Yahudi,
bank tersebut untuk tidak mengungkapkan kemudian diikuti oleh orang-orang Italia
keadaan keuangan dan transaksi nasabah yang berasal dari Lombardia.
serta keadaan lain dari nasabah yang Sejak 4000 tahun yang lalu di
bersangkutan kepada pihak lain. Dalam hal Babylonia, kerahasiaan bank sebagai suatu
ini prinsip kerahasiaan bank sangat penting kelaziman telah dipraktekkan sebagaimana
dalam menjaga kepercayaan masyarakat. tercantum dalam Code of Hamourabi.
Rahasia bank adalah segala Begitu juga pada Kerajaan Romawi Kuno,
sesuatu yang berhubungan dengan hal yang menyangkut hubungan antara
keuangan dan hal- hal lain dari nasabah nasabah dan perbankan sudah diatur,
bank yang menurut kelaziman dunia termasuk di dalamnya kerahasiaan bank.
perbankan tidak boleh secara terbuka Sejarah mencatat pula aturan tentang
diungkapkan kepada pihak masyarakat. pelarangan-pelarangan yang berkaitan
Dalam hubungan ini yang menurut tentang bank termaktum dalam ketentuan
kelaziman wajib dirahasiakan oleh bank, Banco Ambrosiano di Milano-Italia pada
adalah seluruh data dan informasi tahun 1593. Bank-bank yang melanggar
mengenai segala sesuatu yang ketentuan rahasia bank, ijin usahanya
berhubungan dengan keuangan, dan hal- dapat dicabut
hal lain dari orang, dan badan yang Konsep rahasia bank bermula
diketahui oleh bank karena kegiatan timbul dari tujuan untuk melindungi
usahanya. Dalam rangka untuk nasabah bank yang bersangkutan. Hal ini
menghindari kemungkinan terjadinya nyata terlihat ketika Court of Appeal
kekurangpercayaan masyarakat terhadap Inggris secara bulat memutuskan
dunia perbankan, yang pada saat ini tengah pendiriannya dalam kasus Tournier v.
gencar melakukan ekspansi untuk mencari National Provincial and Union Bank of
dan menjaring nasabah, maka England tahun 1924, suatu putusan
perlindungan hukum bagi nasabah pengadilan yang kemudian menjadi
penyimpan terhadap kemungkinan leading case law yang menyangkut
terjadinya kerugian sangat diperlukan. ketentuan rahasia bank di Inggris dan
Pada mulanya Bank muncul kemudian diacu oleh pengadilan-
dan berkembang dari kegiatan tukar- pengadilan negara-negara lain yang
menukar yang dikenal sejak zaman menganut common law system. Bahkan 60
purbakala di Athena, dan Romawi. Pada tahun sebelum putusan Tournier tersebut,
yaitu dalam perkara Foster v. The Bank of kebutuhan akan adanya stabilitas ekonomi,
London tahun 1862, juri telah berpendapat terutama stabilitas moneter, telah
bahwa terdapat kewajiban bagi bank untuk menimbulkan kebutuhan akan perlunya
tidak boleh mengungkapkan keadaan pelonggaran terhadap kewajiban rahasia
keuangan nasabah bank yang bersangkutan bank yang mutlak itu. Artinya, apabila
kepada pihak lain. Namun pada waktu itu kepentingan negara, bangsa dan
pendirian tersebut belum memperoleh masyarakat umum harus didahulukan
afirmasi dar putusan-putusan pengadilan daripada kepentingan nasabah secara
berikutnya. pribadi, maka kewajiban bank untuk
Timbulnya pemikiran untuk melindungi kepentingan nasabah secara
perlunya merahasiakan keadaan keuangan individual itu (dalam arti tidak boleh
nasabah bank sehingga melahirkan mengungkapkan keadaan keuangan
ketentuan hukum mengenai kewajiban nasabah) harus dapat dikesampingkan.
rahasia bank, adalah semula bertujuan Merupakan hal yang kontradiktif bahwa
untuk melindungi kepentingan nasabah dalam hal-hal tertentu, justru demi
secara individual. Ketentuan rahasia bank kepentingan negara, bangsa dan
di Swiss, yaitu suatu negara yang dikenal masyarakat umum, dikehendaki agar
mempunyai ketentuan rahasia bank yang kewajiban rahasia bank diperketat.
dahulunya paling ketat di dunia, adalah Kepentingan negara yang dimaksud adalah
juga semula bertujuan untuk melindungi pengerahan dana perbankan untuk
kepentingan nasabah bank secara keperluan pembangunan. Kepentingan
individual. Pada waktu itu ketentuan negara, bangsa dan masyarakat umum itu
rahasia bank bersifat mutlak; artinya tidak dilandasi oleh alasan bahwa dijunjung
dapat dikecualikan karena alasan apapun tingginya dan dipegang teguhnya
juga. Ketentuan rahasia bank di Swiss lahir kewajiban rahasia bank merupakan faktor
mula-mula sehubungan dengan kedudukan terpenting bagi keberhasilan bank dalam
Swiss sebagai negara yang netral secara upaya bank itu mengerahkan tabungan
tradisional. Alasan pertama, dalam abad masyarakat. Selain itu terganggunya
ke-17, ribuan kaum Huguenots dari stabilitas moneter adalah antara lain dapat
Perancis melarikan diri ke Swiss oleh diakibatkan oleh runtuhnya kepercayaan
karena mereka dikejar-kejar atau dilakukan masyarakat terhadap perbankan karena
penyiksaan-penyiksaan terhadap mereka terlalu longgarnya rahasia bank. Dalam
sehubungan dengan agama yang mereka kaitan itu, undang-undang yang mengatur
anut. Diantara mereka itu kemudian ada mengenai rahasia bank harus tidak
yang menjadi bankir, dan menginginkan memungkinkan kewajiban rahasia bank
agar supaya kerahasiaan dari nasabah- secara mudah dapat dikesampingkan
nasabah mereka untuk urusan-urusan dengan dalih karena kepentingan umum
keuangannya di negara asalnya menghendaki demikian Pasal 1131
dirahasiakan. Alasan kedua adalah KUHPerdata menjelaskan bahwa:”segala
sehubungan dengan dikejar-kejarnya kebendaan si berutang, baik yang bergerak
orang-orang Yahudi di waktu regime Nazi maupun yang tak bergerak, baik yang
berkuasa di Jerman di tahun 1930-an dan sudah ada maupun yang baru akan ada
1940-an . dikemudian hari, menjadi tanggungan
Namun perkembangan untuk segala perikatan perseorangan”.
sehubungan dengan keadaan politik dalam Penjelasan di atas menyiratkan
negeri, keadaan sosial, terutama yang bahwa jaminan harus ada dalam hal suatu
menyangkut timbulnya kejahatan- perikatan. Istilah jaminan dalam perspektif
kejahatan di bidang money laundering, dan hukum perbankan dibedakan dengan
istilah agunan. Arti jaminan yaitu atas agunan yang sama kecuali
keyakinan atas itikad dan kemampuan dengan sepengetahuan atau
serta kesanggupan nasabah debitur untuk persetujuan
melunasi utangnya atau mengembalikan pemegang jaminan,
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang g) Tidak mahal untuk membuatnya
diperjanjikan.4 Istilah agunan sesuai Pasal dan untuk merealisasikan.
1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Fungsi jaminan kredit baik
Tahun 1998 tentang Perubahan Atas ditinjau dari sisi bank maupun dari sisi
UndangUndang Nomor 7 Tahun 1992 debitur dapat dikemukakan sebagai
tentang Perbankan yaitu jaminan tambahan berikut:
yang diserahkan nasabah debitur kepada a) Jaminan Kredit sebagai
bank dalam rangka pemberian fasilitas Pengaman Pelunasan Kredit
kredit atau pembiayaan berdasarkan Keterkaitan jaminan kredit
prinsip syariah. Jaminan Kredit adalah dengan pengamanan kredit dapat
segala sesuatu yang mempunyai nilai disimpulkan
mudah untuk dituangkan yang diikat dari ketentuan Pasal 1131
dengan janji sebagai jaminan untuk KUHPerdata sehingga merupakan
pembayaran dari utang debitur berdasarkan upaya lain
perjanjian kredit yang dibuat kreditur dan atau alternatif yang dapat
debitur.5 digunakan bank untuk
Jaminan ideal yang secara memperoleh perlunasan
maksimal dapat menjamin bahwa kreditor kredit pada waktu debitur ingkar
dapat menerima kembali uang yang janji kepada bank.
dipinjamkan harus memenuhi semua syarat b) Jaminan Kredit sebagai
sebagai berikut:6 Pendorong Motivasi Debitur
a) Tidak menyusahkan debitur Pengikatan jaminan kredit yang
dalam melakukan usahanya, berupa harta milik debitur yang
sehingga dilakukan oleh pihak bank,
memungkinkan debitur tentunya debitur yang
membayar kembali utangnya, bersangkutan takut akan
b) Mudah diidentifikasi, kehilangan hartanya tersebut. Hal
c) Setiap waktu tersedia untuk ini akan mendorong debitur
dieksekusi, berupaya untuk melunasi
d) Nilai yang tidak mudah merosot, kreditnya kepada bank agar
e) Mudah direalisasikan sehingga hartanya yang dijadikan jaminan
kreditor dapat menerima dananya kredit tersebut tidak kehilangan
untuk karena harus dicairkan oleh bank.
melunasi utangnya, c) Fungsi yang Terkait dengan
f) Mudah diketahui oleh pihak Pelaksanaan Ketentuan Perbankan
lain supaya tidak ada jaminan kedua Keterkaitan jaminan kredit dengan
dipasang ketentuan perbankan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia,
misalnya dapat diperhatikan dari
4
Rachmadi Usman, Hukum Jaminan
ketentuan-ketentuan yang
Keperdataan. Jakarta: Sinar Grafika,2008, hal 67 mengatur tentang penilaian
5
Sutarno, Aspek-Aspek Hukum agunan sebagai faktor pengurang
Perkreditan Pada Bank. Bandung : Alfabeta,2005, dalam perhitungan PPA
hal.142 (Penyisihan Penghapusan Aktiva).
6
Ibid, hal.11
antara lain : nama nasabah, alamat, tanggal bahwa bank wajib merahasiakan
lahir, nomor telepon, nama ibu kandung keterangan mengenai nasabah penyimpan
dan keterangan lain yang merupakan dan simpanannya. Keterangan mengenai
identitas pribadi dan lazim diberikan nasabah penyimpan dan simpanannya itu
nasabah pada bank dalam pemanfaatan boleh diungkapkan dalam hal-hal sebagai
produk bank, disertai penunjukan kartu berikut :
identitas yang masih berlaku seperti Kartu 1. Untuk kepentingan
Tanda Penduduk. Menurut pasal 1 UU Perpajakan
Perbankan, data nasabah yang ditulis dan Pembukaan rahasia bank
diserahkan fotokopinya merupakan untuk kepentingan
termasuk rahasia bank. Dengan demikian perpajakan diatur dalam
menjadi kewajiban bank untuk melindungi ketentuan Pasal 41 ayat (1)
data nasabah melalui pengaturan rahasia UU Perbankan yang
bank. Kewajiban merahasiakan data menentukan bahwa : “
nasabah merupakan kewajiban yang diatur Untuk kepentingan
dalam peraturan perundang-undangan perpajakan, Pimpinan Bank
yang bersifat memaksa. Indonesia atas permintaan
Penentuan hal-hal yang Menteri Keuangan
termasuk kategori rahasia bank harus berwenang untuk
berpijak pada : mengeluarkan perintah
1. Kelaziman operasional perbankan tertulis kepada bank agar
Operasional perbankan yang utama memberikan keterangan
adalah menghimpun dana dan memperlihatkan bukti-
masyarakat serta memberikan bukti tertulis serta surat-
kredit. Dalam hal ini bank surat mengenai keadaan
mengadakan pencatatan-pencatatan keuangan nasabah
data-data, dan informasi jalannya penyimpan tertentu kepada
usaha yang dilakukan serta dalam pejabat pajak”.
hubungannya dengan 2. Untuk kepentingan Piutang
nasabahnya.Hal-hal yang harus Bank (Pasal 41 A)
dirahasiakan bank meliputi : 3. Untuk Kepentingan Pidana
pemberian pelayanan, dan jasa (Pasal 42)
dalam lalu lintas uang, baik dalam 4. Untuk Kepentingan
maupun luar negeri, Pemeriksaan Peradilan
pendiskontoan, dan jual beli surat Perdata (Pasal 43)
berharga dan pemberian kredit. 5. Untuk Kepentingan Tukar
2. Apakah pembocoran/ pembukaan Menukar Informasi Antar
informasi akan merugikan pemilik Bank (Pasal 44)
informasi (nasabah) atau 6. Untuk Kepentingan Pihak
menguntungkan pihak lain. Lain yang ditunjuk
3. Pihak pemilik informasi (nasabah) Nasabah (Pasal 44(1)
harus yakin secara wajar bahwa 7. Pengecualaian Rahasia
informasi itu benar-benar belum Bank untuk kepentingan
diketahui masyarakat luas. Peradilan mengenai Harta
Pengecualian dalam hal rahasia Bersama dalam Perceraian.
bank tercantum dalam Pasal 40 ayat (1) III. P E N U T U P
Undang-undang Nomor 10Tahun 1998 Berdasarkan uraian
tentang Perbankan, yang menyebutkan pembahasan, maka penulis dapat