124-Article Text-209-1-10-20191214

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No.

1 Edition: May – October 2019


http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

FORMULASI DAN EVALUAI STABILITAS FISIK PATCH TRANSDERMAL


ALKALOID NIKOTIN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tobacum Linn) DENGAN
VARIASI POLIMER DAN ASAM OLEAT

Adi Nurmesa, Nurhabibah, Aji Najihudin


Universitas Garut, Jl. Jati No 33, Kec Tarogong Kaler, Jawa Barat
Email: adi.nurmesa96@gmail.com
Abstract
Research on the tobacco leaves nicotine alkaloid (Nicotiana tobacum L) transdermal patch
formulation has been carried out as a cigarette dependence therapy with variations in polymers
and oleic acid as a penetration enhancer. The purpose of this study is to formulate a stable
transdermal patch of nicotine alkaloid tobacco leaf and to see the effect of adding cellulose, PVP
and oleic acid to the release of nicotine in vitro. Transdermal patch formulation consists of
nicotine alkaloid tobacco leaf, PVP, ethyl cellulose, PVP, PEG 400, propylenglycol and oleic acid.
In this study, 3 formulas were made with concentration variants of PVP: EC namely F1 = 1: 1,
F2 = 1: 2, and F3 = 1: 3, where the variations in penetration enhancements in the form of oleic
acid were F1: 0.10, F2: 0.15, and F3: 0.20. Evaluation of transdermal patch preparations
includes organoleptic, matrix weight test, matrix thickness test, drying shrinkage percentage,
moisture uptake, matrix fold resistance test, skin irritation test, patch matrix surface pH test,
elongation percentage, frezee and thaw test, nicotine content test, and nicotine release
(diffusion cell) test, based on physical stability test of all relatively stable transdermal patch
formulas and kinetics of transdermal patch release kinetics following first order and the results
of statistical analysis using Variant Analysis (ANOVA) showed differences in F1, F2 and F3, and
based on the Korsmayer Peppas test following the non-fick law

Keywords: nicotine transdermal patch, tobacco leaves, PVP, ethyl cellulose, oleic acid

1. PENDAHULUAN napas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung


radikal bebas, yang berhubungan dengan resiko
Rokok adalah salah satu jenis produk yang
timbulnya kanker (Kussuma, 2012). Nikotin
paling populer yang terbuat dari bahan baku
merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat
tembakau (tobacco). Tembakau merupakan
menimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin
ekstrak organik dari daun tumbuhan yang
merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis yang
termasuk dalam genus Nicotiana dan famili
berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah
Solanaceae (famili untuk tumbuhan tomat dan menguap. Zat ini dapat merubah warna menjadi
kentang), Komponen yang paling banyak adalah
coklat dan berbau seperti tembakau jika
nikotin. Tar, nikotin dan karbon monoksida
bersentuhan dengan udara. Nikotin berperan
merupakan tiga macam bahan kimia yang paling
dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan
berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan
sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan isi
dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen
protein fibroblast, serta dapat merusak sel
padat asap rokok dan bersifat karsinogenik
membran. Ketergantungan dengan nikotin dapat
(Kussuma, 2012).
penyebabkan depresi (Horwood, 2010).
Pada saat rokok diisap, tar masuk kerongga
Rokok mengandung banyak bahan kimia.
mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan
Setiap satu batang rokok dibakar, mengeluarkan
menjadi padat dan membentuk endapan yang
sekitar 4.000 bahan kimia diantaranya adalah
berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran
nikotin, gas, karbon monoksida, nitrogen oksida,
1
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

hidrogen sianida, ammonia, akrolein, benzene, peningkat penetrasi, etil cellulosa dan PVP pada
dan etanol. Kandungan rokok sangat berbahaya sediaan patch berpengaruh untuk menghantarkan
bagi perokok maupun orang sekitarnya. Asap zat aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol
rokok yang terhirup dapat menyebabkan penyakit daun tembakau, penggunaan etil cellulosa
berbahaya, yaitu kanker,penyakit jantung dan menyebabkan terbentuknya barier sehingga bahan
emfisema. Pada organ reproduksi akan aktif terjebak dalam sediaan yang mengakibatkan
menyebabkan gangguan seperti kemandulan (pria bahan aktif tidak mudah dilepaskan dari basisnya
dan wanita), impotensi, gangguan kehamilan dan sedangkan PVP menyebabkan terbentuknya pori-
perkembangan janin (Sari, 2010). pori sehingga perlu dikombinasikan antara polimer
Kebiasaan merokok juga membawa PVP dan etil cellulosa, sedangkan asam oleat
pengaruh buruk terhadap kebiasaan (habits) para sebagai peningkat penetrasi zat aktif sehingga
individu, akan tetapi tidak berpengaruh erat didapatkan dosis yang optimal dari patch
dengan pembentukan kepribadian seseorang. Sifat transdermal ekstrak etanol daun tembakau di
rokok yang menyebabkan kecanduan (adiktif) dalam peredaran darah (Rachmawati, 2015).
secara permanen yang menyebabkan kebiasaan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merokok menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk menformulasikan patch transdermal ekstrak daun
dihilangkan Kebiasaan ini sangat merugikan tembakau dimana zat aktif berupa ekstrak memiliki
kesehatan orang lain karena menjadikan orang lain kelebihan jika di formulasikan menjadi patch
sebagai perokok pasif yang jauh lebih berbahaya transdermal yaitu dapat mengurangi iritasi
dibandingkan dengan perokok aktif. Resiko terkena penggunaan dan dapat memperbaiki sifat terapi
penyakit lebih besar pada perokok pasif karena dari NRT dimana jika dalam kondisi ekstrak dapat
mereka tidak mempunyai filter dalam menyerap memberikan dosis yang kecil secara terus menerus
seluruh asap rokok yang dikeluarkan perokok aktif dan kostan, formulasi patch transdermal dilakukan
(Nururahmah, 2014). dengan variasi polimer pada optimasi formula basis
Kebiasan merokok harusnya dapat dikurangi kemudian dilakukan variasi asam oleat sebagai
dengan beberapa terapi salah satunya adalah peningkat penetrasi zat aktif, dan kemudian diuji
terapi dengan menggunakan patch yang kestabilan fisik dan diuji secara in vitro dari patch
mengandung nikotin dosis rendah secara terus transdermal. Penelitian ini diharapkan menjadi
menerus sediaan ini sering disebut dengan NRT sumber informasi tentang formulasi patch
(Nicotin Replacement Therapy), tujuan dari NRT transdermal ekstrak daun tembakau dengan
adalah kadar nikotin hampir konstan untuk penambahan asam oleat sebagai peningkat
menurunkan gejala withdrawal pada smoking penetrasi yang kemudian dapat kembangkan pada
cessation. NRT melepaskan nikotin ke dalam darah penelitian selanjutnya
secara perlahan tidak memberikan kadar nikotin
2. METODE
yang mendadak tinggi seperti nikotin pada rokok,
sehingga potensi adiksinya minimal (Sadikin, Sebagai persiapan awal dilakukan
2008). pengumpulan bahan yaitu daun tembakau
Patch transdermal merupakan sediaan drug (Nicotiana tobacum Linn) yang diperoleh dari
delivery system yang berupa patch dengan perekat kecamatan Tarogong Kaler kabupaten Garut,
yang mengandung senyawa obat yang diletakan kemudian dideterminasi di Herbarium
dikulit untuk melepaskan zat aktif dalam dosis Bandungense, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati,
tertentu melalui kulit menuju aliran darah, sediaan Institut Teknologi Bandung. Setelah pengumpulan
dalam bentuk patch transdermal dapat daun tembakau (Nicotiana tobacum Linn)
memberikan pelepasan yang terkendali ke dalam kemudian dilakukan pengolahan bahan,
tubuh pasien (Sadikin, 2008). Pada penelitian ini pemeriksaan karakteristik simplisia, penapisan
dibuat patch transdermal dengan ekstrak etanol fitokimia dan pembuatan ekstrak. Dengan
daun tembakau dengan menggunakan dua polimer menggunakan ekstraksi alkaloid yaitu dengan
yaitu polimer hidrolifilik (PVP) dan polimer mengkstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum
hidrofobik (ctil cellulosa) serta asam oleat sebagai Linn) polar (etanol) kemudian diasamkan denfgan

2
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

H2SO4 2 M setelah itui di fraksinansi dengan n yang stabil. Setelah itu dilanjutkan dengan
Heksan sebanyak 3 x lalu dibasahkan dengan pembuatan sediaan patch transdermal yang
NH4OH dan fraksinasi dengann Heksan lagi mengandung ekstrak etanol daun tembakau
sebanyak 3 x lalu diambil fase bawahnya dan dilakukan formulasi dengan berbagai konsentrasi
dipekatkan sehingga didapatkan alkaloid nikotin, asam oleat.
kemudian hasil ekstraksi tersebut dievaporasi Kemudian dilakukan evaluasi sediaan patch
sehingga diperoleh ekstrak kental daun tembakau transdermal meliputi uji bobot matrik, uji ketebalan
(Nicotiana tobacum Linn). matrik, persentase susut pengeringan, uji
Tahap selanjutnya yaitu penentuan basis ketahanan lipatan matrik, uji iritasi kulit, uji pH
patch transdermal dengan berbagai konsentrasi permukaan matrik patch, persentase
Polimer Hidrofilik (PVP), Polimer Hidrofobik (Etil pemanjangan, persentase uji higroskopis, uji
Cellulosa) Kemudian dilakukan pengujian terhadap frezee and thaw, uji pelepasan (sel difusi), dan uji
basis patch transdermal untuk memperoleh matriks kandungan nikotin.
Tabel 3.1. Uji Kandungan Nikotin

Komposisi (% b/b) Fungsi Formula 1 Formula 2 Formula 3


Ekstrak Alkaloid daun Zat Aktif 10 mg 10 mg 10 mg
tembakau
PVP Polimer Hidrofilik 18 12 9
Etil Cellulosa Polimer Hidrofobik 18 24 27
Propilen glikol Konsolven 30 30 30
PEG 400 Plastizer 30 30 30
Asam Oleat Peningkat penetrasi 0,10 0,15 0,20
*Bobot Patch sebanyak 500 mg
*Jumlah polimer 36 %
nilai susut pengeringan simplisia dilakukan untuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN memberikan batasan (rentang) tentang besarnya
Pada penelitian ini tanaman uji yang senyawa yang hilang pada proses pengeringan
digunakan adalah daun tembakau yang diperoleh (Bambang, 1998).
dari Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Penapisan fitokimia dilakukan terhadap
Jawa Barat. Tanaman tersebut dilakukan simplisia daun tembakau untuk mengetahui
determinasi tanaman untuk memastikan golongan senyawa metabolit sekunder yang
kebenaran dari daun tembakau hasil determinasi terkandung didalam daun tembakau. Hasilnya
menyatakan bahwa benar daun tembakau adalah menunjukkan bahwa simplisia daun tembakau
Nicotiana tobacum. mengandung golongan senyawa alkaloid,
Pemeriksaan karakteristik simplisia daun flavonoid, fenol dan triterpenoid. Daun tembakau
tembakau bertujuan untuk menentukan standar yang diperoleh sebanyak 14.000 gr disortasi untuk
mutu simplisia sehingga layak digunakan. Daun memisahkan antara tanaman dengan kotoran yang
tembakau memilki kadar abu total, kadar abu tidak terdapat pada tanaman tersebut. Proses
larut asam, kadar abu tidak larut air, kadar air, pengeringan dilakukan dilemari pengering yang
susut pengeringan, kadar sari larut air, dan kadar bertujuan untuk meminimalisir pemanasan yang
sari larut etanol berturut-turut adalah 11.61%, dapat merusak senyawa-senyawa yang terdapat
7.27%, 4.39%, 10.45%, 7.65%, 19.75%, 18.28%. dalam tanaman tersebut. Penghalusan dilakukan
Berdasarkan data tersebut, kadar air dari simplisia untuk memaksimalkan dalam proses ekstraksi
memenuhi syarat. Menurut literatur, kadar air karena semakin kecil luas permukaan maka proses
dalam ekstrak tidak boleh lebih dari 10%. Hal ini ekstraksi akan semakin efektif (Bambang, 1998).
bertujuan untuk menghindari cepatnya Sebanyak 14.000 gr daun tembakau diperoleh
pertumbuhan jamur dan mikroba dalam ekstrak 1000 gr simplisia kering yang selanjutnya
selama penyimpanan (Bambang, 1998). Penetapan dilakukan tahap ekstraksi.

3
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

Tahap ekstraksi terhadap simplisia daun diformulasikan dalam bentuk sediaan patch
tembakau bertujuan untuk menarik senyawa transdermal tipe matriks yang mempunyai aktivitas
metabolit sekunder yan terkandung pada daun sebagai penurun dosis rokok pada perokok aktif.
tembakau. Ekstraksi dilakukan dengan Formulasi patch transdermal tipe matriks ini
menggunakan ekstraksi cara dingin yaitu dengan menggunakan garam alkaloid nikotin sebagai
metode maserasi. Metode ekstraksi dengan cara bahan aktif, dan variasi zat tambahan berupa PVP
dingin dipilih untuk meminimalisir terjadinya sebagai polimer hidrofilik, Etil Cellulosa sebagai
pemanasan yang dapat menyebabkan kerusakan polimer hidrofobik dan asam oleat sebagai
terhadap senyawa-senyawa yang tidak tahan peningkat penetrasi, adapun zat tambahan lainnya
panas. Pada teknik maserasi ini menggunakan berupa propilenglikol sebagai konsolven, PEG 400
prinsip like dissolve like dengan pelarut etanol Sebagai platicizer.
96%. Filtrat yang diperoleh diuapkan dengan Pada formulasi dilakukan dengan dosis
rotary evaporator pada suhu 40ºC. Suhu tersebut garam alkaloid nikotin 10 mg dengan pembuatan
merupakan suhu titik dibawah titik didih etanol patch dengan metode pelarutan dan penguapan
yang bertujuan agar komponen senyawa dalam pelarut didapatkan matrik patch transdermal
pelarut tidak rusak terhadap suhu tinggi. Dari hasil dengan ukuran 2x2 cm denan variasi Perbandingan
maserasi diperoleh bobot ekstrak daun tembakau polimer PVP : EC yaitu 1 : 1, 1 : 2, 1 : 3 dan
150 gr dengan persentase rendemen 11,23%. variasi peningkat penetrasi berupa asam oleat
Ekstrak kental etanol daun tembakau yaitu . matriks patch transdermal yang telah
selanjutnya difraksinasi dengan menggunakan terbentuk dilakukan evaluasi fisik untuk melihat
pelarut non polar yaitu n-heksan dengan kestabilan fisik sediaan matriks patch transdermal
menggunakan corong pisah dengan sebelumnya meliputi pengamatan organoleptik, keseragaman
diencerkan dengan menggunakan air, fase bawah bobot, kesragaman ukuran, pengukuran pH, uji
pada corong pisah diambil kemudian diulangi ketahanan lipatan, Moisture content, Moisture
sampai tiga kali sampai alkaloid nikotin dalam uptake, uji persentase pemanjangan, uji freeze
ekstrak kental daun tembakau benar-benar thaw, uji kandungan obat, uji keamanan (iritan).
tertarik, setelah di dapatkan fase non polar berupa Dan uji pelepasan in vitro dengan menggunakan
n-heksan daun tembakau selanjutnya ekstrak di Sel Difusi franz
asamkan dengan menggunakan HCL pekat Pemeriksaan organoleptik merupakan cara
sebanyak 300 ml kemudian dibasakan dengan pengujian dengan indera manusia sebagai alat
menggunakan NH4OH sampai pH 9 dengan utama untuk pengukuran penerimaan terhadap
menggunakan indikator universal selanjutnya hasil produk. Pemeriksaan organoleptik meliputi warna,
yang didapatkan di diamkan sehingga terbentuk bau dan tekstur. Sediaan patch transdermal
endapan garam alkaloid nikotin berbentuk kristal, memiliki organoleptik, warna kuning tekstur sedikit
kemudian kristal dipisahkan dengan menggunakan kasar dan bau asam oleat, tekstur yang kasar
kertas saring. Hasil yang didapat kemudian dipengaruhi oleh kombinasi polimer biodegradebel
dihitung rendemennya terhadap ekstrak kental, (PVP) dan polimer non bioderadebel (EC), dimana
senyawa alkaloid adalah senyawa alami amina setelah pelarut menguap polimer tersebut
yang bersifat basa yang mengandung satu atau cenderung membentuk ikatan sambung silang
lebih atom hidrogen sebagai bagian dari sistem antar polimer sehingga teksturnya sedikit kasar,
siklik (Harborne, 2006). Senyawa alkaloid pada sedangkan bau asam oleat dipengaruhi oleh zat
tembakau adalah penentu aroma yang terkait tambahan berupa asam oleat sebagai peningkat
dengan kulitas tanaman tembakau, senyawa penetrasi pada formula (Agoes, 2008).
tersebut didominasi oleh senyawa nikotin sebanyak Pemeriksaan keseragaman bobot bertujuan
95% senyawa alkaloid ain yang terdapat di untuk mengetahui kesamaan dari bobot masing
tembakau adalah nornikotin dan anabasin yang masing patch yang ditujukan untuk mengevaluasi
juga dapat menimbulkan kecanduaan apabila konsistensi proses pembuatan, proses pembuatan
dikonsumsi (Harborne, 2006). yang baik akan menghasilkan produk yang relatif
Garam alkaloid nikotin kemudian seragam yang dalam hal ini berarti memuat dosis

4
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

obat yang seragam dalam setiap satuan sediaan. melindungi patch dari cemaran atau kontaminasi
Keserangaman dosis sangat penting dalam mikroba (Kumar, 2012). Hasil menunjukan nilai
produksi sediaan obat, dimana bobot patch harus Moisture content pada formula 1 adalah 2,58%
seragam dan tidak boleh menyimpang dari 5% , ±1,085, formula 2 nilai Moisture content adalah
hasil pemgukuran menunjukan formula 1 memilki 4,44% ±0,69 dan formula 3 nilai Moisture content
rata rata bobot 0,5033 gr ±0,00577, formula 2 adalah 4,99% ±1,056 hasil tersebut menunjukan
menunjukan keberagaman bobot 0,513 gr bahwa seluruh formula memenuhi syarat nilai
±0,00577 dan formula 3 menunjukan nilai Moisture content yang ditentukan, dimana semakin
keseragaman bobot 0,523±0,00577 gram hasil tinggi perbandingan antara polimer hidrofilik (PVP)
tersebut menunjukan keseragaman bobot dan polimer hidrofobik (Etil Sellulosa) semakin
memenuhi syarat dimana patch tidak memiliki tinggi pula nilai Moisture hal ini disebabkan karena
penyimpangan keseragaman bobot diatas 5% (28) polimer hidrofobik cenderung tidak menyerap air
Pemeriksaan ketebalan pada patch dari lingkungan. Perbedaan nilai Moisture Content
transdermal bertujuan untuk mengetahui tiap formual patch transdermal alkaloid nikotin
kesamaan dari tebal tiap-tiap patch transdermal dikarenakan kemampuan PVP dalam menyerap
pada masing masing formula, dimana semakin lembab di linkungan. Menurut Rowe (2009), nilai
tebal patch semakin mempengaruhi daya difusi kandungan lembab PVP lebih tinggi dibandingkan
patch pada penetrasi zat aktif di dalam patch Etil Sellulosa, Dimana semakin rendah nilai
transdermal, pada formula 1 didapatkan hasil kandungan lembab patch mengindikasikan bahwa
ketebalan patch 0,2116 mm ±0,002886 pada patch yang dihasilkan memenihi karakteristik fisik
formula 2 menunjukan hasil ketebalan 0,2216 mm patch yang baik yakni tidak mudah patah (Micrun,
±0,002886 dan formula 3 menujukan nilai 2016).
ketebalan 0,2316 mm ±0,002886 dari hasil tersbut Pemeriksaan uji higroskopis atau serap
menunjukan bahwa ketebalan dari seluruh patch kelembapan (Moisture uptake) bertujuan untuk
tiap fomula menunjukan nilai yang seragam dan memeriksa tingkat peyerapan air dari patch
tidak terlalu tipis maupun terlalu tebal, dimana jika transdermal, yang dikondisikan pada bejana yang
terlalu tipis patch akan cenderung rapuh dan jika memiliki kelembapan 75% adapun ada
terlalu tebal akan mengganggu pada penetrasi pengaplikasikan patch pada kulit menunjukan
obat kedalam tubuh (Sari, 2015). tingkat penyerapan air oleh patch selama
Pemeriksaan pH dilakukan dengan tujuan pengunaan (Kumar, 2012), tujuan dari pengujian
untuk mengetahui apakah sediaan patch ini adalah untuk mengetahui ketahananpatch
transdermal yang diformulasikan telah sesuai terhadap kelembapan yang dimana jika patch
dengan pH kulit atau tidakPemeriksaan pH pada banyak menyerap lembab akan mempengaruhi
permukaan matrik patch transdermal dilakukan kualitas patch, yang dapat mempengaruhi
dengan menggunakan pH universal Menurut elastisitas patch dan patch yang cenderung cepat
Djuanda, 2007, pH kulit berkisar antara 4,5-6,5. robek (Nurahmanto, 2015). Hasil pengukuran
Apabila suatu bahan yang mengenai kulit semakin menunjukan nilai moisture uptake formula 1
bersifat asam atau basa dapat mengiritasi kulit (35). adalah 20,83% ±0,9006, formula 2 menunjukan
Hasil pengukuran uji pH di dapatkan seluruh pH nilai Moisture uptake adalah 18,51% ±0,9122 dan
formula patch memiliki pH 5 formula 3 menunjukan nilai Moisture up take
Pemeriksaan uji kandungan lembab adalah 10.18% ±2,7019.
(Moisture content) bertujuan untuk menetahui Hasil tersebut menunjukan bahwa nilai
susut pengeringan, pengurangan bobot setelah Moisture uptake dimana secara umum peningkatan
patch disimpan selama 3x24 jam di dalam persen (%) daya serap kelembapan akan terjadi
desikator, sediaan patch yang dinginkan adalah jika hidrofilitas dari polimer atau plasticizer atau
mengandung sedikit air dengan rentang kurang enhancer juga dapat meningkatkan kandungan
dari 10% (Kumar, 2012) kadar air dalam sediaan lembab pengujian kandungan lembab dan
patch menunjukan patch benar benar stabil dan kemampuan daya serap lembab mengindikasikan
kering dengan nilai % yang rendah akan bahwa peningkatan nilai daya serap lembab

5
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

(18)
berkaitan dengan sifat hidroskopis polimer dan .adapun hasil uji Freezee thaw pada formula 1
pengunaan PEG 400, dan Propilenglikol sebagai adalah 3,793% ±0,04041, formula 2 mempunyai
plasticizer atau pembentuk film.seluruh formula hasil uji freezee thaw 3,13% ±1,10851 dan
memenuhi syarat sehingga menghasilkan formula 3 memiliki hasil 4,933% ±1,0692 Hasil
ketahanan patch pada lingkungan yang lembab pemeriksaan menunjukkan tidak adanya
(Micrun, 2016). perubahan yang terlalu setelah dilakukan 5 siklus
Pengujian elongation test (Persentase uji Freezee thaw Hal ini menunjukkan bahwa patch
pemanjangan) adalah perubahan panjang transdermal tetap stabil walaupun disimpan pada
maksimum yang dapat dialami bahan pada saat suhu dingin atau suhu panas (Nirav, 2011).
mengalami peregangan atau ditarik sampai Uji keamanan (iritan) sediaan dilakukan
sebelum bahan itu robek, perubahan panjang menggunakan punggung tangan responden
dapat dilihat apabila sediaan patch tersebut robek sebanyak 10 orang. Uji dilakukan untuk
(Sahoo, 2013), hasi pengukuran menunjukan mengetahui apakah sediaan patch transdermal
formula 1 memiliki hasil 33.33 % ± 0 formula 2 50 menyebabkan reaksi seperti gatal, panas pada kulit
% ± 0 dan formula 3 menunjukan nilai 53,3 % ± atau kemerahan sehingga didapat hasil keamanan
5,77 dari hasil keseluruhan seluruh formulla sediaan patch transdermal yang telah dibuat. Dari
memiliki nilai pemanjangan yang baik, sehingga data pengujian keamanan (iritan) dapat diketahui
setiap patch memiliki elastisitas dan fleksibelitas bahwa formula patch transdermal alkaloid nikotin
yang baik (Kumar, 2012) dimana semakin tinggi daun tembakau ini aman untuk digunakan dan
perbandingan polimer Etil Sellulosa akan tidak memberikan efek iritasi seperti bengkak,
menghasilkan nilai persentase pemanjangan yang kemerahan dan gatal-gatal (Nirav, 2011).
baik hal ini dikarenakan etil cellulosa merupakan Uji Pelepasan patch transdermal secara in
polimer nondegradibel yang memiliki ketahanan vitro bertujuan untuk mengukur jumah obat yang
yang lebih dibandingkan polimer biodegradible dilepaskan ke dalam kompartemen tiap tiga jam
(Agoes, 2008). sekali, pada pengujian ini digunakan sel difusi
Pengujian folding endurance (uji ketahanan franz vertikal dengan membran berupa kulit ular
lipatan) bertujuan untuk mengetahui fleksibelitas dimana kulit ular memiliki kesamaan seperti
dan elastisitas patch setelah dilipat pada sudut stratum coerneum dimana stratum corneum inilah
yang sama, hasil nilai folding endurance yan merupakan halangan utama pada pelepasan
menunjukan nilai, pada formula 1 nilainya adalah obat melalui kulit, pada hasil pengujian uji
104,3 kali ± 1,521 formula 2 113,6 kali ± 1,527 pelepasan didapatkan hasil pada formula, 1, 2 dan
dan formula 3 adalah 119,3 kali ± 1,527 hasil 3 seperti lampiran setelah di dapatkan hasil
tersebut menunjukan setiap formula memiliki tersebut lalu ditentukan kinetika pelepasan obat
ketahanan saat di aplikasikan kekulit dan dan yang cocok dengan membandingkan nilai regresi
memililki integritas yang baik saat diaplikasikan ke linier, pada zero orde, one orde higuchi, atau
kulit, pada hasil uji ketahanan lipatan menunjukan korsmayer peppas (Rahul, 2017), kemudian
hasil yang baik hal ini dikarenakan penggunaan didapatkan hasil kinetika orde pelepasannya
plasticizer yaitu PEG 400 dan juga Propilenglikol adalah mengikuti kinetika orde satu pada patch
yang memiliki fungsi sebagai platicizer selain transdermal nikotin, pada orde satu merupakan
konsolven pada formula patch transdermal alkaloid model kinetika pelepasan menunjukan pelepasan
nikotin dengan hal tersebut maka nilai akan yang tergantung pada konsentrasi obat selama
meningkatkan fleksibelitas patch (Sahoo, 2013).. periode tertentu apakah periode hari atau
Pengujian freeze thaw bertujuan untuk beberapa tahun dalam hal ini patch transdermal
mengetahui kestabilan fisik patchtransdermal dapat melepaskan obat selama satu hari atau 24
dengan pengaruh suhu. Uji freeze thaw dilakukan jam.
sebanyak 5 siklus pada suhu 4ºC. Dan 48 jam Absorbsi obat menurut orde non zero masih
berikutnya sediaan ditempatkan dioven pada suhu efektif minimum dan maksimum yang aman.
40ºC. Pengujian freeze thaw bertujuan untuk Kebanyakan obat memperlihatkan perubahan
melihat perubahan bobot akibat stres suhu ritmik dalam bioavailabilitas, absorbsi, distribusi,

6
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

dan eksresi sehingga pelepasan tidak selalu harusv dari pelepasan dari Patch transdemal alkaloid
mengikuti orde nol, bahkan kadang kadang sama nikotin daun tembakau adalah non fick yang
sekali tidak ditentukan. Pertimbangan dalam mengikuti mekanisme super case II transport
penhantaran obat aalah konsentrasi obat dalam dikarenakan nilai dari n lebih dari 1, mekanisme
darah dan efek farmakologi (Agoes, 2008). super case II transport adalah mekanisme
Pengujian Drug Content atau kandungan pelepasan polimer yang mempunyai dua
obat digunakan untuk mengetahui berapa banyak mekanisme sekalius yaitu erosi dan difusi, erosii
jumlah alkaloid nikotin yang dapatv terikat pada merupakan mekanisme pelepasan polimer tidak
sistem polimer transdermal adapun hasilnya pada larut air dengan ikatan yang labil.
formula 1 nilai drug contentnya adalah 8,968 mg Hidrolisis ikatan labil menyebabkan putusnya
±0,0100, formula 2 memiliki nilai drug content kerangka polimer sehingga terbentuk molekul
9,2932 mg ±0,0100, dan formula 3 memiliki nilai berbobot molekul rendah dan molekul yang lebih
drug content 9,3164 ±0,0100 dari hasil tersebut larut air mekanisme tersebut dalam formulasi
menunjukan dari dosis awal pembuatan sebanyak patch transdermal dipengaruhi oleh zat tambahan
10 mg polimer cukup baik dapat melepaskan zat berupa etil cellulosa, sedangkan polimer PVP yang
aktif dan memiliki ketersediaan yang baik pada memiliki sifat hidrofilik memiliki mekanisme
matrik patch transdermal, hal ini dipengaruhi oleh transport difusi mekanismenya itu dengan proses
sifat dari polimer hidrofilik yang cenderung pemindahan massa individual molekul zat yang
mengikat garam alkaloid nikotin dan polimer larut melalui membran yang dibawa oleh gerakan
hidrofilik yang cenderung menahan terjadinya acak molekul dan yang memisahkan fase
penguapan lebih lanjut dari alkalod nikotin (Agoes, mekanismenya dapat melalui mekanisme transport
2008). aktif, pasif dan transport terfasilitasi dalam hal ini
Adapun urutan proses perjalanan suatu obat patch transdemal memiliki difusiterfasilitasi dengan
dari sediaan sistem transdermallsifat pembentukan adanya peningkat penetrasi berupa asam oleat
depot obat metabolisme dan pengambilan melalui (Agoes, 2008).
kapiler, adapun setiap tahap dapa mengontrol Sifat Aliran atau Fluks pada patch
sistem penghantaran secara keseluruhan, dan transdermal alkaloid nikotin pada formula 1, 2 dan
berkontribusi terhadap pola pelepasan obat secara 3 cenderung memiiki aliran yang baik atau J Fluks
menyeluruh (19). Adapun baiknya uji pelepasan yang baik hal ini di pengaruhi oleh kombinasi
pada patch transdermal alkaloid nikotin polimer yang berdifusi melalui stratum coerneum
dipengaruhi oleh adanya peningkat permeasi, hal secara baik sehinga menghasilkan ketersediaan
ini merupakan strategi untuk meningkatkan yang baik pada kompartemen tujuan dari pengujia
permeasi melalui berbagaii cara, hal ini dapat ini adalah untuk mengetahui jumlah obat yan
dilakukan dengan pendekatan mengunakan bahan dilepaskan pada media kompartemen sel difusi
kimia maupun fisika, adapun pada penelitian ini franz dibandingkan diameter membran penghalang
mengunakan asam oleat yang merupakan bahan (kulit ular) sehinga di dapatkan hasil fluks aliran
kimia (Agoes, 2008) yang memiliki mekanisme obat yang dilepaskan selama 24 jam pengujian sel
peningkat permeasi dengan hasil uji statistik uji difusi franz vertikal (Rahul, 2017).
ANOVA Post Hoc LSD menunjukan nilai p < 0,005 Adapun kombinasi antara polimer hidrofilik
menunjukan adanya perbedaan yang dan hidrofobik dapat mempengaruhi pemeasi obat
signifikanpelepasan obat menurut orde satu pada di dalam kulit dengan mekanisme suatu lapisan
formula 1, formula 2 dan formula 3 (32) material polimer nonbiodegradeble (Etil Sellulosa)
Uji Pemodelan Korsmayer peppas adalah mengelilingi ini setempat obat berdifusi secara
untuk mengetahui mekanisme dari polimer dalam perlahan lahan dengan bantuan polimer hidrofiik
melepaskan obat ke dalam kompartemen adapun (PVP) membuka pori pori pada lapisan kulit
hasil dari uji Korsmayer peepas pada formula 1 sehinga kombinasi keduanya bersifat sinergis
2,0967, pada formula 2 nilai n–nya adalah 2,2506 (Ameliana, 2013).
dan formula 3 di apatkan nilai n-nya adalah
2,1786, dari hasil tersebut di dapatkan mekanisme

7
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal Vol. 2 No. 1 Edition: May – October 2019
http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPFH
Received: 04 Augustus 2019 Revised: 01 October 2019 Accepted: 12 October 2019

Rowe, R.C, Sheskey, P.J., et.al. 2009, Handbook of


4. SIMPULAN Pharmaceutical Excipients. American
Berdasarkan uji stabilitas fisik pada sediaan Pharmaceutical Asociation. Inc.
patch transdermal, semua formula uji relatif stabil. Harborne, J.B. 2006, Metode Fitokimua Penuntun,
Berdasarkan pengujian pelepasan obat pada Cara Modren Menganalisis Tumbuhan.
sediaan patch transdermalekstrak alkaloid daun Penerbit ITB, Bandung
tembakau mengikuti kinetika pelepasan orde 1 dan Ameliana, L, 2013, Pengembangan Sediaan
pada hasil uji ANOVA Post Hoc LSD memiliki nilai Transdermal Patch Meloxicam Tipe Matriks
p=0,000 yang artinya adanya perbedaan signifikan Dalam Beberapa Kombinasi Polimer,
pada uj pelepasan Formula 1, Formula 2 dan Universitas Jember, Jember.
Formula 3 Micrun, N, Andi, N., Nuru, A.Y., Nur, A.K. 2016,
Formulasi Patch Kosmetik Lendir Bekicot
DAFTAR PUSTAKA (Achantina fulica) Dengan Polimer Kitosan
Kusumma, A.R.P. 2012, Pengaruh Merokok Dan Berbagai Variasi Amilum, STIF dan
Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut. AKAFARMA Kebangsaan, Makassar
Kedokteran Gigi, Universitas Islam Sultan
Sari, Purwita, Dian, 2015, Formulasi Patch
Agung. Diakses tanggal 22 April 2017
Amoxicilin dengan Kombinasi HPMC dan PVP
http://unisulla.ac.id/newver/images/jurnal/a
Sebagai pendekatan Penanganan Sariawan,
ndina%20
UMY, Yogyakarta.
Horwood, L.J., Boden J.M., dan David, 2010,
Kumar, S.D., Sairan, R., Anandadabu, S.,
Cigaratte Smoking and Depression Test of Karpagavalii., Maheswara, A., dan
Cause Linkages Using a Longitudinal Birth Narayanan, N., 2012., Formulation and
Cohort. The Britsh Journal of Psychiatry Evauation Transdermal Patchs of
Diakses di
Salbutamol. Res. Jour. Phar. Bio. Chem. Sci.
http://bjp.rcpsych.org/content/196/6/440full
Vol. 3: 1132-1139
.pdf+html Diakses tanggal 22 April 2017
Sahoo, Kumar Biraj., dan Amlya Kenta Mishra,
Sari, W. Fitriani, Eriani, K. 2010. The Effect of
2013, Formulation and Evaluation of
Cigarettes Smoke Exposured Cause Fertility. Transdermal Patches of Diclofenac.
Jurusan Biologi MIPA Unsyiah Banda Aceh.
Departement of Pharmaceutics, Collage Of
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admisi/jurnal/5okt08
Pharmaceutical Science Marine Drive Road
08.pdf Diakses tanggal 22 April 2017
Puri, Odisha, India
Nururahmah. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap
Nirav, S., Sheth dan Rajan B Mistry, 2011,
Kesehatan dan Pembentukan Karakter
Formulation and Evalution of Transdermal
Manusia, (Prosing Seminar Ilmiah)
Patches and to Study Permeation
Universitas Cokroaminoto, Palopo.
Enhancerments effect of eugenol. Jour. of
Sadikin, D.Z. dan Louisa, Melva., 2008, Program Applied Pharm. Scien.
Berhenti Merokok, Departemen Farmakologi
Nurahmanto, Dwi, 2015, Formulasi dan Evaluasi
dan Terapeutik Fakultas Kedokteran
Sediaan Patch Transdermal Prometazin HCL
Universitas Indonesia, Jakarta
sebagai Pengobatan Morning Sickness,
Rachmawati, Dhitya Sagita. 2015, Optimasi Universitas Jember, Jember
Polietilen Glikol Dan Polivinil Pirolidon
Rahul Shivajiro Solunke dan Praveen, D,
Terhadap Laju Pelepasan Dan Uji Moesture
Chaudhari, 2017, Formulation and
Content Patch Ibuprofen, Universitas
Evaluation of Repaglinide Patches For
Jember, Jember.
Transdermal Drug Delevery. Int. Jour. of
Bambang, C. 1998. Tembakau Budidaya dan Pharm. and Bio. Scie.
Analisis Usaha Tani, Penerbit Kanisius,
Yogyakarta
Agoes, G., 2008, Sistem Penghantaran Obat
Pelepasan Terkendali, Penerbit ITB,
Bandung

You might also like