Jurnal Kelompok 2

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN

PENYELESAIAN SOAL SECARA SISTEMATIS (P83) DENGAN MENGGUNAKAN


METODE EKSI'OSITORI PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI KELAS X
SMA YP. NASIONAL TA 2012/2013

Kelompok Dua Matematika Dasar

IAIN Metro, Jl. Ki Hajar Dewantara No.15A, Iringmulyo, Kec. Metro Tim., Kota Metro,
Lampung

ABSTRACT

The become the researchgoal is to review singer determine the increase results students
leam math with checklists verify operating systematic problem resolution With the
expository method using the material in the class three dimensional space x hlgh school
education foundation mtiona| academic year 2012 / 2013.jenis researchsinga is
researchthe classaction consistsoftwo hearts where each cycle cycle there are fotn' stages
ie planning phase. phase implementation ! actions. phase observation (obwrvation). and
stage reflection. each cycle from the first time meeting oomlsted with 90 menit.teknik
time data analysis hearts research singa is the way assessing results the test is given to
students at the end cycle shown. the taxable income assessedthen searched fg operating
results students learn classical. the finding of research conducted taxable Income
measuresthe percentage lead to cycle I student operated classical learnmg completeness
namely 67.5"». from the Gndings singer, then repeated back on cycle i. with different the
material indicators. at the end of act ii cycle of tin where the tests given level of mastery
learnmg students ie 87.5% operating classical berdasarkan research on dlfferences of
analysis. can be concluded that learning mathematics on three dimensional space matenal
in class x sma natlonal education foundation can be improved nth checklists verifying
operating systematic problem resolution ([53) with using the apositury method. where an
increase in taxable income tm cycle il do.

Keywords: Operates systematic problem resolution (ps3), material three dimensional


space.

PENDAHULUAN
Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung dari bagaimam bangsa itu mamanfaatkan
dan mengembangkan potensi yang dimilikinya, baik dari potensi sumber daya alam (SDA)
maupun sumber daya manusia (SDM). Kedua potensi tersebut saling berhubungan satu sama
lain. Seperti yang diketahui, dalam pengembangan dan pemanfaatan SDA dibutuhkan SDM
yang berkualitas tinggi. Tidak hanya berkualitas dibidang ilmu pengetahuan tetapi juga
dibidang teknologi. Sehingga yang menjadi fokus utama untuk memajukan suatu bangsa
adalah bagaimana cara membimbing dan membentuk potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
itu menjadi berkualitas tinggi, dan salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
adanya pendidikan.
Pendidlkan matematika mempakan bagian dari pendidtkan, sehingga pendidikan
matematika juga merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting peranannya
dalam membentuk dan membina manusia berkualitast inggi. Sebagaimana yang diungkapkan
Sapta (2010123), bahwa: ”Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
pakembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
mengembangkan daya pikir manmia. Hal inilah yang menjadi dasar sehingga matematika
dianggap sebagai ratunya ilmu".
Dari pernyataan tersebut, jelas bahwa pendidikm matanatika manang peming thn layak
untuk ditammkan sejak dini, mulai chri pendidikan sekolah chm hingga pagunnn tinggi yang
tujuannya untuk menciptakan manus'n yang berkualitas. Namun kenyataan yang terjadi di
sekolah menunjukkan bahwa masi: banyak siswa yang tidak menyukai matematika karena
d'mnggap sebagai bidang studi yang paling sulit. Anggapan negatif ini timbul karam
matematika ncmang memerlukan penalaran yang tinggi dalam menafsirkan konsepnya yang
d>strak, thn tul inilah mengakibatkan msih rendahnya nilai nuternatika di sekolah Saat ini
human yang terjadi di SMA Yayasan Perguruan Nasional adalah siswa
lanangmengusaipahitungansecara1 mati;.Haltersebuttampaksaatsiswa mengalami kesulitan
dahm menyelesaikan soal yang ditandai dengan banyaknya kesalahan-kesalalmn yang
dilakukan siswa dahm mmjawab atau menyelesaikan soalsoal Materi Ruang Dimensi Tiga
menrpakan satu dari beberapa materi pelajaran matematica yang dipehjari siswa kelas X
SMA Yayasan Perguruan Nasioml. Menurut keterangan guru di sekolah tersebut. insil belajar
siswa path materi ruang dimensi tiga khususnya :Soal-soal yang harus diselesancan dengan
cara sistematis seperti menemukan funk dalarn bangun ruang msih sangat rmdah. Rendahnya
nilai tersebut dikaremkan siswa tidak menganalisis soal terlebih chhulu sehingga skwa kurang
memaharri apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan apa hubungan antara yang diketahui
dengan yang ditanyakan. Selain itu, siswajuga tidak mengikuti hngkah-Iangkah yang
berurutan cbn sestmi ketika menyelesaikan soal.

Masahh yang terjadi di sekolahtersebutsama sepertiyang dirmgkapkan old: Utomo


(1994:86). yang menguraikan beberapa faktor ksulitm siswa:
1. Siswa kurang marynalisa soal yang dihadapinya :.
a. Mereka: tidak mengetahui apa yang ditetahui
b. Mereka tidak membxa soal secara seksama
c. Mada terialu cepat memulai perhitungan
d. Medal tithk mengetahui apa yang sebelumya terjadi
2. Siswa tichk merencanakan jalannya penyelesaian :
a. Mereka tidak mulai dengan yang ditanyakan
b. Mereka tidak mengetahui persamaan-persamaan yang terpenting
c. Mereka tidak menghubungkan teori umum dengan soal khusus yang dihadapinya
3. Siswatidak n'enyelesaikansoaI-soalsect: terperimi :
a. Mereka mengabaikan satuan satuan yang diindapainya
b. Perhitungan mereka dimulai terlalu dini
4. Mereka tidak menilai lagi kebenaran menghitungnya.
Mereka tidak memeriksa lagi, apakah jawaban yang diperoleh itu benar, realistis sesuai
dengan yang ditanya.

Faktor kesulitan siswa tidak hanya terletak pada beberapa alasan seperti yang telah
diuraikan di atas, tetapi juga (dari faktor cara mengajar guru. Guru merupakan narasumber yang
memegang peranan terpenting dalam menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Namun sangat
disayangkan, dalarn kegiatan pembelajaran terkadang guru tidak melibatkan siswa secara aktif
untuk mmemukan sendiri konsep dan pinsip-prinsip dalam menyelesaikan soal secara sistematis.
Dalam hal ini, untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa kelas X SMA Yayasan
Perguruan Nasional adalah dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara: Sistematis (PS3).
Aspek spek PS3 seperti penyelesaian soal, penemuan pola penggeranalisasian, komunikasi
matematika dan lain-lain sangat tepat diterapkan dalam menghadapi masalah siswa di sekolah
tersebut.
Sementara itu, satu dari beberapa metode yang dapat digunakan untuk menerapkan PS3 ini
adalah dengan menggunakan metode ekspositori. Metode ekspositori merupakan metode dengan
penyampaian materi pembelajaran secara terstruktur. Penyampaian secara terstruktur dan
sistematis secara prosedural mer
upakan aspek-aspek yang ada dalam PS3, sehingga penerapan PS3 dapat diintegrasi dengan
metode ekspositori dengan harapan materi yang akan disampaikan itu dapat dlkuasai siswa
dengan baik dan siswa dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan oleh guru.

PEMBAHASAN

Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Yayasan Pagunnn Nasional Desa Pelalal Kec.Talawi
KabBatuba'a, di kelas X:. dengan jumlah 40 orang siswa. Penelitian terdiri dari dua siklus dan
pada setiap siklus dilakukan tes hasil belajar.

Siklus I

Siklus I merupakan pembelajaran dengan indikator mendefenisikan pengertian jari amara


dua titik dalam nang dm menentukan jarak smm dm titik dalam nang. Indikator tersebut diajarkan
dengan menerapkan Penyelesaian Soal Secara Sistematis (PS3) dmgan menggunakan metode
ekspositui. Siklus l dihlcukan selama 90 menit.

a. Proses Perencanaan

1) Guru menentukm sub materi dan indikator yang akan diajarkan yaitu mendefmisikan
jarak antara dua titik dalam ruang dan menentukan jajak antara dua titik dalam nang
dengan menerapkan Penyelmian Soal Secara sistematis (P83) dengan menggunakan
metode eskpositori.

2) Merancang rencan pengajuan (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Merancang pembelajaran dengan merapkan PS3 melalui metode elsposimri dalam


mcnentukan jinak antan dua titik dalam ruang.

4) Memang imtrumm tes l sebagai sarana untuk mngetahui kgmampuan siswa thn insi!
penskman akhir.

5) Membuat hmbar observasi untuk melihat kond'si kegiatan penbelajamn di kelas ketika
pmsas pembelajaxan berhngsung dengan menerapkan PS3 mehlui metode eksposimri.

b. Prosses Pelaksanaan Tindakan

1) Guru melaksanakan penteIajaran dangan mendefenkikan jarak antan dm titik dalam


nang.
2) Guru menjehskan bagaimana cara menentukan junk anum: dua titik dalam
ruangdenganmenerapkanI 25 l-langkahPenyelesa'unSoal Secara sistematis (P83) melalui
meted . ,, .sitnri.

3) Siswa mngerjakan soal latihan muai dengan langkahlangkah PS3

4) Siswa dipersilahkan ntnul'skan jawaban soal latihan di papantulis.

5) Guru memberikan t5 uraian yang dikerjakan secara individu! untuk melihat lnsil behjax
siswa.

c. Pmses Pengamatan.

Dahm penelitian ini yang beninchk sebagai guru achlah Ibu Dahlia, S.Pd selaku guru
matematika di sekolah Yayasan Perguruan Nasional (kn yang beninchk sebagaiobservant
adalahpeneliti. Adapunprosespengamatanyang dilalui obscrvator dalah sebagaiberikut:

l) Obsemmr mengamati jahnnya pembelajaran thn mmihi kemampuan guru dalam


mengelola kehs, mala'apkan PS3 m menilu' kanampum siswa dalam mengerjakantugas.

2) Observamr dan guru melakukm penihinn hail [a uraian yang dikerjakan siswa&individual

d. Proses Renelsi Pack siklus l dilusilkan refleksi sebagaiberikut:

l) Pad: tang) membuka pelajaran, mimi siswa untuk mengikuti pelajaran masih kurang baik,
untuk itu sebaiknya guru Iebih memotivasi siswa sebelum memulai pelajaml.

2) Waktu yang digunakan dalan ntnyampnikm materi pelajaran kutang efisien. luzena
melebihi waktu yang telah ditentukan sdlingga waktu yang telah ditentukan untuk
mengerjakan m uraian skwa berkurang. Guru sebaiknya mengitur waktu dengan lebih baik.

3) Guru kurang melibatkan siswa secara aktif dahm keg'mm penbelajamn, sehinggl siswa
cendeung pasif. oleh kuat: itu guru d'unjurknn Iebih melibatkan s'swa secara aktifdahm
keg'man pembelajaran.

4) Guru tidak memberi kesempatan kepada skwn untuk mengungkapkan penchpatnyu,


sehingga siswa yang ingin mengungkapkan pendqumyu mengganggu bmemnsi Emmy: yang
lain hmm ingin bertukar penchpat.

5) Kemampuan siswa dahm menyelesaikan soal secara sistematis belum maksimal kalem
masi) banyak siswa yang belum mennhami hngkahlmgkah PS3, sebaiknya gum lebh
menakutkan lmgknh-lmgkah P83 untuk materi selanjutnya.

6) Siswa umpak kebingungan ketika diberikan soal latihan kalem soal yang dnaerikan
berbech dengan contoh soal yang dijelaskan guru, lul ini (sebabkan hmm guru hanya
memberikan l oomoh soal. oleh karena itu sebaiknyl guru memberikan contoh soal yang
bervariasi dengan menetapkan PSS.

7) Siswa kurang amusiu dalam bannya kepada guru, kalem (hri awal pembelajaran guru
tidak memmivasi s'swa untuk benarnya, untuk itu sebaiknya guru memotivasi siswa lmtuk
batanya.

8) Sebagian besi siswa tidak berani maju di depan kelas mmk menuliskan jawaban soal
htihan. Hal ini disebabkan guru kurang memotivasi siswa untuk berani maju ke depan kelas.
Oleh karena itu sebaiknya guru dalam mengajar selalu memotivasi siswa sehingga siswa
berani menyelesaikan soal di depan kelas.

9) Sebagian besar siswa tidak mengerjakan tes yang diberikan guru secara individml.
melakukan melihat pdceljaan temannya.

10) Secara yris besar, pelaksanaan siklus l berlangung cukup baik tapi kurang kondusif.
Hasil ketuntasan belajar mencapai 67,5% atau sebanyak 27 siswa yang lantas chri 40 siswa.
Dengan demikian kegiatan pada siklus ! palu diulang agar keteranpilan siswa dalam
menentukan jarak amara dm titi: chlam nang dengan PS3 (hpat ditingkatkan.

Siklus ll

Sikhs Il mempakan pembelajaran dengan indikator mendefenisikan jarak titik ke garb (bbm
nang dm menentukan jarak titi; ke aris dalam ruang dengan mmerapkan Penydesaian Soal Secara
S'stematis (PS3) dengan menggunakan metode ekspositori selama 90 menit.

a. Proses Perencanaan

1) Guru menentukan kentali sub pokok materi yang akan diajarkan yaitu mendefm'sikan
jarak titik ke garis (hlam mang dan menentukan jarak titik ke garb dalam ruang denyut
menegakan Penyelesaian Soal Secara sistematis (P53) Imlalui metode esk'positnri.

2) Ma'amang rencana pengajaran sebagi pedoman dalam kegiatan belajar mengajar


berdzsarkan hasil relfelsi ! agar waktu yang digunakan dalam proses panbelajaran lebih
efusien.

3) Merancang kembali pembelajaran berdasarkan refleksi pula Sikhs I dengan menetapkan


PS3 mehlui metode ekspositon',temmma lebih malekankan penanamankonseplnngkah-
IangkahP83 dalam menentukanjarak titik ke gti: dalam tung.

4) Memang imtrumen te: [I untuk melihat tingkat ketuntasan lnsil belajar siswa dalan
menyelesaikan soal secarasistmutis.
5) Membuat lembar observasi untuk melilm kond'si kegiatan peubelajamn di kelas ketata
pose: pembelajaran berhngsung dengan menerapkan P83 melalui metode eksposimri.

b. Proses Pehksaman/ Tinchkan

1) Guru memotivasi siswa kemudian melalsamkm pembelajaran dengan materi


mendefmisikanjamk titik ke plis dalam ruang

2) Guru menjelaskan bapinnnn car: nwnemukan junk titik ke gris dalam ruang dengn
menerapkan thn menekankan lmgkah-langkah Penyelmaian Soal Secs: sistematis (PS3)
mehlui metode eskpositori.

3) Siswamengajukan soalhu'lnn sesuaidenganlangkah-hngkahP83

4) Siswadipersihhkan menul'skanjawdml soallaihan di papantul's.

5) Guru membaikm tes &aku yang dikeljakm secara individual untuk meiilut hasil behjar
skwa.

c. Pluses Pengamatan.

1) Peneliti meninu bantuan gum mata pehjamn matematika untuk bertindak sebagai gum
dan yang menjadi observant adalah peneliti sendiri.

2) Obsemiur mmgamali jahnnya pembelajaranthn mmihi kemampmn guru dalam


mengelola kelu, menaapkan P53 sem menilai kanampum siswa dalam mmgerjakan tugu.

3) Observator dan guru mehkukan penila'nn hxil ta uraian yang dikerjakan siswa seara
individual

d. Pluses Rellelsi

Pada siklus ll dmmilkan refleksi sebagai berikut:

1) Siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, Ia! ini tanpak chri mimt beth siswa,
sumsumkelu yang Enib, terkemhli dan kondusif.

2) Waktu yang diglmakan efektif thn efisien sesuai dengan yang telah direncanakan sehingga
siswa memiliki waktu yang cukup untuk dapat menyelesaikan soal latilnn thn tessecara individual
dengan baik

3) Siswa secara aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran, mulai dari bannya kepuh guru,
menjawab pertanyaan guru, serta siswa suthh berani mengemukakan pendapatnya mengemi materi
yang dipelajari dan tidak lagi batukar penchpat kepada temannya melainkan kepach guru.

4) Siswa mampu menyelesaikan soal secara sistematis dengan baik, lnl ini tampak saat beberapa
siswa menuliskan jawaban latihan di depan kelas, siswa yang lain mmanggapi danjawabamya
lamar.

5) Siswa antusis mmyelesaikan m yang diberikan guru, tidak lagi melihat pekajaan temannya
umlainkan menyelesaikan semua individual.

6) Secara garis besar, pelaksanaan siklus ll berlangung dengan bait, karem dmgan menerapkan
Penyelsaian Soal Secara Sisematis (PSS) dengan menggunakan metode ekspositori lnsil belajar
siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang mencapai nilai rata-rata ms
di atas tolak ukur keberhasilan nilai lata-rata les mencapai 87,5% atau sebanyak 35 siswa yang
tuntas dari 40 siswa, dengan demikian hipotesis tindakan dapat dimpai.

Berrhsarkan temmn hasil refleksi chlam siklus ll ini seam: keseluruhan pembelajaran dengan
menerapkan Penyelesaian Soal Secara S'sten'at's (P83) dengan menggunakan memek ekspositori
pada matai Ruang Dintnsi Tiga (hpat mmingkatkan hasil behjar siswa kelas X SMA Yayasan
Paguman Nasioml tahun pelajaran 2012/2013. Hal ini tampak dari amlisis hasil tes yang telah
dihkukan setelah akhir pelaksanaan Sikhs ll. Keteranpihn siswa dalam mmyelesaikan soal secara
sistematis meningkat thn nilai ketuntasan klasikal mmmpai 87,5% di atas nilai mbk ukur
keberhasilan klasikal yang telah ditetapkan yakni 85%. Hasil tes yang dilakukan setim akhir siklis
(hri siklus l thn ll dapatdilnlat dalam lampiran penelitian ini.

PENUTUP

Pemilihan bahan ajar akan menentukan tercapainya kompetensi dasar yang telah dirumuskan.
Ketepatan bahan ajar yang disusun guru, akan membantu proses penalaran siswa untuk memahami
konsep dasar, mengembangkan pengertian siswa, memberi motivasi siswa untuk mengembangkan
pemikirannya, serta menumbuhkan kreativitas berpikir yang menggunakan prosedure matematis.
Bahan ajar matematika sarat dengan simbol-simbol, materi abstrak, diawali dengan pengertian
pangkal, definisi, dalil-dalil, bahkan gambar-gambar yang cukup menyulitkan siswa, dengan
demikian pemilihan bahan ajar, media pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang tepat akan
mempermudah pemahaman siswa. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar yang berbasis konstruktivisme dan mengoptimalkan kecerdasan
majemuk yang dikembangkan terbukti sangat valid. Selain itu bahan ajar juga memiliki ciri-ciri
desain peningkatan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar. Saran, komentar, dan kritikan
validator selama proses validasi dijadikan sebagai acuan untuk merivisi bahan ajar. Produk bahan
ajar yang dikembangkan memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah berbasis
konstruktivisme, didesain untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar
siswa, dan berbentuk bahan ajar cetak sehingga dapat menjadi pegangan siswa. Sedangkan
kelemahannya adalah video dan animasi pada bahan ajar sebagian besar masih memanfaatkan
yang ada di internet, belum sepenuhnya dikembangkan sendiri dan dibutuhkan biaya yang lebih
tinggi untuk mencetak bahan ajar dan membutuhkan waktu yang lama. Disarankan kepada peneliti
lain agar menguji efektifitas bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
prestasi belajar untuk tiga belas sub bab yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmawati, Indah dan Sutiarso, Sugeng. PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI


MODEL EFEKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN INTERAKSI DAN KOMUNIKASI
ANTARA GURU DAN PESERTA DIDIK.

Setiyawan, Heri. 2016. Pengembangan Bahan Ajar Matematika Bab Integral Berbasis
Konstruktivis. [Online]. Tersedia: https://fbs.uwks.ac.id/myfiles/files/INOVASI,
%20Volume%20XVIII,%20Nomor%202,%20Juli%202016/5.%20Artikel
%20Hery%20hal.pdf

You might also like