Integrated Mobile Learning System (IMOLES)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

JINOTEP 5 (2) April (2019): 50-56

JINOTEP (Jurnal Inovasi Teknologi Pembelajaran)


Kajian dan Riset Dalam Teknologi Pembelajaran
http://journal2.um.ac.id/index.php/jinotep/index

INTEGRATED MOBILE LEARNING SYSTEM (IMOLES) SEBAGAI


UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT PEBELAJAR UNGGUL
ERA DIGITAL
Ence Surahman
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang

Article History Abstract

Received: March 21, 2019 The development of information and communication technology (ICT) brings
significant changes in various fields of human life including the field of
Accepted: April 25, 2019 education. Education as the main pillar of the nation in order to build the quality
Published: April 30, 2019 of Indonesian human resources with superior character. Education must be able
to adapt to the rapid development of science and technology. The integration of
internet technology with smart phones gave birth to people's opportunities for
Keywords lifelong learning. Mobile learning is one of the trends in the field of adult
education technology which is now expected to be able to facilitate the learning
needs of all groups. Besides that mobile learning can be a solution to the
Mobile Learning,
problem of equity and limited access to education. However, government
Masyarakat Pebelajar,
policies are needed to encourage the development of a mobile learning system.
SDM Unggul
The policy in question is ideally in the form of a system that is managed
professionally. Thus mobile learning that is well designed, developed, utilized,
managed and evaluated is expected to play a role in building a culture of
learning and contributing to the improvement of Indonesia's superior and
globally competitive human development index.

Corresponding author : © 2019 Universitas Negeri


Ence Surahman Malang
Universitas Negeri Malang p-ISSN 2406-8780
Jalan Semarang 5 Malang e-ISSN 2654-7953
E-mail: ence.surahman.fip@um.ac.id

50
SURAHMAN – Integrated Mobile Learning... 51
PENDAHULUAN INTEGRATED MOBILE LEARNING
Sebagai negara berkembang, Indonesia SYSTEM (IMOLES)
memiliki banyak tantangan dalam mewujudkan Temuan teknologi internet dan
cita-citanya sebagai negara yang merdeka, perkembangan teknologi smartphone
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Salah satu melahirkan adopsi inovasi dalam berbagai
tantangan internal yang paling urgen adalah bidang kehidupan umat manusia, salah satunya
kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam muncul istilah pembelajaran bergerak (mobile
mengelola sumber daya alam (SDA) dan learning) dalam bidang pendidikan. Mobile
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi learning sebagai sebuah inovasi dalam bidang
dan budaya baru yang inovatif (Alfindasari, pembelajaran memungkinkan proses
2014). Kualitas SDM Indonesia sebagai modal pembelajaran menjadi lebih fleksibel tidak
utama membangun bangsa dituntut mampu terpaku harus selalu di dalam kelas,
bersaing secara global. Terlebih dewasa ini laboratorium, dan berorientasi dominan kepada
Indonesia telah memasuki era masyarakat guru (teacher centered), melainkan
ekonomi asean (MEA) dan masyarakat ekonomi pembelajaran memungkinkan untuk dilakukan
global yang menuntut kompetensi yang secara mandiri oleh peserta didik (student
kompetitif diberbagai bidang. Dengan demikian centered) (Surahman, 2017).
proses pendidikan, pengelolaan, pembinaan, Laura, et al. (2016:1) menjelaskan
pemberdayaan dan pengawasan SDM Indonesia bahwa peningkatan jumlah pengguna teknologi
perlu dilakukan secara terarah dan bergerak (mobile technology) dalam masyarakat
berkelanjutan. merupakan sebuah kenyataan. Pada satu dekade
Pendidikan sebagai usaha sadar dan terakhir jumlah pengguna layanan mobile phone
terencana untuk mewujudkan suasana belajar di dunia meningkat sangat signifikan. Menurut
dan proses pembelajaran agar peserta didik laporan dari International Telecommunications
secara aktif mengembangkan potensi dirinya Unit (ITU:2015) jumlahnya mencapai 7.000 juta
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengguna di dunia hingga akhir 2015. Di Eropa
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ITU memperkirakan penetrasi pengguna mobile
akhlak mulia, serta keterampilan yang phone berkisar 125% dari jumlah penduduk dan
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan rata-rata kebutuhan internet meningkat 70%
negara (Mendiknas:2003). Pendidikan sejak akhir tahun 2014.
bertanggungjawab dalam menyiapkan SDM Berdasarkan data yang dirilis oleh
Indonesia berdaya saing dunia. Pendidikan yang gs.statcounter.com diketahui bahwa
berkualitas akan berdampak pada peningkatan peningkatan pengguna sistem operasi Android
bidang ekonomi, sosial, politik, hukum, budaya, pada mobile device dan tablet di Indonesia yang
seni, kearifan lokal termasuk perkembangan sangat pesat pada 3 tahun terakhir. Dengan
ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa peningkatan sebesar 49,86% yakni dari 18,53%
Indonsia. per agustus 2012 menjadi 68,39 % per-agustus
Dalam rangka mewujudkan kualitas 2015. Hal ini menunjukan bahwa penetrasi
proses dan kualitas hasil pendidikan diperlukan smartphone berbasis Android semakin pesat.
penjaminan mutu proses yang akan berdampak Hal tersebut didukung oleh fakta dilapangan
pada pencapaian kualitas mutu hasil. Ditengah tempat peneliti merencanakan penelitian,
pesatnya perkembangan internet dan perangkat bahwasannya dari 31 responden yang memiliki
smartphone, terdapat sebanyak 87,1 % yang
telfon pintar diseluruh kalangan masyarakat
menggunakan smartphone berbasis sistem
Indonesia mendasari diperlukannya upaya operasi Android, selebihnya simbian dan
membangun tatanan sistem pembelajaran windows phone masing-masing 3,2% dan IOS
bergerak yang terpadu (integrated mobile sebesar 6,4%.
learning system). Sistem yang dibangun Perkembangan telfon pintar idealnya
bertujuan untuk mendukung proses pendidikan dapat mendukung proses belajar seseorang.
pada jalur pendidikan informal, formal maupun Sharon et al. (2011:11) menjelaskan belajar
non formal. Tatanan sistem yang dimaksud dapat merupakan pengembangan pengetahuan dan
berupa Integrated Mobile Learning System keterampilan atau sikap yang baru ketika
(IMOLES). seseorang berinteraksi dengan informasi dan
lingkungan. Lingkungan belajar diarahkan oleh
PEMBAHASAN pendidik dan mencakup fasilitas fisik, suasana
52 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 5, No. 2, April 2019, Hal. 50-56
akademik, serta teknologi pengajaran. (device) yang mobile, sehingga pembelajaran
Berdasarkan beberapa definisi para pakar di atas, dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses secara mandiri. Disamping itu mobile learning
seseorang berinteraksi dengan sebuah merupakan bagian dari pembelajaran elektronik
lingkungan tertentu baik yang secara sengaja atau electronic learning yang kemudian familiar
dirancang maupun tidak, dimana setelah proses disebut e-learning dimana e-learning itu sendiri
interaksi tersebut, seseorang akan mengalami bagian dari pendidikan jarak jauh (distance
perubahan tingkah laku yang terjadi secara learning). Hubungan antara mobile learning,
permanen. Tingkah laku yang dimaksud baik electronic learning dan distance learning
dalam ranah kognitif, afektif maupun sampai tergambar seperti bagan berikut (gambar 1):
pada ranah psikomotorik. Dalam proses Distance
pendidikan yang dimaksud belajar adalah proses learning
seorang peserta didik berinteraksi yang terjadi
Electronic
secara aktif dengan lingkungannya baik learning
lingkungan hidup seperti guru, teman belajar,
adik dan kakak tingkat, orang tua, masyarakat
dan lingkungan tak hidup seperti buku, media Mobile
pembelajaran, alam dan lain sebagainya. learning
Jhon Traxler (2009:13) mengatakan
bahwa belum ada definisi mobile learning yang
Gambar 1. Bagan Hubungan antara D-
jelas. Hal itu dikarenakan ada beberapa definisi
Learning, E-Learning dan M-Learning
yang memiliki makna yang dekat dengan istilah
Perkembangan teknologi informasi dan
e-learning. Apabila merujuk pada beberapa
komunikasi mendukung pembudayaan belajar
istilah yang muncul dalam prosiding konferensi
sepanjang hayat. Setiap orang dapat terus belajar
dari MLEARN dan WMTE ditemukan kata-kata
tanpa harus duduk sebagai pelajar disebuah
seperti pribadi, spontan, oportunistik, informal,
lembaga pendidikan. Ia dapat mendapatkan
meresap, terletak, swasta, konteks-sadar, ukuran
input baru berupa pengetahuan dari berbagai
yang mini (Jhon, 2009:13). Para ahli lebih
sumber baik media elektronik maupun media
banyak mendefinisikan istilah mobile learning
cetak. Di samping itu perkembangan internet
dikaitkan pada jenis perangkat yang
yang pesat memberikan kesempatan lebih luas
digunakannya. Perangkat yang dimaksud adalah
kepada banyak orang untuk belajar melalui
perangkat yang mendukung proses
sumber bacaan online dari situs penyedia bahan-
pembelajaran secara mobile yang memudahkan
bahan pembelajaran baik yang bersifat mengikat
untuk dibawa dan digunakan di mana saja dan
maupun tidak mengikat.
kapan saja. Dengan demikian, dipahami secara
Mobile learning merupakan salah satu
umum bahwa yang dimaksud mobile learning
inovasi yang mendukung kebijakan pendidikan
adalah pembelajaran yang dapat dilaksanakan
dunia tentang belajar sepanjang hayat.
dimana saja dan kapan saja.
Seseorang dapat belajar tanpa harus menjadi
Mobile learning terdapat kenyamanan
peserta didik disekolah. Ketika ia terhubung
dalam pemanfaatan fungsi dan kemudahan
dengan koneksi sumber belajar baik online
media atau alat yang digunakan (fungtionality
maupun offline maka ia dapat menambah
and mobility). Salah satu karakteristik dari
pengetahuan setiap saat ketika ia mau
mobile learning ini adalah kemudahan dimana
dimanapun dan kapan pun.
alat dapat dibawa dan digunakan dimana saja,
Micelle Pieri (Sugiyarto, 2014:4)
kemudian perlengkapan bersahabat dengan
menjelaskan pembelajaran dengan
pengguna karena mudah digunakan, selanjutnya
menggunakan media mobile learning membuat
harganya murah dan mudah digunakan, serta
pembelajaran peserta didik menjadi menarik dan
memiliki kestabilan, sekalipun digunakan
menyenangkan. Proses belajar akan efektif
sambil berjalan, makan, mengobrol, tidur dan
apabila peserta didik berada dalam kondisi
lain sebagainya.
senang dan bahagia. Begitu juga sebaliknya,
Surahman (2017) menjelaskan mobile
peserta didik akan merasa takut, cemas, was-
learning adalah salah satu alternatif rancangan
was, merasa tidak nyaman yang dapat
pembelajaran dengan mengoptimalkan peran
mengakibatkan hasil kurang optimal apabila
dan fungsi dari media berbasis perangkat
SURAHMAN – Integrated Mobile Learning... 53
proses belajar peserta didik terlalu dipaksakan untuk belajar, hal ini sejalan dengan prinsip
(Eko Susanto, 2009: 19-20). belajar menyenangkan, artinya mobile learning
Hal ini sejalan dengan konsep memberikan alternatif waktu dan tempat untuk
individualize learning atau pembelajaran belajar tanpa adanya tekanan dari pihak
mandiri. Seorang anak jika diberikan pilihan eksternal diri peserta didik.
dalam belajar maka ia akan memilih yang sesuai Selain memiliki beberapa kelebihan,
dengan keinginannya, ada peserta didik yang Sutopo (2012:176) menjelaskan beberapa
lebih senang belajar bersama teman-temannya, kelemahan mobile learning diantaranya. 1)
ada yang memilih berlajar mandiri di Layar yang sempit pada perangkat mobile, tidak
perpustakaan, ada yang minta dibimbing belajar dapat menampilkan informasinya yang banyak,
di laboratorium, ada yang mendalami materi dari sehingga informasi harus dirancang secara
internet, bertanya kepada guru atau langsung singkat, padat dan jelas. 2) Kapasitas
observasi ke lapangan. Mobile learning dalam penyimpanan yang terbatas, menyebabkan
praktiknya memberikan kesempatan bagi peserta keterbatasan aplikasi yang dibuat tidak sebesar
didik untuk memilih waktu, tempat dan suasana aplikasi yang dikembangkan dan digunakan
yang tepat ketika ia mulai merasa butuh untuk pada komputer desktop. 3) Kekuatan battery
belajar. Tidak ada tekanan dan paksaaan harus yang berbatas waktu, hal ini juga menjadi
menyelesaikan pencapaian kompetensi dengan kendala. Battery yang tiba-tiba habis
dibimbing dan diarahkan langsung oleh guru. menyebabkan ketidaknyamanan pengguna
Bahkan jika ia merasa kurang maksimal dalam mobile learning. 4) Keterbatasan sistem operasi
menyerap informasi dan memahami konsep menyebabkan suatu aplikasi yang dijalankan
yang sedang dipelajari, ia dapat menundanya pada suatu perangkat belum tentu dapat
untuk kemudian dilanjutkan pada waktu yang dijalankan diperngkat yang lain. Bahkan format
lebih cocok menurut dirinya. file dalam komputer juga belum tentu dapat
Sutopo (2012:176) menjabarkan dibuka dalam perangkat mobile. 5) Keterbatasan
beberapa kelebihan mobile learning diantaranya: perangakat keras (hardware) juga
1) Convinience yang berarti pengguna dapat memungkinkan tidak mendukungnya suatu
mengakses dari mana saja pada konten perangkat karena tidak memiliki spesifikasi
pembelajaran termasuk kuis, jurnal, games, dan perangkat yang mendukung. 6) Aplikasi yang
lainnya. 2) Collabboration, yang berarti dijalankan pada perangkat mobile mudah rusak
pembelajaran dapat segera dilakukan setiap saat (error, corrupt) dan harus diinstalkan kembali.
secara real time. 3) Portability yang berarti 7) Keterbatasan untuk dikembangkan pada
penggunaan buku diganti dengan media perangkat mobile secara umum, sehingga
penyimpanan, sehingga perangkat dapat dibawa pengembangan media mobile learning harus
dan dioperasikan dimana saja dan kapan saja. 4) dirancang untuk perangkat mobile tertentu. 8)
Compatibility yang berarti pembelajaran Perangkat keras mobile terlalu cepat berubah, 9)
dirancang secara optimal agar dapat digunakan Bandwidth pada nirkabel terbatas dan
para perangkat mobile (mobile device). 5) kemungkinan terjadi penyimpangan dan
Interesting yang berarti pembelajaran yang banyaknya jumlah pengguna yang sedang
dikombinasikan dengan game, animasi, quis, mengakses. 10) Kesulitan untuk mencetak
video, akan menyenangkan. konten dalam mobile learning.
Dari beberapa keunggulan mobile Beberapa kelemahan dari mobile
learning tersebut di atas, menjelaskan bahwa learning pada dasarnya dapat disiasati agar
mobile learning sebagai alternatif layanan pengembangannya tidak sia-sia. Salah satu
pembelajaran masa kini yang adaptif dengan upaya yang dapat dilakukan adalah produk
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mobile learning yang dikembangkan harus
menawarkan kemudahan, kecepatan, keluwesan, melewati proses analisis kebutuhan dan analisis
dan kemenarikan tanpa mengurangi esensi dari kelayakan untuk dikembangkan pada satuan
hakikat dan prinsip pembelajaran secara umum. pendidikan tertentu. Hal itu bertujuan agar
Keunggulan mobile learning dalam hal waktu mobile learning yang dikembangkan adaptif
dan tempat memberikan kesempatan kepada dengan karakteristik pengguna, dan didukung
peserta didik untuk dapat mengakses materi dan oleh sarana dan prasarana yang dimiliki baik
informasi kapan pun dan dimana pun perangkat keras maupun perangkat lunak, seperti
(Ally:2009:1). Peserta didik dapat memilih kepemilikan mobile device, smartphone, tablet,
waktu dan tepat yang sesuai dengan kesiapannya
54 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 5, No. 2, April 2019, Hal. 50-56
PDA, ketersediaan koneksi internet, paket data, aspek perangkat, aspek sosial dan aspek
wifi, jaringan komputer dan lain sebagainya. pembelajaran melahirkan mobile learning.
Mobile learning sebagai multimedia Dalam pengembangan Indonesia
pembelajaran dapat dipahami bahwa produk Mobile Learning System (IMOLES) diperlukan
mobile learning yang dimaksud berfungsi data center. Pembangunan data center
sebagai program multimedia pembelajaran. disesuaikan dengan kebutuhan data masing-
Multimedia pembelajaran adalah program masing wilayah. Dengan demikian selain data
perantaran materi pembelajaran yang disajikan center pusat, diperlukan data center pendukung
dalam beberapa format media, seperti teks, pada tingkat wilayah. Logika sistem data center
gambar, audio, video, dan animasi. Penelitian yang dibutuhkan seperti pada gambar 3.
tentang mobile learning terus meningkat (Koole,
2009:26). Para ahli meyakini bahwa Data
center 1
pengembangan mobile learning menawarkan
berbagai kemudahan dan kelebihan yang tidak
dimiliki oleh pendekatan pembelajaran lainnya.
Data
center 4 Data Data
center 2
Koole (2009:25) menjabarkan sebuah Center
kerangka kerja dalam pengembangan mobile IMOLES
learning yakni Framework for the Rational Data Data
Analysis of Mobile Education (FRAME). Model center 4 center 3
tersebut menjelaskan bahwa mobile learning
merupakan hasil dari proses pemusatan fungsi
teknologi mobile, kapasitas belajar manusia, dan Gambar 3. Bagan Data Center Pusat dan
interaksi sosial. Ketiga hal tersebut merupakan Wilayah IMOLES
dasar pedagogis kontemporer dalam Fokus gagasan yang dikembangkan
pengembangan mobile learning (Surahman, adalah sistem pembelajaran bergerak yang
2017). terpadu secara nasional (Integrated Mobile
Model FRAME menjelaskan Learning System) yang dapat diakses pada
keterkaitan antara perangkat (devices), flatform telfon pintar yang sudah memasyarakat
pembelajaran (learners), dan aspek sosial (gs.statcounter.com:2015). Dalam sistem yang
(social). Berikut pada gambar 3 menunjukan dibangun para pengguna dapat memilih
bahwa keterkaitan antara perangkat, pembelajar alternatif peran baik sebagai pengunjung biasa,
dan sosial yang membangun mobile learning peserta didik, pendidik, pengembang konten,
menurut Koole (2009:27). pengembang alat evaluasi, pengawas mutu
proses dan peran sebagai pendudung
keberlangsungan sistem yang dibangun. Secara
(L) Learner sederhana gambaran alternatif peran yang dapat
Aspect
diambil sebagaimana gambar 3.
Administra
tor

Tools
(S) Social (D) Device Evaluation
Developer
Learner

Aspect Aspect General


User
Content
Teacher
Developer

Gambar 2. Bagan Model FRAME (Koole:


Quality
2009:27) Control

Hubungan antara aspek pembelajar


dengan aspek sosial melahirkan interaksi Gambar 3. Alternatif Peran Pengguna
pembelajaran. Hubungan antara aspek perangkat IMOLES
dengan aspek sosial melahirkan sosial teknologi.
Adapun hubungan antara aspek perangkat Pembagian peran dikelola secara
dengan aspek pembelajar melahirkan konsep otomatis pada sistem yang dibangun. Seseorang
kebermanfaatan perangkat. Hubungan antara yang berkunjung pada sistem IMOLES dapat
SURAHMAN – Integrated Mobile Learning... 55
membuka atau mengikuti sebuah kelas yang Eko Susanto. (2009). 60 games untuk mengajar.
dibutuhkannya. Proses pembelajaran berjalan Yogyakarta: Lukita.
secara alamiah pada masing-masing kelas. gs.statcounter.com. (2015). Top 8 Mobile & Tablet
Proses logikanya seperti pengelolaan banyak Operation System In Indonesia Form Jan to
jurusan pada sebuah universitas. Masing-masing Aug 2015.
fakultas memiliki beberapa departemen, dan L. Koole, Marguerite. (2009). A model for framing
masing-masing departemen memiliki beberapa mobile learning. Canada. AU Press.
program studi, dengan beberapa dosen dan Laura, B. P., Anabela P., Lina, C., Juan, A. J. M.
mahasiswa yang belajar pada suatu bidang ilmu (2016). Learning with mobile technologies –
tertentu. Di dalamnya terdapat proses registrasi, students behavior. Proceeding of Computers
in Human Behavior. P. 1-9.
verifikasi, pembagian kelas, proses doi:10.1016/j.chb.2016.05.027. Diambil pada
pembelajaran, evaluasi dan pemberian tanggal 20 Mei 2016 dari
keterangan atas pencapaian terhadap kompetensi www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0
yang dipersyaratkan. 747563216303545
Pemerintah Republik Indonesia. (1945). Undang-
SIMPULAN
Undang Dasar Tahun 1945. Jakarta.
Hasil kajian ini diharapkan mampu
memberikan kontribusi berupa tatanan sistem Pemerintah Republik Indonesia. (2003). Undang-
pembelajaran bergerak terpadu (integrated Undang Republik Indonesia No 20 Tahun
mobile learning) secara nasional. Melalui 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta.
Integrated Mobile Learning System (IMOLES)
proses pembelajaran bergerak dapat dikelola Rose, Colin & Nicholl, Malcolm J. (1997).
secara efektif melalui pengawasan yang baik. Accelerated learning for the 21st century,
Keunggulan yang akan ditawarkan melalui Cara belajar cepat abad XXI. Terjemahan
IMOLES adalah kemampuan menyerap para oleh Dedy Ahimsa. 2002. Bandung: Nuansa.
pebelajar (learners) dari semua jalur dan jenjang Surahman, E., & Surjono, H. (2017). Pengembangan
pendidikan sesuai minat dan kecenderungan adaptive mobile learning pada mata
kompetensi yang akan dikuasainya. Target pelajaran biologi SMA sebagai upaya
makro yang diharapkan melalui sistem yang mendukung proses blended learning. Jurnal
dibangun adalah terciptanya masyarakat belajar Inovasi Teknologi Pendidikan, 4(1), 26-37.
maya (cyber learners). Selain itu Indonesian doi:https://doi.org/10.21831/jitp.v4i1.9723
Mobile Learning System (IMOLES) diharapkan Surahman, E., & Alfindasari, D. (2017). Developing
menjadi salah satu alternatif bagi pengguna Adaptive Mobile Learning with the
telfon pintar. Sehingga waktu dan premi paket Principle of Coherence Mayer on Biology
data yang dibayarkan dapat dikonversi menjadi Subjects of High School to Support the
wawasan dan ilmu pengetahuan baru yang Open and Distance Education. 3rd
International Conference on Education and
lambat laun diharapkan dapat berkontribusi
Training (ICET 2017). 128, pp. 184-190.
terhadap peningkatan kualitas SDM Indonesia Malang: Atlantis Press.
yang unggul dan berdaya saing global. doi:https://doi.org/10.2991/icet-17.2017.31

DAFTAR PUSTAKA Surahman, E., Wedi, A., Sulthoni, Soepriyanto, Y.,


& Setyosari, P. (2018). Design of Peer
Alfindasari, Dessy., Surahman, Ence. 2014. Sumber Collaborative Authentic Assessment Model
Daya Manusia dan Pendidikan di Era Global: Based on Group Project Based Learning to
Sebuah Tinjauan Terhadap Penelitian Train Higher Order Thinking Skills of
Teknologi Pendidikan di LPTK. Proceeding Students. International Conference on
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran. Education and Technology (ICET 2018).
Yogyakarta: UNY 285, pp. 28-31. Malang: Atlantis Press.
Ally, Mohamed. (2009). Mobile learning Retrieved April 25, 2019, from
transforming the delivery of education and https://www.atlantis-
training. Canada. AU Press. press.com/article/55909417

Ariesto Hadi Sutopo. (2011). Teknologi informasi Traxler, Jhon. (2009). Current state of mobile
dan komunikasi dalam pendidikan. learning. Canada. AU Press.metacognitive
Yogyakarta: Graha Ilmu. learning approach based on lesson
56 JINOTEP (Jurnal Inovasi dan Teknologi Pembelajaran) Kajian dan Riset dalam Teknologi
Pembelajaran Vol. 5, No. 2, April 2019, Hal. 50-56
study. International Journal of Education
and Research, 3(2), 169-180.
Ziniel, C. E., & Ghalib, A. K. (2017). Informed
Teaching—A Mixed-Methods Approach to
Assessing Perception and Practice Within a
Higher Education Setting.

You might also like