Professional Documents
Culture Documents
ID Pengaruh Perputaran Piutang Dan Efisiens
ID Pengaruh Perputaran Piutang Dan Efisiens
ID Pengaruh Perputaran Piutang Dan Efisiens
ABSTRACT
One of the efforts that utilized it by the Agency Community Self-reliance to improve the welfare of
the people in the village is the passing of a way to provide loans to the local community. Expected to be
the struggle of the poor in voicing the aspirations and needs of the community and as a driver for poverty
reduction is carried out by independent and sustainable society, ranging from the need penentuaan
process, decision making, creation, implementation and maintenance program to use. This study aims to
determine the effect of the accounts receivable turnover and eficient use of working capital to generate
proit in BKM “Purbo Manunggal” Purbayan Village for 4 years 2009-2012. The ratio used in this study
is perputran accounts receivable. While the eficiency of working capital uses Return on Working Capital
calculation. On the other hand, BKM “Purbo Manunggal” especially in the use of Fiscal Management
Unit proit calculation capabilities.The method used in this study is a quantitative research method.
For data analysis used is multiple regression analysis, the classical assumption test, t test, F test, and
the coeficient determinant. Based on this research note that the turnover of receivables and working
capital eficiency jointly signiicant effect on the ability of earnings. The results of this study determinant
coeficient of 100% proit capability is affected by accounts receivable turnover and working capital
eficiency.
Baki Kabupaten Sukoharjo mendapatkan satu organisasi sektor publik juga memiliki
dana dari pemerintah melalui APBN dan suatu tujuan yang ingin dicapai dengan cara
APBD. Dana tersebut dimanfaatkan salah yang efektif dan eisien. Salah satunya yaitu
satunya untuk pelayanan pinjaman bergulir. dengan mengendalikan perputaran piutang
Pelayanan pinjaman bergulir diberikan dan eisiensi modal kerja.
lewat Unit Pengelola Keuangan Badan Agar hal tersebut dapat tercapai, maka
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Badan Keswadayaan Masyakat (BKM) yang
Purbo Manunggal Kelurahan Purbayan terdapat di suatu desa yang merupakan suatu
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. organisasi ekonomi yang dibentuk melalui
Dana tersebut terus dipinjamkan kepada kesadaran kritis masyarakat untuk menggali
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) kembali nilai-nilai luhur kemanusian dan
sebagai modal kerja usaha produktif (baik nilai-nilai kemasyarakatan sebagi pondasi
untuk usaha baru maupun pengembangan modal (capital social) kehidupan masyarakat.
usaha yang sudah ada), oleh karena itu Unit Berdasarkan uraian tersebut maka dalam
Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan penelitian ini penulis mengambil judul “
Masyarakat (UPKBKM) Purbo Manunggal PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG
Kelurahan Purbayan Kecamatan Baki DAN EFISIENSI MODAL KERJA
Kabupaten Sukoharjo harus melakukan TERHADAP KEMAMPUAN LABA PADA
kegiatan berdasar prosedur operasional UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN
standar dalam pengelolaannya. Tujuannya DI BADAN KESWADAYAAN
adalah agar proses pengelolaan pinjaman MASYARAKAT DESA PURBAYAN ”
bergulir yang dilaksanakan oleh Unit Berdasarkan uraian pada latar belakang,
Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan maka masalah dalam penelitian yang akan
Masyarakat (UPKBKM) Purbo Manunggal penulis lakukan adalah :
Kelurahan Purbayan Kecamatan Baki 1. Apakah terdapat pengaruh perputaran
Kabupaten Sukoharjo menjadi seragam. piutang terhadap kemampuan laba pada
Keseragaman pengelolaan pinjaman bergulir Unit Pengelolaan Keuangan Badan
oleh Unit Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat di Desa
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Purbo Purbayan?
Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan 2. Apakah terdapat pengaruh eisiensi
Baki Kabupaten Sukoharjo menjadi penting modal kerja terhadap kemampuan laba
agar memudahkan dalam proses monitoring, pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan
evaluasi dan supervisi. Keswadayaan Masyarakat di Desa
Dari pengelolaan pinjaman bergulir Purbayan?
tersebut Unit Pengelola Keuangan Badan 3. Apakah terdapat pengaruh perputaran
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Purbo piutang dan eisiensi modal kerja
Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan terhadap kemampuan laba pada pada
Baki Kabupaten Sukoharjo mendapatkan Unit Pengelolaan Keuangan Badan
pendapatan yang disebut pendapatan Keswadayaan Masyarakat di Desa
jasa. Unit Pengelola Keuangan Badan Purbayan?
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Purbo Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan 1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran
Baki Kabupaten Sukoharjo sebagai salah piutang terhadap kemampuan laba pada
Unit Pengelolaan Keuangan Badan 1. Character, hal ini manajer kredit harus
Keswadayaan Masyarakat di Desa memerhatikan karakter dari si pemohon.
Purbayan. Apabila pelanggan lama, maka dapat
2. Untuk mengetahui pengaruh eisiensi dilihat pada track record yang ada dikartu
modal kerja terhadap kemampuan laba piutang. Bila pelanggan baru, maka dapat
pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan ditanyakan pada mitra usahanya dan
Keswadayaan Masyarakat di Desa referensi pihak lain yang menjamin.
Purbayan. 2. Capacity, hal ini manajer kredit perlu
3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran memerhatikan kemampuan pelanggan
piutang dan eisiensi modal kerja secara dalam mengelola bisnisnya. Di kantornya
bersamaan terhadap kemampuan laba bisa dilihat pada debtservice coverage,
pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan rasio likuiditas, time interest earned,
Keswadayaan Masyarakat di Desa serta return on assets.
Purbayan. 3. Capital. Dalam hal ini manajer kredit
perlu memerhatikan modal yang dimiliki
Pengertian Piutang pelanggan. Hal ini bisa dilihat pada
Piutang merupakan suatu proses yang pos equity dalam laporan keuangan
penting yang dapat menunjukkan satu bagian pelanggan.
yang besar dari likuid suatu perusahaan. 4. Collateral. Dalam hal ini manajer kredit
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain perlu memerhatikan jaminan yang
dimasa yang akan datang karena terjadinya diberikan oleh pelanggan untuk menutup
transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan kerugian apabila pelanggan tidak bisa
menjadi dua yaitu piutang usaha dan piutang melanjutkan angsurannya.
non usaha. Piutang Usaha adalah piutang 5. Conditions of economics. Dalam hal
yang timbul dari penjualan barang atau ini manajer kredit perlu memerhatikan
jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang apakah perusahaan pelanggan tersebut
non usaha misalnya persekot dalam kontrak rentan terhadap perubahan kondisi
pembelian, klaim terhadap perusahaan ekonomi, baik makro maupun lini bisnis
angkutan untuk barang rusak atau hilang, pelanggan.
klaim terhadap perusahaan asuransi atas
kerugian yang dipertanggungjawabkan, Eisiensi Modal Kerja
klaim terhadap karyawan perusahaan, klaim 1. Pengertian Eisiensi
terhadap restitusi pajak, piutang deviden, dan Eisiensi adalah penggunaan sumber
lain-lain. daya secara minimum guna pencapaian hasil
Adapun langkah-langkah yang harus yang optimum. Pengertian eisiensi menurut
dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko SP. Hasibuan (1984;233) adalah “Eisiensi
tidak terbayarnya piutang tersebut adalah adalah perbandingan yang terbaik antara
manajer kredit hendaknya memerhatikan input (masukan) dan output (hasil antara
lima “C” dari kredit sebelum memutuskan keuntungan dengan sumber-sumber yang
pemberian kredit kepada pelanggan, yaitu dipergunakan), seperti halnya juga hasil
sebagai berikut : optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kemampuan Laba 48 0.37 10.78 4.6852 2.67286
Perputaran Piutang 48 0.01 0.21 0.0850 0.04529
Eisiensi Modal Kerja 48 0.37 10.78 4.6852 2.67286
Valid N (listwise) 48
Sumber : Data diolah dari SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 uji normalitas Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
diatas menunjukkan bahwa nilai terjadi multikolineritas antar variabel
signiikansi dari kedua variabel lebih bebas.
dari 0,05, dengan demikian dapat 3) Uji Autokorelasi
disimpulkan bahwa perputaran piutang, Uji Autokorelasi dilakukan menguji
eisiensi modal kerja, dan kemampuan apakah dalam model regresi ada korelasi,
laba berdistribusi normal. model regresi yang baik seharusnya tidak
2) Uji Multikolinearitas terjadi autokorelasi. Uji Autokorelasi
Uji Multikolinearitas digunkan menguji dalam penelitian ini menggunakan
apakah di dalam model regresi ditemukan analisis Durbin – Watson (DW).
adanya korelasi antar variabel bebas Tabel 4.4
(independen). Model regresi yang baik Hasil Uji Autokorelasi
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
Std.
variabel independen. Error
Tabel 4.3.1 R Adjusted of the Durbin-
Hasil Uji Multikolinearitas Model R Square R Square Estimate Watson
Std. Error 1 1.000a 1.000 1.000 .02782 1.558
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Sumber : Data diolah dari SPSS
1 1.000a 1.000 1.000 .00000 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat
Sumber : Data diolah dari SPSS bahwa Durbin-Watson sebesar 1,558.
Dari tabel 4.3.1 diatas dapat dilihat nilai Nilai ini akan kita bandingkan dengan
keisien r2 yang diperoleh seluruhnya menggunakan nilai tabel DW dengan
bernilai sama dari nilai koeisien menggunakan nilai α = 5%. Jumlah
determinan (R2). Dengan demikian sampel (N) adalah 48dan jumlah variabel
dapat disimpulkan bahwa tidak independen 2 (k = 2), maka nilai tabel
terjadi multikolinearitas antarvariabel DW pada n = 48 dan k = 2 adalah dL =
independen. 1,4500 dan dU = 1,6231. Karena nilai
Tabel 4.3.2 DW 1,558 dan terletak diantara dL dan
Hasil Uji Multikolinearitas dU berkisar antara 1,4500 sampai 1,6231.
Variabel Tolerance VIF Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
Perputaran Piutang 0.664 1.506 terjadi autokorelasi.
(X1) 4) Uji Heteroskedastisitas
Eisiensi Modal Kerja 0.664 1.506 Uji heterokedastisitas dilakukan untuk
(X2) menguji apakah dalam model regresi
Sumber : Data diolah dari SPSS terjadi ketidaksamaan variance dari
Dari tabel 4.3.2 diatas dapat dilihat bahwa residual suatu pengamatan ke pengamatan
nilai tolerance kedua variabel lebih dari yang lain. Model regresi yang baik
0,10 dengan masing-masing variabel adalah yang homokedastisitas atau tidak
yaitu perputaran piutang sebesar 0.664 heretokedasitas. Heteroskedastisitas
dan eisiensi modal kerja sebesar 0.664. dalam penelitian ini diuji dengan
Sedangkan untuk VIF kurang dari 10 menggunakan uji scatterplot. Ada
yaitu perputaran piutang sebesar 1.506 atau tidaknya heterokedastisitas dapat
dan eisiensi modal kerja sebesar 1.506. dilakukan dengan melihat ada atau
tidaknya pola tertentu pada graik yang akan menentukan apakah hipotesis yang
scatterplot SRESID dan ZPRED dimana dibuat akan diterima atau ditolak. Persamaan
sumbu Y adalah Y yang diprediksi umum regresi linier berganda yang digunakan
dan sumbu X adalah residual. Jika ada dalam penelitian ini yaitu :
pola tertentu, seperti titik-titik yang Tabel 4.5
membentuk pola teratur (bergeleombang, Hasil Uji Regresi Berganda
menyebar kemudian menyempit) Unstandardized
maka mengindikasi telah terjadi Model Coeficients
heteroskedasitas. Jika pola menyebar di B Std. Error
atas dan di bawah angka 0 maka tidak 1 (Constant) 0.000 0.000
heteroskedasitas. Perputaran 0.000 0.000
Piutang
Eisiensi
Modal Kerja 1.00 0
Sumber : Data diolah dari SPSS
Atas hasil analisa regresi diperoleh
persamaan sebagai berikut :
Y = 0.000 + 0.000 X1 + 1.00 X2 + e
Tabel 4.6.1
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized Collinearity
Coeficients Coeficients Statistics
Model Std. Sig.
B Error Beta t Tolerance VIF
1 (Constant) 1.778 .681 2.609 .012
Perputaran 34.208 7.091 .580 4.824 .000 1.000 1.000
Piutang
Sumber : Data diolah dari SPSS
Dari tabel 4.6.1 diatas dapat dilihat bahwa hal ini berarti H1 diterima. Dari hasil
perputaran piutang nilai t hitung 4.824. T pengujian diatas, dapat disimpulkan
tabel dapat dilihat pada tabel signiikansi bahwa perputaran piutang berpengaruh
0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan terhadap kemampuan laba.
df = n-k-1 atau 48-2-1 = 45 (n adalah 2) Uji Hipotesisi 2
jumlah data dan k adalah jumlah variabel Pengujian ini menggunakan uji
independen). Dan hasil yang diperoleh t, pengujian ini dilakukan untuk
untuk t tabel sebesar 2,014. Dan hasil menunjukkan apakah vairiabel eisiensi
pengujian output spss nilai t hitung > t modal kerja berpengaruh terhadap
tabel (4,824 > 2,014) dan signiikansi kemampuan laba.
0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 <0,05)
Tabel 4.6.2
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coeficients Coeficients Sig. Statistics
B Std. Error Beta t Tolerance VIF
1 (Constant) .000 .000 .000 .000
Efisisensi 1.000 .000 1.000 .000 .000 1.000 1.000
Modal Kerja
Sumber : Data diolah dari SPSS
Dari tabel 4.6.2 diatas dapat dilihat bahwa hal ini berarti H1 diterima. Dari hasil
eisiensi modal kerja nilai t hitung 0,00. T pengujian diatas, dapat disimpulkan
tabel dapat dilihat pada tabel signiikansi bahwa eisiensi modal kerja berpengaruh
0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan terhadap kemampuan laba.
df = n-k-1 atau 48-2-1 = 45 (n adalah 3) Uji Hipotesis 3
jumlah data dan k adalah jumlah variabel Pengujian ini menggunakan uji
independen). Dan hasil yang diperoleh F, pengujian ini dilakukan untuk
untuk t tabel sebesar 2,014. Dan hasil menunjukkan apakah vairiabel
pengujian output spss nilai t hitung > t perputaran piutang dan eisiensi modal
tabel (4,824 > 2,014) dan signiikansi kerja berpengaruh secara bersama-sama
0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05) (simultan) terhadap kemampuan laba.
Tabel 4.6.3
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 335.777 2 167.889 .000 .000a
Residual .000 45 .000
Total 335.777 47
Sumber : Data diolah dari SPSS
Tabel 4.7
Hasil Uji Koeisien Determinan (R2)
perputaran piutang dikarenakan pendapatan Pada tahun 2009 sampai tahun 2012
dari UPK berkurang. Pada akhir tahun 2012 mengalami luktuasi, rasio tertinggi terjadi
kembali mengalami peningkatan sebesar 0,21 pada akhir tahun 2010 dengan rasio sebesar
kali. 10,49% yang artinya kemampuan modal
Hasil dari wawancara dengan salah kerja dalam menghasilkan laba sebesar
satu pembuku UPK ada beberapa faktor 10,49%. Akan tetapi rasio terkecil terjadi
yang menyebabkan bertambahnya piutang di pada akhir tahun 2012 yaitu 4,44%. Yang
BKM Purbo Manunggal yang menimbulkan artinya kemampuan modal kerja dalam
rentabilitas ekonomi yaitu tertanamnya menghasilkan laba sebesar 4,44%.
piutang para anggota KSM pada setiap Eisiensi modal kerja selama tahun2009
bulannya. Hal ini diperparah dengan adanya sampai tahun 2012 persentasenyacenderung
piutang tak tertagih dari beberapa anggota rendah, hal ini diakibatkan olehkenaikan
KSM yang meminjam. jumlah aktiva lancar / modal kerjayang lebih
besar dibandingkan dengan kenaikandari laba
2. Perkembangan eisiensi modal kerja
operasi. Menunjukkan bahwa terjadikelebihan
pada BKM Purbo Manunggal di Unit
modal kerja yang diinvestasikan
Pengelolaan Keuangan Desa Purbayan.
padapiutang yang menyebabkan modal
Berikut adalah tabel perkembangan kerja kurangeisien. Oleh karena itu, perlu
perputaran piutang pada BKM Purbo diperhatikandalam penentuan besarnya dana
Manunggal di Unit Pengelolaan Keuangan yang akandiinvestasikan/ditanamkan pada
Desa Purbayan tahun 2009-2012 : piutang.
Tabel 4.9
Eisiensi BKM Purbo Manunggal 3. Pengaruh perputaran piutang dan eisiensi
Eisiensi Modal modal kerja terhadap kemampuan laba.
Tahun
Kerja (%) Hasil dari persamaan linier dengan
2009 8,44 menggunakan program SPSS 17 diperoleh uji t
2010 10,49 yang menunjukkan bahwa perputaran piutang
2011 7,23 sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05 (0,00<0,05)
2012 4,44 berarti berpengaruh signiikan terhadap
Sumber Laporan Keuangan BKM Purbo kemampuan laba dan memiliki hubungan
Manunggal positif yang berbanding searah dengan
Desa Purbayan (Data diolah) kemampuan laba, sehingga jika perputaran
piutang bertambah, maka kemampuan laba
Berdasarkan tabel 4.9 diatas hasil
juga ikut bertambah. Sedangkan eisiensi
perhitungan Return on Working Capital pada
modal kerja diperoleh uji t sebesar 0,00
BKM Purbo Manunggal di Unit Pengelolaan
lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05) berarti
Keuangan Desa Purbayan presentasi eisiensi
bahwa eisiensi modal kerja berpengaruh
modal kerja pada akhir tahun 2009 adalah
signiikan terhadap kemampuan laba dan
8,44% kemudian meninggkat pada akhir
memiliki hubungan positif yang berbanding
tahun 2010 sebesar 10,49%. Selanjutnya pada
searah dengan kemampuan laba, sehingga
akhir tahun 2011 menurun menjadi 7,23%
jika eisiensi modal kerja bertambah, maka
dan menurun kembali pada tahun berikutnya
kemampuan laba juga ikut bertambah.
yaitu pada akhir tahun 2012 menjadi 4,44%.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, Direktoral Jendral Cipta Karya. 2008. Pedoman Teknis
Keorganisasian. Edisi Tiga. Jakarta
Debbianita . 2012 Perputaran Piutang dan Eisiensi Modal Kerja Terhadap Likuiditas di
Perusahaan Manufaktur(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011), Universitas Maranatha Bandung
Dwi Prastowo dan Rifka Julianti. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:UPP AMP
YPKN.
Dwi Ramadhan, Bintang. 2005. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada
PT Pos Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama
Karjono, Albertus. 2012. Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas
Ekonomi di KPRI di Lingkungan BKN, Jurnal Riset Akuntansi, , Volume 15 No.2, Institut
Bisnis Nusantara
Mianty, Diah. , 2012, Pengaruh Perputaran Piutang Dan Eisisensi Modal Kerja Terhadap
Rentabilitas EkonomisPada KPRI Gotong Royong Kedungpring Lamongan, Jurnal Riset
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNESA
Priyatno, Duwi , 2009, Belajar Olah Data Dengan SPSS 17, Andi, Yogyakarta
Suiana, Nina. 2010. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan
Terhadap Proitabilitas, Jurnal Riset Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unud
Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: PT. GramediaUtama.
Simamora, Henry. , 2002, Akuntansi Mananjemen, Edisi II, Yogyakarta, STIE YKPN