ID Pengaruh Perputaran Piutang Dan Efisiens

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA

TERHADAP KEMAMPUAN LABA PADA UNIT PENGELOLAAN


KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Nanik Sulistiyo Rini, Endang Masitoh Wahyuningsih


FakultasEkonomiUniversitas Islam Batik Surakarta

ABSTRACT
One of the efforts that utilized it by the Agency Community Self-reliance to improve the welfare of
the people in the village is the passing of a way to provide loans to the local community. Expected to be
the struggle of the poor in voicing the aspirations and needs of the community and as a driver for poverty
reduction is carried out by independent and sustainable society, ranging from the need penentuaan
process, decision making, creation, implementation and maintenance program to use. This study aims to
determine the effect of the accounts receivable turnover and eficient use of working capital to generate
proit in BKM “Purbo Manunggal” Purbayan Village for 4 years 2009-2012. The ratio used in this study
is perputran accounts receivable. While the eficiency of working capital uses Return on Working Capital
calculation. On the other hand, BKM “Purbo Manunggal” especially in the use of Fiscal Management
Unit proit calculation capabilities.The method used in this study is a quantitative research method.
For data analysis used is multiple regression analysis, the classical assumption test, t test, F test, and
the coeficient determinant. Based on this research note that the turnover of receivables and working
capital eficiency jointly signiicant effect on the ability of earnings. The results of this study determinant
coeficient of 100% proit capability is affected by accounts receivable turnover and working capital
eficiency.

Keywords: Turnover, Accounts Receivable, Eficiency,Working Capital, AndAbility,Proit.

PENDAHULUAN rasio yang digunakan dalam mengukur


Semakin berkembangnya dunia usaha eisiensi modal kerja dalam sebuah
saat ini, maka persaingan antar perusahaan, perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup
khususnya antar perusahaan sejenis akan memungkinkan suatu perusahaan dalam
semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan melakukan aktivitasnya tidak mengalami
hidup sebuah perusahaan dalam persaingan kesulitan dan hambatan yang mungkin akan
yang semakin ketat dibutuhkan suatu timbul. Penetapan besarnya modal kerja yang
pengelolaan sumber daya yang dilakukan dibutuhkan perusahaan berbeda-beda, salah
oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi satunya tergantung jenis perusahaan dan
pihak manajemen, selain dituntut untuk seberapa besar perusahaan tersebut.
mengkoordinasikan pengelolaan seluruh Terjadinya suatu perubahan di dalam
sumber daya yang dimiliki perusahaan secara kinerja usaha, dikarenakan karena modal
efektif dan eisien, juga dituntut untuk dapat kerja termasuk elemen-elemen yang
menghasilkan keputusan-keputusan yang mengalami proses perputaran. Perputaran
menunjang terhadap pencapaian tujuan dana berfungsi untuk menghasilkan dana
perusahaan di masa yang akan dating. dalam jumlah besar sehingga selisihnya
Perputaran piutang dan perputaran merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan
modal kerja sangat penting bagi sebuah yang bersangkutan. Sedangkan sebagai
perusahaan karena merupakan rasio- jembatan perputaran dana ini adalah aktiva
lancar yaitu yang dimaksud adalah piutang.
GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1629
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Tingkat perputaran piutang merupakan maupun kultur masyarakat yang bersangkutan


perbadingan antara penjualan kredit dengan yang relatif tidak mudah dikenali, terlebih
rata-rata piutang, dan tingkat perputaran ini oleh pengetahuan masyarakat itu sendiri
menggambarkan berapa kali modal yang mengenai masalah kemiskinan. Padahal
tertanam dalam piutang berputar dalam satu dengan pengenalan terhadap masalah
tahun, semakin cepat perputaran piutang kemiskinan itu maka masyarakat yang
menandakan bahwa modal dapat digunakan bersangkutan akan memiliki bekal yang
secara eisien. lebih baik untuk menangani masalah yang
Perputaran piutang tersebut akan dihadapi. Program-program pembangunan
menentukan besar kecilnya keuntungan yang yang dilaksanakan selama ini juga selalu
akan diperoleh perusahaan. Sehingga hal ini memberikan perhatian besar terhadap
akan mempengaruhi operasi perusahaan di upaya pengentasan kemiskinan karena pada
mana secara tidak langsung akan berdampak dasarnya pembangunan yang dilakukan
pada tingkat perolehan keuntungan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
perusahaan yang bersangkutan. Sebagaimana masyarakat. Meskipun demikian, masalah
tujuan utama perusahaan yaitu mencapai kemiskinan sampai saat ini terus-menerus
keuntungan optimal, maka setiap perusahaan menjadi masalah yang berkepanjangan.
selalu meningkatkan kemampuan usahanya Bedasarkan data Badan Pusat Statistik
untuk menghasilkan laba, salah satunya (BPS), persentase penduduk miskin di
dengan cara mengelola piutang perusahaan Indonesia tahun 1996 masih sangat tinggi,
yang bersangkutan seeisien mungkin, yaitu sebesar 17,5 persen atau 34,5 juta orang.
sehingga mampu mencapai laba yang Hal ini bertolak belakang dengan pandangan
diinginkan. banyak ekonom yang menyatakan bahwa
Adanya eisiensi penggunaan modal pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
yang dioperasikan akan mempengaruhi meningkatkan pendapatan masyarakat dan
perolehan pendapatan (laba) bagi suatu pada akhirnya mengurangi penduduk miskin.
perusahaan jika ternyata kecepatan tingkat Perhatian pemerintah terhadap pengentasan
perputaran piutang sangat lambat dibanding kemiskinan pada pemerintahan reformasi
standar yang ditetapkan, sehingga saldo terlihat lebih besar lagi setelah terjadi krisis
piutang tidak sesuai dengan rentabilitas ekonomi pada pertengahan tahun 1997.
ekonomi karena modal tidak diinvestasikan Perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS),
secara eisien. persentase penduduk miskin di Indonesia
sampai tahun 2003 masih tetap tinggi,
Kemiskinan merupakan masalah
sebesar 17,4 persen dengan penduduk yang
multidimensi yang terjadi di masyarakat.
lebih besar yaitu 37,4 juta orang. Bahkan
Kemiskinan bukan hanya diukur dari
berdasarkan angka Badan Koordinasi
pendapatan, tetapi juga mencakup kerentanan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
dan kerawanan orang atau sekelompok
pada tahun 2001, persentase keluarga miskin
orang, baik laki-laki maupun perempuan
mencapai 52,07 persen atau lebih dari separuh
dan keterbatasan akses masyarakat dalam
jumlah keluarga di Indonesia. Angka-angka
penentuan kebijakan publik yang berdampak
ini mengindikasikan bahwa program-program
pada kehidupan mereka. Masalah kemiskinan
penanggulangan kemiskinan selama ini belum
juga bisa disebabkan oleh kondisi struktur
berhasil mengatasi masalah kemiskinan.

1630 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Pemecahan masalah kemiskinan pemanfaatan dan pemeliharaan.


tidak dapat dilakukan oleh pemerintah Dalam jangka panjang Badan
sendiri karena besar dan kompleksnya Keswadayaan Masyarakat (BKM)
masalah tersebut. Pemerintah dibantu membangun modal sosial dengan
lembaga swasta atau kelompok peduli menumbuhkan kembali nilai-nilai
lainnya yang berfungsi sebagai fasilitator kemanusiaan, ikatan-ikatan sosial dan
terhadap usaha masyarakat dalam melakukan menggalang solidaritas serta kesatuan sosial
penanggulangan kemiskinan. Program- sesama warga agar saling bekerjasama demi
program penanggulangan kemiskinan selama kebaikan dan kebutuhan bersama, serta pada
ini cenderung fokus pada upaya penyaluran saatnya akan memperkuat keswadayaan
bantuan sosial untuk orang miskin, warga masyarakat. Ada tiga (3) unit pengelola
misalnya program Jaring Pengaman Sosial di Badan Keswadayaan Masyarakat yaitu Unit
(JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola
ini akan sulit menyelesaikan persoalan Lingkungan (UPL) dan Unit Pengelola Sosial
kemiskinan yang ada karena sifat bantuan (UPS). Masing-masing pengelola mempunyai
tidaklah untuk pemberdayaan, bahkan dapat tugas dan tanggungjawab sendiri. Unit
menimbulkan ketergantungan. Program- Pengelola Keuangan (UPK) merupakan gugus
program bantuan yang berorientasi pada tugas dari Badan Keswadayaan Masyarakat
kedermawanan pemerintah ini justru dapat (BKM) yang dibentuk dan dibubarkan oleh
memperburuk moral dan perilaku masyarakat Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).
miskin. Program bantuan untuk orang
Pengurus Unit Pengelola Keuangan
miskin seharusnya lebih difokuskan untuk
(UPK) yaitu manajer dan staf lainnya diangkat
menumbuhkan budaya ekonomi produktif
serta diberhentikan oleh Badan Keswadayaan
dan mampu membebaskan ketergantungan
Masyarakat (BKM) melalui mekanisme Rapat
penduduk yang bersifat permanen.
anggota Badan Keswadayaan Masyarakat
Salah satu pendekatan penanganan (BKM). Oleh karena itu secara struktural,
masalah kemiskinan tersebut melalui Program pengurus Unit Pengelola Keuangan (UPK)
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) bertanggungjawab langsung pada Badan
Mandiri dengan membangun keberdayaan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Sebagai
menuju masyarakat mandiri melalui unsur pengelola sumber daya, khususnya
penguatan lembaga lokal yang salah satunya keuangan, Unit Pengelola Keuangan
adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (UPK) bertanggung jawab kepada Badan
(BKM) Purbo Manunggal yang terletak di Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam hal
Kelurahan Purbayan. Badan Keswadayaan pengelolaan keuangan yang disalurkan lewat
Masyakat (BKM) diharapkan mampu Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ke
menjadi wadah perjuangan kaum miskin Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan
dalam menyuarakan aspirasi dan kebutuhan penggulirannya. Unit Pengelola Keuangan
masyarakat, sekaligus menjadi penggerak (UPK) tidak dapat mengambil keputusan
bagi penanggulangan kemiskinan yang strategis, selain menjalankan keputusan serta
dijalankan oleh masyarakat secara mandiri kebijakan yang telah ditetapkan oleh Badan
dan berkelajutan, mulai dari proses penentuan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Badan
kebutuhan, pengambilan keputusan, proses Keswadayaan Masyarakat (BKM) Purbo
penyusunan, pelaksanaan program hingga Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1631


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Baki Kabupaten Sukoharjo mendapatkan satu organisasi sektor publik juga memiliki
dana dari pemerintah melalui APBN dan suatu tujuan yang ingin dicapai dengan cara
APBD. Dana tersebut dimanfaatkan salah yang efektif dan eisien. Salah satunya yaitu
satunya untuk pelayanan pinjaman bergulir. dengan mengendalikan perputaran piutang
Pelayanan pinjaman bergulir diberikan dan eisiensi modal kerja.
lewat Unit Pengelola Keuangan Badan Agar hal tersebut dapat tercapai, maka
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Badan Keswadayaan Masyakat (BKM) yang
Purbo Manunggal Kelurahan Purbayan terdapat di suatu desa yang merupakan suatu
Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. organisasi ekonomi yang dibentuk melalui
Dana tersebut terus dipinjamkan kepada kesadaran kritis masyarakat untuk menggali
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) kembali nilai-nilai luhur kemanusian dan
sebagai modal kerja usaha produktif (baik nilai-nilai kemasyarakatan sebagi pondasi
untuk usaha baru maupun pengembangan modal (capital social) kehidupan masyarakat.
usaha yang sudah ada), oleh karena itu Unit Berdasarkan uraian tersebut maka dalam
Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan penelitian ini penulis mengambil judul “
Masyarakat (UPKBKM) Purbo Manunggal PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG
Kelurahan Purbayan Kecamatan Baki DAN EFISIENSI MODAL KERJA
Kabupaten Sukoharjo harus melakukan TERHADAP KEMAMPUAN LABA PADA
kegiatan berdasar prosedur operasional UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN
standar dalam pengelolaannya. Tujuannya DI BADAN KESWADAYAAN
adalah agar proses pengelolaan pinjaman MASYARAKAT DESA PURBAYAN ”
bergulir yang dilaksanakan oleh Unit Berdasarkan uraian pada latar belakang,
Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan maka masalah dalam penelitian yang akan
Masyarakat (UPKBKM) Purbo Manunggal penulis lakukan adalah :
Kelurahan Purbayan Kecamatan Baki 1. Apakah terdapat pengaruh perputaran
Kabupaten Sukoharjo menjadi seragam. piutang terhadap kemampuan laba pada
Keseragaman pengelolaan pinjaman bergulir Unit Pengelolaan Keuangan Badan
oleh Unit Pengelola Keuangan Badan Keswadayaan Masyarakat di Desa
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Purbo Purbayan?
Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan 2. Apakah terdapat pengaruh eisiensi
Baki Kabupaten Sukoharjo menjadi penting modal kerja terhadap kemampuan laba
agar memudahkan dalam proses monitoring, pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan
evaluasi dan supervisi. Keswadayaan Masyarakat di Desa
Dari pengelolaan pinjaman bergulir Purbayan?
tersebut Unit Pengelola Keuangan Badan 3. Apakah terdapat pengaruh perputaran
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Purbo piutang dan eisiensi modal kerja
Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan terhadap kemampuan laba pada pada
Baki Kabupaten Sukoharjo mendapatkan Unit Pengelolaan Keuangan Badan
pendapatan yang disebut pendapatan Keswadayaan Masyarakat di Desa
jasa. Unit Pengelola Keuangan Badan Purbayan?
Keswadayaan Masyarakat (UPKBKM) Purbo Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Manunggal Kelurahan Purbayan Kecamatan 1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran
Baki Kabupaten Sukoharjo sebagai salah piutang terhadap kemampuan laba pada

1632 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Unit Pengelolaan Keuangan Badan 1. Character, hal ini manajer kredit harus
Keswadayaan Masyarakat di Desa memerhatikan karakter dari si pemohon.
Purbayan. Apabila pelanggan lama, maka dapat
2. Untuk mengetahui pengaruh eisiensi dilihat pada track record yang ada dikartu
modal kerja terhadap kemampuan laba piutang. Bila pelanggan baru, maka dapat
pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan ditanyakan pada mitra usahanya dan
Keswadayaan Masyarakat di Desa referensi pihak lain yang menjamin.
Purbayan. 2. Capacity, hal ini manajer kredit perlu
3. Untuk mengetahui pengaruh perputaran memerhatikan kemampuan pelanggan
piutang dan eisiensi modal kerja secara dalam mengelola bisnisnya. Di kantornya
bersamaan terhadap kemampuan laba bisa dilihat pada debtservice coverage,
pada Unit Pengelolaan Keuangan Badan rasio likuiditas, time interest earned,
Keswadayaan Masyarakat di Desa serta return on assets.
Purbayan. 3. Capital. Dalam hal ini manajer kredit
perlu memerhatikan modal yang dimiliki
Pengertian Piutang pelanggan. Hal ini bisa dilihat pada
Piutang merupakan suatu proses yang pos equity dalam laporan keuangan
penting yang dapat menunjukkan satu bagian pelanggan.
yang besar dari likuid suatu perusahaan. 4. Collateral. Dalam hal ini manajer kredit
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain perlu memerhatikan jaminan yang
dimasa yang akan datang karena terjadinya diberikan oleh pelanggan untuk menutup
transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan kerugian apabila pelanggan tidak bisa
menjadi dua yaitu piutang usaha dan piutang melanjutkan angsurannya.
non usaha. Piutang Usaha adalah piutang 5. Conditions of economics. Dalam hal
yang timbul dari penjualan barang atau ini manajer kredit perlu memerhatikan
jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang apakah perusahaan pelanggan tersebut
non usaha misalnya persekot dalam kontrak rentan terhadap perubahan kondisi
pembelian, klaim terhadap perusahaan ekonomi, baik makro maupun lini bisnis
angkutan untuk barang rusak atau hilang, pelanggan.
klaim terhadap perusahaan asuransi atas
kerugian yang dipertanggungjawabkan, Eisiensi Modal Kerja
klaim terhadap karyawan perusahaan, klaim 1. Pengertian Eisiensi
terhadap restitusi pajak, piutang deviden, dan Eisiensi adalah penggunaan sumber
lain-lain. daya secara minimum guna pencapaian hasil
Adapun langkah-langkah yang harus yang optimum. Pengertian eisiensi menurut
dilakukan untuk mengurangi tingkat resiko SP. Hasibuan (1984;233) adalah “Eisiensi
tidak terbayarnya piutang tersebut adalah adalah perbandingan yang terbaik antara
manajer kredit hendaknya memerhatikan input (masukan) dan output (hasil antara
lima “C” dari kredit sebelum memutuskan keuntungan dengan sumber-sumber yang
pemberian kredit kepada pelanggan, yaitu dipergunakan), seperti halnya juga hasil
sebagai berikut : optimal yang dicapai dengan penggunaan
sumber yang terbatas. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1633


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

2. Pengertian Modal prinsip biaya.


Modal adalah elemen-elemen dalam Pengertian Badan Keswadayaan
aktiva suatu neraca perusahaan yang Masyarakat (BKM)
dapat berupa kas, bahan baku, gedung,
Badan Keswadayaan Masyarakat
mesinsedangkan sumber dari modal adalah
adalah pimpinan kolektif masyarakat warga
dapat dilihat pada pasiva suatu neraca
desa, dan sebagai lembaga BKM dapat
yang berupa hutang jangka pendek, hutang
bertindak sebagai representasi masyarakat
jangkapanjang dan modal sendiri (Bambang
warga desa. BKM berkedudukan sebagai
Riyanto, 2001:18).
lembaga pimpinan masyarakat warga
3. Pengertian Modal Kerja penduduk kelurahan dan merupakan lembaga
Modal kerja sebagai selisih antara pengendali kegiatan penanggulangan
total aktiva lancar dan total hutang lancar, kemiskinan di kelurahan yang bersangkutan.
maka jumlah modal kerja akan naik atau Pengertian Unit Pengelolaan Keuangan
turun hanya karena transaksi-transaksi yang (UPK)
mempengaruhi baik rekening tidak lancar
Unit Pengelolan Keuangan adalah
maupun rekening lancar (Dwi Prastowo dan
unit yang mengelola operasional kegiatan
Rifka Julianti , 2002:107).
keuangan PNPM Mandiri Perdesaan
Pengertian Laba di kecamatan dan membantu BKAD
Laba yaitu perbedaan antara pendapatan mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan
yang direalisasikan dari transaksi yang di kecamatan. Pengurus UPK terdiri dari
terjadi selama satu periode dengan biaya ketua, sekretaris dan bendahara. Pengurus
yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. UPK berasal dari anggota masyarakat yang
Belkaoui (1993) menyebutkan bahwa laba diajukan dan dipilih berdasarkan hasil
akuntansi memiliki lima karakteristik sebagai musyawarah desa.
berikut :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi METODE PENELITIAN
aktual yang dlakukan oleh sebuah 1. Jenis Penelitian
perusahaan (terutama pendapatan yang Jenis penelitian ini menggunakan
timbul dari penjualan barang atau jasa jenis penelitian kuantitatif karena untuk
dikurangi biaya yang diperlukan untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu
mencapai penjualan itu). fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulate menunjukkan hubungan antar variabel, dan
periode dan berhubungan dengan prestasi ada pula yang bersifat mengembangkan
keuangan perusahaan itu selama periode konsep, mengembangkan pemahaman atau
waktu tertentu. mendeskripsikan banyak hal.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip
2. Variabel penelitian dan pengukurannya
pendapatan dan membutuhkan deinisi,
pengukuran, dan pengakuan pendapatan. Bahwa perputaran piutang (X1) terdiri
4. Laba akuntansi membutuhkan dari dua variabel yaitu total penjualan kredit
pengukuran biaya dalam bentuk dan rata-rata piutang. Dapat dihitung dengan
biaya historis bagi perusahaan, yang menggunakan rumus sebagai berikut :
melahirkan kepatuhan yang ketat pada

1634 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Piutang rata–rata = Pengambilan sampel dalam penelitian


Piutang Awal + Piutang Akhir ini menggunakan metode purposive sampling
2 di Unit Pengelolaan Keuangan (UPK).
Perputaran Piutang = Pendapatan x 1 kali Adapun kriteria- kriteria sebagai berikut :
Piutang rata–rata a. Laporan Keuangan Neraca periode 2009
Apabila tingkat perputaran piutang – 2012
makin cepat maka makin efektivitas modal b. Laporan Laba Rugi periode 2009 – 2012
yang tertanam dalam piutang. Sebaliknya 5. Instrumen penelitian
apabila tingkat piutang lambat, maka
Pengumpulan data yang digunakan
efektivitas modal yang tertanam dalam
adalah dengan cara wawancara dan observasi
piutang rendah.
langsung ke Badan Keswadayaan Masyarakat
Eisiensi modal kerja (X2) dapatditaksir Di Unit Pengelolaan Keuangan Di Desa
dengan membandingkan antara labaoperasi Purbayan.
dengan aktiva lancar. Adapun rasio
yangdapat diukur untuk mengukur eisiensi 6. Metode analisis data
yaitudengan menggunakan rumus Return on Metode analisis data yang dilakukan
WorkingCapital. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Return on WorkingCapital= a. Statistik Deskriptif
Laba x 100 %
Statistik deskriptif digunakan untuk
Aktiva Lancar
mendeskripsikan dan memberikan gambaran
Tingkat kemampuan laba (Y) tentang distribusi frekuensi variabel-variabel
diukur setelah dikurangi oleh bunga dan dalam penelitian ini, nilai maksimum,
pajak, sehingga akan terlihat seberapa minimum, rata-rata (mean) dan standar
besar peningkatannya. Kemampuan laba deviasi.
dirumuskan sebagai berikut :
Berdasarkan data olahan SPSS yang
Kemampuan Laba =
meliputi perputaran piutang dan eisiensi
Laba Usaha x 100 %
modal kerja maka akan dapat diketahui nilai
Total Aktiva
maksimum, nilai minimum, rata-rata (mean)
3. Sumber data dan responden dan standar deviasi dari setiap variabel.
Sumber data dan responden adalah data b. Uji Asumsi Klasik
primer, berupa data-data laporan keuangan Uji asumsi klasik meliputi :
neraca dan Laporan Laba Rugi yang terdapat 1) Uji Normalitas
di Badan Keswadayaan Masyarakat Di Unit Tujuan dari uji normalitas data ialah
Pengelolaan Keuangan Di Desa Purbayan. untuk menguji kenormalan distribusi data
dalam model regresi, variabel dependen
4. Populasi dan sampling
dan independen memiliki distribusi
Adapun populasi dalam penelitian ini normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan
adalah seluruh Unit di Badan Keswadayaan F mengasumsikan bahwa nilai residual
Masyarakat yang terdiri dari Unit Pengelolaan mengikuti distribusi normal. Kalau
Lingkungan (UPL), Unit Pengelolaan Sosial asumsi ini dilanggar maka uji statistic
(UPS), Unit Pengelolaan Keuangan (UPK). menjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil.

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1635


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Pada prinsipnya normalitas dapat pengujian DW sebagai berikut :


dideteksi dengan melihat penyebaran - Jika DW < dL atau DW > 4-dL,
data (titik) pada sumbu diagonal dari berarti terdapat autokorelasi.
graik atau dengan melihat histogram - Jika DW terletak antara dU dan 4-dU,
dari residualnya. Dasar pengambilan berarti tidak ada autokorelasi.
keputusan : - Jika DW terletak antara dL dan dU
a. Jika data menyebar disekitar garis atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka
diagonal dan mengikuti arah garis tidak menghasilkan kesimpulan yang
diagonal atau graik histogramnya pasti.
menunjukkan pola distribusi normal, 4) Uji Heteroskedastisitas
maka model regresi memenuhi Heteroskedasitisitas adalah varian
asumsi normalitas. residual yang tidak sama pada semua
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal pengamatan di dalam model regresi.
dan/atau tidak mengikuti arah garis Uji heterokedastisitas dilakukan untuk
diagonal atau graik histogram tidak menguji apakah dalam model regresi
menunjukkan pola distribusi normal, terjadi ketidaksamaan variance dari
maka model regresi tidak memenuhi residual suatu pengamatan ke pengamatan
asumsi normalitas. yang lain. Model regresi yang baik
2) Uji Multikolinieritas adalah yang homokedastisitas atau tidak
Uji multikolinieritas digunakan untuk heretokedasitas. Heteroskedastisitas
menguji apakah model regresi ditemukan dalam penelitian ini diuji dengan
adanya korelasi antara variabel bebas menggunakan uji scatterplot. Ada
(independen). Dalam penelitian ini uji atau tidaknya heterokedastisitas dapat
multikolinieritas di uji dengan melihat dilakukan dengan melihat ada atau
nilai tolerance dan inlation factor (VIF) tidaknya pola tertentu pada graik
pada model regresi. Variabel yang scatterplot SRESID dan ZPRED dimana
menyebabkan multikolinieritas dapat sumbu Y adalah Y yang diprediksi
dilihat dari nilai tolerance yang lebih dan sumbu X adalah residual. Jika ada
kecil daripada 0,1 atau nilai VIF yang pola tertentu, seperti titik-titik yang
lebih besardaripada nilai 10 (Hair et al. membentuk pola teratur (bergeleombang,
1992). menyebar kemudian menyempit)
3) Uji Autokorelasi maka mengindikasi telah terjadi
Autokorelasi merupakan korelasi antara heteroskedasitas. Jika pola menyebar di
anggota observasi yang disusun menurut atas dan di bawah angka 0 maka tidak
waktu dan tempat. Metode pengujiannya heteroskedasitas.
menggunakan uji Durbin-Watson
c. Uji Hipotesis
(DW test). Untuk mendektesi ada atau
1) Persamaan Regresi
tidaknya autokorelasi, maka nilai DW
Pengujian hipotesis dilakukan dengan
akan dibandingkan dengan DW tabel.
menggunakan analisis regresi berganda.
DW (Durbin-Watson) merupakan nilai
Analisis regresi linier berganda adalah
yang menunjukkan ada atau tidaknya
berguna untuk menganalisis hubungan
autokorelasi dalam model regersi. Model
linier antara 2 atau lebih variabel
regresi yang baik seharusnya tidak
independen dengan 1 variabel dependen.
menunjukkan autokorelasi. Kriteria

1636 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Dan dalam peneitian ini menggunakan 3) Uji F


analisis regresi linier berganda Uji F bertujuan untuk menguji signiikansi
karena analisis regresi linier berganda pengaruh beberapa variabel independen
memberikan kemudahan bagi peneliti terhadap variabel dependen. Langkah-
untuk memasukkan lebih dari satu langkah pengujiannya adalah sebagai
variabel independen sebagai variabel berikut :
yang mempengaruhi ketepatan waktu a) Merumuskan hipotesis
dalam penyampaian laporan keuangan. b) Menentukan F hitung dan signiikansi
Persamaan regresi berganda untuk c) Menentukan F table
pengujian hipotesis dalam penelitian ini d) Kriteria pengujian :
adalah : - Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho
diterima.
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
- Jika F hitung > F tabel, maka
Keterangan : Hoditolak.
Y : Kemampuan Laba (Variabel terikat) e) Membuat kesimpulan.
a : Konstanta 4) Uji Koeisien Determinan (R2)
X1 : Perputaran Piutang (Variabel bebas) Koeisien determinan digunakan untuk
X2 : Eisiensi Modal Kerja (Variabel mengukur korelasi antara dua variabel
bebas) indepeden atau lebih terhadap variabel
b1 : Koeisien regresi perputaran piutang dependen. Nilai koeisien determinasi
b2 : Koeisien regresi eisiensi modal antara 0 sampai 1. Jika nilainya
kerja mendekati 1, maka hubungan semakin
e : Variabel pengganggu erat. Dan sebaliknya, jika nilainya
2) Uji t mendekati 0, maka hubungan semakin
Uji t bertujuan untuk mengetahui apakah lemah (Prayitno, 2009).
variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y
berpengaruh secara signiikan atau tidak. HASIL DAN PEMBAHASAN
Langkah-langkah pengujiannya adalah 1. Analisis Data
sebagai berikut: Hasil data yang dipergunakan dalam
a) Merumuskan hipotesis. penelitian ini adalah hasil data yang didasarkan
b) Menentukan t hitung dan pada data laporan yang berupa Neraca dan
signiikannya. laporan Rugi Laba dari tahun 2009-2012,
c) Menentukan t tabel. adapun analisis data yang digunakan adalah
d) Kriteria pengujian: sebagai berikut :
- Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, a. Statistik Deskriptif
maka Ho diterima. Analisis statistik deskriptif memberikan
- Jika –t hitung < -t tabel atau t suatu gambaran atau deskripsi data dengan
hitung > t tabel, maka Ho ditolak. melihat dari nilai minimum, maksimum,
Berdasarkan signiikansi: rata-rata (mean), standar deviasi dari masing-
- Jika signiikansi > 0,05, maka masing variabel penelitian dengan hasil
Ho diterima. sebagai berikut:
- Jika signiikansi < 0,05, maka
Ho ditolak.
e) Membuat kesimpulan.
GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1637
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Tabel 4.1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kemampuan Laba 48 0.37 10.78 4.6852 2.67286
Perputaran Piutang 48 0.01 0.21 0.0850 0.04529
Eisiensi Modal Kerja 48 0.37 10.78 4.6852 2.67286
Valid N (listwise) 48
Sumber : Data diolah dari SPSS

Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa autokorelasi, uji heteroskedastisitas.


nilai kemampuan laba yang terendah adalah 1) Uji Normalitas
0.37 dan nilai yang tertinggi adalah 10.78. Uji normalitas digunakan untuk
Sedangkan nilai rata-rata dan standar deviasi mengetahui nilai residual berdistribusi
masing-masing adalah 4.6852 dan 2.67286. normal atau mendekati normal. Distribusi
Untuk nilai perputaran piutang yang normal dalam penelitian ini dideteksi
terendah adalah 0.01 dan nilai yang tertinggi dengan menggunakan normal probability
adalah 0.21. Sedangkan nilai rata-rata dan plot dan analisis statistik nonparametrik
standar deviasi masing-masing adalah 0.0850 (One Sample Kolmogorov-Smirnov).
dan 0.04529. Berdasarkan hasil dari uji normalitas
pada penelitian ini dapat dilihat bahwa
Sedangkan untuk nilai dari eisiensi
titik-titik menyebar disekitar garis
modal kerja yang terendah adalah 0.37 dan
diagonal dan penyebarannya mengikuti
nilai yang tertinggi adalah 10.78. Sedangkan
arah garis diagonal. Dengan demikian
nilai rata-rata dan standar deviasi masing-
dapat dinyatakan bahwa penyebaran
masing adalah 4.6852 dan 2.67286.
data mendekati normal. Gambar normal
b. Uji Asumsi Klasik probability plot adalah sebagai berikut :
Uji asumsi klasik meliputi: uji
normalitas, uji multikolinearitas, uji
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Kemampuan Perputaran Eisisensi
Laba Piutang Modal Kerja
N 48 4 48
Normal Parametersa,,b Mean 4.6852 4.6852 7.6125
Std. Deviation 2.67286 2.67286 2.49484
Most Extreme Differences Absolute .115 .115 .187
Positive .115 .115 .149
Negative -.063 -.063 -.187
Kolmogorov-Smirnov Z .799 .706 .799
Asymp. Sig. (2-tailed) .546 .702 .546

Sumber : Data diolah dari SPSS

1638 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Berdasarkan tabel 4.2 uji normalitas Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
diatas menunjukkan bahwa nilai terjadi multikolineritas antar variabel
signiikansi dari kedua variabel lebih bebas.
dari 0,05, dengan demikian dapat 3) Uji Autokorelasi
disimpulkan bahwa perputaran piutang, Uji Autokorelasi dilakukan menguji
eisiensi modal kerja, dan kemampuan apakah dalam model regresi ada korelasi,
laba berdistribusi normal. model regresi yang baik seharusnya tidak
2) Uji Multikolinearitas terjadi autokorelasi. Uji Autokorelasi
Uji Multikolinearitas digunkan menguji dalam penelitian ini menggunakan
apakah di dalam model regresi ditemukan analisis Durbin – Watson (DW).
adanya korelasi antar variabel bebas Tabel 4.4
(independen). Model regresi yang baik Hasil Uji Autokorelasi
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
Std.
variabel independen. Error
Tabel 4.3.1 R Adjusted of the Durbin-
Hasil Uji Multikolinearitas Model R Square R Square Estimate Watson
Std. Error 1 1.000a 1.000 1.000 .02782 1.558
R Adjusted of the
Model R Square R Square Estimate Sumber : Data diolah dari SPSS
1 1.000a 1.000 1.000 .00000 Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat
Sumber : Data diolah dari SPSS bahwa Durbin-Watson sebesar 1,558.
Dari tabel 4.3.1 diatas dapat dilihat nilai Nilai ini akan kita bandingkan dengan
keisien r2 yang diperoleh seluruhnya menggunakan nilai tabel DW dengan
bernilai sama dari nilai koeisien menggunakan nilai α = 5%. Jumlah
determinan (R2). Dengan demikian sampel (N) adalah 48dan jumlah variabel
dapat disimpulkan bahwa tidak independen 2 (k = 2), maka nilai tabel
terjadi multikolinearitas antarvariabel DW pada n = 48 dan k = 2 adalah dL =
independen. 1,4500 dan dU = 1,6231. Karena nilai
Tabel 4.3.2 DW 1,558 dan terletak diantara dL dan
Hasil Uji Multikolinearitas dU berkisar antara 1,4500 sampai 1,6231.
Variabel Tolerance VIF Maka dapat disimpulkan bahwa tidak
Perputaran Piutang 0.664 1.506 terjadi autokorelasi.
(X1) 4) Uji Heteroskedastisitas
Eisiensi Modal Kerja 0.664 1.506 Uji heterokedastisitas dilakukan untuk
(X2) menguji apakah dalam model regresi
Sumber : Data diolah dari SPSS terjadi ketidaksamaan variance dari
Dari tabel 4.3.2 diatas dapat dilihat bahwa residual suatu pengamatan ke pengamatan
nilai tolerance kedua variabel lebih dari yang lain. Model regresi yang baik
0,10 dengan masing-masing variabel adalah yang homokedastisitas atau tidak
yaitu perputaran piutang sebesar 0.664 heretokedasitas. Heteroskedastisitas
dan eisiensi modal kerja sebesar 0.664. dalam penelitian ini diuji dengan
Sedangkan untuk VIF kurang dari 10 menggunakan uji scatterplot. Ada
yaitu perputaran piutang sebesar 1.506 atau tidaknya heterokedastisitas dapat
dan eisiensi modal kerja sebesar 1.506. dilakukan dengan melihat ada atau

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1639


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

tidaknya pola tertentu pada graik yang akan menentukan apakah hipotesis yang
scatterplot SRESID dan ZPRED dimana dibuat akan diterima atau ditolak. Persamaan
sumbu Y adalah Y yang diprediksi umum regresi linier berganda yang digunakan
dan sumbu X adalah residual. Jika ada dalam penelitian ini yaitu :
pola tertentu, seperti titik-titik yang Tabel 4.5
membentuk pola teratur (bergeleombang, Hasil Uji Regresi Berganda
menyebar kemudian menyempit) Unstandardized
maka mengindikasi telah terjadi Model Coeficients
heteroskedasitas. Jika pola menyebar di B Std. Error
atas dan di bawah angka 0 maka tidak 1 (Constant) 0.000 0.000
heteroskedasitas. Perputaran 0.000 0.000
Piutang
Eisiensi
Modal Kerja 1.00 0
Sumber : Data diolah dari SPSS
Atas hasil analisa regresi diperoleh
persamaan sebagai berikut :
Y = 0.000 + 0.000 X1 + 1.00 X2 + e

Sumber : Data diolah dari SPSS Hasil persamaan diatas menunjukkan


Gambar 6 bahwa semua variabel yaitu perputran
Hasil Uji Heteroskedastisitas piutang dan eisiensi modal kerja memiliki
Dari gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa koeisien positif yaitu masing-masing 0.000
tidak ada plots yang jelas serta titik – dan 1. Sedangkan konstan sebesar 0.000.
titik menyebar diatas dan dibawah angka Hal ini berarti bahwa semua variabel yaitu
0 pada sumbu Y. Maka tidak terjadi perputaran piutang dan eisiensi modal kerja
heteroskedastisitas pada model regresi dapat meningkatkan kemampuan laba.
ini. d. Uji Hipotesis
c. Analisis Regresi Berganda Linier 1) Uji Hipotesis 1
Berganda Pengujian ini menggunakan uji t, pengujian
ini dilakukan untuk menunjukkan apakah
Analisa regresi linier berganda
variabel perputaran piutang berpengaruh
digunakan untuk mendapat koeisien regresi
terhadap kemampuan laba.

Tabel 4.6.1
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized Collinearity
Coeficients Coeficients Statistics
Model Std. Sig.
B Error Beta t Tolerance VIF
1 (Constant) 1.778 .681 2.609 .012
Perputaran 34.208 7.091 .580 4.824 .000 1.000 1.000
Piutang
Sumber : Data diolah dari SPSS

1640 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Dari tabel 4.6.1 diatas dapat dilihat bahwa hal ini berarti H1 diterima. Dari hasil
perputaran piutang nilai t hitung 4.824. T pengujian diatas, dapat disimpulkan
tabel dapat dilihat pada tabel signiikansi bahwa perputaran piutang berpengaruh
0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan terhadap kemampuan laba.
df = n-k-1 atau 48-2-1 = 45 (n adalah 2) Uji Hipotesisi 2
jumlah data dan k adalah jumlah variabel Pengujian ini menggunakan uji
independen). Dan hasil yang diperoleh t, pengujian ini dilakukan untuk
untuk t tabel sebesar 2,014. Dan hasil menunjukkan apakah vairiabel eisiensi
pengujian output spss nilai t hitung > t modal kerja berpengaruh terhadap
tabel (4,824 > 2,014) dan signiikansi kemampuan laba.
0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 <0,05)

Tabel 4.6.2
Hasil Uji t
Unstandardized Standardized Collinearity
Model Coeficients Coeficients Sig. Statistics
B Std. Error Beta t Tolerance VIF
1 (Constant) .000 .000 .000 .000
Efisisensi 1.000 .000 1.000 .000 .000 1.000 1.000
Modal Kerja
Sumber : Data diolah dari SPSS

Dari tabel 4.6.2 diatas dapat dilihat bahwa hal ini berarti H1 diterima. Dari hasil
eisiensi modal kerja nilai t hitung 0,00. T pengujian diatas, dapat disimpulkan
tabel dapat dilihat pada tabel signiikansi bahwa eisiensi modal kerja berpengaruh
0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan terhadap kemampuan laba.
df = n-k-1 atau 48-2-1 = 45 (n adalah 3) Uji Hipotesis 3
jumlah data dan k adalah jumlah variabel Pengujian ini menggunakan uji
independen). Dan hasil yang diperoleh F, pengujian ini dilakukan untuk
untuk t tabel sebesar 2,014. Dan hasil menunjukkan apakah vairiabel
pengujian output spss nilai t hitung > t perputaran piutang dan eisiensi modal
tabel (4,824 > 2,014) dan signiikansi kerja berpengaruh secara bersama-sama
0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05) (simultan) terhadap kemampuan laba.

Tabel 4.6.3
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 335.777 2 167.889 .000 .000a
Residual .000 45 .000
Total 335.777 47
Sumber : Data diolah dari SPSS

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1641


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Berdasarkan tabel 4.6.3 tersebut diatas disimpulkan bahwa perputaran piutang


dapat dilihat bahwa perolehan nilai F dan eisiensi modal kerja secara bersama-
hitung sebesar 0,00. F tabel dapat dilihat sama (simultan) berpengaruh terhadap
pada tael statistik pada tingkat signiikansi kemampuan laba.
0,05 dengan df 1 (jumlah variabel -1) = 1,
e. Koeisien Determinan (R2)
dan df 2 (n-k-1) atau 48-2-1 = 45 (n adalah
jumlah data dan k adalah jumlah variabel Pengujian Koeisien Determinan (R2)
independen). Hasil yang diperoleh untuk ini adalah untuk mengetahu besarnya proporsi
F tabel sebesar 4,057. Karena F hitung (presentasi) sumbangan variabel pemahaman
lebih kecil dari F tabel (0,000 < 4,057) perputaran piutang (X1) dan eisiensi modal
dan signiikansi 0,00 lebih kecil dari 0,05 kerja (X2) terhadap variabel kemampuan
(0,00<0,05), hal ini berarti H3 diterima. laba (Y) secara bersama-sama (simultan).
Dari hasil pengujian diatas, dapat

Tabel 4.7
Hasil Uji Koeisien Determinan (R2)

Std. Error of the Durbin-


Model R R Square Adjusted R Square Estimate Watson
1 1.000a 1.000 1.000 .00000 1.558
Sumber : Data diolah dari SPSS

Hasil tabel 4.7 diatas angka R2 didapat Tabel 4.8


1,000 atau 100%. Nilai R2 berkisar antara 0 Perputaran Piutang BKM Purbo
sampai 1. Jika nilainya mendekati 1, maka Manunggal
hubungan semakin erat. Dan sebaliknya, jika Perputaran
Tahun
nilainya mendekati 0 maka, hubungan semakin Piutang
lemah. Hal ini berarti 100% kemampuan 2009 0,10
laba dalam penelitian ini dipengaruhi oleh 2010 0,15
perputaran piutang dan eisiensi modal kerja. 2011 0,14
2012 0,21
Pembahasan Sumber Laporan Keuangan BKM Purbo
1. Perkembangan perputaran piutang Manunggal
pada BKM Purbo Manunggal di Unit Desa Purbayan (Data diolah)
Pengelolaan Keuangan Desa Purbayan. Berdasarkan tabel 4.8 diatas
Berikut adalah tabel perkembangan menunjukkan perputaran piutang pada
perputaran piutang pada BKM Purbo BKM Purbo Manunggal di Unit Pengelolaan
Manunggal di Unit Pengelolaan Keuangan Keuangan Desa Purbayan akhir tahun 2009
Desa Purbayan tahun 2009-2012 : sebesar 0,10 kali dan mengalami peningkatan
pada akhir tahun 2010 sebesar 0,15 kali
dikarenakan adanya KSM yang mengajukan
peminjaman ke UPK sehingga pendapatannya
bertambah. Tetapi pada akhir tahun 2011
sebesar 0,14 kali hal ini mengalami penurunan

1642 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

perputaran piutang dikarenakan pendapatan Pada tahun 2009 sampai tahun 2012
dari UPK berkurang. Pada akhir tahun 2012 mengalami luktuasi, rasio tertinggi terjadi
kembali mengalami peningkatan sebesar 0,21 pada akhir tahun 2010 dengan rasio sebesar
kali. 10,49% yang artinya kemampuan modal
Hasil dari wawancara dengan salah kerja dalam menghasilkan laba sebesar
satu pembuku UPK ada beberapa faktor 10,49%. Akan tetapi rasio terkecil terjadi
yang menyebabkan bertambahnya piutang di pada akhir tahun 2012 yaitu 4,44%. Yang
BKM Purbo Manunggal yang menimbulkan artinya kemampuan modal kerja dalam
rentabilitas ekonomi yaitu tertanamnya menghasilkan laba sebesar 4,44%.
piutang para anggota KSM pada setiap Eisiensi modal kerja selama tahun2009
bulannya. Hal ini diperparah dengan adanya sampai tahun 2012 persentasenyacenderung
piutang tak tertagih dari beberapa anggota rendah, hal ini diakibatkan olehkenaikan
KSM yang meminjam. jumlah aktiva lancar / modal kerjayang lebih
besar dibandingkan dengan kenaikandari laba
2. Perkembangan eisiensi modal kerja
operasi. Menunjukkan bahwa terjadikelebihan
pada BKM Purbo Manunggal di Unit
modal kerja yang diinvestasikan
Pengelolaan Keuangan Desa Purbayan.
padapiutang yang menyebabkan modal
Berikut adalah tabel perkembangan kerja kurangeisien. Oleh karena itu, perlu
perputaran piutang pada BKM Purbo diperhatikandalam penentuan besarnya dana
Manunggal di Unit Pengelolaan Keuangan yang akandiinvestasikan/ditanamkan pada
Desa Purbayan tahun 2009-2012 : piutang.
Tabel 4.9
Eisiensi BKM Purbo Manunggal 3. Pengaruh perputaran piutang dan eisiensi
Eisiensi Modal modal kerja terhadap kemampuan laba.
Tahun
Kerja (%) Hasil dari persamaan linier dengan
2009 8,44 menggunakan program SPSS 17 diperoleh uji t
2010 10,49 yang menunjukkan bahwa perputaran piutang
2011 7,23 sebesar 0,000 lebih besar dari 0,05 (0,00<0,05)
2012 4,44 berarti berpengaruh signiikan terhadap
Sumber Laporan Keuangan BKM Purbo kemampuan laba dan memiliki hubungan
Manunggal positif yang berbanding searah dengan
Desa Purbayan (Data diolah) kemampuan laba, sehingga jika perputaran
piutang bertambah, maka kemampuan laba
Berdasarkan tabel 4.9 diatas hasil
juga ikut bertambah. Sedangkan eisiensi
perhitungan Return on Working Capital pada
modal kerja diperoleh uji t sebesar 0,00
BKM Purbo Manunggal di Unit Pengelolaan
lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05) berarti
Keuangan Desa Purbayan presentasi eisiensi
bahwa eisiensi modal kerja berpengaruh
modal kerja pada akhir tahun 2009 adalah
signiikan terhadap kemampuan laba dan
8,44% kemudian meninggkat pada akhir
memiliki hubungan positif yang berbanding
tahun 2010 sebesar 10,49%. Selanjutnya pada
searah dengan kemampuan laba, sehingga
akhir tahun 2011 menurun menjadi 7,23%
jika eisiensi modal kerja bertambah, maka
dan menurun kembali pada tahun berikutnya
kemampuan laba juga ikut bertambah.
yaitu pada akhir tahun 2012 menjadi 4,44%.

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1643


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Berdasarkan hasil dari pengujian Eisiensi modal kerja BKM Purbo


dari persamaan uji F yaitu signigikansi Manunggal di Unit Pengelolaan Kerja
0,00 lebih kecil dari 0,05 (0,00<0,05) Desa Purbayan mengalami luktuasi yang
menunjukkan bahwa perputaran piutang dan cenderung meningkat pada tahun ke 2.
eisiensi modal kerja secara bersama-sama Peningkatan tersebut disebabkan oleh naiknya
(simultan) berpengaruh terhadap kemampuan pendapatan bunga pada piutang anggota
laba. Kemampuan laba dipengaruhi oleh KSM. Dari hasil perhitungan tersebut maka
perputaran piutang dan eisiensi modal kerja dapat dilihat besarnya kemampuan modal
sebesar 100%. Tetapi hasil ini konsisten kerja setiap tahunnya dalam menghasilkan
dengan penelitian Diah Miranty (2012) yang laba usahanya.
menyatakan bahwa perputaran piutang dan Berdasarkan hasil penelitian ini
eisiensi modal kerja secara bersama-sama dapat diketahui bahwa dari masing-masing
memiliki pengaruh yang signiikan terhadap yaitu perputaran piutang (X1) mempunyai
rentabilitas ekonomi. pengaruh (signiikan) dan memiliki hubungan
terhadap kemampuan laba pada BKM Purbo
KESIMPULAN Manunggal di Unit Pengelolaan Kerja Desa
Purbayan. Sedangkan eisiensi modal kerja
Berdasarkan analisis dan pembahasan (X2) mempunyai pengaruh (signiikansi)
dapat diambil kesimpulan bahwa BKM terhadap kemampuan laba BKM Purbo
Purbo Manunggal di Unit Pengelolaan Manunggal di Unit Pengelolaan Kerja Desa
Kerja Desa Purbayan sealama 4 tahun Purbayan. Sementara pengaruh secara
mengalami luktuasi yang cenderung rendah simultan atau bersama-sama dari hasil uji
perputarannya. Hal ini disebabkan oleh F diketahui bahwa perputaran piutang dan
adanya penurunan pendapatan dari piutang eisiensi modal kerja secara bersama-sama
anggota. Ketidaksiplinan dalam penagihan memiliki pengaruh yang signiikan terhadap
piutang anggota tersebut menjadi kendala kemampuan laba. Berdasarkan hasil dari
bagi BKM untuk meningkatkan perputaran Koeisien Determinan (R2) menunjukkan
piutangnya sehingga berdampak pada bahwa sebesar 100% kemampuan laba
menurunnya rentabilitas ekonomi. dipengaruhi perputran piutang dan eisiensi
modal kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Baswir, Revrisond. 2000. Koperasi Indonesia. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktoral Jendral Cipta Karya. 2008. Pedoman Teknis
Keorganisasian. Edisi Tiga. Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum, Direktoral Jendral Cipta Karya. 2008. Pedoman


Pelaksanaan Kegiatan Pinjaman Bergulir. Jakarta

Debbianita . 2012 Perputaran Piutang dan Eisiensi Modal Kerja Terhadap Likuiditas di
Perusahaan Manufaktur(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011), Universitas Maranatha Bandung

1644 GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015


PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP KEMAMPUAN LABA
PADA UNIT PENGELOLAAN KEUANGAN DI BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DESA PURBAYAN

Dwi Prastowo dan Rifka Julianti. (2002). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:UPP AMP
YPKN.

Dwi Ramadhan, Bintang. 2005. Pengaruh Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Perusahaan Pada
PT Pos Indonesia, Jurnal Riset Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama

Karjono, Albertus. 2012. Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Rentabilitas
Ekonomi di KPRI di Lingkungan BKN, Jurnal Riset Akuntansi, , Volume 15 No.2, Institut
Bisnis Nusantara

Mianty, Diah. , 2012, Pengaruh Perputaran Piutang Dan Eisisensi Modal Kerja Terhadap
Rentabilitas EkonomisPada KPRI Gotong Royong Kedungpring Lamongan, Jurnal Riset
Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNESA

Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Priyatno, Duwi , 2009, Belajar Olah Data Dengan SPSS 17, Andi, Yogyakarta

Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasarpembelanjaan perusahaan.Yogyakarta: BPFE.

Suiana, Nina. 2010. Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan
Terhadap Proitabilitas, Jurnal Riset Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Unud

Sawir, Agnes. 2000. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: PT. GramediaUtama.

Simamora, Henry. , 2002, Akuntansi Mananjemen, Edisi II, Yogyakarta, STIE YKPN

Suwarjono, 2008, Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Yogyakarta, BPFE-


Yogyakarta

GEMA, Th. XXVII/49/Agustus 2014 - Januari 2015 1645

You might also like