Article

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Pengamatan Efek Pratritmen Tandan Kosong Sawit sebelum Proses

Konversi Biogas dengan Analisis Mikroskopi

Microscopy Analysis to Observe the Pretreatment Effect of Oil Palm


Empty Fruit Prior to Biogas Process Conversion
IIN PARLINA
Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Gedung 820 Geostech, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
Email: iin.parlina@bppt.go.id

ABSTRACT
Conversion of lignocellulosic biomass such as Oil Palm-Empty Fruit Bunch (OP-EFB) into bioenergy is a
promising solution to mitigate the impact of climate change and avoid an energy crisis that have been
globally anticipated. The abundance amount of OP-EFB as a biomass waste from oil palm processing in
Indonesia has opened more chance to produce bio-energy and other valuable products without having
competition with the food sector. It has a high content of cellulose and hemicellulose that can be
processed generating bio-energy such as biogas or bioethanol. However, to be processed into bio-
energy, and other products, EFB should be pretreated first to break the recalcitrant characteristic and
increase the yield and conversion rate. Alkaline pretreatment is widely known for its effectivity on lignin
removal to open more access of the lignocellulose, especially for the Anaerobic Digestion (AD) process.
There is some way to assess the performance of a pretreatment method prior to the AD process, for
example by using chemical analysis. However, a visual assessment also can be applied. Therefore,
microscopy analysis is a powerful tool to examine and observe the microstructural or morphological
change from the pretreatment process. This research’s objective is to perform microscopy observation on
the OP-EFB component’s changes during the low concentrated alkaline pretreatment using NaOH and
mixture of NH4OH and (NH4)2CO3. The result from using CLSM shows the process of delignification, while
SEM shows 3 major visual changes i.e. delignification, silica bodies removal, surface degradation and the
enhanced bacteria’s affinity to the OP-EFB’s surface.
Keywords: Microscopy analysis,Oil palm empty fruit bunch, alkaline pretreatment, Anaerobic Digestion,
visual changes

ABSTRAK
Konversi biomassa lignoselulosa seperti Tandan Kosong Sawit (TKS) menjadi bioenergi adalah solusi
yang menjanjikan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menghindari krisis energi yang telah
diantisipasi secara global. Jumlah kelimpahan TKS sebagai residu dari proses produksi minyak kelapa
sawit telah membuka banyak peluang untuk menghasilkan bioenergi dan produk nilai lainnya tanpa
bersaing dengan sektor pangan. TKS memiliki kandungan selulosa dan hemiselulosa tinggi yang dapat
diproses menghasilkan bioenergi seperti biogas atau bioetanol. Namun, untuk diproses menjadi bio-
energi, dan produk lainnya, substrat ini harus dipratritmen terlebih dahulu untuk mengatasi karakteristik
rekalsitransi yang menjadi penghambat utama dalam proses biokonversi. Pratritmen dengan
menggunakan reagent basa (alkalin) secara luas dikenal karena efektifitasnya pada penghilangan lignin
untuk membuka lebih banyak akses lignoselulosa, terutama untuk proses produksi biogas (AD). Terdapat
beberapa cara untuk mengevaluasi kinerja Pratritmen sebelum proses AD, misalnya dengan analisis
kimia juga pengamatan visual dengan menggunakan mikroskop. Observasi visual menekankan adanya
perubahan mikrostruktur atau morfologi dari proses pratritmen sehingga bisa menjadi metode untuk
menjelaskan secara fisik apa yang terjadi dalam tataran mikroskopis. Tujuan dari penelitian adalah
melakukan analisis mikroskopi dengan menggunakan confocal dan SEM pada TKS sebelum dan setelah
dilakukan pratritmen dengan alkalin NaOH 6% dan campuran NH4OH dengan (NH4)2CO3 10% selama 24
jam juga TKS hasil pratritmen yang digunakan untuk proses produksi biogas. Hasil dari Confocal
memperlihatkan adanya perubahan dari TKS sebelum pratritmen dibandingkan dengan setelah
pretreatmen yaitu terjadinya proses delignifikasi, sementara hasil dari SEM memperlihatkan 3 perubahan
visual utama yang dapat dianalisis yaitu penghilangan silika, degradasi permukaan dan peningkatan
afinitas bakteri pada permukaan TKS yang dilakukan pratritmen.

Kata kunci : analisis mikroskopi, tandan kosong kelapa sawit, pratritmen alkalin, Anaerobic Digestion,
perubahan visual

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No 1, Januari 2019 57


1. PENDAHULUAN seperti halnya biomassa lignoselulosa pada
umumnya, untuk dikonversi menjadi biogas, TKS
Indonesia merupakan salah satu negara
harus menjalani pratritmen terlebih dahulu untuk
penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Hal ini
kemudahan bakteri mencernanya dan
dibuktikan dengan banyaknya perusahan
mengkonversi kandungan selulosa dan
perkebunan serta perusahaan pengolah kelapa
hemiselulosa menjadi biogas.
sawit termasuk di dalamnya perusahaan
Terdapat banyak metode pratritmen yang
oleokimia, minyak goreng, biodiesel. Industri
dapat digunakan untuk membuka komponen
kelapa sawit memberikan kontribusi yang cukup
lignoselulosa dan meningkatkan daya
signifikan bagi perekonomian nasional. Selain
konversinya menjadi biogas(4). Salah satu
merupakan penyumbang devisa ekspor non
pratritmen yang dinilai efektif adalah dengan
migas terbesar, industri kelapa sawit Indonesia
menggunakan reagent basa misalnya NaOH(5),
dilakukan dengan sistem tata kelola lingkungan
NH4OH(6), KOH, dan reagent basa yang
yang baik menuju industri kelapa sawit Indonesia
lainnya(2). Untuk mengevaluasi kinerja dan
yang lestari atau sustainable palm oil(1).
efektifitasnya dalam meningkatkan perolehan
Dalam prosesnya, industri minyak kelapa
biogas, pada umumnya dilakukan metode kimia
sawit menghasilkan beberapa residu yang
misalnya pengukuran lignin, selulosa, dan
dianggap sebagai limbah yang berpotensi
hemiselulosa sebelum dan sesudah pratritmen.
menjadi beban pencemaran lingkungan jika tidak
Metode yang banyak diterapkan adalah metode
dikelola dengan baik. Namun, sebenarnya jika
yang dikembangkan oleh National Renewable
diolah secara maksimal dengan menggunakan
Energy Laboratory (NREL)-USA(7). Namun, selain
teknologi yang tepat, limbah tersebut akan
analisis kimia, pengamatan visual dengan
memberikan nilai lebih yang signifikan bagi
menggunakan mikroskop juga dinilai dapat
industri.
memberikan gambaran bagaimana efek
Salah satu jenis limbah padat dari proses
pratritmen dalam mengurangi lignin atau juga
produksi minyak kelapa sawit yaitu tandan
hemiselulosa yang ada di dalam biomassa.
kosong (TKS), merupakan jenis biomassa yang
Beberapa penelitian yang dilakukan di luar
mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa2
Indonesia untuk biomassa seperti jerami
yang memiliki potensi besar seiring
gandum, jerami padi, switchgrass dan lainnya
berkembangnya teknologi biorefineri untuk
telah menunjukan adanya perubahan visual yang
mengubah limbah lignoselulosa menjadi bahan
terjadi akibat pratritmen yang dapat dikaitkan
bakar seperti bioetanol, biogas, dan bahan bakar
dengan peningkatan kinerja konversi biorefineri.
lainnya. Kandungan TKS ini bisa dilihat dari
Mikroskop adalah salah satu alat yang bisa
Tabel 1 di bawah
diandalkan untuk memahami struktur dan fungsi
dari berbagai komponen biomassa yang berbeda
Tabel 1. Komposisi tandan kosong sawit dari
dari jaringan ke makromolekul. Baru-baru ini,
berbagai sumber(2,3)
mikroskop telah muncul sebagai alat yang
menjanjikan untuk membantu proses memahami
Komponen %(2) %(3) proses yang terjadi pada pratritmen dan proses
Glukan 32.4 42.85 biorefinery setelahnya (biogas atau bioetanol).
Xilan 6.8 24.01 Hal ini karena mikroskop mampu memberikan,
visualisasi tentang ultrastruktur biomasa. Namun
Galaktan 1.0 0.1 tidak hanya itu, dengan menggunakan preparasi
Mannan 0.9 42.5 sampel yang tepat dan didukung dengan
Acid Soluble Lignin 23.0 18.5 penguasaan metode pencitraan yang baik,
Acid Insoluble Lignin 1.6 11.7 mikroskop kini bisa diandalkan juga untuk
melakukan pengukuran dan kuantifikasi,
Abu 0.52 dekonstruksi struktural dinding sel tanaman
Lainnya 20.92 setelah pratritmen baik secara biologis, kimia dan
atau fisik.
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat Pendekatan mikroskopi telah berkontribusi
bahwa kandungan holoselulosa (Glukan, Xilan, pada penentuan secara akurat dari struktur
Galaktan, Mannan) adalah cukup tinggi dalam makromolekul untuk sistem biologis kompleks,
TKS yang membuatnya potensial untuk yang mengarah pada penjelasan tentang
dikonversi menjadi bioenergi berupa bioetanol ultrastruktur seluler dan fungsinya. Teknik
dan biogas. Hanya saja konfigurasi dari molekul mikroskopi dapat digunakan untuk menetapkan,
penyusun gula ini bersama pengikatnya yaitu pada tingkat molekuler, arsitektur dinding sel
lignin belum diketahui secara pasti sehingga serta efektivitas biomassa pratritmen
upaya efektif untuk mendegradasinya masih lignoselulosa untuk produksi biofuel(8). Adapun
belum diketahui secara komprehensif. Selain itu, jenis mikroskop yang sudah pernah digunakan

58 Analisis Mikroskopi untuk … (Parlina, I)


untuk evaluasi visual efek dari proses pratritmen mikro. Sehingga dengan adanya kelebihan yang
misalnya confocal (Confocal Laser S Microscopy/ dimiliki masing-masing metode mikroskopi,
CLSM), Scanning electron microscopy (SEM), dilakukan pengamatan dan evaluasi seberapa
transmission electron microscopy (TEM), Light jauh perubahan visual yang terjadi yang bisa
Microscopy (LM), dan Atomic Force Microscopy menjelaskan mekanisme pratritmen dan
(AFM). dampaknya pada proses biorefinery yang dalam
Pilihan platform mikroskopi yang sesuai hal ini biogas. Sehingga dalam penelitian ini
akan bergantung pada proses seluler yang akan dilakukan pratritmen dengan menggunakan
diamati. Pada proses biogas misalnya, reagent basa yaitu dan campuran NH4OH
memvisualisasikan mikroba ke selulosa dari dengan (NH4)2CO3 dan lalu dilakukan evaluasi
biomasa akan cukup sulit jika hanya perubahan visual yang terjadi pada TKS setelah
menggunakan mikroskop cahaya tradisional pratritmen dan ketika proses AD.
karena biomasa selulosa pada umumnya bersifat
buram dan dapat menghalangi transmisi 2. BAHAN DAN METODE
cahaya(9).
2.1 Bahan dan Alat
Mikroskop cahaya konvensional (wide-field)
tidak cocok untuk pemeriksaan bagian biomasa Tandan kosong sawit (TKS) diperoleh dari
yang lebih tebal dari sekitar 10-20 μm karena residu pohon kelapa sawit (Elaesis guineensis),
terbatasnya fokus lensa yang ada yang setelah proses ekstraksi minyak. TKS pada
disebabkan oleh gangguan dari bagian spesimen penelitian ini dikeringkan, digiling, lalu diayak
di atas dan di bawah bidang fokus. Hal ini akan untuk mendapatkan ukuran partikel yang sama.
menghasilkan gambar dengan kualitas buruk(10). Proses pratritmen dilakukan dengan metode
Confocal atau CLSM mampu memberikan perendaman dengan menggunakan labu
informasi penting tentang konsentrasi dan erlenmeyer, dilanjutkan dengan proses produksi
distribusi spasial fluorophore dalam sampel, biogas secara Alat pratritmen dan alat biogas.
karena molekul ini memiliki waktu peluruhan Instrumen mikroskop yang digunakan untuk
fluoresensi karakteristik tergantung pada menganalisis adalah CLSM dan SEM.
lingkungan mikro. Mengenai efek pratritmen
2.2 Metode
dalam biomassa, CLSM sebelumnya digunakan
untuk menyelidiki degradasi dan redistribusi 2.2.1 Pratritmen dan Pemrosesan biogas
lignin, redistribusi xilan, pembengkakan dinding
sel dan keterpaparan selulosa(11). Prinsip TKS yang tidak diberi perlakuan dan pra-
confocal atau CLSM adalah untuk menghindari perlakuan dari berbagai metode pratritmen
hilangnya fokus dengan memindai spesimen alkalin dianalisis menggunakan CLSM dan SEM.
dengan sumber penerangan yang kecil dan Zat alkalin yang digunakan untuk pratritmen
terkontrol secara tepat dan detektor yang adalah NaOH 6% dan campuran NH4OH -
disinkronisasi sedemikian rupa sehingga sampel (NH4)2CO3 10% selama 24 jam. Setelah TKS di-
secara optik 'dipotong'. pratritmen, TKS kemudian diproses secara
Selain dengan menggunakan cahaya anaerob menggunakan bakteri inokulum dari
fluoresense, pengamatan dengan menggunakan digester utama dari Pullman Wastewater
metode elektron-mikroskopis juga dapat Treatment Plant. Sistem biogas yang digunakan
digunakan. Metode ini telah dikembangkan adalah mesophilic yaitu dengan menggunakan
selama bertahun-tahun untuk menganalisis temperatur 370C dan sistem batch dengan
distribusi lignin dalam elemen kayu yang bantuan alat respirometer untuk pengamatan
berbeda(12). Dua jenis mikroskop elektro yang jumlah biogas yang dihasilkan
bisa digunakan adalah SEM dan TEM. SEM
2.2.2 Pengamatan dengan Mikroskopi
adalah alat yang sangat bisa diandalkan dalam
penyelidikan permukaan struktur sampel Alasan penggunaan confocal dalam
biologis(13). Sementara TEM menekankan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: CLSM atau
kedalaman dari komponen biomassa yang mikroskop confocal memiliki kelebihan berupa
diamati. resolusi yang lebih tinggi, karena adanya
Ketika penelitian mengenai biokonversi penghapusan cahaya di luar fokus, sensitivitas,
biomassa lignoselulosa lebih banyak serta kemampuan untuk menghasilkan bagian
mengevaluasi perubahan kimia yang terjadi optik serial sampel fluorescent massal, termasuk
seperti perubahan kadar holoselulosa dan lignin, jaringan tanaman, diikuti oleh analisis pencitraan
maka penelitian ini mengambil sudut pandang tiga dimensi. Selanjutnya, pengurangan latar
untuk melihat efek-efek fisik mikrostruktural yang belakang fluoresensi dan peningkatan sinyal-ke-
disebabkan oleh pratritmen dengan landasan gambar tercapai, yang mengarah ke struktur
berpikir atas peran mikroskopi yang bisa kontras dan struktur yang terdefinisi lebih tinggi.
digunakan untuk mengungkap struktur secara Melihat hal ini, CLSM adalah metode yang

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No 1, Januari 2019 59


sangat baik untuk menyelidiki struktur jaringan dilakukan pencarian relevansi antara perubahan
internal dalam bentuk 3D. Mikroskop confocal kimiawi yang terjadi setelah pratritmen dengan
menjadi salah satu metode alternatif potensial hasil biokonversinya misalnya jumlah bioethanol
untuk menilai degradabilitas enzim di situ dari dan biogas yang dihasilkan. Namun selain
dinding sel biomassa dengan menggabungkan menggunakan analisis kimia, evaluasi pratritmen
rekonstruksi citra 3-D dan pengukuran dengan menggunakan analisis visual juga bisa
kuantitatif(14) . digunakan. Telah banyak penelitian mengenai
Scanning electron microscopy (SEM) penggunaan SEM dalam mengamati terjadinya
merupakan alat yang sangat bisa diandalkan perubahan struktur permukaan biomassa setelah
dalam mengevaluasi perubahan struktural pada dilakukannya pratritmen, namun belum ada
resolusi tinggi dalam dinding sel setelah penelitian yang berfokus pada pengamatan
pratritmen biomassa. Hal ini karena SEM mampu visual untuk proses inti biorefineri setelah
menggambarkan fitur anatomi dan degradasi pratritmen dilakukan. Misalnya untuk konversi
pada permukaan sel dan nano-resolusi biogas, belum ada dilakukan penelitian dan
permukaan biomassa(14) . pengamatan visual bagaimana kerusakan yang
Untuk menghasilkan gambar yang terjadi akibat pratritmen menghasilkan dampak
diinginkan, pelaksanaan metode mikroskopi yang yang signifikan dalam peningkatan produksi
digunakan untuk analisis dalam penelitian ini biogas. Apakah kemudian dengan peningkatan
dibagi menjadi tiga bagian. luas permukaan, bakteri akan semakin kuat
Metode pertama adalah menganalisis pelekatannya, ataukah dengan begitu bakteri
perubahan morfologi TKS berupa gambaran akan semakin baik efektiftas proses mencerna
permukaan struktur dan membandingkannya dan mengkonversi? Demikian pertanyaan-
dengan TKS yang tidak dipratritmen. Untuk pertanyaan yang kemudian diupayakan untuk
mendapatkan perbandingan ini, cukup dijawab dalam penelitian ini.
menggunakan prosedur standar dasar dari
3.1 Analisis dengan menggunakan Confocal
penggunaan SEM yakni terdiri dari dua langkah,
yaitu proses pelapisan emas dan dilanjutkan Sebagaimana bisa dilihat dalam Gambar 1 di
dengan SEM (Hitachi S-570 dengan 20 kv). bawah ini bahwa, TKS yang dilakukan pratritmen
Metode kedua adalah menganalisis dan TKS yang tanpa pratritmen memiliki
perubahan visual lignin dan selulosa perbedaan penyerapan warna fluoresens dari
menggunakan sistem confocal Zeiss LSM 510. CLSM. Terlihat bahwa lignin yang dicitrakan
Persiapan sampel termasuk fiksasi berwarna orange dapat dilihat pada middle
menggunakan Glutaraldehid, diikuti dengan lamela dan secondary layer (S2). Pada gambar
langkah dehidrasi menggunakan etanol dan resin TKS tanpa pratritmen, tampak warna oranye
LR White Spesimen kemudian diwarnai dengan yang lebih mencolok daripada TKS dengan
10 μM Acridine Orange. pratritmen. Sudut sel pada middle lamellae
Metode ketiga adalah menganalisis struktur berpendar lebih terang daripada lamella tengah
permukaan TKS setelah dilakukan pratritmen dan yang berdekatan dengan variasi kecerahan dari
proses biogas. Metode ini ditujukan untuk melihat sel ke sel. Hal ini relevan dengan yang telah
efek dari pratritmen terhadap pertumbuhan dan dilakukan oleh F Xu et all yang melakukan
aktivitas bakteri. Persiapan melibatkan tahap penelitian terhadap biomass(16). Oleh karena
fiksasi menggunakan 2% Paraformaldehyde, 2% absorbansi lignin terhadap sinyal cahaya
Glutaraldehyde, dan 0,1 M fosfat(15). Untuk berbanding lurus dengan konsentrasi lignin yang
mencegah pembentukan kristal, sampel terkandung dalam biomassa, hal ini
diperlakukan dengan sukrosa dan cacodylate. mengindikasikan terjadinya pengurangan lignin
Setelah itu, sampel siap untuk pengeringan beku pada komponen TKS yang dilakukan
yang dilakukan dalam waktu semalam. Sampel pratritmen(16). Hal ini didukung dengan adanya
beku lalu dilapisi emas sebelum pencitraan SEM. hasil evaluasi kimia untuk mengukur kadar lignin
TKS sebelum dan sesudah pratritmen dilakukan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN yakni 23.99% menjadi 15.24%.
Distribusi material dinding sel antara
Dari berbagai penelitian biorefineri dari
berbagai jenis sel tumbuhan dapat berkontribusi
biomasa menjadi bioenergi, pada umumnya
secara signifikan terhadap variasi dalam
evaluasi kinerja dan keberhasilan efektifitas
degradabilitas biomasa dengan komposisi kimia
sebuah metode pratritmen dinyatakan dengan
yang sama secara keseluruhan tetapi anatomi
hasil analisis kimia untuk membandingkan
yang berbeda. Tandan kosong sawit bisa
kandungan lignin, selulosa, dan hemiselulosa
memiliki perbedaan degradabilitas dengan jerami
yang ada dalam biomassa sebelum dan setelah
padi dan sebagainya yang menyiratkan perlunya
pratritmen. Hasil perubahan kimiawi ini kemudian
pengetahuan secara komprehensif mengenai
dikaitkan dengan perolehan proses biokonversi
ultrastruktur biomasa yang untuk memahaminya
biomassa tersebut sehingga pada umumnya

60 Analisis Mikroskopi untuk … (Parlina, I)


bisa dibantu dengan menggunakan mikroskopi dinding sel memiliki potensi metode untuk
confocal. Bahkan, pembagian optik dari bagian kuantisasi degradabilitas dinding sel dalam
tebal biomasa dengan menggunakan confocal rangka evaluasi unjuk kerja sebuah metode
menyediakan metode yang memperkirakan pratritmen(10).
volume material dinding sel yang ada di bagian Sejauh ini, pada proses biorefineri
jaringan sebelum dan sesudah pratritmen, dan bioethanol, metode CLSM telah digunakan untuk
memvisualisasikan jaringan tanaman memvisualisasikan bagian tebal yang diambil dari
menggunakan rekonstruksi citra 3-D. Lebih jauh maize dan barley ruas sebelum dan sesudah
lagi, penggunaan CLSM memungkinkan degradasi dengan enzim pengurai dinding sel(17.
pengukuran degradabilitas dilakukan pada sel in Namun di balik kelebihan yang ada, memang
situ yang dapat memberikan informasi yang lebih patut disadari bahwa kualitas hasil pengambilan
cepat dan relevan daripada yang dapat diperoleh gambar akan tergantung pada absorptivitas
dengan fraksinasi mekanis dari jaringan. Hal ini molekul lignin yang cukup sensitif terhadap
akan memegang peranan sangat penting bagi berbagai faktor struktural. Khususnya
pengamatan hasil pratritmen dalam proses keberadaan ikatan ganda atau gugus karbonil
biorefinerinya misalnya proses konversi biogas di dapat menyebabkan peningkatan absorptivitas
mana bakteri hidup memakan biomasa secara yang cukup besar. Untuk determinasi yang
langsung berada di bawah pengamatan benar, absorptivitas dari jaringan morfologi yang
mikroskop. Sehingga hasil yang ditampilkan akan berbeda harus persis sama; selain itu harus
menjadi lebih valid(11). ditentukan dalam eksperimen terpisah(12).
Untuk mencapai hal tersebut, pengukuran
kuantitatif volume dinding sel dan ketebalan

(i) (ii)
Gambar 1. Hasil pencitraan tandan kosong sawit dengan menggunakan miroskop confocal tanpa
pratritmen (i) dengan pratritmen menggunakan reagen campuran NH4OH dengan (NH4) 2CO3 10% (ii)

3.2 Analisis dengan menggunakan SEM Sebagai efek pratritmen akibat kontak
dengan reagent basa yang dianggap memiliki
Pada penelitian ini dapat dilihat dari Gambar
kemampuan melarutkan lignin, peningkatan
2 di bawah ini bahwa terjadi kerusakan
kerusakan dan kekasaran dari permukaan
permukaan biomasa TKS oleh reagent basa jika
biomasa TKS diperkirakan akan memperluas
dibandingkan permukaan sebelum dilakukan
area untuk dilekati oleh bakteri. Selain itu,
pratritmen yang permukaannya cross section
kerusakan yang ada akan mengurangi rigiditas
atau penampang melintang yang jauh lebih
TKS untuk dicerna bakteri secara lebih baik.
mulus. Selain itu, dapat dilihat juga bahwa
Selain adanya kerusakan permukaan pada
tandan kosong sawit memiliki sejenis badan silika
area cross section yang ditunjukan pada Gambar
yang disebut sebagai phytolit yang fungsinya
3 (i), terdapat kerusakan badan silika yang ada di
baru diketahui hanya sebagai lapisan luar
permukaan TKS. Dapat dilihat bahwa silika yang
pelindung pembuluh dari TKS. Badan silika ini
hilang akan meninggalkan area berlubang sesuai
yang kemudian nantinya diketahui memiliki peran
dengan diameter silika yang dikandungnya, area
yang penting ketika terjadi penghilangan pada
ini kemudian diketahui disebut sebagai silica
proses pratritmen yang dilanjutkan dengan
crater. Fungsi silica crater ini kemudian diketahui
proses biogas.
pada hasil analisis mikroskopi untuk subtrat TKS

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No 1, Januari 2019 61


yang sudah dilakukan penetrasi dengan bakteri sebagai langkah awal mencerna bagian biomasa
melalui proses anaerobik biogas seperti yang TKS yang lainnya. Hal ini terlihat dari adanya
ditunjukan pada Gambar 4. lubang di sekitar silica crater. Hipotesis dari
Dari gambar 4 inilah kemudian bisa dilihat kejadian ini adalah bahwa area di bawah badan
uniknya analisis mikroskopi yang tidak bisa silika yang kemudian menjadi silica crater setelah
dijelaskan oleh analisis kimiawi bahwa bakteri pratritmen terjadi relatif mudah dicerna
memiliki afinitas atau ketertarikan untuk dibandingkan dengan bagian lain di badan TKS.
mencerna area silica crater terlebih dahulu

Gambar 2. Area penampang melintang TKS Sebelum pratritmen (i) dan (ii) yang mencerminkan
kemulusan permukaan, serta (iii) yang memperlihatkan badan silika TKS

Gambar 3. Area cross section TKS setelah dilakukan pratritmen dengan menggunakan NaOH 6%
berat/berat TKS (i), serta permukaan TKS yang dilakukan pratritmen campuran NH4OH
dengan (NH4)2CO3 10% (ii)

62 Analisis Mikroskopi untuk … (Parlina, I)


Gambar 4. Mikrograf SEM dari TKS setelah dilakukan Proses AD selama 10 hari. (i) permukaan TKS
yang tidak dipratritmen, (ii) dan (iii) permukaan TKS dipratritmen dengan campuran NH4OH
dengan (NH4)2CO3 10%

Gambar 5. Perbedaan pelekatan bakteri pada permukaan TKS yang masih memiliki badan silika
(i) dibandingkan dengan TKS yang sudah kehilangan badan silika (ii)

Hipotesis yang dijelaskan oleh mikrograf ini resolusi visualisasi mikrobial yang lebih tinggi
yang kemudian menjadi teori alasan terjadinya daripada teknik pencitraan lain, biasanya 3,5 nm,
peningkatan biogas yang terjadi dalam penelitian juga mampu mengukur data dalam tiga dimensi
sebesar 22.7% antara TKS yang tanpa diharapkan mampu untuk bisa menampilkan
pratritmen dengan yang dilakukan pratritmen penampilan TKS ketika dilekati oleh bakteri.
campuran NH4OH dengan (NH4)2CO3 10%. Namun, teknik ini menggunakan pelarut
Selain itu, hal lain yang dapat ditunjukan bergradasi (alkohol, aseton, dan xilena) untuk
melalui analisis visual ini adalah seperti pada secara bertahap mendehidrasi spesimen
Gambar 4 yan bisa memperlihatkan bahwa SEM sebelum pemeriksaan, karena air hidrasi tidak
mampu menangkap citra dari biofilm yang kompatibel dengan vakum yang digunakan
terbentuk di area sekitar biomasa yang dengan berkas elektron(13). Selain itu, aktifitas
memegang peranan penting dalam proses cellulosome yang diindikasikan dan
konversi biogas oleh bakteri. dihipotesiskan memegang peranan penting
Kemudian dengan menggunakan perbesaran dalam proses konversi biomasa lignoselulosa
lebih besar lagi, dapat dilihat bahwa terdapat juga dapat diobservasi lebih jauh lagi dengan
lebih banyak bakteri yang melekat pada area menggunakan SEM.
silica crater ini (Gambar 5). Hipotesis terkait Penggunaan Confocal dan SEM seperti yang
alasan ketertarikan bakteri pada area ini akan disebutkan sebelumnya bisa dibawa kepada
lebih baik dibuktikan dengan penelitian proses kuantifikasi dengan menggunakan
selanjutnya. metode-metode analisis grafik yang dihasilkan
Lebih jauh terkait dengan pengamatan oleh mikroskopi. Misalnya delignifikasi bisa
proses inti yaitu biogas, SEM yang memiliki diukur berapa presentase pengurangan bila

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No 1, Januari 2019 63


membandingkan sebelum dan setelah analisis satu jenis mikroskop dengan mikroskop
dilakukannya pratritment. Demikian halnya jenis lainnya.
dengan aplikasi SEM, daya kerusakan yang
terjadi pada permukaan bisa dikuantifikasi dan 4. KESIMPULAN
dikalibrasi dengan melakukan pendekatan
Pengamatan mikroskopi pada perubahan
matematis dari citra yang dihasilkan. Juga
komponen lignoselulosa selama pratritmen
dengan peningkatan afinitas bakteri, bisa
alkalin dengan menggunakan reagen NaOH 6%
dilakukan perhitungan jumlah bakteri yang
dan campuran NH4OH dengan (NH4)2CO3 10%
melekat, atau juga bisa melihat biofilm yang ada
selama 24 jam menunjukkan bahwa: ada 4
serta menganalisis silica crater yang dihasilkan
perubahan visual utama yang dapat dianalisis
melalui pratritmen. Hanya saja, dalam penelitian
yaitu penghilangan bagian silika/Phytolit,
awal ini, proses kuantifikasi berdasarkan analisis
degradasi permukaan dan perubahan morfologi
mikroskopi seperti pengurangan ketebalan
pada area cross section, penghapusan lignin
dinding sel, atau jumlah bakteri yang melekat,
(dari confocal), dan peningkatan afinitas bakteri
juga luas area biomasa TKS yang terdegradasi
ke permukaan TKS. Perubahan ini mendukung
akibat pratritmen atau pada saat proses biogas
analisis kimia bahwa reagent basa bisa
belum dapat dilakukan.
digunakan sebagai upaya perlakuan sebelum
Selain itu, juga bisa dilakukan pembandingan
proses biorefineri utama yaitu biogas dilakukan.
antara pratritmen dengan menggunakan reagent
Dari hasil pengamatan visual juga dapat dilihat
basa yang lebih tinggi konsentrasinya atau lebih
adanya penghilangan badan silika yang dapat
lama waktu kontak perendamannya sehingga
meningkatkan perlekatan permukaan bakteri.
bisa dievaluasi mana parameter pratritmen yang
Dari penelitian ini juga dapat dilihat bahwa
lebih efektif. Dalam hal penelitian ini, dilakukan
ada pengamatan visual yang akan memberikan
penelitian pendahuluan yang memodifikasi
penjelasan lebih baik mengenai dampak dan
proses pratritmen dengan menggunakan
proses pratritmen biomasa TKS serta
parameter yang berbeda sehingga muncul nilai
pengaruhnya terhadap proses biogas setelahnya
optimal yang kemudian dilanjutkan dengan
yang bisa memberikan gambaran yang tidak
proses analisis mikroskopi untuk parameter
mampu dicapai oleh hanya mengandalkan
terpilih.
analisis kimia.
Aplikasi penggunaan analisis mikroskopi
sebagai alat untuk mengevaluasi parameter dan
PERSANTUNAN
kinerja sebuah pratritmen di lapangan memang
akan membutuhkan waktu dan alat yang banyak. Peralatan dan bahan kimia yang digunakan
Sehingga sarannya adalah menggunakan untuk analisis mikroskopi dalam proyek ini
kombinasi analisis kimia dan kemudian disediakan oleh Franceschi Microscopy dan
mengevaluasi hasil dari analisis kimia dengan Imaging Center (FMIC) -Washington State
menggunakan analisis visual kuantitatid University. Terima kasih khusus kepada Christine
mikroskopi. Selain itu juga, untuk penelitian di Davitt, Valerie Lynch-Holm, Dan Mullendore,
masa depan, bisa dilakukan cara sebagai instruktur hebat, dan Naisi Li. Terima
menggabungkan berbagai pendekatan kasih kepada Dr. Shulin Chen dan beasiswa
mikroskopi, seperti CLSM, TEM, SEM dan AFM, Fulbright yang membuat saya melaksanakan
untuk memahami, secara rinci, bagaimana penelitian ini. Juga kepada Direktur PTL Dr. Rudi
perubahan struktural pada dinding sel, yang Nugroho dan Kabagpro PTL Dr. Muhammad
disebabkan oleh pratritmen biomassa, Hanif atas izinnya mengikuti program ini.
meningkatkan aksesibilitas selulosa, yang sangat
penting dalam hal penelitian dan perkembangan DAFTAR PUSTAKA
untuk produksi bioenergi. Tapi penelitian ini
diharapkan bisa menjadi awal dasar untuk 1. Tan, K. T., Lee, K. T., Mohamed, A. R., &
Bhatia, S. (2009). Palm oil: Addressing
observasi lebih dalam mengoptimasi kekuatan
issues and towards sustainable
mikroskop untuk mengungkap lebih jauh
mengenai apa yang terjadi dalam proses pa development. Renewable and Sustainable
pratritmen dan bagaimana pengaruhnya Energy Reviews, 13(2), 420–427.
terhadap proses biorefinery setelahnya. Misalnya https://doi.org/10.1016/J.RSER.2007.10.001
optimasi Confocal dan SEM dalam hal 2. Nieves, D. C., Karimi, K., & Horváth, I. S.
pengukuran dan kuantifikasi dari pencitraan 3 (2011). Improvement of biogas production
Dimensi yang bisa dilakukan. Juga bisa from oil palm empty fruit bunches (OPEFB).
dibandingkan antara 1 jenis pratritmen dengan Industrial Crops and Products, 34(1), 1097–
pratritmen lainnya atau satu biomasa dengan 1101.
biomasa lainnya, atau juga menggabungkan hasil https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2011.03.02
2

64 Analisis Mikroskopi untuk … (Parlina, I)


3. Yunus, R., Salleh, S. F., Abdullah, N., & its application to studies of forage
Biak, D. R. A. (2010). Effect of ultrasonic degradation. Annals of Botany, 80(1), 1–11.
pre-treatment on low temperature acid https://doi.org/10.1006/anbo.1997.042
hydrolysis of oil palm empty fruit bunch.
11. Coletta, V. C., Rezende, C. A., Da
Bioresource Technology, 101(24), 9792–
Conceicao, F. R., Polikarpov, I., &
9796.
Guimaraes, F. E. G. (2013). Mapping the
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2010.07.07
lignin distribution in pretreated sugarcane
4
bagasse by confocal and fluorescence
4. Zheng, Y., Zhao, J., Xu, F., & Li, Y. (2014). lifetime imaging microscopy. Biotechnology
Pretreatment of lignocellulosic biomass for for Biofuels, 6(1), 1–10.
enhanced biogas production. Progress in https://doi.org/10.1186/1754-6834-6-43
Energy and Combustion Science, 42(1), 35–
12. Fromm, J., Rockel, B., Lautner, S.,
53.
Windeisen, E., & Wanner, G. (2003). Lignin
https://doi.org/10.1016/j.pecs.2014.01.001
distribution in wood cell walls determined by
5. Pavlostathis, S. G., & Gossett, J. M. (1985). TEM and backscattered SEM techniques.
Alkaline treatment of wheat straw for Journal of Structural Biology, 143(1), 77–84.
increasing anaerobic biodegradability. https://doi.org/10.1016/S1047-
Biotechnology and Bioengineering, 27(3), 8477(03)00119-9
334–344.
13. Ballard, D. H., Alexander, J. S., Weisman, J.
https://doi.org/10.1002/bit.260270319
A., Orchard, M. A., Williams, J. T., &
6. Gao, A. H., Bule, M. V., Laskar, D. D., & D’Agostino, H. B. (2015). Number and
Chen, S. (2012). Structural and Thermal location of drainage catheter side holes: In
Characterization of Wheat Straw Pretreated vitro evaluation. Clinical Radiology, 70(9),
with Aqueous Ammonia Soaking. Journal of 974–980.
Agricultural and Food Chemistry, 60(35), https://doi.org/10.1016/j.crad.2015.05.004
8632–8639
14. Sant’Anna, C., & Souza, W. De. (2012).
7. A. Sluiter, B. Hames, R. Ruiz, C. S., & J. Microscopy as a Tool to Follow
Sluiter, D. Templeton, and D. C. (2011). Deconstruction of Lignocellulosic Biomass.
Determination of Structural Carbohydrates Current Microscopy Contributions to
and Lignin in Biomass: Laboratory Analytical Advanced in Science and Technology, 639–
Procedure (LAP). Golden. 645. https://doi.org/10.1007/s11136-011-
https://doi.org/10.1007/s00449-014-1243-0 0045-y
8. Sant’Anna, C., Costa, L. T., Abud, Y., 15. Tapen M Mukherjee, B. D. (1993).
Biancatto, L., Miguens, F. C., & de Souza, Diagnostic Electron Microscopy Procedure.
W. (2013). Sugarcane cell wall structure and Microscope Society of America..
lignin distribution investigated by confocal
16. Xu, F., Zhong, X. C., Sun, R. C., & Lu, Q.
and electron microscopy. Microscopy
(2006). Anatomy, ultrastructure and lignin
Research and Technique, 76(8), 829–834.
distribution in cell wall of Caragana
https://doi.org/10.1002/jemt.22235
Korshinskii. Industrial Crops and Products,
9. Wang, Z. W., Lee, S. H., Elkins, J. G., Li, Y., 24(2), 186–193.
Hamilton-Brehm, S., & Morrell-Falvey, J. L. https://doi.org/10.1016/j.indcrop.2006.04.00
(2013). Continuous live cell imaging of 2
cellulose attachment by microbes under
17. Pingali, S. V., Urban, V. S., Heller, W. T.,
anaerobic and thermophilic conditions using
McGaughey, J., ONeill, H., Foston, M., …
confocal microscopy. Journal of
Evans, B. R. (2010). Breakdown of cell wall
Environmental Sciences (China), 25(5),
nanostructure in dilute acid pretreated
849–856. https://doi.org/10.1016/S1001-
biomass. Biomacromolecules, 11(9), 2329–
0742(12)60104-1
2335. https://doi.org/10.1021/bm100455h
10. Travis, A. J., Murison, S. D., Perry, P., &
Chesson, A. (1997). Measurement of cell
wall volume using confocal microscopy and

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 20, No 1, Januari 2019 65


66 Analisis Mikroskopi untuk … (Parlina, I)

You might also like