Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Edu-Sains Volume 6 No.

2, Juli 2017

Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja Praktikum Organisasi Kehidupan


Berbasis Konstruktivisme Kelas VII SMP

Development of Practical Performance Assessment Instrument for Class VII


Middle School Constructivism-Based Life Organizations

Dewi Febrianty, Risnita, Afreni Hamidah*)

Program Magister Pendidikan IPA Universitas Jambi


*)Corresponding Author: afreni3103@gmail.com

Abstract
Practical performance assessment is an important part of the learning process, but several obstacles
are found in its implementation. The objectives of this study are (1) to develop constructivism-
based performance assessment instruments for class VII Yunior High School in Life Organization
subject, (2) to describe aspects that need to be made in constructivism-based practical performance
assessment instruments, and (3) to describe teacher responses in using constructivism-based
practical performance assessment instruments. This research is a development research using a 4D
model, the stages are defining, design, development and distribution. The trial subjects in this study
consisted of 10 students for small group trials and 40 students for large group trials. The indicators
used in the study include aspects related to the development of constructivist life-based practicum
assessment instruments. Instrument used was a questionnaire to reveal the response of teachers and
students to practical performance assessment instruments. The results of the data analysis showed
that the content feasibility value is 86.31% at the intervals of 48.33 which means it is feasible to
use. Most students gave a positive response to the assessment sheet given (96.67%), a small portion
gave a negative response (33.3%). Because the average positive response of students is more than
75%, the performance assessment instrument is considered feasible to be applied.

Keywords: Constructivism, practical performance assessment, life organizations

Abstrak
Penilaian unjuk kerja praktikum merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran, tetapi
dalam pelaksanaannya ditemukan sejumlah kendala. Tujuan penelitian ini yaitu (1) mengembang-
kan instrumen penilaian kinerja praktikum berbasis konstruktivisme kelas VII SMP pada materi
Organisasi Kehidupan, (2) mendeskripsikan aspek yang perlu dibuat dalam instrumen penilaian
kinerja berbasis konstruktivisme, serta (3) mendeskripsikan respon guru dalam menggunakan
instrumen penilaian kinerja praktikum berbasis konstruktivisme. Penelitian ini merupakan
penelitian pengembangan menggunakan model 4D dengan tahapan: pendefinisian perancangan,
pengembangan dan penyebaran. Subyek uji coba dalam penelitian ini terdiri dari 10 orang siswa
untuk uji coba kelompok kecil dan 40 orang siswa untuk uji coba kelompok besar. Indikator yang
digunakan dalam penelitian meliputi aspek yang terkait dengan pengembangan instrumen penilaian
kinerja praktikum organisasi kehidupan berbasis konstruktivisme. Instrumen yang digunakan
berupa angket untuk melihat respon guru dan siswa terhadap instrumen penilaian kinerja praktikum.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelayakan isi diperoleh nilai kelayakan 86,31% dengan
interval 48,33 yang berarti layak digunakan. Sebagian besar peserta didik memberikan respon
positif terhadap lembar penilaian yang diberikan (96,67%), sebagian kecil memberikan respon yang
negatif (33,3%). Karena rata-rata respon positif peserta didik lebih dari 75%, maka instrumen
penilaian kinerja ini layak digunakan.

Kata Kunci: Konstruktivisme, instrumen penilaian kinerja, organisasi kehidupan

9
Dewi, F., dkk. Pengembangan Instrumen ...

PENDAHULUAN Kecakapan dalam membuat laporan adalah


contoh kecakapan yang dapat dinilai melalui
Penilaian unjuk kerja praktikum merupakan penilaian kinerja. Penilaian kinerja dapat
penilaian yang memiliki permasalahan yang digunakan sebagai sarana penilaian yang
kompleks karena membutuhkan waktu khusus efektif untuk mengukur kemampuan peserta
untuk melakukan penilaian, sehingga ter- didik dalam melakukan beberapa aspek
kadang nilai yang diterima siswa tidak keterampilan yang merupakan hasil dari
obyektif serta bukan merupakan hasil kerja sebuah proses pembelajaran praktikum. Kom-
yang dilakukan siswa. Salah satu penilaian petensi atau kemampuan yang dapat diukur
dalam proses pembelajaran adalah penilaian dengan menggunakan penilaian kinerja
kinerja siswa yang merupakan salah satu meliputi: (1) kemampuan melakukan
alternatif penilaian yang difokuskan pada dua prosedur; (2) kemampuan menciptakan suatu
aktivitas peserta didik, yaitu observasi proses produk; serta (3) kombinasi kemampuan
saat berlangsungnya unjuk keterampilan dan melakukan prosedur dan menciptakan produk
evaluasi hasil cipta atau produk.
Siswa SMP Negeri 12 Jambi, rata-rata berasal
Penilaian terhadap kecakapan siswa didasar- dari kalangan menengah ke bawah serta
kan pada perbandingan antara kinerja siswa tinggal di lingkungan yang kurang
dengan target yang telah ditetapkan. Proses mendukung. Latar belakang siswa inilah yang
penilaiannya dilakukan mulai persiapan, menjadi masalah dalam kegiatan belajar
pelaksanakan tugas, sampai dengan hasil mengajar. Minat, motivasi, dan kemampuan
akhir yang dicapainya. Menurut Peraturan peserta didik sebagian besar berada di bawah
Menteri Pendidikan Nasional Republik rata-rata (60%). Mereka kurang berminat
Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tanggal 11 dalam proses pembelajaran, memiliki
Juni 2007 pencapaian hasil belajar siswa motivasi yang rendah, serta kemampuan
merupakan proses pengumpulan dan dalam menerima pembelajaran berada di
pengolahan informasi untuk menentukan bawah standar.
capaian hasil belajar peserta didik
(Pendidikan, 2005). Sikap peserta didik yang lebih suka terhadap
sesuatu yang nyata (real), menjadikan
Performance assessment atau penilaian pembelajaran tidak bisa dilakukan hanya
kinerja dapat digunakan untuk mengukur dengan menjelaskan dan menayangkan
kinerja nyata atau aktual siswa yang tidak pembelajaran melalui media yang sudah
memadai jika diukur hanya dengan meng- dibuat. Karakteristik siswa yang demikian
gunakan tes obyektif. Penilaian ini ber- menjadikan pembelajaran perlu dilakukan
manfaat sekali dalam memberikan umpan dengan langsung mengamati, melihat, dan
balik dan menolong sekali dalam proses menghasilkan suatu produk atau suatu
pembelajaran (Nielsen et al., 2013), dapat kesimpulan pembelajaran yang diberikan.
menyebabkan respon dan reaksi yang lebih Proses pembelajaran seperti ini perlu
cepat dari yang dinilai (Harvey et al., 2010), didukung dengan proses penilaian
meningkatkan kualitas pembelajaran menggunakan rubrik penilaian (instrumen
(Newman et al., 2009; Gupta, 2011). penilaian). Penilaian kinerja sangatlah penting
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan berupa digunakan pada seluruh mata pelajaran yang
penilaian unjuk kerja kognitif (CPS) (Jones et menggunakan proses pembelajaran praktik.
al., 2010), penilaian unjuk kerja laboratorium
(Susila, 2012), dan instrumen penilaian Berdasarkan uraian di atas maka dikembang-
psikomotorik untuk praktikum (Yulianti, kan instrumen penilaian kinerja berbasis
2014). Jenis instrumen kinerja dapat berupa konstruktivisme, salah satunya pada materi
ceklist, rating scale, portofolio, atau rubrik organisasi kehidupan untuk peserta didik di
(Bybee et al., 2014). kelas VII SMP.

10
Edu-Sains Volume 6 No. 2, Juli 2017

Tujuan penelitian ini adalah (1) merancang guru IPA, khususnya di SMP Negeri 12 Kota
proses pengembangan instrumen penilaian Jambi.
kinerja berbasis konstruktivisme kelas VII
SMP untuk materi Organisasi Kehidupan. Perangkat penilaian kinerja dikembangkan
(2) mendeskripsikan aspek yang perlu dibuat melalui validasi ahli materi dan ahli desain,
dalam instrumen penilaian kinerja berbasis serta uji coba di lapangan. Validasi dilakukan
konstruktivisme kelas VII SMP materi dengan memberikan lembar penilaian kinerja
Organisasi Kehidupan. (3) mendeskripsikan (instrumen validasi) yang berupa telaah
respon guru dan siswa dalam menggunakan penilaian kinerja oleh ahli validasi dan
instrumen penilaian kinerja berbasis praktisi. Saran dan masukan dari validator
konstruktivisme kelas VII SMP. menjadi masukan dalam merevisi instrumen
penilaian kinerja (draf-1). Instrumen penilaian
METODE PENELITIAN selanjutnya dilakukan uji coba di lapangan
untuk mengetahui kepraktisan penggunaan
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 12 rancang-an penilaian kinerja tersebut. Hasil
Kota Jambi pada bulan Mei sampai uji coba dianalisis dan menjadi masukan
November 2016. Subyek penelitian pada uji dalam merevisi instrumen sehingga
coba kelompok kecil instrumen penilaian menghasilkan draf penilaian kinerja (draf-2).
berjumlah 10 orang peserta didik, dan subyek
penelitian pada uji coba kelompok besar Pada tahap terakhir yaitu penyebaran
berjumlah 40 peserta didik. Penelitian ini (Disseminate), instrumen diberikan kepada
merupakan penelitian pengembangan yang masing-masing guru IPA untuk dipergunakan
dilaksanakan untuk menghasilkan instrumen saat praktikum di kelas masing-masing. Pada
penilaian unjuk kerja berbasis kon- tahapan ini instrumen yang dihasilkan
struktivisme. Penelitian ini merupakan pene- dilakukan uji coba pada kelas yang berbeda
litian Research and Development dengan oleh guru-guru IPA lainnya, untuk
menggunakan model 4-D yang dikembangkan membuktikan apakah intrumen ini layak dan
oleh Thiagarajan Semmel. Model ini terdiri praktis.
dari 4 tahap yaitu Define (pendefinisian),
Design (perancangan), Develop (Pengem- Data yang diambil dalam penyusunan pe-
bangan), dan Disseminate (Penyebaran). ngembangan instrumen penilaian kinerja ini
Model ini dipilih karena tahapannya yang meliputi data kuantitatif dan data kualitatif.
sistematis dan terinci. Data kuantitatif berupa jumlah skor dari
tanggapan masing-masing guru dan angket
Tahap awal pengembangan penelitian yaitu yang diisi oleh peserta didik. Sedangkan data
pendefinisian yang terdiri dari lima langkah kualitatif diperoleh dari hasil validasi tim ahli,
pokok yaitu analisis awal/akhir, analisis dan hasil observasi. Teknik pengumpulan data
peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dilakukan melalui angket dan wawancara.
dan perumusan tujuan pembelajaran. Tahapan Data angket untuk mengetahui respon guru
kedua yaitu tahap perancangan (Design). dan siswa mengenai instrumen penilaian yang
Kegiatan yang dilakukan adalah penentuan berbasis kinerja yang dihasilkan. Data
kegiatan praktik/jadwal, penetapan tim kerja, dikumpulkan melalui (1) Lembar validasi
dan penyusunan instrumen dan penentuan instrumen penilaian kinerja (2) Lembar
produk. Tahap ketiga adalah tahap angket respon siswa tentang instrumen
pengembangan (Develop). Pada tahap ini penilaian, dan (3) Lembar angket respon
dilakukan validasi perangkat penilaian guru/pengguna instrumen penilaian.
kinerja. Tahap terakhir adalah tahap
penyebaran (Disseminate) dimana peng- Kisi-kisi instrumen penilaian kinerja dapat
gunaan perangkat penilaian kinerja oleh guru- dilihat pada Tabel 1. Lembar angket respon
siswa yang digunakan dalam penelitian ini

11
Dewi, dkk,. Pengembangan Instrumen ...

berisikan enam pernyataan yang diisi oleh kepraktisan instrumen penilaian kinerja
peserta didik. Angket respon guru dibuat dianalisis secara deskriptif kuantitatif yaitu
dengan jumlah pernyataan sebanyak 14 dengan merata-rata skor masing-masing
pernyataan, sehingga skor tertinggi akan komponen dengan rumus berikut :
berjumlah 56 yang berarti guru sangat setuju
dengan adanya instrumen kinerja ini. Skor
terendah berjumlah 14 yang berarti guru
sangat tidak setuju dengan instrumen kinerja
ini. Data yang diperoleh dari lembar angket

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kinerja Peserta Didik Berbasis Kontruktivisme untuk Praktikum Organisasi
Kehidupan
No. Skor Nilai
Aspek Penilaian Indikator
Butir Minimal Maksimal
Pra Kinerja  Menyiapkan/Merencanakan
 Menggunakan LKPD Organisasi Kehidupan
1 1 4
 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan sesuai
dengan LKPD siswa untuk praktikum organisasi 2 1 4
kehidupan
 Menyusun prosedur kerja dengan kelompok 3 1 4
Proses  Merumuskan masalah praktikum organisasi 4 1 4
1. Tahap Invitasi kehidupan
(identifikasi konsep awal  Merumuskan tujuan percobaan organisasi 5 1 4
siswa) kehidupan
 Menyusun prosedur kerja praktikum organisasi 6 1 4
kehidupan
 Menggunakan alat dan bahan pada praktikum 7 1 4
organisasi kehidupan
2. Tahap Eksplorasi  Mengaplikasikan kebenaran pengetahuan yang 8 1 4
(Pelaksanaan dipahami
pembelajaran)  Melakukan percobaan organisasi kehidupan 9 1 4
 Melakukan pengamatan kualitatif 10 1 4
 Melihat kejelasan preparat yang diamati 11 1 4
 Memelihara alat, bahan, dan keselamatan kerja 12 1 4
 Melakukan praktikum sesuai dengan waktu 13 1 4
yang telah ditetapkan
 Menguasai pengetahuan organisasi kehidupan 14 1 4
Produk/Hasil  Membuat gambar hasil pengamatan pada
3. Tahap eksplanasi praktikum organisasi kehidupan 15 1 4
(penjelasan)  Mengkomunikasikan hasil pengamatan
4. Tahap solusi  Menginterpretasi hasil pengamatan 16 1 4
(penyelesaian)  Menganalisis hasil pengamatan 17 1 4
18 1 4
5. Tahap taking action  Menghasilkan produk organ hewan dari gabus
(pengambilan 19 1 4
bekas
tindakan/implementasi  Menghasilkan produk sel hewan dari gabus
20 1 4
bekas

HASIL DAN PEMBAHASAN konstruktivisme ini adalah enam bulan


dimulai pada bulan Mei dan berakhir pada
Data pengembangan instrumen penilaian akhir November 2016.
diperoleh dari ahli materi, ahli desain, dan
pengguna. Waktu yang dibutuhkan untuk Spesifikasi desain instrumen penilaian
mengembangkan instrumen penilaian berbasis berbasis konstruktivisme IPA kelas VII SMP

12
Edu-Sains Volume 6 No. 2, Juli 2017

berisikan lima komponen kegiatan pen- dikembangkan, maka instrumen digunakan


dekatan konstruktivisme yang dilakukan, dalam proses pembelajaran, dan dilakukan
yaitu (1) mengaktifkan pengetahuan yang validasi terhadap instrumen penilaian kinerja
sudah ada, (2) memperoleh pengetahuan baru, yang dikembangkan ini. Validasi oleh
(3) pemahaman pengetahuan, (4) menerapkan validator (ahli) dilakukan guna melihat
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, kelayakan produk penilaian yang di-
serta (5) melakukan refleksi. kembangkan baik dari segi materi, konstruksi
ataupun bahasa. Pada tahapan validasi ini ahli
Untuk mengetahui apakah instrumen materi dan ahli desain produk memberikan
penilaian berbasis konstruktivisme ini layak saran–saran dan komentar.

Tabel 2. Hasil Validasi Ahli Materi/Isi


Komentar Komentar
No Aspek/Pernyataan
Validasi 1 Validasi 2
A. Isi Materi
1 Kesesuaian butir kegiatan yang Sudah sesuai Sangat Sesuai
diukur dengan indikator penilaian
kinerja
2 Kejelasan butir kegiatan yang diukur Cukup jelas Sangat Jelas

B. Konstruksi
3 Kesesuaian butir kegiatan dengan Sudah sesuai dengan materi kelas VII Sangat Sesuai
jenjang kelas peserta didik
4 Instrumen Penilaian kinerja sesuai Samakan instrumen penilaian dengan Sangat Sesuai
dengan pembelajaran berbasis proses pembelajaran dan bandingkan
konstruktivisme pula dengan teori pembelajaran dalam
hal ini konstruktivisme.
5 Kejelasan petunjuk penggunaan Sebaiknya menggunakan skala rentang Sangat Jelas
instrumen penilaian kinerja siswa skor ( 1 – 4 ) dengan keterangan yang
jelas dan terukur
6 Kejelasan rubrik dengan instrumen Rubrik yang dibuat sebaiknya terukur Jelas
penilaian kinerja siswa dan mengguna kan skala yang jelas.
7 Kejelasan pedoman penilaian Pedoman penilaian dan penilaian Jelas
instrumen penilaian kinerja siswa sebaiknya dibuat terukur
berbasis konsktruktivisme
8 Kejelasan gambar/tabel pada Jelas Sangat Jelas
instrumen penilaian kinerja siswa
berbasis konstruktivisme
9 Kejelasan desain cover yang Jelas Sangat jelas
menggambarkan instrumen penilaian
kinerja siswa berbasis
konstruktivisme
C. Bahasa
10 Kejelasan kalimat pernyataan setiap Ya, sudah baik dan jelas Sangat Jelas
butir kegiatan kinerja peserta didik
mudah dipahami
11 Penyusunan kalimat sudah sesuai Kalimat sebaiknya harus disesuaikan dan Sangat Sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia tidak ambigu
yang baik dan benar

13
Dewi, dkk,. Pengembangan Instrumen ...

Tabel 3. Hasil Validasi Kedua Instrumen Penilaian Kinerja Berbasis Konstruktivisme oleh Ahli Desain Produk
Aspek
Pernyataan Saran Perbaikan
Penilaian
Substansi Butir kegiatan dan indikator penilaian kinerja siswa yang akan diukur sesuai Sudah baik
dengan Proses Belajar Mengajar
Dalam PBM terlihat kemampuan siswa mengkonstruksi ilmu pengetahuan, Sudah terlihat
dengan melakukan pengamatan dan praktikum
Tujuan penilaian sesuai dengan proses belajar mengajar Sudah sesuai
Konstruksi Petunjuk instrumen jelas dan mudah dipahami Jelas
Petunjuk penskoran jelas dan mudah dipahami Jelas
Kriteria yang akan diniliai jelas dan mudah dipahami Jelas
Kisi-kisi instrumen penilaian sudah sesuai dengan instrumen Sesuai
Rubrik penilaian jelas dan mudah dipahami Jelas
Kalimat pada instrumen penilaian menggunakan bahasa yang sederhana dan Sesuai
mudah dipahami
Kalimat pada pedoman penskoran menggunakan bahasa yang sederhana dan Sesuai
mudah dipahami
Kalimat pada instrumen penilaian jelas dan tidak ambigu Sudah jelas

Setelah divalidasi dan dilakukan uji coba, Respon siswa terhadap instrumen penilaian
maka diperoleh data kuantitatif tanggapan kinerja berbasis konstruktivisme ini diperoleh
guru terhadap instrumen penilaian kinerja ber- dengan menggunakan angket respon siswa.
basis konstruktivisme yang dikembangkan. Data kuantitatif dan kualitatif tanggapan
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian peserta didik terhadap instrumen penilaian
terhadap perolehan, penerapan pengetahuan, kinerja berbasis konstruktivisme yang
dan keterampilan yang menunjukkan dikembangkan secara keseluruhan diperoleh
kemampuan peserta didik dalam proses respon positif peserta didik tentang lembar
maupun produk (Wulan, 2008). Penyusunan penilaian yang diberikan sebesar 96,7%,
indikator penilaian keterampilan atau unjuk sedangkan respon negatif hanya 33,3%.
kerja menurut Yulianti (2014) mencakup Karena rata-rata respon positif siswa lebih
aspek penilaian proses dan kinerja produk. dari 75% dan lebih banyak dari respon negatif
Penilaian kinerja pada praktikum menurut terhadap instrumen penilaian kinerja berbasis
Sapriati (2006) mencakup 3 tahapan yaitu konstruktivisme maka instrumen ini layak dan
tahapan merencanakan, melaksanakan, dan efektif digunakan. Hasil ini sesuai dengan
tahap penyajian hasil atau kinerja. Data hasil pernyataan Neolaka (2014) persentase
validasi yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan subjek uji coba di atas 92%
instrumen penilaian yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat layak.
sangat layak digunakan, dengan rata-rata skor
86,3% atau berada pada interval 48,33. KESIMPULAN

Dengan demikian instrumen penilaian Instrumen penilaian kinerja berbasis


berbasis konstruktivisme dapat digunakan konstruktivisme yang dikembangkan dapat
dalam proses pembelajaran. Pernyataan pada digunakan dalam proses pembelajaran yang
setiap aspek tanggapan guru, diperoleh menggunakan keterampilan peserta didik
informasi bahwa untuk pernyataan satu dari yaitu pada saat pembelajaran praktikum
tiga orang guru yang memberi tanggapan, berlangsung. Instrumen ini berguna dalam
satu orang guru memberi nilai amat baik, pengumpulan data kemampuan peserta didik
sementara dua orang guru lainnya memberi melakukan kegiatan praktikum dan keter-
nilai baik. Total nilai dari tiga orang guru capaian kompetensi peserta didik pada ranah
adalah 86,31 atau berada pada rentang 42 s.d. psikomotor atau keterampilan. Agar kegiatan
51 atau jika dinyatakan dengan klasifikasi praktikum siswa meningkat di setiap proses
instrumen ini layak digunakan. pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi
materi, respon guru dan respon siswa maka

14
Edu-Sains Volume 6 No. 2, Juli 2017

instrumen penilaian kinerja praktikum ini Newman, L. R., Lown, B. A., Jones, R. N.,
layak untuk diimplementasikan di sekolah. Johansson, A., & Schwartzstein, R. M.
Saran kepada guru supaya lebih kreatif dan (2009). Developing A Peer Assessment
inovatif dalam merancang pembelajaran yang of Lecturing Instrument: Lessons
akan dilakukan siswa melalui pembelajaran Learned. Academic Medicine, 84(8),
berulang agar terkonstruksi pada diri peserta 1104–1110.
didik hingga lebih mudah melakukan kegiatan
praktikum. Nielsen, C., Sommer, I., Larsen, K., & Bjørk,
I. T. (2013). Model of Practical Skill
DAFTAR PUSTAKA Performance As An Instrument for
Supervision and Formative Assessment.
Bybee, R. W., Carlson-Powell, J., & Nurse Education in Practice, 13(3), 176–
Trowbridge, L. W. (2014). Teaching 180.
Secondary School Science: Strategies for
Developing Scientific Literacy. Pearson Pendidikan, B. S. N. (2005). Standar Nasional
Education Limited. Pendidikan. Diakses Dari Http://Www.
Bsnpindonesia. Org, Pada Tanggal, 11.
Gupta, K. (2011). A Practical Guide to Needs
Assessment. John Wiley & Sons. Sapriati, A. (2006). Pengembangan Instrumen
Penilaian Praktikum Fotosintesis. Jurnal
Harvey, S., Cushion, C. J., Wegis, H. M., & Pendidikan, 7(1), 1–11.
Massa-Gonzalez, A. N. (2010). Teaching
Games For Understanding In American Susila, I. K. (2012). Pengembangan Instrumen
High-School Soccer: A Quantitative Penilaian Unjuk Kerja (Performance
Data Analysis Using The Game Assesment) Laboratorium pada Mata
Performance Assessment Instrument. Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum
Physical Education and Sport Pedagogy, Tingkat Satuan Pendidikan SMA kelas X
15(1), 29–54. di Kabupaten Gianyar. Jurnal Penelitian
Dan Evaluasi Pendidikan Indonesia,
Jones, K., Perlman, C. M., Hirdes, J. P., & 2(2).
Scott, T. (2010). Screening Cognitive
Performance with The Resident Wulan, A. R. (2008). Penilaian Kinerja dan
Assessment Instrument for Mental Portofolio pada Pembelajaran Biologi.
Health Cognitive Performance Scale. Artikel Ilmiah. FPMIPA-UPI.
The Canadian Journal of Psychiatry,
55(11), 736–740. Yulianti, N. (2014). Pengembangan Instrumen
Penilaian Psikomotorik pada Pokok
Kneebone, R. Nestel, D. Yadollahi, F. Brown, Bahasan Suhu dan Kalor di SMP. Jurnal
R. Nolan, C. Durack, J. Brenton, H. Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, 1(2),
Moulton, C. Archer, J. Darzi, A. 2006. 152–156.
Assessing Procedural Skills in context:
Exploring the feasibility of An Integrated
Procedural Performance Instrument
(IPPI). Medical Education, 40(11),
1105–1114.

Neolaka, A. (2014). Metode Penelitian dan


Statistik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

15

You might also like