Professional Documents
Culture Documents
Labura L.) Dalam Kemasan Karung Blacu Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik
Labura L.) Dalam Kemasan Karung Blacu Terhadap Kualitas Fisik Organoleptik
Pengaruh Lama Penyimpanan Ampas Kelapa yang Diberi Ekstrak Daun Kersen (Muntingiaca
labura L.) dalam Kemasan Karung Blacu terhadap Kualitas Fisik Organoleptik
Effect of Storage Duration of Coconut Waste Added with Cherry Leaf Extract in Cloth Sacks
on Organoleptic Physical Quality
ABSTRACT
This study aims to examine the problem of storage time for the organoleptic physical quality of coconut waste
added cherry leaf extract. Cherry leaf extract was extracted using the socletation method. Concentration of
cherry leaf extract is 50%. Coconut waste treated with A0 (without cherry of leaf extract), A1 (with cherry leaf
extract) giving cherry leaf extract with a ratio of 1: 10 (v / w) and given a different treatment of storage time
from each other, T0 (storage time 0 week), T1 (2nd week storage time) and T2 (4th week storage time). The
experiment method used was a Completely Randomized Design (CRD) with factorial 2 × 3 with 5 replications.
The parameters used were organoleptic test consisting of texture, color, flavour and presence of fungi. The
results showed that the duration of storage and adding of leaf extracts in coconut waste were not significant (P>
0.05) on organoleptic consisting of texture, color, flavour and presence or absence of fungi. Cherry leaf extract
that added to coconut waste can reduce the organoleptic quality which includes texture, color, flavour and
presence of fungi during storage.
Keywords: Coconut waste, cherry leaf extract, organoleptic test, storage time.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji pengaruh lama penyimpanan tarhadap kualitas fisik organoleptik
ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen. Ekstrak daun kersen diekstraksi menggunakan metode sokletasi.
Konsentrasi ekstrak daun kersen yang digunakan adalah 50%. Ampas kelapa diberi perlakuan yaitu A0 (tanpa
pemberian ekstrak daun kersen), A1 (dengan pemberian ekstrak daun kersen) pemberian ekstrak daun kersen
dengan perbandingan 1 : 10 (v/w) dan diberi perlakuan lama penyimpanan yang berbeda, masing-masing T0
(lama penyimpanan minggu ke -0), T1 (lama penyimpanan minggu ke-2) dan T2 (lama penyimpanan minggu ke
– 4). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 × 3 dengan 5 ulangan.
Parameter yang diamati yaitu uji organoleptik yang terdiri dari tekstur, warna, aroma dan ada tidaknya jamur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyimpanan dan pemberian ekstrak daun kersen pada ampas kelapa
berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap uji organoleptik yang terdiri dari tekstur, warna, aroma dan ada tidaknya
jamur. Ekstrak daun kersen yang ditambahkan pada ampas kelapa mampu menekan terjadinya penurunan
kualitas organoleptik yang meliputi tekstur, warna, aroma dan ada tidaknya jamur selama penyimpanan.
Kata kunci: Ampas kelapa, ekstrak daun kersen, uji organoleptik, lama penyimpanan.
369 | Pengaruh penyimpanan ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen (Pertiwi et al., 2019)
MATERI DAN METODE A0T0 : Ampas kelapa tidak ditambah
ekstrak daun kersen penyimpanan
Penelitian dilaksanakan selama 8 0 minggu, kemasan karung blacu
bulan di Laboratorium Teknologi Pakan, A0T1 : Ampas kelapa tidak ditambah
Fakultas Peternakan dan Pertanian, ekstrak daun kersen penyimpanan
Universitas Diponegoro, Semarang. Analisis 2 minggu, kemasan karung blacu
Proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan A0T2 : Ampas kelapa tidak ditambah
Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, ekstrak daun kersen penyimpanan
Universitas Diponegoro, Semarang. Analisis 4 minggu, kemasan karung blacu
Flavonoid di Laboratorium Teknik Kimia, A1T0 : Ampas kelapa ditambah ekstrak
Fakultas Teknik, Universitas Negeri daun kersen 50 % penyimpanan 0
Semarang, Semarang. minggu, kemasan karung blacu
Materi yang digunakan pada A1T1 : Ampas kelapa ditambah ekstrak
penelitian ini adalah daun kersen yang daun kersen 50 % penyimpanan 2
berwarna hijau tua, ampas kelapa dan etanol minggu, kemasan karung blacu
97%. Alat yang digunakan adalah alat tulis, A1T2 : Ampas kelapa ditambah ekstrak
baskom untuk tempat daun kersen, plastik daun kersen 50 % penyimpanan 4
cor untuk alas menjemur daun kersen, loyang minggu, kemasan karung blacu
kecil untuk tempat untuk mengoven daun
kersen, stopless untuk tempat serbuk daun Prosedur penelitian ini meliputi tahap
kersen, karung blacu sebagai wadah untuk persiapan, tahap perlakuan, tahap
menyimpan ampas kelapa, alat jahit untuk pengumpulan data dan tahap analisis data.
menjahit karung blacu, oven untuk
mengoven daun kersen, blender untuk Tahap Persiapan
menghaluskan daun kersen, ayakan untuk Tahap Penelitian dilakukan dengan
mengayak daun kersen setelah diblender dan tiga tahapan meliputi penelitian pendahuluan,
timbangan analitik yang digunakan untuk penelitian lanjutan dan tahap analisis.
menimbang serbuk daun kersen dan ampas Penelitian pendahuluan meliputi persiapan
kelapa. Nampan digunakan untuk tempat alat dan bahan yang digunakan dalam
mengoven daun. Alumunium foil yang penelitian yaitu pembuatan ekstrak daun
digunakan untuk melapisi nampan saat kersen menggunakan metode sokletasi dan
mengoven daun, gelas ukur, botol sampel penyediaan ampas kelapa.
untuk menyimpan ekstrak daun kersen yang Tahapan pembuatan ekstrak daun
sudah di ekstraksi dan aquadest. Metode kersen diawali dengan mengumpulkan daun
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kersen yang dibutuhkan dan mencuci daun
rancangan penelitian, prosedur penelitian dan kersen tersebut. Daun yang telah dicuci
analisis data. diangin-anginkan selama semalam, kemudian
daun dimasukkan ke dalam oven dengan
Rancangan Penelitian suhu 60ºC selama 24 jam (Mahardika et al.,
Penelitian ini menggunakan RAL 2014). Daun yang telah dioven memiliki
pola faktorial 2×3 dengan 5 kali ulangan. kadar air sebesar 12%, kemudian dihaluskan
Faktor A adalah faktor penambahan ekstrak. menggunakan blender dan diperoleh serbuk
A0 adalah (ampas kelapa tidak diberi daun kersen. Selanjutnya dibuat ekstrak
ekstrak), A1 adalah (ampas kelapa diberi daun kersen dengan perbandingan serbuk dan
ekstrak 50%). Faktor T adalah perbedaan air 1 : 1, setelah itu dilakukan pemisahan
lama penyimpanan yaitu: T0 (penyimpanan 0 dengan metode sokletasi pada suhu 70ºC
minggu), T1(penyimpanan 2 minggu) dan T2 sampai tetesan tidak berwarna lagi.
(penyimpanan 4 minggu). Kombinasi Selanjutnya dilakukan analisis kuantitatif dan
perlakuan tersebut yaitu sebagai berikut : kualitatif ekstrak daun kersen untuk
mengetahui nilai flavonoid.
371 | Pengaruh penyimpanan ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen (Pertiwi et al., 2019)
Tahap Pengumpulan Data (Anova) taraf signifikasi 5% untuk
Tahap berikutnya adalah tahap mengetahui adanya pengaruh pada perlakuan
pengumpulan data yaitu mutu organoleptik terhadap kualitas fisik organoleptik. Apabila
pada ampas kelapa setelah penyimpanan terdapat pengaruh maka dilakukan uji lanjut
dengan lama yang berbeda. Mutu yaitu uji wilayah ganda Duncan untuk
organoleptik berupa tekstur, warna, aroma mengetahui perbedaan antar perlakuan.
dan jamur.
γijk : µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk ; i = (1,2) j =
Uji Organoleptik (1,2,3,4) k = (1,2,3)
Uji mutu organoleptik dilakukan
dengan menyiapkan sampel seberat 50 gr HASIL DAN PEMBAHASAN
yang telah diletakan di plastik untuk setiap
Tekstur Ampas Kelapa
perlakuan. Sampel tersebut kemudian akan
Berdasarkan hasil penelitian pada (Tabel
dinilai tekstur, warna, aroma dan ada
2.) menunjukkan bahwa interaksi antara
tidaknya jamur oleh 15 panelis semi terlatih
perlakuan penambahan ekstrak daun kersen
menggunakan kuesioner.
(A) dan lama penyimpanan (T) berpengaruh
nyata (P<0,05) terhadap tekstur ampas
Tahap Analisis Data kelapa.
Tahap berikutnya adalah analisis data.
Data dianalisis menggunakan analisis varians
Nilai rata-rata organoleptik terhadap Retnani et al. (2009) kadar air pada
tekstur berkisar antara 2,36 - 3,36. Nilai permukaan bahan dipengaruhi oleh
tertinggi diperoleh pada perlakuan A1T0, ini kelembaban nisbi (RH) udara sekitarnya, bila
terjadi karena tekstur yang dihasilkan pada kadar air bahan rendah atau suhu bahan
perlakuan A1T0 masih lembut dan tidak tinggi sedangkan RH disekitarnya tinggi
kasar. Perlakuan A0T2 memiliki skor maka terjadi penyerapan uap air dari udara
terendah karena tekstur ampas kelapa sehingga bahan menjadi lembab atau kadar
menjadi sangat kasar dan remah. Selama air bahan menjadi tinggi.
proses penyimpanan tekstur ampas kelapa Uji beda Duncan terhadap perlakuan
menjadi kasar dan remah. Hal ini diperoleh hasil bahwa perlakuan A1T2
kemungkinan terjadi karena adanya berbeda nyata (p<0,05) terhadap A1T0,
penurunan kadar air dari 14,56 menjadi A0T0, A1T1, A0T1 dan A0T2. Perlakuan
11,81%, sehingga proses penyimpanan pada A1T0 tidak berbeda nyata dengan A0T0,
ampas kelapa mempengaruhi tekstur ampas tetapi berbeda nyata dengan A1T1, A0T1,
kelapa. Hal ini sesuai dengan pendapat A0T2 dan A1T2. Perlakuan A1T1 tidak
Miftahudin et al. (2015) yang menyatakan berbeda nyata dengan A0T1 dan A0T2,
bahwa selama penyimpanan pakan akan tertapi berbeda nyata dengan A1T0, A0T0
terjadi proses evaporasi dari pakan ke dan A1T2. Hal ini menunjukkan bahwa
lingkungan sekitar sehingga mengakibatkan penurunan mutu organoleptik khususnya
penurunan nilai kadar air. Menurut pendapat tekstur ampas kelapa terjadi seiring
373 | Pengaruh penyimpanan ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen (Pertiwi et al., 2019)
kuning kecoklatan. Selama penyimpanan dinding sel, menggangu dan merusak dinding
pada saat kelembaban rendah maka cairan sel dan menghambat sintesis protein.
permukaan bahan akan banyak menguap Warna bahan pakan yang berubah
sehingga pertumbuhan mikroorganisme menjadi kehitam-hitaman menunjukkan
terhambat dehidrasi, dan sebaliknya saat bahwa bahan pakan tersebut telah ditumbuhi
kelembaban relatif tinggi maka bahan pakan jamur. Hal ini sesuai dengan pendapat
akan menyerap uap air sehingga Ahmad (2009) yang menyatakan bahwa
mikroorganisme akan mulai tumbuh dan perubahan warna pada bahan pakan menjadi
permukaan bahan menjadi gelap. Pemberian kehijauan dan kehitaman menandakan bahwa
ekstrak daun kersen pada ampas kelapa akan bahan pakan tersebut terserang jamur.
menghambat tumbuhnya mikroorganisme
karena daun kersen mempunyai kandungan Aroma Ampas Kelapa
flavonoid, tanin dan saponin yang memiliki Berdasarkan hasil penelitian
sifat sebagai antimikroba. Hal ini sesuai menunjukkan bahwa interaksi antara
dengan pendapat Mahardika et al. (2014) perlakuan penambahan ekstrak daun kersen
yang menyatakan bahwa ekstrak daun kersen (A) dan lama penyimpanan (T) berpengaruh
mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid sangat nyata (P<0,05) terhadap aroma ampas
sebagai antimikroba, senyawa aktif dalam kelapa.
daun kersen akan menghambat sintesis
Nilai rata-rata organoleptik terhadap Perlakuan A0T0 tidak berbeda nyata dengan
ada tidaknya jamur berkisar antara 2,44 - A1T0, tetapi berbeda nyata dengan A1T1,
3,48. Skor tertinggi diperoleh pada perlakuan A0T1, A1T2 dan A0T2. Perlakuan A1T1
A0T0, ini terjadi karena jamur masih belum tidak berbeda nyata dengan A0T1, tertapi
muncul pada ampas kelapa. Perlakuan A0T2 berbeda nyata dengan A1T2, A0T2, A0T0
memiliki skor terendah karena jamur mulai dan A1T0. Hal ini menunjukkan bahwa
bermunculan pada ampas kelapa. proses penyimpanan sangat mempengaruhi
Uji beda Duncan terhadap perlakuan kualitas ampas kelapa, salah satu indikator
diperoleh hasil bahwa perlakuan A1T2 penurunan kualitas yaitu adanya kontaminasi
berbeda nyata (p<0,05) terhadap A0T2, mikroorganisme yang ditandai dengan
A0T0, A1T0, A1T1 dan A0T1. Perlakuan munculnya jamur. Hal ini sesuai dengan
A0T2 berbeda nyata (p<0,05) terhadap pendapat Solihin et al. (2015) yang
A0T0, A1T0, A1T1, A0T1 dan A1T2. menyatakan bahwa perubahan kualitas pada
375 | Pengaruh penyimpanan ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen (Pertiwi et al., 2019)
pakan selama penyimpanan terjadi akibat DAFTAR PUSTAKA
aktivitas mikrobial seperti jamur. Penurunan
kualitas ampas kelapa pada minggu kedua
juga dapat disebabkan penggunaan kemasan Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 2009. Pakan
yang salah. Ikan. Kanisius. Yogyakarta.
Kain blacu yang memiliki sifat
menyerap air dan memiliki rongga udara Ahmad, 2009. Cemaran kapang pada pakan
yang luas sehingga terjadi pertukaran udara dan pengendaliannya. J Litbang
yang bebas, sehingga dapat diduga Pertanian. 28: 15-22.
kandungan air yang terdapat pada ampas
kelapa terserap oleh kain blacu sehingga Ahmad, R.Z. 2017. Cemaran kapang pada
menyebabkan kain blacu basah dan pakan dan pengendaliannya. J.
menimbulkan tumbuhnya jamur. Hal ini Penelitian dan Pengembangan
sesuai dengan pendapat Nurhasyibi dan Pertanian. 28(1) : 15-22.
Sudrajat (2016) yang menyatakan bahwa
Alamsyah, S dan M. Y. Karim. 2012. Uji
kain blacu menimbulkan kelembaban yang
Organolepti, fisik dan kimiawi
tinggi dan menyebabkan peningkatan kadar
pakanbuatan untuk ikan bandeng yang
air.
disubstitusi dengan tepung cacing tanah
Menurut Hermawan et al. (2015)
(Lumbricus sp). J. Akuakultur
adanya jamur pada bahan pakan
Indonesia 11(2) : 124-131.
dimungkinkan karena terjadinya peningkatan
kadar air pada waktu penyimpanan dan Asrawaty. 2015. Karakteristik tepung kelapa
adanya aktivitas mikroba. Penambahan limbah usaha pemarutan dan
ekstrak daun kersen pada ampas kelapa pemerasan santan di pasar inpres
diduga mampu mengurangi aktivitas mikroba manonda. Jurnal Kiat Universitas
sehingga jumlah jamur pada ampas kelapa Alkhairaat. 7(1) : 71-77.
mampu berkurang, karena dalam kandungan
daun kersen terdapat flavonoid, saponin dan Cahya, F dan W. H. Susanto. 2014. Pengaruh
tanin. Saponin dalam daun kersen memiliki pohon pasca sadap dan kematangan
peran sebagai antimikroba, karena saponin buah kelapa terhadap sifat fisik, kimia,
mampu menggangu permeabilitas membran organoleptik pasta santan. Jurnal
sel mikroba. Hal ini sesuai dengan pendapat Pangan dan Agroindustri. 2(4) : 249-
Kurniawan et al. (2014) yang menyatakan 258.
bahwa saponin merupakan metabolit
sekunder yang bersifat antimikroba, saponin Dwi, A P dan H. Sasongko. 2014. Aktivitas
akan menggangu tegangan permukaan antibakteri ekstrak etanol 70% daun
dinding sel pada mikroba. kersen (Muntingia Calabura L.)
terhadap bakteri bacillus subtilis dan
KESIMPULAN Shigella dysenteriae Sebagai Materi
Pembelajaran Biologi SMA Kelas X
Lama penyimpanan mampu untuk mencapai Kd 3.4 pada
menurunkan kualitas organoleptik dan Kurikulum 2013. Jupemasi pbio. 1 (1) :
98-102.
pemberian ekstrak daun kersen pada ampas
kelapa mampu menekan terjadinya Elyana, P. 2011. Pengaruh penambahan
penurunan kualitas organoleptik dari ampas ampas kelapa hasil fermentasi
kelapa meliputi tekstur, warna, aroma dan Aspergillus oryzae dalam pakan
ada tidaknya jamur. komersial terhadap pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis niloticus Linn.).
Fakultas Matematika dan Ilmu
377 | Pengaruh penyimpanan ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen (Pertiwi et al., 2019)
flavonoid total ekstrak etanol daun
perah. Jurnal Ternak Tropika. 15(2): kersen (Muntingia calabura). Fakultas
15-22. Farmasi, Universitas Wahid Hasyim,
Semarang.
Miftahudin, Liman dan F. Fathul. 2015.
Pengaruh masa simpan terhadap Putri, M. F. 2010. Tepung ampas kelapa pada
kualitas fisik dan kadar air pada wafer umur panen 11-12 bulan sebagai bahan
limbah pertanian berbasis wortel. pangan sumber kesehatan. Jurusan
Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu. Teknologi Jasa dan Produksi,
3(3): 121-126. Universitas Negeri Semarang.
Semarang. Jurnal Kompetisi Teknik
Mirzoeva, O. K., R. N. Grishanin and P. C.
Calder. 1997. Antimicrobial Action of Retnani, Y., D. Wigati dan A.D. Hasjmy.
Propolis and Some of Its Components: 2009. Pengaruh jenis kemasan dan
the Effect on Growth, Membrane lama penyimpanan terhadap serangan
Potential and Motility of Bacteria. serangga dan sifat fisik ransum Broiler
Microbial. Res.152 (5): 239-46. starter berbentuk crumble. J. Ilmu-ilmu
Peternakan. Agustus 12(3) 137:145.
Miskiyah., I. Mulyawati dan W. Haliza.
2006. Pemanfaataan ampas kelapa Solihin., Muhtarudin dan R. Sutrisna. 2015.
limbah pengolahan minyak kelapa Pengaruh lama penyimpanan terhadap
murni menjadi pakan . Seminar kadar air kualitas fisik dan sebaran
Nasional Teknologi Peternakan dan jamur wafer limbah sayur dan umbi-
Veteriner. Bogor. Hal : 880- 884. umbian. J. Ilmu Peternakan Terpadu.
3(2) :48-54.
Ninsix, R. 2012. Pengaruh ekstraksi lemak
terhadap rendemen dan karakteristik Syam, P. L. 2017. Perbandingan metode
tepung ampas kelapa yang dihasilkan. ekstrasi terhadap kadar flavonoid total
J. Teknologi Pertanian. 1(1) : 1-77. ekstrak metanol daun kresen
(Muntingia calabura L.). Fakultas
Nurhasyibi dan D. J. Sudrajat. Penentuan Farmasi Universitas Wahid Hasyim,
daya simpan benih suren (Toona sureni Semarang. (Skripsi Sarjana Farmasi)
Merr.) di alam melalui penyimpanan
soil seed bank. J. Pembenihan tanaman Syarief dan Halid. 1994. Teknologi
hutan. 4(1) : 33-41. Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan.
Pusat Antar Universitas Pangan dan
Pasaribu, T., T. Purwadaria., A.P. Sinurat., J. Gizi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Rosida dan D.O.D Saputra. 2001.
Evaluasi nilai gizi lumpur sawit hasil Triyanto, E., B.W.H.E. Prasetiyono dan S.
fermentasi dengan Aspergillus niger Mukodiningsih. 2013. Pengaruh bahan
pada berbagai perlakuan penyimpanan. pengemasan dan lama simpan terhadap
J. Ilmu Ternak dan Veteriner 6(4) : kualitas fisik dan kimia wafer pakan
233-238. komplit berbasis limbah agroindustri.
Animal Agriculture Journal. 2(1) : 400-
Purbajanti, E. D. 2013. Rumput dan Legum 409.
Sebagai Hijauan Makanan Ternak.
Graha Ilmu, Yogyakarta. Wigati, D. 2009. Pengaruh jenis kemasan dan
lama penyimpanan terhadap serangan-
Puspitasari, A. D. dan L. S. Prayogo. 2016. serangan dan sifat fisik ransum broiler
Perbandingan metode ekstraksi starter berbentuk crumble. Fakultas
maserasi dan sokletasi terhadap kadar
379 | Pengaruh penyimpanan ampas kelapa yang diberi ekstrak daun kersen (Pertiwi et al., 2019)