Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)

untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
9

JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Departemen
Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia

Gd. FIP B Lantai 5. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung 40154. e-mail:
jpgsd@upi.edu website:http://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/index

PENERAPAN METODE PQRST UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS
III SD

Annisa Nabilah1, Tatat Hartati2, Asep Saefudin3


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: annisanabilah.an@gmail.com; tatat@upi.edu; asepsaefudin@upi.edu.

Abstract: The background of this research is the low level of reading comprehension skill.
During the learning process, the teacher lacks of involving the students that makes the
learning process is teacher-centered. Even in reading process, the teacher dictates the
students in completing the exercise. This research aims to describe the planning, process,
and reading comprehension improvement by using PQRST method. The method used is
Classroom Action Research (CAR) by implementing Kemmis & Mc.Taggart models. The
subject of this research is 22 people of third grade students in one of elementary schools
in Bandung city. This research is conducted by implementing the stages of PQRST method.
The indicator of reading comprehension skill improvement is making questions based on
the text, deciding the main sentence, rewriting the text with their own word in sequence,
and answering the questions based on the text. The findings showed that there is an
improvement after implementing the PQRST method from cycle I to cycle II. In cycle I, the
accomplishment of students’ reading comprehension skill is 63,64% and in cycle II, it
becomes 86,36%. From this research, it can be concluded that the PQRST method can
improve the third grade elementary school students’ reading comprehension skill.

Keyword: PQRST method, reading comprehension skill

PENDAHULUAN Bahasa Indonesia adalah salah satu mata


Bahasa Indonesia merupakan bahasa pelajaran yang wajib dipelajari disetiap
nasional bagi bangsa Indonesia. Bahasa jenjang persekolahan mulai dari sekolah
Indonesia mempunyai peran yang sangat dasar, sekolah menengah, bahkan hingga
penting untuk berkomunikasi dengan perguruan tinggi. Bahasa Indonesia juga
sesama manusia. Bahasa Indonesia juga merupakan pelajaran yang diujikan dalam
memiliki peran penting dalam dunia ujian akhir nasional di sekolah dasar
pendidikan. Semua pembelajaran di hingga sekolah menengah.
sekolah, kecuali bahasa daerah diantarkan Sehubungan dengan penggunaan
dengan menggunakan bahasa Indonesia. bahasa, menurut Resmini (2009, hlm. 32)

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


10 Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar

terdapat empat aspek keterampilan dasar untuk mentukan kalimat utama pada teks,
berbahasa yaitu keterampilan menyimak, membuat pertanyaan berdasarkan isi teks,
keterampilan berbicara, keterampilan dan mengungkapkan kembali isi teks
membaca, dan keterampilan menulis. dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan
Menurut Tarigan (2008, hlm. 7) membaca bahasanya sendiri.
adalah proses yang dilakukan dan Kondisi ini disebabkan karena
digunakan oleh pembaca untuk rendahnya minat siswa dengan membaca,
memperoleh pesan yang ingin serta pada saat proses membaca dan
disampaikan oleh penulis melalui media pengisian soal guru seringkali mendikte
kata-kata atau bahasa tulis. Salah satu dari siswa. Guru kurang melibatkan siswa
jenis kegiatan membaca adalah membaca untuk aktif bertanya atau berpendapat
pemahaman. Membaca pemahaman ketika proses pembelajaran berlangsung
menurut Hartati dan Curiah (2015, hlm. dan pembelajaran menjadi berpusat
204) merupakan lanjutan dari membaca kepada guru. Sehubungan dengan hal itu,
dalam hati yang mulai diberikan di kelas Akhadiah (1993 hlm. 37) mengatakan
III sekolah dasar. Pengertian membaca bahwa pembelajaran membaca
pemahaman menurut Pearson dan Jhonson pemahaman yang dirancang dan
(dalam Somadayo, 2011, hlm. 10) dilaksanakan dengan baik dapat
merupakan rekonstruksi pesan yang menjadikan siswa tidak hanya
terdapat di dalam teks yang dibaca memperoleh peningkatan kemampuan
sehingga dalam proses membaca terjadi bahasanya, tetapi juga dalam kemampuan
interaksi bahasa dan pikiran. Pemahaman bernalar, berkreativitas, dan penghayatan
terhadap bahan bacaan merupakan hal tentang nilai-nilai moral. Pendapat ini
yang penting dalam proses membaca, menjelaskan bahwa jika seorang siswa
karena pemahaman atas bacaan tersebut tidak memiliki kemampuan membaca
dapat meningkatkan keterampilan atau pemahaman yang baik, maka kondisi
kepentingan membaca itu sendiri ataupun tersebut akan berpengaruh pada hal
untuk tujuan-tujuan tertentu yang akan lainnya dalam proses pembelajaran. Siswa
dicapai. Tujuan dari membaca akan kesulitan untuk bernalar, berkreasi,
pemahaman itu sendiri menurut Tarigan dan bersosialisasi, dimana pada setiap
(dalam Somadayo, 2011, hlm. 12) adalah tingkatannya siswa selalu dituntut untuk
untuk mencari jawaban atas pertanyaan- memiliki keterampilan membaca
pertanyaan yang disediakan oleh pembaca pemahaman yang baik.
berdasarkan isi teks bacaan. Pendapat Sedangkan berdasarkan hasil
tersebut menjelaskan mengapa observasi, ditemukan beberapa siswa yang
pemahaman sangat penting dalam proses kurang antusias saat guru menugaskan
membaca. siswa untuk membaca sebuah teks bacaan,
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa sibuk mengobrol, mengerjakan
wali kelas III yang berinisial NA yang tugas lain, melakukan aktivitasnya
dilakukan pada tanggal 25 Februari 2019 masing-masing, dan siswa juga terlihat
di salah satu SD di kecamatan Cicendo, kurang fokus pada saat proses membaca.
kota Bandung, mengatakan bahwa Pada saat guru menginstruksikan siswa
keterampilan membaca pemahaman siswa untuk mengisi soal dengan batas waktu
kelas III tersebut masih rendah, terutama pengerjaan, hampir seluruh siswa belum
ketika siswa diminta untuk menjawab tuntas mengisi seluruh soal. Hal ini
pertanyaan dari isi teks, beberapa siswa diperkuat dengan pretest yang telah
menjawab soal-soal tanpa memahami dilakukan oleh peneliti pada hari Selasa,
intruksi yang telah diberikan, kesulitan 26 Februari 2019. Dimana dari jumlah

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
11

siswa yang terdiri dari 22 orang, hanya 4 1. Preview


orang siswa yang mencapai nilai KKM Pada tahap ini memastikan teks dan
dengan nilai KKM yang telah ditentukan lembar tes yang akan dipelajari tersedia
sekolah yaitu 73, sedangkan 18 siswa dengan cukup dan lengkap, memastkan
lainnya mendapat nilai dibawah KKM. siswa melakukan pratinjau terhadap teks
Artinya, hasil pretest yang dilakukan bacaan dengan mengamati judul teks,
peneliti hanya 18% siswa yang memiliki gambar, jumlah paragraf pada isi teks, dan
keterampilan membaca pemahaman yang simbol-simbol lain yang terdapat pada
baik. Sedangkan 82% siswa lainnya masih teks bacaan. Kemudian, Siswa membaca
kesulitan memahami isi teks bacaan. isi teks dengan sekilas selama 3 menit,
Berdasarkan kondisi di atas, maka dan memastikan setiap siswa melakukan
masalah tersebut perlu diselesaikan. Salah langkah pratinjau dengan baik.
satu alterrnatifnya adalah dengan 2. Question
menerapkan metode PQRST (Preview, Pada tahap ini siswa membuat 4
Question, Read, Summarize, Test) untuk pertanyaan dengan menggunakan kata
meningkatkan keterampilan membaca tanya dengan unsur istilah ADIKSIMBA
pemahaman siswa. Dengan indikator (Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa,
permasalahan yang didapat seperti Bagaimana), kemudian masing-masing
membuat pertanyaan, menjawab siswa menuliskan pertanyaannya di kolom
pertanyaan, menentukan kalimat utama, pada lembar tes yang disediakan oleh
dan menuliskan kembali isi teks dengan guru.
bahasanya sendiri, metode PQRST ini 3. Read
dianggap cocok mengatasi masalah Pada tahap ini siswa membaca teks
tersebut. secara cermat dan detail dengan waktu
Metode PQRST (Preview, Question, yang lebih lama yaitu 10 menit. Lalu siswa
Read, Summarize, Test) dikembangkan diminta untuk menukar lembar tes dengan
oleh Francis Robinson pada tahun 1941. teman sebangkunya, dan menjawab
Metode PQRST ini merupakan masing-masing pertanyaan dari temannya
pengembangan dari strategi survey, read, kemudian menuliskannya di kolom pada
recite, dan review (SQ3R). Menurut lembar tes yang disediakan oleh guru.
Vázquez dan Álvarez-Vaquero (dalam Tujuan dari siswa saling menjawab
Trisdiono, 2007, hlm. 4) metode PQRST pertanyaan yang telah dibuat adalah untuk
adalah salah satu metode yang terbukti memvalidasi kalimat pertanyaan yang
dapat meningkatkan prestasi siswa karena telah dibuat. Apakah kalimat pertanyaan
merupakan cara yang efektif untuk itu dapat dimengerti dan jawabannya
menganalisis dan mempelajari bahan yang terdapat pada isi teks bacaan. Setelah
dianggap sangat sulit bagi siswa. Menurut selesai menjawab, siswa kembali menukar
Spache (dalam Abidin 2018, hlm. 201) masing-masing lembar tesnya
metode PQRST ini bertujuan untuk 4. Summarize
meningkatkan pemahaman dengan jangka Pada tahap ini siswa diminta untuk
waktu yang lebih panjang. Langkah- menentukan kalimat utama dari setiap
langkah dalam metode ini cukup paragraf dan menuliskannya di kolom
sederhana untuk diterapkan di kelas pada lembar tes yang telah disediakan
rendah. Metode ini juga mempunyai guru, kemudian siswa diminta untuk
langkah-langkah yang sistematis dan menuliskan kembali inforrmasi yang
terarah. Pelaksanaan metode PQRST didapat dari setiap paragaf dengan
mengacu pada Abidin (2012 hlm. 109- bahasanya sendiri secara berurutan tanpa
110) dengan langkah-langkah sebagai melihat ulang teks bacaan di kolom pada
berikut: lembar tes yang telah disediakan .

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


12 Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar

5. Test kembali dengan isi bacaan. Dalam


Siswa menjawab soal pertanyaan penelitian ini keterampilan membaca
berupa pilihan ganda mengenai isi teks pemahaman ditekankan pada kemampuan
bacaan yang ada pada lembar test yang siswa untuk memahami isi bacaan secara
telah diberikan oleh guru. menyeluruh. Keterampilam membaca
pemahaman ini dilakukan untuk
Terdapat kelebihan dari metode ini mendapatkan informasi penting dari
menurut Wahono (2017, hlm. 10) bahan bacaan untuk menjawab dan
kelebihan tersebut adalah sebagai berikut: membuat pertanyaan, mengetahui kalimat
1. Mudah diterapkan pada semua utama dari setiap paragraf, dan
jenjang pendidikan. mengungkapkan kembali isi teks bacaan.
2. Dapat membantu peserta didik yang Adapun tujuan dari membaca pemahaman
mempunyai daya ingatan yang lemah Menurut Tarigan (dalam Somadayo, 2011,
3. Dapat menjangkau materi pelajaran hlm. 12) adalah untuk mencari serta
dalam cakupan yang luas. menemukan informasi, mencangkup isi,
Dari pendapat tesebut, metode ini serta memahami makna dari isi bacaan.
dianggap cocok diterapkan di sekolah Selain itu adapun faktor-faktor yang
dasar dengan sistem pembelajaran mempengaruhi keterampilan membaca
tematik yang melibatkan beberapa materi pemahaman menurut Pearson dan Johnson
pembelajaran untuk meningkatkan (dalam Zuchdi, 2008, hlm. 23-24) yaitu
keterampilan membaca pemahaman. faktor-faktor yang berada dalam diri
Sehubungan dengan keterampilan pembaca meliputi: kemampuan linguistik
membaca pemahaman, menurut Dalman (kebahasan), minat (seberapa besar
(2017, hlm 87) membaca pemahaman kepedulian pembaca terhadap bacaan
merupakan keterampilan membaca yang yang dihadapinya), motivasi (seberapa
berada pada urutan yang lebih tinggi. besar kepedulian pembaca terhadap tugas
Membaca pemahaman adalah membaca membaca atau perasaan umum mengenai
secara kognitif (membaca untuk membaca dan sekolah), dan kumpulan
memahami). Adapun pendapat menurut kemampuan membaca (seberapa baik
Smith (dalam Somadayo, 2011, hlm. 11) pembaca dapat membaca). Faktor-faktor
menyatakan bahwa membaca pemahaman di luar pembaca dibedakan menjadi dua
adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang kategori unsur-unsur bacaan dan
dilakukan oleh pembaca untuk lingkungan membaca. Unsur-unsur pada
menghubungkan informasi baru dengan bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi
informasi lama dengan maksud untuk kebahasan teks (kesulitan bahan bacaan),
mendapat pengetahuan baru. Sedangkan dan organisasi teks (jenis pertolongan
menurut Siahaan dan Purwijayanto (dalam yang tersedia berupa bab dan subbab,
Hartiningsih, 2006 hlm. 19) susunan tulisan, dsb). Kualitas lingkungan
mendefinisikan membaca pemahaman membaca meliputi faktor-faktor:
sebagai suatu kegiatan atau membaca persiapan guru sebelum, pada saat, atau
yang penekanannya diarahkan pada suasana umum penyelesaian tugas
keterampilan dan menguasai isi bacaan. (hambatan, dorongan, dan lain-lain).
Berdasarkan beberapa pengertian di Selain itu ada pula faktor-faktor lainnya
atas dapat disimpulkan bahwa membaca yang yang mempengaruhi keterampilan
pemahaman merupakan suatu proses membaca pemahaman menurut Lamb &
pemerolehan makna yang melibatkan Arnol (dalam Somadayo, 2011, hlm. 27)
pengetahuan dan pengalaman yang telah yaitu 1) faktor lingkungan yang meliputi
dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan latar belakang, pengalaman yang dimiliki,

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
13

dan sosial ekonomi 2) faktor intelektual siswa, dan catatan lapangan. Teknik
yang meliputi metode yang guru gunakan analisis data yang digunakan yaitu
serta kemampuan yang dimiliki oleh guru kualitatif dan kuantitatif. terdapat tiga
dan siswa, 3) faktor psikologis yang teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi
meliputi emosi, minat, dorongan, data, penyajian data dan penarikan
kematangan sosial, dan penyesuaian diri, kesimpulan. Teknik analisis data kualitatif
4) faktor fisiologis yang meliputi digunakan untuk menganalisis lembar
kesehatan fisik dan jenis kelamin. Faktor observasi rencana pelaksanaan
lain yang mempengaruhi proses membaca pembelajaran, lembar observasi aktivitas
pemahaman yaitu kelelahan, terdapat guru dan siswa, serta catatan lapangan.
gangguan pada penglihatan, pendengaran Sedangkan teknik analisis data kuantitatif
dan bicara. Berdasarkan pemaparan di bertujuan untuk menganalisis
atas, maka penelitian ini bertujuan untuk keterampilan membaca pemahaman
mendeskripsikan rencana pelaksanaan melalui lembar tes. Teknik analisis data
pembelajaran dengan menerapkan metode yang digunakan adalah:
PQRST (Preview, Question, Read, 1. Menentukan kategori rencana
Summarize, Test) pada siswa kelas III pelaksanaan pembelajaran dengan
sekolah dasar, pelaksanaan pembelajaran menentukan kelas interval terlebih
dengan menerapkan metode PQRST dahulu dengan menggunakan rumus:
(Preview, Question, Read, Summarize, 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
KI =
Test) pada siswa kelas III sekolah dasar, 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
dan peningkatan keterampilan membaca 16−0
KI =
pemahaman setelah diterapkan metode 5
PQRST (Preview, Question, Read, KI = 3,2
Sumber: Yulianti (dalam Ulfah 2014 hlm.14)
Summarize, Test) pada siswa kelas III
sekolah dasar. Keterangan:
METODE Nilai pernyataan “Ya” pada LO =1
Metode penelitian yang digunakan Nilai pernyataan “Tidak” pada LO = 0
adalah metode Penelitian Tindakan Kelas Jumlah keseluruhan pernyataan = 16
(PTK) dengan model spiral yang Sehingga didapatkan kategori sebagai
dikembangkan oleh Kemmis & Mc. berikut:
Taggart. Menurut Wiriaatmaja, 2009, hlm. Jumlah Pernyataan Kategori
66) model PTK ini terdiri dari tiga tahapan “Ya”
yang dilaksanakan dalam satu siklus, 13,5-16 Sangat Baik
yakni: 1. Perencanaan, 2. Tindakan dan 9,7-12,8 Baik
observasi, serta 3. Refleksi. Subjek 6,5-9,6 Cukup
penelitian dalam penelitian tindakan kelas
3,3-6,4 Kurang
ini adalah 22 orang siswa kelas III Sekolah
0,0-3,2 Sangat Kurang
Dasar Negeri yang berada di kecamatan
Cicendo, kota Bandung. Waktu penelitian 2. Menentukan kategori pelaksanaan
yang dilakukan yaitu pada bulan Februari pembelajaranmetode PQRST dengan
sampai dengan bulan Mei tahun ajaran menentukan kelas interval terlebih
2018/ 2019. dahulu dengan menggunakan rumus:
Instrumen pengungkap data pada 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
penelitian ini berupa lembar observasi KI =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
rencana pelaksanaan pembelajaran, 15−0
lembar observasi pelaksanaan metode KI =
5
PQRST, lembar tes untuk mengukur KI = 3
keterampilan membaca pemahaman Sumber: Yulianti (dalam Ulfah 2014 hlm.14)

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


14 Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar

RPP pada siklus I mendapat kategori


“Sangat Baik” dimana terdapat 14 checklist
Keterangan: pada kolom “Ya” dari 16 pernyataan pada
Nilai pernyataan “Ya” pada LO =1 lembar observasi. Pembelajaran siklus I
Nilai pernyataan “Tidak” pada LO =0 menggunakan tema 7 tentang
Jumlah keseluruhan pernyataan = 15 Perkembangan Teknologi, sub tema 3
Sehingga didapatkan kategori sebagai tentang Perkembangan Teknologi
berikut: Komunikasi. Alokasi yang dipakai yaitu
Jumlah Pernyataan Kategori 5x35 menit dalam 1 hari pertemuan. Proses
“Ya” pembelajarannya dilaksanakan
13-15 Sangat Baik menggunakan teks bacaan, dan disesuaikan
10-12 Baik dengan masalah yang diangkat oleh peneliti
yaitu, rendahnya keterampilan membaca
7-9 Cukup
pemahaman siswa. Teks bacaan yang
4-6 Kurang
digunakan di siklus I adalah, “Sejarah
0-3 Sangat Kurang
Penggunaan Telepon”. Terdapat temuan
pada rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Penskoran hasil tes dengan menggunakan
siklus I yaitu (1) langkah pembelajaran
rumus:
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 yang kurang lengkap dan sistematis, dan (2)
Skor tes = 𝑥 100 durasi waktu pembelajaran yang kurang
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
sesuai dengan kondisi siswa.
Sumber: Sudjana (2016, hlm. 109) Pada pembelajaran siklus II, KD yang
digunakan masih sama dengan KD yang
4. Menghitung nilai rata-rata kelas dalam
digunakan pada siklus I. Pembelajaran
keterampilan membaca pemahaman
siklus II menggunakan tema 7 tentang
menggunakan rumus sebagai berikut:
Perkembangan Teknologi, sub tema 4
∑ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 tentang Perkembangan Teknologi
Nilai rata-rata kelas = ∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 Transportasi. Alokasi yang dipakai yaitu
Sumber: Sudjana (2016, hlm. 109) 4x35 menit dalam 1 hari pertemuan. Pada
siklus II teks bacaan yang digunakan
5. Menghitung persentase ketuntasan siswa berjudul “Penggunaan Alat Transportasi”.
dalam setiap indikator dan ketuntasan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
klasikal dengan menggunakan rumus pada siklus II mendapat kategori “Sangat
sebagai berikut: Baik” dimana terdapat 16 checklist pada
∑𝑁𝑡 kolom “Ya” dari 16 pernyataan pada lembar
P= 𝑥 100% observasi.
∑𝑁
Aqib (dalam Indrawati, 2013, hlm. 17) Menurut Permendikbud nomor 22 tahun
2016 RPP merupakan rencana kegiatan
Keterangan: pembelajaran tatap muka untuk satu
P : Persentase ketuntasan siswa pertemuan atau lebih. RPP yang dibuat oleh
∑Nt : Jumlah siswa yang tuntas peneliti adalah RPP tematik yang mengacu
∑N : Jumlah siswa keseluruhan pada Kurikulum 2013. Komponen RPP
yang digunakan oleh peneliti mengacu pada
HASIL DAN PEMBAHASAN Permendikbud nomor 22 tahun 2016 yang
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri dari identitas sekolah yaitu nama
dengan Menerapkan Metode PQRST kelas/semester, materi pokok, alokasi
pada Siswa Kelas III SD. waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi
dasar dan indikator pencapaian kompetensi,

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
15

materi pembelajaran, metode pembelajaran, Tabel 1. Keterlaksanaan Metode


media pembelajaran, sumber belajar, PQRST pada siklus I dan siklus II
langkah-langkah pembelajaran dan Jumlah Pernyataan
penilaian hasil pembelajaran, beserta No Tahapan Positif
lampirannya Siklus I Siklus II
Adapun prinsip-prinsip penyusunan RPP 1 Preview 3 3
yang digunakan peneliti dalam Question 3 3
penyusunannya yang mengacu pada 2
Permendikbud nomor 22 tahun 2016 3 Read 3 3
meliputi: (1) partisipasi aktif dari peseta 4 Summarize 3 3
didik, (2) Berpusat pada peserta didik untuk 5 Test 3 3
mendorong semangat belajar, motivasi, 15 15
minat, kreativitas, inisiatif, inspiratif, Jumlah
inovasi, dan kemandirian, (3) Sangat Sangat
Kategori Baik Baik
Pengembangan budaya membaca dan
menulis (4) pemberian umpan balik dan Penelitian ini menggunakan metode
tindak lanjut pada RPP memuat rancangan PQRST karena disesuaikan dengan masalah
pemberian umpan balik positif dan yang terdapat di kelas tempat peneliti
penguatan penyampaian pembelajaran, (5) melakukan observasi berupa rendahnya
penekanan pada keterkaitan pada keterampilan membaca pemahaman siswa.
keterpaduan KD, materi pembelajaran, Metode PQRST ini dirasa cocok untuk
kegiatan pembelajaran, indikator diterapkan dalam meningkatkan
pencapaian kompetensi, penilaian, dan keterampilan membaca pemahaman karena
sumber belajar dalam suatu keutuhan Abidin (2012, hlm. 109) mengatakan bahwa
pengalaman belajar, (6) Mengakomodasi “PQRST adalah metode pembelajaran
pembelajaran tematik terpadu, dan (7) membaca pemahaman yang terdiri atas lima
Penerapan teknologi informasi dan tahapan yaitu, preview, question, read,
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, summarize, test yang dapat digunakan
dan efektif sesuai dengan situasi dan untuk memahami bahan bacaan” diperkuat
kondisi. lagi dengan pendapat (dalam Abidin, 2012,
2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan hlm. 109) mengatakan bahwa “tujuan
Menerapkan Metode PQRST pada Siswa metode PQRST adalah untuk meningkatkan
Kelas III SD. pemahaman atas isi bacaan dan
Berdasarkan hasil observasi yang telah mempertahankan pemahaman tersebut
dilakukan ketiga observer pelaksanaan dalam jangka waktu yang lebih panjang”.
pembelajaran menggunakan metode Namun meskipun begitu, pada
PQRST untuk meningkatkan kemampuan pelaksanaannya terdapat beberapa masalah
membaca pemahaman siswa pada siklus I yang terjadi dalam melaksanakan metode
dan II sudah berjalan dengan baik sesuai PQRST ini. Pada siklus I terdapat 4 orang
dengan tahapan-tahapan metode PQRST. siswa masih kewalahan dalam mengikuti
Hal ini terbukti pada pelaksanaan tindakan setiap tahapan metode PQRST karena
pada siklus I dan siklus II mendapat waktu yang diberikan dirasa kurang
kategori “Sangat Baik” dengan 15 checklist sehingga siswa kurang maksimal dalam
pada kolom “Ya” dari 15 pernyataan di mengerjakan lembar tes. Guru juga kurang
lembar observasi. Lebih rincinya lagi banyak memberikan permainan atau ice
keterlaksanaan tahapan metode PQRST breaking kepada siswa karena terlalu fokus
terdapat pada tabel 1 pada metode pembelajaran PQRST dan
waktu pembelajaran yang terbatas, namun
ternyata hal ini dirasa kurang tepat karena

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


16 Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar

pembelajaran menjadi terasa asal saja. Tahap question ini difokuskan


membosankan. untuk mencapai indikator pertama yaitu,
Pada tahap preview, kegiatan yang membuat pertanyaan berdasarkan teks yang
dilakukan oleh siswa adalah membaca teks dibacanya menggunakan unsur-unsur
bacaan secara sekilas dan meninjau judul, ADIKSIMBA yaitu apa, dimana, kapan,
gambar, dan jumlah paragraf dari teks siapa, dan mengapa. Pada siklus I
bacaan. Pada siklus I, Mayoritas siswa sebenarnya siswa telah mengetahui unsur-
hanya melihat teks bacaan tanpa mencoba unsur ADIKSIMBA (Apa, Dimana, Kapan,
memahami apa isi teks bacaan. Siswa hanya Siapa, Mengapa, Bagaimana) namun siswa
sekedar mengikuti instruksi guru untuk kesulitan dalam menyusun sebuah kalimat
m3embaca. Menurut pendapat (dalam tanya dengan apa maksud yang ingin siswa
So4madayo, 2011, hlm. 13) “membaca tanyakan, sehingga masih ada siswa
bukan menghafal tetapi yang lebih penting menggunakan kata tanya yang tidak sesuai
dari membaca adalah menangkap pesan, dengan pertanyaan yang ingin siswa
informasi, fakta, atau ide pokok setiap tanyakan. Untuk mengatasi masalah
paragrafnya” hal ini disebabkan karena tersebut, sebelum pelaksanaan siklus II
minat siswa untuk membaca dan peneliti mengulangi materi mengenai
memahami makna dari teks bacaan masih unsur-unsur ADIKSIMBA dan berlatih
rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, dengan siswa dengan tanya jawab, sehingga
pada saat pelaksanaan siklus II peneliti pada pelaksanaan siklus II terlihat adanya
menginstruksikan siswa untuk membaca peningkatan. Hampir seluruh siswa sudah
dan memahami isi teks bacaan dengan menggunakan kata tanya berupa unsur
sedikit penekanan. Peneliti juga ADIKSIMBA dan kata tanya yang
menyampaikan kepada siswa bahwa siswa digunakan sudah nyambung dan berkaitan
yang dapat mengikuti pembelajaran dengan dengan kalimat tanya yang telah dibuat oleh
baik akan mendapat reward di akhir siswa.
pembelajaran. Akhirnya, pada saat Tahapan selanjutnya yaitu read, melalui
pelaksanaan siklus II terlihat mayoritas tahap ini siswa tidak mencapai indikator
siswa sudah mulai menunjukan membaca pemahaman manapun, melainkan
keseriusannya dan mau membaca serta siswa memvalidasi kalimat tanya yang telah
memahami isi teks dengan seksama. dibuat oleh teman sebangkunya. Pada tahap
Tahap selanjutnya yaitu question, ini siswa diinstruksikan untuk membaca
dengan mengajukan pertanyaan yang dan memahami teks isi bacaan selama 10
berkaitan dengan isi suatu teks bacaan akan menit dengan seksama. Pada tahap ini
mendorong siswa menjadi lebih aktif dalam Tidak terlalu dirasakan kendala, karena
mengikuti pembelajaran karena siswa harus siswa merasa dapat mengikuti instruksi
melakukan kegiatan membaca secara pada siklus I dan II dengan baik. Hanya saja
berulang untuk mengetahui apa yang ingin pada siklus I empat orang siswa yang sudah
diketahui siswa secara lebih mendalam. selesai membuat pertanyaan, langsung
Seperti yang dikatakan oleh Aizid (dalam mengisi pertanyaan tersebut sendiri tanpa
Sujiono, 2014, hlm. 17) bahwa “Dengan membaca kalimat perintah pada lembar tes
membuat pertanyaan, menyebabkan maupun menunggu instruksi guru. Untuk
pembaca terlibat aktif dalam proses belajar, mengatasi masalah tersebut peneliti
sehingga dapat membantu meningkatkan menjadi lebih tegas dan jelas dalam
pemahaman dan proses ingatan” sehingga memberikan instruksi kepada siswa dalam
ketika siswa berusaha membaca secara pembelajaran siklus II.
berulang, membaca dapat lebih bermakna Tahap selanjutnya adalah summarize,
dibandingkan dengan membaca yang hanya menurut Abidin (2012, hlm. 109-110)

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
17

menjelaskan bahwa “summary dilakukan permintaan siswa sehingga siswa


setelah tahap read dimana siswa harus menuliskan isi teks bacaan seadannya dan
membuat ringkasan isi bacaan berdasarkan sebisanya saja. Oleh karena itu, peneliti
informasi yang telah ditemukannya selama berinisiatif menyelesaikan masalah dengan
proses membaca” pendapat ini sesuai memberikan ice breaking kepada siswa
dengan indikator yang akan dicapai oleh berupa permainan “dokter berkata” dan
siswa yaitu, menentukan kalimat utama “tepuk ular” agar fokus siswa tetap terjaga
pada setiap paragraf dan menuliskan hingga pembelajaran selesai. Sejalan
kembali isi teks dengan menggunakan dengan apa yang dikatakan oleh Soenarno
bahasanya sendiri secara berurutan. (dalam Susanah dan Alarifin, 2014, hlm.
Menurut pendapat Rahim (2008, hlm. 11) 43) “Ice breaking merupakan peralihan
mengatakan bahwa “membaca memiliki situasi dari yang membosankan, membuat
beberapa tujuan di antaranya adalah dengan mengantuk, menjenuhkan, dan tegang
membaca seseorang dapat memahami menjadi rileks, bersemangat, tidak
makna yang terkandung dalam sebuah teks membuat mengantuk, serta ada perhatian
bacaan, pembaca juga dapat menjawab dan ada rasa senang untuk mendengarkan
pertanyaan-pertanyaan dengan benar” atau melihat orang lain yang berbicara di
sejalan dengan itu dengan melakukan depan kelas atau ruangan pertemuan”. Pada
kegiatan membaca, diharapkan siswa dapat siklus II terlihat adanya peningkatan untuk
menemukan mana kalimat utama dari setiap kedua indikator ini. Pada saat kegiatan
paragraf dan setelah dapat menentukan membacapun, siswa melewatinya dengan
kalimat utama dari setiap paragraf, siswa cukup serius dan sungguh-sungguh.
dapat menuliskan kembali isi teks bacaan Dengan begitu, ketika guru
dengan bahasanya sendiri secara berurutan. menginstruksikan siswa untuk membuat
Pada siklus I di tahap ini kendala yang menentukan kalimat utama hampir semua
dirasakan adalah ketika siswa hendak siswa sudah tidak merasa kesulitan. Pada
menuliskan kembali isi teks bacaan. Banyak saat siswa diinstruksikan untuk menuliskan
siswa yang mengeluh lupa atas apa yang kembali isi teks bacaan dengan bahasanya
dibacanya, siswa masih terlihat sendiripun siswa terlihat tertib mengerjakan
kebingungan dalam menuliskan kembali isi dan mencoba mengembangkan isi teks dari
teks, karena pada tahap membaca siswa kalimat utama.
barisan belakang kurang serius dan Tahap terakhir dalam metode ini adalah
mengganggu temannya yang menyebabkan test, Abidin (2012, hlm. 109-110)
siswa tidak fokus. Hal ini sejalan dengan menyatakan bahwa “tahap test ini siswa
apa yang dikatakan oleh Rahim (2008, hlm. diberi tes untuk mengukur bagaimana
16) bahwa “faktor yang mempengaruhi pemahamannya atas isi bacaan”. Pada
kemampuan membaca seseorang di pelaksanaan siklus I dan II, guru
antaranya adalah faktor lingkungan”. Pada memberikan tes berupa pilihan ganda
saat melaksanakan tahap ini, orang-orang kepada siswa. Peneliti memilih bentuk soal
yang berada di sekitar siswa, tepatnya berupa pilihan ganda dikarenakan soal
teman sebangkunya sangat mempengaruhi tersebut untuk kelas rendah dan tahapan
konsentrasi siswa. Dikarenakan kondisi pada lembar tes sebelumnyapun dirasa
kelas yang sudah mulai tidak kondusif, hal sudah cukup banyak dan memerlukan
itu membuat siswa kehilangan fokus dalam waktu yang banyak untuk pengisiannya.
memahami isi bacaan yang menyebabkan Tidak banyak kendala yang dirasakan pada
kesulitan dalam menuliskan kembali isi teks tahapan ini hanya saja pada saat siklus I,
bacaan. Dua orang siswa meminta waktu pengisian soal hanya sisa sedikit dan
kesempatan untuk membaca ulang teks bentrok dengan jam istirahat sehingga fokus
bacaan. Namun guru tidak mengikuti

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


18 Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar

siswa terbagi dan siswa sedikit tergesa-gesa 1) Membuat pertanyaan berdasarkan isi
dalam pengisiannya. teks bacaan.
Pelaksanaan pembelajaran membaca Presentase indikator membuat
menggunakan metode PQRST secara pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan
keseluruhan sudah sesuai dengan harapan, pada siklus I sebesar 59,09% sedangkan
karena peneliti terus berusaha melakukan pada siklus II sebesar 81,82%. Dapat
perbaikan atas kekurangan dan kendala disimpulkan bahwa pada indikator ini
yang ada pada siklus sebelumnya serta terjadi peningkatan sebesar 22,73%.
siswa sudah terbiasa dengan penerapan 2) Menentukan kalimat utama di setiap
metode PQRST yang digunakan ketika paragraf pada teks bacaan.
proses kegiatan membaca. Presentase indikator menjawab
3. Peningkatan Keterampilan Membaca pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan
Pemahaman setelah Menerapkan pada siklus I sebesar 81,82% sedangkan
Metode PQRST pada Siswa Kelas III SD pada siklus II sebesar 90,91%. Dapat
Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan disimpulkan bahwa pada indikator ini
Kelas) yang dilakukan di kelas III salah satu terjadi peningkatan sebesar 9,09%.
sekolah dasar di kecamatan Cicendo kota 3) Menuliskan kembali isi teks bacaan
Bandung ini dapat dikatakan berhasil. Dari dengan bahasanya sendiri secara
keseluruhan rangkaian proses pembelajaran berurutan.
dari siklus I sampai siklus II, memiliki Presentase indikator menentukan ide
dampak positif untuk perkembangan pokok dari setiap paragraf pada siklus I
keterampilan membaca pemahaman siswa. sebesar 54,59% sedangkan pada siklus II
Hal ini dapat dibuktikan dengan sebesar 72,73%. Dapat disimpulkan
ketercapaian setiap indikator membaca bahwa pada indikator terjadi peningkatan
pemahaman dan juga hasil belajar yang sebesar 18,18%.
diperoleh oleh setiap siswa. Hasil dari 4) Menjawab pertanyaan berdasarkan isi
peningkatan persentase antara siklus I teks bacaan.
dengan siklus II ini tidak terlepas dari Persentase indikator menuliskan kembali
perbaikan yang dilakukan oleh peneliti pada isi teks bacaan pada siklus I yaitu 68,18%,
setiap kegiatan pembelajaran yang dirasa sedangkan pada siklus II 95,45%. Dapat
masih kurang berdasarkan catatan lapang disimpulkan bahwa pada indikator ini
dan lembar observasi. Keberhasilan terjadi peningkatan sebesar 27,27%.
penerapan metode PQRST dalam Jika digambarkan dengan grafik, maka
meningkatkan kemampuan membaca persentasenya akan seperti pada grafik 1.
pemahaman siswa kelas III sekolah dasar Selain itu, peningkatan pada
ini sesuai dengan tujuan dari metode keterampilan membaca pemahaman siswa
PQRST itu sendiri. Seperti yang dikatakan dilihat berdasarkan nilai rata-rata kelas,
oleh Spache (dalam Abidin (2018, hlm. ketuntasan kriteria minimum siswa, dan
201) bahwa “tujuan PQRST adalah untuk persentase ketuntasan siswa. jika
meningkatkan pemahaman atas isi bacaan digambarkan dalam bentuk tabel maka
dan mempertahankan pemahaman tersebut data hasil siklus I dan siklus II seperti pada
dalam jangka waktu yang lebih panjang”. tabel 2.
Peningkatan kemampuan membaca
pemahaman salah satunya dapat dilihat dari
ketercapaian indikator keterampilan
membaca pemahaman yaitu:.

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
19

100% 90.91% 95.45% ≥85% siswa yang telah tuntas belajarnya.


90% 86,36% 81.82% Maka dari itu, penelitian ini diberhentikan
80% 72.73% 68.18%
70% 59,09% karena hasilnya telah meningkat di atas
60% 54.55%
indikator keberhasilan yang telah
50%
40% ditetapkan sebesar ≥85%.
30%
20% SIMPULAN
10%
0% Berdasarkan penelitian ini, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
dengan Menerapkan Metode PQRST
pada Siswa Kelas III SD.
RPP (Rencana Pelaksanaan
Siklus I Siklus II Pembelajaran) dengan menerapkan
metode PQRST disusun berdasarkan
Grafik 1. Presentase Ketuntasan sistematika yang disesuaikan dengan
Pencapaian pada Setiap Indikator kurikulum 2013 dengan mengacu kepada
Keterampilan Membaca Pemahaman Permendikbud No.22 Tahun 2016. RPP
pada Siklus I dan siklus II pada siklus I dan siklus II mendapat
kategori “Sangat Baik”.
Tabel 2. Perbandingan Hasil 2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Keterampilan Membaca Pemahaman Menerapkan Metode PQRST pada
Siswa Siswa Kelas III SD.
Kriteria Prasikl Siklus Siklus Proses pelaksanaan pembelajaran
us I II dengan menerapkan metode PQRST di
Nilai Rata- 58,4 71,59 82,39 kelas III sekolah dasar sudah terlaksana
rata Kelas sesuai dengan tahapan pada metode
Siswa 4 14 19 PQRST. Pelaksanaan pembelajaran
Tuntas dengan menerapkan metode PQRST pada
KKM siklus I dan siklus II mendapat kategori
Siswa 18 8 3 “Sangat Baik”.
Belum 3. Peningkatan Keterampilan Membaca
Tuntas Pemahaman setelah Menerapkan
KKM Metode PQRST pada Siswa Kelas III
SD.
Presentase 18% 63,63 86,36
Penerapan metode pembelajaran
Ketuntasan % %
PQRST dalam proses pembelajaran dapat
Hasil dari penelitian penerapan metode meningkatkan kemampuan membaca
PQRST (Preview, Question, Read, pemahaman siswa. Hal ini dibuktikan
Summarize, Test) untuk meningkatkan dengan adanya peningkatan keterampilan
keterampilan membaca pemahaman pada pada setiap indikator membaca
siklus II dikatakan berhasil, dikarenakan pemahaman siswa dan ketuntasan klasikal
hasil akhirnya sebesar 86,36%. Hasil yang memenuhi kriteria ketuntasan pada
tersebut telah mencapai indikator siklus II. Peningkatan ini terjadi karena
keberhasilan sesuai dengan penjelasan adanya perbaikan pada perencanaan dan
Depdikbud (dalam Trianto, 2010, hlm. pelaksanaan penerapan yang telah
241) yang menyatakan bahwa suatu kelas dilakukan. Keberhasilan penelitian ini
dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan dapat dilihat dari pencapaian akhir kriteria
klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat penilaian membaca pemahaman pada

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


20 Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar

siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa dan Sastra Indonesia.
kemampuan membaca pemahaman dapat Bandung: UPI PRESS.
ditingkatkan dengan menerapkan metode Somadayo, S. (2011). Strategi dan Teknik
PQRST dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu
DAFTAR RUJUKAN Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Membaca Berbasis Pendidikan PT Remaja Rosdakarya.
Karakter. Bandung: PT Refika Sujiono. (2014). Penerapan Metode SQ3R
Aditama pada Pembelajaran Kompetensi
Abidin, Y. (2018). Pembelajaran Literasi: Membaca Kritis. Jurnal Agama
Strategi Meningkatkan Kemampuan Budha dan Ilmu Pengetahuan, 1(7),
Literasi atematika, Sains, 17-30.
Membaca, dan Menulis. Bandung: Susanah, R & Alarifin, D. H. (2014).
Bumi Aksara. Penerapan Permainan Penyegar (Ice
Akhadiah, S. (1993). Bahasa Indonesia 1. Breaking) dalam Pembelajaran Fisika
Jakarta : Departemen Pendidikan untuk Meningkatkan Motivasi dan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan
Pendidikan Tinggi. Fisika, 1(2), 42-50.
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Tarigan, H. (2008). Membaca Sebagai
Jakarta : Rajawali Pers. Suatu Keterampilan. Bandung:
Hartati, T & Curiah, Y. (2015). Penerbit Angkasa.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Trianto. (2010). Mendesain Model
Indonesia. Bandung: UPI PRESS. Pembelajaran Inovatif-Progesif:
Hartiningsih, S. (2006). Kemampuan Konsep, Landasan, dan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas Implementasinya pada Kurikulum
IV MI Ma’arif Al-Islam Tempel Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Yogyakarta Tahun Ajaran Jakarta: Kencana Prenada Media
2005/2006. Laporan Penelitian Group.
Universitas Sarjanawiyata Taman Trisdiono, H. (2007) PQRST: Metode
siswa. Membaca Efektif. Jurnal
Indrawati, R. M. (2013). Peningkatan Widyaiswara Madya LPMP, 1-11.
Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Education (hlm. 23-28). Greece:
Peristiwa Sekitar Proklamasi Agios Nikolaos, Crete Island.
melalui Bermain Peran.Journal of Ulfah, M.S.D. (2014). Penerapan Model
Elementary Education, 2, (1), 15- Cooperative Learning Tipe
22). Numbered Head Together (NHT)
Peraturan Menteri Pendidikan dan pada Pembelajaran IPA Pokok
Kebudayaan Republik Indonesia Bahasan Gaya untuk Meningkatkan
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Hasil Belajar Siswa. Bandung:
Standar Proses Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Indonesia.
dan Menengah Wahono. (2017). Penerapan Metode
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca PQRST (Preview, Question, Read,
di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Summarize, Test) dalam
Aksara. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Resmini, dkk. (2009). Pembinaan dan Didik pada mata pelajaran Fiqih
Pengembangan Pembelajaran Kelas V D1 MI Ismaria Al-
Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa.

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21


Nabilah, Hartati, Saefudin, Penerapan Metode PQRST (Preview, Question, Read, Summarize, Test)
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
21

(Skripsi). Prodi PAI. Fakultas Ilmu


Tarbiyah dan Keguruan.
Wiriaatmaja, R. (2009). Metode Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Zuchdi, D. (2007). Strategi Peningkatkan
Kemampuan Membaca. Yogyakarta:
UNY PRESS.

JPGSD, Volume. 4 No.III, Desember 2019, hlm 9-21

You might also like