Professional Documents
Culture Documents
Penerapan Metode PQRST Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iii SD
Penerapan Metode PQRST Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas Iii SD
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas III Sekolah Dasar
9
Gd. FIP B Lantai 5. Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung 40154. e-mail:
jpgsd@upi.edu website:http://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/index
Abstract: The background of this research is the low level of reading comprehension skill.
During the learning process, the teacher lacks of involving the students that makes the
learning process is teacher-centered. Even in reading process, the teacher dictates the
students in completing the exercise. This research aims to describe the planning, process,
and reading comprehension improvement by using PQRST method. The method used is
Classroom Action Research (CAR) by implementing Kemmis & Mc.Taggart models. The
subject of this research is 22 people of third grade students in one of elementary schools
in Bandung city. This research is conducted by implementing the stages of PQRST method.
The indicator of reading comprehension skill improvement is making questions based on
the text, deciding the main sentence, rewriting the text with their own word in sequence,
and answering the questions based on the text. The findings showed that there is an
improvement after implementing the PQRST method from cycle I to cycle II. In cycle I, the
accomplishment of students’ reading comprehension skill is 63,64% and in cycle II, it
becomes 86,36%. From this research, it can be concluded that the PQRST method can
improve the third grade elementary school students’ reading comprehension skill.
terdapat empat aspek keterampilan dasar untuk mentukan kalimat utama pada teks,
berbahasa yaitu keterampilan menyimak, membuat pertanyaan berdasarkan isi teks,
keterampilan berbicara, keterampilan dan mengungkapkan kembali isi teks
membaca, dan keterampilan menulis. dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan
Menurut Tarigan (2008, hlm. 7) membaca bahasanya sendiri.
adalah proses yang dilakukan dan Kondisi ini disebabkan karena
digunakan oleh pembaca untuk rendahnya minat siswa dengan membaca,
memperoleh pesan yang ingin serta pada saat proses membaca dan
disampaikan oleh penulis melalui media pengisian soal guru seringkali mendikte
kata-kata atau bahasa tulis. Salah satu dari siswa. Guru kurang melibatkan siswa
jenis kegiatan membaca adalah membaca untuk aktif bertanya atau berpendapat
pemahaman. Membaca pemahaman ketika proses pembelajaran berlangsung
menurut Hartati dan Curiah (2015, hlm. dan pembelajaran menjadi berpusat
204) merupakan lanjutan dari membaca kepada guru. Sehubungan dengan hal itu,
dalam hati yang mulai diberikan di kelas Akhadiah (1993 hlm. 37) mengatakan
III sekolah dasar. Pengertian membaca bahwa pembelajaran membaca
pemahaman menurut Pearson dan Jhonson pemahaman yang dirancang dan
(dalam Somadayo, 2011, hlm. 10) dilaksanakan dengan baik dapat
merupakan rekonstruksi pesan yang menjadikan siswa tidak hanya
terdapat di dalam teks yang dibaca memperoleh peningkatan kemampuan
sehingga dalam proses membaca terjadi bahasanya, tetapi juga dalam kemampuan
interaksi bahasa dan pikiran. Pemahaman bernalar, berkreativitas, dan penghayatan
terhadap bahan bacaan merupakan hal tentang nilai-nilai moral. Pendapat ini
yang penting dalam proses membaca, menjelaskan bahwa jika seorang siswa
karena pemahaman atas bacaan tersebut tidak memiliki kemampuan membaca
dapat meningkatkan keterampilan atau pemahaman yang baik, maka kondisi
kepentingan membaca itu sendiri ataupun tersebut akan berpengaruh pada hal
untuk tujuan-tujuan tertentu yang akan lainnya dalam proses pembelajaran. Siswa
dicapai. Tujuan dari membaca akan kesulitan untuk bernalar, berkreasi,
pemahaman itu sendiri menurut Tarigan dan bersosialisasi, dimana pada setiap
(dalam Somadayo, 2011, hlm. 12) adalah tingkatannya siswa selalu dituntut untuk
untuk mencari jawaban atas pertanyaan- memiliki keterampilan membaca
pertanyaan yang disediakan oleh pembaca pemahaman yang baik.
berdasarkan isi teks bacaan. Pendapat Sedangkan berdasarkan hasil
tersebut menjelaskan mengapa observasi, ditemukan beberapa siswa yang
pemahaman sangat penting dalam proses kurang antusias saat guru menugaskan
membaca. siswa untuk membaca sebuah teks bacaan,
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa sibuk mengobrol, mengerjakan
wali kelas III yang berinisial NA yang tugas lain, melakukan aktivitasnya
dilakukan pada tanggal 25 Februari 2019 masing-masing, dan siswa juga terlihat
di salah satu SD di kecamatan Cicendo, kurang fokus pada saat proses membaca.
kota Bandung, mengatakan bahwa Pada saat guru menginstruksikan siswa
keterampilan membaca pemahaman siswa untuk mengisi soal dengan batas waktu
kelas III tersebut masih rendah, terutama pengerjaan, hampir seluruh siswa belum
ketika siswa diminta untuk menjawab tuntas mengisi seluruh soal. Hal ini
pertanyaan dari isi teks, beberapa siswa diperkuat dengan pretest yang telah
menjawab soal-soal tanpa memahami dilakukan oleh peneliti pada hari Selasa,
intruksi yang telah diberikan, kesulitan 26 Februari 2019. Dimana dari jumlah
dan sosial ekonomi 2) faktor intelektual siswa, dan catatan lapangan. Teknik
yang meliputi metode yang guru gunakan analisis data yang digunakan yaitu
serta kemampuan yang dimiliki oleh guru kualitatif dan kuantitatif. terdapat tiga
dan siswa, 3) faktor psikologis yang teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi
meliputi emosi, minat, dorongan, data, penyajian data dan penarikan
kematangan sosial, dan penyesuaian diri, kesimpulan. Teknik analisis data kualitatif
4) faktor fisiologis yang meliputi digunakan untuk menganalisis lembar
kesehatan fisik dan jenis kelamin. Faktor observasi rencana pelaksanaan
lain yang mempengaruhi proses membaca pembelajaran, lembar observasi aktivitas
pemahaman yaitu kelelahan, terdapat guru dan siswa, serta catatan lapangan.
gangguan pada penglihatan, pendengaran Sedangkan teknik analisis data kuantitatif
dan bicara. Berdasarkan pemaparan di bertujuan untuk menganalisis
atas, maka penelitian ini bertujuan untuk keterampilan membaca pemahaman
mendeskripsikan rencana pelaksanaan melalui lembar tes. Teknik analisis data
pembelajaran dengan menerapkan metode yang digunakan adalah:
PQRST (Preview, Question, Read, 1. Menentukan kategori rencana
Summarize, Test) pada siswa kelas III pelaksanaan pembelajaran dengan
sekolah dasar, pelaksanaan pembelajaran menentukan kelas interval terlebih
dengan menerapkan metode PQRST dahulu dengan menggunakan rumus:
(Preview, Question, Read, Summarize, 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
KI =
Test) pada siswa kelas III sekolah dasar, 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
dan peningkatan keterampilan membaca 16−0
KI =
pemahaman setelah diterapkan metode 5
PQRST (Preview, Question, Read, KI = 3,2
Sumber: Yulianti (dalam Ulfah 2014 hlm.14)
Summarize, Test) pada siswa kelas III
sekolah dasar. Keterangan:
METODE Nilai pernyataan “Ya” pada LO =1
Metode penelitian yang digunakan Nilai pernyataan “Tidak” pada LO = 0
adalah metode Penelitian Tindakan Kelas Jumlah keseluruhan pernyataan = 16
(PTK) dengan model spiral yang Sehingga didapatkan kategori sebagai
dikembangkan oleh Kemmis & Mc. berikut:
Taggart. Menurut Wiriaatmaja, 2009, hlm. Jumlah Pernyataan Kategori
66) model PTK ini terdiri dari tiga tahapan “Ya”
yang dilaksanakan dalam satu siklus, 13,5-16 Sangat Baik
yakni: 1. Perencanaan, 2. Tindakan dan 9,7-12,8 Baik
observasi, serta 3. Refleksi. Subjek 6,5-9,6 Cukup
penelitian dalam penelitian tindakan kelas
3,3-6,4 Kurang
ini adalah 22 orang siswa kelas III Sekolah
0,0-3,2 Sangat Kurang
Dasar Negeri yang berada di kecamatan
Cicendo, kota Bandung. Waktu penelitian 2. Menentukan kategori pelaksanaan
yang dilakukan yaitu pada bulan Februari pembelajaranmetode PQRST dengan
sampai dengan bulan Mei tahun ajaran menentukan kelas interval terlebih
2018/ 2019. dahulu dengan menggunakan rumus:
Instrumen pengungkap data pada 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
penelitian ini berupa lembar observasi KI =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
rencana pelaksanaan pembelajaran, 15−0
lembar observasi pelaksanaan metode KI =
5
PQRST, lembar tes untuk mengukur KI = 3
keterampilan membaca pemahaman Sumber: Yulianti (dalam Ulfah 2014 hlm.14)
siswa terbagi dan siswa sedikit tergesa-gesa 1) Membuat pertanyaan berdasarkan isi
dalam pengisiannya. teks bacaan.
Pelaksanaan pembelajaran membaca Presentase indikator membuat
menggunakan metode PQRST secara pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan
keseluruhan sudah sesuai dengan harapan, pada siklus I sebesar 59,09% sedangkan
karena peneliti terus berusaha melakukan pada siklus II sebesar 81,82%. Dapat
perbaikan atas kekurangan dan kendala disimpulkan bahwa pada indikator ini
yang ada pada siklus sebelumnya serta terjadi peningkatan sebesar 22,73%.
siswa sudah terbiasa dengan penerapan 2) Menentukan kalimat utama di setiap
metode PQRST yang digunakan ketika paragraf pada teks bacaan.
proses kegiatan membaca. Presentase indikator menjawab
3. Peningkatan Keterampilan Membaca pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan
Pemahaman setelah Menerapkan pada siklus I sebesar 81,82% sedangkan
Metode PQRST pada Siswa Kelas III SD pada siklus II sebesar 90,91%. Dapat
Pelaksanaan PTK (Penelitian Tindakan disimpulkan bahwa pada indikator ini
Kelas) yang dilakukan di kelas III salah satu terjadi peningkatan sebesar 9,09%.
sekolah dasar di kecamatan Cicendo kota 3) Menuliskan kembali isi teks bacaan
Bandung ini dapat dikatakan berhasil. Dari dengan bahasanya sendiri secara
keseluruhan rangkaian proses pembelajaran berurutan.
dari siklus I sampai siklus II, memiliki Presentase indikator menentukan ide
dampak positif untuk perkembangan pokok dari setiap paragraf pada siklus I
keterampilan membaca pemahaman siswa. sebesar 54,59% sedangkan pada siklus II
Hal ini dapat dibuktikan dengan sebesar 72,73%. Dapat disimpulkan
ketercapaian setiap indikator membaca bahwa pada indikator terjadi peningkatan
pemahaman dan juga hasil belajar yang sebesar 18,18%.
diperoleh oleh setiap siswa. Hasil dari 4) Menjawab pertanyaan berdasarkan isi
peningkatan persentase antara siklus I teks bacaan.
dengan siklus II ini tidak terlepas dari Persentase indikator menuliskan kembali
perbaikan yang dilakukan oleh peneliti pada isi teks bacaan pada siklus I yaitu 68,18%,
setiap kegiatan pembelajaran yang dirasa sedangkan pada siklus II 95,45%. Dapat
masih kurang berdasarkan catatan lapang disimpulkan bahwa pada indikator ini
dan lembar observasi. Keberhasilan terjadi peningkatan sebesar 27,27%.
penerapan metode PQRST dalam Jika digambarkan dengan grafik, maka
meningkatkan kemampuan membaca persentasenya akan seperti pada grafik 1.
pemahaman siswa kelas III sekolah dasar Selain itu, peningkatan pada
ini sesuai dengan tujuan dari metode keterampilan membaca pemahaman siswa
PQRST itu sendiri. Seperti yang dikatakan dilihat berdasarkan nilai rata-rata kelas,
oleh Spache (dalam Abidin (2018, hlm. ketuntasan kriteria minimum siswa, dan
201) bahwa “tujuan PQRST adalah untuk persentase ketuntasan siswa. jika
meningkatkan pemahaman atas isi bacaan digambarkan dalam bentuk tabel maka
dan mempertahankan pemahaman tersebut data hasil siklus I dan siklus II seperti pada
dalam jangka waktu yang lebih panjang”. tabel 2.
Peningkatan kemampuan membaca
pemahaman salah satunya dapat dilihat dari
ketercapaian indikator keterampilan
membaca pemahaman yaitu:.
siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa Bahasa dan Sastra Indonesia.
kemampuan membaca pemahaman dapat Bandung: UPI PRESS.
ditingkatkan dengan menerapkan metode Somadayo, S. (2011). Strategi dan Teknik
PQRST dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu
DAFTAR RUJUKAN Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Membaca Berbasis Pendidikan PT Remaja Rosdakarya.
Karakter. Bandung: PT Refika Sujiono. (2014). Penerapan Metode SQ3R
Aditama pada Pembelajaran Kompetensi
Abidin, Y. (2018). Pembelajaran Literasi: Membaca Kritis. Jurnal Agama
Strategi Meningkatkan Kemampuan Budha dan Ilmu Pengetahuan, 1(7),
Literasi atematika, Sains, 17-30.
Membaca, dan Menulis. Bandung: Susanah, R & Alarifin, D. H. (2014).
Bumi Aksara. Penerapan Permainan Penyegar (Ice
Akhadiah, S. (1993). Bahasa Indonesia 1. Breaking) dalam Pembelajaran Fisika
Jakarta : Departemen Pendidikan untuk Meningkatkan Motivasi dan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan
Pendidikan Tinggi. Fisika, 1(2), 42-50.
Dalman. (2013). Keterampilan Membaca. Tarigan, H. (2008). Membaca Sebagai
Jakarta : Rajawali Pers. Suatu Keterampilan. Bandung:
Hartati, T & Curiah, Y. (2015). Penerbit Angkasa.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Trianto. (2010). Mendesain Model
Indonesia. Bandung: UPI PRESS. Pembelajaran Inovatif-Progesif:
Hartiningsih, S. (2006). Kemampuan Konsep, Landasan, dan
Membaca Pemahaman Siswa Kelas Implementasinya pada Kurikulum
IV MI Ma’arif Al-Islam Tempel Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Yogyakarta Tahun Ajaran Jakarta: Kencana Prenada Media
2005/2006. Laporan Penelitian Group.
Universitas Sarjanawiyata Taman Trisdiono, H. (2007) PQRST: Metode
siswa. Membaca Efektif. Jurnal
Indrawati, R. M. (2013). Peningkatan Widyaiswara Madya LPMP, 1-11.
Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Education (hlm. 23-28). Greece:
Peristiwa Sekitar Proklamasi Agios Nikolaos, Crete Island.
melalui Bermain Peran.Journal of Ulfah, M.S.D. (2014). Penerapan Model
Elementary Education, 2, (1), 15- Cooperative Learning Tipe
22). Numbered Head Together (NHT)
Peraturan Menteri Pendidikan dan pada Pembelajaran IPA Pokok
Kebudayaan Republik Indonesia Bahasan Gaya untuk Meningkatkan
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Hasil Belajar Siswa. Bandung:
Standar Proses Pendidikan Dasar Universitas Pendidikan Indonesia.
dan Menengah Wahono. (2017). Penerapan Metode
Rahim, F. (2008). Pengajaran Membaca PQRST (Preview, Question, Read,
di Sekolah Dasar. Jakarta : Bumi Summarize, Test) dalam
Aksara. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Resmini, dkk. (2009). Pembinaan dan Didik pada mata pelajaran Fiqih
Pengembangan Pembelajaran Kelas V D1 MI Ismaria Al-
Qur’aniyah Islamiyah Raja Basa.