Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Teknik Sipil Unaya: Universitas Abulyatama
Jurnal Teknik Sipil Unaya: Universitas Abulyatama
Universitas Abulyatama
Jurnal Teknik Sipil Unaya
Firdasari1* , Iqbal1
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sains Cut Nyak Dhien, Kota Langsa, 24354, Indonesia.
*Email korespondensi: firdaatiby@gmail.com
Abstract: Maintenance of disaster evacuation routes is a priority in the field of disaster management
to anticipate victims and losses. Supporting factors such as stable road conditions, the presence of
security, relatively short distances and roadworthiness are criteria used as conditions for evacuation
routes so that road handling needs to be maximized to function optimally. Decision making on road
handling for evacuation routes in Langsa City must use a method so that alternative priorities from the
disaster evacuation route can be identified. Analytical Hierarchy Process (AHP) method is one of the
decision-making methods that has been widely used in determining the priority of road handling. The
purpose of this study is to apply the AHP method as a decision making tool in determining the priority
of road sections for evacuation routes for road handling in Langsa City. The stages of the method in
this study were carried out by selecting criteria and alternatives that became the basis in determining
road handling. The results obtained from this study were priority handling for flood evacuation routes
with a weight of 46%, evacuation routes for natural disasters due to tidal waves 27% and other natural
disasters by 9%. The results of this study are expected to assist local governments in making policies
regarding the priority of handling roads that become disaster evacuation routes
Abstrak: Pemeliharaan jalur evakuasi bencana menjadi prioritas dalam bidang penanganan bencana
untuk mengantisipasi korban dan kerugian yang terjadi. Faktor-faktor pendukung seperti kondisi jalan
yang stabil, adanya keamanan, jarak tempuh yang relatif singkat dan kelayakan jalan merupakan kriteria
yang digunakan sebagai syarat bagi jalur evakuasi sehingga perlu mendapat penanganan jalan agar
dapat berfungsi maksimal. Pengambilan keputusan terhadap penanganan jalan untuk jalur evakuasi di
Kota Langsa harus menggunakan suatu metode sehingga dapat diketahui alternatif prioritas dari jalur
evakuasi bencana. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode
pengambilan keputusan yang telah banyak digunakan dalam penentuan prioritas penanganan jalan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengaplikasikan metode AHP sebagai alat bantu pengambilan
keputusan dalam penentuan prioritas ruas jalan untuk jalur evakuasi pada penanganan jalan di Kota
Langsa. Tahapan metode dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pemilihan kriteria dan alternatif
yang menjadilandasan dalam penentuan penanganan jalan.Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah
prioritas penanganan untuk jalur evakuasi banjir dengan bobot 46% , jalur evakuasi bencana alam
akibat gelombang pasang 27% dan bencana alam lainnya sebesar 9%. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat membantu pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan terhadap prioritas penanganan jalan
yang menjadi jalur evakuasi bencana.
-1-
ISSN 2407-9200 (Online)
-3-
ISSN 2407-9200 (Online)
3. Lokasi evakuasi III berada di mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi
Gampong Matang Seutui melalui jalur secara optimal. Pemeliharaan jalan dapat
evakuasi : dibedakan menjadi :
• Jalan Langsa Medan – Jalan Peutua 1. Pemeliharaan rutin jalan dilakukan
Yasin; untuk kondisi jalan yang baik atau
• Jalan Simpang Wie – Jalan Buket sedang.
Rata; dan 2. Pemeliharaan berkala jalan dilakukan
• Jalan Khusus Perkebunan – Jalan untuk penanganan pencegahan agar
Buket Rata. penurunan kondisi jalan yang rusak
4. Lokasi evakuasi IV berada di parah dapat dikembalikan pada kondisi
Gampong Meurandeh Dayah melalui baik.
jalur evakuasi 3. Rehabilitasi jalan dilakukan
• Jalan Langsa Medan–Jalan Baru– penanganan pencegahan dari suatu ruas
Jalan Kebun Lama; dan jalan dengan kondisi rusak ringan.
• Jalan Kebun Lama–Lokasi
Analytical Hierarchy Process (AHP)
evakuasi.
Aplikasi Analytical Hierarchy Process
5. Lokasi evakuasi V berada di Gampong
(AHP) dalam menentukan prioritas dapat
Geudubang Aceh melalui jalur
dilihat pada Gambar di bawah ini :
evakuasi :
• Jalan Panglima Polem – Jalan
Lilawangsa – Jalan Pipa – Jalan
Elak TVRI;dan
• Jalan Pipa Jalan Lilawangsa – Jalan
Elak TVRI.
Gambar 1.Struktur Hierarki AHP
6. Lokasi evakuasi VI berada di Sumber : Saaty (1993)
-5-
ISSN 2407-9200 (Online)
menilai perbandingan tingkat pentingnya suatu tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan
elemen terhadap yang lain seperti terlihat pada elemen i merupakan kebalikannya.
Tabel berikut ini: Nilai a12 adalah perbandingan kepentingan
Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Pasangan elemen operasi A1 terhadap A2. Nilai a21 besarnya
Tingkat adalah 1/a12, yang menyatakan tingkat intensitas
Definisi
Kepentingan
Elemen yang sama pentingnya kepentingan elemen operasi A2 terhadap A1.
1 dibanding dengan elemen yang lain
Vektor pembobotan elemen-elemen operasi A1,
(Equal importance)
Elemen yang satu sedikit lebih A2, ... An jika dinyatakan sebagai vektor w,
3 penting dari pada elemen yang lain
(Moderate more importance)
dimana w = (w1, w2, ... wn ) maka nilai intensitas
Elemen yang satu jelas lebih penting kepentingan elemen operasi A1 terhadap A2
5 dari pada elemen yang lain (Essential,
Strong more importance) adalah (w1 / w2) sama dengan a12. Nilai
Elemen yang satu sangat jelas lebih (judgment) perbandingan berpasangan antara wi
7 penting dari pada elemen yang lain
(Demonstrated importance) dan wj ditunjukkan pada Persamaan (1)
Elemen yang satu mutlak lebih
Wi
9 penting dari pada elemen yang lain aij ; i, j 1,2,......n
Wj
(Absolutely more importance) ………. (1)
Apabila ragu-ragu antara dua nilai
2,4,6,8 Dari persamaan (1) akan diperoleh nilai aii
ruang berdekatan (gray area)
Sumber : Saaty (1988) sama dengan satu, dimana i = 1, 2, ... n. Matriks
Perbandingan berpasangan, dimulai dari level perbandingan berpasangan dapat dinyatakan dalam
hirarki paling atas yang ditunjukkan untuk memilih bentuk matriks perbandingan preferensi seperti
kriteria, misalnya A, kemudian elemen yang akan pada Gambar 2. Dari matriks perbandingan
dibandingkan, misal A1, A2, ... An. Penilaian preferensi, kemudian dilakukan perhitungan
perbandingan berpasangan dapat dilihat pada perkalian elemen-elemen dalam satu baris dan
Gambar 2. sebagai berikut : diakar pangkatkan dengan n seperti Persamaan (2).
A1 A2 ... An
A2 𝑤2
1 ...
𝑤2
𝑤1 𝑤𝑛
...
Besarnya bobot masing-masing elemen dapat
... ... ... ...
diperoleh dengan Persamaan (3).
An 𝑤𝑛 𝑤𝑛
... 1
𝑤1 𝑤2
Wi
Xi
Wi …………………………… (3)
Gambar 2: Matriks Perbandingan Berpasangan
Sumber : Saaty (1993)
Eigenvector maksimum diperoleh dengan
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan Persamaan (4).
dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i λmaks = Σ (aij.xij) ………………… (4)
dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai
Penerapan Metode Analitycal....
(Firdasari & Iqbal, 2020) -6-
Jurnal Teknik Sipil Unaya, Vol.6, No.1, Januari 2020 :1-13
http://jurnal.abulyatama.ac.id/tekniksipilunaya
Penilaian konsistensi dalam pembobotan Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada
matriks yang diperoleh, dilakukan berdasarkan gambar 3 berikut :
nilai CI (Consistency Index), yang dihitung
menggunakan Persamaan (5).
ukuran matrik seperti terlihat pada Tabel 2. Proses pengumpulan data sebagai berikut :
Penetapan bobot komponen/elemen menggunakan 1. Data primer yang diperoleh adalah data yang
model Analytical Hierarchy Process (AHP) dicatat dan didapat langsung dari wawancara
dengan penyusunan matrik perbandingan dan dan kuesioner dengan masyarakat dalam
dapat diterima apabila CR ≤ 0,1 atau tidak lebih menentukan penangganan jalan untuk jalur
dari 10%. evakuasi Kota Langsa.
2. Data sekunder yang berupa pedoman
Tabel 2. Hubungan Antara Ukuran Matriks dan
Nilai RI perencanaan jalan Kota Langsa sesuai dengan
-7-
ISSN 2407-9200 (Online)
Rusak
Berat
27%
Baik
50%
Rusak
Ringan Sedang
18% 5%
Kriteria K1 K2 K3 K4
K1 1,00 1,80 3,39 3,38
K2 0,56 1,00 3,44 1,27
K3 0,30 0,29 1,00 2,59
K4 0,30 0,79 0,39 1,00
Jumlah 2,15 3,87 8,21 8,24
Gambar 4. Hierarki AHP Penanganan Ruas Jalan Jalur Evakuasi 4. Menghitung Nilai faktor Eigen
-9-
ISSN 2407-9200 (Online)
data kuantitatif yang diperoleh sehingga dapat Pemeliharaan berkala dilakukan dalam selang
disusun suatu hierarki yang terdiri dari kriteria dan waktu beberapa tahun, sedangkan pemeliharaan
alternatif, serta adanya tingkat validitas konsistensi rutin dilakukan beberapa kali atau terus menerus
antar hierarki. Pengujian validitas ditentukan dari sepanjang tahun. Pemeliharaan dilakukan secara
rekomendasi alternatif yang ditetapkan dan didapat berkala tersebut adalah pemberian lapisan aus
dari pembobotan antar kriteria yang menunjukan menyeluruh dan lapisan tambahan fungsional.
peran penilai dalam memahami konsep Analytical Penanganan jalan lainnya bisa dilakukan
Hierarchy Process sangatlah berpengaruh. Dalam dengan pekerjaan penyangga jalan adalah
menentukan tingkat prioritas antar kriteria maka pekerjaan tahunan dengan biaya rendah yang
dapat ditentukan dari tingkat persentase yang diperlukan untuk perbaikan jalan agar kondisi jalan
diperoleh berdasarkan penilaian dari hasil scoring tidak semakin memburuk atau semakin parah. Hal
atau perangkingan antar alternatif-kriteria. ini dilakukan bila pekerjaan berat
Hasil yang diperoleh dari metode AHP dapat (peningkatan/rehabilitasi) yang harus dilakukan
diterapkan selanjutnya untuk tindakan penanganan tidak dibenarkan karena tingkat lalu lintas yang
jalan untuk jalur evakuasi, terutama jalur evakuasi melintasi jalan tersebut rendah atau dana yang
bencana banjir yangb menjadi prioritas pertama tersedia untuk melaksanakan pekerjaan berat
dari hasil perangkingan. Data yang diperoleh dari seperti rahabilitasi atau peningkatan tidak
Dinas PUPR Kota Langsa, maka kondisi jalan mencukupi.
yang ada di Kota Langsa sebesar 50% sudah dalam
KESIMPULAN DAN SARAN
keadaan baik. Berdasarkan survei lapangan kondisi
Kesimpulan
jalan yang melewati jalur evakuasi bencana banjir
1. Berdasarkan perhitungan dengan
dalam keadaan baik namun tetap perlu dilakukan
menggunakan metode AHP, hasil kriteria
pemeliharaan jalan. Pemeliharaan yang dilakukan
yang paling prioritas dalam penanganan
yaitu pemeliharaan rutin jalan dan pemeliharaan
jalaur evakuasi di Kota Langsa adalah
berkala jalan. Pemeliharaan rutin jalan adalah
kriteria Kondisi Jalan dengan nilai eigen
pekerjaan yang skalanya cukup kecil dan
0,46 atau 46%. Dilanjutkan dengan
dikerjakan tersebar diseluruh jaringan jalan secara
kriteria keamana sebesar 0,27 atau 27%,
rutin. Dengan melaksanakan pemeliharaan rutin
kriteria jarak tempuh sebesar 0,15 atau
diharapkan tingkat penurunan nilai kondisi
15% dan kelayakan sebesar 0,12 atau
struktural perkerasan akan sesuai dengan kurva
12%.
kecenderungan yang diperkirakan pada tahap
2. Dari hasil perhitungan faktor eigen untuk
desain.
alternatif, maka prioritas penanganann
Pemeliharaan Berkala Jalan dibedakan
jalan lebih diutamakan untuk jalur
dengan pemeliharaan rutin dalam hal ini periode
evakuasi bencana banjir. Jalur yang
waktu antar kegiatan pemeliharaan yang diberikan.
- 11 -
ISSN 2407-9200 (Online)
yang ada di Kota Langsa sebesar 50% Bencana. Palang Merah Remaja Wira
4. Berdasarkan survei lapangan kondisi jalan Pemerintah Aceh. (2013). Qanun Aceh
yang melewati jalur evakuasi bencana Nomor 19 Tahun 2013 Tentang
banjir dalam keadaan baik namun tetap Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh
perlu dilakukan pemeliharaan jalan. Tahun 2013-2033. Lembaran Aceh
Pemeliharaan jalan yang dilakukan bisa Tahun 2014, No.1. Sekretaris Daerah
dengan pemeliharaan rutin jalan dan
Aceh. Banda Aceh.
pemeliharaan berkala jalan
Pemerintah Kota Langsa. (2013). Qanun
Saran Kota Langsa No 12 Tahun 2013
Penelitian ini hanya berfokus pada penerapan Tetang Rencana Tata Ruang Wilayah
metode AHP dalam penentuan prioritas Kota Langsa Tahun 2012-2032.
penanganan jalan untuk jalur evakuasi tanpa Lembaran Kota Langsa Tahun 2013,
adanya studi lebih lanjut tentang metode No.12. Sekretaris Daerah Kota
penanganan jalan yang digunakan. Perlu adanya
Langsa. Langsa.
analisa lanjutan untuk menentukan kondisi jalan
Republik Indonesia. (2007). Undang-
yang perlu dilakukan pemeliharaan dan perbaikan
Undang RI Nomor 24 Tahun 2007
jalan.
Tentang Penaggulangan Bencana.
Lembaran Negara RI Tahun 2007,
No. 66. Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Jakarta.
Saaty, T, L. (1993). Multicriteria Decision
Penerapan Metode Analitycal....
(Firdasari & Iqbal, 2020) - 12 -
Jurnal Teknik Sipil Unaya, Vol.6, No.1, Januari 2020 :1-13
http://jurnal.abulyatama.ac.id/tekniksipilunaya
- 13 -