Puntius Orphoides Valenciennes 1842 Kajian Ekologi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328424634

Puntius orphoides Valenciennes, 1842: Kajian Ekologi dan Potensi untuk


Domestikasi

Article · June 2011


DOI: 10.24002/biota.v16i2.102

CITATIONS READS

3 222

2 authors:

Suwarno Hadisusanto Suhestri Suryaningsih


Universitas Gadjah Mada Universitas Jenderal Soedirman
55 PUBLICATIONS   108 CITATIONS    11 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

STRUCTURAL DYNAMICS OF LOGGED-OVER FOREST IN SOUTHERN LOWLANDS OF PAPUA (A Case Study of Pometia spp. as Native Plants) View project

Environment, marine, biodiversity View project

All content following this page was uploaded by Suwarno Hadisusanto on 26 January 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Biota Vol. 16 (2): 214−220, Juni 2011
ISSN 0853-8670

Puntius orphoides Valenciennes, 1842: Kajian Ekologi dan Potensi untuk


Domestikasi
Puntius orphoides Valenciennes, 1842: Ecological Studies and Domestic Potential
Suwarno Hadisusanto1* dan Suhestri Suryaningsih2
1
Laboratorium Ekologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
2
Fakultas Biologi UNSOED, Purwokwerto
E-mail: suwarno_hsusanto@yahoo.co.id *Penulis untuk korespondensi

Abstract
In the early, all of the fish are natural, a few of them be comes aquaculture and another not yet.
The objectives of the research will to domestication of the javan berb (P. orphoides Valencienes,
1842). P. orphoides was sampled from Klawing river and Sempor reservoir in March 2008; how
its habitat and nutrition contents. Sample was analyzed at Laboratory of Cattle Nutrition,
Faculty of Husbandary UNSOED and LPPT UGM. The results indicated water, protein and
lipid containt in P. orphoides was better than two other species (especially protein content); so
reliable for fish protein stock.
Key words: Puntius orphoides, habitat, domestication, nutrition content
Abstrak
Semua jenis ikan pada awalnya hidup secara alami tetapi beberapa jenis sudah dapat
dibudidayakan dan ada yang masih hidup liar. Tujuan penelitian ini adalah upaya domestikasi
ikan mata merah/Brek (Puntius orphoides Valencienes, 1842). Ikan mata merah dicuplik dari
Sungai Klawing dan Waduk Sempor pada bulan Maret 2008 untuk dikaji aspek habitatnya dan
dianalisis nutrisinya. Analisis nutrisi dikerjakan di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas
Peternakan UNSOED dan LPPT UGM. Jenis ikan sebagai pembanding adalah Puntius
javanicus Blkr. dan Oreochromis niloticus. Hasil analisis laboratorium mengenai kadar air,
protein dan lemak P. orphoides lebih menguntungkan dibandingkan dengan dua jenis yang lain.
Kelebihan jenis ikan mata merah adalah khususnya kandungan protein, maka dapat terus
dikembangkan sebagai cadangan protein sektor perikanan yang sangat baik.
Kata kunci: Puntius orphoides, habitat, domestikasi, kadar nutrisi

Diterima: 16 Februari 2011, disetujui: 9 Mei 2011

Pendahuluan Tawes termasuk komoditas lokal yang


dikonsumsi banyak orang, khususnya di Pulau
Pada dasarnya semua jenis ikan Jawa. Jenis lain yang sangat terkenal dan
merupakan hewan liar di alam, karena banyak dikonsumsi masyarakat adalah wader
kebutuhan manusia akan protein hewani yang (Rasbora spp.), namun demikian jenis ikan ini
relatif mudah dan murah maka dilakukan seperti ikan mata merah, belum dapat
berbagai penelitian yang mengarah ke dibudidayakan sehingga selalu ditangkap dari
domestikasi. Kendala yang cukup berat adalah alam. Oleh karena itu, untuk konsumsi
tingkat mortalitas yang tinggi pada umur muda masyarakat tergantung pada ketersediaan
(Suryaningrum dan Nuryanto, 2007). Penelitian populasi di alam atau tergantung musim.
sudah banyak dilakukan antara lain pada aspek Jenis ikan yang belum dikenal luas oleh
ekologi, reproduksi, dan variasi energi sebagian besar masyarakat adalah ikan mata
reproduksi. merah (Puntius orphoides Valencienes, 1842),
Ikan Tawes (Javan carp) atau Puntius atau dikenal oleh para pencari ikan tradisional
javanicus Blkr. tidak asing lagi bagi masyarakat dengan nama Brek (Jawa-Banyumas) atau ceba
luas baik akademisi maupun praktisi. Ikan (Jawa-Kebumen). Ikan mata merah hingga kini
Hadisusanto dan Suryaningsih

ada yang berhasil membudidayakan, sementara Sebaran ikan P. orphoides di Asia yaitu
jenis lain Puntius javanicus Blkr. sudah dikenal ditemukan di Chao Phraya, Mekong dan
masyarakat luas. Perbedaan nyata kedua ikan Lembah Mae Khlong, Semenanjung Malaya
tersebut adalah keberhasilan domestikasi. dan Indonesia. Distribusi ikan mata merah
Penelitian ini ingin diketahui kemungkinan tergantung musim, diawali pada saat musim
yang dapat dilaksanakan yaitu domestikasi ikan hujan, umumnya ditemukan di perairan sungai
mata merah. Oleh karena itu, ikan ini perlu dalam untuk semua ukuran panjang ikan tetapi
dibandingkan baik biologi maupun persyaratan khususnya di sungai kecil, kanal dan dataran
hidupnya dengan ikan yang sudah berhasil banjir. Anakan ikan (burayak) ikan mata merah
dibudidayakan. banyak ditemukan sepanjang tahun di perairan
Perkembangan awal kehidupan larva mengalir pada sekitar bulan Juli dan Agustus,
ikan mata merah telah diteliti oleh sementara stadium dewasa banyak di dataran
Suryaningrum dan Nuryanto (2007) yang banjir pada bulan Desember atau Januari. Ikan
dikenal sebagai fase kritis (Hemming dan mata merah tidak merugikan jenis ikan lain dan
Buddington, 1988; Effendie, 2002). Informasi anggota vertebrata akuatik lainnya karena
ini merupakan salah satu data dasar yang bukan kompetitor kuat dan bukan predator.
penting untuk diketahui sebagai pedoman Status kelangkaan ikan P. orphoides belum
dalam kegiatan pembenihannya. pernah dievaluasi hingga sekarang. P.
orphoides banyak ditangkap dari lapangan dan
Biologi-Ekologi Puntius orphoides
diperdagangkan sebagai ikan hias di Thailand
Puntius orphoides termasuk kedalam (Petr, 2008). Khusus di Sungai Klawing
Suku Cyprinidae (carps) atau disebut juga Purbalingga, Jawa Tengah, P. orphoides dan
dengan mata merah, istilah lainnya Javan barb. Mystus nemurus (baceman) dikhawatirkan
Morfologi P. orphoides, mempunyai panjang eksistensinya, karena beberapa tahun terakhir
total maksimal 25 cm untuk jantan atau produksinya terus menurun dan ukurannya
individu yang tak jelas jenis kelaminnya. Spina semakin kecil (Sukamsipoetro, 2003).
dorsalis ikan P. orphoides yang keras 4 4; Ikan P. orphoides yang tertangkap di
spina dorsal lunak: 8 8; spina anal keras: 2 dan Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah
yang lunak: 5 dengan 4 barbel. Ikan ini pada bulan Februari 2009 dengan panjang total
mempunyai barbell maxilla anterior (rostral), 17,6 cm. Ukuran ini masih dapat bertambah
terdapat penulangan transparan sederhana di lagi hingga lebih dari 22 cm.
bagian akhir dorsal dan bentuk seperti gergaji Sungai Klawing dan beberapa sungai
ada di posterior. Bintik hitam tampak di bagian lain di Kabupaten Purbalingga, bermuara ke
pedunkulus kaudal, kecil, memanjang vertikal, Sungai Serayu dan ternyata ikan mata merah
ada bintik hitam di bawah punggung, warna ditemukan di Sungai Serayu bersama dengan
gelap ekstremitas atas di katup insang di bagian 15 jenis ikan lainnya (Hadisusanto et al., 1997).
pektoral, bagian kaudal sirip warna oranye Hal ini menunjukkan bahwa ikan mata merah
tampak garis tepi hitam yang lebar pada setiap bukan hanya ada di Sungai Klawing tetapi
lobus, biasanya garis longitudinal berupa bintik distribusinya cukup luas hingga ke bagian hulu
hitam sepanjang garis P. orphoides termasuk sungai utama. Komunitas ikan di perairan
jenis ikan yang bento-pelagik, hidup di perairan Sungai Serayu didominasi oleh anggota Suku
tawar dengan kisaran derajad keasaman 6 6,5. Cyprinidae. Suku Poecilidae menunjukkan
P. orphoides terdistribusi luas di kawasan hasil tangkapan yang lebih sedikit jenis dan
tropis dengan kisaran temperatur air 22 25oC. individunya dibanding Cyprinidae. Cyprinidae
Dalam perniagaan sedikit dikomersialkan dan mempunyai tujuh jenis, sementara Suku
harga di pasaran tidak diketahui. P. orphoides Poecilidae hanya mempunyai tiga jenis dan
juga mempunyai daya tahan yang sedang dan merupakan intruder dari Mexico yaitu
waktu minimum berulang populasi antara Xiphophorus latipinna dan dua jenis berasal
1,4−4,4 tahun. Resistensi ikan ini termasuk dari Venezuela, X. maculatus dan X. helleri
sedang, dengan vulnerability index 38,56 (Moyle dan Cech, 1982).
(Boyd, 1982; Brotowidjoyo et al., 1990).

Biota Vol. 16 (2), Juni 2011 215


Puntius orphoides Valenciennes, 1842

Ikan pembanding Puntius javanicus kandungan O2 terlarut, kandungan CO2 bebas,


mempunyai habitat asli di perairan mengalir dan kecepatan arus.
deras dengan kisaran temperatur. Ikan Tawes
Penelitian di Laboratorium
eksis pada kondisi perairan dengan temperatur
air 20 33oC dan pH 6 8. Ikan pembanding Kegiatan penelitian dilanjutkan di
lainnya yaitu nila Oreochromis niloticus laboratorium, sampel yang dianalisis lima ekor
Trewavas, berasal dari Afrika hingga menyebar ikan dari masing-masing lokasi, sampel
hampir ke seluruh dunia, ikan ini mampu dikomposit sebelum dianalisis. Analisis
bertahan hidup terhadap perubahan lingkungan. laboratorium meliputi analisis kandungan air,
bahan kering, protein, lemak, abu, serat, dan
bahan ekstrak tanpa N pada ikan P. orphoides
Metode Penelitian dan P. javanicus yang berasal dari Sungai
Klawing. Analisis laboratorium dilakukan di
Penelitian di Lapangan Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas
Survei lapangan dilakukan pada bulan Peternakan, UNSOED, Purwokerto. Kedua
Januari 2008 bertujuan menentukan lokasi yang jenis ikan dari perairan Waduk Sempor (P.
memungkinkan untuk dilakukan pencuplikan orphoides dan Oreochromis niloticus)
ikan yaitu di Sungai Klawing dan Waduk dianalisis kandungan air, protein, dan lemak,
Sempor. Pengumpulan data dilakukan pada dilakukan di Laboratorium Hayati LPPT,
bulan Maret 2008. Ikan dicuplik dengan jaring UGM, Yogyakarta. Analisis data dilakukan
ikan gill-net yang bermata jaring 1 cm. secara kuantitatif deskriptif. Analisis
Pencuplikan dilakukan di dua lokasi yaitu kandungan lemak dan air digunakan metode
kawasan hulu dan hilir Sungai Klawing dan Gravimetri dan kandungan protein dengan
Waduk Sempor (Kedungwringin dan metode Kjieldahl. Metode analisis kandungan
Pekuwuan), pencuplikan dilakukan dengan dua nutrisi adalah metode proksimat. Data dari dua
kali ulangan. Sampel ikan dibawa ke lokasi selanjutnya dirata-rata sebagai data
Laboratorium di UNSOED dan UGM dengan tunggal dari masing-masing habitatnya (Sungai
pendinginan es. Kualitas air yang diukur adalah Klawing dan Waduk Sempor) karena kawasan
temperatur, kedalaman, pH, transparansi, tidak terlalu luas. Obyek penelitian utama
adalah ikan mata merah (Gambar 1).

(---) 1 cm

Gambar 1. Morfologi ikan mata merah (Puntius


orphoides Valencienes, 1842).

216 Biota Vol. 16 (2), Juni 2011


Hadisusanto dan Suryaningsih

Hasil dan Pembahasan antara 5−7 ppm. Kecepatan konsumsi oksigen


oleh ikan bervariasi tergantung jenis, ukuran,
Puntius javanicus Blkr. sebagai Pembanding aktivitas, temperatur, status makanan dan kadar
di Sungai Klawing oksigen dalam air. Ikan Tawes ini ada yang
menyebut ikan Bader putih, kondisi yang
Sebagai pembanding adalah jenis disukai perairan deras 30 50 m/detik.
Puntius javanicus Blkr., dikenal dengan nama Pakan alami zooplankton sampai panjang
lokal Tawes (Sunda); badar (Jawa) dan ikan 8 cm, kemudian makan ganggang Hydrilla
rampang (Sulawesi Selatan). Perkembangbiakan verticilata dan sebagainya termasuk makan
di alam pada awal musim hujan, tahan air daun tumbuhan lunak. Selain makan tumbuhan,
keruh dan berlumpur, habitatnya lebih spesifik Tawes makan serangga akuatik dan terestrial.
pada perairan yang banyak tumbuhan air. Puntius javanicus berhasil berkembang di
Kawasan penangkapan yaitu di tepian sungai Waduk Selorejo, luas 400 ha dan hasil panenan
yang pada saat kemarau tidak terendam air dilaporkan 22 kg/ha/th (Rustadi, 1990).
(kering). Di kolam pembiakan sering gagal, Pengalaman keberhasilan upaya domestikasi
karena dipengaruhi oleh ketinggian lokasi. ikan Tawes perlu diterapkan pada ikan Brek
Elevasi terbaik untuk pembiakan yaitu antara atau mata merah.
50 500 meter di permukaan laut, tetapi ada
yang menyebut hingga 800 meter dpl. Upaya Perbandingan Kandungan Gizi Ikan Tawes
untuk budidaya yang baik pada permulaan dan Ikan Mata Merah
musim hujan karena pada musim kemarau Ikan Tawes sudah lama dibudidayakan
umumnya induk tidak bertelur sama sekali. Air oleh masyarakat walaupun tidak mampu
harus cukup dan mengalir/berganti terus bersaing dengan ikan lainnya pada tingkat
menerus. nasional maupun dunia. Ikan Tawes telah
Tawes terpanjang/terbesar yang pernah memberi kontribusi kepada masyarakat akan
ditemukan yaitu 52 cm, jantan (♂) beratnya 2 kebutuhan protein. Masyarakat juga selalu
kg dan betina (♀) beratnya 2,5 kg. Ukuran menangkap ikan mata merah yang mempunyai
sebesar itu sangat jarang ditemukan di alam. habitat yang sama dengan ikan Tawes tetapi
Sirip perut agak kedepan berhadapan atau agak kurang gencar dalam pembudidayaannya.
ke belakang sirip punggung. Jari-jari sirip Sungai Klawing bermuara di Sungai
punggung 8 18, jari sirip dubur umumnya ada Serayu sehingga komunitas ikannya relatif
5, sisik pada linea lateralis kurang dari 56. sama. Dari kedua pencuplikan di dua sungai
Konsumsi oksigen ikan Tawes 418,738 ternyata ditemukan ikan mata merah. Hasil
mg/kg/jam dan nila 434,472 mg/kg/jam dalam penjaringan tersebut diperoleh antara lain ikan
air mengalir dan suhu 26,53oC; di air tenang mata merah, Tawes dan Nila. Perbandingan
Tawes 228,027 Nila 211,393 suhu 26oC atau kandungan nutrisi ikan mata merah dengan
25 33oC. Ikan ukuran besar mengkonsumsi Tawes merupakan upaya untuk mengangkat
oksigen per satuan waktu lebih banyak potensi ikan mata merah tersebut sehingga
dibanding ikan ukuran kecil, walaupun pertimbangan budidaya untuk pelestarian
penggunaan oksigen ikan kecil per satuan berat sekaligus memenuhi kebutuhan gizi masyarakat
yang sama lebih tinggi dibanding ikan besar dapat berjalan bersama.
(Brotowidjoyo et al., 1990; Rustadi, 1990). Perbandingan kandungan gizi (nutrisi)
Tiga faktor yang berpengaruh terhadap hasil analisis antara dua jenis ikan mata merah
konsumsi oksigen yaitu berat ikan, tingkat dan Tawes disajikan pada Tabel 1. Dari ketiga
aktivitas dan temperatur air. Penimbangan aspek yang dibandingkan (kadar air, protein
biomassa dan aktivitasnya tidak dilaksanakan dan lemak) ikan mata merah lebih
karena tujuan penelitian hanya membandingkan menguntungkan untuk konsumsi dibandingkan
kadar air, lemak dan protein dan kesesuaian Tawes. Kekurangan ikan mata merah adalah
habitat. Oksigen yang diperlukan relatif tinggi kandungan seratnya lebih kecil dibanding ikan
dan temperatur air relatif rendah. Kadar Tawes, tetapi ini bukan kendala untuk upaya
oksigen yang sering terukur dalam pembesaran domestikasi.

Biota Vol. 16 (2), Juni 2011 217


Puntius orphoides Valenciennes, 1842

Ikan P. javanicus dan O. niloticus sebagai dengan memindah secara seri (bertahap) dari
pembanding habitat perairan mengalir ke perairan tergenang
dengan cara bertahap atau mengadaptasikan
Puntius javanicus Blkr. sebagai
dari generasi ke generasi berikutnya. Hasil
pembanding adalah jenis, karena antara P.
penelitian Siby et al., 2009 ikan mata merah
orphoides dan P. javanicus memiliki hubungan
(Puntius orphoides) dan Nila (Oreochromis
kekerabatan yang sangat dekat (Suryaningsih,
niloticus) adalah dua jenis ikan Tawar dari
2006). Sebagai pembanding jenis anggota lain
tujuh ikan yang sudah masuk ke Danau Sentani
suku dipilih ikan nila (O. niloticus: Cichlidae)
sebagai intruder. Dengan demikian ikan mata
karena jenis ikan ini banyak dikonsumsi oleh
merah, telah membuktikan dapat beradaptasi
masyarakat. Perbandingan berdasarkan ukuran
hidup di perairan tergenang dari perairan
tubuh ikan Nila lebih besar dan panjang.
mengalir.
Untuk variasi habitat perbandingan
Perbandingan ukuran panjang total masih
kandungan protein dan lemak pada ikan mata
lebih panjang ikan P. javanicus tetapi tidak
merah dengan jenis ikan lainnya maka dicuplik
terlalu signifikan dan kandungan protein ikan
ikan di perairan Waduk Sempor, Kebumen,
mata merah masih lebih unggul walaupun
Jawa Tengah. Hasil penjaringan tanggal 22
sedikit. Kelolos-hidupan di alam memberikan
Maret 2009 diperoleh antara lain ikan P.
harapan untuk upaya pembudidayaan ikan Brek
orphoides, dan O. niloticus. Pada saat
seperti halnya ikan Tawes. Ikan Tawes (P.
pencuplikan tidak ditemukan P. javanicus,
javanicus) juga habitat aslinya di perairan
diduga berhubungan dengan musim.
berarus deras atau di sungai. Alasan lain yaitu
Perbandingan kadar air, kandungan
harga yang relatif murah maka diharapkan akan
protein dan lemak antara P. orphoides dan O.
merebut pasar karena harga yang mudah
niloticus disajikan pada Tabel 2. Ikan mata
terjangkau hingga masyarakat bawah. Kendala
merah lebih unggul dibandingkan dengan ikan
akan muncul karena harga yang murah
Nila dari ketiga aspek (kandungan air, protein
keuntungan sulit didapatkan, sehingga penting
dan lemak). Kandungan protein ikan mata
dipertimbangkan budidaya ikan mata merah
merah hampir 54% lebih banyak dari ikan nila.
dilakukan dengan skala besar.
Kadar air jauh lebih baik dibanding ikan nila
Parameter kualitas air terkait dengan
karena lebih sedikit, sehingga sebenarnya ikan
kehidupan ikan antara lain temperatur air
mata merah sangat baik untuk dikembangkan
untuk komoditas dengan kandungan protein terukur berkisar antara 28 30,5oC; kandungan
sebagai standar karena lebih tinggi dibanding oksigen terlarut 5,54 10 ppm; pH 6,7 7,4; CO2
jenis lainnya menjadi hasil budidaya. bebas 5,3 8,7 ppm dan alkalinitas 320 630
ppm. Data kisaran parameter kualitas air yang
Peluang Upaya Budidaya Puntius orphoides mempresentasikan habitat perairan mengalir
Valencienes, 1842 yaitu temperatur air 21 31oC; kandungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa oksigen terlarut 5,8–7,8 ppm; pH 5,8–8; CO2
ikan mata merah ditemukan di beberapa lokasi bebas 1,8 4,6 ppm dan kecepatan arus air
yaitu hulu dan tengah Sungai Serayu, di Sungai 0,4 1,2 meter/detik. Kisaran temperatur tempat
Klawing (Anak Sungai Serayu) dan perairan ditemukannya P. orphoides adalah 24 29oC
tergenang Waduk Sempor. Hal ini sebagai (Tabel 4). Kondisi ini relatif lebih sempit
indikasi bahwa ikan mata merah mempunyai dibandingkan dengan P. javanicus yang berada
toleransi yang luas. pada rentang 24 31oC. Hal ini ada kaitannya
Potensi pembudidayaan ikan mata merah dengan kedalaman air yang disukai P.
cukup baik diiringi dengan kajian ekologis javanicus yaitu perairan yang relatif dalam,
yang memudahkan transfer habitat dari perairan dengan rentang 50 300 cm. Namun demikian,
mengalir ke perairan tergenang. Keberhasilan kisaran temperatur kedua jenis tersebut masih
tidak dapat ditentukan dengan satu generasi berada dalam batas yang layak untuk
tetapi dapat lebih dari tiga generasi. Faktor mendukung kehidupan ikan di daerah tropis,
pendukung keberhasilan dapat ditunjang yang berkisar 25 32oC (Sinaga, 1995).

218 Biota Vol. 16 (2), Juni 2011


Hadisusanto dan Suryaningsih

Selanjutnya kisaran pH tempat ditemukannya dari aspek kualitas air, secara umum dapat
P. orphoides yaitu 5,8 8,0, yang relatif lebih dikatakan bahwa P. orphoides memiliki
luas dibandingkan dengan P. javanicus yang rentang yang relatif lebih luas, sehingga lebih
berada pada rentang 6,0 7,8. Ditinjaau dari mudah untuk dibudiyakan dibandingkan
aspek domestikasi, kondisi P. orphoides ini dengan P. javanicus.
lebih menguntungkan. Demikian pula untuk Pada Gambar 2. menyajikan bahwa ada
kondisi kualitas air lainnya, yaitu trannsparansi, perbedaan kadar air, protein dan lemak di dua
kandungan oksigen dan karbondioksida bebas tipe ekosistem antara P. orphoides dan P.
tampak memiliki kisaran yang lebih luas javanicus dari Sungai Klawing dan P.
dibandingkan P. javanicus. Selanjutnya, untuk orphoides dan O. niloticus dari Waduk Sempor
kecepatan arus tampaknya P. orphoides lebih menujukkan perbedaan secara deskriptif. Hal
menyukai arus yang relatif lebih deras ini salah satu bukti bahwa P. orphoides layak
dibandingkan dengan P. javanicus. Ditinjau didomestikasi (budidaya).

Tabel 1. Kandungan gizi (nutrisi) ikan P. orphoides dan P. javanicus di Sungai Klawing, Purbalingga.
Kandungan Gizi (Nutrisi) Satuan P. orphoides P. javanicus
Air % 42,21 48,67
Bahan kering % 57,79 51,33
Protein % 63,21 60,25
Lemak % 20,68 22,28
Serat % 0,24 0,97
Abu % 15,58 11,66
Bahan ekstrak tanpa N % 4,28 4,47
Sumber: Data Primer

Tabel 2. Kandungan gizi (nutrisi) ikan P. orphoides dan O. Niloticus di Waduk Sempor, Kebumen.
Kandungan Gizi (Nutrisi) Metode Satuan P. orphoides O. niloticus
Air Gravimetri % 74,76 76,11
Protein Kjeldahl % 13,91 10,19
Lemak Gravimetri % 5,05 5,22
Sumber: Data Primer

Simpulan kandungan nutrisinya lebih baik dibanding dua


jenis yang lain sehingga dapat diteruskan untuk
Dari data dan pembahasan di atas dapat upaya domestikasi, sejajar dengan komoditas
disimpulkan bahwa dari habitat perairan ikan lainnya.
mengalir kadar air dan lemak P. orphoides
(42,21% dan 20,68%) lebih rendah dibanding
Ucapan Terima Kasih
P. javanicus (48,67% dan 22,28%), kadar
protein P. orphoides (63,21%) lebih tinggi Terima kasih kepada Sdr. M. Ismail
dibanding P. javanicus (60,25%); berarti P. (Almarhum) dan Sdr. Yekti Wulandari yang
orphoides lebih baik dibanding P. javanicus. membantu dalam pencuplikan ikan di Waduk
Dari habitat perairan tergenang kadar air dan Sempor, Kebumen.
lemak P. orphoides (74,76% dan 5,05%) lebih
rendah dibanding O. niloticus (76,11% dan
5,22%); kadar protein P. orphoides (13,91%) Daftar Pustaka
lebih tinggi dibanding O. niloticus (10,19%);
berarti P. orphoides lebih baik dibanding O. Boyd, C.E. 1982. Water quality in warm water fish pond.
niloticus. Ukuran ikan mata merah lebih Craffmaster Printers Inc. Opelika, Alabama.
pendek dibanding Tawes dan Nila, tetapi

Biota Vol. 16 (2), Juni 2011 219


Puntius orphoides Valenciennes, 1842

Brotowidjoyo, M.D., Tribawono, D. dan Mulbyantoro, E. Setyaningrum, N. dan Nuryanto, A. 2007. Penjinakan dan
1990. Pengantar Lingkungan Perairan dan budidaya ikan Brek (Puntius orphoides)
Budidaya Air. Liberty, Yogyakarta. sebagai upaya menuju diversifikasi usaha tani
ikan. J. Ichtyos. (6) 1: 1 4.
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Pustaka
Nusantara, Jakarta Siby, L.S., Rahardjo, M.F. dan Sjafei, D.S. 2009. Biologi
Reproduksi Ikan Pelangi Merah (Glossolepis
Evy, R. 1997. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara
incius, Weber 1907) di Danau Sentani. J.
Sumber Widya, Jakarta.
Ikhtiologi Indonesia, 9 (1): 49 61.
Hadisusanto, S., Trijoko dan Iin, T. 1997. Komunitas ikan
Sinaga, T.P. 1995. Bioekologi komunitas ikan di Sungai
di Sungai Serayu Hulu, Wonosobo, Jawa
Banjaran Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Tengah. Prosiding Seminar Nasional
Tesis Program Pascasarjana IPB Bogor.
Perairan Tawar. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sukamsipoetro, S. 2003. Ekologi ikan baceman (Mystus
nemurus CV) di S. Klawing, Purbalinggga,
Hemming, T.A. dan Buddington, R.A. 1988. Yolk
dan beberapa faktor yang berkaitan dengan
absorption in embryonic and larvae fishes.
domestikasinya. Tesis Magister Sains Ilmu
Pp.407 455 in W.S. Hoar and Randall (Eds).
Lingkungan, Program Pascasarjana Unsoed,
Fish Physiology Vol. XI. Academc Press,
Purwokerto.
New York. 253p.
Suryaningsih, S. 2006. Hubungan Kekerabatan Fenetik
Moyle, P.B. dan Cech, J.J. 1982. Fishes and introduction
Jenis Ikan di Sungai Klawing, Purbalingga,
to Ichtiology. Prentice-Hall, Inc.
Jawa-Tengah. Laporan Hasil Penelitian
Petr, T. 2008. Indigenous fish and stocking of lakes and Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto.
reservoirs on tropical islands of the Indo-
Pacific. http://www.fao. org/docrep/005/
AD026E/AD026E04.htm. 15/09/2008 11.47
Rustadi. 1990. Konsumsi oksigen ikan Tawes (Puntius
javanicus) dan nila (Oreo- chromis niloticus)
dalam air menga- lir dan tenang. Laporan
Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.

220 Biota Vol. 16 (2), Juni 2011

View publication stats

You might also like