Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Nurseha, et al.

JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
PENGGUNAAN MACAM PUPUK DAN BENTUK APLIKASINYA
TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT
DI PEMBIBITAN UTAMA
(Wide use kinds and application methods of fertilizer forms on the growth of oil
palm seedlings in the Main Nursery)

Nurseha, Danner Sagala, Antonius Dalle


Fakultas Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin,SH Bengkulu

ABSTRACT
The goal of this research was to know the effect of kinds and application methods of
fertilizer on oil palm in main nursery.. The materials, used were Oil Palm Tenera
Variety, Blitz Fertilizer and Mutiara Fertilizer. The experiment design was completely
randomized design with 8 treatments in 5 replications. The treatment were fertilizer
kinds and the application methods consisted of granular formed mutiara fertilizer,
dissolved mutiara fertilizer, granular formed blitz fertilizer by 50% mutiara fertilizer
dosage, dissolved blitz fertilizer by 50% mutiara fertilizer dosage, granular formed blitz
fertilizer by 100% mutiara fertilizer dosage, dissolved blitz fertilizer by 100% mutiara
fertilizer dosage, granular formed blitz fertilizer by 150% mutiara fertilizer dosage,
dissolved blitz fertilizer by 150% mutiara fertilizer dosage. Mutiara fertilizer dosage
were 10 grams/seedling for 5 month old, 15 grams/seedling for 6 month old and 15
grams/seedling for 7 month old. Measured variable were plant height, the girth of the
stem and midrib number. The results showed that the use of blitz fertilizer by 100%
mutiara fertilizer dosage with dissolved application gave the best growth in oil palm
seedlings in the main nursery.
Keywords: Oil palm, Blitz fertilizer, Mutiara fertilizer, Main nursery, Fertilizer
application.

PENDAHULUAN kelapa sawit Indonesia selama periode


Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacg) 2003 – 2009 adalah sebesar 3,72 ton/ha
berasal dari Afrika Barat, namun dapat (Fauzi, dkk., 2012). Pada tahun 2011
dikembangkan di luar daerah asalnya, produksi kelapa sawit naik mencapai 23,5
termasuk di tujuh negara produsen juta ton dan tahun 2012 mencapai 25 juta
terbesarnya yakni: Malaysia, Indonesia, ton dengan luas areal 8,2 juta ha. (Buku
Nigeria, Pantai Gading, Colombia, Statistik Perkebunan, Direktorat Jenderal
Thailand, dan Papua Nugini (Fauzi, Perkebunan, 2013).
dkk.,2000). Kelapa Sawit merupakan Perkembangan perkebunan ini
komoditas perkebunan unggulan dan menyebabkan ketersediaan lahan subur
utama di Indonesia. Produk utama kelapa semakin sulit sehingga lahan marjinal
sawit adalah minyak sawit daging buah tetap digunakan untuk pengembangan
yang dikenal denagn Crude Palm Oil perkebunan. Pemanfaatan lahan marjinal
(CPO) dan minyak inti sawit yang memerlukan perhatian yang mendalam
memiliki nilai ekonomis tinggi dan pada pembibitan, pengembangan
menjadi salah satu penyumbang devisa perkebunan, dan pengelolaan lapangan,
negara yang terbesar dibandingkan dengan serta penanganan penggunaan sumber
komoditas perkebunan lainnya. Pada daya (lahan, tenaga kerja, alat dan bahan)
tahun 2008 luas areal perkebunan kelapa yang tepat (Rankine dan Fairhurst, 1998).
sawit mencapai 7.363.847 ha atau Kartika (2000) menyatakan bahwa upaya
meningkat 77,1% dari tahun 2000 yang peningkatan produksi dapat dilaksanakan
hanya 4.158,077 ha. Rata-rata roduktivitas dengan menerapkan cara budidaya yang
1
Nurseha, et al. JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
lebih intensif termasuk penyediaan bibit dimulai dari tanggal 20 September 2012
yang berkualitas dan penggunaan pupuk sampai tanggal 5 November 2012. Bahan
yang baik, tepat dan ramah lingkungan. yang akan digunakan dalam penilitian ini
adalah: Bibit Kelapa Sawit varietas
Pupuk Majemuk Padat (PMP) blitz
Tenera , PMP Blitz (16.7.7), Mutiara NPK
berbentuk briket dibuat di pabrik dan
Mg Cao (16. 16. 16. 1,5. 5), air. Alat yang
mengandung unsur karbon aktif yang
digunakan adalah: Ember, Sarung tangan,
tinggi yang berasal dari bahan-bahan
Timbangan gula, Takaran, Meteran.
organik sehingga dapat memperbaiki
Percobaan ini akan menggunakan
struktur tanah dan sifat – sifat fisika tanah.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor
Hal ini dapat memudahkan akar untuk
tunggal. Delapan perlakuan macam
berkembang dan menyerap unsur hara
pupuk dengan aplikasi granular dan
yang terikat dalam ikatan karbon,
dilarutkan yang dicobakan pada bibit
sehingga tanaman dapat tumbuh subur dan
kelapa sawit di pembibitan utama.
berproduksi lebih memperbaiki struktur
Masing-masing perlakuan diulang 5 kali,
tanah secara bertahap, disesuaikan dengan
dengan demikian jumlah satuan percobaan
kondisi agroekosistem, karakteristik
adalah 40 satuan percobaan. Macam
komoditi, kandungan unsur hara dalam
perlakuan tersebut adalah:
tanah, keadaan fisika dan kimiawi tanah,
serta target pencapaian produksi dengan
P1 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi
melihat fisiologi tanaman yang menjadi
granular
faktor utama pada penentuan komposisi
P2 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi
dan dosis (Kartika, 2000).
dilarutkan
Ada beberapa keunggulan PMP blitz P3 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara,
antara lain komposisi hara makro dan aplikasi granular
mikro sebanyak 13 unsur hara (Nitrogen, P4 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara,
Phospor, Kalium, Calsium, Sulfur, aplikasi dilarutkan
Magnesium, Besi, Tembaga, Mangan, P5 = Pupuk blitz 100% dosis NPK
Seng, khlorin, Boron, dan Molybden), mutiara, aplikasi granular
ketepatan komposisi unsur hara dan dosis P6 = Pupuk blitz 100% dosis NPK
disesuaikan dengan komoditi, lebih dari mutiara, aplikasi dilarutkan
90% terserap tanaman sehingga dapat P7 = Pupuk blitz 150% dosis NPK
menghemat dosis pemupukan, aplikasi mutiara, aplikasi granular
pemupukan tidak terghantung cuaca, P8 = Pupuk blitz 150% dosis NPK
dapat meningkatkan produksi antara 10%- mutiara, aplikasi dilarutkan.
30%, cocok untuk lahan yang sering
terkena banjir ataupun tanah miring yang Jadwal dan dosis pemupukan bibit
mudah terkena erosi, berat satu briket kelapa sawit di pembibitan utama seperti
dapat diatur sesuai kebutuhan (Kartika, dijelaskan pada Tabel 1.
2000). PMP blitz pada umumnya
Data yang diperoleh diuji dengan uji
digunakan pada perkebunan kelapa sawit
Fisher (F), bila uji F menunjukkan
sehingga informasi mengenai penggunaan
pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan
PMP blitz pada pembibitan masih terbatas
uji Duncant’s Multiple Range Test
oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
(DMRT) pada taraf uji 0.05. Penelitian ini
mengenai berbagai macam pupuk dan cara
berakhir pada umur bibit sawit 7 bulan.
aplikasi pada pembibitan utama.
Bibit sawit akan diambil dari kebun bibit
BAHAN DAN METODE masyarakat di Desa Arga Jaya . Bibit
Penelitian ini dilaksanakan di Desa sawit yang digunakan dalam penelitian ini
Arga Jaya Kec. Air Rami Kab. adalah bibit sawit yang telah berumur 5
Mukomuko. Waktu penelitian akan (lima) bulan. Jarak antar polibag adalah
2
Nurseha, et al. JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
90 x 90 cm jumlah bibit yang digunakan ini menunjukkan bahwa perlakuan macam
adalah 40 batang. Pupuk akan diberikan pupuk dan bentuk aplikasinya
pada pagi hari seperti perlakuan diatas, mempengaruhi pertumbuhan bibit kelapa
pada saat umur bibit 5 bulan, 6 bulan dan sawit di pembibitan utama (tabel 2).
terakhir pada umur 7 bulan. Pemeliharaan
meliputi penyiraman dan pengendalian 1. Pertambahan tinggi tanaman
gulma. Penyiraman akan dilakukan pada Pemberian NPK mutiara sesuai tabel
pagi dan sore hari bila tidak hujan. 1 baik diaplikasi secara granular (P1)
Pengendalian gulma akan dilakukan maupun dilarutkan (P2) berbeda tidak
dengan mencabut gulma yang tumbuh nyata. Demikian juga dengan perlakuan
dalam polibag dan galangan antar polibag. PMP blitz yang diberikan 50% dosis NPK
mutiara baik itu aplikasi granular (P3)
Pengamatan awal akan dilakukan
maupun dilarutkan (P4) berbeda tidak
sebelum perlakuan dan pengamatan
nyata, namun berbeda nyata dengan
lanjutan setiap 2 minggu sesudah
perlakuan (P1) dengan Pemberian pupuk
dilakukan perlakuan. Peubah yang diamati
PMP blitz 100% dosis NPK mutiara
adalah:
aplikasi granular (P5) dan berbeda tidak
1. Pertambahan tinggi tanaman (cm)
nyata dengan pemberian PMP blitz 150%
Pengukuran pertambahan tinggi
dosis NPK Mutiara aplikasi granular (P7)
tanaman akan dilakukan dengan
dan aplikasi dilarutkan (P8) sesuai tabel 1.
mengukur tinggi tanaman awal dan
Perlakuan terbaik adalah pada pemberian
tinggi tanaman akhir penelitian dengan
PMP blitz sesuai dosis pada tabel 1
menggunakan meteran. Selisih antara
dengan aplikasi dilarutkan (P6) seperti
tinggi tanaman akhir dan tinggi
pada (Tabel 3) dibawah ini.
tanaman awal adalah pertambahan
tinggi tanaman. Tinggi tanaman diukur
2. Pertambahan lingkar batang
mulai dari leher akar sampai ujung
Pemberian pupuk NPK mutiara
daun tertinggi.
aplikasi granular (P1) berbeda nyata
2. Pertambahan lingkar batang (cm)
dengan aplikasi dilarutkan (P2), namun
Pertambahan lingkar batang akan
perlakuan P3 berbeda tidak nyata dengan
diukur dengan cara mengukur lingkar
P1. Pemberian PMP blitz 100% dosis
batang awal dan lingkar batang akhir
NPK mutiara aplikasi dilarutkan (P6)
penelitian dengan menggunakan
memberikan hasil lingkar batang tertinggi,
meteran. Selisih antara lingkar batang
namun berbeda tidak nyata dengan
akhir dan lingkar batang awal adalah
perlakuan P7 dan berbeda nyata dengan
pertambahan lingkar batang. Lingkar
perlakuan lainnya.
batang diukur pada bongkol diatas
leher akar.
3. Pertambahan pelepah
3. Pertambahan pelepah (helai)
Pemberian pupuk NPK mutiara aplikasi
Pertambahan pelepah akan diukur
granular (P1) maupun aplikasi dilarutkan
dengan menghitung jumlah pelepah
(P2), berbeda tidak nyata, namun
awal dan jumlah pelepah diakhir
perlakuan tersebut berbeda nyata dengan
penelitian. Selisih antara jumlah
perlakuan lainnya. Pemberian PMP blitz
pelepah akhir dan jumlah pelepah awal
100% dosis NPK mutiara dengan aplikasi
adalah pertambahan pelepah.
dilarutkan (P6) dan pemberian PMP blitz
150% dosisi NPK mutiara aplikasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilarutkan (P8) memberikan hasil lingkar
batang tertinggi, namun berbeda tidak
Macam pupuk dan bentuk
nyata dengan perlakuan (P7) dan berbeda
aplikasinya berpengaruh sangat nyata
nyata dengan perlakuan lainnya.
terhadap semua peubah yang diamati. Hal
3
Nurseha, et al. JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPK mutiara. SIPEF(1999) menyebutkan
perlakuan pengaruh berbagai macam bahwa tanaman memerlukan unsur hara
pupuk dan bentuk aplikasinya sesuai kapasitasnya untuk pertumbuhan
berpengaruh sangat nyata terhadap semua optimal. Apabila dosis yang diberikan
peubah yang diamati. Hasil uji DMRT kurang maka akan terhambat
terlihat bahwa perlakuan pemberian pupuk pertumbuhannya dan bila berlebih maka
NPK mutiara baik secara granular maupun pupuk akan mubazir karena tidak terserap
dilarutkan berbeda tidak nyata pada taraf bagi tanaman bahkan dapat merusak sel-
uji DMRT 0,05. Hal ini menunjukkan sel tanaman (plasmolisis). Ditambahkan
bahwa proses pelarutan pupuk NPK oleh kartika (2000) bahwa pemupukan
Mutiara tidak membuat serapan unsur harus memperhatikan ketepatan komposisi
hara lebih tersedia dan lebih banyak hara dan dosis disesuaikan dengan
terserap oleh bibit kelapa sawit. Aplikasi komoditi. Tabel diatas dan grafik pada
dengan dilarutan diduga membuat pupuk lampiran juga memperlihatkan bahwa
lebih cepat tersedia, tetapi pupuk lebih pemberian PMP blitz secara terlarut lebih
mudah juga hilang karena penguapan, baik dari granular. Hal ini diduga
terikat oleh misel tanah sehingga tidak disebabkan bila dalam kondisi terlarut
tersedia dan juga tercuci (leaching) dan unsur hara yang terkandung dalan PMP
denitrifikasi. Hal ini sesuai dengan blitz lebih mudah tersedia dan terserap
pendapat Fauzi dkk., (2000) bahwa pupuk bagi tanaman. Sedangkan dalam bentuk
N mudah tercuci (leaching), denitrifikasi granular lebih lambat tersedia karena
dan nitrifikasi hilang karena perubahan perlu proses pelarutan terlebih dahulu.
bentuk ammonia menjadi gas NO₂ dan N₂ PMP blitz jauh lebih baik
dan penguapan (volatilisasi). Sedangkan dibandingkan dengan pupuk NPK mutiara
unsur K mudah tercuci bila hujan atau untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit.
penyiraman sehingga tidak tersedia bagi Hal ini bisa dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5
tanaman. Lebih lanjut dijelaskan oleh diatas. diduga penyebabnya adalah
Kartika (2000) bahwa kelemahan pupuk komposisi hara makro dan mikro lebih
kimiawi antara lain: (a) kehilangan akibat banyak dibandingkan pupuk kimia
penguapan berkisar antara 10% - 20%; (b) majemuk, Unsur hara tersedia dalam
kehilangan akibat Leaching 5% - 10%; (c) bentuk anion kation sehingga mudah
kehilangan akibat erosi kedalam tanah diserap, mempunyai hormon ZPT
15% - 30%; (d) jumlah pupuk yang sehingga memudahkan penyerapan dan
diserap oleh tanaman hanya berkisar mempercepat pertumbuhan. Hal ini sesuai
antara 40% - 70%; (e) penggunaan pupuk dengan pendapat Kartika (2000) yang
kimia dapat merusak struktur tanah; (f) mengatakan bahwa: (a) PMP blitz
ketersedian pupuk kimia berlaku sama mengandung unsur hara makro dan mikro
untuk semua jenis tanaman baik jenis sebanyak 13 unsur yaitu: Nitrogen,
maupun konsentrasi kandungan unsur. Phosphor, Kalium, Kalsium, Sulfur,
Hasil uji perbandingan berganda Magnesium, Besi, Tembaga, Mangan,
Duncant memperlihatkan bahwa Seng, Khlorin, Boron, dan Molybdenum;
perlakuan (P6) yaitu Pemberian PMP blitz (b) ketepatan komposisi hara dan dosis
100% dosis NPK mutiara dengan aplikasi disesuaikan dengan komoditi; (c) mudah
dilarutkan memberikan pertumbuhan bibit terurai dan tidak meninggalkan residu
kelapa sawit terbaik. Hal ini kimia; (d) unsur hara tersedia dalam
menunjukkan bahwa pemberian PMP blitz bentuk anion kation sehingga mudah
100% dosis NPK mutiara memberikan diserap; (e) mengandung hormon ZPT
pertumbuhan bibit sawit terbaik sehingga memudahkan penyerapan,
dibandingkan dengan pemberian 50% didapat efisiensi pemupukan, dan
dosis NPK mutiara maupun 150% dosis mempercepat pertumbuhan; (f)
4
Nurseha, et al. JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
Peningkatan produksi sampai minimal Fauzi, Y. E. Widyawati., I. Satyawibawa.,
10%; (g) tersedia dalam bentuk yang R. H. Paeru. 2000. Kelapa Sawit.
mudah terdisosiasi dalam air; dan (h) Penebar Swadaya, Jakarta
efisiensi penyerapan unsur hara yang Kartika, D. 2000. Pemanfaatan Pupuk
tinggi karena mengandung enzim aktivasi Organik di Perkebunan Kelapa Sawit.
sel daun. Tidak di Publikasikan, Jakarta.
KESIMULAN DAN SARAN Nasution, U. 1986. Gulma dan
Pengendaliannya di Perkebunan Karet
Kesimpulan: Sumatera Utara dan Aceh. Pusat
1. Perlakuan macam pupuk dan bentuk Penelitian dan Pengembangan
aplikasinya berpengaruh sangat nyata Perkebunan Tanjung Morawa.
terhadap pertumbuhan bibit kelapa Tanjung Morawa.
sawit di pembibitan utama.
2. Pemberian PMP blitz sesuai dosis NPK Rankine, F. 1998. Pembibitan Kelapa
mutiara aplikasi dilarutkan memberi Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
pertumbuhan terbaik pada bibit kelapa Medan.
sawit di pembibitan utama. Rankine, F. 1998. Tanaman Belum
3. PMP blitz mampu menggantikan NPK Menghasilkan Kelapa Sawit. Pusat
mutiara. Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Saran Rankine, F. 1998b. Tanaman
1. Disarankan untuk memberikan PMP Menghasilkan Kelapa Sawit. Pusat
blitz sesuai dosis NPK mutiara dengan Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
aplikasi dilarutkan untuk memperoleh SIPEF (Society International Plantation
pertumbuhan terbaik pada bibit kelapa Et The Finance).1996. Agricultural
sawit di pembibitan utama umur 5-7 Manual General Section PT. Tolan
bulan. Dosis NPK mutiara tersebut Tiga Indonesia SIPEF Group. Medan.
adalah umur 5 bulan 10 gr/bibit, umur
6 bulan 15 gr/bibit dan umur 7 bulan SIPEF (Society International Plantation
15 gr/bibit. Et The Finance). 1997. Agricultural
2. Perlu penelitian lanjut untuk Manual Oil Palm Section PT. Tolan
pemupukan bibit kelapa sawit dengan Tiga Indonesia SIPEF Group. Medan.
PMP blitz pada umur 1-5 bulan, 7 Sugito, J. 1997. Kelapa Sawit, Usaha
bulan sampai siap tanam serta untuk Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan
tanaman di areal kebun. Aspek Pemasaran. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Pamin, K. 1997. Gejala Defisiensi Hara
DAFTAR PUSTAKA
dan Kelainan pada Tanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis, Jacg). Pusat
BALITBANGTAN (Badan Penelitian dan
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
Penegembangan Pertanian). 2011.
Prospek Pertanian Organik di Permatasari, RGI. 2012. Produksi Kelapa
Indonesia. Jakarta. Sawit. Diakses dari (
www.okzone.com) pada [01 April
Direktorat Jenderal Pajak Statistik
Perkebunan. 2012. Produksi, Luas 2013].
Areal dan Produktivitas Perkebunan
di Indonesia. Jakarta.

5
Nurseha, et al. JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
Tabel 1. Jadwal dan Dosis Pemupukan Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama
(gr/bibit)

Umur Aplikasi/ Jenis Perlakuan (gr/bibit)


(Bulan) bln (Kali) P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
5 1 10 10 5 5 10 10 15 15
6 1 15 15 7,5 7,5 15 15 22,5 22,5
7 1 15 15 7,5 7,5 15 15 22,5 22,5

Tabel. 2.Rekapitulasi Hasil Sidik Keragaman Pengaruh Macam Pupuk dan Bentuk
Aplikasinya.

Peubah Yang Diamati F. Hitung


Pertambahan Tinggi Tanaman 5,34**
Pertambahan Lingkar Batang 4,24**
Pertambahan Pelepah 10,54**
Keterangan: ** Berpengaruh sangat nyata

Tabel 3. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk dan Bentuk Aplikasinya Terhadap


Pertambahan Tinggi Bibit Sawit di Pembibitan Utama.

Pertambahan
Macam Pupuk dan Bentuk Aplikasinya Tinggi
Bibit (cm)
P1 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi granular 16,60a
P2 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 18,60ab
P3 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 20,80b
P4 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 20,40b
P5 = Pupuk blitz 100% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 26,40c
P6 = Pupuk blitz 100% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 34,00d
P7 = Pupuk blitz 150% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 28,80c
P8 = Pupuk blitz 150% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 28,80c
Keterangan: angka angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom
berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.

Tabel 4. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk dan Bentuk Aplikasinya Terhadap


Pertambahan Lingkar Batang Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama.

Pertambahan
Macam Pupuk dan Bentuk Aplikasinya Lingkar
Batang (cm)
P1 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi granular 3,90a
P2 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 5,30b
P3 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 4,10ab
P4 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 5,40b
P5 = Pupuk blitz 100% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 6,20c
P6 = Pupuk blitz 100% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 6,80d
P7 = Pupuk blitz 150% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 6,60cd
P8 = Pupuk blitz 150% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 6,00bc
Keterangan: angka angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom
berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.

6
Nurseha, et al. JURNAL AGROQUA
Penggunaan macam pupuk... Vol. 12 No.1, Juni 2014
Tabel 5. Pengaruh Berbagai Macam Pupuk dan Bentuk Aplikasinya Terhadap
Pertambahan Pelepah Bibit Kelapa Sawit di Pembibitan Utama.

Pertambahan
Macam Pupuk dan Bentuk Aplikasinya Pelepah
(helai)
P1 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi granular 2,00a
P2 = Pupuk NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 2,40a
P3 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 3,00b
P4 = Pupuk blitz 50% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 3.00b
P5 = Pupuk blitz 100% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 3,80c
P6 = Pupuk blitz 100% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 5,60d
P7 = Pupuk blitz 150% dosis NPK mutiara, aplikasi granular 5,40d
P8 = Pupuk blitz 150% dosis NPK mutiara, aplikasi dilarutkan 5,60d
Keterangan: angka angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom
berbeda tidak nyata pada taraf uji DMRT 0,05.

You might also like