Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/328168665

Pengolahan Motif Batik Perpaduan Unsur Tradisi Jawa dan Jepang

Article  in  JURNAL RUPA · August 2018


DOI: 10.25124/rupa.v2i2.1217

CITATIONS READS

0 245

2 authors, including:

Morinta Rosandini
Telkom University
4 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Morinta Rosandini on 04 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENGOLAHAN MOTIF BATIK
PERPADUAN UNSUR TRADISI
JAWA DAN JEPANG
Morinta Rosandini, M.Ds. 1
Imam Syafrudien AS, SE 2
(1) Program Studi Kriya Tekstil dan Mode,
Fakultas Industri Kreatif, Universitas Telkom
(2) Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan
Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia

ABSTRACT

PPI Ishikawa as one of the Indonesian student community in Japan invited Batik practitioners to
design Batik motif, that not only has elements of traditional culture but also represents the
character of that community. The purposes were to rise a pride of that community and to introduce
Batik as Indonesian culture to local residents as well. Therefore, to fulfill those purposes, it is
needed a research in designing Batik motifs that combine traditional Javanese ornaments as the
original character of Batik and Japanese elements as a culture that developed around the
community. The purpose of this research was to create ornaments pattern composition applied to
Batik technique.

The research method used was by conducting qualitative methods, including a literature study for
data collection, an exploratory study of the elements of Javanese and Japanese culture, and an
experiment on Batik Tulis technique. The result of this research was Batik cloth sheet with
‘Truntum’ motif as a character of Javanese Batik, combined with the statute of cherry blossom,
pagoda, and heron motifs as a character of Japan.

Keywords : motif, pattern, Batik, Java, Japan

PENDAHULUAN tahun 2009 setelah UNESCO


meresmikan Batik sebagai warisan
Batik sebagai wastra warisan tak benda dari Indonesia,
Indonesia berkembang dari masa ke perkembangan Batik semakin pesat.
masa. Menurut Sunarya (2013) pada Hal tersebut ditandai dengan muncul
perkembanganya di dunia modern nya Batik modern yang berciri khas
saat ini Batik secara makna, prinsip, lokal dari berbagai wilayah di
tujuanm dan pengaruh keragaman Indonesiam salah satunya adalah
budaya Indonesia telah meluas ke Batik Kota Bekasi, Batik Kota Cimahi,
berbagai bentuk pemahaman. Pada hingga Batik Kab. Bogor. Batik

138
139 Morinta Rosandini dan Imam Syafrudien : Pengolahan Motif Batik Perpaduan
Unsur Tradisi Budaya dan Jepang

modern tersebut muncul sebagai tersebut adalah PPI Ishikawa Jepang.


upaya pelestarian budaya dari Pada tahun 2017 mereka membuka
kearifan lokal daerah (Sunarya : sayembara desain batik khusus untuk
2013). desainer motif Indonesia, untuk
merancang desain batik yang
memiliki perpanduan unsur budaya
antara Indonesia dan Jepang. Batik
ini kemudian akan dijadikan ikon
seragam bagi PPI Ishikawa, Jepang.

Peneliti melihat adanya peluang


tersebut untuk dapat mengolah
visual motif batik dengan tujuan
untuk membuat sebuah inovasi
desain batik modern yang berbau
Gambar 1 Batik Ciawi Tali Cimahi. (Sumber :
https://infocmh.blogspot.co.id/2013/12/yuk- lokal dan memiliki perpaduan
mengenal-berbagai-motif-batik-khas.html, budaya Indonesia, khususnya Jawa,
diakses pada November 2017)
dan Jepang, yang kemudian
diterapkan dengan teknik batik.
Perkembangan batik modern tidak
hanya terjadi di dalam negeri, Dokumen ini adalah template Jurnal
berbagai komunitas Indonesia di luar Rupa dalam versi Word (doc). Anda
negeri pun melakukan inovasi desain dapat menggunakan template ini
batik modern yang memiliki konten dalam menyusun naskah penelitian
lokal Indonesia. Hal ini dilakukan Jurnal Rupa. Pendahuluan
sebagai upaya menunjukkan ciri khas menguraikan latar belakang
ke-Indonesian-an serta menciptakan permasalahan, isu-isu/fenomena
ikon komunitas tersebut. yang berkaitan dengan masalah yang
diselesaikan, ulasan dari penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya
oleh peneliti lain yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan.

METODE PENELITIAN

Metoda penelitian yang dilakukan


dengan menggunakan metoda
Gambar 2 Logo PPI Ishikawa Jepang. (Sumber :
kualitatif, dengan metoda
http://ishikawa.ppijepang.org/, diakses pada
Juni 2017) pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi literatur,
Salah satu komunitas Indonesia di 2. Eksperimen
luar negeri yang melakukan hal 3. Eksplorasi
Jurnal Rupa Vol. 02. No. 02, Desember 2017 : 76-149 140

HASIL DAN ANALISIS soga hingga warna biru kehitaman.


Makna dalam pada batik truntum
Tahapan Review adalah cinta dan kasih sayang
(Kusrianto : 2013).
Batik dan Karakter Visual pada
Batik
Karakter Motif Jepang
Batik dalam definisi kata berasal dari
dua kata yaitu; rambataning dan titik- Hampir serupa dengan kepercayaan
titik yang berarti kumpulan dari titik- pada budaya Jawa, simbol dan
titik atau rangkaian titik-titik lambing atau motif sudah menjadi
(Honggopuro:2002). Berdasarkan bagian yang menyatu dalam estetika
Sunarya (2013) batik adalah cara budaya Jepang, baik dalam unsur
penerapan corak di atas kain desain pada tradisi maupun moden
melalui proses celup rintang warna (Aung:2015).
dengan malam sebagai medium
perintangnya. Terdapat beberapa simbol alam yang
dipercaya memiliki makna dan
Karakter batik tradisional Indonesia tertuang pada motif, salah satunya
terlihat pada motif dan warna nya. antara lain, bunga Sakura dan
Menurut Kusrianto (2013) budaya burung Bangau.
Jawa banyak menggunakan simbol
atau lambang, sama hal nya pada
batik. Selain memiliki keindahan
estetika, motif batik klasik banyak
mengandung arti bagi orang Jawa.
Masih menurut Kusrianto (2013)
bahwa struktur dasar pola batik Gambar 3 Bunga Sakura (Sumber :
https://nalatanalata.com/journal/motifs-in-
terdiri dari 3 komponen penyusun;
japanese-design/, diakses pada Juni 2017)
(1) Komponen Utama, unsur pokok
dari motif batik, (2) Komponen Menurut Aung (2015) pada jurnal
Pengisi, motif yang dibuat untuk nya dijelaskan bahwa sejak Periode
mengisi bidang diantara motif utama, Heian, bunga sakura telah dipercaya
(3) Isen-isen, memiliki fungsi untuk oleh Jepang dan berkaitan erat
memperindah pola batik, biasanya dengan kefanaan hidup dan apresiasi
berbentuk titik, garis atau lingkaran untuk keindahan yang singkat.
yang disusun berulang.

Salah satu batik klasik Jawa yang


banyak dikenal adalah Batik
Truntum. Truntum adalah motif
batik dengan latar belakang
berwarna gelap antara warna cokelat
141 Morinta Rosandini dan Imam Syafrudien : Pengolahan Motif Batik Perpaduan
Unsur Tradisi Budaya dan Jepang

Masih menurut Kusrianto (2013) ciri


khas dari Batik Jawa Hokokai telihat
dari dominasi motifnya yang paling
sering muncul adalah bunga sakura.

Berdasarkan pemahaman mengenai



Gambar 4 Burung Bangau (Sumber : batik dan perpadua budaya yang
https://nalatanalata.com/journal/motifs-in- sudah ada, maka sangat
japanese-design/ , diakses pada Juni 2017)
dimungkinkan adanya perpaduan
dua unsur budaya visual Jawa dan
Crane atau burung bangau, Jepang, hal tersebut pula yang
merupakan simbol umum yang menjadi dasar pada perancangan
dipakai oleh orang Jepang sebagai batik untuk keperluan PPI Ishikawa.
simbol umur panjang dan
keberuntungan. Jepang juga memiliki Proses Pengolahan unsur Visual
budaya kepercayaan untuk melipat Budaya
seribu origami burung bangau untuk
mewujudkan impian jadi nyata. Proses pengolahan unsur visual motif
batik dilakukan dengan proses studi
Perpaduan unsur budaya Indonesia literasi dan observasi motif batik dan
dan Jepang - Batik Jawa Hokokai simbol motif pada budaya Jepang.

Pada perkembangan nya Batik Dalam upaya mewujudkan


mendapatkan beberapa pengaruh rancangan desain motif batik
dari budaya asing yang masuk ke Indonesia dan Jepang untuk desain
Indonesia pada zaman sebelum motif Batik PPI Ishikawa, Jepang
merdeka. Salah satunya adalah dilakukan dengan beberapa tahapan
pengaruh budaya Jepang, hal ini yang, antara lain :
dapat terlihat pada Batik Jawa
Hokokai. Menurut Kusrianto 1. Melakukan studi literatur
(2013:275-277) Batik Jawa Hokokai berkaitan dengan pemahaman
adalah Batik yang muncul pada Batik, unsur budaya Jawa dan
periode penjajahan Jepang (1942- unsur budaya Jepang,
1945) sebagai tanda “penyesuaian” 2. Mengolah image board sebagai
kepada penguasa baru agar para landasan inspirasi dalam
pembatik mendapatkan tempat pada merancang komposisi motif
masa tersebut. Batik ini pada batik,
awalnya dipesan oleh lembaga Jawa 3. Melakukan stilasi bentuk dari
Hokokai (organisasi yang dibentuk visual image board hingga
oleh Jepang di Indonesia) untuk menghasilkan modul motif,
orang-orang Indonesia yang telah 4. Eksperimen komposisi pola
berjasa dalam propaganda Jepang. motif dari bentuk modul stilasi
motif,
Jurnal Rupa Vol. 02. No. 02, Desember 2017 : 76-149 142

5. Prose tracing digital dan yang menajamkan karakter Jepang,


penerapan warna sedangkan unsur bentuk Batik
menggunakan teknik digital, Truntum menjadi unsur penguat
6. Proses Membatik. budaya Jawa. Batik truntum memiliki
makna cinta dan kasih sayang yang
Image board, inspirasi karya mendalam, begitu juga dengan
Kanaka Batik yang menjadi harapan
bagi siapapun yang memakainya
menjadi simbol kebaikan, rasa peduli,
dan sejauh apapun melangkah rasa
cinta terhadap tanah air tetap
tertanam dalam hati sanubari. Warna
sogan (coklat tua kehitaman) menjadi
ciri khas Batik Kanaka yang juga
merupakan ciri khas batik Jawa
Klasik. Warna coklat keemasan
menguatkan makna Kanaka dalam
batik ini.

Proses Stilasi Manual dan


Gambar 5 Image Board Batik Kanaka Eksperimen Komposisi
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Proses selanjutnya adalah


Pada perancangan ini tema yang
menerapkan mengaplikasikan
diangkat adalah Kanaka. Dengan
konsep desain tersebut pada modul
mengusung konsep sebagai berikut :
motif. Stilasi bentuk pada image
board menjadi langkah pertama.
KANAKA dalam bahasa Sansekerta
Berikut merupakan tahapan proses
berarti emas, sesuatu yang sangat
stilasi manual hingga eksperimen
berharga. Kanaka Batik hadir dalam
komposisi.
perpaduan konsep budaya Jepang
dan Indonesia, karena budaya adalah
produk cipta karsa yag berharga.
Unsur budaya dan alam Jepang
menjadi salah satu fokus utama
dalam desain Kanaka Batik;
Arsitektural Kumano Nachi Taisha,
Burung

Bangao sebagai lambang good fortune


dan Bunga Sakura sebagai makna
mono no aware. Ketiga unsur tersebut
dipadukan dalam sebuah komposisi
143 Morinta Rosandini dan Imam Syafrudien : Pengolahan Motif Batik Perpaduan
Unsur Tradisi Budaya dan Jepang

Gambar 6 Proses Stilasi


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Gambar 7 Proses Repetisi Half-drop


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Dikarenakan batik ini diperuntukkan


sebagai seragam, maka diperlukan
Gambar 6 Proses Stilasi teknik pembuatan motif yang akan
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017) mudah diiproduksi secara massal.
Maka teknik repetisi diperlukan, oleh
Stilasi dilakukan dengan
karena itu komposisi dibuat pada
menggambar ulang visual yang ada
ukuran 15x15 cm, yang kemudian
pada iamge board dengan
akan dibuat berulang dan untuk
menggunakan penggayan ilustrasi
membuat estetika semakin baik maka
tradisional, menggunakan banyak
repetisi motif dibuat seamless.
garis dan titik yang mencirikan unsur
tradisi Batik. Sedangkan unsur
Seamless pattern dibuat agar
Jepang diambil dari visual burung menciptakan komposisi yang baik
bangau, bunga sakura dan pagoda.
dan tidak terputus jika motif
diperbesar dan diulang. Seamless
Setelah melakukan proses stilasi
pattern pada Batik Kanaka dibuat
unsur-unsur desain dan
dengan teknik half-drop repetition,
menghasilkan motif utama, motif
dimana komposisi motif disusun
pendukung dan isen-isen, maka
dengan menyambung setengah
unsur-unsur tersebut diasatukan
langkah secara horizontal.
kedalam satu kompsosisi
desain. Pertimbangan komposisi
dibuat berdasarkan prinsip
keseimbangan dan keselarasan dari
setiap unsur-unsur yang ada.
Jurnal Rupa Vol. 02. No. 02, Desember 2017 : 76-149 144

di samping.

Proses Pengolahan Visual pada


Digital

Inspirasi Proses
Pengolahan
Stilasi Digital

Gambar 8 Proses Repetisi pada Pola Besar


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
Repetisi Motif

Motif yang sudah dipastikan berpola


seamless kemudian diperbanyak
Proses stilasi digital dilakukan
dengan meng-copy-nya. Repetisi
dengan mengikuti desain motif hasil
motif disusun berdasarkan teknik
scan pada pengolahan stilasi manual.
halfdrop,
Sehingga dihasilkan motif pada
berulang setengah langkah secara
gambar di atas. Tiga motif utama di-
horizontal. Sehingga menghasilkan
tracing dengan menggunakan software
pola seperti pada gambar di kiri.
design, dilakukan dengan
Proses ini dilakukan untuk
menorehkan garis-garis sehingga
memastikan komposisi motif pada
membentuk bentuk yang utuh.
pola besar Batik Kanaka.
Proses Komposisi Warna

Gambar 9 Hasil Akhir Komposisi (Scan)


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Setelah pola dinyatakan baik, maka Gambar 10 Gambar 10 Komposisi Warna
proses selanjutnya masuk pada Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

teknik digital. Sebelum diolah di


digital, untuk mendapatkan dasar Hasil tracing dari unsur-unsur motif
desain yang baik maka motif di-scan kemudian dikomposisikan sesuai
dengan menggunakan mesin scanner. dengan sketsa awal. Pewarnaan
Hasil scan dapat terlihat pada gambar
145 Morinta Rosandini dan Imam Syafrudien : Pengolahan Motif Batik Perpaduan
Unsur Tradisi Budaya dan Jepang

Digital disesuaikan dengan warna


pada Image Board.

Proses Repetisi Digital

Gambar 12 Persiapan Japlak Motif


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
Proses Persiapan Japlak Motif
Tahapan pertama dalam batik adalah
melakukan Japlak motif, sebelum di-
Gambar 11 Repetisi Digital
je]aplak outline motif dipertegas serta
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
skala diatur dan dioptimalisasi agar
Proses repetisi digital dilakukan motif yang dihasilkan baik pada
setelah proses pewarnaan selesai ukuran kain.
dengan tetap memastikan pola
seamless pattern. Motif Batik Kanaka
direpetisi
pada ukuran A4. Dengan selesai nya
proses repetisi pada digital maka
Batik Kanaka siap memasuki proses
Batik.

Gambar 13 Japlak Motif


Proses Batik Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
Proses pengerjaan Batik Kanaka Proses Japlak (Sungging) Motif
bekerjasama dengan pengrajin di Proses japlak motif dilakukan oleh
Pekalongan. Proses ini dilakukan pengrajin jeplak, motif yang di japlak
dengan berkolaborasi dengan Imang sesuai dengan rancangan awal. Garis-
Jasmine Batik yang memiliki garis yang dihasilkan memperkuat
kemampuan batik yang mumpuni kekuatan tangan yang merupakan ciri
dan karakter batik yang kuat. Teknik khas identik dari karakter batik. Jenis
dilakukan dengan dua kali babaran kain yang digunakan adalah katun
(proses canting-celup-lorod) membuat primisima volisima.
batik memiliki teknik yang advanced
dengan tujuan menonjolkan beberapa
point-of-interest dari motif batik yang
sudah ada.

Berikut merupakan tahapan proses


membatik Batik Kanaka :
Jurnal Rupa Vol. 02. No. 02, Desember 2017 : 76-149 146

Gambar 16 Pewarnaan Colet


Gambar 14 Proses Canting (Rengsi) sumber : Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
Dokumentasi Pribadi (2017)
Proses Canting Outline (Rengsi-an) Proses Pewarnaan Colet
Setelah motif di-japlak, maka Teknik colet dilakukan setelah semua
selanjutnya proses batik dilanjutkan isen-isen dicanting, teknik ini
oleh pengrajin rengsi. Rengsi adalah dilakukan agar memperkuat warna
proses men-canting outline motif. pada batik sehingga menonjolkan
bagaian point-of-interest yaitu pada
bagian motif bunga

Proses Oksidasi Warna


Hasil coletan dibiarkan beberapa saat
akan menghasilkan warna yang leih
terang. Pewarna yang digunakan pada
proses colet adalah pewarna frozent red
fire dan rose red, menyesuaikan dengan
Gambar 15 Proses Isen-isen warna sakura.
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Proses Canting Isen-isen


Setelah semua motif di-rengsi maka
untuk melengkapi desain nya, motif
diisi dengan isenisen. Menggunakan
canting yang lebih kecil, sehingga
detail motif dapat semakin terlihat.

Gambar 17 Proses Canting Popok


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
Proses Canting – Popok
Proses berikutnya adalah menutup
hasil colet-an dengan proses canting
(proses popok). Popok dilakukan agar
saat proses pewarnaan celup warna
147 Morinta Rosandini dan Imam Syafrudien : Pengolahan Motif Batik Perpaduan
Unsur Tradisi Budaya dan Jepang

yang di-colet dapat tertutupi. Proses ini masuk pada proses babaran kedua.
dilakukan dengan menutup semua
bagian motif yang sudah di-colet.

Gambar 20 Gambar 20 Cumiki

Gambar 18 Pewarnaan Celup Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017) Proses suntik dan cumiki


Proses Pewarnaan Celup Proses ini menandai masuknya kain
Dalam upaya memberikan warna latar pada babaran kedua, yaitu dengan
pada batik secara menyeluruh maka melakukan proses suntik dengan
dilakukan proses celup warna. Warna malam dan proses cumiki pada
yang digunakan adalah pewarna IB beberapa bagian tertentu. Pada Batik
naptol hitam yang menghasilkan Kanaka proses suntik dan cumiki
warna biru gelap. difokuskan pada bagian motif burung
bangau, khususnya pada bagian
sayap. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kesan kedalaman pada
visual komposisi Batik Kanaka.

Gambar 19 Lorod
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
Lorod dan hasil lorod
Gambar 21 Pewarnaan Sogan dan Lorod Akhir
Setelah kain diwarna dengan teknik
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)
celup, maka kain siap di lorod. Lorod
Pewarnaan Sogan dan Lorod Akhir
adalah proses melepaskan malam
Setelah melakukan proses suntik dan
pada kain. Gambar di atas adalah kain
cumiki maka proses akhir Batik Kanaka
setelah di lorod, dapat terlihat outline
hampir selesai. Proses
terlihat jelas dan warna hasil colet-an
berikutnyaadalah celup warna sogan.
muncul kembali. Pada proses ini
Warna sogan adalah warna identik
warna yang dihasilkan masih belum
batik yang memberikan sentuhan
sesuai dengan konsep yang
klasik dan elegan. Warna yang muncul
direncakan. Oleh karena itu kain
akan turun dari warna sebelumnya
Jurnal Rupa Vol. 02. No. 02, Desember 2017 : 76-149 148

dikarenakan adanya percampuran


warna awal dengan warna sogan.
Setelah proses pewarnaan sogan
selesai, maka proses selanjutnya
adalah lorod, untuk menghilangkan
malam dari proses suntik sebelumnya.
Setelah di lorod maka kain yang
dihasilkan adalah seperti pada gambar
di atas. Warna akhir yang dihasilkan
sedikit berbeda dengan konsep awal,
dikarenakan pertimbangan estetika
pada saat proses pembatikan. Namun
dengan perbedaan warna ini tidak
merubah konsep awal dari Batik
Kanaka. Warna coklat sogan

memberikan makna berharga seperti Gambar 22 Gambar 22 Hasil Akhir Batik Kanaka
emas (kanaka). Sumber : Dokumentasi Pribadi (2017)

SIMPULAN

Budaya Batik berkembang pesat, dari


Hasil tradisi hingga modern saat ini hal
tersebut terlihat dari perkembangan
Hasil dari penelitian ini berupa bentuk visual motif yang ada pada
lembaran kain Batik dengan motif batik. Kebutuhan akan identitas yang
batik perpaduan motif truntum dicirikan dengan menggunakan batik
sebagai ciri khas batik Jawa dan meluas hingga luar negeri. Salah
stilasi bunga sakura, pagoda serta satunya adalah upaya PPI Ishikawa
burung bangau yang merupakan ciri dalam melestarikan batik dengan
khas Jepang, yang diberi tajuk Batik mengadakan sayembara. Dengan
Kananka. menciptakan Batik Kanaka yang
diikut sertakan pada sayembara
tersebut membutikan bahwa budaya
batik dapat berdaptasi dengan
berbagai budaya tanpa
menghilangkan ciri khas tradisi Jawa
dan Indonesia. Batik Kanaka menjadi
salah satu contoh batik modern yang
memiliki ciri khas Jepang dengan
mempertahankan karakter Batik
yang berasal dari Jawa, Indonesia.

REFERENSI
149 Morinta Rosandini dan Imam Syafrudien : Pengolahan Motif Batik Perpaduan
Unsur Tradisi Budaya dan Jepang

Aung, Stevenson. 2015. Motifs in


Japanese Design.
https://nalatanalata.com/jou
rnal/motifs-in-japanese-
design/ diakses pada Juni
2017.

Honggopuro, KRT.DR.(HC)
Kalinggo. 2002. Bathik
Sebagai Bisana dalam
Tatanan dan Tuntunan.
Surakarta : Yayasan Peduli
Keraton Surakarta
Hadiningrat.

Kusrianto, Adi. 2013. Batik, filosofi,


motif dan kegunaan.
Yogyakarta : Penerbit
Andi.

Sunarya, Yanyan. 2013. Batik dalam


Konteks Desain dan
Kreatifitas Kini.
https://www.researchgate.
net/publication/305881821_
Batik_dalam_Konteks_Des
ain_dan_Kreatifitas_Kini
diakses pada Juni 2017.

View publication stats

You might also like