Professional Documents
Culture Documents
Yulizar Yusuf, Hermansyah Aziz, Pepi Rahmi Sari Jaslia: Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 2 (2017), Halaman 13-20
Yulizar Yusuf, Hermansyah Aziz, Pepi Rahmi Sari Jaslia: Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 2 (2017), Halaman 13-20
Yulizar Yusuf, Hermansyah Aziz, Pepi Rahmi Sari Jaslia: Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 2 (2017), Halaman 13-20
1
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Andalas Padang
email: yulizaryusuf59@gmail.com
Abstract
Ashes of bagasse are waste that has several uses. Ash toe bagasse is known to have a silica
content of about 70% and is chemically quite feasible as a pozolan material. Research on
the effect of adding bagasse asphalt to the chemical properties of immersion water (pH,
TDS and total hardness) and the compressive strength of PCC cement mortar on sea water
immersion have been conducted. Ashes of bagasse can be used as another alternative to
reduce clinker usage and as waste utilization. The compressive strength study on mortar
was done by mixing the ash of bagasse and PCC cement with a ratio of 0, 2, 4 and 6%,
while the immersion water was chemically analyzed for the effect of pH, TDS and total
hardness. Based on the analysis with the addition of bagasse ash does not affect the
compressive strength according to SNI 15-7064-2004 PCC cement. For aquamarine and
marine aquedent immersion water, there is an increase in pH to soaking time. For TDS and
total hardness tests for washed water the aquades had increased in variation in the
composition of bagasse ash and duration of immersion. At sea water immersion TDS value
and total hardness 3 days higher than 28 days.
Abstrak
Abu ampas tebu merupakan limbah buangan yang memiliki beberapa kegunaan. Abu
ampas tebu diketahui memiliki kandungan silika sekitar 70% dan secara kimiawi cukup
layak sebagai bahan pozolan. Penelitian tentang pengaruh penambahan abu ampas tebu
terhadap sifat kimia air rendaman (pH, TDS dan kesadahan total) dan sifat kuat tekan
mortar semen PCC pada perendaman air laut telah dilakukan. Abu ampas tebu dapat
digunakan sebagai alternatif lain untuk mengurangi penggunaan klinker dan sebagai
pemanfaatan limbah. Penelitian kuat tekan pada mortar dilakukan dengan mencampurkan
abu ampas tebu dan semen PCC dengan perbandingan 0, 2, 4 dan 6%, sedangkan air
rendaman dianalisis secara kimia tentang pengaruh pH, TDS dan kesadahan totalnya.
Berdasarkan hasil analisis dengan penambahan abu ampas tebu tidak mempengaruhi kuat
tekan menurut SNI 15-7064-2004 semen PCC. Untuk air rendaman mortar akuades dan air
laut, terjadi kenaikan pH terhadap waktu perendaman. Untuk uji TDS dan kesadahan total
untuk air rendaman akuades mengalami kenaikan pada variasi komposisi abu ampas tebu
dan lamanya perendaman. Pada perendaman air laut nilai TDS dan kesadahan total 3 hari
lebih tinggi daripada 28 hari.
Kata kunci: abu ampas tebu, kuat tekan, air laut, semen PCC
di daerah pinggir laut akan sesuai dengan tadi dimasukkan kedalam mould (cetakan
yang diharapkan (Nugraha, 2003). untuk mortar) hingga berisi setengahnya.
Berdasarkan penjelasan diatas, Lalu dengan menggunakan tamper (alat
maka penulis mencoba melakukan untuk menumbuk) ditumbuk sebanyak 32
penelitian terhadap penggunaan abu ampas kali. Kemudian ditambahkan lagi adonan
tebu sebagai alternatif lain untuk mortar hingga mould penuh. Ditumbuk lagi
mengurangi penggunaan klinker dan dengan menggunakan tamper sebanyak 32
pemanfaatan limbah pertanian. kali. Setelah itu kelebihan mortar dipotong
dan diratakan permukaannya dan disimpan
METODE PENELITIAN didalam ruang lembab ± 24 jam. Mortar
Alat dan bahan yang digunakan yang sudah mengeras dikeluarkan dari
Peralatan gelas (buret 50 mL, gelas mould dan siap untuk dilakukan pengujian
piala 250 mL, corong kaca masir, pipet pada umur 3,7 dan 28 hari.
gondok 25 mL, Erlenmeyer 250 mL dan 3. Proses pengujian kuat tekan
batang pengaduk), pH meter Ultra Basic, Pengujian kuat tekan mortar
oven merk Carbolite, pompa vakum, neraca dilakukan pada saat mortar telah berumur 3,
analitik merk Sartorius TE 2145, desikator, 7 dan 28 hari. Pengujian ini menggunakan
furnace merk Carbolite tipe RHF 1600, alat yaitu Compressive Strenght. Cara kerja
cawan penguap, alat pembuatan mortar alat ini dengan menghidupkan tombol
(Automatic Mixer) dan cetakan (mould), “ON” pada alat. Kemudian ditekan tombol
serta alat pengukuran kuat tekan “START” dan dipilih menu execute jenis
(Compresive Strenght). Semen PCC benda uji yang akan diuji dan ditekan
(produksi PT. Semen Padang), abu ampas tombol “START” kembali. Untuk
tebu (diperoleh dari pabrik gula tebu di membuka pintu dan memasukkan benda uji
Nagari Tabeh Hiliran Gumanti Alahan ditekan titik (.) kemudian pintu ditutup
Panjang, Kabupaten Solok), pasir Ottawa kembali. Tobol “START” ditekan untuk
yang diimpor dari Kanada, larutan buffer untuk mengetahui nilai kuat tekan dari
pH 10, larutan EDTA 0,02M, indikator mortar.
EBT, akuades dan air laut. 4. Pengukuran pH air rendaman
Prosedur penelitian Setiap dilakukan pengujian kuat
1. Pembuatan sampel tekan mortar, maka pH dari air rendaman
Abu ampas tebu diperoleh dari pabrik diukur dengan menggunakan pH meter.
gula tebu di Nagari Tabeh Hiliran Gumanti, Sebelum menggunakan alat pH meter
Alahan Panjang, kabupaten Solok, yang terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian
sudah menjadi abu. Untuk pembuatan alat dengan menggunakan larutan buffer
mortar standar, maka dilakukan yang sesuai dengan kerja instruksi alat.
pencampuran bahan-bahan seperti pasir dan Selanjutnya elektroda dibilas dengan
semen yang ditimbang sesuai dengan menggunakan akuades dan keringkan
perbandingan yaitu 1:2,75 serta air 0,5. dengan menggunakan tissu. Sebelum
Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur mencelupkan elektroda kedalam sampel (air
dan dicetak. Sedangkan untuk pembuatan rendaman) terlebih dahulu elektroda
mortar dengan penambahan abu ampas tersebut dibilas dengan sampel, kemudian
tebu, dengan menambahkan abu ampas tebu baru elektroda tersebut dicelupkan kedalam
sebanyak 2, 4 dan 6% dari berat klinker. sampel dan biarkan sampai pH meter
Kemudian bahan-bahan tersebut dicampur menunjukkan pembacaan yang tetap.
dan dicetak dengan menggunakan cetakan Angka yang muncul pada alat pH meter
untuk mortar. merupakan pH dari sampel.
2. Pembuatan mortar 5. Penentuan Total Zat Padat Terlarut
Dengan menimbang semen sebanyak (TDS) air rendaman mortar.
740 g dan pasir Ottawa sebanyak 2035 g. Metoda yang dilakukan untuk
Kemudian masukkan sejumlah air (408 mL) menentukan TDS pada air rendaman mortar
kedalam mixer. Wadah pasir pada mixer adalah metoda gravimetri. Pengujian ini
diisi dengan pasir Ottawa, dan semen dilakukan pada air rendaman sebelum dan
kedalam mixer. Setelah itu tekan tombol sesudah perendaman mortar. Prosedur
“START AUTOMATIC”. Adonan mortar kerjanya yaitu cawan penguap yang telah
16 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 2 (2017)
bersih dan dipanaskan didalam furnace Gambar 1. Pengaruh penambahan abu ampas
pada suhu 5500C selama 1 jam, kemudian tebu terhadap kuat tekan pada perendaman
suhunya diturunkan menjadi 1050C. cawan akudes
penguap tersebut didinginkan didalam
desikator dan ditimbang. Sebanyak 25 mL Data yang diperoleh berdasarkan
air rendaman hasil saringan dari corong perhitungan statistik pada lampiran 6 dan 7,
kaca masir dituang kedalam cawan tidak terjadi perubahan kuat tekan secara
penguap. Kemudian cawan yang berisi signifikan pada perendaman 3,7 dan 28 hari
sampel dipanaskan kembali kedalam oven dengan penambahan abu ampas tebu
pada suhu 103-1050C sampai semua air sampai 2%. Akan tetapi dengan
menguap. Cawan tersebut didinginkan penambahan abu ampas tebu lebih dari 2%
kembali didalam desikator dan ditimbang terjadi perubahan yang signifikan terjadi
kembali sampai didapatkan bobot konstan. penurunan kuat tekan mortar. Sedangkan
6. Penentuan Kesadahan Total berdasarkan lamanya perendaman, terjadi
Sebanyak 25 mL sampel (air peningkatan kuat tekan yang signifikan.
rendaman) diuji secara duplo, dimasukkan Secara umum dengan bertambahnya
kedalam erlenmeyer 250 mL dan komposisi abu ampas tebu, maka kuat tekan
diencerkan dengan akuades sampai volume mortar yang direndam dalam akuadest
larutan menjadi 50 mL. Untuk air laut semakin lama semakin menurun. Dan
dilakukan pengenceran dalam labu ukur dengan lamanya perendaman, maka kuat
250 mL, kemudian diambil 25 mL tekannya semakin lama semakin meningkat.
masukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Waktu berpengaruh terhadap senyawa C3A,
Ditambahkan 5 mL larutan buffer pH 10 dengan semakin lama waktu perendaman
dan 2 tetes indikator EBT. Kemudian maka jumlah senyawa C3A juga akan
dititrasi dengan menggunakan larutan semakin banyak sehingga proses
EDTA 0,02 M secara perlahan-lahan pengerasan akan semakin lama dan
sampai terjadi perubahan warna merah berpengaruh pada kuat tekan mortar
keunguan menjadi biru. Volume pemakaian (Shariq, Prasad, & Ahuja, 2007).
EDTA 0,02 M dicatat. Pengujian dilakukan
2 kali dan volumenya dirata-ratakan. 400
Kuat Tekan
300
HASIL DAN PEMBAHASAN 200 3 Hari
1. Kuat Tekan 100 7 Hari
Setelah dilakukan pembuatan mortar
0 28 Hari
dan direndam pada masing-masing air
2 0 4 6 8
rendaman, yaitu akuades dan air laut.
Abu ampas tebu (%)
Kemudian dilakukan pengukuran kuat tekan
Gambar 3. Pengaruh penambahan abu ampas
dengan menggunakan alat Compresive tebu terhadap kuat tekan pada perendaman air
Strenght yang dilakukan masing-masing laut
pada 3, 7 dan 28 hari perendaman. Dari
hasil pengujian kuat tekan mortar dengan Berdasarkan dari hasil perhitungan
penambahan abu ampas tebu yang secara statistik pada lampiran 6 dan 7, pada
direndam dalam akuades dan air laut dapat perendaman 3, 7 dan 28 hari tidak terjadi
dilihat pada gambar dibawah ini: perubahan yang signifikan pada
penambahan abu ampas tebu sampai 2%.
400 Selanjutnya dengan penambahan abu ampas
Kuat Tekan
dengan senyawa semen akan menyebabkan perendaman 3 hari tidak terjadi perubahan
gipsum dan kalsium sulphoaluminat dalam yang signifikan sampai penambahan abu
semen mudah larut (Utari, 2004). ampas tebu 4% dan terjadi perubahan yang
Mortar yang direndam dalam akuades signifikan dengan penambahan lebih dari
memiliki kuat tekan yang memenuhi SNI 4%. Pada perendaman 7 hari tidak terjadi
15-7064-2004 pada lampiran 2, untuk perubahan yang signifikan pada variasi
semua variasi penambahan abu ampas tebu. penambahan abu ampas tebu. Sedangkan
Sedangkan untuk perendaman mortar dalam pada perendaman 28 hari terjadi perubahan
air laut, yang memenuhi SNI 15-7064-2004 yang signifikan pada penambahan abu
pada variasi penambahan abu ampas tebu ampas tebu lebih dari 2%. Hal ini
hanya 0% (untuk 3 hari 178 kg/cm2, 7 hari disebabkan karena kalsium oksida (CaO)
248 kg/cm2, dan 28 hari 319 kg/cm2) dan yang ada dalam semen bereaksi dengan air
2% (untuk 3 hari 171 kg/cm2, 7 hari 242 membentuk kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
kg/cm2, dan 28 hari 305 kg/cm2). (Gunawan, 2000).
Ada beberapa hal yang menjadi
penyebab rendahnya kuat tekan mortar 2(3CaO.SiO2) + 6H2O
dengan campuran abu ampas tebu ini, 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2
antara lain pengaruh ukuran partikel abu
ampas tebu serta adanya pengotor berupa 2(2CaO.SiO2) + 4H2O
materi yang tidak terbakar sempurna yang 3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2
terkandung dalam abu ampas tebu. Serta
bahan-bahan organik juga menyebabkan Terjadinya perubahan pH air
turunya kekuatan mortar dengan rendaman mortar didalam akuades sangat
penambahan abu ampas tebu. Secara umum tergantung kepada kelarutan logam-logam
pengaruh penambahan abu ampas tebu dari komposisi semen yang telah
tidak mempengaruhi kuat tekan mortar ditambahkan abu ampas tebu.
semen PCC menurut SNI.
2. pH air rendaman 15
Pengukuran pH air rendaman mortar
dilakukan sama pada hari pengukuran kuat 10 3 Hari
pH
TDS (mg/L)
8400 3 Hari
CaO + H2O Ca(OH)2
Ca(OH)2 + MgCl2 Mg(OH)2 +CaCl2 8200 7 Hari
8000 28 Hari
Apabila dibandingkan antara air 7800
rendaman mortar dalam akuades dan air 20 4 6 8
laut, pengaruh pH yang besar terjadi pada Abu ampas tebu (%)
perendaman air laut. Dimana pH air laut Gambar 7. Pengaruh penambahan abu ampas
lebih tinggi dibandingkan dengan pH tebu terhadap TDS pada perendaman air laut
akuades. Dengan tingginya pH juga
mengakibatkan kuat tekan mortar semakin Pada gambar 7 dapat dilihat bahwa
lama semakin menurun. pengaruh penambahan abu ampas tebu pada
mortar yang direndam dalam air laut
3. TDS ( Total Dissolve Solid / Total terhadap jumlah TDS meningkat. Dan
Padatan Terlarut) dengan lamanya perendaman maka jumlah
Pengujian TDS dilakukan pada air TDSnya semakin lama semakin menurun.
rendaman mortar dalam akuades. Untuk Dapat dilihat pada gambar, bahwa TDS
hasil pengujian TDS dapat dilihat pada pada perendaman 3 hari lebih besar dari
gambar dibawah ini : pada perendaman 7 dan 28 hari. Hal ini
disebabkan karena adanya logam-logam
400
terlarut dan garam dalam air laut tersebut
banyak yang menempel pada mortar,
TDS (mg/L)
3000 3 Hari
2000 dan Lama Perendaman Spesi dalam
7 Hari
1000 Air Laut terhadap Kuat Tekan dan
28 Hari Kedalaman Instrusinya. Malang :
0
0 5 10 Universitas Brawijaya.
Abu ampas tebu (%) Gunawan. (2000). KonstruksiBeton I.
Jakarta : Delta Teknik Group.
Gambar 9.Pengaruh penambahan abu ampas
tebu terhadap kesadahan total pada perendaman Mulyati, Sri, Dahyunir Dahlan dan Elvis
air laut Adris. ( - ). Pengaruh Panen Massa
Hasil Pembakaran Serbuk Kayu dan
Pada gambar 9 pengaruh Ampas Tebu Pada Mortar Terhadap
penambahan komposisi abu ampas tebu Sifat Mekanik dan Sifat Fisisnya .
terhadap kesadahan total air rendaman Artikel FMIPA. UNAND.
mortar dalam air laut mengalami kenaikan. Margaretta, Krisna. (2009). Pemanfaatan
Sedangkan dengan lamanya perendaman Ampas Tebu Sebagai Bahan Baku
kesadahan total menjadi menurun dengan Dalam Pembuatan Papan Partikel.
lamanya waktu perendaman. Pada grafik Skripsi Departemen Teknologi
dapat dilihat bahwa, kesadahan pada Pertanian. Fakultas Pertanian.
perendaman 3 hari lebih besar bila Universitas Sumatera Utara.
dibandingkan dengan perendaman mortar Nugraha, Paulus. (2003). Bahan Ajar
pada 7 dan 28 hari. Ini berbanding terbalik Teknologi Beton. Medan :
20 | Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 2 (2017)