ID Efektifitas Karbon Aktif Dalam Menurunkan Kadar Bilangan Peroksida Dan Penjernih

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

EFEKTIFITAS KARBON AKTIF DALAM MENURUNKAN KADAR

BILANGAN PEROKSIDA DAN PENJERNIHAN WARNA


PADA MINYAK GORENG BEKAS
Windy Utari1, Wirsal Hasan2, Surya Dharma2

1. Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


Departemen Kesehatan Lingkungan
2. Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara, Medan, 20155, Indonesia
E-mail : windy_tobing@ymail.com

ABSTRACT
The effectiveness of activated carbon in decreasing the peroxide levels and
purification colors on used cooking oil. The need of cooking oil is increase. Because of
the price of cooking oil is relative expensive and the urgency of economic, unwittingly,
people often consume the used cooking oil that contains high levels of peroxide
continuously. Activated carbon is an adsorbent that is used to process the used cooking
oil. The purpose of this research is to determine effectiveness of activated carbon in
decreasing peroxide levels in the used cooking oil. The type of research is Quasy
Experiment with Pre and Post Test Design. The used cooking oil as control was not
given the activated carbon and the other mixed 1 gr, 2 gr and 3 gr of the activated
carbon into every 100 grams used cooking oil. Each done three times. The result of
research showed that peroxide levels of the used cooking oil without being mixed the
activated carbon is 12,0 meq/kg with the yellow brown color. Peroxide levels of each
activated carbon 1 gr, 2 gr, and 3 gr were 5,4 meq/kg, 1,1 meq/kg, and 1,2 meq/kg with
the yellow golden color, while according to Departemen Perindustrian SNI 3741-1995,
the peroxide levels that permitted is 2 meq/kg. Based of Anova One-Way, the result
showed there were significant differences between various treatment of the activated
carbon to decrease peroxide levels in the used cooking oil. BNT test result showed that
2 gr activated carbon is the most effective to decrease peroxide levels in the used
cooking oil. Suggested to the people especially to fried merchant or for another food
that is processed using cooking oil as an intermediary, to use 2 gr activated carbon to
every 100 grams the used cooking oil.

Keyword : used cooking oil, activated carbon, peroxide concentration, purification


color.

Pendahuluan

Minyak goreng adalah minyak nabati sembilan bahan pokok yang dikomsumsi
yang telah dimurnikan dan dapat oleh seluruh lapisan masyarakat.
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak Konsumsi minyak goreng biasanya
goreng merupakan salah satu dari digunakan sebagai media menggoreng

1
bahan pangan, penambah citra rasa, atau Penggunaan minyak goreng berulang kali
pun shortening yang membentuk struktur juga dapat menyebabkan perubahan
pada pembuatan roti (Wijana,2005). warna pada minyak goreng tersebut.
Warna minyak goreng dapat ditentukan
Saat ini kebutuhan minyak goreng dengan menggunakan Lovibond
semakin meningkat. Setelah digunakan tintometer atau spektrofotometer.
minyak goreng tersebut akan mengalami Penentuan dengan menggunakan
perubahan sifat dan bila ditinjau dari Lovibond bersifat subjektif, sedangkan
komposisi kimianya minyak goreng bekas penentuan warna menggunakan
pakai mengandung senyawa-senyawa spektrofotometer lebih bersifat objektif.
yang bersifat karsinogenik yang terjadi Penentuan warna dengan menggunakan
selama proses penggorengan spektrofotometer dengan minyak segar
(Djatmiko,1985). Penggunaan minyak sebagai referensi (blanko). Kenaikan nilai
goreng sebagai bahan dasar penghantar absorbansi minyak memperlihatkan
panas untuk membantu memasak warna minyak semakin gelap yang
makanan itu mengubah kandungan dalam disebabkan oleh adanya kenaikan
minyak goreng. Pemanasan minyak senyawa-senyawa hasil degradasi minyak
goreng, terlebih dengan suhu yang sangat (Ketaren,2005).
tinggi akan merusak ataupun
menghilangkan kandungan vitamin- Sehubungan dengan banyaknya minyak
vitamin yang ada pada minyak tersebut goreng bekas dari sisa industri maupun
dan terbentuk asam lemak yang justru rumah tangga dengan mengingat harga
tidak menyehatkan (Fatoni,2012). minyak goreng yang tergolong mahal dan
keterdesakan ekonomi maka perlu
Kerusakan minyak selama proses dilakukan upaya untuk memanfaatkan
penggorengan akan mempengaruhi mutu minyak goreng tersebut agar tidak
dan nilai dari minyak dan bahan yang terbuang dan mencemari lingkungan.
digoreng. Pada minyak yang rusak terjadi Pemanfaatan minyak goreng bekas ini
proses oksidasi, polimerisasi, dan dapat dilakukan dengan pemurnian agar
hidrolisis. Proses tersebut menghasilkan dapat digunakan kembali.
peroksida yang bersifat toksik dan asam
lemak bebas yang sukar dicerna oleh Karbon atau sering juga disebut sebagai
tubuh. Indikator kerusakan minyak antara arang merupakan suatu padatan berpori
lain adalah angka peroksida dan asam yang sebagian besar terdiri dari unsur
lemak bebas (Lokmanto,2010). karbon bebas dan masing-masing
berikatan secara kovalen serta memiliki
Bilangan peroksida adalah banyaknya luas permukaan yang sangat besar,
miliekuivalen peroksida dalam 1000 gram dihasilkan dari bahan-bahan yang
lemak (Sinaga,2010). Bilangan peroksida mengandung karbon dengan pemanasan
adalah nilai terpenting untuk menentukan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan
derajat kerusakan pada minyak atau berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi
lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat kebocoran udara didalam ruangan
mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya pemanasan sehingga bahan yang
sehingga membentuk peroksida. mengandung karbon tersebut hanya
Peroksida ini dapat ditentukan dengan terkarbonisasi dan tidak teroksidasi
metode iodometri. (Ketaren,1986). (Ginting,2011).
2
Karbon selain digunakan sebagai bahan mengenai ³ (IHNWLYLWDV .DUERQ $Ntif
bakar, juga dapat digunakan sebagai dalam Menurunkan Kadar Bilangan
adsorben (penyerap). Karbon aktif Peroksida dan Penjernihan Warna
dipakai dalam proses pemurnian udara, SDGD 0LQ\DN *RUHQJ %HNDV´.
gas, larutan atau cairan (Kusnaedi, 2010).
Daya serap ditentukan oleh luas Adapun rumusan masalah dari penelitian
permukaan partikel dan kemampuan ini ini adalah seberapa besar penurunan
dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap kadar bilangan peroksida dan penjernihan
karbon tersebut dilakukan aktifasi dengan warna pada minyak goreng bekas dengan
bahan-bahan kimia ataupun dengan menggunakan karbon aktif.
pemanasan pada temperatur tinggi.
Dengan demikian, karbon akan Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
mengalami perubahan sifat-sifat fisika untuk mengetahui efektivitas karbon aktif
dan kimia. Karbon yang demikian disebut dalam menurunkan kadar bilangan
sebagai karbon aktif (Sembiring,1998). peroksida dan penjernihan warna pada
minyak goreng bekas.
Karbon aktif dapat bersumber dari bahan
baku yang berasal dari hewan, tumbuh- Manfaat dari penelitian ini yaitu
tumbuhan, limbah ataupun mineral yang memberikan informasi kepada
mengandung karbon dapat dibuat menjadi masyarakat untuk mendapatkan suatu
karbon aktif, antara lain: tulang, kayu bahan alternatif yang murah, mudah dan
lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung sederhana untuk menurunkan kadar
kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan bilangan peroksida dan penjernihan
tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk warna pada minyak goreng bekas,
gergaji, kayu keras dan batubara menambah wawasan peneliti dalam
(Khairunnisa,2008). pengelolaan minyak goreng bekas
sekaligus sebagai bahan referensi bagi
Permukaan karbon aktif bersifat non- peneliti selanjutnya, memberikan data
polar sehingga lebih mudah melakukan informasi tentang kemampuan karbon
penyerapan warna, bau, dan mengurangi aktif dalam menurunkan bilangan
jumlah peroksida sehingga memperbaiki peroksida dan penjernihan warna minyak
mutu minyak. Karbon aktif dapat goreng bekas sehingga untuk selanjutnya
mengadsorpsi gas dan senyawa- senyawa minyak goreng tersebut dapat
kimia tertentu yang bersifat selektif, dimanfaatkan secara aman.
tergantung pada besar atau volume pori-
pori dan luas permukaan. Karbon aktif Metode Penelitian
banyak digunakan oleh kalangan industri
(Sembiring,1998). Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Kimia Analitik FMIPA USU pada bulan
Salah satu upaya untuk memanfaatkan Juli 2013.
minyak goreng bekas agar tidak terbuang
dan dapat digunakan kembali serta tidak Jenis penelitian yang digunakan adalah
berbahaya bagi kesehatan masyarakat Quasy Experiment atau bersifat
adalah dengan menggunakan adsorben, Eksperimen Semu untuk mengetahui
yaitu karbon aktif, sehingga penulis penurunan kadar bilangan peroksida dan
tertarik untuk melakukan penelitian penjernihan warna pada minyak goreng
3
bekas sebelum dan sesudah penambahan Tabel 1. Hasil Pengukuran Kadar Bilangan Peroksida dan
Pengamatan Warna Pada Minyak Goreng Bekas Sebelum
karbon aktif yang dilakukan dengan 3 kali Penambahan Karbon Aktif
No Parameter Pengulangan Rata- Standar Ket
pengulangan untuk mendapatkan data I II III rata
yang akurat. Rancangan penelitian adalah 1 Bilangan
12.7 11.9 11.3 12.0 2 (-)
Peroksida
Pre and Post Test Design yaitu
2 Warna Kuning kecoklatan
pengukuran kadar bilangan peroksida dan
warna minyak goreng bekas sebelum dan
sesudah ditambahkan karbon aktif Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat
sebanyak 1 gr, 2 gr, dan 3 gr dengan bahwa rata-rata hasil pengukuran kadar
waktu kontak 30 menit. bilangan peroksida pada minyak goreng
bekas sebelum penambahan karbon aktif
Objek penelitian ini adalah minyak adalah sebesar 12 meq/kg. Nilai ini telah
goreng bekas yang diperoleh dari salah jauh melebihi standar mutu Departemen
satu pedagang gorengan. Perindustrian (SNI 3741-1995), dimana
kadar bilangan peroksida pada minyak
Data dalam penelitian ini adalah data goreng yang masih diperbolehkan yaitu 2
primer yang didapat dari hasil meq/kg. Selain itu juga diperoleh hasil
pemeriksaan sampel minyak goreng pengamatan warna minyak goreng bekas
bekas di laboratorium kimia analitik sebelum penambahan karbon aktif adalah
FMIPA USU. berwarna kuning kecoklatan.

Data akan dianalisa dengan menggunakan Penggunaan karbon aktif sebagai


uji Kolmogorov-Smirnov untuk adsorben untuk menyerap bilangan
mengetahui data berdistribusi normal atau peroksida dan penjernihan warna pada
tidak, uji Levene untuk mengetahui minyak goreng bekas dilakukan sebanyak
varians data homogen atau tidak, uji 3 kali pengulangan untuk setiap perlakuan
Anova One-Way untuk mngetahui ada berbagai kadar karbon aktif. Data hasil
tidaknya pengaruh penambahan berbagai pengukuran kadar bilangan peroksida dan
kadar karbon aktif terhadap penurunan pengamatan warna pada minyak goreng
kadar bilangan peroksida dan uji Beda bekas setelah diberi karbon aktif dapat
Nyata Terkecil untuk melihat dilihat pada tabel berikut :
perbandingan rata-rata pasangan
Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Bilangan Peroksida dan
konsentrasi karbon aktif yang berbeda Pengamatan Warna Pada Minyak Goreng Bekas Setelah
secara signifikan. Penambahan Karbon Aktif
Kadar
Pengulangan
No Karbon Rata-rata Standar Warna
AKtif I II III
Hasil Dan Pembahasan 1 1 gr 5.7 5.3 5.3 5.4 Kuning
Hasil Penelitian 2 2 gr 1.5 0.5 1.3 1.1 2 Kecokla
tan
3 3 gr 1.2 1.3 1.2 1.2

Hasil pengukuran kadar bilangan


peroksida dan pengamatan warna pada Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat
minyak goreng bekas sebelum bahwa hasil pengukuran kadar bilangan
penambahan karbon aktif dapat dilihat peroksida pada minyak goreng bekas
pada tabel berikut : setelah penambahan 1 gr, 2 gr, dan 3 gr
karbon aktif berturut-turut yaitu 5,4
meq/kg, 1,1 meq/kg dan 1,2 meq/kg. Pada
penambahan 1 gr karbon aktif, nilai ini

4
belum memenuhi standar mutu Pada uji BNT menunjukkan adanya
Departemen Perindustrian (SNI 3741- perbedaan antara 0 gr dengan 1 gr, 2 gr
1995), namun pada penambahan 2 gr dan dan 3 gr; 1 gr dengan 2 gr dan 3 gr.
3 gr karbon aktif, nilai ini telah Sedangkan pada pasangan kadar karbon
memenuhi standar mutu Departemen aktif 2 gr dan 3 gr tidak ditemukan
Perindustrian (SNI 3741-1995), yaitu perbedaan nyata. Rentang penurunannya
tidak melebihi 2 meq/kg dengan warna sebesar 0,1 meq/kg dengan persentase
kuning keemasan dan jernih. penurunan sebesar 1 %. Walaupun
perbedaan penurunannya hanya sedikit
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Bilangan Peroksida namun kadar 2 gr merupakan kadar yang
Pada Minyak Goreng Bekas Sebelum dan Setelah
Penambahan Karbon Aktif paling optimal untuk menurunkan kadar
Kadar
No Karbon Pengulangan Rata- Penurunan bilangan peroksida.
Aktif rata (%)
I II III
1 0 gr 12.7 11.9 11.3 5.4 -
2 1 gr 5.7 5.3 5.3 1.1 55 %
Kualitas Minyak Goreng Bekas
3 2 gr 1.5 0.5 1.2 1.3 91 % Sebelum Penambahan Karbon Aktif
4 3 gr 1.2 1.3 1.2 1.2 90 %

Berdasarkan hasil pemeriksaan


Berdasarkan tabel 3 diatas dapat dilihat laboratorium awal diperoleh bahwa
bahwa kadar bilangan peroksida pada minyak goreng bekas mengandung kadar
minyak goreng bekas mengalami bilangan peroksida yang tinggi. Hal ini
penurunan setelah penambahan berbagai dikarenakan penggunaan minyak goreng
kadar karbon aktif 1 gr, 2 gr, dan 3 gr berulang-ulang dengan pemanasan suhu
berturut-turut yaitu sebesar 55 %, 91 % tinggi. Kandungan bilangan peroksida
dan 90 %. yang melebihi ambang batas tersebut
dapat mengakibatkan gejala
Berdasarkan hasil uji kolmogorov atherosclerosis, kanker dan jantung
smirnov, distribusi populasi yang diwakili koroner (Ketaren, 1986). Hal ini berkaitan
sampel berdistribusi normal. Berdasarkan dengan pemanasan berlebihan yang dapat
hasil uji kesamaan varians, diperoleh mengubah asam lemak tak jenuh menjadi
bahwa varians data populasi darimana gugus peroksida, asam lemak trans, dan
data sampel ditarik adalah seragam senyawa radikal bebas lainnya (Walujo
(homogen). Berdasarkan hasil uji Anova dalam Hartin, 2008).
One-Way diperoleh bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara kadar bilangan Berdasarkan pengamatan warna minyak
peroksida minyak goreng bekas sebelum goreng bekas diperoleh bahwa kualitas
dan setelah penambahan berbagai kadar minyak goreng bekas secara fisik kurang
karbon aktif. Setelah uji Anova, dihitung baik terlihat dari warna yang kuning
nilai Koefisien Keragaman yaitu sebesar kecoklatan dan berbau tengik.
9,2 %, maka uji lanjutannya Penggunaan minyak berkali-kali akan
menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil meningkatkan perubahan warna menjadi
yang menunjukkan bahwa perbedaan rata- coklat sampai kehitam-hitaman akibat
rata kadar bilangan peroksida sebelum adanya kotoran dari bumbu bahan
dan setelah penambahan karbon aktif penggoreng dan bercampurnya zat dari
adalah berbeda nyata dengan masing- bahan yang digoreng ke dalam minyak
masing nilai p < 0,05. tersebut ( Winarno, 1992).

5
Penambahan karbon aktif sebagai meningkatkan kemampuan adsorpsi dari
adsorben pada minyak goreng bekas adsorben tersebut (Sembiring, 2003).
mampu menyerap bilangan peroksida.
Adapun proses penyerapan bilangan Setelah dilakukan penambahan karbon
peroksida oleh karbon aktif adalah aktif dengan berbagai kadar yaitu 1 gr, 2
melalui tiga tahap yaitu bilangan gr, dan 3 gr menunjukkan adanya
peroksida terjerap pada bagian luar perubahan warna yang sama yaitu
karbon aktif, kemudian bergerak menuju menjadi kuning keemasan dan jernih serta
pori-pori karbon dan terjerap ke dinding tidak berbau tengik. Proses penyerapan
bagian dalam dari karbon aktif. Karbon zat warna oleh karbon aktif sama halnya
aktif sebagai adsorben hanya bersifat dengan proses penyerapan bilangan
menyerap, tidak terdekomposisi atau peroksida. Karbon aktif menyerap zat
berekasi setelah digunakan. warna sekaligus kotoran yang terdapat
pada minyak goreng bekas yang
Persentase penurunan kadar bilangan dihasilkan dari bumbu bahan yang
peroksida yang terjadi dengan perlakuan digoreng. Karbon aktif dapat menyerap
berbagai kadar karbon aktif menunjukkan zat warna sebanyak 95-97 % dari total zat
semakin banyak kadar karbon aktif yang warna yang terdapat dalam minyak.
digunakan semakin tinggi penurunan Karbon aktif juga dapat menyerap
kadar bilangan peroksida. Namun, sebagian bau yang tidak dikehendaki
penambahan karbon aktif ke dalam yang terdapat pada minyak goreng bekas
minyak goreng bekas untuk menyerap (Ketaren,2005).
bilangan peroksida tersebut juga perlu
disesuaikan dengan volume minyak Dilihat dari kadar bilangan peroksida dan
goreng, karena apabila kadarnya penjernihan warna pada minyak goreng
berlebihan maka dapat mengakibatkan bekas yang dihasilkan setelah
kejenuhan karbon aktif. Kejenuhan penambahan berbagai kadar karbon aktif,
tersebut terlihat pada penambahan 3 gr menunjukkan bahwa karbon aktif efektif
karbon aktif ke dalam 100 gr minyak dalam menurunkan kadar bilangan
goreng bekas yang menghasilkan kadar peroksida dan penjernihan warna pada
bilangan peroksida sebesar 1,2 meq/kg. minyak goreng bekas. Hanya saja
Kemampuan karbon aktif menyerap perlakuan ini memiliki kelemahan saat
bilangan peroksida pada penambahan 2 gr proses penyaringan minyak dengan
karbon aktif tidak berbeda nyata menggunakan kertas saring yang
dibandingkan dengan penambahan 3 gr membutuhkan waktu ± 5 jam.
karbon aktif.
Kesimpulan dan Saran
Pada permukaan adsorben terdapat situs Kesimpulan
aktif yang jumlahnya sebanding terhadap
luas permukaan adsorben, sehingga bila 1. Bilangan peroksida minyak goreng
situs aktif pada permukaan dinding sel bekas sebelum penambahan karbon
adsorben telah jenuh oleh adsorbat dan aktif adalah sebesar 12 meq/kg yang
mencapai kemampuan adsorbsi melebihi standar mutu Departemen
maksimal, maka penambahan konsentrasi Perindustrian SNI 3741-1995.
karbon aktif tidak lagi dapat 2. Bilangan peroksida minyak goreng
bekas setelah penambahan 1 gr, 2 gr,
6
dan 3 gr karbon aktif berturut-turut Daftar Pustaka
adalah sebesar 5,4 meq/kg, 1,1
meq/kg, dan 1,2 meq/kg. Djatmiko, B & Enie, A.B, 1985, Proses
3. Persentase penurunan kadar bilangan Penggorengan dan Pengaruhnya
peroksida setelah penambahan 1 gr, 2 terhadap Sifat Fisiko-Kimia Minyak
gr, dan 3 gr karbon aktif berturut-turut dan Lemak, Agro-industri Press,
adalah sebesar 55 %, 91 % dan 90 %. Bogor.
4. Pada penambahan karbon aktif masing- Fatoni, K.D, 2012, Analisis Lemak dan
masing 1 gr, 2 gr, dan 3 gr ke dalam Angka Peroksida, Sweetheart,
minyak goreng bekas menyebabkan Bandung.(http://dwikrisnafatoni-
perubahan warna dari kuning sweetheart.blogspot.com/2012/11/ang
kecoklatan menjadi kuning keemasan ka-peroksida.html),
dan jauh lebih jernih. Ginting, F, 2011, Pemurnian Minyak
5. Kadar karbon aktif yang paling efektif Jelantah dengan Menggunakan Zeolit
dalam menurunkan kadar bilangan Aktif dan Arang Aktif, Departemen
peroksida dan penjernihan warna pada Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
minyak goreng bekas adalah kadar 2 gr Pertanian USU, Medan.
karbon aktif. Ketaren, S, 1986, Pengantar Teknologi
Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press,
Saran Jakarta.
Ketaren, S, 2005, Pengantar Teknologi
1. Bagi masyarakat khususnya pedagang Minyak dan Lemak Pangan, UI-Press,
gorengan atau bahan makanan lain Jakarta.
yang diolah menggunakan minyak Khairunisa, R, 2008, Kombinasi Teknik
goreng sebagai perantara dapat Elektrolisis dan Teknik Adsorpsi
menggunakan karbon aktif untuk Menggunakan Karbon Aktif Untuk
mengolah minyak goreng bekas yang Menurunkan Konsentrasi Senyawa
mengandung bilangan peroksida yang Fenol Dalam Air, Skripsi Program
cukup tinggi dan berwarna kecoklatan Studi Kimia Fakultas Matematika dan
samapi kehitam-hitaman yang kurang Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
menarik dari segi fisik. Indonesia, Jakarta.
2. Diharapkan kepada pemerintah Lokmanto, B.A, 2010, Evaluasi Bilangan
setempat agar memperhatikan kondisi Peroksida dan Titik Asap Minyak
lingkungan dan memberikan Goreng, Jurusan Teknologi Hasil
penyuluhan tentang kualitas minyak Pertanian Fakultas Pertanian
goreng yang memenuhi syarat Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
kesehatan untuk digunakan (http://anggibithoilmupangan.blogspo
masyarakat. t.com/2010/05/evaluasi-bilangan-
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan peroksida-dan-titik.html)
untuk melakukan penelitian dengan Kusnaedi, 2010, Mengolah Air Kotor
menggunakan karbon aktif dalam Untuk Air Minum, Penebar Swadaya,
bentuk padatan/balok dan meneliti Bandung.
keluhan kesehatan sehubungan dengan
penggunaan minyak goreng bekas
yang mengandung kadar bilangan
peroksida yang tinggi.
7
Sembiring, M.T., Sinaga, T.S, 1998,
Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya), Jurusan Teknik
Industri Fakultas Teknik USU,
Medan.
Sembiring, M.T., Sinaga, T.S, 2003,
Arang Aktif (Pengenalan dan Proses
Pembuatannya), Jurusan Teknik
Industri Fakultas Teknik USU,
Medan.
Sinaga, S.S, 2010, Pengaruh
Penambahan Sari Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L) Terhadap
Bilangan Peroksida, Bilangan Iodin,
dan Bilangan Asam dari Minyak
Goreng Bekas, Skripsi FMIPA USU,
Medan.
Wijana, S., Hidayat, A., & Hidayat, N,
2005, Mengolah Minyak Goreng
Bekas, Trubus Agrisarana, Surabaya.
Winarno, F.G, 1992, Kimia Pangan dan
Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.

You might also like