Professional Documents
Culture Documents
Abstract: in The Project To Build A House Specifically For Children in The Tribe (SAD) Can Not Be
Abstract: in The Project To Build A House Specifically For Children in The Tribe (SAD) Can Not Be
Manajemen Risiko Proyek Pembangunan Rumah Khusus Suku Anak Dalam (SAD)
Provinsi Jambi
Abstract: In the project to build a house specifically for children in the tribe (SAD) can not be
released with the risk, this is caused by the uniqueness of the project related to the social / culture of
the beneficiary community itself and also the condition of the land which is directly adjacent to the
original occupancy of the tribal children in the forest. Risks that occur have an impact on the parties
involved in them, risks such as delays in the completion of the project on the construction of special
houses for tribal children can occur due to poor management. This study aims to identify the risks
that occur at the planning, implementation, post-construction stage, analyze the risks that most house
construction is specifically for tribal children in and provide recommendations for handling (risk
mitigation actions). The research method is qualitative with the number of respondents as many as 40
respondents selected by purposive sampling. The scope of this research is the project to build a
special house for children in the SNVT Satker for the Provision of Housing in Jambi Province in
2017-2018, namely in Merangin and Sarolangun districts. Data collection techniques in the form of
data on house construction projects specifically for children in tribes, literature studies,
questionnaires and interviews. Data processing by technique refers to the risk matrix (AS / NZS
4360) with a rating scale of 1-4 (L) low, 5-9 (M) medium, 10-16 (H) high, 17-25 (E) extreme. There
are 84 identified risk type variables obtained from previous research literature studies. The results of
the assessment of the dominant risks that have an impact on costs and time show differences in
perception based on each representative element of the respondents then put it in ranking (1-10) in
sequence. The results of the analysis of interviews of causes and treatment of dominant risk factors
can be minimized by recommending risk mitigation actions at each stage of the project, including the
planning, procurement / tender, implementation (construction) and maintenance stages. The type of
risk at each stage of the project must be accounted for by the parties involved in the project.
influential or dominant occurs in.
pada pembangunan rumah khusus suku anak tingkatan resiko tersebut. Menurut The
dalam (SAD) wilayah III Provinsi Jambi dan Standards Australia/ New Zealand Standard
memberikan usulan penanganan (aksi mitigasi (AS/NZS, 2004) masing-masing risiko dinilai
risiko). secara kualitatif dalam lima kategori
(Wantouw and Mandagi, 2014).
MANAJEMEN RISIKO 3. Mitigasi Risiko
Pengertian Manajemen Risiko Mitigasi risiko terdiri dari dua macam,
(Flanangan and Norman, 1993) yaitu pertama mengurangi kemungkinan
mendefinisikan manajemen risiko adalah cara terjadinya resiko melalui penanganan pada
untuk mengidentifikasi dan mengukur seluruh sumber resiko dan pemicu terjadinya peristiwa
risiko dalam suatu proyek atau bisnis sehingga yang berisiko. Kedua adalah mengurangi
dapat diambil keputusan bagaimana mengelola dampak bila resiko tersebut terjadi.
risiko tersebut. Manajemen risiko adalah suatu
upaya penerapan kebijakan peraturan dan METODE PENELITIAN
upaya-upaya praktis manajemen secara Penelitian ini dilakukan dengan metode
sistematis dalam menganalisa pemakaian dan kualitatif pada proyek pembangunan rumah
pengontrolan risiko untuk melindungi pekerja, khusus suku anak dalam (SAD) dilingkungan
masyarakat dan lingkungan (Tjakra and Satker SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi
Sangari, 2011; Sepang et al., 2013; Rumimper, Jambi yaitu ; Kabupaten Merangin Tahun
Sompie and Sumajouw, 2015). 2017 (25 unit), berada di Desa Sialang Kec.
Pamenang dengan konstruksi bangunan semi
Proses Dalam Manajemen Risiko permanen. Kabupaten Sarolangun 2017 (25
Manajemen risiko menyoroti berbagai unit), berada di Desa Sekamis Kec. Cermin
tindakan, mengindentifikasi (Risk Nan Gedang. Konstruksi bangunan semi
Indentification), menilai (Risk Assessment), permanen. Kabupaten Merangin Tahun 2018
pengontrolan dan meminimalkan risiko (Risk (23 unit), berada di Desa Lantak Seribu Kec.
minimise and control) yang boleh terjadi Renah Pemenang. Konstruksi rumah
selama proyek berjalan secara permanen. Kabupaten Sarolangun 2018 (57
sistematis.(Sandyavitri, 2015) unit), berada di Desa Lubuk Jering Kec. Air
1. Identifikasi Risiko Hitam konstruksi rumah panggung
Kegiatan identifikasi risiko adalah Teknik pengumpulan data diawali dengan
mengidentifikasi kondisi-kondisi identifikasi risiko melakukan tinjauan
ketidakpastian yang menimbulkan risiko, literature dari penelitian sebelumnya,
sumber risiko serta pengaruhnya (Tjakra and kuesioner, dan interview. Identifikasi
Sangari, 2011). Risiko dapat dikenali dari responden penelitian kepada pemilik proyek
sumbernya (source), kejadian (event), dan (owner), pada penelitian ini tidak terdapat
akibatnya (effect). Yang dimaksud dengan konsultan perencana karena desain berupa
sumber risiko adalah kondisi yang dapat protipe dan DED Kabupaten setempat,
memperbesar kemungkinan terjadinya risiko. kontraktor, dan konsultan supervisi. Disajikan
Sedangkan event adalah peristiwa yang pada Tabel 1. Selanjutnya responden interview
menimbulkan pengaruh (effect) yang sifatnya pada Tabel 2;
dapat merugikan dan menguntungkan. Tabel 1. Responden Penelitian
Identifikasi risiko adalah awal yang penting No Responden Jumlah %
dalam manajemen risiko yang berguna dalam
1 Owner 33 82,5%
setiap tahapan proyek. Dengan identifikasi
risiko setiap tahapan proyek akan membantu 2 Kontraktor 3 7,5%
dalam penilaian proyek. 3 Konsultan Supervisi 4 10%
2. Analisa dan Evaluasi Risiko TOTAL 40 100%
Risiko dianalisis dengan Tabel 2. Responden Interview
mengkombinasikan nilai likelihood
No Responden Jumlah
(probabilitas atau frekuensi) dan consequences
1 Pemilik Proyek
(dampak atau efek). Likelihood dan
A. Kasatker 1
consequences dari tiap risiko akan menentukan
B. PPK 1
270 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL
material, kualitas material yang kurang baik, dari pihak-pihak yang terlibat terhadap
volume dan tipe material tidak tepat, kelebihan penanganan risiko dilapangan terkait dengan
penggunaan material (waste material), bidang kerja, tugas dan tanggung jawab.
komunikasi tidak efisien terkait pemesanan Risiko-risiko yang dominan terhadap
material, kekurangan tempat penyimpanan pembangunan rumah khusus suku anak dalam
material, pencurian material, perubahan di Provinsi Jambi dari yang paling tinggi
material dari owner, kerusakan/kehilangan secara berurutan, dapat dilihat pada Tabel. 4;
peralatan, dan perlengkapan proyek, peralatan Tabel 4. Risiko-risiko dominan proyek
tidak lengkap, peralatan yang sudah tidak pembangunan rumah khusus suku anak
layak, keterlambatan pengiriman peralatan, dalam Provinsi Jambi
kesalahan penempatan peralatan, pemilihan Kode Jenis risiko Nilai Rang
peralatan yang kurang tepat, kesulitan king
transportasi alat berat ke lokasi proyek, D1 Change order order 15(H) 1
huruhara/kerusuhan, sabotase, mogok kerja, (perubahan dalam proyek
demonstrasi, pemalakan lokasi proyek, budaya konstruksi yang meliputi
dan adat istiadat masyarakat sekitar lokasi pergantian, pengurangan,
proyek, hubungan masyarakat/terganggunya penambahan atau
masyarakat disekitar proyek, gangguan warga penghilangan pekerjaan
sekitar lokasi proyek, karakteristik unik setelah kontrak
masyarakat yang dikaitkan dengan ditandatangani)
kepercayaan tanah leluhur, kesalahan manusia, I8 Karakteristik unik 13(H) 2
kegagalan peralatan, kondisi kesehatan, masyarakat yang dikaitkan
prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dengan kepercayaan tanah
(K3), kondisi lokasi yang sulit dijangkau, leluhur
kondisi lokasi dan site yang buruk yang D3 13(H) 3
kurang baik, kondisi pembebasan lahan yang Perubahan jadwal
sulit, kurangnya pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
memonitor, sikap monitoring yang kurang K1 Kondisi lokasi yang sulit 12(H) 4
baik, prosedur pengawasan yang tidak sesuai, dijangkau
lemahnya pengawasan dalam kontrak, dan K3 Kondisi pembebasan lahan 12(H) 5
pengawas yang jarang berada di lapangan. yang sulit
Dan 10 variabel risiko pada tahap pasca A3 Keterlambatan 12(H) 6
konstruksi diantaranya; Konstruksi tidak perizinan/birokrasi
berfungsi, kegagalan Bangunan, sanksi, uji K2 Kondisi site/lokasi yang 11(H) 7
coba gagal, mutu akhir tidak sesuai, perawatan buruk
rutin masih kurang, rumah kosong tidak H7 Kesulitan transportasi alat 11(H) 8
dihuni, penerima ganda, menolak bantuan berat ke lokasi proyek
rumah, dan ingin pindah lokasi. E1 Keadaan alam/cuaca 10(H) 9
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas I7 Gangguan warga sekitar 10(H) 10
Berdasarkan uji validitas terdapat 2 (dua) lokasi proyek
variabel risiko tidak valid yaitu perubahan
lingkup pekerjaan, dan desain yang salah dan Dari tabel 4. memperlihatkan untuk 10
tidak lengkap lihat (lampiran 2), dua (2) peringkat risiko-risiko yang dominan dalam
variabel tidak valid tidak diikutkan ketahapan kategori risiko tinggi. Change order menjadi
selanjutnya. Hasil pengujian realibilitas factor utama yang berpengaruh dimana
diperoleh nilai alpha cronbach (rac) = 0.9818 menurut penelitian terdahulu umumnya selalu
kuesioner sangat reliabel dan dapat diterima. berpengaruh terhadap biaya langsung,
Penilaian Risiko perpanjangan waktu dan biaya biaya dampak
Penilaian sumber risiko berdasarkan (Widhiawati, Ida Ayu Rai Wiranata, Anak
responden terdapat perbedaan terhadap Agung, Wirawan, 2016). Change order
penilaian sumber risiko antara pemilik proyek, berpengaruh terhadap kinerja waktu adalah
kontraktor, dan konsultan supervisi ketidaksesuaian antara gambar dan keadaan
dipengaruhi karena adanya perbedaan persepsi lapangan , spesifikasi yang tidak lengkap,
detail yang tidak jelas, cuaca dan keadaaan karena sulitnya koordinasi antar pihak yang
alam lainnya (Gumolili, Sompie and Rantung, terkait, pada saat proses perizinan IMB
2012). Karakteristik unik masyarakat yang sedang berjalan ada resuffle di Pemkab,
dikaitkan dengan kepercayaan tanah leluhur, proses ulang dari awal yang menandatangani
(Prasetijo, 2013) menyatakan bahwa orang proses proses tersebut berubah/berganti.
rimba/suku anak dalam mempunyai cara Gangguan warga sekitar lokasi proyek (SAD)
bertahan yang unik dengan budayanya. berupa kehilangan material dan menganggap
Pemerintah harus memfasilitasi orang rimba material tersebut bisa dijual dikarenakan
yang ingin berubah dan yang ingin Ketidakpahaman suku anak dalam yang tidak
mempertahankan adatnya. Yang terpentig mengeyam pendidikan, bagi mereka itu
dalam program permukiman adalah pemandangan yang baru dan aneh,
mengakomodir budaya orang rimba sebagai komunikasi dilakukan melalui tumenggung
sumber dan bentuk modal social, maka dan mengajak SAD bekerjasama melakukan
inventaris setiap jenis kearifan local pekerjaan yang tidak membutuhkan
masyarakat penting untuk dilakukan. keahlian/memberi lapangan kerja untuk
Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan mereka”
akan berdampak pada kinerja waktu dan Menurut responden C “Perencanaan
penambahan biaya, adanya change order dilakukan tidak turun kelokasi, untuk lokasi
dalam tahapan pelaksanaan sehingga perlu sarolangun Tahun 2018 menggunakan DED
penyesuaian jadwal pelaksanaan dilapangan, Pemkab Setempat, sehingga perlu dilakukan
para pihak yang terlibat dalam proyek harus penyempurnaan terhadap DED tersebut dan
memperhatikan tahapan perencanaan. Karena melakukan perhitungan ulang tanpa
factor-faktor penyebab change order dalam mengurangi jumlah unit rumahnya, terjadi
tahap ini mempunyai pengaruh yang dominan penambahan waktu pelaksanaan karena
terhadap terhadap kinerja waktu pelaksanaan keterlambatan pelaksanaan dari faktor lahan
proyek. Semakin baik perencanaan, dapat yang belum clean & clear, ditambah
meminimalisir terjadinya change order lambatnya komunikasi dan koordinasi dengan
(Sulaiman and Azmeri, 2017), Factor-factor pemkab setempat mengenai land clearing dan
lain yang menyebabkan perubahan jadwal mobilisasi alat berat kelokasi terkait jadwal
adalah kondisi cuaca ekstrim, dan penambahan penggunaan alat berat, selanjutnya faktor
lingkup kerja disebabkan oleh factor cuaca hujan dan akses masuk yang kurang
perubahan kondisi alam. memadai mempengaruhi akses mobilisasi
Mitigasi Risiko peralatan dan material”a
1. Penyebab & penanganan terhadap risiko- Menurut responden D “Lokasi berada
risiko dominan didalam hutan taman nasional bukit dua belas
Menurut responden A “Desain awal dan sebagian berada pada perkebunan warga,
prototype menyebabkan terjadinya change jauh dari permukiman warga umumnya,
order sehingga pada akhirnya terjadi dibutuhkan waktu tambahan untuk persiapan
perubahan desain menyesuaikan kondisi lahan karena pada saat setelah
lapangan dan penyesuaian jadwal penandatanganan dan penyerahan lokasi,
pelaksanaan.” lokasi belum clean and clear atau belum di
Menurut resonden B “Change order land clearing, faktor cuaca hujan pada saat
terjadi karena adanya beberapa pekerjaan pelaksanaan akses mobilisasi terhambat,
yang tidak terduga yang dipengaruhi oleh melakukan komunikasi dan koordinasi dengan
faktor kebiasaan /budaya SAD yang masih pihak terkait mengkondisikan masalah lahan”
sangat kuat dalam kehidupan sehari-hari dan Sedangkan menurut responden E “Change
akses jalan masuk tidak memadai, sulit order dilakukan sebagai penyempurnaan DED
dijangkau, diperparah lagi jika cuaca hujan Pemkab Sarolangun dengan mengganti
perlu dilakukannya koordinasi dengan beberapa material seperti material atap yang
kontraktor dan pemkab setempat untuk digunakan, karena atap andulin susah
melakukan penimbunan. Lambatnya diperoleh dan menggantinya dengan atap
pengurusan legalitas dari Pemkab setempat multiroof pasir dengan pertimbangan tidak
terkait perizinan hak guna lahan dan IMB, berisik karena suku anak dalam takut dengan
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 273
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL
N Pengambil N Pengambil
Tahapan Aksi Mitigasi Tahapan Aksi Mitigasi
o Tindakan o Tindakan
Melakukan TP mempersiapkan jadwal & K
pendekatanpartisipatif land clearing dengan
dalam keterlibatan baik sebelum proyek
pengambilan keputusan pelaksanaan dimulai
agar dapat bekerjasama Mempersiapkan tipe alat PD,
secara aktif pada upaya berat yang cocok IDT,
upaya pembangunan. digunakan dilapangan & PP
Pemberdayaan button-up TP dan menjadwalkan alat
berat dan biaya alat
Pemberdayaan TP
dilapangan (sewa/beli)
didasarkan pada
serta berkoordinasi
indikator-indikator
dengan pihak terkait
keberhasilan yang
yang terlibat dalam
disesuaikan dengan
proses pembangunan.
konteks kebudayaan
b Tahap Ijin yang diberikan IDT &
lokal, orientasi kepada
nilai kebudayaan Perizinan harus telah memenuhi PP
mayoritas, mengacu persyaratan administrasi
kepada konsep desa dengan menganalisis
(fisik, keruangan, & secara detail terhadap
sosial) dan tidak hanya objek
berorientasi kepada Ketegasan dan IDT &
pembangunan fisik yang komitmen dalam PP
menekankan kepada pemberian IMB harus
pembangunan sesuai dengan tata ruang
permukiman. c Tahap Proses Perencanaan KP, PP
2 Tahap Pengadaan/Pelelangan pelaksan harus detail dan matang &K
a Tahap Proses pengadaan PPBJ, aan dan agar tidak menghambat
Pengada sebaiknya menggunakan PP pengaw proses pelaksanaan
an cara kompetisi yang fair. asan konstruksi
Melakukan risk PPBJ, Pengawasan KS, PT
assessment terhadap PP penggunaan material &K
dokumen pengadaan dan harus diperhatikan
kepada konsultan dan dengan baik pada saat
kontraktor yang akan atau akan digunakan
melaksanakan pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan KP,
3 Tahap Pelaksanaan/Konstruksi harus sesuai dengan K, &
a gambar dan spek, KS
Tahap PCM dan verifikasi PD,
Persiapan teknis ke lokasi sebelum IDT, PP Pelaksana bangunan K
pelaksanaan proyek, & K harus memiliki keahlian
umumnya dilakukan yang cukupberdasarkan
assessment terhadap pengalaman bukan
proposal dokumen dan standar
dilakukan verifikasi Tidak adanya budaya K
faktual terhadap apa ‘mencuri’ spesifikasi
yang tercantum dalam baik olah tukang
dokumen maupun pelaksana
Kooordinasi terkait PD, Membangun dengan MPB,
proses land clearing dan IDT, PP
ISSN 2599-2081 Fakultas Teknik UMSB 275
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL
N Pengambil N Pengambil
Tahapan Aksi Mitigasi Tahapan Aksi Mitigasi
o Tindakan o Tindakan
cara melibatkan warga KS, PT membangun komunikasi
SAD untuk bergotong &K yang baik dengan warga
royong dan bekerjasama masyarakat penerima
membuka lapangan bantuan (SAD) agar
pekerjaan, pekerjaan tidak menimbulkan
yang tidak kegaduhan atau
membutuhkan keahlian mengganggu ketenangan
khusus tentunya. lingkungan
Mengkoordinasikan PP, KS, Pengawas harus selalu KS &
suplier dan konsultan PT & K berada di lapangan, PT
supervisi untuk pengawas berada
mengawasi seluruh dilokasi lebih lama dan
kegiatan pembangunan lebih awal, dan
terhadap sub kontraktor memungkinkan untuk
jika ada menginap apabila lokasi
Penjadwalan pemesanan K & KS jauh dan sulit dijangkau
material dan mobilisasi Membuat laporan rutin KS
arus material dan alat. harian, mingguan dan
Ketersediaan tenaga K bulanan sebagai bahan
kerja dan menjadwalkan pertimbangan dan bahan
jam kerja tenaga kerja yang perlu dirapatkan.
Menyiapkan gudang K Keterlambatan KS
untuk penyimpanan pengadaan material dan
peralatan dan material alat proyek, dapat
diatasi dengan
Membuat rencana KS
kerjasama dan hubungan
terhadap organisasi
baik bersama supplier
dilapangan
yang bertanggung jawab
Membuat pengendalian KS & K
Kecekatan membuat KS
terhadap waktu
shop drawing agar
pelaksanaan
proyek dapat tetap
Membuat laporan K & KS berjalan sesuai rencana
harian, mingguan dan
Menyelesaikan dengan KS
bulanan terkait progres
mutu/kualitas paling
pelaksanaan
tidak sama dengan yang
Koordinasi dan MPB, ditentukan dalam
komunikasi intens PP, PT, spec/perencanaan
terhadap semua unsur K & KS
Menyelesaikan dengan KS
yang terlibat terkait
biaya dan waktu
proses pelaksanaan
perencanaan lebih kecil
dilapangan
atau sama dengan
Komitmen bersama tim K & KS kontrak.
menyukseskan proyek
3 Tahap Pemeliharaan
Koordinasi dan PP, K, a Tahap Perlu adanya perawatan PP
komunikasi intens PT & Pemeli rutin, Perawatan rutin
terhadap semua unsur KS haraan sering dianggap
yang terlibat terkait
pemborosan perawatan
proses pelaksanaan
penting dilakukan
dilapangan, serta
276 Fakultas Teknik UMSB ISSN 2599-2081
EISSN 2599-2090
Vol. 3 No.2 Juni 2020 Rang Teknik Journal
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/RANGTEKNIKJOURNAL