Professional Documents
Culture Documents
Aninditia Sabdaningsih Mitologi Dan Sains Bledug Kuwu Di Kabupaten Grobogan
Aninditia Sabdaningsih Mitologi Dan Sains Bledug Kuwu Di Kabupaten Grobogan
net/publication/322741563
CITATIONS READS
0 4,945
1 author:
Aninditia Sabdaningsih
Universitas Diponegoro
22 PUBLICATIONS 21 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Gene Mining of Sediment Mangrove Microbiome to Track the Antimicrobial Resistance (AMR) in Mud Crabs (Scylla spp.) Natural Habitat View project
PMDSU: Sponge Associated Fungi and Its Antibacterial Activity View project
All content following this page was uploaded by Aninditia Sabdaningsih on 05 November 2018.
Aninditia Sabdaningsih
Research Fellow
Tropical Marine Biotechnology Laboratory Diponegoro University
Departemen Sumberdaya Akuatik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang Semarang 50275
Email: aninditia@gmail.com
Abstract
Bledug Kuwu is a unique mud volcano phenomenon located at Kuwu, Kradenan district,
Grobogan Regency, Central Java. This area is far away from marine environment; however, this
area contains high salinity hence none of plant and animal can live on this area. People believe
about myth of arising mud volcano comes from the point where Joko Linglung, a giant snake,
exit and enter the earth. Science has revealed about the origin of Bledug Kuwu and its potential.
In this paper, Bledug Kuwu will be described from the local myth and multidisciplinary sciences.
saat ini telah berusia 289 tahun. Daerah ini Jagad, dan Serat Witoradyo III diketahui
menjadi pusat Kerajaan Mataram dengan ibu bahwa Aji Saka adalah seorang raja yang
kotanya di Medhang Kamulan atau kemudian meninggalkan tahta kerajaannya
SuMedhang Purwocarito atau Purwodadi. dan menjadi seorang Brahmana. Berarti dia
Pada masa kerajaan Medhang dan adalah penganut agama Hindu, sebab
Kahuripan, daerah Grobogan merupakan sebutan untuk Brahmana adalah untuk
daerah yang penting bagi negara tersebut, penganut agama Hindu. Brahmana bagi
sedang pada masa Majapahit, Demak, dan agama Budha disebut sebagai bhiksu. Tetapi
Pajang, daerah Grobogan selalu dikaitkan dari data historis tokoh Aji Saka tidak
dengan cerita rakyat Ki Ageng Sela, Ki pernah ada (hidup). Dengan demikian tokoh
Ageng Tarub, Bondan Kejawan dan cerita ini merupakan tokoh bayangan. Dia
Aji Saka. Pada masa kerajaan Mataram diadakan untuk menunjukkan adanya
Islam, daerah Grobogan termasuk Daerah pengaruh Hinduisme dalam masyarakat
Mancanegara dan pernah menjadi wilayah Jawa. Kebetulan pada waktu itu keadaan
koordinatif Bupati Nayoko Ponorogo masyarakat Medhang Kamulan sedang
Adipati Surodiningrat. Dalam masa Perang resah. Kesempatan ini digunakan oleh Aji
Prangwadanan dan Perang Mangkubumen, Saka (baca umat Hindu) untuk menyebarkan
daerah Grobogan merupakan daerah basis agama Hindu di masyarakat Medhang
kekuatan Pangeran Prangwedana (RM Said) Kamulan. Hal ini dikiaskan dalam lambang
dan Pangeran Mangkubumi. Dalam "desthar" (ikat kepala), yang menjadi tradisi
pekembangan sejarah selanjutnya, atas Jawa, menggunakan ikat kepala. Sedang
ketentuan Perjanjian Giyanti pada tahun kepala adalah tempat otak, pikir, nalar: di
1755, sebagai wilayah Mancanegara, dalam otak itulah tersimpan segala macam
Grobogan termasuk wilayah Kasultanan ilmu pengetahuan manusia. Ikat kepala tadi
bersama-sama dengan Madiun, separuh ketika ditebarkan (dijereng) dapat menutupi
Pacitan, Magetan, Caruban, Jipang seluruh Wilayah Medhang Kamulan. Di
(Bojanegara), Teras Karas (Ngawen), Sela, sinilah pengikut Prabu Dewata Cengkar
Warung (Kuwu-Wirosari) (Soekanto, 1958). harus mengakui kekalahan berebut
Berdasarkan isi dan pola penyajian, pengaruh, dan harus menyingkir dari negeri
yang bersumber pada Serat Sindula atau Medhang (dikiaskan dengan menyeburkan
serat Babad Pajajaran Kuda Laleyan dan diri ke laut menjadi seekor buaya putih).
Serat Witoradyo, cerita Aji Saka merupakan
cerita legendaris, tentang kepahlawanan 2. 2. Keadaan Alam
seorang tokoh dalam lingkup Budaya Jawa Kabupaten Grobogan yang memiliki
(Raffles, 1917, 1930). Di lain pihak cerita relief daerah pegunungan kapur dan
Aji Saka di daerah Kabupaten Grobogan perbukitan serta dataran di bagian
juga merupakan cerita mitologis, yaitu cerita tengahnya, secara topografi terbagi ke dalam
yang bersangkut paut dengan kepercayaan 3 kelompok sebagai berikut.
asli masyarakat. Oleh karena itulah maka (1). Daerah dataran rendah berada
penyajian cerita Aji Saka diciptakan dalam pada ketinggian sampai 50 meter di atas
bentuk cerita "lambang" bagi penetrasi permukaan air laut dengan kelerengan 00-80
budaya Hindu di Jawa. yang meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan
Cerita Aji Saka dapat dikelompokkan Gubug, Tegowanu, Godong, Purwodadi,
sebagai cerita yang mengandung unsur- Grobogan sebelah selatan dan Wirosari
unsur mesianis, yaitu karya penyelamatan sebelah selatan.
umat manusia dari kehancuran. Aji Saka (2). Daerah perbukitan berada pada
sebagai Mesias menghancurkan penguasa ketinggian antara 50-100 meter di atas
kejam: Dewata Cengkar. Berdasarkan permukaan air laut dengan kelerengan 80-
beberapa referensi dari sumber tradisional di 150 yang meliputi 4 kecamatan yaitu
antaranya Serat-serat Jawi Ingkang Tanpa Kecamatan Klambu, Brati, Grobogan
Sekar, Primbon Jayabaya, Serat Jangka sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.
(3). Daerah dataran tinggi berada pada Provinsi Jawa Tengah, dapat ditempuh
ketinggian 100-500 meter di atas permukaan kurang lebih 28 km ke arah timur dari Kota
air laut dengan kelerengan lebih dari 150, Purwodadi. Lokasi Bledug Kuwu dapat
meliputi wilayah kecamatan yang berada di dilihat juga dengan menggunakan Google
sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Earth pada koordinat 7°07’03.90″LS,
Grobogan. 111°07’17.61″BT (Gambar 1). Objek
Berdasarkan letak geografis dan wisata yang menyajikan keajaiban alam ini
reliefnya, Kabupaten Grobogan merupakan luasnya ± 45 hektar. Kawasan wisata yang
Kabupaten yang tiang penyangga secara geografis terletak di dataran rendah
perekonomiannya berada pada sektor bersuhu 28-360C ini menyajikan letupan
pertanian dan merupakan daerah yang gelembung lumpur raksasa yang
cenderung cukup sulit mendapatkan air mengeluarkan percikan air dan garam.
bersih (www.grobogan.go.id). Letupan-letupan tersebut terjadi setiap saat
2. 3. Letak Geografis Bledug Kuwu dan berpindah-pindah tempat dengan diikuti
Bledug Kuwu terletak di Desa Kuwu, asap putih yang menimbulkan aroma
Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, belerang (Giwangkara, 2006).
2. 4. Bledug Kuwu Secara Mitologi pingsan, saat Roro Cangkek sadar dan
2. 4. 1. Legenda melihat wajah ular raksasa tersebut
Di sebuah desa, tinggal sebuah mengingatkannya pada Aji Saka. Ular
keluarga Kaki Grenteng, Nyai Grenteng dan tersebut memanggil Roro Cangkek ibu dan
anak perempuannya Roro Cangkek. Suatu bermaksud mencari Aji Saka yang diakuinya
ketika, Roro Cangkek menyimpan beberapa sebagai ayah. Begitu ular tersebut diberi
telur ayam yang di antaranya memiliki tahu bahwa Aji Saka menjadi seorang raja di
ukuran yang lebih besar daripada umumnya. Medhang Kamulan, si ular undur diri dan
Telur tersebut disimpan di lumbung padi. langsung menghadap ke istana. Prajurit-
Saat Kaki Grenteng membongkar lumbung prajurit istana digemparkan oleh wujud ular
dikarenakan tumpukan padinya tak pernah raksasa dan melapor kepada Prabu Aji Saka,
habis, ia terkejut melihat ada kepala ular dikarenakan ular tersebut dapat berbicara
raksasa yang dapat berbicara seperti dan ingin menemui sang Raja, akhirnya
manusia. Seisi rumah terkejut, Nyai Prabu Aji Saka menghampiri ular tersebut
Grenteng dan Roro Cangkek pun sempat dan menanyakan asal usulnya. Si ular
meyakinkan bahwa dirinya adalah putra diurutlah si anak hingga kesehatannya pulih,
kandung Aji Saka, sang Prabu marah dan dan diberi nama Joko Linglung. Tempat ini
tidak percaya bagaimana bisa seorang berada di pojok timur laut yang masih satu
manusia mempunyai anak seekor ular, sang lokasi dengan Bledug Kuwu, dikeramatkan
Prabu pun belum menikah. Ular pun oleh masyarakat setempat dan dijaga oleh
menceritakan bahwa dulu sang Prabu pernah empat juru kunci. Pada tanggal 1 sampai 9
singgah di rumah Kaki Grenteng, setelah Syuro, banyak yang melakukan tirakatan
bertemu dengan Roro Cangkek, sang Prabu sambil mengerjakan sholat malam,
membuang hajat, kebetulan ada ayam jago memohon berkah dari Allah S.W.T. Joko
yang meminumnya, ayam jago tersebut Linglung lalu berpamitan untuk melanjutkan
bertelur dan telurnya disimpan oleh Roro perjalanannya menuju Medhang Kamulan,
Cangkek, lahirlah si ular. Aji Saka hanya ia menjelma kembali menjadi seekor ular
akan mengakui ular tersebut sebagai anak raksasa dan masuk ke lubang di depannya.
dengan syarat dapat membunuh buaya putih Lubang bekas masuknya Joko Linglung tak
di Samudera Selatan (Laut Kidul) yang lama kemudian penuh berisi lumpur yang
menjadi musuh berbahaya bagi rakyat disusul suara bledug sampai saat ini
Medhang Kamulan dan harus kembali ke (Anonim, 2015).
Medhang Kamulan lewat dasar bumi, jika
tidak berhasil rakyat akan membunuh si 2. 4. 2. Ritual
ular. Ular raksasa ini lalu menghilang bagai Berdasarkan hasil wawancara dengan
kilat menuju Samudera Kidul, si Buaya juru kunci Bledug Kuwu, diperoleh
putih yang sedang berjemur di tepi pantai informasi bahwa unsur magis di Bledug
seketika diserang oleh ular raksasa. Terjadi Kuwu masih kental dan dipercaya memberi
pertempuran yang sengit antara kedua keberuntungan bagi orang-orang yang
binatang tersebut, namun akhirnya buaya mempercayai mitos. Ritual biasanya
putih dapat dililit sekujur tubuhnya dan dilakukan pada hari Kamis atau Jumat.
direndamkan ke dalam air sampai Ritual adat tersebut dilakukan dengan tujuan
menghembuskan nafas terakhir, kepala untuk memperoleh keselamatan dan
buaya ditelan untuk dibawa ke hadapan sang beberapa pengunjung mempercayai bahwa
Prabu Aji Saka (Anonim, 2015). dengan membawa sesajen yang telah
Perjalanan ular raksasa itu untuk ditentukan maka keinginannya akan
pulang ke Medhang Kamulan dari dalam dikabulkan oleh para leluhur yang mendiami
bumi ternyata tak mudah. Perjalanan yang Bledug Kuwu. Adapun sesajen yang
dianggapnya sudah jauh, membuat sang ular diperlukan adalah pisang raja satu sisir
raksasa ingin melihat keadaan luar bumi. untuk laki-laki dan pisang kawista untuk
Kemunculan pertama ular raksasa tersebut perempuan, bunga setaman, kapur sirih, dan
terjadi di Desa Jono Kecamatan air putih. Pengunjung yang melakukan ritual
Tawangharjo Kabupaten Grobogan. Sampai biasanya memiliki keinginan untuk
saat ini daerah ini dikenal sebagai daerah memperoleh jabatan ataupun kekuasaan;
penghasil bleng dan dapat diproses menjadi mereka datang dari berbagai kota dan negara
garam dapur; kemunculan kedua di Desa (Sugiyo, 2015).
Crewek; dan pada kemunculan ketiga, ia
sudah tidak tahan lagi, dan dengan seluruh 2. 5. Bledug Kuwu Secara Sains
kekuatannya ia mengangkat seluruh 2. 5. 1. Geofisika
badannya ke luar. Tempat ketiga inilah Penelitian geofisika di Bledug Kuwu
dikenal dengan nama Bledug yang berada di dilakukan oleh Indriana et al. (2007) dengan
Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan. menggunakan metode Self Potential.
Keajaiban terjadi di sini, tubuh ular raksasa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
menyusut lalu menjadi seorang anak kecil distribusi nilai potensial diri, nilai
yang lumpuh. Seorang dukun bayi yang kedalaman dan sudut polarisasi sumber
melintas melihat keadaan tersebut lalu potensial diri (anomali) di Bledug Kuwu
berdasarkan persebaran nilai isopotensialnya pada nilai -320 mV sampai 20 mV. Pada
sehingga dapat menambah informasi geologi daerah anomali yaitu pada daerah letupan
yang dibutuhkan untuk memprediksi besar nilai potensialnya -140 mV sampai
struktur bawah permukaan di daerah Bledug dengan -160 mV. Di antara 2 Bledug nilai
Kuwu dan sekitarnya yang berhubungan potensialnya paling tinggi yaitu 0 mV. Dari
dengan indikasi adanya laut purba. kontur dapat dianalisis bahwa nilai potensial
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin kecil ke arah Bledug. Nilai potensial
dari peta kontur isopotensial (Gambar 2) yang sangat kecil mengindikasikan daerah
dapat diinterpretasi beberapa anomali yang Bledug adalah daerah yang konduktif
terdapat di sebelah barat dan timur yaitu di (Indriana et al., 2007).
lokasi 2 Bledug besar dan sebelah tenggara
Bledug besar 2. Nilai isopotensial berada
Gambar 3. Profil tampang lintang Bledug dari kiri ke kanan; Bledug 1, Bledug 2,
Bledug sebelah Timur (Tenggara) Bledug 2.
wilayah Yordan. Tetapi bedanya dengan Rekonstruksi spasial dari data satelit
Bledug Kuwu di Purwodadi adalah di dilakukan dengan mengklusterkan digital
Yordan keluaran dari kondisi geologi number. Hasil rekonstruksi spasial dari
tersebut adalah gas metana, sedangkan di pantai utara Jawa jaman purba dan gunung
Purwodadi adalah material lumpur. Mud Muria ditandai dengan warna biru. Fase
vulcano dapat terbentuk di bawah laut (sea sedimentasi ditunjukkan dengan tiga fase
bed). Hanya skalanya sampai ke permukaan utama yang ditandai dengan zona yang
atau tidak, akan ditentukan oleh volume berwarna hijau, coklat dan oranye. Untuk
bahan rombakan subsurface yang mengetahui kebenaran sampel maka model
dibawanya naik (Indriana et al., 2007). rekonstruksi spasial dapat dibandingkan
dengan peta lama De Graaf seperti Gambar
2. 5. 3. Geomatika 4 (Hartoko et al., 2014).
Gambar 4. Peta Lama De Graaf (kiri atas) dan Model Rekonstruksi Spasial Data
Satelit dan Fase Sedimentasi dari Selat Muria Garis Pantai Purba (kanan bawah)
(Hartoko, 2012)