Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

PROGRAM LANSET DM SEBAGAI STRATEGI INTERVENSI

KEPERAWATAN KOMUNITAS DALAM PENGENDALIAN MASALAH


DIABETES MELITUS PADA LANSIA

Diah Ratnawati1* , Juniati Sahar**, dan Henny Permatasari**


*) Program Studi Keperawatan, FIKES UPN ”Veteran” Jakarta
**) Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia Jakarta
Jl. R.S. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan – 12450
Telp. 021 7656971 E-mail: ratnawatidiah@yahoo.co.id

Abstract

Elderly with diabetes mellitus (DM) are a vulnerable population due to multiple risks factors
that need special attention in terms of prevention and treatment. This final scientific papers describing
the program of healthy elderly who suffer from Diabetes Mellitus (LANSET DM) as an intervention
strategy to give service and community nursing care to control DM through the application of
management theory, community as a partner, family entered nursing, preceed - proceed model and
the theory of functional consequences in KelurahanCisalakPasar. Data were collected by interview,
observations, and questionnaires to 106 respondents with a total sampling. Intervention strategies
implemented through: complementary therapies, therapy modalities, family therapy, coaching,
guidance, counseling and health education to self-help groups and support groups for 8 months.
The result shows a significant changes in 47,2 % decreasing of blood sugar levels. The conclusion,
LANSET DM is effective and applicable to be used in the management of service and nursing care
for elderly with DM in terms of prevention, health promotion, and controlling Diabetes. I recommend
that the need for community nurse to develop the program and actively involved in primary, secondary
and tertiary prevention in controlling DM especially in Depok.

Key Words: LANSET DM, Eldery, Support, Community, nursing, care

PENDAHULUAN Peningkatan UHH berbanding lurus dengan


Keberhasilan pembangunan sekarang ini pertumbuhan populasi lanjut usia (lansia) yang
menyebabkan peningkatan Usia Harapan Hidup terus meningkat. Jumlah lansia pada tahun 2009
(UHH) penduduk. Peningkatan UHH bahkan sebanyak 17.985.400, dan tahun 2010 sebanyak
mencapai 70,6 tahun pada tahun 2009 di Indonesia 18.575.000 (Badan Pusat Statistik, 2012). Jumlah
(Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010a). Hasil lansia di Jawa Barat sebanyak 13% dari 40.737.594
Susenas di Jawa Barat menunjukkan bahwa UHH penduduk (Badan Perencanaan Daerah Propinsi
mencapai 63,8 sampai 68 tahun pada tahun 2004 Jawa Barat, 2007). Hasil laporan PKK di Kelurahan
dan menurut BPPS UHH Kota Depok adalah 73,1 Cisalak Pasar menunjukkan jumlah lansia sebanyak
tahun pada tahun 2009 (Bappeda Kota Depok dan 5,27% (941 jiwa) dari total penduduk (Kelurahan
Badan Pusat Statistik Kota Depok, 2009; Redaksi, Cisalak Pasar, 2011).
2012). Kecamatan Cimanggis sebagai salah satu Lansia merupakan kelompok usia akhir yang
kecamatan yang terdapat di Kota Depok adalah memiliki berbagai perubahan (baik fisik, mental,
UHH yaitu 73,66 tahun pada tahun 2009 (Bappeda dan sosial) akibat proses penuaan dan merupakan
Kota Depok dan Badan Pusat Statistik Kota Depok, suatu proses alami yang dihadapi oleh seluruh
2009). manusia dan tidak dapat dihindarkan (Miller, 2012).
Perubahan masa lansia membuat kelompok lansia
1 Kontak Person : Diah Ratnawati berisiko terjadi gangguan atau penyakit fisik, mental
Prodi Keperawatan, FIKES UPNV Jakarta maupun interaksi sosial sehingga lansia disebut
Telp. 021 7656971
sebagai kelompok at risk. Pada lansia akan muncul

UPN "VETERAN" JAKARTA


berbagai penyakit yang disebabkan oleh penurunan diketahui bahwa jumlah lansia yang menderita DM
fungsi organ dan akibat kumulatif dari gaya hidup di Kelurahan Cisalak Pasar adalah 106 lansia.
lansia ketika muda, misalnya diabetes melitus Lansia dengan DM menambah beban bagi
(Greene, Merendino, dan Jibrin, 2009; Grundy, keluarga dan negara karena meningkatkan biaya
2006; Glumer dkk., 2006). kesehatan dalam pengelolaan dan pemberantasan
Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan penyakit (Arief, 2011; Suharko, 2012). Oleh karena
salah satu penyakit kronis yang banyak diderita itu, kelompok lansia membutuhkan pengobatan,
oleh lansia. Lansia menderita DM jika konsentrasi perawatan, dan pencegahan komplikasi DM secara
glukosa darah dalam keadaan puasa pagi hari lebih tepat. Menurut Ramachandran (2012) bahwa upaya
atau sama dengan 126 mg/ dl, atau kadar glukosa preventif memberikan biaya yang efektif dalam
darah 2 jam setelah makan lebih atau sama dengan mencegah perkembangan DM lebih lanjut dan
200 mg/ dl, atau lebih dari 200 mg/ dl pada menurunkan komplikasi. Preventif DM difokuskan
pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu pada modifikasi faktor risiko, misalnya resistensi
(Soegondo, 2008). Prevalensi DM diperkirakan terhadap insulin dan obesitas dengan melakukan
terus mengalami peningkatan. Jumlah penderita perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
DM di dunia pada tahun 2003 mencapai lebih dari Penatalaksanaan diabetes melitus terdiri dari:
200 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat edukasi, terapi gizi, latihan fisik dan farmakologis
menjadi 333 juta orang pada tahun 2025 (Soegondo, (Aziza, 2007; Soegondo, Soewondo, dan Subekti,
2008). Sementara itu, International of Diabetic 2011).
Federation (IDF) dalam risetnya menemukan Hasil pengkajian terhadap 106 orang lansia
sebanyak 366 juta orang di dunia menderita DM di Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis
pada tahun 2011 dan kemungkinan diprediksi akan diketahui lansia mempunyai pengetahuan kurang
meningkat menjadi 552 juta orang pada tahun tentang penyakit diabetes melitus dan perawatannya
2030 (IDF Diabetes Atlas, 2012). (43,4%), sikap negatif tentang perawatan diabetes
Negara Indonesia dewasa ini menduduki melitus (49,1%), keterampilan kurang tentang
urutan keempat jumlah penderita DM terbanyak perawatan diabetes melitus (51,9%), dan perilaku
di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat perawatan DM kurang baik ditandai dengan 20%
pada tahun 2000 yang lalu dan diprediksi bertahan tidak pernah mengontrol kadar gula darah secara
pada urutan tersebut pada tahun 2030 yang akan rutin, 35% tidak pernah mengatur diet dan pola
datang (Wild dkk., 2004). International of Diabetic makan untuk penderita DM, dan 28% tidak pernah
Federation (IDF) mengatakan bahwa dari 125 juta melakukan latihan fisik. Hasil focus group
penduduk Indonesia yang berusia 20 tahun keatas discussion yang dilakukan pada lansia yang datang
pada tahun 2000, diperkirakan sebanyak 5,6 juta ke Posbindu RW 5 didapatkan hasil: sebagian besar
orang menderita DM (dengan asumsi prevalensi lansia yang menderita DM mengatakan tidak pernah
sebesar 4,6%), dan jumlah ini akan meningkatkan mengatur jadwal makannya, lansia tidak pernah
menjadi 8,2 juta orang pada tahun 2020 (Soegondo, menakar makannya sehari-hari, lansia kurang
Soewondo, dan Subekti, 2011). Hasil Riset mendapatkan pendidikan kesehatan tentang diet
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 DM dengan gizi seimbang. Lansia dengan DM
mendapatkan prevalensi DM penduduk perkotaan jarang mengatur jenis, jumlah dan jadwal makannya.
Indonesia sebesar 5,7% dan propinsi Jawa Barat Hasil wawancara dengan kader Posbindu
4,2% (Balitbangkes Depkes RI, 2007). RW 5 didapatkan data: banyak lansia yang terkena
Prevalensi lansia yang menderita DM di DM karena gaya hidup yang tidak sehat, akan tetapi
Indonesia menurut Riskesdas (2007) berkisar 3,7%, belum ada kegiatan untuk cara mengendalikan
sedangkan di daerah Jawa Barat adalah 1,3%. Data masalah kesehatan lansia tersebut; RW 5 belum
dari Puskesmas Cimanggis tahun 2011 didapatkan ada kegiatan khusus untuk pengendalian DM pada
bahwa DM menempati urutan ketiga dari penyakit lansia; kegiatan Posbindu lebih banyak untuk
terbanyak yang diderita lansia setelah hipertensi kegiatan pengukuran tekanan darah, pengukuran
dan artritis, dengan jumlah 13,17%. Data tahun tinggi badan, penimbangan berat badan dan
2012 menunjukkan kunjungan lansia penderita DM pengobatan; dan pendidikan kesehatan untuk lansia
di Puskesmas Cimanggis sebanyak 85 orang. terkait pengendalian DM jarang dilakukan.
Sementara itu, berdasarkan hasil pengkajian Hasil pengkajian tersebut menjadi dasar

UPN "VETERAN" JAKARTA


disusunnya program promotif, protektif dan Melitus Self Management dan Social Support
preventif agar lansia dengan DM dan masyarakat (DSME) merupakan hal terpenting dalam perawatan
yang berisiko DM dapat memiliki perilaku yang diabetes karena tidak hanya berisi pendidikan
lebih baik dalam perawatan DM. Pelaksanaan kesehatan tapi juga pengaktifan dukungan sosial
program promosi kesehatan telah direncanakan sehingga individu dengan DM dapat berperilaku
dan disepakati pada lokakarya mini pertama agar manajemen diri yang efektif bagi kesehatannya
dapat meningkatkan kesehatan lansia dengan (Mensing dkk., 2007). Berdasarkan penelitian, ada
masalah DM. hubungan antara DSME dengan meningkatnya
Upaya promosi kesehatan dalam pengetahuan diabetes dan perilaku manajemen diri
pengendalian DM dapat dilakukan lansia di rumah serta hasil klinis yang lebih baik (Norris, Engelgau,
(Depkes RI 2008; American Diabetes Association, dan Venkat Narayan, 2001; Philis-Tsimikas dkk.,
2012) meliputi: mengendalikan asupan nutrisi, 2004). Namun, intervensi manajemen diri sendiri
berolahraga secara teratur, menggunakan obat sesuai tidak memungkinkan individu untuk mempertahan-
resep, memantau kadar gula darah, memiliki sistem kan perubahan perilaku tanpa dukungan sosial
rujukan, berusaha mencari informasi tentang (Norris, Engelgau, dan Venkat Narayan, 2001).
penyakit diabetes melitus, dan melakukan perawatan Program T2DM Self Management Social
kaki. Pengelolaan makanan ditujukan untuk Support yang diambil dari jurnal kesehatan ini
pengendalian glukosa, lemak, tekanan darah dan menunjukkan bahwa intervensi yang berbasis
berat badan. Latihan fisik dilakukan secara teratur dukungan sosial ini efektif untuk diberikan di
oleh penderita DM untuk memperbaiki kontrol masyarakat (McEwen, Pasvogel, Gallegos, dan
gula darah. Manajemen obat dapat membantu Barera, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penderita DM untuk mencapai kadar gula darah T2DM Self Management Social Support mempu-
yang stabil. Sistem rujukan meliputi kontrol rutin nyai hubungan terhadap dukungan sosial dan
gula darah. Pencarian informasi mengenai DM manajemen perilaku diri pada kelompok usia
mencakup pengertian, tanda dan gejala, komplikasi, dewasa berisiko DM di Meksiko. Penelitian lain
dan penatalaksanaan. Perawatan kaki mencegah juga menunjukkan bahwa pemberian dukungan
timbulnya luka, harus dilakukan setiap hari di sosial efektif dalam manajemen diri diabetes dan
rumah dan secara berkala memeriksakan kaki ke ditunjukkan dari hasil klinik (Ingram, Torres,
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kondisi Redondo, Bradford, dan O’Toole, 2007; Van Dam
neoropati, vaskularisasi, kondisi ulkus, dan dkk, 2005). Hasil penelitian yang berkaitan dengan
perubahan bentuk kaki (ADA, 2012; Eddy dan program promosi kesehatan menunjukkan hasil
Price, 2009). yang efektif pemberian pendidikan kesehatan
Perawatan yang diberikan pada lansia yang terhadap perubahan dan terkendalinya HbA1c,
menderita DM difokuskan pada upaya prevensi tekanan darah, lipid, dan IMT pada klien dengan
dan promosi kesehatan. Prevensi dan promosi diabetes tipe 2 (Salinero-Fort dkk, 2011).
kesehatan lansia dengan DM dapat dilakukan Integrasi strategi yang diambil dari T2DM
dengan dukungan keluarga, kelompok dan Self Management Social Support dimodifikasi
masyarakat. Metode itu dikenal dengan nama Type dengan formulasi baru yaitu program Lansia Sehat
2 Diabetes Self-Management Social Support dengan DM (LANSET DM). Program LANSET
Intervention (T2DM Self-Management Social DM ini menambahkan penanganan dini pada lansia
Support Intervention) yang terdapat didalamnya dan keluarga dengan terapi komplementer seperti
Diabetes self-management education (DSME) yang terapi herbal dengan daun sirih merah dan relaksasi
merupakan program intervensi yang diinisiasikan BEBAS DM (Berkombinasi Benson, Meditasi dan
pada tahun 2001 di negara bagian dari US. Afirmasi Stres DM). Perawatan mandiri dalam
(McEwen, Pasvogel, Gallegos, dan Barera, 2010). program ini juga dilatih seperti perawatan kaki dan
Program intervensi tersebut menggunakan senam kaki. Strategi program ini dengan membuat
strategi pemberdayaan kemampuan individu sebagai pencegahan lansia berisiko dan pemantauan lansia
klien dan dukungan sosialnya. Strategi intervensi dengan DM melalui Kartu Pemantauan Mandiri
untuk mengatasi masalah DM difokuskan pada Lansia DM (KPM Lansia DM) terhadap penilaian
Diabetes Melitus Self Management dan Social status gizi lansia, kebutuhan kalori perhari,
Support yang diberikan secara dini. Diabetes kecukupan aktifitas fisik dan kekebalan stres.

UPN "VETERAN" JAKARTA


Intervensi keperawatan yang dilakukan dengan judul ”Pengendalian DM pada lansia dengan
dengan menggunakan LANSET DM adalah Program LANSET DM di Kelurahan Cisalak Pasar
memberikan pendidikan kesehatan tentang DM Kecamatan Cimanggis Kota Depok”.
pada lansia serta penerapan LANSET DM,
pemberdayaan keluarga dalam penerapan LANSET METODE PENELITIAN
DM dalam keluarga, pembentukan kelompok Kerangka Konsep, Profil Wilayah dan Program
pendukung dengan lansia DM serta kerjasama Inovasi
dengan lintas sektoral dan lintas program terkait Perawat komunitas mengelola praktik
pengendalian kadar gula darah sehingga lansia pelayanan dan asuhan keperawatan pada kelompok
sehat dengan DM. Pendidikan kesehatan diberikan lansia yang menderita DM dengan menggunakan
dengan cara penyuluhan kesehatan, pelatihan atau teori dan model manajemen keperawatan, communi-
penyegaran kader lansia, dan penyebaran leaflet. ty as partner, family center nursing, preceed-proceed
Rencana kegiatan ini dirancang untuk memberikan models dan konsekuensi fungsional (Anderson dan
bekal pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik McFarlane, 2011; Friedman, Bowden, dan Jones,
pada lansia dalam rangka pengelolaan DM. Selain 2003; Marquis dan Huston, 2012; Miller, 2012).
pada lansia, pembekalan juga dilakukan bagi kader Integrasi kelima teori dan model tersebut digunakan
posbindu dan masyarakat yang berisiko DM. dalam proses keperawatan yang dimulai dari
Kegiatan dilaksanakan di wilayah Kelurahan pengkajian faktor risiko dan manajemen keperawa-
Cisalak Pasar dengan melibatkan lansia yang tan, mengidentifikasi diagnosis keperawatan,
menderita DM dan kader. membuat intervensi untuk mencapai hasil yang
Penyuluhan kesehatan dilaksanakan dalam diharapkan, implementasi keperawatan, dan
4 sesi. Sesi pertama tentang pengetahuan DM secara melakukan evaluasi terhadap efektifitas dari
umum meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, implementasi yang diberikan (Miller, 2012).
komplikasi dan penatalaksanaan DM. Sesi kedua Hasil pengkajian diketahui Kelurahan Cisalak Pasar
tentang manajemen diet DM, demonstrasi memiliki luas wilayah 165 km_ berada dalam
perawatan kaki, senam kaki dan senam diabetes. wilayah Kecamatan Cimanggis Depok. Kelurahan
Sesi ketiga tentang terapi komplementer herbal Cisalak Pasar terdiri dari 9 RW, dengan jumlah
daun sirih merah, modalitas relaksasi “BEBAS lansia (usia ≥ 60 tahun) sebanyak 941 orang, terdiri
DM” dan akupresur yang bisa digunakan untuk dari lansia laki-laki berjumlah 517 orang dan lansia
membantu pengendalian DM. Sesi keempat tentang wanita berjumlah 424 orang (Kelurahan Cisalak
penanganan pertama komplikasi akut. Selain Pasar, 2011). Berdasarkan observasi yang dilakukan
penyuluhan kesehatan, juga dilakukan penyebaran terhadap 106 lansia yang menderita DM didapatkan
leaflet dan penyegaran kader. Penyegaran kader hasil bahwa terlihat lansia merokok di sembarang
bertujuan untuk menjadikan kader sebagai tempat, seperti kantor kelurahan, warung makan,
penggerak dan role model kesehatan bagi ataupun di rumah mereka; dan 36,8% lansia lebih
masyarakat sehingga memiliki keterampilan yang banyak duduk sambil menonton TV dalam mengisi
lebih dalam menangani masalah DM. waktu luangnya.
Program LANSET DM merupakan strategi Hasil wawancara dengan Ketua RT dan RW
intervensi keperawatan diperuntukkan untuk lansia 05 mengatakan kurangnya fasilitas olahraga yang
berisiko dan lansia dengan DM dengan mengaktif- dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Selain itu,
kan 3 komponen yaitu lansia, keluarga dan masyara- menurut kader, masyarakat jarang melakukan
kat melalui kader kesehatan. Peran perawat keseha- olahraga karena sudah disibukkan dengan pekerjaan
tan komunitas (Community Health Nurses) dalam sehari-hari. Kader mengatakan belum terdapatnya
program tersebut sebagai tenaga kesehatan yang kelompok olahraga atau kegiatan olahraga bersama
menempati posisi promotor dan fasilitator utama masyarakat di wilayahnya. Kemudian beberapa
untuk pencegahan bagi aggregate lansia berisiko masyarakat mengatakan tidak sempat atau tidak
dan promosi kesehatan dalam meningkatkan status memiliki waktu untuk berolahraga atau malas
kesehatan populasi bagi aggregate lansia dengan melakukan latihan fisik (khususnya laki-laki).
diabetes melitus. Penerapan asuhan keperawatan Beberapa warga juga mengatakan tidak mengetahui
komunitas menggunakan program LANSET DM manfaat serta perbedaan dari olahraga dan aktivitas.
ini dituangkan dalam laporan karya ilmiah akhir Beberapa lansia mengatakan merokok itu dapat

UPN "VETERAN" JAKARTA


memberikan ketenangan, rileks, kenyamanan diri. untuk mengelola dan mengendalikan komplikasi
Hasil lain yang diperoleh dari penyebaran (ganggren dan amputasi) pada lansia dengan DM
kuesioner kepada 106 orang lansia di Kelurahan sehingga dapat meningkatkan kemandirian lansia
Cisalak Pasar diketahui lansia penderita DM dalam melakukan deteksi dini, pencegahan dan
sebanyak 50%, 70% lansia memiliki kebiasaan perawatan kesehatannya secara aktif yang berarti
makan makanan yang berisiko terhadap DM (seperti akan dapat menurunkan angka ketergantungan dan
nasi, gula dan roti), 38,75% lansia mengatakan beban finansial terhadap keluarga yang merawat
mengkonsumsi teh dan kopi lebih dari tiga kali lansia.
sehari, 35% lansia tidak dapat mengatur porsi dan Program LANSET DM menitikberatkan pada
jenis makanan yang dikonsumsi, dan 36% lansia pemberdayaan masyarakat sehingga sangat
tidak melakukan olahraga secara rutin. diperlukan kerjasama seluruh pihak terutama
Berdasarkan hasil kuesioner juga didapatkan Puskesmas, keluarga dan kader. Kegiatan yang
data bahwa sebanyak 88,6% keluarga dengan lansia dilakukan dalam program inovasi ini adalah
memiliki pengetahuan yang tinggi tentang DM; membentuk kelompok pendukung LANSET DM
sebanyak 43% lansia memiliki tanda-tanda DM (KP LANSET), kartu pengontrolan mandiri (KPM
seperti mudah lapar, mudah haus, mudah lelah, LANSET DM), dan kelompok swabantu LANSET
sering BAK di malam hari, penglihatan kabur gelap, DM (KS LANSET DM) yang membantu perawat
dan penurunan berat badan drastis 3 bulan terakhir; komunitas dalam melanjutkan pelaksanaan program
61,4% lansia jarang memanfaatkan fasilitas LANSET DM di wilayah Kelurahan Cisalak Pasar.
kesehatan untuk pemeriksaan kadar glukosa secara Kegiatan program ini bertujuan untuk pemantauan
teratur; 84,1% warga tidak memperoleh informasi dan pengelolaan masalah kesehatan lansia dengan
kesehatan dari kader/ petugas kesehatan mengenai DM.
DM. Selain itu, terdapat 57% keluarga dengan Prosedur kegiatannya, apabila ditemukan
lansia memiliki perilaku yang negatif dalam lansia dengan risiko dan masalah DM dengan
mencegah DM dan terdapat 50% keluarga dengan maupun tanpa keluhan maka diberikan KPM dan
lansia memiliki sikap yang buruk dalam mengatasi pelayanan langsung untuk mengatasi masalah
DM. kesehatannya. Selanjutnya lansia dapat memantau
Penguatan data juga didapatkan dari kesehatannya dengan KPM, berkunjung ke
wawancara dengan kader Posbindu bahwa pelayanan kesehatan maupun dikunjungi kader
penyuluhan kesehatan tentang pencegahan DM LANSET DM. Kader LANSET DM sebagai
belum pernah dilakukan secara komprehensif, kelompok pendukung bagi lansia dengan DM
belum adanya penyuluhan kesehatan mengenai dibentuk dan diberikan sosialisasi tentang
DM yang holistik dengan memperhatikan penatalaksanaan masalah DM, penggunaan KPM
biopsikospiritual lansia sehingga berdampak pada dan pemantauan kesehatan lansia dengan
kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap menggunakan KPM untuk menilai status kesehatan
pencegahan, penanganan DM di rumah, kurang lansia terkait masalah DM. KP LANSET DM
patuhnya terhadap pengobatan. Kegiatan pembinaan memiliki peranan dalam membantu lansia untuk
kader juga belum pernah dilakukan secara khusus memelihara dan mengelola kesehatannya dengan
untuk pengendaliaan DM pada lansia sehingga wujud adanya kunjungan rumah yang dilakukan
kader kurang terlatih. Kurang terampilnya kader kader untuk menilai status kesehatan lansia.
menyulitkan pelaksanaan program tentang Keberhasilan program LANSET DM ini
pencegahan dan pengendalian DM pada lansia. dipengaruhi oleh tersedianya sarana dan prasarana,
Penyakit DM yang terjadi pada lansia tersebut adanya kader dan tenaga kesehatan, dan yang paling
membutuhkan intervensi dari perawat komunitas. utama kemauan lansia untuk sehat, serta dukungan
Perawat komunitas memberikan strategi intervensi sosial dari keluarga maupun orang terdekat bahkan
yang paling utama dengan program inovasi Lansia masyarakat.
Sehat dengan DM (LANSET DM) yang merupakan Pelaksanaan program LANSET DM terdiri
modifikasi T2DM Self Management Social Support dari dua tahap. Tahap pertama, perawat komunitas
untuk mengendalikan kadar gula darah pada melakukan intervensi 8 bulan sampai dengan 1
individu, keluarga, dan kelompok lansia dengan tahun dengan melatih sejumlah kader dalam
DM. Program LANSET DM juga sangat diperlukan kelompok pendukung. Tahap kedua, para kader

UPN "VETERAN" JAKARTA


yang melakukan pelatihan dan memberikan yang tinggi. Kejadian kadar gula darah yang tinggi
dukungan sosial kepada lansia dan keluarga dalam yang terjadi pada lansia pun dapat terjadi karena
intervensi 8 bulan untuk DM. Keefektifan program beberapa faktor risiko seperti kebiasaan makan
diukur setelah data dikumpulkan pada pre- atau diet tinggi gula, tinggi lemak, kurang olahraga,
intervention dan post-intervention dalam waktu stres, dan juga melakukan aktivitas atau kegiatan
kurang lebih 8 bulan. Perawat komunitas mengguna- di rumah yang berlebihan atau yang tidak sesuai
kan kuesioner demografi, kuesioner penilaian dengan kondisi fisik lansia, sehingga muncul
pengetahuan DM, dan perilaku manajemen diri diagnosis keperawatan keluarga yang paling sering
(nutrisi, aktivitas fisik, dan tingkat stres lansia). adalah ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Penilaian dengan KPM untuk menilai hasil tindakan pada keluarga dengan lansia.
fisiologis dari nilai gula darah dan IMT. Hasil yang diperoleh setelah melakukan inter-
vensi keperawatan pada keluarga lansia dengan
HASIL DM menunjukkan bahwa pengetahuan,
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Keperawa- keterampilan dan sikap keluarga dalam mengelola
tan Komunitas DM semakin baik yang ditandai dengan keluarga
Perumusan masalah manajemen keperawatan mampu mengenal masalah DM, memutuskan untuk
berdasarkan hasil analisis diagram fishbone. melakukan penanganan terhadap masalah DM,
Masalah yang muncul dipilih melalui prioritas, merawat lansia dengan DM khususnya dengan
antara lain: 1) Belum optimalnya sistem monitoring melakukan perawatan kaki, senam kaki, senam
dan evaluasi kesehatan lansia dengan DM di DM dan relaksasi “BEBAS DM” maupun akupresur
Kelurahan Cisalak Pasar; 2). Belum optimalnya DM, memodifikasi lingkungan atau menciptakan
pelaksanaan program, mekanisme perawatan, lingkungan yang kondusif, serta menggunakan
perhatian dan dukungan sosial pada lansia dengan fasilitas kesehatan yang tersedia. Selain itu juga
DM oleh kader di Kelurahan Cisalak Pasar. tingkat kemandirian keluarga mengalami
Hasil dari evaluasi intervensi manajemen peningkatan yang sangat baik, antara lain sebesar
pelayanan komunitas adalah: 1) Adanya struktur 60% keluarga mampu mencapai tingkat
kepengurusan KP LANSET DM; 2) Pengetahuan kemandirian IV dan 40% keluarga hanya mencapai
anggota KP LANSET DM mengalami peningkatan tingkat kemandirian III.
dari rata-rata pre-test 7,83 menjadi rata-rata post-
test 9,00 dengan p-value 0,041; 3) Sikap anggota Asuhan Keperawatan Komunitas
KP LANSET DM mengalami peningkatan dari Diagnosis keperawatan komunitas
rata-rata pretest 17,50 menjadi rata-rata posttest berdasarkan hasil perhitungan skoring dalam
19,42 dengan p-value 0,019; 4) Perilaku anggota menentukan prioritas dengan proses penapisan
KP LANSET DM mengalami peningkatan dari (Ervin, 2002) adalah: 1) Ketidak efektifan
rata-rata pretest 16,92 menjadi rata-rata posttest pemeliharaan kesehatan pada kelompok lansia
19,08 dengan p-value 0,051; 5) Anggota KP dengan DM di Kelurahan Cisalak Pasar; dan 2)
LANSET DM mengatakan ada hambatan dalam Risiko koping tidak efektif pada kelompok swabantu
melakukan kegiatan manajemen diet DM, lansia dengan DM di Kelurahan Cisalak Pasar.
perawatan kaki, senam kaki, senam DM, terapi Evaluasi dari intervensi keperawatan
relaksasi “BEBAS DM”, dan akupresur DM yang komunitas yang telah dilakukan untuk mengatasi
dikarenkan belum menguasai secara mendalam diagnosis keperawatan ketidakefektifan
pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan pada kelompok lansia
banyak waktu untuk belajar dan latihan secara dengan DM adalah: 1) Terjadi peningkatan
terus-menerus. pengetahuan KS LANSET DM (rata-rata pre-test
29,40 dan rata-rata post-test 31,36); 2) Terjadi
Asuhan Keperawatan Keluarga peningkatan sikap KS LANSET DM (rata-rata
Hasil pengkajian yang dilakukan terhadap pretest 45,43 dan rata-rata posttest 50,11); 3) Terjadi
sepuluh keluarga lansia dengan DM mempunyai peningkatan perilaku KS LANSET DM (rata-rata
keunikan masing-masing terkait masalah yang pretest 55,26 dan rata-rata posttest 65,02); 4) Terjadi
dialami, namun kondisi yang tidak dapat dihindari peningkatan persepsi KS LANSET DM (rata-rata
bahwa lansia rata-rata mengalami kadar gula darah pretest 122,08 dan rata-rata posttest 130,00); 5)

UPN "VETERAN" JAKARTA


Terjadi penurunan kadar gula darah yang tinggi Menyikapi keadaan tersebut penulis telah
pada KS LANSET DM setelah melakukan relaksasi membentuk program LANSET DM yang juga
“BEBAS DM” (rata-rata glukosa darah pretest melakukan pembinaan dalam bentuk pelatihan dan
256,30 mg/dL dan rata-rata glukosa darah KS penyegaran kader sebagai anggota KP LANSET
posttest 208,68 mg/dL). DM terkait peningkatan peran dan fungsi dalam
Evaluasi dari intervensi keperawatan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok
komunitas yang telah dilakukan untuk mengatasi lansia tentang penanggulangan DM pada lansia.
diagnosis keperawatan risiko koping tidak efektif Hal ini sesuai dengan pendapat McNamara (1999
pada kelompok swabantu lansia dengan DM, adalah dalam Huber, 2006) yang menyatakan bahwa
1) Pelaksanaan program kegiatan LANSET DM pengorganisasian sumber daya manusia dapat
di 3 RT dalam RW 05 dihadiri oleh kader dan dilakukan dengan melakukan pelatihan dan
kelompok lansia dengan DM; 2) Program posbindu pengembangan. Upaya pelatihan dan penyegaran
setiap bulan dilakukan pada masing-masing RW; anggota KP LANSET yang dilakukan menunjukkan
3) Kelompok lansia dengan DM dapat melakukan hasil yang positif terhadap tingkat pengetahuan,
pemeriksaan kadar gula darah secara rutin pada sikap dan perilaku. Evaluasi terhadap program
saat kegiatan KS LANSET DM; 4) Teridentifikasi pembinaan lansia dengan DM menunjukkan bahwa
kelompok lansia dengan DM pada salah satu RW; terbentuknya adanya struktur kepengurusan KP
5) Kelompok lansia sangat senang karena telah LANSET DM.
terbentuk KS LANSET DM dan kegiatannya pada Hasil penelitian lain yang dilakukan di
salah satu RW yang dilakukan pemantauan status Puskesmas Wilayah Kotamadya Jakarta Barat
kesehatan lansia khususnya kadar gula darah; 6) menunjukkan bahwa kondisi yang berkaitan dengan
KS LANSET DM sangat termotivasi dengan adanya pengorganisasian terutama adanya sumber daya
program LANSET DM yang membuat kadar gula manusia di dalam sebuah organisasi termasuk dalam
darah lansia yang sebelumnya tinggi telah kategori baik yaitu sebanyak 50,7% dan juga
mengalami penurunan. menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara pengorganisasian terhadap pelaksanaan
PEMBAHASAN perkesmas dengan nilai p = 0,024 (Ratnasari,
Pengelolaan Manajemen Pelayanan Setyowati, dan Kuntarti, 2012).
Keperawatan Komunitas Teori juga menunjukkan bahwa terbentuknya
Pengelolaan pelayanan keperawatan komunitas struktur sebuah organisasi yang ditempati oleh
pada aggregate lansia dengan DM sudah menggu- masing-masing SDM tentu dengan pembagian tugas
nakan pendekatan manajemen dari fungsi perenca- masing-masing setiap SDM yang terdapat di dalam
naan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawa- struktur kepengurusan tersebut (Gillies, 1994;
san, namun pada praktiknya terlihat belum efektif Marquis dan Huston, 2012).
sehingga perlu diupayakan penyelesaian masalah Menurut analisis penulis terbentuknya sebuah
tersebut untuk mendapatkan hasil yang optimal. organisasi atau struktur kepengurusan dalam hal
Salah satu bentuk program pembinaan lansia selama ini adalah KP LANSET DM memberikan manfaat
ini yang telah dicanangkan oleh Pemerintah adalah yang positif bagi penanganan masalah DM pada
Posbindu, dan sekarang fokus dari pelaksanaan lansia baik di keluarga maupun di kelompok karena
Posbindu ke arah penyakit tidak menular. KP LANSET DM sebagai sebuah wadah organisasi
Pembuatan program lansia demi tentu mempunyai anggota atau kepengurusan
meningkatkan angka cakupan pelayanan kepada dengan tugasnya masing-masing. Kepengurusan
lansia di masyarakat tidak ditunjang oleh kualitas KP LANSET DM yang telah terbentuk dapat
pelayanan. Kader sebagai motor penggerak program membantu pelayanan kesehatan dalam menangani
lansia dalam wadah Posbindu kurang terampil lansia dengan DM. Keikutsertaan anggota
dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya masyarakat dalam KP LANSET DM menunjukkan
masalah DM. Fungsi pengorganisasian akan optimal bahwa masyarakat mau berpartisipasi aktif
jika di dukung adanya sumber daya baik manusia membantu pemerintah dalam menangani masalah
atau bukan manusia yang cukup, sehingga hasil DM pada lansia.
yang diharapkan optimal dapat terwujud (Marquis Upaya peningkatan program LANSET DM
dan Huston, 2006). juga dilakukan dengan meningkatkan kerjasama

UPN "VETERAN" JAKARTA


lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan Hasil penelitian yang dilakukan terhadap
pembinaan kesehatan kelompok lansia diabetes hubungan dukungan memperbaiki perawatan diri
mellitus belum mendapat dukungan penuh dari di rumah pada lansia dengan DM (Wardha, 2012).
pihak Dinas Kesehatan, Puskesmas, Lurah, LPM, Hasil penelitian lain juga tentang diabetisi dengan
TP PKK, dan Pokjakes. Dukungan ini juga dapat dukungan keluarga non suportif berpeluang 19,74
meningkatkan motivasi anggota KP LANSET DM kali mengalami kadar gula darah yang buruk
dalam melaksanakan dan mengikuti kegiatan. dibandingkan diabetisi dengan dukungan keluarga
Namun disini residen masih menemukan kendala suportif. Status kesehatan anggota keluarga menurut
sehubungan dengan belum dilakukan supervisi teori dari Maglaya, dkk. (2009) sangat dipengaruhi
secara berkala terhadap kinerja dan kemampuan juga oleh kemampuan keluarga dalam
kader dalam pelaksanaan kegiatan program. melaksanakan tugas perawatan kesehatan keluarga
Kegiatan pengelolaan pelayanan manajemen yang mencakup lima tugas yaitu keluarga mengenal
keperawatan komunitas pada kelompok lansia masalah kesehatan, keluarga mengambil keputusan
sudah berjalan namun belum optimal, keadaan ini yang tepat, keluarga merawat anggota keluarga,
tentunya masih menjadi target dan upaya residen keluarga mampu memodifikasi lingkungan, dan
untuk terus menlanjutkan program binaan demi keluarga menggunakan fasilitas kesehatan. Tugas-
pencapaian hasil yang maksimal. tugas tersebut memberikan makna bahwa keluarga
Hambatan dalam pelaksanaan manajemen mampu memotivasi, memberi kebebasan, serta
kesehatan komunitas yaitu kader merupakan tenaga memberikan perlindungan dan keamanan untuk
sosial sehingga dalam pelaksanaan kegiatannya mencapai potensi diri bagi anggota keluarga
untuk mengelola kesehatan masyarakat tidak (Friedman, Bowden, dan Jones, 2003).
mendapatkan penghasilan. Pendanan kegiatan Menurut analisis penulis kondisi tersebut
selama ini dengan swadana, kader mencari bantuan menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas perawatan
dana secara mandiri. Hal tersebut mempengaruhi kesehatan keluarga yang optimal ditunjang juga
penyediaan KPM LANSET DM maka bisa oleh peningkatan kemandirian keluarga tentu dapat
menimbulkan kesulitan pengadaannya walaupun meningkatkan kesehatan lansia dengan DM dan
biaya yang dikeluarkan relatif murah, tetapi untuk juga yang mengalami kecemasan, terutama
proses selanjutnya diperlukan dukungan dana. kemampuan keluarga dalam merawat anggota
Berdasarkan hal itu, Puskesmas dan Dinas keluarga yang mengalami DM dan cemas dengan
Kesehatan perlu memberikan dukungan dengan melakukan relaksasi “BEBAS DM” dapat
bantuan anggaran dana bagi kegiatan ini. menurunkan kadar gula darah yang tinggi dan
memberikan ketenangan atau relaksasi bagi keluarga
Asuhan Keperawatan Keluarga yang mengalami kecemasan.
Keluarga merupakan suatu sistem, sehingga Pengelolaan pelayanan kesehatan untuk lansia
jika salah satu anggota keluarga mengalami masalah dengan DM memerlukan pemberdayaan lansia dan
atau sakit, maka akan mempengaruhi anggota keluarga sebagai strategi utama dengan bentuk
keluarga yang lainnya. Fokus proses keperawatan kegiatan berupa berbagai terapi komplementer yang
akan menjadi sangat bervariasi, tergantung pada dilakukan bersama dalam kelompok. Menurut
konseptualisasi perawat terhadap keluarga dalam analisis penulis menunjukkan bahwa integrasi dari
praktek yang dilakukannya (Friedman, 2003). berbagai terapi komplementer dalam program
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan LANSET DM memberikan pengaruh yang cukup
untuk meningkatkan derajat kesehatan seluruh signifikan terhadap penurunan kadar gula darah
anggota keluarga dengan menggunakan preventif yang tinggi pada lansia yang mengalami DM.
primer, sekunder maupun tersier. Berbagai Kondisi tersebut terjadi karena selain secara
intervensi diberikan kepada keluarga mencakup langsung residen melakukan terapi-terapi
pengertian, faktor risiko penyebab DM, tanda dan komplementer dalam paket kegiatan yang frekuensi
gejala, serta komplikasi dari DM, selain itu juga pemberiannya dalam kegiatan kelompok dilakukan
intervensi yang diberikan berupa pengaturan diet 2-3 kali dalam seminggu selama 8 bulan yang dapat
DM yaitu diet rendah gula dan rendah lemak, mengendalikan kadar gula darah, juga dapat
olah’raga untuk DM, dan yang paling ditonjolkan mengurangi faktor risiko DM seperti cemas, stress
adalah terapi relaksasi “BEBAS DM. atau banyak pikiran, sehingga paket program

UPN "VETERAN" JAKARTA


LANSET DM memberikan kontribusi yang besar ketergantungan khususnya dalam upaya proteksi
dalam menurunkan kadar gula darah yang tinggi dan promosi kesehatan. Kelompok pendukung
pada lansia. (social support group) merupakan suatu bentuk
Hambatan yang terjadi saat pelaksanaan dukungan sosial yang diberikan kepada orang lain
intervensi keperawatan keluarga adalah seringkali dengan tujuan untuk promosi kesehatan atau saling
keluarga lansia khususnya anak atau pasangan memotivasi.
hidup baik suami maupun istri mengalami Intervensi melalui kelompok telah digunakan
penurunan motivasi dalam menerapkan perawatan terhadap masalah antara lain kegemukan, DM dan
diabetes mellitus seperti malas menyiapkan menu hasilnya mengindikasikan intervensi kelompok
diet DM, tidak teraturnya menjadwalkan makan pendukung cukup bermanfaat pada kelompok
dengan mengingatkan lansia untuk makan sesuai lansia. Badriah (2012) juga telah melakukan
jadwal, rendahnya dukungan dari anggota yang penelitian terhadap pasien DM melalui kelompok
lain terutama komunikasi efektif. pendukung sebagai komponen yang integral dengan
Anggota keluarga berfungsi dalam keluarga melakukan kegiatan antara lain konseling dan
untuk memberi dukungan informasional secara intervensi. Badriah (2012) telah merekomendasikan
tepat dalam mengatasi masalah baik alternatif yang gabungan intervensi kelompok pendukung dalam
dapat dilakukan antara lain dengan meninggalkan prevensi dan penanganan masalah kesehatan fisik
media informasi berupa leaflet maupun modul serta sangat efektif dan bermanfaat.
jadwal menu bagi anggota keluarga yang lain agar Bentuk intervensi keperawatan yang sangat
mereka tetap memperoleh informasi yang sama efektif adalah dengan membentuk kelompok
sehingga mereka tetap mampu untuk memberikan pendukung yang dapat diintegrasikan kedalam
arahan dan motivasi keluarga lansia terkait masalah kelompok kader kesehatan untuk pencegahan dan
kesehatan yang dialami, dan alternatif kedua adalah penanganan lansia dengan gangguan integritas kulit
dengan melibatkan kader di RT setempat, dengan akibat diabetes mellitus juga telah dilakukan oleh
tujuan kader akan dapat meneruskan informasi residen. Proses kelompok adalah suatu bentuk
kepada keluarga. intervensi keperawatan komunitas yang dilakukan
bersamaan dengan masyarakat melalui
Asuhan Keperawatan Komunitas pembentukan peer group atau social support
Kehidupan sehari-hari lansia tidak terlepas berdasarkan kondisi dan kebutuhan masyarakat
dari manusia sebagai makhluk sosial yang saling (Stanhope dan Lancaster, 2004; Hitchock, Schuber
berhubungan dan ketergantungan. Dukungan sosial dan Thomas, 1999). Peran serta masyarakat sebagai
sangat penting dalam pelaksanaan praktik sarana pengembangan kemampuan yang
keperawatan komunitas lansia yang mempunyai berkontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan
kecendrungan ketergantungan khususnya dalam mereka sendiri, sehingga termotivasi untuk
upaya promosi kesehatan. Pembentukan kelompok memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi
merupakan suatu bentuk intervensi keperawatan (Depkes, 2003).
komunitas yang melibatkan masyarakat seperti Kelompok ini ditempuh dengan membentuk
keluarga dan kelompok berisiko tinggi melalui KP LANSET DM dengan harapan adanya
pembentukan kelompok atau bekerja sama dengan kelompok dari-oleh-untuk-masyarakat yang
kelompok yang telah ada untuk meningkatkan memperhatikan populasi lansia di wilayahnya
kualitas kerja (Stanhope dan Lancaster, 2004). sehingga dapat secara mandiri mengatasi masalah
Implementasi terkait asuhan keperawatan yang muncul pada populasi tersebut. Kelompok
komunitas yang sudah dilakukan selama praktik lansia lain adalah kelompok swabantu. Kelompok
dengan membentuk KP LANSET DM. swabantu merupakan himpunan atau kesatuan dari
Pembentukan kelompok ini cukup efektif lansia yang hidup bersama dimana hubungan
membangun motivasi lansia dan masyarakat. Salah tersebut meliputi hubungan timbal balik yang saling
satu bentuk dukungan sosial adalah dengan mempengaruhi. Proses kelompok ini diharapkan
membentuk kelompok (support group) dan dapat meningkatkan kebersamaan lansia, berbagi
kelompok swabantu. Dukungan sosial sangat pengalaman, pengetahuan penatalaksanaan DM
penting dalam pelaksanaan praktik keperawatan yang dialaminya. Pembentukan kelompok ini
komunitas lansia yang mempunyai kecenderungan diakukan lebih ke arah membangun dukungan dari

UPN "VETERAN" JAKARTA


semua pihak dalam prosesnya, mengingat sistem berkelanjutan oleh kader kesehatan yang terdapat
pelayanan. Perilaku baru terjadi jika diawali dengan di masyarakat. Kader kesehatan dengan adanya
pengalaman-pengalaman dan faktor dari luar program LANSET DM semakin termotivasi dan
(lingkungan) yang diketahui, dipersepsikan, diyakini percaya diri dalam memberikan pelayanan
sehingga menimbulkan motivasi untuk bertindak kesehatan kepada masyarakat khususnya lansia
(Notoatmodjo, 2005; CORE, 2003). dengan DM. Upaya penatalaksanaan program
Asuhan keperawatan komunitas yang LANSET DM di Kelurahan Cisalak Pasar juga
dilakukan pada lansia perlu lebih ditingkatkan baik didukung oleh keluarga dalam upaya memberi
kualitas maupun kuantitas pertemuan dan support dan membantu lansia untuk melakukan
ditindaklanjuti dengan penguatan pada kunjungan perubahan perilaku serta mengubah pola
rumah sehingga perilaku baru yang sudah pemeliharaan kesehatan kearah yang lebih baik.
didapatkan lebih dikuatkan. Peran penting kader Dukungan juga datang dari kelompok swabantu
dalam kunjungan tindak lanjut adalah untuk dan kelompok pendukung dalam membangun
memastikan bahwa perilaku yang diterapkan oleh motivasi lansia untuk aktif pada kegiatan kelompok
keluarga adalah perilaku positif. Implementasi dan Posbindu.
keperawatan yang telah penulis lakukan pada Bagi dinas kesehatan bahwa hasil kegiatan
keluarga binaan merupakan tahapan tindakan program LANSET DM ternyata memberikan
pencegahan primer dan sekunder sesuai model kontribusi untuk penanganan masalah DM pada
Preeceed-Proceed Models dengan melakukan upaya lansia. Implikasi dari program LANSET DM berupa
pengobatan dan tindakan pencegahan terhadap terdeteksinya kasus DM pada lansia, angka
masalah yang dialami oleh lansia dan keluarga dari morbiditas dan mortalitas lansia akibat DM,
faktor risiko. keterikatan hubungan lansia dengan keluarga dalam
Peningkatan pengetahuan kelompok dapat pencegahan komplikasi, peningkatan tingkat
meningkatkan perilaku lansia kearah yang lebih kemandirian keluarga serta perilaku manajemen
baik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain diri lansia dengan DM.
yang sangat penting untuk terbentuknya perubahan
perilaku. Individu mempunyai kekuatan dan SIMPULAN
kemampuan untuk mengubah perilaku sehat atau Pengendalian DM pada lansia di Kelurahan
melakukan modifikasi gaya hidup sehat dengan Cisalak Pasar dilakukan melalui program LANSET
adanya peningkatan pengetahuan melalui DM, dimana di dalamnya terdapat berbagai
pendidikan kesehatan (Pender, Murdaugh dan pendidikan kesehatan dan pelatihan yang tidak
Parson, 2006). Pendidikan kesehatan merupakan hanya ditujukan bagi lansia tetapi juga keluarga
suatu kegiatan memberikan pengetahuan dalam dan masyarakat. Penulis berpendapat bahwa
upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan program LANSET DM yang merupakan integrasi
mencakup berbagai upaya baik itu dalam bentuk teori dan model manajemen keperawatan,
mencegah terjadinya penyakit (health prevention) community as partner, family center nursing,
maupun melindungi diri dari berbagai masalah preceed-proceed models dan konsekuensi fungsional
kesehatan (health protection) dengan cara ini dapat digunakan dalam program pengendalian
melakukan penyebaran informasi dan peningkatan DM pada lansia khususnya pada tatanan masyarakat.
motivasi masyarakat untuk berperilaku hidup sehat Pembuat kebijakan kesehatan dalam hal ini
(Pender, Murdaugh, dan Parson, 2006). pemerintah dapat melihat hasil proyek inovasi
melalui program LANSET DM sebagai acuan untuk
Implikasi Keperawatan membuat program serupa ataupun indikator
Program LANSET DM merupakan strategi program bagi lansia.
intervensi keperawatan komunitas yang dapat Dinas Kesehatan dapat menetapkan kebijakan
digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah perencanaan mengatasi masalah DM dengan
yang tinggi. Program LANSET DM dalam melakukan terapi diet DM, perawatan dan senam
pembinaannya dilakukan oleh tenaga yang kaki serta terapi relaksasi “BEBAS DM” maupun
profesional seperti perawat, namun karena akupressure DM yang terintegrasi dalam Program
keterbatasan tenaga kesehatan terutama perawat Penyakit Tidak Menular (PTM). Dinas kesehatan
sehingga kegiatannya dilakukan secara berkala dan juga dapat meningkatkan program pelayanan PTM

UPN "VETERAN" JAKARTA


dengan mengintegrasikan penatalaksanaan mellitus di Pasir Gunung Selatan Kota
pemantauan kesehatan lansia dengan kadar gula Depok. Depok: FIK UI.
darah menggunakan KPM untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk Balitbangkes Depkes RI. 2007. Riset Kesehatan
mencegah komplikasi DM. Dasar Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Badan
Perawat komunitas diharapkan meningkatkan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
kemampuan melakukan pengembangan upaya Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
pengelolaan masalah kesehatan DM pada lansia
dengan program LANSET DM terkait penggunaan Bappeda Kota Depok dan Badan Pusat Statistik
KPM dengan memaksimalkan kemampuan kader Kota Depok. 2009. Indeks Pembangunan
yang telah dilatih, perangkat wilayah dan sumber Kota Depok 2009. Depok: Bappeda Kota
daya lingkungan yang ada dalam asuhan Depok dan Badan Pusat Statistik Kota Depok.
keperawatan komunitas dan keluarga. Perawat
komunitas juga dapat melakukan supervisi bagi BPS 2012. Data Sensus Penduduk Indonesia
kader kesehatan yang terdapat di masyarakat terkait 2010.http://sp2010.bps.go.id. Diunduh
pelaksanaan program LANSET DM. tanggal 16 Maret 2013.

DAFTAR PUSTAKA Eddy and Price, 2009. Diabetic Foot Care: Tips
American Diabetes Association (ADA), 2012, and Tools to Streamline Your Approach. The
Standart of Medical Care in Diabetes -2012. Journal of Family Practice. Vol 58, No 12.
Diabetes Care Volume 35.
Ervin, N. E. 2002. Advanced Community Health
Aditama, 2012, dalam RMOL. Penderita Diabetes Nursing Practice: Population - Focused Care.
Tipe Dua Di Indonesia Capai 90 Persen. New Jersey: Pearson Education.
Diunduh dari http://ekbis.rmol.com pada
tanggal 16 Maret 2013. Friedman, M. M., Bowden, V. R., dan Jones, E. G.
2003. Family Nursing: Research, Theory,
Allender, J. A., Rector, C., dan Warner, K. D., 2010. dan Practice. New Jersey: Pearson Education,
Community Health Nursing: Promoting dan Inc.
Protecting the Public's Health (7 ed.).
Philadelphia: Lippincott Williams dan Gillies, D. A. 1994. Nursing Management: A System
Wilkins. Approach Philadelphia: W.B Saunders
Company.
Anderson, E. T., dan McFarlane, J., 2011.
Community As Partner : Theory And Practice Glumer, C. dkk. 2006. Risk Scores for Type 2
In Nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer Diabetes Can Be Applied in Some Popula-
Health/Lippincott Williams dan Wilkins. tions but Not All. Diabetes Care 29: 410-
414.
Arief, I., 2011. Jumlah Penderita Diabetes di Dunia
M e n i n g k a t Ta j a m . D i u n d u h d a r i Greene, B., Merendino, J.J., dan Jibrin, J. 2009.
http://www.pjnhk.go.id/content/view/4194/ The Best Life Guide to Managing Diabetes
32/ pada tanggal 16 Maret 2013. and Pre-Diabetes. New York: Simon &
Schuster.
Aziza, Lucky, 2007. Ledakan Cuci Darah Akibat
Diabetes Melitus: Nefropati Diabetic dan Grundy, E. 2006. Ageing and vulnerable elderly
Penyakit Ginjal Kronis. Jakarta: Yayasan people: European perspectives. Ageing and
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia. Society, 26, 105-134.

Badriah, S., 2012. Kelompok pendukung untuk Hanson, S. M. H., Gedaly-Duff, V., dan Kaakinen,
pengendaliam faktor risiko peningkatan gula J. R. 2005. Family Health Care Nursing:
darah pada aggregate lansia diabetes Theory, Practice, and Research. Philadelphia:

UPN "VETERAN" JAKARTA


Davis Company. dan Nandhita, A. 2012. Trends in prevalence
of diabetes in Asian Countries.World Journal
International of Diabetic Federation (IDF) Diabetes of Diabetes, 3 (6): 110-117. Diunduh dari
Atlas. 2012. New estimates for 2012 of www.wjgnet.com pada tanggal 16 Maret
diabetes prevalence, mortality, and healthcare 2013.
expenditures. http://www.idf.org/sites/
default/files/5E_IDFAtlasPoster_2012_EN Ratnasari, M., Setyowati, dan Kuntarti. 2012.
.pdf Faktor-Faktor Manajemen Sumber Daya
Manusia Yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Ingram, M., Torres, E., Redondo, F., Bradford, G., Perkesmas Di Puskesmas Wilayah
dan O’Toole, M. L. 2007. The impact of Kotamadya Jakarta Barat Tahun 2012.
promotras on social support and glycemic Universitas Indonesia, Depok -- Indonesia.
control among members of a farmworker
community on the US-Mexico border. Salinero-Fort, dkk. 2011. Effectiveness of
Diabetes Educator, 33(6), 172S-178S. PRECEDE model for health education on
changes and level control of HbA1c, blood
Kelurahan Cisalak Pasar. 2011. Laporan Tahunan pressure, lipids, and body mass index in
TP. PKK Kelurahan Cisalak Pasar Tahun patients with type-2 diabetes mellitus. BMC
2011. Retrieved. from. Public Health, vol 11, 267.

Komisi Nasional Lanjut Usia. 2010a. Pedoman Soegondo, S. 2008. Hidup Mandiri Dengan
Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula.
Komisi Nasional Lanjut Usia. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Maglaya, A. S., Cruz-Earnshaw, R. G., Pambid-
Dones, L. B. L., Maglaya, M. C. S., Lao- Soegondo, S., Soewondo, P., dan Subekti, I. 2011.
Nario, M. B. T., dan Leon, W. O. U.-D. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu:
Nursing Practice in the Community. Sebagai Panduan Penatalaksanaan Diabetes
Marikina: Argonauta Corporation. Melitus Bagi Dokter Maupun Edukator
Diabetes. Edisi Kedua. Jakarta: FKUI.
Marquis, B. L., dan Huston, C. J. 2012. Leadership
Roles and Management Functions in Stanhope, M., dan Lancaster, J. 2004. Community
Nursing: Theory and Application. and Public Health Nursing. St. Louis
Philadelphia: Wolters Kluwer Health and Missouri: Mosby.
Lippincott Williams dan Wilkins.

McEwen, M., Pasvogel, A., Gallegos, G., dan


Barera, L. 2010. Type-2 diabetes self-
management social support intervention at
the U.S-Mexico border. Public Health
Nursing, vol 27, no 4, 310-319.

Miller, C. A. 2012. Nursing for Wellness in Older


Adults. Philadelphia: Lippincott Williams
dan Wilkins.

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan: Teori


dan Aplikasi. Edisi Revisi 2010. Jakarta:
Rineka Cipta.

Ramachandran, A., Snehalatha, C., Shetty, A.S.,

UPN "VETERAN" JAKARTA

You might also like