Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814

Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019


http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

EFEKTIFITAS IMUNOSTIMULAN DARI EKSTRAK ETANOL DAUN


SIRSAK (Annona mucirata) PADA TIKUS JANTAN DENGAN
METODE HYPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT
Suci Wulandari1, Ahmad Syukur Hasibuan2, Cucu Arum Dwi Cahya3
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
e-mail: sucici19@gmail.com
DOI : https://doi.org/10.35451/jfm.v2i1.304

Abstract

This research aims to determine the effectiveness of immunostimulant from ethanol


extract of parasite coffee leaves with four dose variants. This research used 18 male
white rats with 200 grams of weight divided into 6 treatment groups. The rats were
induced with Escherichia coli for 7 consecutive days intra-peritoneum, then on the 7th
day gave a mark on the rat's feet that had been measured (V0). Ethanol extract of
parasite coffee leaves with 50mg / kg weight, 100mg / kg weight, 200mg / kg weight,
400mg / kg weight, 0.5% CMC Na suspension, and 25 mg / kg weight STIMUNO
suspension as positive control were given orally on 8 th day, after 24 hours of
administration the volume of the rat's feet was measured again, then all data from each
group was processed using the ANOVA test. The results showed that the ethanol extract
of the parasite coffee leaves proved to be effective as an immunostimulant. This is
attested by reduction in the volume of swelling in the leg of a rat which tested by the
slow type hypersensitivity. It’s said to be effective because it had an approaching value
positive control that is 25 mg stimuno starting from 200 mgkg / weight dose to 400
mgkg / weight. With an average reduction in the volume of swelling 1.4 mm for dosage
of 400 mgkg / weight and 1.2 mm for dosage of 200 mgkg / weight.
Keywords: Soursop Leaves (Annona mucirata), Volume Reduction of Swelling in
the leg of a rat, Slow Type Hypersensitivity.

PENDAHULUAN disebabkan karena resistensi sel kanker


Terapi kanker yang dilakukan seperti terhadap agen-agen kemoterapi (Rahim
pembedahan, radioterapi dan 2017).
kemoterapi, tetapi belum didapatkan Hal tersebut dapat disebut sebagai
hasil yang sesuai dari ketiga jenis terapi fenomena Multi Drug Resistance (MDR)
tersebut. Dari beberapa terapi tersebut yang dapat meningkatkan tingkat
mungkin ada efek samping yang toksisitas obat yang digunakan untuk
berbahaya bagi pasien. Kegagalan terapi terapi (Conze et al 2017)
yang umum terjadi pada saat Sirsak (Annona muricata L.)
pengobatan, utamanya melalui merupakan tanaman yang berasal dari
kemoterapi adalah disebabkan karena negara Amerika Selatan, yaitu Meksiko.
rendahnya selektifitas obat-obat Keberadaan tanaman tersebut diduga
antikanker terhadap sel normal. Selain dibawa oleh orang Belanda semasa
itu kegagalan kemoterapi tersebut juga zaman penjajahan. Tanaman ini telah

21
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

menyebar di seluruh pelosok Indonesia, vermifug dan antelmintik terhadap


walaupun masih ditanam di pekarangan internal dan eksternal parasit dan cacing
rumah. Penyebaran tanaman sirsak di (Taylor 2002).
Indonesia dapat dijumpai di daerah Jawa Bagian lain pada tanaman sirsak yang
Barat, terutama Rajamandala dan terkenal dapat digunakan sebagai obat-
Bandung Selatan serta Jawa Tengah di obatan adalah daun (Gambar 1). Daun
daerah Karanganyar (Sunarjono 2005). sirsak banyak dimanfaatkan sebagai obat
Tanaman sirsak diklasifikasikan herbal seperti untuk penyakit kulit,
berasal dari kingdom Plantae, dari rematik, batuk dan flu, serta antikanker
superdivisi Spermatophyta, divisi (Orwa et al 2009), dan hipertensi (Lans
Magnoliophyta. Kelas dari tanaman ini 2006). Khasiat lain dari daun sirsak
adalah Magnoliopsida dengan subkelas adalah sebagai antispasmodik dan
Magnoliidae. Sirsak berasal dari ordo memberi efek menenangkan. Daun
Magnoliales, dari famili Annonaceae. sirsak biasa dikonsumsi dalam bentuk
Genus dari tanaman ini adalah Annona teh. Teh daun sirsak digunakan sebagai
dan spesiesnya adalah Annona muricata obat radang selaput lendir hidung.
Sirsak dapat tumbuh pada daerah Rebusan daun sirsak juga efektif
tropis dan subtropis (Orwa et al 2009). digunakan untuk kutu rambut dan kutu
Buah sirsak memiliki bentuk hati yang busuk. Daun segar yang dihaluskan
dikelilingi oleh sesuatu yang berbentuk mampu membantu penyembuhan luka
seperti duri yang tumpul, kulit buah pada kulit. Penduduk di beberapa negara
sirsak berwarna hijau tua. Sirsak dapat seperti Brazil dan Peru diketahui
tumbuh pada semua jenis tanah dengan menggunakan daun sirsak sebagai obat
derajat keasaman (pH) antara 5-7. diabetes (Taylor 2002).
Tanah yang sesuai adalah tanah agak Menurut Asprey & Thornton (2000),
asam sampai agak alkalis, namun yang daun sirsak mengandung flavonoid,
memiliki bahan organik yang tinggi. alkaloid, asam lemak, fitosterol, mirisil
Tumbuh subur di ketinggian antara 100- alkohol dan anonol. Senyawa pada daun
300 mdpl (di atas permukaan laut). Suhu sirsak yang diduga memiliki khasiat
udara yang sesuai antara 22-32oC antidiabetes adalah senyawa alkaloid dan
dengan curah hujan antara 1.500-3.000 flavonoid.
mm/tahun. Lokasi yang disenangi Senyawa flavonoid sebenarnya
tanaman sirsak diantaranya lahan yang terdapat pada semua bagian tumbuhan
terbuka, tidak ada naungan, dan tidak termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung
ada kabut. Tanaman sirsak memerlukan sari, bunga, buah, dan biji. Kebanyakan
sinar matahari antara 50-70% flavonoid berada di dalam tumbuh-
(Sunarjono 2005). tumbuhan kecuali alga (Pulungan, et al.,
Seluruh bagian tanaman sirsak dapat 2018).
digunakan sebagai obat tradisional, Flavanoid adalah senyawa polifenol
termasuk kulit kayu, daun, akar, buah, yang banyak ditemukan pada epidermis
dan biji. Buah sirsak umumnya daun-daunan kulit buahbuahan dan
digunakan untuk mengobati penyakit memiliki peranan penting dalam
yang disebabkan oleh cacing dan parasit, kehidupan manusia sebagai antioksidan,
mengobati demam, meningkatkan antimutagenik, antineoplastik dan
produksi ASI pada ibu menyusui, dan aktivitas vasodilatator(yulian, 2017:
untuk diare dan disentri. Biji yang Kaban, 2019).
dihancurkan dapat digunakan sebagai
22
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Makrofag merupakan salah satu sel Berdasarkan pertimbangan di atas,


yang berperan penting dalam respon penulis merasa penting dan perlu untuk
imun, baik berperan fungsional dalam melakukan pengujian efek
fagositosis maupun perannya sebagai imunostimulator dari ekstrak etanol daun
antigen presenting cells (APC). Dalam sirsak (Annona mucirata) pada tikus
melakukan kedua peran tersebut, jantan. Maka, diperlukan penelitian
bantuan mediator endogen seperti ilmiah seperti penelitian dan pengujian
sitokin, sudah pasti dibutuhkan. imunostimulator di bidang farmakologi.
Sedangkan kebutuhan akan mediator METODE
eksogen seperti karoten dan flavonoid Alat dang bahan
masih perlu penelitian Alat dan bahan yang digunakan yaitu
mendalam(okansi,2018). rotari evaporator, pletismometer air
Suatu zat yang berperan sebagai raksa, cawan penguap, beaker glas,
penambah atau peningkat imun dapat timbangan analitik, tabung reaksi, CMC
diperoleh dengan penggunaan herbal Na, alkohor 96%, NaCl, ekstrak daun
yang berkhasiat sebagai imunostimulan. sirsak.
Salah satu herbal yang digunakan
adalahekstrak etanol daun benalu Hewan percobaan
kopiyang menurut peneliti sebelumnya Hewan yang digunakan yaitu tikus putih
berpotensi sebagai imunomodulator dengan jumlah18 ekor dengan berat
dengan aktivitas antioksidan yang tinggi 150-200 gram yang diperlakukan dengan
(Achmad et al., 2018). menyeragamkan makanan.
Imunomodulator adalah suatu senyawa
yang dapat mempengaruhi sistem imun Kelompok dosis uji
humoral maupun seluler. Ada dua tipe Dosis yang dipakai dalam penalitian
imunomodulator, yaitu imunostimulator berdasarkan penelitian sebelumnya
(meningkatkan system imun) dan tentang aktivitas dan vasorelaksan daun
imunosupresor (menekan sistem imun). sirsak yaitu 50mgkg/BB, 100mgkg/BB,
Beberapa senyawa yang terkandung 200mgkg/BB, dan 400mgkg/BB. Masing-
dalam tumbuhan mempunyai efek masing terdiri 3 ekor tikus pada setiap
imunostimulator dan imunosupresor, kelompok.
Imunomodulator berkaitan dengan
aktivitas dan kapasitas makrofag (Rahim, Pembuatan sediaan uji
M., 2017). Ditimbang ektrak sebanyak 50mg,
Metode hipersensitivitas tipe diimasukan kedalam lumpang, kemudian
lambat merupakan suatu metode yang tuang sedikit demi sedikit suspensi CMC
sederhana untuk pengujian efek Na 0,5% sambil digerus hingga
imunostimulator (Yuswantia, 2016) homogen, setelah homogen dimasukan
Uji efektivitas system imun dapat kedalam labu tentukur 100ml.
dilakukan dengan metode titer antibody
yang ditentukan berdasarkan Skrining fitokimia
pengenceran terakhir dimana antibody Fitokimia digunakan untuk menguji
masih terdeteksi melalui hemaglutinasi ada tidaknya senyawa metabolit
yang terlibat secara visual. Nilai titer sekunder pada tumbuhan secara
antibody tersebut selanjutnya kualitatif. Metode yang digunakan untuk
ditransformasikan dengan mencari dan menemukan senyawa
[2log(titer)+1](Marbun, 2018) bioaktif adalah pendekatan skrining
23
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

fitikima (phytopharmacologic screening didinginkan, kemudian diguncang kuat


approaches) IC50 terbaik untuk selama 10 menit. Jika terbentuk busa
mengetahui golongan metabolit setinggi1-10cm yang stabil tidak
sekunder yang diduga bertanggungjawab kurang dari 10 menit tidak hilang
terhadap aktivitas biologis daun benalu apabila ditambahkan 1 tetes asam
kopi menggunakan prosedur spesifik klorida 2N maka menunjukan adanya
untuk masing-masing golongan saponin.
metabolit sekunder.
1. Pemeriksaan alkaloid 5. Pemeriksaan glikosida
Sampel ditimbang sebanyak 0,5 g Sampel ditimbang 3g lalu disari
kemudian ditambahkan 1ml asam dengan 30ml alkohol-air (7:3) dan
klorida 2N dan 9ml air suling, 10ml asam klorida 2N, direfluk selama
dipanaskan diatas penangas air 2 jam, didinginkan dan disaring.
selama 2 menit, didinginkan dan Diambil 20ml filtrat, ditambahkan air
disaring. Filtrat yang diperoleh dipakai suling 25 ml dan 25 ml timbal (II)
untuk uji alkaloid. Lalu dibagi menjadi asetat 0,4 M, dikocok, di tunggu
3 tabung masing-masing tabung selama 5 menit, lalu disaring. Filtrat
ditambahkan 2 tetes pereaksi mayer, dicampurkan dengan campuran
2 tetes pereaksi bouchardat, 2 tetes kloroform-isopropanol (3:2) sebanyak
pereaksi dragendroff. Alkaloid positif 3 kali. Sisa dari sari ditambahkan
apabila terjadi 2 sampai 3 endapan dengan natrium sulfat anhidrat,
disetiap percobaan. disaring dan diuapkan pada suhu tidak
lebih dari 50ºC. Sisanya dilarutkan
2. Pemeriksaan flavonoid dengan 2 ml metanol, larutan sisa
Sampel ditimbang 5g, lalu dimasukan kedalam tabung reaksi,
ditambahkan 10 ml air panas, diuapkan diatas waterbath. Sisa
didihkan selam 5 menit dan disaring sampel ditambahkan 2 ml aquades
dalam keadaan panas. Kedalam filtrat dan 5 tetes pereaksi molish.
dimasukan serbuk magnesium dan Ditambahkan hati-hati 2 ml asam
1ml asam klorida pekat dan 2 ml amil sulfat pekat , terbentuk cincin
alkohol. Diguncang hingga terpisah. berwarna ungu kebiruan pada batasan
Flavonoid positif apabila terjadi warna cairan menunjukan adanya ikatan
kuning, jingga atau merah pada gula.
lapisan amiil alkohol. 6. Pemeriksaan steroid
3. Pemeriksaan tanin Sampel ditimbang sebanyak 1g,
Sampel ditimbang sebanyak 1g dimaserasi dengan pereaksi 20 ml n-
dipanaskan selama 3 menit alam air heksan selama 2 jam, disaring. Filtrat
suling hingga mendidih kemudian diuapkan dalam cawan penguap dan
didinginkan dan disaring. sisa filtrat pada sisanya ditambahkan pereaksi
ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi pekat melalui dinding cawan. Apabila
(III) klorida 1% b/v. Apabila terbentuk terbentuk warna ungu atau merah
warna biru kehitaman atau hijau yang
kehitaman menunjukan adanya tanin.
4. Pemeriksaan saponin Perlakuanhewan uji
Sampel ditimbang 0,5g dan Hewan dikelompokan atas 6
dimasukan kedalam tabung reaksi, kelompok yang antara lain 1 kelompok
lalu ditambahkan 10ml air panas, dengan suapensi CMC Na 0,5%,
24
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

kelompok ke dua dengan suspensi Table 2: Uji skrining fitokimia


stimuno 25mg, yang ke tiga dengan
suspensi ekstrak dengan dosis Volume
50mgkg/BB, yang ke empat dengan Pembengkakan
suspensi ekstrak dengan dosis Ti
N kaki tikus Rata-
100mgkg/BB, yang ke lima dengan Dosis ku
o Seb Ses Seli rata
suspensi ekstrak dengan dosis s
elu uda sih
200mgkg/BB, yang ke enam dengan m h
suspensi ekstrak dengan dosis 1 50 1 2,12 1,2 0,9
400mgkg/BB. Setiap kelompok hewan mg/k 2
percobaan diinjeksikan inokulum e.coli gBB 2 2,12 1,2 0,9
secapa i.p sebgai antigen dengan 0,1 0,92
2
inokulum, perlakuan dimulai pada hari 3 2,13 1,2 0,9
ke-0. 3
Pada hari ke 7 sendi tikus diukur 2 100 1 2,12 1,2 0,9
kemudian diberi batas pengukuran. mg/k 2
Volume pembengkakan kaki tikus diukur gBB 2 2,12 1,14 0,9
kemudian data diolah menggunkan uji 0,95
8
analisa varian (ANOVA) satu arah.
3 2,13 1,19 0,9
Metode Pengujian Hipersensitifitas Type
4
Lambat
3 200 1 2,12 0,92 1,2
mg/k 2 2,12 1,02 1,1 1,2
tikus
gBB 3 2,13 0,93 1,2
Diberikan ekstrak etanol daun 4 400 1 2,12 0,82 1,3
sirsak (Annona muciratadengan
empat konsentrasi (50, 100, 200 mg/k 2 2,12 0,72 1,4 1,4
dan 400 mg/kgBB) gBB 3 2,13 0,83 1,3
Tikus + 5 STIM 1 2,12 0,45 1,6
diinjeksikan dengan 0,1 e-colli 1% UNO 7
secara ip pada hari ke 0-7 2 2,12 0,47 1,6
1,6
Pada hari ke-7, sendi kaki tikus 5
sebelah kanan diberi tanda batas 3 2,13 0,48 1,6
pengukuran volume kaki tikus 5
Volume kaki tikus diukur sebagai 6 Blank 1 2,12 1,47 0,6
Tikus + ekstrak + e- o 5
coli 2 2,12 1,4 0,6
diinjeksikan dengan 0,1 ml 0,64
3
suspense E-coli
3 2,13 1,48 0,6
hari kedelapan (setelah 24 jam) 5
diukur volume pembengkakan kaki
No Skrining Ekstrak
tikus
1 Alkaloida +
Perubahan volume air raksa terlihat
2 Flavonoid +
pada kenaikan skala pletismometer
Tabel 1 pencatatan hasil volume 3 Tanin +
Hasil
pembengkakan kaki tikus 4 Saponin +
5 Glikosida +
6 Steroid/triterpenoid -

25
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Keterangan : + = Mengandung
golongan senyawa Volume pembengkakan kaki
- = tidak ada 2 1.6
Table diatas menunjukkan bahwa 1.5 1.2
1.4

hasil uji fitokimia sampel daun sirsak 0.92 0.95


1
mengandung senyawa alkaloid, tannin, 0.64

saponin, glikosida dan flavonoid. 0.5 Volume


Jenis penelitian yang digunakan 0
adalah Experiment Laboratorium.
Penelitiaan ini menggunakan uji
parametrik Anova One Way.
Sampel yang dipakai adalah Gambar 1: Volume pembengkakan kaki
Ekstrak. Data yang didapatkan tikus
dianalisa menggunakan SPSS dengan
ujiAnnova. Yang dilanjutkan dengan uji Gambar 2: Pemeriksaan secara
Post Hoc Tuckey untuk melihat variable mikroskopik
yang memiliki nilai signifikasi p<0,05
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji fitokimia sampel daun sirsak 1
2 4
mengandung senyawa alkaloid, tannin,
saponin, glikosida dan flavonoid. Dari 5
1500 gram sampel kering dimaserasi
menggunkan rotari evaporator hingga 6
mendapatkan 30 gram ekstrak. Ekstrak 7
3
yang kental memiliki bau yang khas,
hijau kehitaman . 8
Hasil penelitian menggunakan
ekstrak yang diberikan selama 7 hari
pada dosis 50mgkg/BB dan dosis
100mgkg/BB masi memberikan efek
seperti kontrol negatif. Namun pada
Keterangan gambar:
dosis 100mgkg/BB suadah
Parenkim tangkai daun (1),
mulaimengarah ke kontrol positif, pada Parenkim daun dengan
dosis 400mgkg/BB hasil pengukuran hablur kalsium oksalat (2),
volume pembengkakakn kaki tikus Rambut penutup (3),
mendekati kontrol positif stimuno dengan Fragmen palisade dan
nilai rata-rata 1,6 yaitu dengan rata-rata parenkim daun (4),
1,4. Fragmen mahkota bunga
dengan kelopak (5),
Berdasarkan hasil yang didapatkan
Fragmen parenkim pericarp
dengan variasi dosis pada ekstrak (6), Trakea (7), Serbuk sari
Dengan mengukur volume (8)
pembengkakan tikus menggunakan alat
pletisnometer air raksa, dengan
menggunakan metode hipersensitivitas
type lambat maka didapatpada gambar.

Gambar 3: Lapisan kulit


26

Keterangan gambar:
Rambut penutup (1),
Kolenkim (2), Epidermis atas
(3), Parenkim palisade (4),
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Hasil penelitian yang didapatkan dari


1 pemberian ekstrak dengan dosis
2 50mgkg/BB, 100mgkg/BB,
4 200mgkg/BB, dan 400mgkg/BB selam 7
35 hari menunjukan adanya penrunan
6
volume pembengkakan pada tikus.
7 Namun hasil dari beberapa varian dosis
8 didapatkan hasil rata-rata setiap
perlakuan. Perbandingan nilai rata –
rata setiap perlakuan yaitu pada dosis
50mgkg/BB dan 100mgkg/BB yang
cenderung memiliki nilai rata – rata
mendekati kontrol negatif yaitu CMC Na
, namun pada dosis 200mgkg/BB
sampai dosis 400mgkg/BB nilai rata –
ANOVA rata berubah menuju arah kontrol
perubahan volume positif. Adanya perbedaan nilai rata –
pembengkakan kaki tikus rata pada setiap kelompok pengujian
Sum yang sudah dilakukan Maka akan
of Mean dilanjutkan dengan menggunakan uji
Squ d Squa post hock tukey untuk mengetahui
ares f re F Sig. variabel mana yang memiliki perbedaan
Between 287 berdasarkan nilai signifikasi < 0,005
1,89 ,00 yang dianggap signifikan.
Groups 5 ,379 ,64
4 0 Perubahan volume pembengkakan
3
Within 1 kaki tikus
,016 ,001 Tukey HSDa
Groups 2
Total 1,90 1 Subset for alpha = 0.05
9 7 Dosis EEBK N 1 2 3 4 5
Blanko ,64
3
33
EEBK ,92
3
50/kgBB 33
EEBK 100 ,94
3
mg/kgBB 67
EEBK 200 1,1
3
mg/kgBB 667
EEBK 400 1,3
3
mg/kgBB 333
Stimuno 1,6
3
567
Sig. 1,0 ,96 1,0 1,0 1,0
00 4 00 00 00
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.

27
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

a. Uses Harmonic Mean Sample Size 1. Achmad. Et al (2018). senyawa


= 3,000. triterpenoid dari tumbuhan sirsak
Dari hasil uji post hock tukey antara (annona mucirata). Jurnal ITEKIMA.
kelompok kontrol negatif, dosis 3(1): 12-20.
50mgkg/BB dan dosis 100mgkg/BB
memberikan efek namun tidak signifikan 2. Andi emelda. et al (2018) Journal of
dibandingkan dosis 200mgkg/BB dan Global Pharma Technology 10 (08):
dosis 400 mgkg/BB yang memberikan 425-429.
nilai rata - rata mendekati kontrol positif
Stimuno 25mg. 3. Conze et al 2017, Autocrine
Penurunan volume pembengkakan Production of Interleukin 6 Causes
kaki tikus diduga karena didalam ekstrak Multidrug Resistance in Breast Cancer
terkandung senyawa metabolit sekunder Cells, cancer reasearch, 61.
seperti alkaloid, flavonoid, tanin,
saponin, dan glikosida yang terkandung 4. Hablutzel et al (2019) Malar J 18:33
didalam daun sirsak (Annona mucirata).
Senyawa ini termasuk kedalam golongan 5. Hosseinzade et al (2019) Frontiers in
polifenol yang selain memiliki fungsi Imunology vol 10 –51
biologis seperti memperbaiki
metabolisme glukosa juga sebagai 6. Hueza et al (2018) Phytoterapy
antioksidan dan imunostimulan. Research 33 167-173
4. KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa 7. Kaban, V., & Yusmarlisa, S. (2018). Uji
Penggunaan ekstrak pada dosis Aktivitas Kandungan Antioksidan Pada
400mgkg/BB dapat menurunkan volume Daun Bangun-Bangun (Plectranthus
pembengkakan kaki tikus dan efektif amboinicus) Secara Spektrofotometri
sebagai imunostimulan. Yang signifikan Ultraviolet-Visible. JURNAL
dapat dilihat dari nilai signifikasi nilai р < FARMASIMED (JFM), 1(1), 16-20.
0,005. Dosis yang disarankan yang https://doi.org/10.35451/jfm.v1i1.90
digunakan sebagai imunostimulan yaitu
dosis tertinggi. Pada dosis tertinggi pada 8. Kadiyala et al (2018) Compotion and
penelitian ini, memiliki efektifitas yang metods for Immunolomodulation.
sama dengan kontrol positif yang sudah
ada dipasaranyaitu imunstimulan. 9. Lisa .D. et al (2018) Human Vacines &
Immunotheraupetic vol 14 no 1 59-66

10. Marbun, R. (2018). Test Of


Immunomodulatory Activity of
Alkoholic Ekstract Herb Binara
(Artemisia Vulgaris L.) In Male Rats.
Asian Journal Pharmaceutical and
Clinical Research. 11(1):246

11. Mutiah.R et al . (2017). Anticancer


Activity of Sabrang Onion (Eleutherine
DAFTAR PUSTAKA palmifolia (L) Merr) on Cervical Cancer

28
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Hela Cell LineTraditional Medicine Antioksidan Senyawa Flavonoida dari


Journal 22(3) Daun Benalu Kakao (Dendrophthoe
pentandra (L.) Miq.)
12. Nurfaat.(2016). Acute Toxicity
Extract of Mango Misletoe 21. Wathoni Nasrul (2016). Mjalah
(Dendrophthoe petandra) to Strain of Farmasetika vol 1 No 2.
Swiss Webster Mice. IJPST. Vol.6
22. Yulian .M. (2018). The test
13. Ofokansi et al (2018). Journal of antioxidant activity) with the DPPH
Clinical & Celularl Imunologis 9:5 method (1,1-diphenyl-2-
pikrildidrazil). Lantanida Journal vol 6
14. Ojezele et al (2016). Chemistri no 2 103-202.
International 2 (1) 109b-113b.

15. Osama et al (2019). Journal of 23. Yuswantina. (2016). The


applied pharmaceutical science vol 9 Imunomodulator Effect Of Ethanol
(04) Extract Of Breadfruit Leaves
(Artocarpus Altilis (Park) Fosberg)
16. Poelman et al (2018) The Journal of Toward Nonspesific Immune
Pediatrik vol 195 Response On Male Mice Balb/C
Strain.
17. Poelman et al (2019). Orphanet
Journal of Rare Disease 14:71.

18. Pulungan, A., Sitepu, D., & Sinaga,


D. (2018). Formulation of Ointment of
Antibactery Ethanol Extract of Torch
Ginger (Etlingera elatior) Against
Bacteria Staphylococcus
aureus. Jurnal Penelitian Farmasi &
Herbal, 1(1), 1-5. Retrieved from
http://ejournal.delihusada.ac.id/index
.php/JPFH/article/view/30

19. Rahim. Et al (2017).


(Immunostimulatory Effect Of Leaf
Extract Kasturi (Mangifera Casturi) In
Mice). 6 (1): 10-19.

20. Sembiring, H.B., Lenny, S.,


Marpaung, L. (2016) Aktivitas

29
Jurnal Farmasi, e-ISSN: 2655-0814
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JFM
============================================================================================
Received: 05 September 2019 :: Accepted: 14 September 2019 :: Published: 31 Oktober 2019

Gambar 2 penginjeksian bakteri e coli

Gambar 3 pemberian suspensi CMC Na


secara oral sonde (kontrol negatif)

Gambar 4 tikus uji

30

You might also like