536-Article Text-1200-1-10-20190701

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 29

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN YANG

DIRUMAHKAN DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK


TERTENTU ( PUTUSAN : NOMOR 491 K/PID.SUS-PHI/2017)
Ellert, Glorita Tobing, Zepri Tarigan, Brigid Jendamuli Barus
Progam khusus Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Prima Indonesia
Jalan Sekip Simpang Sikambing, Medan, Sumatera Utara, 20111
Email :ellerttjioe@gmail.com

Abstract
That, if the Labour Law protects laid-off workers where workers still get full
wages during layoffs. This is regulated in section 93 of article 2 letter f of Labour
Law Number 13 of 2003 concerning Labor which states that employers are
obliged to pay workers' wages, if workers are willing to do the work promised, but
employers do not employ either their own mistakes or obstacles that should be
avoided Company. But in practice there are still many workers who are laid off
without receiving wages and do not know about their own rights and obligations
as discussed in the decision Number 491 K / Pdt.Sus-PHI / 2017 where laid-off
employees do not get rights and obligations a permanent work agreement during
the lay down period. The purpose of this journal is to find out whether permanent
work agreement can be laid off or not, to find out the rights possessed by
employees during laying off by the company and the suitability of judges'
consideration in giving such decisions to employees laid down based on Labour
Law Number 13 of 2003 concerning Labor. The study was conducted using
normative juridical research methods with secondary data legal material sources
in the legislation and decisions and circulars related to employment with the
nature of descriptive legal research. Based on the analysis of the results of the
study, it can be concluded that the term laying off permanent work agreement can
be carried out under conditions where the rights and obligations of workers are
required to be fulfilled in accordance with the law.

Keywords: Employment, Permanent work agreement, Obligation, Company,


Layoff

1
Intisari
Bahwa, apabila Undang-Undang Ketenagakerjaan melindungi pekerja yang
dirumahkan dimana pekerja masih memperoleh upah penuh selama dirumahkan.
Hal tersebut diatur dalam Pasal 93 ayat 2 huruf f Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentnag Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa pengusaha wajib
membayar upah buruh, apabila buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah
dijanjikan, tetapi pengusaha tidak memperkerjakannya baik kesalahan sendiri
maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari perusahaan. Namun dalam
prakteknya masih banyak pekerja yang dirumahkan tanpa menerima upah dan
pekerja yang kurang tahu tentang hak dan kewajibannya sendiri seperti yang
dibahas dalam putusan: No.491 K/Pdt.Sus-PHI/2017 dimana karyawan yang
dirumahkan tidak mendapatkan hak-hak dan kewajiban seorang PKWTT selama
masa dirumahkan. Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui apakah karyawan
PKWTT dapat dirumahkan atau tidak, untuk mengetahui hak-hak yang dimiliki
karyawan semasa dirumahkan oleh perusahaan dan kesesuaian pertimbangan
hakim dalam memberikan putusan tersebut terhadap karyawan yang dirumahkan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan
sumber bahan hukum data sekunder yang berupa peraturan perundang-undangan
serta putusan dan surat edaran yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dengan sifat
penelitian hukum deskriptif. Berdasarkan analisis terhadap hasil penelitian, maka
dapat disimpulkan bahwa istilah merumahkan PKWTT dapat dilakukan dengan
syarat dimana hak dan kewajiban para pekerja wajib untuk dipenuhi sesuai dengan
Undang-Undang.

Kata Kunci: Ketenagakerjaan, PKWTT, Hak dan kewajiban, Perusahaan, PHK

2
A. Latar Belakang yang membutuhkan pekerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala dengan kesempatan kerja yang
hal yang berhubungan dengan tenaga tersedia.
kerja pada waktu sebelum, selama, Tersedianya lapangan kerja
dan sesudah masa kerja.Untuk baru untuk mengatasi meningkatnya
mempermudah memahami tentang permintaan kerja merupakan salah
konsep tersebut maka dapat diartikan satu target yang harus dicapai oleh
bahwa penduduk dibagi menjadi dua, pemerintah untuk mengatasi
yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga melonjaknya angka pengangguran
kerja.Tenaga kerja dibagi menjadi dalam pembangunan ekonomi baik
dua, yaitu angkatan kerja dan bukan di pusat maupun di daerah terutama
angkatan kerja.Angkatan kerja dibagi dalam bidang pembangunan. Tenaga
menjadi dua yaitu pekerja dan kerja adalah seseorang yang telah
pengangguran.Pengangguran dibagi siap masuk dalam pasar kerja sesuai
menjadi dua yaitu pengangguran dengan upah yang ditawarkan oleh
terbuka dan setengah penyedia pekerjaan. Jumlah tenaga
menganggur.Setengah menganggur kerja dihitung dari penduduk usia
dibagi menjadi dua yaitu setengah produktif (umur 15 th – 65 th) yang
menganggur kentara dan setengah masuk kategori angkatan kerja.
menganggur tidak kentara.Oleh Apalagi saat ini ditambah dengan
karena itu laju pertumbuhan banyaknya jumlah tenaga kerja yang
penduduk di Indonesia yang tinggi mengalami pemutusan hubungan
mengakibatkan jumlah angkatan kerja dari perusahaan tempatnya
kerja setiap tahunnya semakin bekerja.Adanya masalah kekurangan
meningkat sedangkan kesempatan kesempatan kerja ini membuat
kerja yang tersedia belum dapat banyak terjadi pengangguran di
memenuhi kebutuhan kerja yang Indonesia. Di lain pihak ditinjau dari
tersedia sesuai dengan jumlah yang segi mutu tenaga kerjanya, tenaga
membutuhkan pekerjaan.Hal ini kerja Indonesia belum mempunyai
mengakibatkan ketidakseimbangan keunggulan kompetitif jika
antara besarnya jumlah penduduk dibandingkan dengan negara-negara

3
maju di dunia. Keunggulan mempunyai peran penting dalam
kompetitif yang di sini adalah pembangunan. Tenaga kerja dalam
keunggulan dalam hal penguasaan hal ketenagakerjaan di sini dibagi
teknologi.Padahal di tengah dua yaitu Perjanjian Kerja Waktu
kemajuan dunia yang sangat pesat Tertentu (PKWT) dan Perjanjian
sekarang ini tenaga kerja dituntut Kerja Waktu Tidak Tertentu
lebih menguasai di bidang teknologi. (PKWTT), di mana PKWT yang
Dengan adanya masalah seperti ini dimaksud adalah perjanjian kerja
membuat bangsa Indonesia kadang- antara pekerja dengan pengusaha
kadang masih belum dapat untuk mengadakan hubungan kerja
memenuhi sendiri kebutuhan tenaga dalam waktu tertentu atau untuk
kerja yang menguasai teknologi, pekerja tertentu, sedangkan PKWTT
padahal ditinjau dari kuantitas, adalah perjanjian kerja antara
Indonesia mempunyai banyak sekali pekerja/buruh dengan pengusaha
tenaga kerja yang akan mempunyai untuk mengadakan hubungan kerja
peranan dalam pembangunan yang bersifat tetap. Dalam memasuki
nasional1. Sebelumnya yang dunia kerja para pekerja sering
dimaksud dengan pembangunan dihadapkan dengan berbagai masalah
nasional adalah semua kegiatan seperti Pemutusan Hubungan Kerja
untuk tercapainya pembaharuan (PHK) dengan berbagai alasan yang
kearah yang lebih baik, dan untuk kurang masuk akal dalam PKWT
menciptakan masyarakat yang adil serta istilah dirumahkan dalam
dan makmur. Pada hakekatnya PKWT2Pemutusan Hubungan Kerja
pembangunan nasional merupakan (PHK) adalah pengakhiran hubungan
pembangunan manusia Indonesia kerja karena suatu hal tertentu yang
seutuhnya dan pembangunan mengakibatkan berakhirnya hak dan
masyarakat Indonesia seluruhnya. kewajiban antara pekerja dan
Dalam hal pembangunan maka yang perusahaan/majikan. Hal ini dapat
menjadi dasar dari pembangunan terjadi karena pengunduran diri,
adalah adanya tenaga kerja yang
2
R.Joni Bambang. Hukum Ketenagakerjaan.
1
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Bandung: Pustaka Setia, 2013, hlm. 183.

4
pemberhentian oleh perusahaan atau pekerja.Ketidaktahuan para pekerja
habis kontrak. PHK cukup ini sendiri sering dimanfaatkan oleh
meresahkan masyarakat akan tetapi para pemilik perusahaan demi
dalam melakukan PHK juga terdapat menghindari hak-hak seorang
dasar-dasar untuk melakukan PHK pemilik perusahaan yang seharusnya
sebagaimana seperti pengunduran dilakukan kepada seorang karyawan
diri secara baik-baik atas kemauan terutama dalam hal melakukan
sendiri, pengunduran diri secara Pemutusan Hubungan Kerja atau
tertulis atas kemauan sendiri karena PHK secara asal-asalan4.
berakhirnya hubungan kerja, Banyak para pekerja juga
pengunduran diri karena mencapai yang bahkan tidak mengetahui
usia pension, pekerja melakukan perbedaan antara PKWT dan
kesalahan berat, pekerja ditahan PKWTT yang menyebabkan
pihak yang berwajib, banyaknya kasus dalam pihak
perusahaan/perusahaan mengalami perusahaan memanfaatkan situasi
kerugian, pekerja mangkir terus- tersebut dengan merumahkan para
menerus, pekerja meninggal dunia, pekerja PKWTT dengan berbagai
pekerja melakukan pelanggaran, alasan atau mencari kesalahan-
perubahan status, penggabungan, kesalahan dari pekerja yang
pelemburan atau perubahan membuat posisi pekerja tersebut
kepemilikan, pemutusan Hubungan tidak berdaya.Karena banyak para
Kerja karena alasan Efisiensi.3 pekerja yang memiliki minimnya
Dalam praktek di lapangan, pengetahuan atau ilmu tentang
beberapa hal yang sering terjadi ketenagakerjaan yang tercantum di
dalam hal ketenagakerjaan dimana dalam UU No. 13 Tahun 2003.
para pekerja baik pekerja dalam Seperti contoh kasus dari putusan
perjanjian kerja waktu tertentu yang dibahas dimana pihak
maupun perjanjian kerja waktu tidak menggugat yaitu Rosmiati dan
tertentu tidak mengetahui hak- Risma Hasibuan menggugat PT. Sari
haknya sebagai seorang Murni Pratama karena pihak tergugat

3
Ibid 4Ibid, hal. 221.

5
melakukan istilah merumahkan sesuai dengan Undang-
karyawan tanpa adanya kepastian Undang?
dengan gaji pokok yang tidak Pembahasan ini agar para
dibayar. Sang tergugat juga sudah pembaca dapat mengetahui tujuan
memiliki masa kerja 6-11 tahun yang dari penelitian yaitu agar mengetahui
berarti karyawan dua-duanya dapat apakah karyawan PKWT dapat
disebut sebagai PKWTT. Tergugat dirumahkan atau tidak oleh pihak
menuntut dan meminta hak-hak dan perusahaan, agar mengetahui hak-
kewajiban yang seharusnya hak dan kewajiban para pekerja
didapatkan selama masa dirumahkan selama masa dirumahkan dan
oleh pihak perusahaan. Berdasarkan kesesuaian hakim dalam memberikan
latar belakang tersebut artikel yang putusan terhadap karyawan sudah
kemudian menjadi pertimbangan sesuai Undang-Undang yang
penulis melakukan penelitian dalam berlaku.
bentuk sebuah karya ilmiah yang C. Metode Penelitian
berjudul “PERLINDUNGAN Jenis penelitian ini dilakukan
HUKUM TERHADAP dengan metode yuridis normatif di
KARYAWAN YANG mana penelitian hukum dilakukan
DIRUMAHKAN DALAM berdasarkan norma, kaidah, dan
PERJANJIAN KERJA WAKTU peraturan perundang-undangan.
TIDAK TERTENTU” Khususnya yang berkaitan dengan
B. Rumusan Masalah Ketenagakerjaan dan sifat penelitian
1. Apakah seorang karyawan yang digunakan adalah penelitian
PKWTT dapat dirumahkan hukum deskriptif.
oleh pihak perusahaan? Penelitian tersebut menggunakan
2. Apa hak dan kewajiban teori kepastian hukum. Teori
seorang karyawan PKWTT kepastian hukum dalam artikel ini
selama masa dirumahkan? karena ketentuan mengenai
3. Apakah pertimbangan hakim dirumahkannya seorang karyawan
dalam menentukan putusan telah diatur oleh peraturan
terhadap karyawan sudah perundang-undangan. Oleh karena

6
itu, perlu dilakukannya penegakan pekerja/buruh dengan pengusaha
hukum sebagai implementasi atau pemberi kerja yang memuat
kepastian hukum dalam merumahkan syarat-syarat kerja, hak dan
karyawan berdasarkan Undang- kewajiban para pihak.
undang Nomor 13 Tahun 2003 Berdasarkan Pasal 1 angka
tentang Ketenagakerjaan dan Kitab 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja
Undang-Undang Hukum Perdata, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004
dan Transmigrasi Republik Indonesia Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Nomor KEP. 100/MEN/VI/2004 Perjanjian Kerja Waktu
Tentang Ketentuan Pelaksanaan Tertentu (Kepmenakertrans/100/200
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan 4) pengertian Perjanjian Kerja Waktu
putusan pengadilan seperti Putusan Tidak Tertentu (PKWTT) adalah
Nomor 491 K/Pdt.Sus-PHI/2017 dan perjanjian kerja antara pekerja/buruh
beberapa surat edaran yaitu dengan pengusaha untuk
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja mengadakan hubungan kerja yang
No.SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 bersifat tetap.5
tentang Pencegahan Pemutusan PKWTT dapat dibuat secara
Hubungan Kerja Massal (SE tertulis maupun secara lisan dan
907/2004).” tidak wajib mendapatkan pengesahan
dari instansi ketenagakerjaan
D. Hasil Pembahasan terkait.Jika PKWTT dibuat secara
lisan, maka klausul-klausul yang
1. Ketentuan Karyawan dalam
berlaku di antara mereka (antara
Perjanjian Kerja Waktu
pengusaha dengan pekerja) adalah
Tidak Tertentu (PKWTT) di
klausul-klausul sebagaimana yang di
Indonesia
atur dalam UU Ketenagakerjaan.
Sebagaimana menurut Pasal 1
angka 14 Undang-Undang Nomor 13 5
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Tahun 2003 Tentang Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP. 100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan
Ketenagakerjaan definisi perjanjian
Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu
kerja adalah perjanjian antara Tertentu

7
PKWTT dapat mensyaratkan masa berubah menjadi PKWTT sejak tidak
percobaan kerja paling lama 3 (tiga) terpenuhinya syarat PKWT tersebut,
bulan.Selama masa percobaan dalam hal pengusaha mengakhiri
pengusaha wajib membayar upah hubungan kerja terhadap pekerja
pekerja dan upah tersebut tidak boleh dengan hubungan kerja PKWT
lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam angka
yang berlaku. (1), angka (2), angka (3) dan angka
Menurut Pasal 15 Kepmenakertrans (4), maka hak-hak pekerja dan
100/2004, PKWT dapat berubah prosedur penyelesaian dilakukan
menjadi PKWTT, apabila PKWT sesuai ketentuan peraturan
yang tidak dibuat dalam bahasa perundang- undangan bagi PKWTT.
Indonesia dan huruf latin berubah Kebijakan perusahaan untuk
menjadi PKWTT sejak adanya merumahkan perjanjian kerja waktu
hubungan kerja, dalam hal PKWT tidak tertentu (“PKWTT”) atau
dibuat tidak memenuhi ketentuan permanen dapat mensyaratkan
sebagaimana dimaksud dalam jenis adanya masa percobaan paling lama
pekerjaan yang dipersyaratkan, maka tiga bulan. Oleh karena itu, masa
PKWT berubah menjadi PKWTT kerja pekerja PKWTT/permanen
sejak adanya hubungan kerja, dalam dihitung atau dimulai sejak tanggal
hal PKWT dilakukan untuk selesainya masa percobaan
pekerjaan yang berhubungan dengan sebagaimana tercantum dalam
produk baru menyimpang dari perjanjian kerja atau sejak tanggal
ketentuan jangka waktu yang tertulis dalam surat
perpanjangan, maka PKWT berubah pengangkatan bagi pekerja tersebut6.
menjadi PKWTT sejak dilakukan Namun ada kalanya
penyimpangan, dalam hal perjanjian kerja tidak dibuat secara
pembaharuan PKWT tidak melalui tertulis. Dalam hal PKWTT dibuat
masa tenggang waktu 30 (tiga puluh) secara lisan, maka pengusaha wajib
hari setelah berakhirnya membuat surat pengangkatan bagi
perpanjangan PKWT dan tidak
6
diperjanjikan lain, maka PKWT Pasal 60 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

8
pekerja yang bersangkutan Menurut Surat Edaran Menteri
(lihat Pasal 63 ayat [1] UUK). Dan Tenaga Kerja kepada pimpinan
status permanen pekerja tersebut perusahaan di seluruh Indonesia No.
terhitung sejak tanggal pengangkatan SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004
yang tercantum dalam surat tentang Pencegahan Pemutusan
pengangkatan tersebut. Dalam Hubungan Kerja Massal (SE
praktiknya, kadang pekerja pada 907/2004) pada butir f menyatakan
mulanya dipekerjakan sebagai Pemutusan Hubungan Kerja haruslah
pekerja dengan perjanjian kerja sebagai upaya terakhir, setelah
waktu tertentu (PKWT) atau dilakukan upaya berikut:
kontrak.Namun, kemudian oleh f. Meliburkan atau merumahkan
pengusaha diangkat menjadi pekerja pekerja/buruh secara bergilir untuk
PKWTT/permanen. sementara waktu.8
Sebelum diangkat menjadi Sehingga dari isi SE
pekerja permanen, pengusaha dapat 907/2004 di atas dapat dipahami
mensyaratkan pekerja tersebut untuk bahwa merumahkan karyawan sama
melalui masa percobaan. Dalam hal dengan meliburkan/membebaskan
yang demikian, ketentuan yang sama pekerja untuk tidak melakukan
berlaku, yaitu masa kerja permanen pekerjaan sampai dengan waktu yang
terhitung sejak diangkatnya pekerja ditentukan oleh perusahaan. Hal
tersebut (tercantum dalam surat mana dilakukan perusahaan sebagai
pengangkatan) menjadi pekerja langkah awal untuk mengurangi
permanen. Peraturan perundang- pengeluaran perusahaan atau karena
undangan sendiri tidak tidak adanya kegiatan/produksi yang
mengatur/memberi penjelasan dilakukan perusahaan sehingga tidak
mengenai yang dimaksud dengan
“dirumahkan”7.
Kebijakan mengenai
merumahkan PKWTT
8
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.
SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 tentang
7
Ikhwan Fahrojih, Hukum Perburuhan, Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja
Setara Press, Malang, 2016, hal 14 Massal (“SE 907/2004”)

9
memerlukan tenaga kerja untuk akan ada hak apabila kewajiban
sementara waktu9. belum terlaksana dengan baik.
Darwin Prints memberikan
2. Hak-Hak dan Kewajiban pengertian hak sebagai sesuatu yang
Karyawan Perjanjian Kerja harus diberikan kepada seseorang,
WaktuTidak Tertentu sedangkan kewajiban adalah suatu
(PKWTT) Selama Masa prsetasi baik berupa benda atau jasa
Dirumahkan yang harus dilakukan oleh seseorang
Setiap hubungan hukum yang karena kedudukannya atau
lahir karena perjanjian atau perikatan statusnya.11 Dalam dunia pekerjaan,
maupun peraturan perundang- seorang karyawan juga memiliki hak
undangan selalu mempunyai dua dan kewajiban dimana hak dan
aspek yaitu hak dan kewajiban.Hak kewajiban tersebut sudah diatur
adalah kepentingan yang dilindungi sebelumnya dalam perjanjian kerja
oleh hukum.Hak memberi baik itu Perjanjian Kerja Waktu
kenikmatan dan keleluasaan kepada Tertentu (PKWT) maupun Perjanjian
individu dalam melaksanakannya.10 Kerja Waktu Tidak Tertentu
Kewajiban merupakan norma hukum (PKWTT). Setiap karyawan
positif yang memerintahkan perilaku memiliki hak dan kewajiban sebagai
individu dengan menetapkan sanksi berikut, hak mendapatkan
atas perilaku yang sebaliknya. Hak upah/gaji12, hak atas pekerjaan dan
tersebut timbul apabila sudah penghasilan yang layak bagi
terlaksananya suatu kewajiban. Hak kemanusiaan, hak bebas memilih dan
dan kewajiban merupakan dua hal pindah pekerjaan sesuai bakat dan
yang erat hubungannya, sebab tidak kemampuannya13, hak atas

11
Darwin Prints. Hukum Perburuhan
Indonesia. Bandung: P.T. Citra Aditya
9 Bakti, 2000, hlm.22-23.
Darwin Prints. Hukum Perburuhan
12
Indonesia. Bandung: P.T. Citra Aditya Pasal 1602 Kitab Undang-Undang Hukum
Bakti, 2000, hlm.12. Perdata.
13
10
Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum Pasal 88 s/d 97 Peraturan Pemerintah
:Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty, Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan
2005, hlm.41. Upah.

10
pembinaan keahlian kejuruan untuk mendesak yang diberikan oleh
memperoleh serta menambah majikan, hak untuk melakukan
keahlian dan keterampilan lagi, hak perundingan dan penyelesaian
mendapatkan perlindungan atas perselisihan hubungan industrial
keselamatan, kesehatan serta melalui bipartit, mediasi, konsiliasi,
perlakuan yang sesuai dengan arbitrase dan penyelesaian melalui
martabat manusia dan moral pengadilan16.
agama.14Hak mendirikan dan Berdasarkan UU No. 13
menjadi anggota perserikatan Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
buruh15, hak atas istirahat tahunan, hak-hak yang dimiliki oleh tenaga
tiap-tiap kali setelah ia mempunyai kerja adalah setiap buruh memiliki
masa kerja 12 (dua belas) bulan kesempatan yang sama tanpa
berturut-turut pada satu majikan atau diskriminasi untuk memperoleh
beberapa majikan dari satu pekerjaan, setiap pekerja berhak
organisasi majikan, hak atas upah memperoleh perlakuan yang sama
penuh selama istirahat tahunan, hak tanpa diskriminasi dari pengusaha,
atas suatu pembayaran penggantian setiap buruh berhak untuk
istirahat tahunan, bila pada saat memperoleh dan/atau meningkatkan
diputuskan hubungan kerja ia sudah dan/atau mengembangkan
mempunyai masa kerja sedikit- kompetensi kerja sesuai dengan
dikitnya enam bulan terhitung dari bakat, minat, dan kemampuannya
saat ia berhak atas istirahat tahunan melalui pelatihan kerja, setiap
yang terakhir, yaitu dalam hal bila pekerja memiliki kesempatan yang
hubungan kerja diputuskan oleh sama untuk mengikuti pelatihan
majikan tanpa alasan-alasan kerja sesuai dengan bidang tugasnya,
mendesak yang diberikan oleh buruh, buruh berhak memperoleh
atau oleh buruh karena alasan-alasan pengakuan kompetensi kerja setelah
mengikuti pelatihan kerja yang
diselenggarakan lembaga pelatihan
14
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 16
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 2 Tahun
15
Pasal 104 Undang-Undang Nomor 21 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja. Hubungan Kerja.

11
kerja pemerintah, lembaga pelatihan saatnya melahirkan anak dan 1,5
kerja swasta, atau pelatihan di tempat (satu setengah) bulan sesudah
kerja, buruh yang telah mengikuti melahirkan menurut perhitungan
program pemagangan berhak atas dokter kandungan atau bidan17,
pengakuan kualifikasi kompetensi setiap pekerja/buruh yang
kerja dari perusahaan atau lembaga menggunakan hak waktu istirahat
sertifikasi, setiap tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal
mempunyai hak dan kesempatan 79 ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal
yang sama untuk memilih, 80, dan Pasal 82 berhak mendapat
mendapatkan, atau pindah pekerjaan upah penuh, pekerja/buruh tidak
dan memperoleh penghasilan yang wajib bekerja pada hari-hari libur
layak di dalam atau di luar negeri, resmi, setiap pekerja/buruh
pengusaha yang mempekerjakan mempunyai hak untuk memperoleh
tenaga kerja penyandang cacat wajib perlindungan atas keselamatan,
memberikan perlindungan sesuai kesehatan kerja, moral dan
dengan jenis dan derajat kesusilaan, dan perlakuan yang
kecacatannya, pengusaha yang sesuai dengan harkat dan martabat
mempekerjakan pekerja/buruh manusia serta nilai-nilai agama,
melebihi waktu kerja sebagaimana setiap pekerja/buruh berhak
dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) memperoleh penghasilan yang
wajib membayar upah kerja lembur, memenuhi penghidupan yang layak
pengusaha wajib memberi waktu bagi kemanusiaan, pengusaha
istirahat dan cuti kepada dilarang membayar upah lebih
pekerja/buruh, pengusaha wajib rendah dari upah minimum
memberikan kesempatan yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
secukupnya kepada pekerja/ buruh 89, setiap pekerja/buruh dan
untuk melaksanakan ibadah yang keluarganya berhak untuk
diwajibkan oleh agamanya, memperoleh jaminan sosial tenaga
pekerja/buruh perempuan berhak
memperoleh istirahat selama 1,5 17
Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13
(satu setengah) bulan sebelum Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

12
kerja, setiap pekerja/buruh berhak dalam perjanjian kerja bersama,
membentuk dan menjadi anggota pengusaha dan serikat pekerja/serikat
serikat pekerja/serikat buruh, mogok buruh wajib memberitahukan isi
kerja sebagai hak dasar pekerja dan perjanjian kerja bersama atau
serikat pekerja dilakukan secara sah, perubahannya kepada seluruh
tertib dan damai sebagai akibat pekerja/buruh, penyelesaian
gagalnya perundingan, dalam hal perselisihan hubungan industrial
terjadinya pemutusan hubungan wajib dilaksanakan oleh pengusaha
kerja, pengusaha diwajibkan dan pekerja/buruh atau serikat
membayar uang pesangon dan uang pekerja/serikat buruh secara
penghargaan masa kerja serta uang musyawarah untuk mufakat,
pengganti hak yang seharusnya sekurang-kurangnya dalam waktu 7
diterima18. (tujuh) hari kerja sebelum mogok
Adapun kewajiban karyawan kerja dilaksanakan, pekerja/buruh
menurut UU No. 13 Tahun 2003 dan serikat pekerja/serikat buruh
yaitu dalam melaksanakan hubungan wajib memberitahukan secara tertulis
industrial, pekerja/buruh dan serikat kepada pengusaha dan instansi yang
pekerja/serikat buruhnya mempunyai bertanggung jawab di bidang
fungsi menjalankan pekerjaan sesuai ketenagakerjaan setempat19.
dengan kewajibannya, menjaga Sedangkan Darwin Prints
ketertiban demi kelangsungan menguraikan tentang kewajiban
produksi, menyalurkan aspirasi buruh, yaituwajib melakukan
secara demokratis, mengembangkan prestasi/pekerjaan bagi majikan,
keterampilan, dan keahliannya serta wajib mematuhi peraturan
ikut memajukan perusahaan dan perusahaan, wajib mematuhi
memperjuangkan kesejahteraan perjanjian kerja, wajib mematuhi
anggota beserta keluarganya, perjanjian perburuhan, wajib
pengusaha, serikat pekerja/serikat menjaga rahasia perusahaan, wajib
buruh dan pekerja/buruh wajib mematuhi peraturan majikan, wajib
melaksanakan ketentuan yang ada memenuhi segala kewajiban selama

18 19
Ibid Ibid.

13
izin belum diberikan hal ada banding apabila permintaan izin atau
yang belum ada putusannya. permintaan untuk memperpanjang
Selain memiliki kewajiban waktu berlaku izin ditolak dalam
perusahaan juga memiliki hak. Hak- waktu 60 (enam puluh) hari terhitung
hak perusahaan diantaranya adalah mulai tanggal penolakan20.
sebagai berikut boleh menunda Perusahaan berhak untuk
pembayaran tunjangan sementara mendapat pelayanan untuk
kepada buruh yang kecelakaan memperoleh calon buruh Indonesia
sehingga tidak mampu bekerja yang akan dikirim ke luar negeri dari
sampai paling lama lima hari Departemen Tenaga Kerja,
terhitung mulai dari kecelakaan itu mendapatkan informasi pasar kerja,
terjadi, jikalau buruh yang ditimpa mewakili dan bertindak untuk dan
kecelakaan tidak dengan perantaraan atas nama perusahaan asing di luar
perusahaan atau kalau belum negeri yang menunjuknya (Pasal 7
memperoleh surat keterangan dokter Peraturan Menteri Buruh dan
yang menerangkan, bahwa buruh Transmigrasi No.Per.01/Men/1983),
tidak dapat bekerja karena ditimpa dapat mengajukan keberatan kepada
kecelakaan, dengan persetujuan Menteri Buruh atas pencabutan izin
sebanyak-banyaknya 50% apabila usahanya selambat-lambatnya 30
kecelakaan terjadi sedang di bawah (tiga puluh) hari dari setelah
pengaruh minuman keras atau keputusan izin usaha dikeluarkan
barang-barang lain yang (Pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri
memabukkan, boleh mengajukan Buruh dan Transmigrasi
permintaan kepada pegawai No.01/Men/1983), menetapkan saat
pengawas untuk menetapkan lagi dimulainya istirahat tahunan dengan
jumlah uang tunjangan yang telah memeperhatikan kepentingan buruh,
ditetapkan, jikalau dalam keadaan mengundurkan saat istirahat tahunan
selama-lamanya tidak mampu untuk selama-lamanya 6 (enam)
bekerja itu terdapat perubahan yang
nyata, dapat mengajukan keberatan 20
Ikhwan Fahrojih. Hukum Perburuhan.
dengan surat kepada Menteri Buruh, Malang: Setara Press, 2016, hlm.43.

14
bulan terhitung mulai saat buruh upah, kelebihan upah yang telah
berhak atas istirahat tahunan dibayarkan dan cicilan hutang buruh
berhubung dengan kepentinga terhadap pengusaha dan cicilan
perusahaan yang nyata-nyata, dapat hutang buruh terhadap pengusaha,
memperhitungkan upah buruh dengan ketentuan harus ada tanda
selama sakit dengan suatu bukti tertulis22.
pembayaran yang diterima oleh Kewajiban perusahaan adalah
buruh tersebut yang timbul dari suatu suatu prestasi yang harus dilakukan
peraturan perundang- oleh pihak perusahaan bagi
undangan/peraturan kepentingan buruhnya. Adapun
perusahaan/suatu dana yang kewajiban perusahaan antara lain
menyelenggarakan jaminan sosial sebagai berikut wajib menjaga agar
taupun suatu pertanggungan, di perusahaannya tidak dilakukan
menjatuhkan denda atas pelanggaran pekerjaan yang bertentangan dengan
sesuatu hal apabila hal itu diatur ditetapkan dalam Pasal 4 Stb.647
secara tegas dalam suatu perjanjian Tahun 1925, membayar upah buruh
tertulis atau peraturan perusahaan, pada waktu yang telah ditentukan
minta ganti rugi dari buruh, bila sesuai dengan perjanjian wajib
terjadi kerusakan barang atau memberikan upah buruh dengan
kerugian lainnya baik milik pembagian sebagai berikut seperti
perusahaan maupun milik pihak jika buruh sakit, sehingga tidak dapat
ketiga oleh buruh karena melakukan pekerjaannya;dengan
kesengajaan atau kelalaiannya21. ketentuan untuk tiga bulan pertama
Beberapa cara untuk dibayar 100%, untuk tiga bulan
memperhitungkan upah dengan kedua dibayar 75%, untuk tiga bulan
denda, potongan dan ganti rugi, sewa ketiga dibayar 50%, untuk bulan
rumah yang disewakan oleh keempat dibayar 25%23.
pengusaha kepada buruh dengan
22
Abdul Khakim. Pengupahan dalam
perjanjian tertulis, uang muka atas perspektif Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti,
21
2016, hlm.22.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 23
Pasal 93 Undang-Undang Nomor 13
1981 tentang Perlindungan Upah. Tahun 2003

15
Jika buruh tidak masuk bekerja pengusaha wajib melaksanakan
karena hal-hal seperti buruh sendiri ketentuan waktu kerja, pengusaha
kawin dibayar untuk selama dua hari, wajib memberikan waktu istirahat
menyunatkan anaknya dibayar untuk dan cuti kepada buruh, pengusaha
selama satu hari, membaptiskan wajib memberikan kesempatan
anaknya dibayar untuk selama satu secukupnya kepada pekerja untuk
hari, mengawinkan anaknya dibayar melaksanakan ibadah yang
upah untuk selama dua hari, anggota diwajibkan oleh agamanya,
keluarga meninggal dunia, yaitu pengusaha yang memperkerjakan
suami/istri, orang tua/mertua atau pekerja/buruh yang melakukan
anak dibayar untuk selama dua hari, pekerja untuk melaksanakan ibadah
istri melahirkan anak dibayar untuk yang diwajibkan oleh agama nya,
selama satu hari dengan kewajiban pengusaha yang memperkerjakan
wajib membayar upah kepada buruh pekerja/buruh yang melakukan
yang bersedia melakukan pekerjaan pekerjaan pada hari libur resmi
yang telah dijanjikan, akan tetapi sebagai mana di maksud pada ayat
pengusaha tidak memperkerjakannya (2) wajib membayar upah kerja
baik karena kesalahan sendiri lembur, pengusaha yang
maupun karena karena halangan mempekerjakan pekerja/buruh
yang dialami oleh pengusaha yang sekurang-kurang nya 10 (sepuluh
seharusnya dapat24, mempekerjakan orang wajib membuat peraturan
tenaga kerja penyandang cacat wajib perusahaan yang mulai berlaku
memberikan perlindungan sesuai setelah disahkan oleh mentri atau
dengan garis dan derajat pejabat yang ditunjuk, pengusaha
kecacatannya, pengusaha wajib wajib memberitahukan dan
memberikan/menyediakan angkutan menjelaskan isi serta memberikan
antar jemput bagi pekerja yang naskah peraturan perusahaan atau
berangkat dan pulang pekerja antara perubahannya kepada pekerja/buruh,
pukul 23.00 s.d pukul 05.00, setiap pengusaha wajib memberitahukan
secara tertulis kepada pekerja/serikat
24
Ikhwan Fahrojih. Hukum Perburuhan. buruh, serta instansi yang
Malang: Setara Press, 2016, hlm.43.

16
bertanggung jawab di bidang menurut peraturan perundang-
ketenaga kerjaan setempat sekurang- undangan yang berlaku.26
kurang nya 7 (Tujuh) hari kerja25. Beberapa perusahaan tidak jarang
Dalam hal terjadi pemutusan kerja meemilih untuk merumahkan atau
pengusaha di wajib kan membayar meliburkan karyawannya yang
uang pesangon dan atau uang diakibatkan karena performa kerja
penghargaan masa kerja dan uang karyawan yang tidak baik atau
penggantian hak yang seharusnya kondisi bisnis perusahaan tersebut
diterima, dalam hal pekerja/buruh di berada dalam kondisi yang buruk
tahan pihak yang berwajib karena di sehingga membuat perusahan harus
duga melakukan tindak pidana bukan merumahkan karyawan untuk
bukan atas pengaduan sementara waktu maupun untuk
pengusaha,maka pengusaha tidak selamanya atau yang disebut PHK
wajib memberikan bantuan kepada (Pemutusan Hubungan Kerja). Istilah
keluarga pekerja,buruh yang menjadi “dirumahkan” ini dapat merujuk
tanggungannya, pengusaha wajib kepada butir f Surat Edaran Menteri
membayar kepada pekerja atau buruh Tenaga Kerja Kepada Pimpinan
yang mengalami pemutusan Perusahaan di Seluruh Indonesia
hubungan kerja sebagaimana di No.SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004
maksud pada ayat (3) dan ayat (5), tentang Pencegahan Pemutusan
uang penghargaan masa kerja 1 Hubungan Kerja Massal (SE
(satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat Menaker 907/2004) menggolongkan
(4), untuk pengusaha dilarang “meliburkan atau merumahkan
membayar upah lebih rendah dari pekerja/buruh secara bergilir untuk
upah minimum, pengusaha wajib sementara waktu” sebagai salah satu
membayar upah pekerja/buruh upaya yang dapat dilakukan sebelum

25
Pasal 148 Undang-Undang Nomor 13
26
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 90 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

17
melakukan pemutusan hubungan dalam Perjanjian Kerja peraturan
kerja27. perusahaan atau Kesepakatan Kerja
Dalam hal karyawan PKWTT yang Bersama dan apabila pengusaha akan
dirumahkan tetap mendapatkan upah membayar upah pekerja tidak secara
sepenuhnya. Berdasarkan Pasal 155 penuh agar dirundingkan dengan
ayat (2) UU No.13 Tahun 2003 pihak serikat pekerja dan atau para
tentang ketenagakerjaan mengatakan pekerja mengenai besarnya upah
bahwa sebelum ada putusan lembaga selama dirumahkan dan lamanya
penyelesaian hubungan industrial dirumahkan. Jadi dalam hal
mengenai pemutusan hubungan karyawan “dirumahkan” berarti
kerja, baik perusahaan maupun karyawan tersebut masih berstatus
pekerja/buruh harus tetap sebagai pekerja di perusahaan
melaksanakan segala kewajibannya. tersebut karena belum terjadi
Kewajiban pengusaha antara lain Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
yaitu membayar upah pekerja dan sehingga harus mendapatkan gaji
kewajiban pekerja ialah penuh dari perusahaan28.
melaksanakan pekerjaannya. Dalam Upah adalah Hak
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Pekerja/buruh yang diterima dalam
No.SE-05/M/BW/1998 Tahun 1998 bentuk uang sebagai imbalan dari
tentang Upah Pekerja yang pengusaha atau pemberi kerja kepada
Dirumahkan Bukan ke Arah pekerja/buruh yang ditetapkan dan
Pemutusan Hubungan Kerja pada dibayar menurut suatu perjanjian
dasarnya mengatur bahwa pengusaha kerja, kesepakatan, atau peraturan
tetap membayar upah secara penuh perundang-undangan, termasuk
yaitu berupa upah pokok dan tunjangan bagi para pekerja/buruh
tunjangan tetap selama pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dirumahkan, kecuali telah diatur lain dan/atau jasa yang telah atau akan

27
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
No.SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 tentang 28
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja
Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja No.SE-05/M/BW/1998 Tahun 1998 tentang
Massal. Upah Pekerja yang Dirumahkan Bukan ke
Arah Pemutusan Hubungan Kerja

18
dilakukan.29 Komponen upah tunjangan tetap, atau upah tanpa
sebagaimana disebutkan dalam pasal tunjangan.Tunjangan tidak tetap,
5 ayat 1 PP 78/2015 yaitu: meskipun bagian dari komponen
a. Upah Tanpa Tunjangan upah, tidak dapat diberikan kepada
b. Upah Pokok dan Tunjangan karyawan yang dirumahkan karena
Tetap, atau tunjangan tidak tetap adalah suatu
c. Upah Pokok, Tunjangan pembayaran yang didasarkan pada
Tetap, dan Tunjangan Tidak Tetap30. kehadiran.“Kehadiran” merupakan
Yang dimaksud tunjangan tetap syarat yang harus dipenuhi sehingga
adalah pembayaran kepada “hak atas tunjangan tidak tetap”
pekerja/buruh yang dilakukan secara dapat diberikan/diterima.Dan
teratur dan tidak dikaitkan dengan mengingat pada saat dirumahkan
kehadiran pekerja /buruh atau pekerja tidak hadir bekerja, maka
pencapaian prestasi kerja tertentu. karyawan yang dirumahkan tidak
Tunjangan tidak tetap adalah Suatu diberikan tunjangan tidak tetap32.
pembayaran yang secara langsung Selain upah pokok dan
atau tidak langsung berkaitan dengan tunjangan pokok (bila ada), hak
pekerja/buruh, yang diberikan secara karyawan yang dirumahkan
tidak tetap untuk pekerja/buruh dan berdasarkan Pasal 155 ayat (3) UU
keluarganya yang tidak sama dengan No. 13 Tahun 2003 yang berbunyi
waktu pembayaran upah pokok, yang “Pengusaha dapat melakukam
didasarkan pada kehadiran31. penyimpangan terhadap ketentuan
Berdasarkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat
tersebut diatas, maka karyawan yang (2) berupa tindakan skorsing
dirumahkan berhak atas upah yang pekerja/buruh yang sedang dalam
dapat terdiri dari upah pokok dan proses pemutusan hubungan kerja
29 dengan tetap wajib membayar upah
Pasal 1 angka 30 Undang-Undang
Nomor13 Tahun 2003 tentang beserta hak-hak lainnya yang bisa
Ketenagakerjaan
30
Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun diterima pekerja/buruh.”Hak-hak
2015 tentang Pengupahan.
31 lainnya dapat dijelaskan sebagai
Aries Harianto. Hukum Ketenagakerjaan.
Yogyakarta: Laksbang PRESSindo, 2016,
32
hlm. 38. Ibid, hlm. 47

19
berikut adalah segala hak yang telah perusahaan.Ketentuan mengenai
diatur dalam peraturan perundang- THR menyatakan bahwa karyawan
undangan ataupun yang telah yang telah bekerja 1 bulan berhak
disepakati bersama dalam Perjanjian mendapatkan THR.Karyawan
Kerja, Peraturan Perusahaan, PKWTT yang hubungan kerjanya
dan/atau perjanjian Kerja Bersama33. berakhir tidak melebihi 30 hari
Hak-hak tersebut dibatasi sebelum hari raya keagamaan berhak
pada “hak yang pemenuhannya atas THR.Berdasarkan ketentuan
berupa pembayaran uang”, merujuk tersebut, apabila hari raya jatuh pada
pada frase “membayar” pada Pasal saat karyawan dirumahkan, maka
155 ayat 3 yang bermakna karyawan tersebut masih berhak atas
“memberikan uang”dimana hak-hak THR.
yang pemenuhannya berupa c. Bonus
pembayaran diantaranya : Ketentuan tentang bonus diatur
a. Upah Lembur dalam perjanjian kerja, peraturan
Upah lembur dibayarkan apabila perusahaan, atau perjanjian kerja
pekerja melaksanakan pekerjaan bersama.Dengan demikian ada atau
melebihi waktu kerja normal.Dalam tidak adanya bonus bagi karyawan
hal ini jelas bahwa karyawan yang yang dirumahkan tergantung
dirumahkan tidak berhak atas upah pengaturan dalam PK, PP, atau PKB,
lembur karena tidak melaksanakan termasuk syarat-syarat untuk
pekerjaan, baik pada waktu normal diberikannya bonus pada karyawan.
maupun melebihi waktu kerja Misalnya, dalam PK/PK/PKB diatur
normal. bahwa setiap karyawan yang
b. THR mencapai produktivitas 80% akan
THR dibayarkan 1 kali setahun yang mendapatkan bonus senilai sekian.
dibayarkan minimal seminggu Karena karyawan yang dirumahkan
sebelum hari raya keagamaan kepada tidak bekerja dan secara otomatis
karyawan yang masih memiliki tidak ada produktivitas, maka
hubungan kerja dengan karyawan yang dirumahkan tidak

33
berhak atas bonus.
Ibid, hlm.52

20
d. Uang Pengganti Fasilitas pengaturan dalam PK, PP atau
Kerja PKB. Uang pengganti fasilitas kerja
Pemberian uang pengganti fasilitas dapat juga dibayarkan secara tetap
kerja diatur dalam Perjanjian Kerja tanpa syarat kehadiran.
(PK), Peraturan Perusahaan (PP) atau e. Uang Servis pada usaha
Perjanjian Kerja Bersama (PKB). tertentu
Dengan demikian, ada atau tidaknya Uang servis adalah tambahan dari
uang pengganti fasilitas kerja tarif yang sudah ditetapkan
tergantung pengaturan dalam PK, PP sebelumnya dalam rangka jasa
atau PKB, termasuk syarat-syarat pelayanan pada usaha hotel dan
untuk diberikannya uang pengganti usaha restoran di hotel.Uang servis
fasilitas tersebut. Misalnya, dalam dibagikan kepada karyawan secara
PK, PP, atau PKB diatur bahwa proporsional berdasarkan senioritas
setiap karyawan yang tidak dan kinerja.Karyawan pada sektor ini
mendapatkan fasilitas kendaraan yang dirumahkan bisa saja tidak ada
antar jemput karyawan dan tidak hak untuk mendapatkan uang
mendapatkan makan akan servis.Hal ini dikarenakan
mendapatkan uang pengganti pembagian uang servis secara
fasilitas kerja. Dalam ketentuan proporsional dan berdasarkan
peraturan perundang-undangan tidak kinerja, sementara karyawan yang
disebutkan bahwa uang pengganti dirumahkan tidak bekerja dan tidak
fasiltas kerja harus sama jumlahnya memberikan kontribusi pelayanan34.
setiap bulan. Dengan demikian Berdasarkan penjelasan diatas, bonus
pemberian uang pengganti fasilitas dan uang pengganti fasilitas kerja
kerja dapat diberikan berdasarkan bisa menjadi hak karyawan yang
kondisi tertentu, misalnya uang dirumahkan tergantung pengaturan
pengganti fasilitas kerja diberikan dalam PK, PP, atau PKB.
berdasarkan kehadiran. Karyawan 3. Pertimbangan Hakim terhadap
yang dirumahkan berhak atau tidak Putusan PHI tentang Pekerja
berhak atas uang pengganti yang Dirumahkan
fasilitas kerja tergantung pada 34
Ibid, hlm. 56

21
Penggugat mohon kepada penggantian hak sesuai dengan Pasal
Pengadilan Hubungan Industrial 156 ayat (4) kepada para Penggugat35
pada Pengadilan Negeri Medan agar 6. Mewajibkan Tergugat untuk
memberikan putusan sebagai berikut: membayar upah selama penyelesaian

1. Mengabulkan gugatan para perselisihan hubungan industrial

Penggugat untuk seluruhnya sampai pada putusan ini ditetapkan

2. Menyatakan Surat Dinas kepada Para Penggugat

Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7. Menghukum Tergugat untuk

Kabupaten Deli Serdang Cq. membayar uang paksa (dwangsom)

Mediator Hubungan Industrial kepada para Penggugat masing-

Nomor 560/2442;DTKTR/2014, masing besarnya Rp250.000,00

tertanggal 20 Juni 2014 perihal perhari secara tunai sekaligus,

“anjuran” tidak memiliki kekuatan apabila Tergugat tidak bersedia atau

hukum; lalai melaksanakan putusan perkara

3. Menyatakan sah dan berharga ini setelah berkekuatan hukum tetap

sitajaminan yang telah dijalankan hingga tuntas dan sempurna.

dalam perkara ini Terhadap gugatan Pengadilan

4. Menyatakan hubungan kerja Hubungan Industrial pada

antara para Penggugat dan Tergugat Pengadilan Negeri Medan telah

putus sejak putusan ini berkekuatan memberikan putusan Nomor

hukum tetap 98/Pdt.Sus-PHI/2016/PN.Mdn

5. Memerintahkan Tergugat tanggal 1 September 2016 yang

untuk membayar tunai uang amarnya sebagai berikut untuk

pesangon sebesar 2 (dua) kali mengabulkan gugatan para

ketentuan pasal 156 ayat (2), penggugat untuk sebagian,

Penghargaan masa kerja sesuai menyatakan putus hubungan kerja

dengan Pasal 156 ayat (3), uang antara para penggugat dengan
tergugat karena PHK sejak
dibacakan putusan ini, menghukum
35
Direktori Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia “Putusan Nomor 491
K/Pdt.Sus-PHI/2017, hlm. 5.

22
Tergugat untuk membayar diatur dalam ketentuan pasal 93 ayat
kompensasi sebagai akibat dari 2 huruf f UU Nomor 13 Tahun 2003
Pemutusan Hubungan Kerja sesuai tentang Ketenagakerjaan:
dengan Pasal 156 ayat (2), ayat (3) “Pengusaha wajib membayar upah
dan ayat (4) UU Nomor 13 tahun buruh, apabila buruh bersedia
2003 Tentang Ketenagakerjaan, melakukan pekerjaan yang telah
menolak gugatan para penggugat dijanjikam tetapi pengusaha tidak
untuk selebihnya, membebankan mempekerjakannya baik karena
biaya dalam perkara yang timbul kesalahan sendiri maupun halangan
dalam perkara ini kepada Negara yang seharusnya dapat dihindari
sebesar Rp261.000,00 (dua ratus pengusaha.”38
enam puluh satu ribu rupiah).36 Sehubungan karema kondisi
Hubungan Kerja dan ekonomi perusahaan yang
Kewajiban Karyawan selama mengalami kesulitan, maka upaya
dirumahkan dimana pada bulan yang dilakukan adalah merumahkan
Maret 2014 benar bahwa pihak pekerja untuk sementara
perusahaan melakukan kebijakan waktu.Berdasarkan Butir (f) Surat
merumahkan karyawan dengan Edaran Menteri Tenaga Kerja
waktu yang tidak ditentukan serta Kepada Pimpinan Perusahaan di
upah para penggugat juga tidak Seluruh Indonesia No. SE-
dibayar.37 907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 tentang
Selama masa dirumahkan, Pencegahan Pemutusan Hubungan
karyawan wajib melaksanakan Kerja Massal (SE Menaker
kewajibannya yaitu dirumahkan oleh 907/2004) yang menggolongkan
pihak perusahaan sampai dinyatakan meliburkan atau merumahkan
selesai proses merumahkannya pekerja/buruh secara bergilir untuk
dengan syarat bahwa karyawan wajib sementara waktu sebagai salah satu
mendapatkan upah sebagaimana upaya yang dapat dilakukan sebelum

36
Ibid. hlm. 7
37
Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia “Putusan Nomor 491 K/Pdt.Sus- 38
Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13
PHI/2017, hal. 4 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

23
melakukan pemutusan hubungan Dalam pertimbangan hakim
kerja. terhadap kasus tersebut maka dapat
Oleh karena tidak adanya kepastian disimpulkan bahwa:
dari pihak perusahaan dalam hal 1. Dinyatakannya pemutusan
melakukan Pemutusan Hubungan hubungan kerja antara kedua
Kerja (PHK) atau tidak terhadap para belah pihak akibat PHK.
karyawan maka berdasarkan Surat Dimana sejak putusan ini
Edaran Menteri Tenaga Kerja No. dibacakan maka antara
SE-05/M/BW/1998 Tahun 1998 penggugat dan tergugat sudah
tentang Upah Pekerja yang tidak mempunyai hubungan
Dirumahkan Bukan ke Arah kerja atau hubungan lainnya
Pemutusan Kerja (SE Menaker No. lagi.
5/1998) Mengatur bahwa pengusaha 2. Menghukum tergugat untuk
tetap membayar upah secara penuh membayar kompensasi
yaitu berupa upah pokok dan sebagai akibat dari PHK
tunjangan tetap selama pekerja sesuai Pasal 156 ayat (2),
dirumahkan, kecuali telah diatur lain ayat (3) dan ayat (4) UU
dalam Perjanjian Kerja, Peraturan nomor 13 Tahun 2003
Perusahaan atau Kesepakatan Kerja tentang ketenagakerjaan,
Bersama.Apabila pengusaha akan dengan perincian sebagai
membayar upah buruh tidak secara berikut40:
penuh agar dirundingkan dengan a. Rosmiati, masa kerja 11
pihak serikat buruh dan atau para (sebelas) tahun dan upah sebesar
buruh mengenai besarnya upah Rp1.908.000,00
selama dirumahkan dna lamanya -Uang Pesangon 1 x 9 x
dirumahkan.39 Rp1.908.000,00 =
Rp17.172.000,00

39
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor
40
SE-05/M/BW/1998 Tahun 1998 tentang Putusan Mahkamah Agung Republik
Upah Pekerja yang Dirumahkan Bukan ke Indonesia “Putusan Nomor 491 K/Pdt.Sus-
Arah Pemutusan Kerja. PHI/2017, hlm 7.

24
-Uang Penghargaan 4 x uang penghargaan masa kerja
Rp1.908.000,00 = sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal
Rp7.632.000,00 156 ayat (3) dan uang penggantian
-Uang pergantian hak 15% x hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat
Rp24.804.000,00 = (4)41.
Rp3.720.000,00 Terdapat kekeliruan dalam
Total = Rp28.524.600,00 putusan hakim dimana berdasarkan
b. Risma Hasibuan, masa kerja pasal 156 ayat (3) huruf (b) di mana:
6 (enam) tahun dan upah sebesar masa kerja (6 tahun) atau lebih tetapi
Rp1.908.000,00 kurang dari 9 (sembilan) tahun, 3
-Uang Pesangon 1 x 7 x (tiga) bulan. Risma Hasibuan mulai
Rp1.908.000,00 = bekerja pada bulan Januari tahun
Rp13.356.000,00 2008 sampai dirumahkan pada bulan
-Uang Penghargaan 2 x Maret 2014, yang bearti Risma
Rp1.908.000,00 = Hasibuan memili masa kerja 6 tahun
Rp3.816.000,00 lebih. Seharusnya dalam putusan
-Uang pergantian hak 15% x Hakim, Risma Hasibuan
Rp17.172.000,00 = mendapatkan 3 (tiga) bulan upah
Rp2.575.000,00 sebagai uang penghargaan dengan
Total = Rp19.747.800,00 perincian sebagai berikut:
Dalam putusan yang a. Risma Hasibuan, masa kerja
dibacakan dapat disimpulkan bahwa 6 (enam) tahun dan upah sebesar
putusan tersebut sudah sesuai dengan Rp1.908.000,00
ketentuan Undang-Undang -Uang Pesangon 1 x 7 x
Ketenagakerjaan dimana uang Rp1.908.000,00 =
pesangon yang harus dibayarkan Rp13.356.000,00
oleh tergugat hanyalah satu kali -Uang Penghargaan 3 x
dimana dilakukan PHK karena Rp1.908.000,00 =
perusahaan pailit, dengan ketentuan Rp5.724.000,00
atas uang pesangon sebesar 1 (satu)
41
kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), Pasal 165 Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

25
-Uang pergantian hak 15% x salah menerapkan hukum yang
Rp19.080.000,00 = Rp2.862.000,00 menyatakan PHK dengan uang
Total = Rp21.942.000,00 kompensasi 1 (satu) kali yang
3. Karena nilai gugatan dalam pesangon, uang penghargaan masa
perkara tidak lebih dari kerja dan uang penggantian hak
Rp150.000.000,00 (seratus sesuai ketentua pasal 161 Undang
lima puluh juta rupiah), Undang Nomor 13 Tahun 2003
sebagaimana ditentukan tentang Ketenagakerjaan dengan
dalam Pasal 58 UU No. 2 pertimbangan sebagai berikut dimana
Tahun 2004, maka biaya para Penggugat tidak dapat
perkara dalam tingkat kasasi dikualifisir mengundurkan diri
dibebankan kepada Negara karena tidak ada fakta hukum telah
yang bearti dalam putusan memenuhi ketentuan Pasal 168
Hakim sudah sesuai dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun
Undang-Undang.42 2003 tentang Ketenagakerjaan dan
Menimbang juga bahwa terhadap penjelasannya, pemanggilan
keberatan-keberatan kasasi yang dilakukan pada saat pekerja
diajukan oleh tergugat, Mahkamah dirumahkan, terhadap para
Agung berpendapat bahwa keberatan Penggugat telah dikenai surat
tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh peringatan.43
karena setelah meneliti secara Menimbang, bahwa berdasarkan
saksama memori kasasi tangga 25 pertimbangan tersebut ternyata
Oktober 2016 dan kontra memori bahwa Putusan Pengadilan
tangga 6 Desember 2016 Hubungan Industrial pada
dihubungkan dengan pertimbangan Pengadilan Negeri Medan dalam
Judex Facti menurut Mahkamah perkara ini tidak bertentangan
Agung Judex Facti dalam hal ini dengan hukum dan/atau Undang-
Pengadilan Hubungan Industrial Undang, sehingga permohonan
pada Pengadilan Negeri Medan tidak kasasi yang diajukan oleh pemohon
42
Putusan Mahkamah Agung Republik
Indonesia “Putusan Nomor 491 K/Pdt.Sus-
43
PHI/2017, hal 7. Ibid.

26
Kasasi Pt. Sari Murni Pratama Kepada hakim agar dapat
tersebut harus ditolak44 memberikan putusan yang lebih
akurat berdasarkan Undang-Undang
E. Penutup Ketenagakerjaan agar terciptanya
1. Kesimpulan rasa keadilan.
Beberapa kesimpulan yang
dapat kami ambil hasil penelitian ini
sebagai berikut dimana karyawan
PKWTT dapat dirumahkan oleh
pihak perusahaan dengan syarat hak-
hak dan kewajiban karyawan tetap
dipenuhi seperti salah satunya
memberikan upah penuh.Putusan
hakim terhadap karyawan masih
terdapat kekeliruan yang tidak sesuai
dengan Undang-Undang.
2. Saran
Beberapa saran yang dapat
kami berikan terhadap penelitian
tersebut berupa setiap perusahaan
agar lebih bersifat transparan dimana
ataupun kebijakan apapun itu harus
diketahui dengan jelas sebab akibat
yang timbut terhadap perusahaan dan
terhadap karyawan dan karyawan
baik PKWT maupun PKWTT agar
mengetahui hak dan kewajiban
sendiri sebagai pekerja agar dapat
terhindar seperti kasus dirumahkan
tanpa ada kepastian.

44
Ibid, hal 13.

27
DAFTAR PUSTAKA

Buku
Bambang, R.Joni. Hukum Ketenagakerjaan. Bandung: Pustaka Setia, 2013.
Fahrojih, Ikhwan. Hukum Perburuhan. Malang: Setara Press, 2016.
Harianto, Aries. Hukum Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Laksbang PRESSindo,
2016.
Khakim, Abdul. Pengupahan dalam perspektif Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2016.
Mertokusumo, Sudikno .Mengenal Hukum :Suatu Pengantar. Yogyakarta:
Liberty, 2005.
M.Natsir, Asnawi. Aspek Hukum Janji Prakontrak, Yogyakarta: UII Press, 2017.
Prints, Darwin.Hukum Perburuhan Indonesia, Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti,
2000.

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Kerja.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah.
Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP. 100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-907/MEN/PHI-PPHI/X/2004 tentang
Pencegahan Pemutusan Hubungan Kerja Massal (SE 907/2004)

28
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No.SE-05/M/BW/1998 Tahun 1998 tentang
Upah Pekerja yang Dirumahkan Bukan ke Arah Pemutusan Hubungan
Kerja
Putusan Nomor 491 K/Pdt.Sus-PHI/2017

29

You might also like