Hedging: Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia: Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, Dan Keputusan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Surabaya 2019


KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, FINANCIAL DISTRESS, DAN KEPUTUSAN
HEDGING: STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

Ika Elinda Sasmita


Universtas Negeri Surabaya
ikasasmita@mhs.unesa.ac.id
Ulil Hartono
Universitas Negeri Surabaya
ulilhartono@unesa.ac.id

Abstract

Hedging is method or technique to minimize risks arising from price fluctuations. This study aims to determine
the factors that affect the company’s hedging decisions. This study uses firm size, growth opportunity, leverage,
liquidity, profitability, financial distress as independent variables and hedging as the dependent variable. This
study uses a quantitative approach and the data used is in the form of secondary data. The object used in this
study is manufacturing companies on Indonesia Stock Exchange in 2013-2017. The sample of this study was 99
companies. The analysis technique used is logistic regression analysis. The results of this study indicate that firm
size measured using the natural logaritma of total assets and profitability that is proxied by return on assets has
a positive effect on the company’s hedging decisions. Liquidity proxied by the current ratio has a negative effect
on the company’s hedging decisions. Growth opportunity calculated by using a comparison between market value
of equity and book value of equity, leverage that is proxied by the debt to assets ratio and financial distress
calculated using the Altman z-score formula does not effect the company’s hedging decisions. The implication of
this study is that companies with large size, low liquidity or high profitability should do hedging activities to
protect the company from adverse risks.

Keyword: foreign exchange risk; hedging; risk management.

PENDAHULUAN pinjaman perusahaan dari bukan penduduk


dalam valuta asing maupun rupiah, surat utang
Globalisasi telah mempengaruhi berbagai aspek dalam valuta asing yang diterbitkan oleh
kegiatan yang ada di dunia termasuk perusahaan, dan kewajiban lain kepada bukan
perekonomian yang dapat dilihat dari adanya penduduk dalam valuta asing maupun rupiah,
peningkatan aktivitas perdagangan intenasional. termasuk juga yang dilakukan berdasarkan
Perdagangan internasional adalah perdagangan prinsip syariah. Data Pinjaman Luar Negeri
antarpenduduk dari dua negara (Griffin & Bukan Bank secara sektoral di Indonesia
Pustay, 2015:144). Aktivitas perdagangan disajikan dalam gambar 1.
internasional suatu perusahaan akan
menimbulkan peluang pertumbuhan yang lebih 40000 Pertanian,Pertenakan,
Kehutanan dan Perikanan
35000
besar bagi perusahaan dan memerlukan modal Pertambangan dan Penggalian
Pinjaman Luar Negeri dalam

30000
lebih yang kemudian menciptakan peluang 25000
Industri Pengolahan
Jutaan USD

investasi bagi para kreditur. Seiring dengan 20000


Listrik, Gas dan Air Bersih

tumbuhnya perusahaan, para kreditur akan 15000


Bangunan

meminta pengembalian lebih atas peningkatan 10000


Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Pengangakutan dan
biaya modal yang sejajar dengan peningkatan 5000 Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa
ukuran aset perusahaan. Pertumbuhan dalam 0
2013 2014 2015 2016 2017
Perusahaan
Jasa-Jasa
ukuran aset meminta penambahan utang. Utang Tahun
Lainnya
atau pinjaman yang dibutuhkan perusahaan
dapat diperoleh dari berbagai sumber, tidak Sumber: Bank Indonesia, data diolah
menuntut kemungkinan untuk memperolehnya Gambar 1. PINJAMAN LUAR NEGERI
dari luar negeri yang berupa Pinjaman Luar SWASTA BUKAN BANK MENURUT
Negeri (Madura, 2006:17). SEKTOR EKONOMI TAHUN 2013-2017

Menurut Bank Indonesia (2013) Pinjaman Luar Gambar 1 menunjukan pinjaman luar negeri
Negeri Bukan Bank adalah semua bentuk perusahaan swasta bukan bank setiap tahunnya

655
Ika Elinda Sasmita & Ulil Hartono. Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, dan Keputusan
Hedging: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

mengalami pergerakan yang fluktuatif dan untuk memperhatikan konsekuensi akibat pergerakan
beberapa sektor cenderung mengalami nilai mata uang seperti kemampuan dalam
peningkatan. Sektor yang mengalami memenuhi kewajibannya dan melakukan
peningkatan setiap tahunnya antara lain sektor hedging. Hedging merupakan usaha dalam
industri pengolahan; listrik, gas, dan air bersih; mengelola risiko akibat naik turunnya harga di
serta pengangkuan dan komunikasi. Pinjaman pasar keuangan (Bank Indonesia, 2014).
luar negeri sektor industri pengolahan
(manufaktur) berada pada posisi tertinggi Bank Indonesia sebagai otoritas moneter,
dibandingkan dengan sektor lainnya. Posisi perbankan, dan sistem pembayaran menerbitkan
pinjaman luar negeri sektor industri pengolahan peraturan kewajiban hedging yang tercantum
pada tahun 2013 sebesar USD 28.984 juta dan dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
terus mengalami peningkatan sampai pada nilai 16/21/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip
USD 35.870 juta pada tahun 2017. Kehati–hatian dalam Pengelolaan Utang Luar
Negeri Korporasi Non Bank. Berdasarkan
Peraturan Bank Indonesia Nomor peraturan tersebut, perusahaan bukan bank yang
12/1/PBI/2010 Pasal 4 tentang Pinjaman Luar mempunyai utang luar negeri berbentuk valuta
Negeri Perusahaan Bukan Bank menyatakan asing diwajibkan melakukan hedging guna
bahwa perusahaan yang akan melakukan mengurangi eksposur terhadap risiko pasar dari
Pinjaman Luar Negeri Jangka Pendek maupun segi aset dan liabilitas. Keputusan hedging
Jangka Panjang harus menerapkan fungsi perusahaan selain disebabkan oleh adanya risiko
manajemen risiko yang meliputi risiko pasar, nilai tukar yang merupakan faktor dari luar
risiko likuiditas dan risiko operasional. Hal ini perusahaan, terdapat faktor dari dalam
karena Indonesia saat ini menggunakan sistem perusahaan yang dapat mempengaruhi
nilai tukar mengambang terkendali, yaitu sistem keputusan hedging suatu perusahaan. Hasil dari
nilai tukar yang membiarkan terjadinya beberapa penelitian sebelumnya menyatakan
pergerakan nilai mata uang yang berfluktuasi bahwa beberapa faktor yang dapat
tanpa adanya batasan yang jelas namun bank mempengaruhi keputusan hedging perusahaan
sentral masih dapat melakukan campur tangan seperti ukuran perusahaan, growth opportunity,
dalam pergerakan tersebut (Griffin & Pustay, leverage, likuiditas, profitabilitas, dan financial
2015:184). Adanya penerapan sistem tersebut distress.
membuat nilai mata uang tidak dapat diprediksi
secara pasti setiap saat. Data kurs rupiah Faktor pertama yang dapat mempengaruhi
terhadap US dollar disajikan dalam gambar 2 keputusan hedging perusahaan yaitu ukuran
berikut. perusahaan. Pengukuran besar atau kecilnya
ukuran suatu perusahaan dapat diindentifikasi
Rp20.000 dengan melihat nilai total aset, ekuitas dan
penjualan (Ahmad et al., 2015). Penelitian yang
Rp15.000 dilakukan oleh Afza & Alam (2011)
Rp10.000 mendapatkan hasil yaitu terdapat pengaruh
ukuran perusahaan secara positif terhadap
Rp5.000
keputusan hedging. Sebaliknya penelitian yang
Rp0 dilakukan oleh Peihwang et al. (2017)
Sep-14
Jun-13

Feb-15

Mei-16
Nov-13

Jul-15

Okt-16

Agu-17
Apr-14

Mar-17
Jan-13

Des-15

menyatakan terdapat pengaruh ukuran


perusahaan secara negatif terhadap keputusan
hedging. Sedangkan penelitian Goklas &
Sumber: Bank Indonesia, data diolah Wahyudi (2016) menyatakan bahwa keputusan
Gambar 2. KURS RUPIAH TERHADAP hedging tidak dipengaruhi oleh ukuran
US DOLLAR TAHUN 2013-2017 perusahaan.
Gambar 2 memperlihatkan kurs rupiah terhadap Faktor kedua yang dapat mempengaruhi
US dollar yang mengalami fluktuasi dan keputusan hedging perusahaan yaitu growth
cenderung menunjukan pelemahan mata uang. opportunity. Growth opportunity menjadikan
Fluktuasi nilai tukar yang terjadi membuat besarnya kebutuhan dana yang diperlukan dalam
perusahaan harus melakukan berbagai cara membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut
dalam pengelolaan risiko nilai tukar dengan (Saragih & Musdholifah, 2017). Hasil penelitian

656
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Kussulistyanti & Mahfudz (2016) mendapatkan (Fahmi, 2012:68). Hasil penelitian yang
hasil bahwa terdapat pengaruh growth dilakukan oleh Vural-Yavas (2016) menyatakan
opportunity secara positif terhadap keputusan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas secara
hedging. Sebaliknya penelitian yang dilakukan positif terhadap keputusan hedging. Berbeda
oleh Vural-Yavas (2016) menyatakan bahwa dengan penelitian yang dilakukan oleh
growth opportunity berpengaruh negatif Bhagawan & Lukose (2017) yang menyatakan
terhadap keputusan hedging. Sedangkan bahwa terdapat pengaruh profitabilitas secara
penelitian yang dilakukan oleh Widyagoca & negatif terhadap keputusan hedging. Sedangkan
Lestari (2016) menyatakan bahwa keputusan penelitian yang dilakukan oleh Ariani &
hedging tidak dipengaruhi oleh growth Sudiartha (2017) menyatakan bahwa keputusan
opportunity. hedging tidak dipengaruhi oleh profitabilitas

Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi Faktor keenam yang dapat mempengaruhi
keputusan hedging perusahaan yaitu leverage. keputusan hedging perusahaan yaitu financial
Leverage menggambarkan tolak ukur distress. Financial distress terjadi pada saat
perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya perusahaan tidak mampu untuk mengembalikan
(Rahardjo, 2007:118). Hasil penelitian yang kewajiban-kewajibannya (Fahmi, 2012:93).
dilakukan oleh Nuzul & Lautania (2015) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adam et al.
menyatakan bahwa leverage berpengaruh (2017) menyatakan bahwa financial distress
terhadap keputusan hedging. Penelitian yang berpengaruh positif signifikan terhadap
dilakukan oleh Astyrianti & Sudiartha (2017) keputusan hedging. Sebaliknya penelitian yang
memberikan hasil bahwa terdapat pengaruh dilakukan oleh Sianturi & Pangestuti (2015)
leverage secara positif terhadap keputusan menyatakan bahwa terdapat pengaruh financial
hedging. Berbeda dengan penelitian yang distress secara negatif terhadap keputusan
dilakukan oleh Mugo & Nyali (2015) yang hedging. Sedangkan penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa leverage berpengaruh oleh Nuzul & Lautania (2015) menyatakan
negatif terhadap keputusan hedging. Berbeda bahwa keputusan hedging tidak dipengaruhi
juga dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh financial distress.
Megawati et al. (2016) yang menyatakan bahwa
keputusan hedging tidak dipengaruhi oleh KAJIAN PUSTAKA DAN
leverage. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Faktor keempat yang dapat mempengaruhi Teori Portofolio
keputusan hedging perusahaan yaitu likuiditas. Teori portofolio menjelaskan bahwa risiko
Likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan portofolio investasi akan berkurang pada saat
dalam menyelesaikan kewajiban lancarnya ditambahkannya aset lain ke dalam portofolio
(Sudana, 2015:24). Hasil penelitian yang tersebut meskipun ekspektasi return-nya masih
dilakukan oleh Astyrianti & Sudiartha (2017) sejumlah rata-rata tertimbang dari ekspektasi
menyatakan bahwa terdapat pengaruh likuiditas setiap aset yang ada dalam portofolio (Kodrat &
secara positif terhadap keputusan hedging. Herdinata, 2009:6). Risiko pada portofolio telah
Sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh dibedakan menjadi dua macam risiko, yaitu
Ariani & Sudiartha (2017) menyatakan bahwa risiko sistematis dan tidak sistematis. Hedging
likuiditas berpengaruh negatif terhadap dapat digunakan perusahaan dalam
keputusan hedging. Sedangkan penelitian yang meminimalisir risiko sistematis untuk
dilakukan oleh Kurniawan & Asandimitra melindungi nilai portofolio dan mengurangi
(2018) menyatakan bahwa keputusan hedging pergerakan pasar yang merugikan (Tandelilin,
tidak dipengaruhi oleh likuiditas. 2010:484).
Faktor kelima yang dapat mempengaruhi Signalling Theory
keputusan hedging perusahaan yaitu Signalling theory mengansumsikan bahwa pihak
profitabilitas. Profitabilitas menggambarkan manajemen perusahaan akan memberikan
keuntungan yang didapatkan atas investasi petunjuk atau informasi kepada para investor
maupun penjualan untuk mengetahui atas kondisi perusahaanya (Brigham & Houston,
keefektifan manajemen secara menyeluruh 2014:186). Informasi simetris adalah kesamaan

657
Ika Elinda Sasmita & Ulil Hartono. Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, dan Keputusan
Hedging: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

informasi mengenai prospek suatu perusahaan Lianto (2013) menerangkan bahwa du pont
yang diterima oleh semua pihak baik manajer memperlihatkan bagaimana interaksi rasio
maupun investor. Namun pada kenyataannya, aktivitas dan profit margin dalam menentukan
para manajer memiliki informasi yang lebih baik profitabilitas aset yang dimiliki perusahaan. Du
dari pada investor yang disebut dengan asimetri pont dapat digunakan untuk mengetahui
informasi. Adanya asimetri informasi yang seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam
dimiliki perusahaan membuat perusahaan dalam mengelola aset yang dimiliki untuk menciptakan
membiayai peluang pertumbuhannya memilih aktivitas operasional perusahaan tingginya
pendanaan eksternal berupa utang yang profitabilitas suatu perusahaan menggambarkan
kemudian menimbulkan risiko bagi perusahaan luasnya kegiatan operasional.
dan membuat perusahaan melakukan hedging
untuk melindungi perusahaannya. Hedging
Hedging merupakan salah satu upaya
Trade-off Theory perusahaan dalam mengelola manajeman risiko
Trade–off theory merupakan suatu teori yang untuk mengontrol harga komoditas yang
disebut sebagai teori pertukaran leverage digunakan dalam produksi, suku bunga jika akan
dimana perusahaan menggunakan utang untuk melakukan utang atau nilai tukar untuk
memperoleh manfaat dari pajak yang tidak melakukan transaksi ke luar negeri (Keown et
seharusnya dibayarkan (Brigham & Houston, al., 2010:333). Hedging yang dilakukan
2014:183). Utang akan menjadi lebih murah dari perusahaan seringkali mempergunakan sekuritas
pada saham biasa atau preferen ketika derivatif. Sekuritas derivatif adalah klaim yang
pembayaran bunga digunakan sebagai digambarkan oleh aset keuangan terhadap aset
pengurang beban pajak. Utang yang digunakan keuangan lainnya (Ambarwati, 2010:221).
dalam jumlah besar oleh perusahaan akan Karakteristik perusahaan dalam penelitian ini
menambah laba operasi perusahaan dan direpresentasikan oleh ukuran perusahaan,
mengurangi pajak yang harus dibayarkan. growth opportunity, leverage, likuiditas, dan
Adanya leverage yang dibebankan membuat profitabilitas.
risiko yang ditimbulkan semakin tinggi dan
membuat tindakan hedging yang harus Ukuran Perusahaan
dilakukan perusahaan semakin besar. Ukuran Perusahaan adalah total nilai aset,
ekuitas, dan penjualan perusahaan dapat
Pecking Order Theory menunjukan besar atau kecilnya suatu
Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan (Ahmad et al., 2015). Ukuran
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan dapat mempengaruhi aktivitas yang
dananya menerapkan kebijakan penjualan aset- dilakukan perusahaan, besarnya ukuran
aset yang ada (Fahmi, 2012:113). Tingkat perusahaan membuat perusahaan tersebut lebih
likuiditas yang rendah menjadikan penggunaan luas dalam menjalankan usahanya dan semakin
dana internal perusahaan kurang mencukupi mudah untuk memperoleh pendanaan karena
terutama untuk memenuhi kewajiban jangka akses ke pasar modal semakin terbuka (Saragih
pendek. Perusahaan ketika mengalami masalah & Musdholifah, 2017)
dalam likuiditas maka sangat memungkinkan
perusahaan tersebut mulai memasuki masa Growth Opportunity
fianancial distress. Adanya utang yang Growth opportunity merupakan harapan dari
didenominasi valuta asing saat nilai tukar pemilik perusahaan dan investor agar dapat
mengalami depresiasi dapat memperburuk menjadikan perusahaan menjadi lebih besar
kondisi yang ada. Hal ini membuat perusahaan (Sianturi & Pangestuti, 2015). Perusahaan
melakukan hedging untuk menyesuaikan waktu dengan pertumbuhan yang tinggi memerlukan
jatuh tempo antara aset dan kewajiban. kebutuhan dana yang besar. Adanya keadaan
dimana pertumbuhan aset baru lebih cepat
Du Pont Theory dibandingkan dengan tambahan laba ditahan,
Du pont theory menggambarkan kondisi maka pendanaan internal dari tambahan laba
keuangan suatu perusahaan dengan faktor-faktor ditahan tidak mencukupi dan mengakibatkan
yang mempengaruhi kinerja keuangan kebutuhan dana tambahan dari eksternal
berdasarkan kaitan antara utang, jumlah aset, (Sudana, 2015:69).
penjualan dan pendapatan (Sudana, 2015:27).

658
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Leverage keuangan yang paling banyak disebabkan oleh
Leverage adalah usaha meningkatkan atau kesalahan manajemen dalam mengelola
menaikan profitabilitas dengan penggunaan perusahaan yang dilakukan secara berulang-
biaya tetap (Horne & Junior, 2013:138). ulang. Manajemen perusahaan harus mampu
Leverage terjadi karena adanya beban tetap bagi mengetahui faktor-faktor yang mengakibatkan
perusahaan yang disebabkan oleh aset dan kesulitan keuangan perusahaan sebelum
sumber dana yang digunakan dalam kegiatan kejadian tersebut terjadi (Sudana, 2015:286).
operasi perusahaan. Laba yang tinggi akan
didapatkan dengan penggunaan utang yang lebih Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
besar dari pada penggunaan modal sendiri saat Keputusan Hedging Perusahaan
kondisi ekonomi baik. Sebaliknya, pada saat Ukuran perusahaan yang besar menggambarkan
kondisi ekonomi buruk penggunaan modal luasnya aktivitas perusahaan dan tidak menuntut
sendiri yang lebih besar dari pada penggunaan kemungkinan akan memasuki perdagangan
utang akan menghasilkan laba lebih besar internasional. Aktivitas usaha yang dilakukan
(Sudana, 2015:181). lintas negara akan menimbulkan risiko yang
beragam sehingga membuat perusahaan lebih
Likuiditas berhati-hati (Guniarti, 2014). Perusahaan besar
Likuiditas adalah ukuran untuk mengetahui cenderung melakukan hedging untuk
banyaknya sumber daya milik perusahaan yang melindungi arus kas dan asetnya karena berisiko
digunakan dalam membayarkan kewajiban mengalami kerugian atas selisih kurs. Sehingga
jangka pendek yang harus segera dilunasi ukuran perusahaan yang besar menjadikan
(Rahardjo, 2007:11). Perusahaan yang mampu probabilitas hedging perusahaan semakin tinggi
untuk memenuhi kewajibannya sebelum waktu (Kussulistyanti & Mahfudz, 2016).
jatuh tempo disebut sebagai perusahaan likuid.
Faktor-faktor seperti tidak adanya dana sama H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
sekali atau dana yang dimiliki perusahaan masih keputusan hedging perusahaan
memerlukan beberapa waktu untuk dicairkan manufaktur di Indonesia.
pada saat kewajiban jatuh tempo menjadikan
perusahaan tidak mampu dalam memenuhi Pengaruh Growth Opportunity terhadap
kewajibannya terutama dalam jangka pendek. Keputusan Hedging Perusahaan
Growth opportunity menunjukan tingginya
Profitabilitas kesempatan perusahaan untuk maju dan
Kasmir (2016:196) menyatakan bahwa ukuran membuat kebutuhan dana perusahaan menjadi
untuk mengetahui laba atau keuntungan yang besar (Widyagoca & Lestari, 2016). Salah satu
didapatkan perusahaan pada periode tertentu alternatif pendanaan yang dapat dipilih
disebut sebagai profitabilitas. Keuntungan yang perusahaan yaitu melalui utang. Jika utang yang
diperoleh semaksimal mungkin merupakan digunakan perusahaan didenominasi valuta
salah satu tujuan perusahaan. Besaran asing maka akan menimbulkan risiko fluktuasi
keuntungan yang diperoleh perusahaan seperti nilai tukar (Astyrianti & Sudiartha, 2017).
yang telah ditargetkan sebelumnya bisa Perusahaan kemudian akan melakukan berbagai
menjadikan kesejahteraan bagi pihak yang upaya untuk menghindari risiko dengan
bersangkutan serta menimbulkan investasi baru melakukan hedging. Sehingga tingginya growth
dan menjadikan mutu produk meningkat. opportunity perusahaan menjadikan keputusan
Sehingga pemenuhan target yang telah hedging perusahaan menjadi tinggi.
ditetapkan menjadi tuntutan manajemen
perusahaan. H2 : Growth opportunity berpengaruh
terhadap keputusan hedging perusahaan
Financial Distress manufaktur di Indonesia.
Financial distress adalah keadaan perusahaan
yang berada dalam ancaman kebangkrutan yang Pengaruh Leverage terhadap Keputusan
disebabkan oleh kesulitan keuangan Hedging Perusahaan
(Ambarwati, 2010:31). Kesulitan keuangan Leverage merupakan gambaran banyaknya
yang dihadapi perusahaan diakibatkan oleh utang yang digunakan untuk membiayai
berbagai faktor, namun penyebab kesulitan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan

659
Ika Elinda Sasmita & Ulil Hartono. Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, dan Keputusan
Hedging: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

yang didanai dengan utang yang tinggi membuat keputusan hedging perusahaan (Megawati et al.,
perusahaan tersebut akan menghadapi risiko 2016).
gagal bayar yang tinggi. Utang perusahaan yang
didenominasi valuta asing dan adanya depresiasi H5 : Profitabilitas berpengaruh terhadap
nilai tukar menjadikan jumlah utang akan keputusan hedging perusahaan
membesar. Hal ini kemudian membuat manufaktur di Indonesia.
perusahaan melakukan berbagai upaya
manajemen risiko seperti hedging. Sehingga Pengaruh Financial Distress terhadap
tingginya rasio leverage suatu perusahaan Keputusan Hedging Perusahaan
menyebabkan keputusan hedging perusahaan Financial distress mengindikasikan adanya
menjadi tinggi (Guniarti, 2014). ancaman kebangkrutan pada perusahaan yang
dinilai dari kesulitan perusahaan dalam
H3 : Leverage berpengaruh terhadap mengembalikan kewajibannya kepada kreditur
keputusan hedging perusahaan (Nuzul & Lautania, 2015). Kesulitan keuangan
manufaktur di Indonesia. yang dialami membuat perusahaan melakukan
hedging untuk melindungi perusahaan dari
Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan risiko kebangkrutan yang disebabkan adanya
Hedging Perusahaan kewajiban perusahaan yang berada pada posisi
Likuiditas menunjukan kesanggupan tidak aman. Perusahaan berpendapat bahwa
perusahaan untuk membayar kewajiban penggunaan hedging dapat mengurangi nilai
lancarnya dengan melihat rasio likuiditasnya. sekarang dari biaya kesulitan keuangan.
Perusahaan dengan aset lancar yang cukup Sehingga semakin tinggi tingkat financial
untuk memenuhi kewajiban lancarnya berarti distress semakin tinggi keputusan hedging yang
rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan tinggi. dilakukan perusahaan (Sianturi & Pangestuti,
Sebaliknya rasio likuiditas yang rendah berarti 2015).
kas dan aset lancar yang ada pada perusahaan
kurang cukup untuk membayarkan kewajiban H6 : Financial distress berpengaruh terhadap
lancarnya. Hal ini membuat perusahaan lebih keputusan hedging perusahaan
waspada terhadap risiko-risiko yang merugikan manufaktur di Indonesia.
dengan melakukakan pengelolaan keuangannya
secara hati-hati. Sehingga rendahnya likuiditas METODE PENELITIAN
perusahaan menjadikan keputusan hedging
perusahaan tinggi (Kussulistyanti & Mahfudz, Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
2016). Data yang digunakan adalah data sekunder yang
diperoleh dari laman Bursa Efek Indonesia yaitu
H4 : Likuiditas berpengaruh terhadap www.idx.co.id berupa laporan keuangan dan
keputusan hedging perusahaan tahunan perusahaan. Populasi penelitian ini
manufaktur di Indonesia. adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan Pengambilan sampel menggunakan teknik
Hedging Perusahaan purposive sampling berdasarkan kriteria yaitu
Tingginya profitabilitas menggambarkan perusahaan mempunyai laporan keuangan
luasnya aktivitas perusahaan. Profitabilitas yang tahunan yang telah diaudit selama lima tahun
tinggi membuat perusahaan terdorong untuk berurutan; mempunyai eksposur valuta asing
melakukan perluasan bisnis sampai luar negeri. yang muncul karena adanya aset dan kewajiban
Hal ini kemudian menimbulkan risiko akibat dalam valuta asing, penjualan ekspor, impor
kondisi pasar internasional yang dinamis. bahan baku atau memiliki anak perusahaan di
Transaksi lintas negara yang dilakukan luar negeri; dan mempunyai history closing
perusahaan memberikan pendapatan dalam price selama lima tahun berurutan. Berdasarkan
valuta asing. Adanya perbedaan nilai tukar pengambilan sampel sesuai dengan kriteria yang
membuat perusahaan terdorong melakukan telah ditentukan, maka sampel yang didapatkan
hedging sebagai upaya penghindaran selisih sejumlah 99 perusahaan dengan 5 tahun
kurs yang merugikan. Sehingga semakin tinggi pengamatan yang memenuhi syarat untuk
profitabiltas perusahaan semakin tinggi diteliti.

660
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Definisi Operasional Variabel Hedging penggunaan utang oleh perusahaan (Kasmir,
Hedging adalah perlindungan pada nilai aset 2016:156). Formulasi debt to asset ratio (5)
dari ketidakpastian perubahan harga di masa adalah sebagai berikut.
depan (Tandelilin, 2010:468). Pengukuran
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
keputusan hedging perusahaan menggunakan 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = ......... (5)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
skala nominal. Perusahaan yang memiliki
keputusan hedging diberi kode angka 1 dan
perusahaan memiliki keputusan tidak hedging Definisi Operasional Variabel Likuiditas
diberi kode angka 0 (Ahmad et al., 2015). Data Proksi yang digunakan untuk mengetahui rasio
keputusan hedging perusahaan didapatkan dari likuiditas dalam penelitian ini yaitu current
catatan atas laporan keuangan perusahaan. ratio. Rasio likuiditas digunakan untuk
mengukur sejauh mana perusahaan dapat
Definisi Operasional Variabel Ukuran
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya
Perusahaan
(Kasmir, 2016:134). Formulasi current ratio (6)
Penilaian terhadap besarnya jumlah aset yang
adalah sebagai berikut.
dimiliki perusahaan dilakukan untuk
mengetahui ukuran perusahaan. Perhitungan 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
besarnya aset perusahaan akan diubah dalam 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = ......... (6)
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
bentuk logaritma natural. Penggunaan logaritma
natural (Ln) digunakan untuk mengkonversi Definisi Operasional Variabel Profitabilitas
angka ke nominal yang lebih kecil dan membuat Rasio profitabilitas dalam penelitian ini
data total aset terdistribusi normal (Kautsar, diketahui dengan return on assets (ROA).
2014). Formulasi ukuran perusahaan (1) sebagai Besarnya ROA menggambarkan keefektifan dan
berikut. keefisienan penggunan aset perusahaan dalam
menghasilkan laba bagi perusahaan (Sudana,
𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝑛(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)(1) 2015:25). Formulasi ROA (7) adalah sebagai
berikut.
Definisi Operasional Variabel Growth
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑎𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥𝑒𝑠
Opportunity 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = . (7)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Growth opportunity diketahui dengan membagi
MVE (market value of equity) (3) dengan BVE Definisi Operasional Variabel Financial
(book value of equity) (4). MVE merupakan Distress
hasil pembagian antara penghasilan setelah Identifikasi financial disstres dalam penelitian
pajak dengan penghasilan per saham yang ini menggunakan Z-score yang dirumuskan oleh
kemudian dikalikan dengan harga penutupan. Altman. Perhitungan Z-score akan
BVE merupakan selisih antara total aset dengan menghasilkan nilai Z > 2,99 berarti keuangan
total utang jangka panjang. Aset riil yang lebih perusahaan kuat, 2,99  Z  1,88 berarti kondisi
rendah dibandingkan dengan nilai pasar keuangan perusahaan dalam tanda tanya (bisa
menggambarkan adanya growth opportunity naik atau turun) dan Z < 1,88 berarti perusahaan
bagi perusahaan (Guniarti, 2014). Formulasi dalam kesulitan keuangan yang serius
growth opportunity (2) adalah sebagai berikut. (Rahardjo, 2007:140). Formulasi Z-score dapat
𝑀𝑉𝐸 dilihat di rumus (8). Z-score dapat dihitung
𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ 𝑂𝑝𝑝𝑜𝑟𝑡𝑢𝑛𝑖𝑡𝑦 = ..................(2) dengan mempertimbangkan X1 yaitu
𝐵𝑉𝐸
pembagian antara working capital dengan total
Keterangan: assets (9), X2 yaitu pembagian antara retained
𝐸𝐴𝑇
𝑀𝑉𝐸 = 𝑋𝐶𝑙𝑜𝑠𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑖𝑐𝑒 ....................(3) earning dengan total assets (10), X3 yaitu
𝐸𝑃𝑆
pembagian antara EBIT dengan total assets, X4
𝐵𝑉𝐸 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠(4) yaitu pembagian antara market value of equity
dengan book value of total debt (11) dan X5
Definisi Operasional Variabel Leverage yaitu pembagian antara total revenue dengan
Rasio leverage dalam penelitian ini diproksikan total assets (13).
dengan debt to asset ratio (debt ratio). Debt to
asset ratio yang tinggi menunjukan besarnya 𝑍 = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 +
1,0X5 ................................................ (8)

661
Ika Elinda Sasmita & Ulil Hartono. Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, dan Keputusan
Hedging: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

Keterangan: 12,329 dan signifikan pada 0,137 yang berarti


Z = Indeks keseluruhan kesehatan perusahaan lebih besar dari 0,05 sehingga model dapat
diterima atau dikatakan fit karena sesuai dengan
𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙
𝑋1 = ................................(9) data observasinya.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

𝑅𝑒𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑑 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 Ketepatan Klasifikasi


𝑋2 = .............................(10) Pengujian pada tabel klasifikasi digunakan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
untuk mengetahui tingkat keakuratan regresi
𝐸𝐵𝐼𝑇
𝑋3 = .....................................(11) logistik dalam mengklasifikasikan perusahaan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
yang memiliki keputusan hedging dan tidak
𝑀𝑎𝑟𝑘𝑒𝑡 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 hedging.
𝑋4 = ...................(12)
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡
Tabel 1.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 CLASIFFICATION TABLE
𝑋5 = ..................................(13)
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Predicted
Data penelitian ini dianalisis menggunakan
Hedg
analisis regresi logistik yang meliputi uji Observed Percentage
keseluruhan model, koefisien determinasi, uji Tdk Correct
Hedg
Hedg
kelayakan model, ketepatan klasifikasi, estimasi
Step Hedg Tdk 380 21 94.8
parameter dan interpretasinya. 4 Hedg
Hedg 62 32 34.0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Overall 83.2
Percentage
Uji Keseluruhan Model
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah Sumber: Output SPSS
penambahan variabel independen ke dalam
Tabel 1 menunjukan kemampuan prediksi dari
model dapat memperbaiki model fit. Hasil
regresi logistik dalam memproyeksikan
pengujian menunjukan nilai statistik -2LogL
perusahaan yang memiliki keputusan tidak
dengan konstanta saja tanpa variabel sebesar
hedging sebanyak 401 perusahaan sedangkan
481,216 dan nilai -2LogL turun menjadi
hasil observasi hanya 380, sehingga ketepatan
347,771 setelah ditambahkan variabel
klasifikasi sebesar 94,8% (380/401). Proyeksi
independen atau terdapat penurunan sebesar
untuk perusahaan yang memiliki keputusan
133,445 dan angka ini signifikan secara statistik.
hedging sebanyak 94 perusahaan sedangkan
Jika dibandingkan dengan tabel chi square
hasil observasi hanya 32, sehingga ketepatan
dengan df 6 (495–489) yang diperoleh angka
klasifikasi sebesar 34,0% (32/94). Keakuratan
12,5916, maka selisih penurunan -2LogL
klasifikasi pada model secara keseluruhan
signifikan karena 133,445 lebih besar dari
adalah sebesar 83,2%.
12,5916. Hal ini berarti adanya variabel
independen yang dimasukan ke dalam model
Uji Estimasi Parameter dan Interpretasinya
memperbaiki model fit.
Uji hipotesis pada penelitian ini menguji
pengaruh variabel independen yaitu ukuran
Koefisien Determinasi
perusahaan, growth opportunity, leverage,
Pengujian dilakukan untuk mengetahui
likuiditas, profitablitas dan financial distress
kemampuan variabel independen dalam
terhadap variabel dependen yaitu keputusan
menjelaskan variabel dependen. Hasil pengujian
hedging perusahaan.
menghasilkan nilai Cox and Sneel’s R Square
sebesar 0,236 dan nilai Negelkerke’s R Square
Pengujian regresi logistik pada tabel 2
sebesar 0,380 yang berarti sebesar 38%
memperlihatkan bahwa variabel independen
variabilitas variabel dependen yang mampu
yang signifikan dibawah 0,05 yaitu ukuran
dijelaskan dengan variabel independen.
perusahaan, likuiditas dan profitabilitas.
Sehingga persamaan regresi logistik (14) yang
Uji Kelayakan Model
terbentuk sebagai berikut.
Uji kelayakan model menggunakan Hosmer and
Lemeshow Goodness of Fit Test. Nilai Hosmer
and Lemeshow’s yang didapatkan sebesar

662
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
𝑝
𝐿𝑛 = −22,794 + 0,758(𝑆𝑖𝑧𝑒) − pendanaan internal dapat dibayai dengan
1−𝑝
pengembalian investasi tersebut, dengan kata
0,615(𝐿𝑖𝑘𝑢𝑖𝑑𝑖𝑡𝑎𝑠) + 6,701(𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠)
lain untuk melakukan ekspansi perusahaan lebih
................................................................(14)
memilih menggunakan laba ditahan
dibandingkan utang (Widyagoca & Lestari,
Tabel 2.
2016). Hasil penelitian ini tidak mendukung
VARIABLE IN THE EQUATION
signaling theory yang menyatakan bahwa
B Sig dengan asimetri informasi yang dimiliki
Step 4a Size .758 .000 perusahaan membuat perusahaan dalam
Likuiditas -.615 .000 membiayai peluang pertumbuhannya memilih
Profitabilitas 6.701 .000 pendanaan eksternal berupa utang yang
Constant -22.794 .000 kemudian menimbulkan risiko bagi perusahaan.
Sumber: Output SPSS Peluang pertumbuhan yang semakin tinggi
membutuhkan pendanaan yang besar dan
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap membuat perusahaan melakukan hedging untuk
Keputusan Hedging Perusahaan melindungi perusahaannya. Implikasi dari hasil
Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran penelitian ini adalah perusahaan dalam
perusahaan berpengaruh positif terhadap mengambil keputusan hedging tidak perlu
keputusan hedging perusahaan yang berarti H1 memperhatikan growth opportunity yang ada.
diterima. Perusahaan dengan ukuran yang besar Antisipasi risiko akibat growth opportunity pada
cenderung memiliki aktivitas yang luas bahkan perusahaan dilakukan dengan penggunaan laba
hingga ke luar negeri. Aktivitas tersebut dapat ditahan dalam memenuhi kebutuhan dana atas
menimbulkan eksposur transaksi yang peluang pertumbuhan perusahaan.
mengakibatkan adanya risiko fluktuasi nilai
tukar. Perusahaan dengan ukuran yang besar Pengaruh Leverage terhadap Keputusan
kemudian akan melakukan hedging untuk Hedging Perusahaan
meminimalisir dampak dari perubahan nilai Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage
tukar (Guniarti, 2014). Hasil penelitian ini tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging
mendukung teori portofolio yang menjelaskan perusahaan yang berarti H3 ditolak. Perusahaan
bahwa perusahaan akan menambahkan aset menggunakan leverage untuk memaksimalkan
yang dimilikinya ke dalam portofolio untuk keuntungannya. Penggunaan leverage
meminimalisir risiko tidak sistematis dan dimaksukan untuk meningkatkatkan nilai
melakukan hedging untuk meminimalisir risiko pemegang saham melalui EPS (earning per
sistematis atas pergerakan pasar yang share). Penggunaan leverage bermanfaat untuk
merugikan. Implikasi dari hasil penelitian ini mengurangi pajak perusahaan karena adanya
adalah perusahaan dengan ukuran yang besar beban bunga. Selama beban bunga lebih kecil
perlu melakukan hedging untuk mengurangi dari peningkatan pendapatan dari pendanaan
fluktuasi nilai tukar yang merugikan. eksternal maka leverage tidak menimbulkan
risiko yang besar (Goklas & Wahyudi, 2016).
Pengaruh Growth Opportunity terhadap Hasil penelitian ini tidak mendukung trade–off
Keputusan Hedging Perusahaan theory yang menyatakan bahwa penggunaan
Hasil penelitian menunjukan bahwa growth utang oleh perusahaan dilakukan untuk
opportunity tidak berpengaruh terhadap mengurangi pajak yang harus dibayarkan dan
keputusan hedging perusahaan, yang berarti H2 menambah laba operasi perusahaan.
ditolak. Hal ini karena growth opportunity Peningkatan penggunaan utang membuat
membuat perusahaan lebih memilih perusahaan memiliki risiko gagal bayar dalam
menggunakan ekuitas dalam membiayai memenuhi kewajibannya, sehingga hedging
kebutuhannya. Penggunaan ekuitas lebih dipilih dilakukan perusahaan untuk menanggulangi
karena perusahaan menghindari adanya biaya dampak negatif risiko tersebut. Implikasi dari
keagenan antara manajemen perusahaan dengan hasil penelitian ini adalah perusahaan dalam
pemegang saham. Utang yang digunakan mengambil keputusan hedging tidak perlu
perusahaan akan lebih sedikit disaat perusahaan memperhatikan tingkat leverage perusahaan.
memiliki investasi dengan tingkat pengembalian Penggunaan leverage oleh perusahaan bertujuan
yang lebih tinggi karena sebagian besar untuk memperoleh laba yang semaksimal

663
Ika Elinda Sasmita & Ulil Hartono. Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, dan Keputusan
Hedging: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

mungkin. Antisipasi risiko akibat adanya mengakibatkan adanya pendapatan dalam


leverage pada perusahaan dilakukan dengan bentuk mata uang yang berbeda. Ketika
memperhatikan tingkat beban bunga perusahaan menerima pendapatan dalam valuta
perusahaan. asing disaat terjadi pelemahan mata uang maka
keuntungan yang akan didapatkan akan
Pengaruh Likuiditas terhadap Keputusan berkurang. Hal ini kemudian membuat
Hedging Perusahaan perusahaan melakukan hedging untuk
Hasil penelitian menunjukan bahwa likuiditas meminimalisir dampak negatif dari selisih kurs
berpengaruh negatif terhadap keputusan (Megawati et al., 2016). Hasil penelitian sejalan
hedging perusahaan yang berarti H4 diterima. dengan du pont theory yang menerangkan
Perusahaan dengan likuiditas yang tinggi bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi
memiliki kemampuan dalam membayarkan memiliki kegiatan operasional yang luas.
kewajiban lancarnya dengan baik karena Transaksi perdagangan internasional akan
memiliki dana cadangan yang cukup. menggunakan mata uang yang berbeda. Adanya
Perusahaan dengan likuiditas yang rendah akan perbedaan selisih kurs yang dapat terjadi
lebih waspada untuk melakukan pengelolaan sewaktu-waktu membuat perusahaan
keuangannya dan menjadikan perusahaan memutuskan hedging untuk menghindari
tersebut terdorong untuk hedging dalam kerugian. Implikasi dari hasil penelitian ini
menghindari risiko yang dapat merugikan adalah perusahaan dengan profitabilitas tinggi
(Ariani & Sudiartha, 2017). Hasil penelitian ini memiliki aktivitas usaha yang luas dan bisa jadi
sesuai dengan pecking order theory yang terlibat dalam perdagangan internasional yang
menerangkan bahwa penggunaan dana internal rentan terhadap risiko fluktuasi nilai tukar. Hal
lebih dipilih perusahaan dalam mendanai ini kemudian membuat perusahaan dengan
kegiatannya yang mengakibatkan kebutuhan profitabilitas tinggi perlu melakukan hedging
likuiditas perusahaan tinggi. Perusahaan yang untuk meminimalisir terjadinya kerugian akibat
mempunyai tingkat likuiditas tinggi memiliki selisih kurs.
cadangan aset lancar yang besar dan dapat
digunakan untuk mengantisipasi risiko sehingga Pengaruh Financial Distress terhadap
probabilitas hedging menjadi rendah. Implikasi Keputusan Hedging Perusahaan
dari hasil penelitian ini adalah perusahaan Hasil penelitian menunjukan bahwa financial
dengan tingkat likuiditas yang rendah memiliki distress tidak berpengaruh terhadap keputusan
risiko gagal bayar yang tinggi. Adanya utang hedging perusahaan yang berarti H6 ditolak. Hal
yang didenominasi valuta asing akan ini karena sebagian besar perusahaan yang ada
memperbesar risiko gagal bayar pada dalam penelitian ini memiliki utang dalam
perusahaan. Hal ini kemudian membuat valuta asing. Selain itu perusahaan dalam
perusahaan dengan likuiditas yang rendah harus penelitian ini juga memiliki utang dalam suku
menggunakan hedging untuk menghindari bunga mengambang. Sedangkan identifikasi
fluktuasi nilai tukar yang dapat memperbesar keadaan financial distress yang menggunakan z-
utang perusahaan. score dilakukan dengan menilai kegiatan
operasional perusahaan secara keseluruhan tidak
Pengaruh Profitabilitas terhadap Keputusan dari segi utang saja. Hal ini kemudian
Hedging Perusahaan menjadikan tidak berpengaruhnya financial
Hasil penelitian menunjukan bahwa distress terhadap keputusan hedging
profitabilitas berpengaruh positif terhadap perusahaan. (Nuzul & Lautania, 2015). Hasil
keputusan hedging perusahaan yang berarti H5 penelitian ini tidak sesuai dengan pecking order
diterima. Tingginya profitabilitas yang dimiliki theory yang menjelaskan bahwa perusahaan
menjadikan perusahaan lebih cepat dalam dalam memenuhi kebutuhan dananya
melakukan perluasan bisnisnya bahkan bisa menerapkan kebijakan penjualan aset-aset yang
sampai ke luar negeri. Adanya kedinamisan ada. Ketika perusahaan tidak mampu memenuhi
keadaan pasar internasional menimbulkan kewajibannya tepat waktu maka hal tersebut
kehati-hatian perusahaan dalam melakukan merupakan pertanda adanya fianancial distress
setiap aktivitas bisnisnya agar terhindar dari pada perusahaan. Hedging digunakan
kerugian. Selain itu terlibatnya dalam perusahaan untuk menyesuaikan jatuh tempo
perdagangan internasional menimbulkan antara aset dan kewajiban yang kemudian dapat
transaksi dengan beberapa negara yang mengurangi kemungkinan terjadinya

664
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
kebangkrutan pada perusahaan. Implikasi dari 77, 269–282.
hasil penelitian ini adalah perusahaan dalam https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2015.05
mengambil keputusan hedging tidak perlu .006
memperhatikan kondisi financial distress yang
dialami perusahaan. Perusahaan dapat Afza, T., & Alam, A. (2011). Determinants of
menggunakan hedging ketika memiliki utang Corporate Hedging Policies: A Case of
yang didenominasi valuta asing atau memiliki Foreign Exchange and Interest Rate
utang dalam suku bunga mengambang. Derivative Usage. African Journal of
Business Management, 5(14), 5792–5797.
KESIMPULAN https://doi.org/10.5897/AJBM11.217

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Ahmad, G. N., Mardiyati, U., & Nashrin, A. S.
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif (2015). Analysis of Hedging Determinants
terhadap keputusan hedging perusahaan with Foreign Currency Derivative
manufaktur di Indonesia. Perusahaan dengan Instruments on Companies Listed on Bei
ukuran yang besar memiliki aktivitas usaha yang Period 2012-2015. Jurnal Riset
luas dan memiliki eksposur nilai tukar yang Manajemen Sains Indonesia, 6(2), 540–
besar sehingga memerlukan hedging untuk 557.
melindungi arus kas dan aset yang dimilikinya.
Likuiditas berpengaruh negatif terhadap Ambarwati, S. D. A. (2010). Manajemen
keputusan hedging perusahaan manufaktur di Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha
Indonesia. Perusahaan dengan likuiditas tinggi Ilmu.
memiliki dana cadangan yang cukup dan
mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya Ariani, N. N. N., & Sudiartha, G. M. (2017).
dengan baik sehingga probabilitas hedging Pengaruh Leverage, Profitabilitas dan
menjadi rendah. Profitabilitas berpengaruh Likuiditas terhadap Keputusan Hedging
positif terhadap keputusan hedging perusahaan Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa
manufaktur di Indonesia. Profitabilitas tinggi Efek Indonesia. E-Journal Manajemen
pada perusahaan menunjukan aktivitas usaha Unud, 6(1), 347–374.
yang dilakukan cenderung lebih luas dan
menghasilkan pendapatan dalam berbagai mata Astyrianti, N. N., & Sudiartha, G. M. (2017).
uang sehingga hedging digunakan perusahaan Pengaruh Leverage, Kesempatan Tumbuh,
untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya Kebijakan Dividen dan Likuidtas terhadap
selisih kurs yang merugikan. Keputusan Hedging PT Unilever Tbk. E-
Journal Manajemen Unud, 6(3), 1312–
Keterbatasan dari penelitian ini adalah nilai 1339.
Negelkerke’s R Square yang didapatkan sebesar
38% sehingga masih terdapat 62% variabel lain Bank Indonesia. Pinjaman Luar Negeri
di luar model penelitian ini yang dapat Perusahaan Bukan Bank, Pub. L. No.
menjelaskan keputusan hedging perusahaan. 12/1/PBI/2010 (2013). Indonesia: Pusat
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Riset dan Edukasi Bank Sentral, Bank
menambahkan variabel independen lain dalam Indonesia. Retrieved from
melihat probabilitas keputusan hedging https://www.bi.go.id/id/peraturan/kodifika
perusahaan. Penambahan sampel penelitian dari si/non-bank/Pages/2.1.2.3. Pinjaman Luar
sektor lainnya atau penggunaan tahun penelitian Negeri Perusahaan Bukan Bank.aspx
yang lebih panjang juga dapat dilakukan oleh
penelitian selanjutnya. Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia
tentang Penerapan Prinsip Kehati-hatian
DAFTAR PUSTAKA dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri
Korporasi Non Bank, Pub. L. No.
Adam, T. R., Fernando, C. S., & Salas, J. M. 16/21/PBI/2014 (2014). Indonesia: Divisi
(2017). Why Do Firms Engage in Selective Informasi Hukum, Departemen Hukum.
Hedging? Evidence from The Gold Mining Retrieved from
Industry. Journal of Banking and Finance, https://www.bi.go.id/id/peraturan/moneter

665
Ika Elinda Sasmita & Ulil Hartono. Karakteristik Perusahaan, Financial Distress, dan Keputusan
Hedging: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia

/Pages/pbi_162114.aspx Horne, J. C. Van, & Wachowicz Jr, J. M. (2013).


Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
Bank Indonesia. (2018a). Kurs Transaksi Bank (13th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Indonesia. Retrieved September 28, 2018,
from Jiwandhana, R. S. P., & Triaryati, N. (2016).
https://www.bi.go.id/id/moneter/informasi Pengaruh Leverage dan Profitabilitas
-kurs/transaksi-bi/Default.aspx terhadap Keputusan Hedging Perusahaan
Manufaktur Indonesia. E-Jurnal
Bank Indonesia. (2018b). Posisi Pinjaman Luar Manajemen Unud, 5(1), 31–58.
Negeri Swata (Bukan Bank) Menurut
Sektor Ekonomi. Retrieved November 21, Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan.
2018, from Jakarta: Rajawali Pers.
https://www.bi.go.id/id/statistik/seki/terki
ni/eksternal/Contents/Default.aspx Kautsar, A. (2014). Analisis Pengaruh Firm
Size, DER dan Sales Growth terhadap
Bhagawan, P. M., & Lukose, J. P. J. (2017). The Dividend Payout Ratio dengan ROE
Determinants of Currency Derivatives sebagai Variabel Intervening pada
Usage Among Indian Non-Financial Perusahaan Non Keuangan yang Listed di
Firms: An Empirical Study. Studies in BEI Tahun 2009 - 2011. Jurnal Bisnis
Economics and Finance, 34(3), 363–382. Strategi, 23(2), 1–13.
https://doi.org/10.1108/SEF-09-2014-
0172 Keown, A. J., Marthin, J. D., Petty, J. W., &
Junior, D. F. S. (2010). Manajemen
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2014). Dasar- Keuangan: Prinsip dan Penerapan.
Dasar Manajemen Keuangan (11th ed.). Jakarta: PT Indeks.
Jakarta: Salemba Empat.
Kodrat, D. S., & Herdinata, C. (2009).
Bursa Efek Indonesia. (2018). Laporan Manajemen Keuangan based on Empirical
Keuangan dan Tahunan. Retrieved Research. Yogyakarta: Graha Ilmu.
December 12, 2018, from
https://www.idx.co.id/perusahaan- Kurniawan, D. P., & Asandimitra, N. (2018).
tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Penggunaan Instrumen Derivatif sebagai
Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Pengambilan Keputusan Hedging pada
Bandung: Alfabeta. Perusahaan Sektor Keuangan yang
Terdaftar di BEI Periode 2011- 2015.
Goklas, F., & Wahyudi, S. (2016). Kebijakan Jurnal Ilmu Manajemen, 6(November
Hedging dan Faktor-Faktor yang 2015), 1–11.
Mempengaruhinya (Studi Empiris pada
Perusahaan Non Finansial yang Terdaftar Kussulistyanti, M. J. W. A., & Mahfudz. (2016).
Di BEI Periode 2012-2014). Diponegoro Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Journal of Managements, 5, 1–14. Keputusan Hedging dengan Derivatif
Valuta Asing (Studi pada Perusahaan Non-
Griffin, R. W., & Pustay, M. W. (2015). Bisnis Finansial yang Terdaftar di Bursa Efek
Internasional: Sebuah Perspektif Indonesia Periode Tahun 2011-2014).
Manajerial (8th ed.). Jakarta: Salemba Diponegoro Journal of Management, 5(3),
Empat. 1–14.

Guniarti, F. (2014). Faktor-Faktor yang Lianto, D. (2013). Penilaian Kinerja Keuangan


Mempengaruhi Aktivitas Hedging dengan Perusahaan Menggunakan Analisis Du
Instrumen Derivatif Valuta Asing. Jurnal Pont. Jurnal JIBEKA, 7(3), 25–31.
Dinamika Manajemen, 5(1), 64–79.
Retrieved from Madura, J. (2006). Keuangan Perusahaan
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jd Internasional (8th ed.). Jakarta: Salemba
m Empat.

666
Jurnal Ilmu Manajemen Volume 7 Nomor 3 – Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya 2019
Megawati, I. A. P., Wiagustini, L. P., & Artini, Sprcic, D. M., & Sevic, Z. (2012). Determinants
L. G. S. (2016). Determinasi Keputusan of Corporate Hedging Decision: Evidence
Hedging pada Perusahaan Manufaktur di from Croatian and Slovenian Companies.
Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Research in International Business and
Dan Bisnis Universitas Udayana, 10(5), Finance, 26(1), 1–25.
3391–3418. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2011.05.00
1
Mugo, G. E., & Nyali, K. T. (2015). Corporate
Hedging Strategies in The Financial Sector Sudana, I. M. (2015). Manajemen Keuangan
in Kenya. International Journal of Perusahaan Teori dan Praktik (2nd ed.).
Business. Social and Education, 1, 222– Jakarta: Erlangga.
246.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi.
Nuzul, H., & Lautania, M. F. (2015). Pengaruh Yogyakarta: Kansius.
Leverage, Financial Distress, dan Growth
Options terhadap Aktivitas Hedging Pada Vural-Yavas, C. (2016). Determinants of
Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar Corporate Hedging: Evidence from
di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika Emerging Market. International Journal of
Akuntansi Dan Bisnis, 2(2), 104–113. Economics and Finance, 8(12), 151.
https://doi.org/10.5539/ijef.v8n12p151
Peihwang, W., Li, X., & Bei, Z. (2017).
Corporate Hedging, Firm Focus and Firm Widyagoca, I. G. P. A., & Lestari, P. V. (2016).
Size: The Case of REITs. Emerald Pengaruh Leverage, Growth
Publishing Limited, 43(3), 313–330. Opportunities, dan Liquidity Terhadap
Pengambilan Keputusan Hedging PT
Rahardjo, B. (2007). Keuangan dan Akuntansi Indosat Tbk. E-Journal Manajemen Unud,
untuk Manajer Non Keuangan. 5(2), 1282–1308.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rossi, J. L. J. (2013). Hedging, Selective


Hedging, or Speculation? Evidence of The
Use of Derivatives by Brazilian Firms
During The Financial Crisis. Journal of
Multinational Financial Management,
23(5), 415–433.
https://doi.org/10.1016/j.mulfin.2013.08.0
04

Saragih, F., & Musdholifah. (2017). Pengaruh


Growth Opportunity , Firm Size , dan
Liquidity terhadap Keputusan Hedging
pada Perusahaan Perbankan Indonesia.
Jurnal Ilmu Manajemen, 5, 1–10.
https://doi.org/10.15446/historelo.v10n19.
61601

Sianturi, C. N., & Pangestuti, I. R. D. (2015).


Pengaruh Liquidity, Firm Size, Growth
Opportunity, Financial Distress, Leverage
dan Managerial Ownership terhadap
Aktivitas Hedging dengan Instrumen
Derivatif. Diponegoro Journal of
Management, 4.

667

You might also like