Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No.

3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG KARIES GIGI DAN


LOMBA GOSOK GIGI DI WILAYAH RT 08 KELURAHAN MURNI
Mira Andani1), Robby Hardian2), Win Fadillah3), Vevi Suryenti Putri4), Maimaznah5)
1,2,3,4
Prodi Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturahim Jambi
5
Prodi DIII Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Baiturahim Jambi
Email.miraandani07@gmail.com

ABSTRACT
Damage of teeth can be affect for health of the other body, so it will interfere with daily activities.
Based of the assessment in 26 school-age children in RT 08 Kelurahan Murni, showed 20 people
(76.92%) who had tooth holes and black teeth, even though 18 people (69.23%) had brushed their
teeth twice a day . Therefore, it is necessary to conduct health education on dental caries and tooth
brushing competitions accompanied by demonstrations so that children can find out how to brush
their teeth properly to avoid dental caries. The target of this counseling is that school-age children
can practice the correct way of brushing their teeth to prevent dental caries. Extension activities
were carried out for 45 minutes with the stages of directing participants to the place to be
counseled, opening the presentation delivered by the moderator, delivering counseling material
delivered by the presenter, demonstrating how to brush teeth properly, directing children to take
part in brushing competitions, conducting competitions brush your teeth, give gifts to children who
can brush their teeth properly, evaluate the counseling participants, distribute leaflets to the
audience, document activities. The results of counseling activities are children are able to do the
right way to brush their teeth.

Keywords: brushing teet, dental caries, school age, children

ABSTRAK
Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data pengkajian, pada 26 anak usia sekolah di
wilayah RT 08 Kelurahan Murni menunjukkan 20 orang (76,92%) kondisi gigi anak usia sekolah
berlubang dan hitam, meskipun 18 orang (69,23%) anak sudah menggosok gigi 2 kali dalam sehari.
Oleh karena itu perlu diadakan penyuluhan kesehatan tentang karies gigi dan lomba gosok gigi
yang disertai dengan demonstrasi agar anak bisa mengetahui bagaimana cara menggosok gigi yang
benar agar terhindar dari karies gigi. Adapun target dalam penyuluhan ini adalah anak usia sekolah
dapat mempraktekkan cara menggosok gigi yang benar untuk mencegah karies gigi. Kegiatan
penyuluhan dilaksanakan selama 45 menit dengan tahapan berupa mengarahkan peserta ke tempat
yang akan dilakukan penyuluhan, melakukan pembukaan yang disampaikan oleh moderator,
menyampaikan materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyaji, mendemonstrasikan cara
menggosok gigi yang benar, mengarahkan anak untuk mengikuti lomba gosok gigi, melakukan
lomba gosok gigi, memberikan hadiah pada 3 anak yang bisa gosok gigi yang benar, melakukan
evaluasi pada peserta penyuluhan, membagikan leaflet pada audiens, mendokumentasikan kegiatan.
Hasil dari kegiatan penyuluhan adalah anak mampu melakukan cara menggosok gigi yang benar.

Kata Kunci : karies gigi, gosok gigi, anak usia sekolah

PENDAHULUAN anggota tubuh lainnya, sehingga akan


Gigi merupakan satu kesatuan dengan mengganggu aktivitas sehari-hari. Salah
anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan satu faktor yang dapat merusak gigi adalah
pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan makanan dan minuman, yang mana ada
210
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

yang menyehatkan gigi dan ada pula yang Perkembangan psikologis anak usia sekolah
merusak gigi. Upaya kesehatan gigi perlu di lihat dari perjuangan anak mendapatkan
ditinjau dari aspek lingkungan, kompetensi dan keterampilan yang penting
pengetahuan, pendidikan, kesadaran bagi mereka untuk sejajar dengan orang
masyarakat dan penanganan kesehatan gigi dewasa (Wong, 2014).
termasuk pencegahan dan perawatan. Usia sekolah merupakan masa dimana
Namun sebagian besar orang mengabaikan anak suka jajan makanan sembarangan
kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. sesuai dengan yang dia suka seperti gula-
Perawatan gigi dianggap tidak terlalu gula namun motivasi yang dimiliki dalam
penting, padahal manfaatnya sangat vital melakukan perawatan gigi kurang. Apabila
dalam menunjang kesehatan dan anak terlalu banyak makan-makanan manis
penampilan (Pratiwi, 2017). dan jarang membersihkan segera setelah
Mulut bukan hanya untuk pintu makan manis tersebut maka akan timbul
masuknya makanan dan minuman, tetapi masalah pada gigi-giginya. Gigi anak akan
fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak rusak dan berlubang karena kuman
orang mengetahui. Mulut merupakan sehingga muncul masalah kesehatan gigi
bagian yang penting dari tubuh kita dan yaitu karies gigi (Machfoedz dan Zein,
dapat dikatakan bahwa mulut adalah cermin 2015).
dari keadaan gigi karena banyak penyakit Anak sekolah tidak dapat ditebak selera
umum mempunyai gejala-gejala yang dapat makan yang disenangi, perubahan sikap
dilihat dalam mulut. Pada umumnya terhadap makan dipengaruhi oleh beberapa
keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk faktor, salah satunya adalah pengaruh dari
dan anak lebih banyak makanan dan luar. Pada masa-masa inilah, perhatian ibu
minuman yang menyebabkan karies terhadap pengaruh pola konsumsi makanan
dibanding orang dewasa (Machfoedz dan anak sangat penting agar terhindar dari
Zein, 2015). karies gigi (Susilowati & Kuspriyanto,
Usia sekolah adalah usia puncak 2016).
pertumbuhan anak sekolah dasar yang Karies gigi merupakan penyakit kronis
berusia sekitar 7-12 tahun. Usia sekolah anak-anak yang sering terjadi dan
merupakan masa-masa pertumbuhan paling tingkatnya 5 kali lebih tinggi dari asma.
pesat kedua setelah masa balita. Kesehatan Karies merupakan penyebab patologi
yang optimal akan menghasilkan primer atas penanggalan gigi pada anak-
pertumbuhan yang optimal pula. Perhatian anak (Irma & Intan, 2013). Karies gigi
terhadap kesehatan sangatlah diperlukan, sering terjadi pada anak sekolah karena
pendidikan juga digalakkan untuk anak terlalu sering makan cemilan yang
perkembangan mental yang mengacu pada lengket dan banyak mengandung gula.
keterampilan anak (Susilowati & Konsistensi makan, seperti sifat lengket,
Kuspriyanto, 2016). juga menentukan panjang waktu pajan
Perkembangan kognitif anak akan telihat terhadap karbohidrat dengan planque
dari kemampuan untuk berfikir dengan cara bakteri. Didalam planque inilah bakteri
yang logis bukan sesuatu yang abstrak. pembentuk asam berkembangbiak sembari
Pada usia 7 tahun anak memasuki tahap meragi karbohidrat. Pada level tertentu,
yaitu perkembangan konkret. Pada tahap ini asam yang terbentuk akan menyebabkan
kemampuan anak untuk berpikir secara perlubangan.
logis semakin berkembang. Hubungan Makanan yang dapat dengan mudah
dengan teman sebaya pun sudah terjalin. menimbulkan karies, antara lain keripik

211
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

kentang, permen (terurtama permen karet), memberikan motivasi. Apabila orang tua
kue yang berisi krim, kue kering, dan berperan maka anak akan mengerti dan
minuman manis. Namun, pada prinsipnya mengamati kemudian anak dapat meniru
makanan apapun (termasuk buah-buahan) apa yang dilakukan atau diajarkan oleh
dapat menimbulkan karies bila sesudah orang tua mereka. Sikap dan perilaku orang
makan anak tidak dibiasakan segera tua dalam pemeliharan kesehatan gigi
menggosok gigi (Arisman, 2011). memberi pengaruh yang cukup signifikan
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat terhadap perilaku anak.
Indonesia masih merupakan hal yang perlu Orang tua harus mengetahui cara
mendapat perhatian serius dari tenaga merawat gigi anaknya tersebut, dan orang
kesehatan, baik dokter, perawat dan tua juga harus mengajari anaknya cara
perawat gigi. Menurut data terbaru yang merawat ggi yang baik. Orang tua dapat
dikeluarkan Departemen Kesehatan dari mengurangi risiko terjadinya karies gigi
Riskesdas (2018) mencatat proporsi dengan melakukan cara pencegahan karies
masalah gigi dan mulut sebesar 57,6%, dengan berkumur dengan air bersih setelah
yang mendapatkan pelayanan dari tenaga minum susu maupun makan makanan
medis gigi sebesar 10,2% dan perilaku manis, membiasakan anaknya
menyikat gigi yang benar sebesar 2,8%. memeriksakan gigi mereka ke dokter gigi 2
Berdasarkan Riskesdas (2013) persentase kali dalam 1 tahun dan menggosok gigi
penduduk yang mempunyai masalah untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut.
kesehatan gigi dan mulut sebesar 25,9% Peranan orang tua hendaknya
sedangkan untuk Provinsi Jambi ditingkatkan dalam mengajarkan anak
menunjukkan indeks karies gigi sebesar membiasakan diri untuk menyikat gigi
4,6%. secara teratur guna menghindarkan
Upaya pemeliharan kesehatan gigi kerusakan gigi pada anak. Salah satu contoh
sebaiknya dilakukan sedini mungkin sederhana dalam pemeliharaan kesehatan
sehingga karies gigi dapat dicegah agar gigi anak yaitu selalu mengajarkan anak
tidak sampai terjadi pada anak-anak tentang waktu yang tepat dan cara yang
(Septianingtias & Sulistyowati, 2017). baik utuk menggosok gigi serta selalu
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengingatkan anak agar setelah
mencegah terjadinya karies, tentu sudah mengkonsumsi makanan manis sebaiknya
jelas, ialah menggosok gigi dengan pasta segera berkumur dengan air. Dengan
gigi (sebaiknya segera sesudah makan), di adanya dasar-dasar ilmu yang didapat dari
samping tidak mengkonsumsi makanan orang tua, anak dapat mengaplikasikannya
yang lengket atau bergula. Karies yang dalam kehidupan sehari-hari yang
terjadi pada gigi memang tidak berbahaya, dijalaninya.
namun kejadian ini biasanya berlanjut Orang tua mempunyai peran yang sangat
sampai anak memasuki usia remaja bahkan dominan dalam upaya pencegahan karies
sampai dewasa. Gigi yang berlubang akan gigi, dimana orang tua harus mengetahui
menyerang gigi permanen sebelum gigi cara merawat gigi anak dan orang tua juga
tersebut berhasil menebus gusi (Arisman, harus mengajarkan anaknya cara merawat
2011). gigi dengan baik sehingga dapat mencegah
Pentingnya peran orang tua dalam proses terjadi kerusakan pada gigi. Pada anak-
pendidikan anak, dilihat dari bagaimana anak, karies gigi masih sering terjadi akibat
orang tua menjadi contoh yang baik dengan kurang kesadaran dan perhatian dari orang
cara membimbing, mengarahkan, dan tua. Banyak orang tua tidak mengetahui

212
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

bahwa karies gigi menjadi indikator dan memahami tentang karies gigi. Anak
keberhasilan upaya pemeliharaan kesehatan sekolah dapat mengaplikasikan cara
gigi. Maka dari itu, perhatian orang tua menggosok gigi yang benar dalam
berperan penting terhadap kesehatan gigi kehidupan sehari-hari.
pada anak, terutama anak-anak yang masih Rencana tindak lanjut dari kegiatan
balita maupun usia dini. penyuluhan tentang karies gigi adalah
Berdasarkan hasil penelitian Widyanto berkoordinasi dengan pihak puskesmas
(2014) menunjukkan bahwa sebagian besar program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
anak mengalami karies gigi yang (UKGS) untuk melakukan penyuluhan
disebabkan karena peran orang tua yang tentang karies gigi dengan melibatkan kader
kurang. Untuk itu, Peran orang tua sangat di kelurahan murni yang dilaksanakan di
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya sekolah-sekolah dengan jadwal 3 bulan
karies gigi pada anak. Peran orang tua juga sekali.
sangat penting terhadap derajat kesehatan
gigi terutama untuk karies gigi, maka dari METODE PELAKSANAAN
itu diperlukan pendekatan khusus dalam Pelaksanaan kegiatan penyuluhan akan
bentuk perilaku positif. dilaksanakan selama 45 menit dengan
Berdasarkan data yang didapatkan dari tahapan berupa:
hasil pengkajian yang dilakukan oleh 1. Mengarahkan peserta ke tempat yang
kelompok Rufaidah, pada 26 orang anak akan dilakukan penyuluhan
sekolah di wilayah RT.08 Kel. Murni 2. Melakukan pembukaan yang
menunjukkan 20 orang (76,92%) anak usia disampaikan oleh moderator
sekolah berdasarkan kondisi gigi anak saat 3. Menyampaikan materi penyuluhan
ini adalah berlubang dan hitam, meskipun yang disampaikan oleh penyaji
18 orang (69,23%) anak sudah menggosok 4. Mendemonstrasikan cara menggosok
gigi 2 kali dalam sehari, tetapi masih gigi yang benar
banyak ditemukan gigi anak yang 5. Mengarahkan anak untuk mengikuti
berlubang dan hitam. Hal ini dikarenakan lomba gosok gigi
anak usia sekolah tidak mengetahui 6. Melakukan lomba gosok gigi
bagaimana cara menggosok gigi yang 7. Memberikan hadiah pada 3 anak yang
benar, sehingga walaupun sudah bisa gosok gigi yang benar
menggosok gigi 2 kali dalam sehari anak 8. Melakukan evaluasi pada peserta
tetap terkena caries gigi. Oleh karena itu penyuluhan
perlu diadakan penyuluhan kesehatan 9. Membagikan leaflet pada audiens
tentang karies gigi dan lomba gosok gigi 10. Mendokumentasikan kegiatan
yang disertai dengan demonstrasi agar ibu
dan anak bisa mengetahui bagaimana cara
menggosok gigi yang benar untuk terhindar HASIL PEMBAHASAN
dari karies gigi serta ibu dapat Karies gigi adalah kerusakan jaringan
mengingatkan anak untuk selalu memelhara keras gigi yang disebabkan oleh asam yang
kesehatan mulut dan gigi di rumah setelah ada dalam karbohidrat melalui perantara
dilakukan kegiatan ini. mikroorganisme yang ada dalam saliva
(Irma & Intan, 2013).
TARGET DAN LUARAN Karies merupakan penyebab patologi
Adapun target luaran dalam penyuluhan primer atas penanggalan gigi pada anak-
ini adalah Anak sekolah dapat mengenal anak (Irma & Intan, 2013). Karies gigi

213
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

sering terjadi pada anak sekolah karena Cara pencegahan karies gigi anak
anak terlalu sering makan cemilan yang dapat dilakukan, diantaranya ajarkan anak
lengket dan banyak mengandung gula. untuk membiasakan gosok gigi, baik
Pada prinsipnya makanan apapun setelah makan maupun sebelum tidur,
(termasuk buah-buahan) dapat bersihkan permukaan gigi dari plak yang
menimbulkan karies bila sesudah makan menempel agar sisa-sisa makanan
anak tidak dibiasakan segera menggosok terangkat, kurangi mengkonsumsi yang
gigi (Arisman, 2011). manis-manis, seperti buah, permen, dan
Karies gigi disebabkan oleh 3 cokelat, rajin berkumur setelah makan atau
faktor/komponen yang saling beinteraksi, minum sesuatu terutama setelah minum
yaitu komponen dari gigi dan air ludah yang manis, hindari konsumsi soda atau
(saliva) yang meliputi: komposisi gigi, minuman sejenis, periksakan kesehatan gigi
posisi gigi, ph saliva, kekentalan saliva, dengan teratur untuk mencegah munculnya
komponen mikroorganisme yang ada dalam karies gigi pada anak (Susilowati &
mulut yang mampu menghasilkan asam Kuspriyanto, 2016).
melalui peragian yaitu: Streptococcus, Cara menggosok gigi yang benar,
laktobasil, komponen makanan yang posisikan sikat gigi pada sudut 450 dari
mengandung karbohidrat misalnya sukrosa gusi, maju dan mundur secara lembut
dan glukosa yang dapat diragikan oleh dengan gerakan pendek, gunakan ujung
bakteri tertentu dan membentuk asam (Irma sikat untuk membersihkan permukaan
& Intan, 2013). dalam gigi depan dengan gerakan keatas
Sedangkan menurut (Arisman, 2011) dan bawah, sikat lidah dengan lembut untuk
faktor penyebab karies gigi adalah host menghilangkan bakteri dan menjaga tetap
(Gigi), bakteri, substrat atau makanan, segar.
waktu. Menurut Sripgupta (2011) tanda dan Menurut penelitian Andhini (2014)
gejala karies gigi sebagai berikut terdapat tentang “Penyuluhan Kesehatan Tentang
bintik berwarna coklat kekuning-kuningan Karies Gigi Dan Lomba Gosok Gigi Di
pada gigi yang tidak dibersihkan setelah Wilayah Rt 08 Kelurahan Murni”
penyikatan, gigi yang sensitif dengan menunjukkan bahwa kejadian karies gigi
minuman dingin atau panas, gigi terasa anak, keadaan diperburuk dengan tingkat
sakit. pengetahuan anak dalam menggosok gigi
Sedangkan menurut Pratiwi (2017) yang kurang sebanyak (59%), sikap anak
tanda dan gejala munculnya karies gigi dalam menggosok gigi yang tidak
adalah tanda awal adalah lesi berbecak mendukung (61%), tindakan anak dalam
putih pada permukaan gigi, sebuah lesi menggosok gigi yang tidak baik (55%).
yang muncul cokelat dan mengkilap Hasil uji X2 menunjukkan bahwa ada
menunjukkan karies pernah hadir tapi hubungan yang bermakna antara perilaku
proses demineralisasi telah berhenti, menggosok gigi pada anak dengan kejadian
meninggalkan noda, sebuah bercak cokelat karies gigi, (p<0,05).
yang kusam dalam penampilan mungkin Pelaksanaan penyuluhan telah sesuai
tanda karies aktif, sakit gigi serta linu pada dengan yang direncanakan yaitu Kamis, 27
gigi yang berlubang apabila gigi tersebut Juni 2019 di Kediaman Ketua RT 08
terkena rangsangan dingin, panas, makanan Kelurahan Murni, namun waktu
asin dan manis. Rasa sakit tersebut akan pelaksanaan tidak sesuai dengan yang
menghilang sekitar 1 sampai 2 detik setelah direncanakan yang semula pada pukul
rangsangan dihilangkan, bau mulut. 14.00 WIB, namun pelaksanaan kegiatan

214
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

dimulai pada pukul 14.25 WIB dikarenakan yang benar ke peserta selama 5 menit.
belum hadirnya ibu-ibu dari anak yang Acara kemudian dilanjutkan dengan lomba
datang menghadiri acara disebabkan gosok gigi, pemberian hadiah dan evaluasi
banyak kegiatan rumah yang tidak bisa materi penyuluhan yang telah disampaikan.
ditinggalkan.

Gambar 3. Kegiatan penyuluhan


Gambar 1. Kegiatan penyuluhan Pelaksanaan penyuluhan dilangsungkan
Sasaran penyuluhan dilakukan kepada sesuai dengan perencanaan kegiatan baik
ibu dan seluruh anak sekolah dasar di RT dari pembukaan, penyajian materi, tanya
08 Kel. Murni tetapi juga ada anak usia jawab, demonstrasi, lomba gosok gigi,
sekolah yang hadir dalam penyuluhan dari kesimpulan dan penutup. Dari keseluruhan
RT.12. Anak sekolah yang datang kegiatan acara penyuluhan dan lomba
berjumlah 39 orang serta 7 orang ibu yang gosok gigi telah dilaksanakan dengan
datang saat acara penyuluhan. lancar dan baik, baik dari segi tempat yang
kondusif, materi penyaji yang kompeten,
demonstrasi dan lomba yang efektif,
maupun peserta yang aktif dalam
penyuluhan tersebut, Setelah dilaksanakan
penyuluhan anak sekolah dapat mulai
mengenal dan memahami tentang karies
gigi dan anak sekolah dapat
menerapkannya cara menggosok gigi yang
benar dalam kehidupan sehari-hari agar
mencegahnya karies gigi sedari dini.
Gambar 2. Kegiatan penyuluhan
Sebelum acara dimulai anak- anak
mengisi absensi, acara selanjutnya
membuka penyuluhan dengan sambutan
oleh moderator, dan membuat kontrak
waktu dengan peserta penyuluhan. Setelah
itu penyaji menanyakan mengenai gigi
berlubang kepada peserta sebelum
menyampaikan materi. Penyaji
menyampaikan materi selama 20 menit dan
3 menit terakhir dilakukan sesi tanya jawab. Gambar 4. Kegiatan penyuluhan
Lalu penyaji menampilkan video serta
mendemonstrasikan cara menggosok gigi

215
Jurnal Abdimas Kesehatan (JAK) Vol 1, No. 3, November 2019
Doi : 10.36565/jak.v1i3.49
p-ISSN :2655-9226
e-ISSN: 2655-9218

Tabel 1. Pemenang Lomba Gosok Gigi tentang karies gigi dan lomba gosok gigi,
No Nama Alasan terima kasih juga untuk dosen pembimbing
1 Khonsa Urutan dan cara atas bimbingan mereka, serta masyarakat
Syarifah menggosok gigi sudah RT 08 Kelurahan Murni yang telah
benar dan tidak lupa membantu engabdian masyrakat ini
menggosok lidah yang
berjalan dengan sukses, kemudian untuk
jarang dilakukan oleh
anak-anak lainnya.
teman-teman kelompok Rufaidah terima
2 Sausan Urutan dan cara kasih untuk kerja samanya, berkat semangat
Sumayyah menggosok gigi sudah dan bantuan teman- teman acara ini bisa
Alifah benar tapi tidak berjalan dengan lancar.
menggosok lidah
3 Fahtir Urutan menggosok DAFTAR PUSTAKA
Wijaya gigi masih terbalik- Arisman. 2011. Gizi dalam DAUR
balik tetapi cara KEHIDUPAN. Jakarta: ECG
menggosok giginya Irma & Intan. 2013. Penyakit Gigi, Mulut
sudah benar dan tidak dan THT. Yogyakarta: Nuha medika.
menggosok lidah
Kemenkes RI. 2018. Profil kesehatan
KESIMPULAN DAN SARAN Indonesia tahun 2017. Jakarta:
Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, Kemenkes RI
tanggal 27 Juni 2019 pukul 14.25 WIB di Kemenkes RI. 2013. Profil kesehatan
Kediaman Ketua RT 08 Kelurahan Murni Indonesia tahun 2012. Jakarta:
dan berakhir pada pukul 15.30 WIB. Kemenkes RI
Kegiatan ini dihadiri oleh 39 anak-anak dan Sulistyowati., Septianingtias. 2017.
7 ibu. Hasil dari kegiatan penyuluhan Tindakan pencegahan karies gigi
adalah anak-anak mampu menjelaskan pada siswa sekolah dasar
kembali materi penyuluhan yang telah berdasarkan teori Health Belief
disampaikan dan mampu melakukan cara Model. Surabaya: Jurnal Promkes.
menggosok gigi yang benar meskipun 5(1): 59-70.
urutannya masih ada yang salah. Srigupta. 2011. Panduan Singkat
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan Perawatan Gigi & Muut. Jakarta:
tentang Karies Gigi dan Lomba Gosok Gigi Prestasi Pustaka.
di RT 08 Kelurahan Murni diharapkan anak Susilowati & Kuspriyanto. 2016. Gizi
dapat menerapkan gosok gigi yang benar Dalam DAUR KEHIDUPAN.
pada waktu pagi dan malam hari agar dapat Bandung: PT Refika Aditama.
mencegah gigi berlubang pada anak. Wong. 2014. Buku Ajar Keperawatan
Pediatrik. Jakarta : EGC.
UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih kepada allah SWT karena
berkat dan rahmat-Nya lah acara ini bisa
berjalan dengan lancar, shalawat serta
salam juga tidak lupa kami haturkan pada
Nabi besar Muhammad, SAW, yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang seperti yang
kita rasakan saat oni, terima kasih ketua dan
kader RT 08 yang telah mengizinkan kami
untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan
216

You might also like